KEJADIAN DAN TINGKAT KEPARAHAN POST DURAL
PUNCTURE HEADACHE SETELAH TINDAKAN ANESTESI
SPINAL DENGAN JARUM 26G ATRAUCAN DIBANDINGKAN
DENGAN 26G QUINCKE PADA PASIEN BEDAH SESAR
OLEH:
dr. YUNITA DEWANI
NIM: 097114008
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
M
M
A
A
G
G
I
I
S
S
T
T
E
E
R
R
K
K
L
L
I
I
N
N
I
I
K
K
-
-
S
S
P
P
E
E
S
S
I
I
A
A
L
L
I
I
S
S
D
D
E
E
P
P
A
A
R
R
T
T
E
E
M
M
E
E
N
N
/
/
S
S
M
M
F
F
A
A
N
N
E
E
S
S
T
T
E
E
S
S
I
I
D
D
A
A
N
N
T
T
E
E
R
R
A
A
P
P
I
I
I
I
N
N
T
T
E
E
N
N
S
S
I
I
F
F
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
K
K
E
E
D
D
O
O
K
K
T
T
E
E
R
R
A
A
N
N
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
S
S
U
U
M
M
A
A
T
T
E
E
R
R
A
A
U
U
T
T
A
A
R
R
A
A
/
/
R
R
S
S
U
U
P
P
.
.
H
H
A
A
J
J
I
I
A
A
D
D
A
A
M
M
M
M
A
A
L
L
I
I
K
K
MEDAN
2
2
0
0
1
1
4
4
KEJADIAN DAN TINGKAT KEPARAHAN POST DURAL PUNCTURE
HEADACHE SETELAH TINDAKAN ANESTESI SPINAL DENGAN
JARUM 26G ATRAUCAN DIBANDINGKAN DENGAN 26G QUINCKE
PADA PASIEN BEDAH SESAR
TESIS
OLEH
dr. YUNITA DEWANI
NIM : 097114008
Pembimbing I : dr. A. Sani P. Nasution, SpAn. KIC
Pembimbing II : Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn, KIC. KAO
Tesis Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Magister Klinik-Spesialis Anestesiologi Program Pendidikan Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
M
M
A
A
G
G
I
I
S
S
T
T
E
E
R
R
K
K
L
L
I
I
N
N
I
I
K
K
-
-
S
S
P
P
E
E
S
S
I
I
A
A
L
L
I
I
S
S
D
D
E
E
P
P
A
A
R
R
T
T
E
E
M
M
E
E
N
N
/
/
S
S
M
M
F
F
A
A
N
N
E
E
S
S
T
T
E
E
S
S
I
I
D
D
A
A
N
N
T
T
E
E
R
R
A
A
P
P
I
I
I
I
N
N
T
T
E
E
N
N
S
S
I
I
F
F
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
K
K
E
E
D
D
O
O
K
K
T
T
E
E
R
R
A
A
N
N
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
S
S
U
U
M
M
A
A
T
T
E
E
R
R
A
A
U
U
T
T
A
A
R
R
A
A
/
/
R
R
S
S
U
U
P
P
.
.
H
H
A
A
J
J
I
I
A
A
D
D
A
A
M
M
M
M
A
A
L
L
I
I
K
K
MEDAN
2
2
0
0
1
1
4
4
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya sampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini sebagai syarat untuk memperoleh spesialis dalam bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/ RSUP H. Adam Malik Medan.
Saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik isi maupun bahasanya, namun demikian saya berharap bahwa tulisan ini dapat menambah perbendaharaan bacaan tentang kejadian dan tingkat keparahan post dural puncture headache setelah tindakan anestesi spinal dengan jarum 26G Atraucan dibandingkan dengan 26G Quincke pada pasien bedah sesar
Pada kesempatan berbahagia ini, perkenankan saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dr. A Sani P. Nasution, SpAn, KIC dan Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn. KIC. KAO sebagai pembimbing tesis saya, yang telah banyak memberikan petunjuk, perhatian serta bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini. Terimakasih juga kepada Drs. Abdul Jalil A.A, M. Kes, sebagai pembimbing statistik saya yang telah banyak membantu dalam penelitian ini khususnya dalam hal metodologi penelitian dan juga kepada Bapak Direktur RSUP. Haji Adam Malik, RSU Haji, RSU Pirngadi dan Rumah Sakit Kodam 1 Bukit Barisan di Kota Medan yang telah mengizinkan dan memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar, bekerja dan melakukan penelitian di lingkungan rumah sakit.
Yang terhormat Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn. KIC. KAO sebagai Kepala Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-USU/RSUP H. Adam Malik, dr. Hasanul Arifin, SpAn. KAP. KIC sebagai Ketua Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif, DR. dr. Nazaruddin Umar, SpAn. KNA sebagai
Sekretaris Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif serta dr. Akhyar Hamonangan Nasution, SpAn. KAKV sebagai Sekretaris Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif yang telah banyak memberi petunjuk, pengarahan serta nasehat dan keikhlasan telah mendidik selama saya menjalani program ini sebagai guru bahkan orangtua, selama saya mengikuti pendidikan di Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan.
Yang terhormat guru-guru saya di jajaran Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, saya mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga, dr. A. Sani P. Nasution, SpAn. KIC ; dr. Chairul M. Mursin, SpAn, KAO ; Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn. KIC. KAO ; dr. Hasanul Arifin, SpAn. KAP. KIC ; DR. dr. Nazaruddin Umar, SpAn. KNA ; dr. Akhyar H Nasution, SpAn. KAKV ; dr. Asmin Lubis, DAF, SpAn. KAP. KMN ; dr. Ade Veronica HY, SpAn. KIC ; dr. Soejat Harto, SpAn. KAP ; dr. Yutu Solihat, SpAn. KAKV ; (Alm) dr. Nadi Zaini Bakri SpAn : (Alm) dr. Muhammad AR, SpAn ; dr. Syamsul Bahri Siregar, SpAn ; dr. Tumbur, SpAn ; dr. Walman Sihotang, SpAn; dr. Nugroho Kunto Subagio, SpAn ; dr. Dadik W. Wijaya, SpAn ; dr. M. Ihsan, SpAn. KMN ; dr. Guido M. Solihin, SpAn ; dr. Qodri F. Tanjung, SpAn. KAKV ; dr. Rommy F. Nadeak, SpAn ; dan dr. Rr. Shinta Irina, SpAn ; yang telah banyak memberikan bimbingan dalam bidang ilmu pengetahuan di bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif, baik secara teori maupun keterampilan sehingga menimbulkan rasa percaya diri, baik dalam bidang keahlian maupun pengetahuan umum lainnya yang kiranya sangat bermanfaat bagi saya di kemudian hari.
Sembah sujud, rasa syukur dan terima kasih yang tidak terhingga saya, kepada kedua orangtua saya yang tercinta, yang mulia Ayahanda dr. H. Abdul Wahid, SpPD dan Ibunda dr. Hj. Syahrani Lubis yang dengan segala upaya telah mengasuh, membesarkan dan membimbing dengan penuh kasih sayang semenjak kecil hingga saya dewasa agar menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua, agama, bangsa dan negara. Dengan mengucapkan doa kepada Allah SWT ampunilah dosa kedua
orang tua saya serta sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi saya semenjak kecil.
Terima kasih juga kepada abang dan kakak saya dr. Wahyu Diansyah, SpPD, Dr. Lili Kuswani SpOG, Dr. Yeni Puspawani M. Ked (Surg), dan adik saya Dr. Mulia Novi Irawani, yang telah memberikan dorongan semangat selama saya menjalankan pendidikan ini
Terima kasih juga untuk seluruh keluarga besar yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu atas dukungan yang diberikan selama saya menjalankan pendidikan ini.
Yang tercinta dan tersayang teman-teman sejawat peserta pendidikan keahlian Anestesiologi dan Terapi Intensif khususnya ; dr. Rudi Gunawan SpAn, dr. Bastian Lubis SpAn, dr. Vera Muharrami SpAn, dr. Jefri Awaluddin Pane, dr. Ariati Isabela, dr. Fadli Armi Lubis ; dr. T. Andrian Firza, dr, Dodi Iskandar, dr. M Zulkarnaen Bus, dr. Wulan Fadinie, dr. Olivia Des Vinca, dr. Anna Milizia dan teman-teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah bersama-sama baik dalam suka maupun duka, saling membantu sehingga terjalin rasa persaudaraan yang erat dengan harapan teman-teman lebih giat lagi sehingga dapat menyelesaikan studi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi kita semua.
Kepada seluruh paramedis dan pegawai Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP H. Adam Malik Medan, RSU Haji Medan, RSUP Pirngadi Medan, Dan RS Kodam 1 Bukit Barisan Medan yang telah banyak membantu dan banyak kerjasama selama saya menjalani pendidikan.
Dan saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pasien yang secara sukarela berperan serta didalam penelitian ini dan semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu disini.
Akhirnya izinkanlah saya memohon maaf yang setulus-tulusnya atas kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini. Semoga bantuan dan dorongan serta petunjuk yang diberikan kepada saya selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Yang Maha Pengasih, Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Amin, Amin Ya Rabbal’alamin.
Medan, Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………i DAFTAR ISI……… v DAFTAR TABEL………..………viii DAFTAR GAMBAR……….viii DAFTAR LAMPIRAN………ix ABSTRAK………x ABSTRACT………...xi BAB 1 1.1 Latar Belakang... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Hipotesa ... 7 1.4 Tujuan Penelitian ... 7 1.4.1 Tujuan Umum ... 7 1.4.2 Tujuan Khusus ... 7 1.5 Manfaat Penelitian ... 8 BAB 2 2.1 Sejarah Spinal Anestesi ... 9TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.2 Anestesi Spinal ... 10
2.3 Post Dural Puncture Headache ... 16
2.3.1 Defenisi PDPH ... 16
2.3.3 Patofisiologi PDPH ... 18
2.4 Differential Diagnosa Dari PDPH Pada Wanita Hamil ... 21
2.4.1 Migrain ... 22
2.4.2 Tension Headache ... 22
2.4.3 Perdarahan Intracranial ... 22
2.4.4 Thrombosis Vena Serebral ... 22
2.4.5 Keganasan ... 22 2.4.6 Withdrawal Kafein ... 23 2.4.7 Meningitis ... 23 2.5 Terapi PDPH ... 23 2.5.1 Terapi Konserfatif ... 23 2.5.2 Terapi Agresif ... 26 2.6 Kerangka Teori ... 28 2.5 Kerangka Konsep ... 29
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN ... 30
3.1 Desain ... 30
3.2 Tempat dan Waktu ... 30
3.3 Populasi Penelitian ... 30
3.4 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ... 30
3.5 Estimasi Besar Sampel ... 31
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 31
3.6.1 Inklusi ... 31
3.6.3 Kriteria Drop Out ... 32 3.7 Informed Consent ... 31 3.8 Cara Kerja ... 32 3.9 Alur Penelitian ... 34 3.10 Identifikasi Variabel ... 35 3.10.1 Variabel Bebas ... 35 3.10.2 Variabel Tergantung... 35
3.11 Rencana Manajemen dan Analisa Data ... 35
3.12 Definisi Operasional ... 36
3.13 Masalah Etika ... 37
BAB 4 HASIL ANALISA DATA ... 39
4.1 Karakteristik Umum ... 39
4.2 Perbedaan Nyeri PDPH ... 41
4.2.1 Nyeri PDPH Pada Kelompok Atraucan ... 41
4.2.2 Nyeri PDPH Pada Kelompok Quincke ... 43
4.3 Perbedaan Tingkat Keparahan PDPH ... 45
4.3.1 Tingkat Keparahan PDPH Kelompok Atraucan ... 46
4.3.2 Tingkat Keparahan PDPH Kelompok Quincke ... 47
4.4 Jumlah Tusukan Pada Kedua Jarum ... 48
BAB 5 PEMBAHASAN ... 50
BAB 6: KESIMPULAN ... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jenis Jarum Spinal ... 12
Gambar 2 Anatomi Dari Dura Meter ... 19
Gambar 3 Spinal Cord dan Mekanisme PDPH ... 20
Gambar 4 Kerangka Teori ... 27
Gambar 5 Kerangka Konsep ... 28
Gambar 6 Alur Penelitian ... 33
Gambar 7 Grafik Histogram Nyeri PDPH Kelompok Atraucan ... 43
Gambar 8: Grafik Histogram Nyeri PDPH Kelompok Quincke ... 42
Gambar 9: Grafik Histogram Tingkat Keparahan PDPH Kelompok Atraucan ... 47
Gambar 10: Grafik Histogram Tingkat Keparahan PDPH Kelompok Quincke ... 48
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Insidensi PDPH Dengan Berbagai Jarum Spinal ... 12
Tabel 2 : Jenis jarum Spinal ... 13
Tabel 3 : Perbedaan Jarum Atraucan dan Quincke ... 15
Tabel 4 : Klasifikasi PDPH ... 18
Tabel 5 : Karakteristik Responden Penelitian ... 39
Tabel 6 : Nyeri PDPH Pada Kedua Jarum ... 41
Tabel 7 : Perbedaan Nyeri PDPH 26G Atraucan 26G Quincke ... 42
Tabel 8 : Nyeri PDPH Pada Kelompok 26G Atraucan ... 43
Tabel 9 : Nyeri PDPH Pada Kelompok 26G Quincke ... 44
Tabel 10 : Tingkat Keparahan PDPH Antara Kedua Jarum di Semua pengamatan ... 45
Tabel 11 :Tingkat Keparahan Pada Kedua jarum ... 45
Tabel 12 : Tingkat Keparahan PDPH PAda Jarum 26G Atraucan ... 46
Tabel 13 : Tingkat Keparahan PDPH Pada Jarum 26G Quincke... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup... 56
Lampiran 2 : Jadwal Pertahapan Penelitian ... 57
Lampiran 3 : Persetujuan Komite Etik ... 58
Lampiran 4: Lembar Penjelasan Subjek Penelitian ... 59
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Penelitan ... 62
Lampiran 6 : Lembar Observasi Penelitian ... 63
Lampiran 7 : Rencana Anggaran Penelitian ... 65
Lampiran 8 : Tabel Angka Random ... 66
ABSTRAK
Latar Belakang: Post Dural Puncture Headache (PDPH) adalah komplikasi iatrogenik dari anestesi spinal yang diakibatkan dari tusukan atau robekan pada dura mater yang menyebabkan kebocoran CSF.
Tujuan: Untuk mendapatkan tipe jarum dalam menurunkan kejadian dan keparahan PDPH setelah tindakan anestesi spinal pada pasien-pasien yang dilakukan operasi bedah sesar
PDPH merupakan keluhan yang tidak menyenangkan untuk pasien. Faktor terpenting yang mempengaruhi frekwensi dan keparahan dari PDPH adalah besarnya perforasi dura. Besar perforasi dura sangat ditentukan oleh besar jarum dan tipe jarum spinal.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan uji klinis acak, tersamar ganda. Setelah dikumpulkan 66 sampel penelitian perempuan hamil dengan umur 18-40 tahun, status fisik ASA 1-2 yang menjalani operasi bedah sesar dengan tindakan anestesi spinal. Sampel dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi dan masing-masing kelompok terdiri dari 33 subjek. Kelompok A menggunakan jarum 26G Atraucan dan kelompok B menggunakan jarum 26G Quincke. Kejadian dan tingkat keparahan PDPH dinilai dalam 3 hari.
Hasil: Pada penilaian nyeri PDPH paska operasi didapat 11 (8,3%) pasien pada kelompok Atraucan dan 9 (6,8%) pada kelompok Quincke yang mengalami PDPH. Dengan nilai p=0.373, berarti tidak ada perbedaan bermakna kejadian PDPH antara kedua kelompok. Dari 20 pasien yang mengalami PDPH di kedua kelompok tingkat keparahan yang terjadi adalah ringan. Dari hasil analisa tingkat keparahan terhadap waktu-waktu pengamatan dengan didapat p=0.233, berarti tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat keparahan PDPH antara kedua jarum.
Kesimpulan, Tidak ada perbedaan bermakna terhadap kejadian dan tingkat keparahan PDPH antara jarum spinal 26G Atraucan dan 26G Quincke.
Kata Kunci: Post dural Puncture Headache, 26G Atraucan, 26G Quincke, anestesi spinal
ABSTRACT
Background: Post Dural Puncture Headache (PDPH) is an iatrogenic complication after spinal anesthesia that caused by CSF leakage due to a tear or hole in the duramater. PDPH is an unpleasant complaint to patient. One of the most important factors that contribute the incidence and severity of PDPH is the size of the dural perforation that depends on the size and type of spinal needle.
Objective: compare spinal needle type between 26G Atraucan and 26G Quincke to decrease the incidence and severity of PDPH.
Methode: The study is a randomized, double blind clinical trial. 66 study samples were collected, parturient women, age 18-40 yrs old, physical status ASA 1-2 that underwent section caesarea surgery with spinal anesthesia. The sample was then divided randomly into two groups with 33 subjects each, where group A received 26G Atraucan and group B received 26G Quincke needle. Incidence and severity of PDPH was then observed periodically for 3 days.
Result: Only 11 (8,3%) patient in Atraucan group and 9 (6,8%) patient in Quincke group had PDPH. With no significant difference in the incidence of PDPH between the two groups with ( p=0,373). From the twenty patients that had PDPH in the two group, the severity varies is mild. With no significant difference in the severity of PDPH that occurred with (p=0.233)
Conclusion: 26G Atraucan and 26G Quincke needle has the same effect in the incidence and severity of PDPH
Key words: Postural Puncture Headache, 26G Atraucan, 26G Quincke, spinal anesthesia