• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERKEMBANGAN

KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

Triwulan I Tahun 2010

(2)
(3)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 i

KATA PENGANTAR

Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009 serta Rencana Strategis (RENSTRA) Departemen

Perindustrian 2005-2009. oleh karenanya perkembangan industri perlu dipantau dari waktu

ke waktu.

Dalam rangka mengetahui perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa

harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk data produksi dan

3 bulan untuk ekspor

– impor. beberapa komoditi industri tertentu dipilih sebagai sampel

yang diharapkan mampu mewakili gambaran industri secara keseluruhan. Untuk itu data

bulanan komoditi terpilih tersebut dikumpulkan baik dari Asosiasi industri yang membidangi

atau perusahaan.

Buku Laporan Perkembangan Komoditi Industri Terpilih ini dapat digunakan sebagai

indikator Departemen Perindustrian untuk melihat kinerja industri secara indikatif. yaitu

dengan melihat perkembangan dari realisasi produksi. ekspor. dan impor produk-produk

tersebut.

Hal-hal yang tergambarkan dalam laporan ini adalah buah kerja Kementerian Perindustrian

dengan berbagai pihak yang terkait. Untuk itu. kami menyampaikan penghargaan

setinggi-tingginya kepada Asosiasi. perusahaan dan lembaga pemerintah terkait. baik pusat dan

daerah. dunia usaha. serta masyarakat yang menyampaikan berbagai datanya kepada

Kementerian Perindustrian sehingga tersusunnya laporan ini.

Jakarta, Juni 2010

Pusat Data dan Informasi

(4)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 ii

(5)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM

1.1. Kondisi Ekonomi Dunia ... ... 1

1.2. Kondisi Ekonomi Indonesia ... ... 1

1.2.1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) ... ... 1

1.2.2. Perkembangan Sektor Industri ... 2

1.2.3. Investasi ... 3

1.2.4. Tenaga Kerja ... 4

BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR – IMPOR

KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

2.1. Kinerja Ekspor ... ... 5

2.2. kinerja Impor ... ... 5

2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor-Impor Komoditi Industri Terpilih ... 5

2.3.1. Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya... ... 6

2.3.1.1. Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya ... 6

2.3.2. Pupuk Non Urea ... 6

2.3.2.1. Pupuk Mineral / Kimia Mengandung Phospat ... 6

2.3.2.2. Pupuk Lainnya ... 6

2.3.3. Semen ... 6

2.3.4. Minyak Goreng Sawit ... 7

2.3.5. Baja ... 7

2.3.5.1. Hot Rolled Coil ... 7

2.3.5.2. Hot Rolled Plate ... 7

2.3.6. Kendaraan Bermotor ... 7

2.3.6.1. Kendaraan Bermotor Roda Dua ... 7

2.3.6.2. Kendaraan Bermotor Roda Empat ... 7

2.3.7. Peralatan Listrik Rumah Tangga ... 8

2.3.7.1. Televisi ... 8

2.3.7.1.1. Televisi Berwarna ... 8

2.3.7.1.2. Televisi Hitam Putih ... 8

2.3.7.2. Lemari Es ... 8

2.3.7.2.1. Refrigators/ Deepfreezers R.T ... 8

2.3.7.2.2. Refrigators/ Deepfreezers Non R.T ... 8

2.3.8. Tekstil dan Produk Tekstil... 9

2.3.8.1. Serat ... 9

2.3.8.2. Benang ... 9

2.3.8.3. Kain ... 9

2.3.8.3.1. Kain Tenun Ikat ... 9

2.3.8.3.2. Kain Tenun Sutera ... 10

(6)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 iv

2.3.9. Pulp dan Kertas ... 10

2.3.9.1. Pulp ... 10

2.3.9.2. Kertas ... 10

2.3.9.2.1. Kertas Budaya ... 10

2.3.9.2.2. Kertas Industri ... 11

2.3.9.2.3. Kertas Tissue ... 11

2.3.10. Mesin Listrik ... 11

2.3.10.1. Motor Listrik ... 11

2.3.10.2. KWH Meter ... 11

2.3.11. Ban ... 12

2.3.11.1. Ban Sepeda Motor ... 12

2.3.11.1.1. Ban Luar Sepeda Motor ... 12

2.3.11.2. Ban Mobil ... 12

2.3.11.2.1. Ban Dalam Mobil ... 12

2.3.11.2.2. Ban Luar Mobil ... 12

2.3.12. Tepung Terigu ... 12

2.3.13. Barang Jadi Rotan ... 13

2.3.13.1. Barang Anyaman dari Rotan ... 13

2.3.13.2. Meubel Rotan ... 13

2.3.13.3. Rotan Setengah Jadi ... 13

2.3.14. Keramik ... 13

BAB III PERKEMBANGAN PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

3.1. Landasan Pemilihan Komoditi ... 15

3.2. Komoditi Industri Terpilih ... 15

3.3. Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih ... 16

3.3.1. Pupuk ... 16

3.3.1.1. Pupuk Urea ... 16

3.3.1.2. Pupuk Non Urea ... 16

3.3.1.2.1. Pupuk ZA ... 16

3.3.1.2.2. Pupuk SP 36 ... 17

3.3.1.2.3. Pupuk Phonska ... 17

3.3.2. Semen ... 17

3.3.3. Minyak Goreng Sawit ... 17

3.3.4. Baja ... 18

3.3.4.1. Hot Rolled Coil ... 18

3.3.4.2. Hot Rolled Plate ... 18

3.3.5. Kendaraan Bermotor ... 18

3.3.5.1. Kendaraan Bermotor Roda Dua ... 18

3.3.5.2. Kendaraan Bermotor Roda Empat ... 18

3.3.6. Peralatan Listrik Rumah Tangga ... 18

3.3.6.1. Televisi ... 18

3.3.6.2. Lemari Es ... 19

3.3.7. Tekstil dan Produk Tekstil... 19

3.3.7.1. Serat ... 19

3.3.7.2. Benang ... 19

3.3.7.3. Kain ... 20

3.3.8. Pulp dan Kertas ... 20

3.3.8.1. Pulp ... 20

(7)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 v

3.3.9. Mesin Listrik ... 20

3.3.9.1. Mini Circuit Breaker (MCB) ... 20

3.3.9.2. Motor Listrik ... 21

3.3.9.3. KWH Meter ... 21

3.3.9.4. Panel dan Gear ... 21

3.3.10. Ban ... 22

3.3.10.1. Ban Sepeda Motor ... 22

3.3.10.2. Ban Mobil ... 22

3.3.11. Tepung Terigu ... 22

3.3.12. Barang Jadi Rotan ... 22

3.3.13. Keramik ... 23

3.3.13.1. Keramik Tile ... 23

3.3.13.2. Keramik Tableware ... 23

3.3.13.3. Keramik Sanitary ... 23

BAB IV INDEKS KINERJA INDUSTRI TERPILIH

4.1. Indeks Kinerja Industri Pupuk ... 25

4.2. Indeks Kinerja Industri Semen ... 25

4.3. Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng ... 27

4.4. Indeks Kinerja Industri Baja ... 27

4.5. Indeks Kinerja Industri Kendaraan Bermotor ... 27

4.6. Indeks Kinerja Industri Peralatan listrik Rumah Tangga ... 28

4.7. Indeks Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil (T.P.T) ... 28

4.8. Indeks Kinerja Industri Pulp dan Kertas ... 29

4.9. Indeks Kinerja Industri Mesin Listrik ... 29

4.10. Indeks Kinerja Industri Ban ... 30

4.11. Indeks Kinerja Industri Tepung Terigu ... 31

4.12. Indeks Kinerja Industri Barang Jadi Rotan ... 31

4.13. Indeks Kinerja Industri Keramik ... 32

BAB V PENUTUP

... 33

(8)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia ... 1

Gambar 1.2. Kondisi PDB Indonesia ... 2

Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas ... 2

Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas ... 3

Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA ... 3

Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja ... 4

Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor ... 5

Gambar 2.2. Struktur Impor Menurut Penggunaan ... 5

Gambar 2.3. Perkembangan Ekspor – Impor Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 6

Gambar 2.4. Perkembangan Ekspor – Impor Pupuk Mineral/Kimia mengandung

Phospat Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 6

Gambar 2.5. Perkembangan Ekspor – Impor Pupuk Lainnya

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 6

Gambar 2.6. Perkembangan Ekspor – Impor Industri Semen

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 6

Gambar 2.7. Perkembangan Ekspor – Impor Minyak Goreng Kelapa Sawit

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 7

Gambar 2.8. Perkembangan Ekspor – Impor Hot Rolled Coil (HRC)

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 7

Gambar 2.9. Perkembangan Ekspor – Impor Hot Rolled Plate

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 7

Gambar 2.10. Perkembangan Ekspor – Impor Kendaraan Bermotor Roda Dua

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 7

Gambar 2.11. Perkembangan Ekspor – Impor Kendaraan Bermotor Roda Empat

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 8

Gambar 2.12. Perkembangan Ekspor – Impor Televisi Berwarna

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 8

Gambar 2.13. Perkembangan Ekspor – Impor Televisi Hitam Putih

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 8

Gambar 2.14. Perkembangan Ekspor – Impor Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 8

Gambar 2.15. Perkembangan Ekspor – Impor Refrigators/ Deepfreezers Non R.T

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 9

Gambar 2.16. Perkembangan Ekspor – Impor Serat

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 9

Gambar 2.17. Perkembangan Ekspor – Impor Benang

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 9

Gambar 2.18. Perkembangan Ekspor – Impor Kain

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 9

Gambar 2.19. Perkembangan Ekspor – Impor Kain Tenun Ikat

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 10

Gambar 2.20. Perkembangan Ekspor – Impor Kain Tenun Sutera

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 10

Gambar 2.21. Perkembangan Ekspor – Impor Kain Tule dan Jala Lainnya

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 10

(9)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 vii

Gambar 2.22. Perkembangan Ekspor – Impor Pulp

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 10

Gambar 2.23. Perkembangan Ekspor – Impor Kertas Budaya

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 11

Gambar 2.24. Perkembangan Ekspor – Impor Kertas Industri

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 11

Gambar 2.25. Perkembangan Ekspor – Impor Kertas Tissue

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 11

Gambar 2.26. Perkembangan Ekspor – Impor Motor Listrik

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 11

Gambar 2.27. Perkembangan Ekspor – Impor KWH Meter

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 12

Gambar 2.28. Perkembangan Ekspor – Impor Industri Ban Luar Kendaraan

Bermotor Roda Dua Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 12

Gambar 2.29. Perkembangan Ekspor – Impor Ban Dalam Mobil

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 12

Gambar 2.30. Perkembangan Ekspor – Impor Ban Luar Mobil

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 12

Gambar 2.31. Perkembangan Ekspor – Impor Tepung Terigu

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 13

Gambar 2.32. Perkembangan Ekspor – Impor Barang Anyaman dari Rotan

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 13

Gambar 2.33. Perkembangan Ekspor – Impor Meubel Rotan

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 13

Gambar 2.34. Perkembangan Ekspor – Impor Rotan Setengah Jadi

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 13

Gambar 2.35. Perkembangan Ekspor – Impor Keramik

Periode Oktober 2007 s.d. Maret 2008 ... 14

Gambar 3.1. Kinerja Indusri Pupuk Urea ... 16

Gambar 3.2. Kinerja Indusri Pupuk ZA ... 17

Gambar 3.3. Kinerja Indusri Pupuk SP36 ... 17

Gambar 3.4. Kinerja Indusri Pupuk Phonska ... 17

Gambar 3.5. Kinerja Indusri Semen ... 17

Gambar 3.6. Kinerja Indusri Minyak Goreng Sawit ... 18

Gambar 3.7. Kinerja Indusri Logam Hot Rolled Coil ... 18

Gambar 3.8. Kinerja Indusri Logam Hot Rolled Plate ... 18

Gambar 3.9. Kinerja Indusri Kendaraan bermotor Roda Dua ... 18

Gambar 3.10. Kinerja Indusri Kendaraan bermotor Roda Empat ... 19

Gambar 3.11. Kinerja Indusri Televisi ... 19

Gambar 3.12. Kinerja Indusri Lemari Es ... 19

Gambar 3.13. Kinerja Indusri Serat ... 19

Gambar 3.14. Kinerja Indusri Benang ... 20

Gambar 3.15. Kinerja Indusri Kain ... 20

Gambar 3.16. Kinerja Indusri Pulp ... 20

Gambar 3.17. Kinerja Indusri Kertas ... 20

Gambar 3.18. Kinerja Indusri MCB ... 21

Gambar 3.19. Kinerja Indusri Motor Listrik ... 21

Gambar 3.20. Kinerja Indusri KWh Meter ... 21

Gambar 3.21. Kinerja Indusri Panel dan Gear ... 21

Gambar 3.22. Kinerja Indusri Ban Sepeda Motor... 22

Gambar 3.23. Kinerja Indusri Ban Mobil ... 22

Gambar 3.24. Kinerja Indusri Tepung Terigu ... 22

Gambar 3.25. Kinerja Indusri Barang Jadi Rotan ... 23

Gambar 3.26. Kinerja Industri Keramik Tile ... 23

(10)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 vii

i

Gambar 3.28. Kinerja Industri Keramik Sanitary ... 23

Gambar 4.1. Indeks Kinerja Komoditi Industri Terpilih ... 25

Gambar 4.2. Indeks Kinerja Indusri Pupuk ... 26

Gambar 4.3. Indeks Kinerja Indusri Semen ... 27

Gambar 4.4. Indeks Kinerja Indusri Minyak Goreng ... 27

Gambar 4.5. Indeks Kinerja Indusri Baja ... 28

Gambar 4.6. Indeks Kinerja Indusri Kendaraan Bermotor ... 28

Gambar 4.7. Indeks Kinerja Indusri Peralatan Listrik Rumah Tangga ... 29

Gambar 4.8. Indeks Kinerja Indusri Tekstil dan Produk Tekstil ... 30

Gambar 4.9. Indeks Kinerja Indusri Pulp dan Kertas ... 30

Gambar 4.10. Indeks Kinerja Indusri Mesin Listrik ... 31

Gambar 4.11. Indeks Kinerja Indusri Ban ... 31

Gambar 4.12. Indeks Kinerja Indusri Tepung Terigu ... 32

Gambar 4.13. Indeks Kinerja Indusri Barang Jadi Rotan ... 33

(11)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 4.1.

Indeks Kinerja Industri Pupuk ... 25

Tabel 4.2. Indeks Kinerja Industri Semen ... 25

Tabel 4.3. Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng ... 26

Tabel 4.4. Indeks Kinerja Industri Baja ... 27

Tabel 4.5.

Indeks Kinerja Industri Kendaraan Bermotor ... 27

Tabel 4.6. Indeks Kinerja Industri Peraltan Listrik Rumah Tangga ... 28

Tabel 4.7.

Indeks Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil ... 28

Tabel 4.8. Indeks Kinerja Industri Pulp dan Kertas ... 29

Tabel 4.9. Indeks Kinerja Industri Mesin Listrik ... 30

Tabel 4.10. Indeks Kinerja Industri Ban ... 30

Tabel 4.11. Indeks Kinerja Industri Tepung Terigu ... 31

Tabel 4.12. Indeks Kinerja Industri Barang Jadi Rotan ... 31

Tabel 4.13. Indeks Kinerja Industri Keramik ... 32

Tabel 1.1. Tinjauan Perkonomian Dunia ... 35

Tabel 1.2. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) ... 36

Tabel 1.3. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) ... 37

Tabel 1.4. Kontribusi Terhadap PDB Kumulatif (Persen) ... 37

Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Year On Year, Persen) ... 38

Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Q to Q, Persen) ... 39

Tabel 1.7. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Kumulatif (Persen) ... 40

Tabel 1.8.

Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Sektor Industri

Pengolahan Non Migas Kumulatif (Persen)... 40

Tabel 1.9. Kapasitas Produksi Terpakai (Persen) ... 41

Tabel 1.10. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja pada triwulan I

Tahun 2008 ... 41

Tabel 1.11. Tingkat Suku Bunga Kredit (Persen) ... 42

Tabel 1.12. Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap)

PMDN Menurut Sektor ... 43

Tabel 1.13. Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap)

PMA Menurut Sektor ... 43

Tabel 2.1. Nilai Ekspor ... 44

Tabel 2.2.

Nilai Impor Menurut Penggunaan ... 44

Tabel 2.3. Ekspor – Impor 14 Komoditi Terpilih ... 45

Tabel 3.1. Perkembangan Industri Pupuk Urea ... 47

Tabel 3.2.

Perkembangan Industri Pupuk ZA ... 47

Tabel 3.3. Perkembangan Industri Pupuk SP36 ... 47

Tabel 3.4. Perkembangan Industri Pupuk Phonska ... 47

Tabel 3.5. Perkembangan Industri Semen ... 47

Tabel 3.6. Perkembangan Industri Minyak Goreng ... 47

Tabel 3.7. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED COIL ... 47

Tabel 3.8. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED PLATE... 47

Tabel 3.9. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Dua ... 48

Tabel 3.10. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat ... 48

Tabel 3.11. Perkembangan Industri Televisi ... 48

Tabel 3.12. Perkembangan Industri Lemari Es ... 48

Tabel 3.13. Perkembangan Industri Serat... 48

Tabel 3.14. Perkembangan Industri Benang ... 48

Tabel 3.15. Perkembangan Industri Kain ... 48

(12)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 x

Tabel 3.17. Perkembangan Industri Kertas ... 48

Tabel 3.18. Perkembangan Industri MCB ... 48

Tabel 3.19. Perkembangan Industri Motor Listrik ... 49

Tabel 3.20. Perkembangan Industri KWH Meter ... 49

Tabel 3.21. Perkembangan Industri Panel dan Gear ... 49

Tabel 3.22. Perkembangan Industri Ban Sepeda Motor ... 49

Tabel 3.23. Perkembangan Industri Ban Mobil ... 49

Tabel 3.24. Perkembangan Industri Terigu ... 49

Tabel 3.25. Perkembangan Industri Barang Jadi Rotan ... 49

Tabel 3.26. Perkembangan Industri Keramik (Tile) ... 49

Tabel 3.27. Perkembangan Industri Keramik (Tableware) ... 49

(13)
(14)

Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 1 BAB I

GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM

Sumber: World Economic Outlook, IMF Oktober 2010 Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia

1.1. Kondisi Ekonomi Dunia

Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2010 diperkirakan mulai membaik menjadi sekitar 4,2 persen seiring pulihnya berbagai krisis yang berimbas di tiap negara. Angka tersebut meningkat tajam dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang tumbuh minus 0,60 persen. Begitu juga jika diamati pertumbuhan secara regional, keseluruhannya mengalami peningkatan yang cukup signifikan seperti terlihat pada Gambar 1.1.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara maju

(advanced economies) meningkat sebesar 2,3

persen, naik dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 sebesar yang tumbuh minus 3,2 persen. Mayoritas negara maju mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak terjadi krisis tahun lalu, Amerika Serikat juga diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 3,1 persen, lebih baik dibandingkan saat terjadinya resesi ekonomi yang melanda negara tersebut. Begitu pula dengan negara-negara uni eropa dan negara jepang seperti terlihat pada bagian lampiran Tabel 1.1.

Pada tahun 2010 perekonomian negara-negara berkembang Asia diperkirakan terus melanjutkan pencapaian positifnya untuk dapat terus tumbuh mencapai mencapai 8,7 persen, naik dibanding tahun lalu yang mencatat hasil positif 6,6 persen walaupun diterpa badai krisis ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Afrika juga diperkirakan juga mengalami hasil positif bersama dengan Asia dari tahun lalu yang

mencapai 2,1 persen menjadi 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi Amerika Latin juga diperkirakan meningkat 4,0 persen pada tahun 2010 ini dari sebelumnya yang hanya minus 1,8 persen.

Asean-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Malaysia, Thailand) pada tahun 2010 ini diproyeksikan tumbuh sekitar 5,50 persen keseluruhan. Tahun 2009 lalu pertumbuhan Indonesia terbukti lebih stabil dibanding negara Asean lainnya dengan pertumbuhan 4,50 persen, lebih tinggi dibanding 1,75 persen negara Asean keseluruhan. Hal ini dikarenakan permintaan dalam negeri yang kuat dan ketidaktergantungan terhadap ekspor. Tahun 2010 diproyeksikan pertumbuhan Indonesia naik menjadi 6,00 persen, dan 6,25 persen di tahun 2011.

1.2. Kondisi Ekonomi Indonesia

1.2.1. Perkembangan Produk Domestik

Bruto (PDB)

Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik seiring dengan terus membaiknya perekonomian global. Selama tahun 2010 stabilitas makro ekonomi Indonesia tetap terjaga. Namun demikian, terus meningkatnya tekanan eksternal akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global menyebabkan pelaku sektor riil cenderung menahan diri dalam melakukan ekspansi usaha maupun konsumsi. Peningkatan biaya produksi yang diiringi oleh penurunan daya beli konsumen menyebabkan profitabilitas sektor korporasi menurun. Apabila kondisi ini terus berlanjut dapat timbul gangguan pada ketahanan sektor keuangan domestik.

Pada triwulan I Tahun 2010 nilai PDB Kumulatif Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 1.498,72 Triliun, sedangkan jika tanpa Migas nilai PDB sebesar Rp 1.375,23 Triliun. Sumbangan PDB terbesar berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai Rp 380,95Triliun atau 25,42 persen dari total PDB Indonesia yang berarti terus mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang kontribusinya mencapai 26,36 persen pada Triwulan IV Tahun 2009. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu, Sektor Pertanian,

(15)

Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 2

Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas (Kumulatif)

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 1.2. Kondisi PDB Triwulan I 2010 Indonesia (kumulatif)

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai sebesar 15,97 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 13,88 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 11,22 persen, serta Konstruksi 10,04 persen. Sedangkan empat sektor lainnya hanya memberikan kontribusi dibawah 10 persen terhadap PDB. Sementara itu sub sektor Industri Pengolahan Non Migas memberikan kontribusi sebesar 21,80 persen seperti terlihat pada Gambar 1.2.

-5 0 5 10 15 20 25 30 P e rs e n (% ) Kontribusi Pertumbuhan Y on Y

Secara kumulatif pertumbuhan PDB Indonesia Triwulan I Tahun 2010 dibandingkan Triwulan I 2010 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,69 persen, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor Pengangkutan dan Komunikasi 11,91 persen. Sedangkan sektor yang mencapai pertumbuhan diatas pertumbuhan PDB yaitu Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restauran (9,29 persen), Sektor Konstruksi (7,27 persen), dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (7,20 persen).

Sementara itu PDB menurut pengeluaran pada Triwulan I Tahun 2010 masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai sebesar 57,70 persen dari total PDB mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya (58,60 persen), pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 6,60 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 31,30 persen, dan ekspor barang-jasa sebesar 24,10 persen.

1.2.2. Perkembangan Sektor Industri

Secara umum sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan menjadi 3,59 persen lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 4,16 persen sampai dengan Triwulan IV Tahun 2009. Namun sebaliknya penurunan pertumbuhan terjadi pada industri pengolahan nonmigas yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,01 persen dan industri pengolahan migas yang mengalami kontraksi sebesar 1,00 persen.

Pertumbuhan terbesar pada sektor industri non migas dicapai oleh industri alat angkut mesin dan peralatan sebesar 10,12 persen, industri semen dan barang galian bukan logam sebesar 7,50 persen, industri pupuk kimia dan barang dari karet sebesar 3,85 persen, industri makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,74 persen, disusul industri tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar 0,32 persen. Sedangkan industri yang mengalami pertumbuhan negatif yang terbesar adalah industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar minus 3,46 persen, industri kertas dan barang cetakan minus 1,74 persen, industri barang lainnya minus 1,47 persen, dan industri logam dasar dan besi dan baja sebesar 1,01 persen.

Bila dilihat dari kontribusinya industri makanan, minuman dan tembakau menempati urutan pertama dengan kontribusi yang mencapai 33,05 persen dari total PDB sektor industri pengolahan non migas. Di posisi kedua ditempati industri alat angkut, mesin dan peralatannya dengan kontribusi sebesar 28,05 persen, disusul industri pupuk, kimia dan barang dari karet 12,95 persen. Sedangkan sektor industri lainnya memberikan kontribusi kurang dari 10 persen terhadap industri pengolahan non migas seperti terlihat pada Gambar 1.3. -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 Makanan Tekstil Brg.

Kayu Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Baranglain

Pe rs en ( % ) Kontribusi Pertumbuhan

(16)

Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 3 Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA

Sumber : BKPM, diolah Pusdatin Kemenperin

Sementara itu, bila dilihat dari utilisasi, rata-rata untuk kapasitas produksi industri pengolahan mencapai 69,74 persen turun dibanding triwulan sebelumnya sebesar 73,04, namun masing-masing sektor industri masih berpeluang untuk meningkatkan outputnya. Seperti terlihat pada Gambar 1.4. Sektor dengan utilisasi kapasitas produksi tertinggi adalah industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki sebesar 78,78 persen, diikuti industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 77,11 persen, industri kertas dan barang cetakan yang mencapai 73,48 persen dari kapasitas terpasang. Sedangkan sektor dengan utilisasi kapasitas produksi terendah adalah industri semen dan barang galian bukan logam dengan utilisasi kapasitas produksi hanya sebesar 45,93 persen.

1.2.3. Investasi

Perkembangan realisasi investasi (izin usaha tetap) PMDN pada Triwulan I Tahun 2010 menunjukkan kenaikan dibanding periode yang sama tahun 2009. Total investasi PMDN sektor sekunder yang terealisasi sampai dengan Triwulan I 2010 mencapai Rp 6.690 triliun, menurun sebesar 21,27 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8.497,4 miliar. Demikian dari jumlah proyek terjadi kenaikan sebesar 241 persen menjadi 150 proyek sampai dengan Triwulan I tahun 2010.

Hal yang sama terjadi pada investasi PMA sektor sekunder (Gambar 1.5), total investasi PMA yang terealisasi pada periode ini sebesar US$ 705,8 juta, menurun sebesar 52,51 persen dibanding perode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk jumlah proyek periode ini meningkat sebesar 7,34 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 117 proyek. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Industri Lainnya Ind. Kendaraan Bermotor&Alat Transportasi Ind. Instru. Kedokteran, Presisi&Optik&Jam Ind. Logam, Mesin & Elektronik Ind. Mineral Non Logam Ind. Karet dan Plastik Ind. Kimia dan Farmasi Ind. Kertas dan Percetakan Industri Kayu Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki

Industri Tekstil Industri Makanan

a. PMDN Sektor Industri/Sekunder

Pada Triwulan I Tahun 2010, industri makanan, industri logam, mesin, dan elektronika, industri kimia dan farmasi, serta industri lainnya merupakan sektor–sektor yang diminati oleh investor dalam negeri. Keempat sektor tersebut mempunyai nilai investasi hampir mencapai Rp. 1 triliun. Nilai tertinggi dicapai oleh industri logam, mesin, dan elektronika, mencapai Rp. 351,40 miliar, investasi industri makanan yang mencapai Rp. 204,70 miliar, investasi industri kimia dan farmasi sebesar Rp. 200,60 miliar, investasi industri karet dan plastik sebesar Rp. 55,4 miliar,investasi industri mineral non logam sebesar Rp. 14,70 miliar, industri tekstil sebesar Rp. 5,10 miliar, industri kertas dan percetakan sebesar Rp. 1,50 miliar, sedangkan nilai investasi untuk industri lainnya dibawah Rp. 223,10 miliar.

Bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi industri makanan menjadi yang terbanyak dengan 15 proyek, disusul industri kimia dan farmasi dengan 14 proyek, industri logam, mesin, dan elektronika serta industri karet dan plastik dengan 11 proyek sedangkan jumlah proyek untuk industri lainnya dibawah 10 proyek. Namun belum terdapat investasi yang dikeluarkan sampai dengan akhir triwulan ini untuk industri instrumen kedokteran, presisi & optik & Jam, industri barang dari kulit dan alas kaki, industri kayu.

b. PMA Sektor Industri/Sekunder

PMA sektor industri kendaraan bermotor & alat transportasi lain pada triwulan ini berhasil menjadi urutan teratas investasi sektor industri investor asing dengan total investasi sampai dengan Triwulan I 2010 sebesar US$ 244,60

(17)

Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 4

Sumber : Survei Kegiatan Usaha, Bank Indonesia tw I 2010

Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja

juta, diikuti oleh industri makanan sebesar US$ 175,10 juta, industri logam, mesin dan elektronika sebesar US$ 125,30 juta, industri barang dari kulit sebesar US$ 51,50 juta dan industri kimia & farmasi yang sebelumnya di tempat teratas hanya sebesar US$ 44,0 juta, dan industri tekstil US$ 20,50 juta. Sementara sisanya masih dengan total investasi di bawah US$10 juta.

Bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi, industri logam, mesin dan elektronik mencapai 32 proyek dan menjadi yang terbanyak, disusul industri kimia dan farmasi 21 Proyek dan industri makanan sebanyak 15 proyek.

1.2.4. Tenaga Kerja

Perkembangan penggunaan tenaga kerja pada Triwulan I 2010 mengindikasikan terjadinya penurunan sebesar 0,79 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Angka tersebut mengalami penurunan dari penggunaan tenaga kerja hasil survei periode Triwulan IV Tahun 2009 yang perkembangannya sebesar 2,48 persen.

-2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 -0,35 -0,75 -0,08 0,04 -0,33 0,43 0,08 0,87 2,56 0,63 -1,60 0,23 0,07 -0,42 0,64 0,37 0,82 0,05 Triwulan IV 2009 Triwulan I 2010

Hampir seluruh sektor ekonomi mengalami penurunan persentase penggunaan tenaga kerja walaupun tidak terlalu signifikan dengan persentase kenaikan kurang dari satu persen. Kenaikan penggunaan tenaga kerja terbesar adalah sektor industri keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang naik sebesar 0,82 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,64 persen, sektor pertanian peternakan kehutanan dan perikanan sebesar 0,63 persen, dan sektor industri pengolahan sebesar 0,23 persen seperti terlihat pada Gambar 1.6.

1.2.5. Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit Menurut Laporan Perkembangan Moneter, Perbankan, dan Sistem Pembayaran Triwulan I Tahun 2010 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, sepanjang Triwulan I 2010 kinerja sektor keuangan global semakin membaik. Di sisi domestik, perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik seiring dengan terus membaiknya perekonomian global. Di sektor keuangan, berbagai perkembangan telah memberikan dampak positif pada kondisi sektor keuangan domestik. Secara umum, kinerja pasar keuangan meningkat dan transmisi kebijakan moneter terus membaik. Di pasar saham, perkembangan bursa efek selama tahun 2009 ditandai oleh peningkatan indeks harga. Fundamental perekonomian domestik yang membaik serta harga komoditas global yang meningkat merupakan faktor yang mendorong pembelian saham-saham tambang, baik oleh investor asing maupan domestik secara signifikan. Di pasar obligasi, yield SUN menurun sejalan dengan perkembangan BI Rated yang lebih rendah dan minat investor asing terhadap SUN yang meningkat.

Pada Triwulan I Tahun 2010, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) Bank Persero tetap berada di level 13,63 persen sama dengan triwulan sebelumnya, namun untuk Bank Pemerintah Nasional, Bank Swasta Nasional, Bank Asing & Bank Campuran, dan Bank Umum mengalami penurunan sementara, suku bunga kredit investasi Bank Persero tercatat juga mengalami sedikit penurunan menjadi 12,11 persen dari triwulan sebelumnya 12,56 persen, demikian juga dengan suku bunga kredit konsumsi tercatat lebih rendah menjadi 13,66 persen dibanding triwulan sebelumnya 13,88 persen. Ke depan, prospek perekonomian Indonesia di tahun 2010 berpotensi tumbuh lebih baik dari perkiraan semula. Hal tersebut terutama didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga swasta yang masih kuat, kinerja ekspor yang lebih tinggi dari perkiraan semula, serta stimulus Pemerintah. Sementara itu, perbaikan kinerja ekspor dipengaruhi oleh proses perbaikan ekonomi global yang semakin kuat, serta peningkatan harga komoditas baik non migas maupun migas. Investasi diperkirakan masih tumbuh terbatas terkait dengan tingkat

(18)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 5 BAB II

PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR – IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.2. Struktur Impor Menurut Penggunaan

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

2.1. Kinerja Ekspor

Total ekspor Indonesia pada Triwulan I Tahun 2010 meningkat sebesar 54,31persen menjadi US$ 35.536,7 Juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 23.029,15 Juta. Peningkatan ekspor ini merupakan kontribusi ekspor non migas yang juga mengalami peningkatan sebesar 46,45 persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 28.848,0 Juta. Sebagian besar ekspor Non Migas merupakan ekspor hasil industri yang nilainya mencapai US$ 21.105,1 Juta atau 59,39 persen dari total ekspor. Sedangkan sisanya adalah ekspor migas sebesar US$ 6.688,7 Juta seperti terlihat pada Gambar 2.1.

2.2. Kinerja Impor

Selama Triwulan I Tahun 2010, nilai impor Indonesia mencapai US$ 29.961,24 Juta atau meningkat 4,96 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 28.544,73 Juta. Seperti halnya ekspor, nilai impor non migas mencapai US$ 23.726,80 Juta, jauh lebih tinggi dibanding impor migas yang hanya US$ 6.234,44 Juta.

Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang selama Triwulan I Tahun 2010 menunjukkan bahwa hampir semua golongan penggunaan barang impor mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Impor bahan baku/penolong dan

barang modal pada Triwulan I 2010 masing-masing mencapai US$ 21.653,50 juta dan US$ 5.948,12 juta atau meningkat 4,46 persen dan 4,08 persen dibanding Triwulan sebelumnya. Sementara impor barang konsumsi mencapai US$ 2.359,63 juta atau naik 12,34 persen. seperti terlihat di Gambar 2.2.

2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor

Impor Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafik-grafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan triwulan III tahun 2010 beberapa komoditi industri masih dipengaruhi oleh investasi. Ekspektasi ke depan, kuatnya investasi yang belakangan terjadi diperkirakan akan terus berlanjut. Indikator frekuensi konsumsi yang lebih tinggi juga mendukung. Dalam hal permintaan luar negeri, ramalan untuk pertumbuhan ekspor riil telah sedikit diturunkan untuk tahun 2011 karena pengaruh dasar dari kuatnya kinerja di tahun 2010 dan revisi turun terhadap ramalan pertumbuhan mitra perdagangan utama. Pada bab ini akan disajikan kondisi spesifik perdagangan internasional yaitu pada 14 komoditi terpilih. Perkembangan 14 komoditi industri terpilih selain meliputi ekspor dan impor, juga meng-cover perkembangan realisasi produksi, dan konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini. Pada bab ini, pembahasan ekspor dan impor dikhususkan pada komoditi tertentu yaitu 14 komoditi terpilih. Selengkapnya, perkembangan

(19)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 6

Gambar 2.5. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Pupuk Lainnya Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.4.Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.6. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Industri Semen Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

14 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, ekspor, impor dan konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini.

2.3.1. Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya 2.3.1.1. Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Ekspor pupuk urea dan pupuk lainnya periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 menurun tajam sebesar 73,56 persen dari sebelumnya sebesar US$ 78,30 Juta menjadi US$ 20,70 Juta. Penurunan juga terjadi pada nilai impor yang turun sebesar 37,93 persen dari sebelumnya sebesar US$ 84,52 Juta menjadi US$ 52,46 Juta seperti dalam Gambar 2.3.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.2. Pupuk Non Urea

2.3.2.1. Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat 0 20 40 60 80 100 120

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

Ekspor pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun 6,06 persen menjadi US$ 7,60 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 8,09 Juta.

Sedangkan nilai impor mengalami peningkatan sebesar 49,39 persen dari sebelumnya sebesar US$ 174,62 Juta menjadi US$ 260,86 Juta seperti dalam Gambar 2.4.

2.3.2.2. Pupuk Lainnya

Ekspor pupuk lainnya periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun sebesar 21,89 persen menjadi US$ 0,87 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 1,12 Juta. Sementara itu, nilai impor mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 241,63 persen dari sebelumnya sebesar US$ 0,23 Juta menjadi US$ 0,77 Juta seperti dalam Gambar 2.5. 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50

Oct No v Dec Jan Feb Mar

Ju ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.3. Semen

Ekspor semen periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 menurun 66,87 persen menjadi US$ 12,16 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 36,71 Juta. Hal yang sama juga terjadi pada nilai impor yang mengalami penurunan 6,01 persen dari sebelumnya sebesar US$ 17,05 Juta menjadi US$ 16,03 Juta seperti dalam Gambar 2.6.

0 5 10 15 20 25

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

(20)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 7 Gambar 2.7. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Minyak

Goreng Kelapa Sawit Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.8. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor

Hot Rolled Coil (HRC) Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.9. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Hot Rolled Plate Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.10. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kendaraan Bermotor Roda Dua Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

2.3.4. Minyak Goreng Sawit

Ekspor Minyak Goreng Sawit periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun sebesar 33,60 persen menjadi US$ 946,65 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 1.425,67 Juta. Sementara itu impor justru mengalami peningkatan sangat pesat yaitu sebesar 36.697,76 persen dari sebelumnya sebesar US$ 0,03 Juta menjadi US$ 9,55 Juta seperti dalam Gambar 2.7.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.5. Baja

2.3.5.1. Hot Rolled Coil

Ekspor Hot Rolled Coil periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat sebesar 55,50 persen menjadi US$ 25,17 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 16,19 Juta. Sedangkan nilai impor mengalami penurunan sebesar 21,53 persen dari sebelumnya sebesar US$ 160,86 Juta menjadi US$ 126,23 Juta seperti dalam Gambar 2.8.

0 10 20 30 40 50 60 70

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.5.2. Hot Rolled Plate

Ekspor Hot Rolled Plate periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun 11,48 persen menjadi US$ 42,13 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 47,60 Juta. Demikian juga dengan impor yang mengalami penurunan sebesar 0,87 persen dari sebelumnya sebesar US$ 103,31 Juta menjadi US$ 102,41 Juta seperti dalam Gambar 2.9. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.6. Kendaraan Bermotor

2.3.6.1. Kendaraan Bermotor Roda Dua Ekspor Kendaraan Bermotor Roda Dua Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat sebesar 8,47 persen menjadi US$ 9,75 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 8,99 Juta. Nilai impor juga mengalami peningkatan 12,13 persen dari sebelumnya sebesar US$ 10,88 Juta menjadi US$ 12,20 Juta seperti dalam Gambar 2.10.

0 1 2 3 4 5 6

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.6.2. Kendaraan Bermotor Roda Empat Ekspor Kendaraan Bermotor Roda Empat Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat sebesar

(21)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 8

Gambar 2.11. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.13. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Televisi Hitam Putih Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.12. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Televisi Berwarna Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.14. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor

Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

1,37 persen menjadi US$ 205,72 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 202,95 Juta. Demikian juga untuk impor yang mengalami peningkatan 29,02 persen dari sebelumnya sebesar US$ 739,37 Juta menjadi US$ 953,92 Juta seperti dalam Gambar 2.11.

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.7. Peralatan Listrik Rumah Tangga 2.3.7.1. Televisi

2.3.7.1.1. Televisi Berwarna

Ekspor Televisi Berwarna Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat tajam sebesar 328,23 persen menjadi US$ 5,93 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 1,38 Juta. Hal yang sama juga terjadi pada impor yang mengalami peningkatan sebesar 42,47 persen dari sebelumnya sebesar US$ 76,34 Juta menjadi US$ 108,76 Juta seperti dalam Gambar 2.12.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.7.1.2. Televisi Hitam Putih

Ekspor Televisi Hitam Putih Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 naik 194,15 persen menjadi US$ 0,34 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 0,12 Juta. Impor juga

mengalami peningkatan 37,67 persen dari sebelumnya sebesar US$ 1,24 Juta menjadi US$ 1,71 Juta seperti dalam Gambar 2.13.

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.7.2. Lemari Es 2.3.7.2.1. Refrigators/ Deepfreezers R.T

Ekspor Refrigators/ Deepfreezers R.T Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat sebesar 76,18 persen menjadi US$ 57,16 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 32,45 Juta. Sementara impor mengalami penurunan 2,93 persen dari sebelumnya sebesar US$ 12,52 Juta menjadi US$ 12,16 Juta seperti dalam Gambar 2.14. 0 5 10 15 20 25

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.7.2.2. Refrigators/ Deepfreezers non R.T Ekspor Refrigators/ Deepfreezers non R.T Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun 41,83 persen menjadi US$ 7,40 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 12,72 Juta. Seperti halnya ekspor, impor mengalami penurunan 27,53 persen dari

(22)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 9 Gambar 2.15. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor

Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.16. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Serat Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.17. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Benang Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.18. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kain Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

sebelumnya sebesar US$ 17,38 Juta menjadi US$ 12,59 Juta seperti dalam Gambar 2.15.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.8. Tekstil dan Produk Tekstil 2.3.8.1. Serat

Ekspor serat Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat 2,63 persen menjadi US$ 120,05 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 116,97 Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan 17,58 persen dari sebelumnya sebesar US$ 79,52 Juta menjadi US$ 93,50 Juta seperti dalam Gambar 2.16.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.8.2. Benang

Ekspor benang Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat 11,12 persen menjadi US$ 518,86 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 466,94 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan 1,64 persen dari sebelumnya sebesar US$ 119,09 Juta menjadi US$ 117,13 Juta seperti dalam Gambar 2.17.

0 50 100 150 200 250

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.8.3. Kain

Ekspor Kain Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat 0,20 persen menjadi US$ 330,04 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 329,38 Juta. Seperti halnya ekspor, impor pun mengalami peningkatan 5,30 persen dari sebelumnya sebesar US$ 532,98 Juta menjadi US$ 561,20 Juta seperti dalam Gambar 2.18.

0 50 100 150 200 250

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.8.3.1. Kain Tenun Ikat

Ekspor Kain Tenun Ikat Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun sebesar 66,05 persen menjadi US$ 0,09 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 0,26 Juta. Sementara itu jumlah impor juga mengalami penurunan 42,75 persen dari sebelumnya sebesar US$ 4,03 Juta menjadi US$ 2,31 Juta seperti dalam Gambar 2.19

(23)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 10

Gambar 2.20. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kain Tenun Sutera Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.19. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kain Tenun Ikat Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.21. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kain Tule dan Jala Lainnya Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.22. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Pulp Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.8.3.2. Kain Tenun Sutera

Ekspor Kain Tenun Sutera Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat pesat sebesar 6.626,98 persen menjadi US$ 4,24 Ribu dari sebelumnya sebesar US$ 63. Sementara itu impor pun mengalami peningkatan 55 persen dari sebelumnya sebesar US$ 363,03 Ribu menjadi US$ 562,70 Ribu seperti dalam Gambar 2.20.

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.8.3.3. Kain Tule dan Jala Lainnya

Ekspor Kain Tenun Ikat Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun 3,39 persen menjadi US$ 2,62 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 2,71 Juta. Sementara itu impor mengalami peningkatan sebesar 39,04 persen dari sebelumnya sebesar US$ 2,57 Juta menjadi US$ 3,58 Juta seperti dalam Gambar 2.21. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.9. Pulp dan Kertas 2.3.9.1. Pulp

Ekspor Pulp Triwulan I 2010 dalam Gambar 2.22 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 menurun sebesar 14,34 persen menjadi US$ 270,39 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 315,67 Juta. Sementara itu impor mengalami peningkatan 7,09 persen dari sebelumnya sebesar US$ 191,98 Juta menjadi US$ 205,60 Juta seperti dalam Gambar 2.22. 0 20 40 60 80 100 120 140

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.9.2. Kertas 2.3.9.2.1. Kertas Budaya

Ekspor Kertas Budaya Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun 2,10 persen menjadi US$ 711,27 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 726,51 Juta. Impor juga mengalami penurunan 16,23 persen dari sebelumnya sebesar US$ 51,66 Juta menjadi US$ 43,27 Juta seperti dalam Gambar 2.23.

(24)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 11 Gambar 2.23. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor

Kertas Budaya Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.26. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Motor Listrik Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.24. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kertas Industri Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.25. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Kertas Tissue Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin 0 50 100 150 200 250 300

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.9.2.2. Kertas Industri

Ekspor Kertas Industri Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat 13,16 persen menjadi US$ 74,77 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 66,07 Juta. Sementara itu, impor yang mengalami penurunan 2,71 persen dari sebelumnya sebesar US$ 126,62 Juta menjadi US$ 123,19 Juta seperti dalam Gambar 2.24.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.9.2.3. Kertas Tissue

Ekspor Kertas Industri Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat 4,37 persen menjadi US$ 88,83 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 85,11 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan sebesar 4,07 persen dari sebelumnya sebesar US$ 35,60 Juta menjadi US$ 34,15 Juta seperti dalam Gambar 2.25. 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.10. Mesin Listrik 2.3.10.1. Motor Listrik

Ekspor Motor Listrik Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 mengalami penurunan 10,85 persen menjadi US$ 67,16 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 75,34 Juta. Sementara itu impor juga mengalami penurunan sebesar 29,83 persen dari sebelumnya sebesar US$ 63,43 Juta menjadi US$ 44,51 Juta seperti dalam Gambar 2.26. 0 5 10 15 20 25 30

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.10.2. KWH Meter

Ekspor KWH Meter periode Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 menurun 23,28 persen menjadi US$ 8,04 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 10,48 Juta. Hal yang sama terjadi pada nilai impor yang mengalami penurunan sebesar 34,90 persen dari sebelumnya sebesar US$ 4,69 Juta menjadi US$ 3,05 Juta seperti dalam Gambar 2.27.

(25)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 12

Gambar 2.27. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor KWH Meter Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.29. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Ban Dalam Mobil Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.28. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Industri Ban Luar Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.30. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Ban Luar Mobil Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin 0 1 2 3 4 5 6

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.11. Ban

2.3.11.1.Ban Sepeda Motor

2.3.11.1.1. Ban Luar Sepeda Motor

Ekspor Ban Luar Sepeda Motor Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat tajam sebesar 89,96 persen menjadi US$ 3,31 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 1,74 Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan 7,41 persen dari sebelumnya sebesar US$ 0,35 Juta menjadi US$ 0,37 Juta seperti dalam Gambar 2.28.

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.11.2. Ban Mobil

2.3.11.2.1. Ban Dalam Mobil

Ekspor Ban Dalam Mobil Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 turun 3,17 persen menjadi US$ 2,79 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 2,88 Juta. Sementara itu impor mengalami peningkatan sebesar 1,53 persen dari sebelumnya sebesar US$ 0,93 Juta menjadi US$ 0,94 Juta seperti dalam Gambar 2.29. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.11.2.2. Ban Luar Mobil

Ekspor Ban Luar Mobil Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 hanya meningkat 0,19 persen menjadi US$ 295,05 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 294,50 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan sebesar 5,47 persen dari sebelumnya sebesar US$ 27,50 Juta menjadi US$ 25,99 Juta seperti dalam Gambar 2.30.

0 20 40 60 80 100 120

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.12. Tepung Terigu

Ekspor Tepung Terigu Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat 27,46 persen menjadi US$ 3,67Juta dari sebelumnya sebesar US$ 2,88 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan sebesar 15,12 persen dari sebelumnya sebesar US$ 70,71 Juta menjadi US$60,02 Juta seperti dalam Gambar 2.31.

(26)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 13 Gambar 2.31. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor

Tepung Terigu Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.32. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Barang Anyaman dari Rotan Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.33. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Meubel Rotan Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Gambar 2.34. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Rotan Setengah Jadi Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin 0 5 10 15 20 25 30

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.13. Barang Jadi Rotan

2.3.13.1. Barang Anyaman dari Rotan

Ekspor Barang Anyaman dari Rotan Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 meningkat sebesar 8,68 persen menjadi US$ 4,74 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 4,36 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan sebesar 81,82 persen menjadi US$14,40 Ribu seperti dalam Gambar 2.32. 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.13.2. Meubel Rotan

Ekspor Meubel Rotan Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 naik 21,11 persen menjadi US$ 26,19 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 21,63 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan sebesar 82,95 persen dari sebelumnya sebesar US$ 0,04 Juta menjadi US$ 0,01 Juta seperti dalam Gambar 2.33. 0 2 4 6 8 10 12

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

2.3.13.3. Rotan Setengah Jadi

Ekspor Rotan Setengah Jadi Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 naik 31,82 persen menjadi US$ 8,42 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 6,39 Juta. Sementara itu untuk Triwulan I ini, tidak terdapat transaksi impor seperti dalam Gambar 2.34. 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor 2.3.14. Keramik

Ekspor Keramik Triwulan I 2010 bila dibandingkan dengan periode Triwulan IV 2009 menurun 3,16 persen menjadi US$ 71,47 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 73,81 Juta. Sementara itu impor juga mengalami penurunan 2,24 persen dari sebelumnya sebesar US$ 23,41 Juta menjadi US$ 22,88 Juta seperti dalam Gambar 2.35.

(27)

Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 14

Gambar 2.35. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor Keramik Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin 0 5 10 15 20 25 30

Oct Nov Dec Jan Feb Mar

J u ta U S $ Triwulan IV 2009-Triwulan I 2010 Impor Ekspor

(28)

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN I TAHUN 2010 15 BAB III

PERKEMBANGAN KINERJA PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

3.1. Landasan Pemilihan Komoditi

Berdasarkan Perpres No.7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009 disebutkan bahwa untuk meningkatkan iklim investasi yang sehat dan peningkatan daya saing ekspor. Pembangunan Sektor Industri Manufaktur difokuskan pada pengembangan sejumlah sub-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Dengan kata lain pola pengembangannya perlu lebih banyak ditekankan pada pengembangan

(widening) dan pendalaman (deepening). Maka

dibuat kriteria untuk memenuhi hal tersebut diantaranya (i) menyerap banyak tenaga kerja; (ii) memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri (seperti makanan-minuman dan obat-obatan); (iii) mengolah hasil pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan) dan sumber-sumber daya alam lain dalam negeri; dan (iv) memiliki potensi pengembangan ekspor.

Diturunkan dari keempat kriteria di atas, berdasarkan analisis keunggulan komparatif dan kompetitif, maka prioritas dalam lima tahun ke depan adalah pada penguatan klaster-klaster yang diprioritaskan pada 10 klaster-klaster inti yaitu :

1) Industri Makanan dan Minuman 2) Industri Pengolahan Hasil Laut 3) Industri Tekstil dan Produk Tekstil 4) Industri Alas Kaki

5) Industri Turunan Minyak Kelapa Sawit 6) Industri Pengolahan Kayu (termasuk

Rotan dan Bambu)

7) Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet

8) Industri Pulp dan Kertas

9) Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik 10) Industri Petrokimia

Pada tahun 2010, strategi industri difokuskan pada pengembangan klaster industri yaitu I. Industri Agro:

Kelapa sawit; karet dan barang karet; kakao dan coklat; kelapa; kopi; gula; tembakau; buah-buahan; kayu dan barang kayu; hasil perikanan dan laut; pulp dan kertas; pengolahan susu. II. Industri Alat Angkut:

Kendaraan bermotor; perkapalan; kedirgantaraan; perkeretaapian.

III. Industri Elektronika dan Telematika:

Elektronika; perangkat keras telekomunikasi dan pendukungnya; perangkat penyiaran dan pendukungnya; komputer dan peralatannya. IV. Basis Industri Manufaktur:

a. industri material dasar: besi dan baja; semen; petrokimia; keramik.

b. industri permesinan: peralatan listrik dan mesin listrik; mesin dan peralatan umum. c. industri manufaktur padat tenaga kerja: tekstil dan produk tekstil; alas kaki; farmasi dengan bahan baku dalam negeri.

V. Industri Penunjang Industri Kreatif dan Kreatif Tertentu:

Perangkat lunak dan konten multimedia; fashion; kerajinan dan barang seni.

VI. Industri Kecil dan Menengah Tertentu: Batu mulia dan perhiasan; garam rakyat; gerabah dan keramik hias; minyak atsiri; makanan ringan.

3.2. Komoditi Industri Terpilih

RPJMN 2010-2014 sangat relevan dengan RPJMN 2004-2009. Kluster industri yang akan dikembangkan berkaitan dengan komoditi yang telah terobservasi menjadi andalan/prioritas. Oleh karena itu, analisis komoditi-komoditi tersebut haruslah dilakukan dengan kontinu untuk memonitor perkembangannya di masa yang akan datang.

Kinerja komoditi industri terpilih disajikan dalam bentuk analisis perkembangan melalui pengolahan data kapasitas produksi, realisasi produksi, ekspor, dan impor yang keseluruhannya merupakan perkembangan bulanan dengan data yang dihimpun merupakan data primer, bersifat indikatif dan diperoleh langsung dari perusahaan atau melalui asosiasi.

Kementerian Perindustrian memilih 13 komoditi industri yang sifatnya strategis karena pertama-tama tercantum pada RPJM 2004-2009, dampaknya cukup besar mempengaruhi inflasi, serta dapat menggambarkan dinamika gerak perekonomian dan industri secara keseluruhan. Komoditi-komoditi tersebut yaitu:

Gambar

Gambar  2.4. Perkembangan  Kinerja  Ekspor  –  Impor  Pupuk  Mineral/Kimia  mengandung  Phospat  Periode  Triwulan IV 2009 s.d
Gambar 2.8. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor  Hot Rolled Coil (HRC) Periode Triwulan IV 2009 s.d
Gambar 2.13. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor  Televisi Hitam Putih Triwulan IV 2009 s.d
Gambar 2.16. Perkembangan Kinerja Ekspor – Impor  Serat Periode Triwulan IV 2009 s.d. Triwulan I 2010 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Kemenperin
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan kondisi tersebut, cross section B akan menghasilkan nilai faktor keamanan yang lebih kecil dari nilai faktor keamanan pada cross section A (tabel 4.3 dan tabel

Fungsi-fungsi manajemen adalah hal yang sangat penting dalam sebuah kegiatan perusahaan, baik perusahaan yang berorientasi kepada laba maupun perusahaan nirlaba, tak

Sedangkan berdasarkan pada Tabel 4 menunjukkan nilai korelasi spearman untuk mengetahui adanya hubungan antara perilaku caring dengan Tingkat Kepuasan pasien di

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikannya TugasAkhir yang berjudul

Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu, direncanakan dalam suatu system

Penawaran yang diberikan Long Tail Strategy adalah sebuah bisnis yang mengutamakan Match Making dan menyediakan Platform untuk produk-produk yang tidak begitu populer/tidak

Kajian perbandingan kualiti udara akibat aktiviti pembakaran jerami padi di Alor Star, Kedah pada Mac 2002 dan 2003 bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh kepekatan

d) nilai manfaat dapat lebih kecil dari nilai dana yang diinvestasikan, tergantung pada ada atau tidaknya bagian manfaat yang dijamin. Pernyataan sebagaimana dimaksud dalam huruf