• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii. DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI...iii. DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

i DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

LEMBAR PERSETUJUAN. ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ...iii

KATA PENGANTAR... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 DefinisiPerilaku ... 6

2.2 Definisi Remaja ... 7

2.3KelompokTemanSebaya ... 8

2.3.1 Bentuk- Bentuk Kelompok Teman Sebaya ... 9

2.4 Perilaku Yang Mengundang Resiko ... 10

2.5 Perilaku Merokok ... 10

2.6 Tipe-TipePerokok ... 14

BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN KERANGKA KONSEP ... 17

3.1 KerangkaBerpikir ... 17

3.2 KonsepBerpikir ... 18

(2)

ii

4.1 Rancangan Penelitian ... 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 19 4.2.2 Waktu Penelitian... 19 4.3. PopulasidanSampelPenelitian ... 19 4.3.1 VariabilitasPopulasi ... 19 4.3.2KriteriaSampel ... 20 4.3.3BesarSampel ... 20 4.3.4TeknikPengambilanSampel... 21 4.4 VariabelPenelitian ... 22 4.4.1 KlasifikasiVariabel ... 22 4.4.2 DefinisiOperasionalVariable ... 22 4.5 InstrumenPenelitian ... 23 4.6 AlurPenelitian ... 23 4.6.1ProsedurPermohonanIzin ... 23 4.6.2 PengambilanSampel... 24 4.6.3 Pengumpulan Data ... 24

4.7 Cara PengolahandanAnalisis Data ... 24

4.7.1 Pengolahan Data ... 24

4.7.2 Analisis Data ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 26

5.1 Hasil Penelitian ... 26

5.1.1 Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian ... 26

5.1.2 Perilaku Merokok Responden ... 27

5.2 Pembahasan ... 30

5.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian ... 30

5.2.2 Perilaku Merokok dan Ketergantungan Nikotin ... 30

5.3 Keterbatasan Penelitian... 32

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1 Simpulan ... 33

6.2 Saran ... 33

(3)

iii

6.4 Rancangan Dana ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 38

Lampiran 1. LembarInformed Consent ... 38

Lampiran 2. KuisionerPenelitian ... 39

Lampiran 3. KuisionerFagerstrom Tolerance Scale ... 39

(4)

iv DAFTAR GAMBAR

Halaman 3.1 Kerangka konsep penelitian perilaku merokok pada remaja ………....17

(5)

v

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK PADA

REMAJA DI SMA PGRI 4 DENPASAR

Umumnya merokok dimulai saat remaja, diawali dari rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan seperti kebiasaan, mampu menurunkan kecemasan dan merasa lebih tenang. Dari penelitian ini didapatkan gambaran umum dari perilaku merokok pada remaja khususnya di SMA PGRI 4 Denpasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada remaja. Menggunakan teknik simple random sampling dalam pengambilan sampel. Instrumen yang digunakan berupa Fagerstrome Tolerance Scale dan kuisioner, serta menggunakan analisis data univariat.

Data ini merupakan data primer dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh 138 orang siswa dengan rentangan umur 15 sampai 18 tahun. Pada penelitian ini didapatkan responden yang merokok sekitar 18 orang (13,0%), yang tidak merokok 120 orang (87,0%). Dari 18 orang yang merokok semua mengatakan bahwa mereka merokok karena ajakan dari teman. Pada penelitian ini didapatkan ketergantungan nikotin katagori sangat rendah sekitar 7,2%.

Kejadian remaja yang memiliki perilaku merokok sebesar 13,0% terbanyak pada laki-laki 10,8%. Kejadian merokok akibat pengaruh teman sebaya sekita 13,0%. Ketergantungan nikotin yang paling banyak pada katagori sangat rendah 7,2%. Saran untuk para remaja jika memiliki masalah, sharing lah ke orang yang dipercaya seperti keluarga yang mampu mengarahkan dan memberi solusi yang terbaik.

(6)

vi

DESCRIPTION OF SMOKING IN ADOLESCENT BEHAVIOR AT SMA PGRI 4 DENPASAR

Generally smoke began as a teenager, started out of curiosity and peer influence. After trying the first cigarette, an individual becomes addicted to smoking, for reasons such as customs, able to reduce anxiety and feel calmer. From this study, a general description of the behavior of smoking among adolescents, especially in SMA PGRI 4 Denpasar.

This research is an observational research with cross sectional approach to find a picture of smoking behavior in adolescents. Using a simple random sampling technique of sampling. Instruments used in the form Fagerstrome Tolerance Scale and a questionnaire, as well as using univariate data analysis.

This data is the primary data using questionnaires filled out by 138 students in the age range 15 to 18 years. In this study, respondents who smoked about 18 people (13.0%), who did not smoke 120 votes (87.0%). Of the 18 people who smoked all say that they smoke because of an invitation from a friend. In this study, the category of very low nicotine dependence approximately 7.2%.

Genesis teenagers who have smoking behavior by 13.0% the highest in males 10.8%. The incidence of smoking due to peer influence About a 13.0%. Nicotine dependence is most in the category of very low 7.2%. Suggestions for teenagers if you have a problem, sharing the one to people you trust like a family that is able to direct and provide the best solution.

(7)

vii BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Peradaban perkembangan manusia semakin maju dari waktu kewaktu baik itu dari bidang teknologi ataupun industri dengan diikuti pola hidup masyarakat yang akan berdampak dengan kesehatan mereka baik itu kesehatan fisik maupun psikologi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. (Menkes, 2013)

Pola hidup masyarakat di era modern ini banyak kita temui masyarakat yang merokok, mulai di kantor, di jalan dan bahkan disekolah. Merokok dikatakan sebagai penyebab terjadinya berbagai macam penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan stroke, rokok dianggap sebagai penyebab utama dari penyakit–penyakit tersebut. Awal dari merokok karena adanya rokok, dimana rokok dijual dengan bebasnya, hampir disetiap toko besar hingga warung-warung kecil menjual rokok, dan semua kalangan masyarakat mampu membelinya, baik dari orang dewasa hingga kalangan remaja. (Menkes, 2013)

Di Hongkong prevalensi merokok yaitu 13,2% pada orang dewasa, dan 6,9% pada remaja pada tahun 2008. Di Amerika 80% mulai merokok pada usia 18 tahun dan 99% mulai merokok sebelum usia 26 tahun. Diperkirakan sekitar 4,5 juta remaja di Amerika adalah perokok. Menurut data dari American Lung Association, diperkirakan bahwa 3900 anak dibawah 18 tahun mulai mencoba

(8)

viii

rokok pertama mereka dan sekitar 85% dari perokok dewasa mulai merokok sebelum umur 21 tahun. (Mak, K. K. dkk, 2012)

Keterkaitan dalam mencapai tujuan di bidang kesehatan, konsumsi rokok merupakan epidemik yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan saat ini Indonesia merupakan negara nomer tiga dengan jumlah perokok tertinggi di dunia setelah Cina dan India. Konsumsi rokok mebunuh satu orang setiap 10 detik (WHO 2002). Penyebab kematian satu dari dua orang perokok disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok. Konsumsi rokok telah sampai pada situasi yang mengkhawatirkan. Dampak yang timbul tidak hanya merugikan kesehatan perokok dan orang lain yang terpapar asap rokok, tetapi mengancam ekonomi masyarakat miskin. (Menkes, 2013)

Umumnya merokok dimulai saat remaja, diawali dari rasa ingin tahu dan pengaruh teman sebaya. Setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan alasan seperti kebiasaan, mampu menurunkan kecemasan dan merasa lebih tenang. Perokok pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010. Sementara perokok pemula usia 15 - 19 tahun menurun dari 58,9% menjadi 43,3%. Keadaan ini menunjukkan telah terjadi pergeseran perokok pemula ke kelompok usia yang lebih muda. Ancaman lain adalah adanya peningkatan prevalensi merokok meningkat dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36,1% pada tahun 2011. Pada tahun 1970 konsumsi rokok di Indonesia berjumlah 30 miliar batang rokok, sedangkan pada tahun 2009 jumlah

(9)

ix

tersebut meningkat secara drastis menjadi 260 miliar batang rokok, pada tahun 2010 menjadi 270 miliar batang rokok. (Menkes, 2013)

Efek positif dari rokok adalah menghasilkan efek mood yang positif dan membantu individu dalam menghadapi masalah yang sulit. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangan yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok dan sering mengakibatkan mereka ketergantungan. Komponen psiko aktif dari tembakau adalah nikotin, yang malah akan membuat seseorang menjadi tambah stress. Kira-kira 25 persen nikotin yang diinhalasi saat mengisap rokok mencapai darah, dimana nikotin mencapai otak dalam waktu kira-kira 15 detik. Waktu paruh nikotin kira-kira dua jam.

Ketergantungan nikotin berkembang sangat cepat kemungkinan karena aktivasi system dopaminergik area segmental ventral oleh nikotin. Perkembangan dipercepat oleh faktor sosial yang kuat yang mendorong perilaku merokok dalam beberapa lingkungan dan efek yang kuat dari iklan perusahaan tembakau. Orang kemungkinan merokok jika orang tuanya atau teman sebayanya juga merokok. Pengaruh nikotin dalam rokok dapat membuat seorang menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok, karena nikotin adalah zat yang sangat toksik. Pada saat awal merokok akan timbul gejala mual, muntah dan pusing. Tetapi jika memutuskan untuk berhenti merokok akan timbul gejala putus nikotin, gejala ini dapat timbul dalam dua jam setelah mengisap rokok yang terakhir, biasanya memuncak dalam 24 sampai 48 jam pertama, dan dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga bulan. Gejala umumnya adalah keinginan yang kuat untuk merokok kembali, ketegangan dan kecemasan, kesulitan berkonsentrasi,

(10)

x

mengantuk dan penurunan kecepatan denyut jantung. Sindrom putus nikotin yang ringan dapat tampak jika perokok mengganti dari rokok biasa ke rokok yang nikotinnya rendah. (Sadock. B. J. dkk, 2010)

Selain efek nikotin yang membuat remaja menjadi kecanduan merokok, pengaruh lingkungan sekitar juga mendorong remaja memiliki keinginan untuk merokok kembali. Orang tua atau teman sebaya yang merokok memiliki keterkaitan yang besar pada kebiasaan merokok di kalangan remaja. Studi di Jerman telah mununjukkan bahwa anak-anak yang di besarkan dalam lingkungan keluarga yang merokok memiliki lebih besar risiko untuk merokok dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang bukan perokok, sama halnya jika rekan atau teman sebayanya merupakan lingkungan perokok akan memiliki risiko lebih besar untuk remaja menjadi perokok, karena ingin mendapatkan pengakuan dari rekan-rekannya. (Mak, K. K dkk, 2012)

Dengan begitu tingginya angka merokok di kalangan masyarakat dan begitu susahnya untuk menghentikan perilaku merokok tersebut, perlu dilakukan penelitian disuatu komunitas dalam hal ini adalah komunitas remaja untuk mengetahui seberapa besar angka merokok dikalangan remaja dan seberapa tinggi kecanduan nikotin pada remaja yang merokok, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor kenapa seorang perokok susah untuk berhenti merokok.

1.2.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut:

(11)

xi

1. Berapa kejadian remaja yang memiliki perilaku merokok?

2. Berapa kejadian pengaruh dari teman sebaya terhadap perilaku merokok pada remaja?

3. Bagaimana gambaran umum ketergantungan nikotin pada remaja yang merokok?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Dari penelitian ini dapat diketahui gambaran perilaku merokok pada remaja di SMA PGRI 4 Denpasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui berapa besar kejadian merokok pada remaja dan linkungan remaja.

2. Untuk mengetahui gambaran umum kecanduan nikotin pada remaja yang merokok.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Aspek Aplikati

Memperoleh data penggunaan rokok dikalangan remaja khususnya di SMA PGRI 4 Denpasar.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode lean pada penelitian ini adalah mengurangi “waste” berupa waktu pendinginan dalam proses pemeliharaan dengan merancang portable air ejector

Dari data-data yang telah didapatkan, maka sebagian dari data-data tersebut digunakan untuk proses training JST, dengan menggunakan struktur Multi Layer Perceptron (MLP)

• Mengembangkan dengan baik perasaan introvert mereka Bidang karir yang cocok untuk seorang ENTP:. •

Hasil evaluasi terhadap narasumber pelatihan menunjukkan bahwa lebih dari separuh peserta menyatakan narasumber pelatihan sangat baik, hal itu menggambarkan bahwa narasumber

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan pengaruh kesadaran wajib pajak, dan sanksi perpajakan terhadap

Pola pemanfaatan secara lestari yang selanjutnya dipilih dan dikembangkan sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Alor dalam pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan

Syukria (2004) mengemukakan bahwa semangat kerja merupakan suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang menimbulkan

Dan dapat dilihat dari hasil variasi-variasi tersebut turbin angin savonius dengan variasi bukaan fix drag reducing 30° menghasilkan putaran turbin terbaik yang