PENERAPAN KOMPETENSI GURU BK OLEH GURU MUDA DALAM
MELAKSANAKAN PRAKTIKUM PENGALAMAN LAPANGAN SEKOLAH
(
Studi terhadap Mahasiswa PPLBK Sekolah Angkatan 2010 STKIP PGRI Sumatera Barat )JURNAL
RICKY HANDOKO
NPM:10060198
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
2014
Penerapan Kompetensi Guru BK oleh Guru Muda dalam Melaksanakan
Praktikum Pengalaman Lapangan Sekolah (Studi terhadap Mahasiswa
PPLBK Sekolah Angkatan 2010 STKIP PGRI Sumatera Barat)
Oleh:
Ricky Handoko
Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated by the presence of some young teachers who look sloppy, no young teachers who get angry when in the classroom, there are young teachers who are not serious in providing material services, there are young teachers who do not come to school on time, there was a young teacher who smoke around the school, there is a young teacher in making RPL confusion, there are young teachers who do not make a service program, there are young teachers who do not recognize learners. The purpose of this study describe: 1) Application of pedagogical competence by young teachers. 2) Application of personal competence by young teachers. 3) Implementation of social competence by a young teacher. 4) Application of the professional competence of the young teacher.This type of research is descriptive quantitative research with the entire student population of Guidance and Counseling 2010 which has completed the Practicum Field Experience in Implementing School in the academic year 2013/2014 which amounted to 197 and 66 samples. Sampling using incidental sampling technique. The instrument used for data collection in the form of a questionnaire. To analyze the data the application of Guidance and Counseling teacher competence by young teachers using percentage analysis techniques.The results of data analysis showed that: (1) The application of the pedagogic competence in the category applied. (2) Application of personal competence in the category applied. (3) The application of social competence in the category applied. (4) The application of professional competence in the category applied. So based on the results of research in general application of the competency of teachers Guidance and Counseling by a young teacher has been implemented well by the young teacher class of 2010 STKIP PGRI West Sumatra. The results of this study recommended to the young teacher, student of Guidance and Counseling, Guidance and Counseling studies program managers, and further research.
Key Word: Competence Counselor, Competence Pedagogic, Competence Personality, Competence
Social, and Competence Professional.
PENDAHULUAN
Guru sebagai pendidik merupakan tenaga yang memiliki kompetensi. Mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 ayat (1) bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Surya (Kunandar, 2007:47) guru yang memiliki kompetensi akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Guru sebagai pendidik tidak hanya sebagai penyalur dan pemindah kebudayaan bangsa kepada generasi penerus, akan tetapi lebih dari itu yaitu pembina mental, membentuk moral
dan membangun kepribadian yang baik dan integral, sehingga keberadaannya kelak berguna bagi nusa dan bangsa.
Guru sebagai agen pembelajaran di Indonesia diwajibkan memenuhi tiga persyaratan seperti dijelaskan oleh Samani (Wahyudi, 2012:3), yaitu kualifikasi pendidikan minimum, kompetensi, dan sertifikasi pendidik. Ketiga persyaratan untuk menjadi guru sesuai dengan pasal 1 ayat (12) UUGD yang menyebutkan bahwa sertifikat pendididik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Kompetensi dari seorang guru bimbingan dan konseling yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum
diketahui peserta didik dan seharusnya diketahui oleh peserta didik. Guru
bimbingan dan konseling adalah
pembimbing, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru bimbingan dan konseling harus memiliki standar kualitas tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Guru bimbingan dan konseling dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Ada guru muda yang berpenampilan tidak rapi
2. Ada guru muda yang marah-marah saat di dalam kelas
3. Ada guru muda yang tidak serius dalam memberikan materi layanan 4. Ada guru muda yang tidak tepat waktu
datang ke kesekolah
5. Ada guru muda yang merokok di sekitar lingkungan sekolah
6. Ada guru muda yang kebingungan dalam membuat RPL
7. Ada guru muda yang tidak membuat program layanan
8. Ada guru muda yang tidak mengenal peserta didiknya
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan kompetensi pedagogis oleh guru muda
2. Penerapan kompetensi kepribadian oleh guru muda
3. Penerapan kompetensi sosial oleh guru muda
4. Penerapan kompetensi profesional oleh guru muda
Berdasarkan rumusan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan kompetensi guru BK oleh guru muda dalam melaksanakan pratikum pengalaman lapangan sekolah?
Adapun tujuan dari peneliti ini adalah untuk mendiskripsikan :
1. Penerapan kompetensi pedagogis oleh guru muda.
2. Penerapan kompetensi kepribadian oleh guru muda.
3. Penerapan kompetensi sosial oleh guru muda.
4. Penerapan kompetensi profesional guru oleh guru muda.
Sesuai dengan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
:
1. Peneliti, sebagai bahan masukan bagi peneliti saat menjadi guru BK di Sekolah nantinya, sehingga lebih bisa menjadi pribadi yang profesional. 2. Guru muda, dapat dijadikan pedoman
atau arahan bagi calon guru dalam penerapan kompetensi guru
3. Pengelola program Studi BK, sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas guru muda sebagai calon guru BK melalui berbagai kegiatan pembinaan guru muda yang mengarah pada keprofesionalan dalam pelaksanaan PPLBK Sekolah.
4. Peneliti selanjutnya, sebagai dasar atau pedoman untuk meneliti lebih luas tentang berbagai aspek terkait dengan penerapan kompetensi guru dalam pelaksanaan PPLBK Sekolah
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh mahasiswa BK 2010 yang telah selesai melaksanakan PPLBK Sekolah pada tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 197 orang dan sampel 66 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik sampling
insidental. Alat yang digunakan untuk
pengumpulan data berupa angket. Untuk menganalisis data penerapan kompetensi
guru BK oleh guru muda dengan
menggunakan teknik analisis persentase. Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Arifin (2011: 192) data interval adalah data yang memiliki jarak antara yang satu dengan yang lain sama, tetapi tidak mempunyai nilai, menggunakan data interval harus fleksibel karena pada setiap skala angka harus diketahui dengan jelas.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Menurut Nasution (Lufri, 2009: 98) “Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari subyek penelitian atau responden, data peneliti didapatkan langsung dari objek yang
dijadikan sumber penelitian yaitu mahasiswa BK angkatan 2010 yang telah selesai melaksanakan praktik pengalaman lapangan bimbingan dan konseling sekolah.
Hasil analisa data dituangkan dalam bentuk tabel, lalu dibaca dan diuraikan serta dilakukan penafsiran. Selanjutnya merubah data tersebut dari persentase ke dalam bentuk kriteria-kriteria penafsiran, untuk penelitian ini kriteria yang digunakan adalah kriteria yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 88) yaitu:
Angka 81% -100%= Sangat Diterapkan Angka 61% -80% = Diterapkan Angka 41% -60%= Cukup Diterapkan Angka 21% -40%= Kurang Diterapkan Angka 0% -20% = Sangat Tidak Diterapkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, maka kompetensi pedagogik mahasiswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengaplikasikan Perkembangan Fisiologis dan Psikologis serta Perilaku Klien
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 16 atau 24,24% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 17 atau 25,76% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 18 atau 27,27% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 15 atau 22,73% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan tidak satupun mahasiswa berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 18 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 27,27%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penerapan kompetensi pedagogik pada sub variabel mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku klien sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116)
mengemukakan bahwa kompetensi
pedagogik digambarkan dengan
mengaplikasikan perkembangan
fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli
a) Mengaplikasikan kaidah-kaidah
perilaku manusia,
perkembangan fisik dan
psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
b) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
Dari hasil penelitian ini guru muda telah melaksanakan hal-hal yang disebutkan di atas, dan itu berarti bahwa sebagian besar Guru muda PPLBK
STKIP PGRI SUMBAR sudah
mengaplikasikan perkembangan
fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli pada saat melaksanakan tugasnya sebagai guru muda.
b. Menguasai Esensi Pelayanan BK dalam Jalur, Jenis dan Jenjang Satuan Pendidikan
Pada tabel 6 terlihat bahwa 26 atau 39,39% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 17 atau 25,76% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 13 atau 19,70% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 9 atau 13,64% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 1 mahasiswa berada pada kategori tersebut dengan persentase 1,52%.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 26 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 39,39%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penerapan kompetensi pedagogik pada sub variabel menguasai esensi pelayanan bk dalam jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116)
mengemukakan bahwa kompetensi
pedagogik digambarkan dengan
dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan, seperti:
a) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, non formal dan informal
b) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
Berdasarkan uraian yang dijelaskan oleh Hidayat dan Herdi di atas maka terlihat bahwa sebagian besar guru muda sudah sangat menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan
2. Kompetensi Kepribadian
Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, maka kompetensi kepribadian mahasiswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Terlihat bahwa 13 atau 19,70% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 22 atau 33,33% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 20 atau 30,30% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 9 atau 13,64% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 2 atau 3,03% komptensi guru BK berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 22 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 33,33%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar penerapan kompetensi
kepribadian sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116) mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian digambarkan dengan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti:
a) Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
Hal ini berarti bahwa guru muda yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa adalah guru muda yang menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa, konsisten dalam beribadah, serta beraklakh mulia. Dari hasil penelitian ini guru muda telah menerapkan kepribadian beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa.
b. Menghargai dan Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan, Individualitas dan Kebebasan Memilih
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 8 atau 12,12% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 29 atau 43,94% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 12 atau 18,18% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 15 atau 22,73% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 2 atau 3,03% komptensi guru BK berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 29 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 43,94%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar penerapan kompetensi
kepribadian sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116) mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian digambarkan dengan menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individual, dan kebebasan memilih, seperti: a) Mengaplikasikan pandangan
positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual dan berpotensi b) Toleran terhadap permasalahan
konseli
c) Bersikap demokratis
Hal ini berarti bahwa guru muda yang menghargai nilai-nilai
kemanusiaan adalah memiliki pandangan positif, menghargai, peduli,toleransi, serta bersikap demokratis. Dari hasil penelitian ini guru muda telah menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hendanya hal ini semaki diperhatikan dan semakin diterapkan oleh guru muda.
3. Kompetensi Sosial
Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, maka kompetensi sosial mahasiswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Berperan dalam Organisasi dan Kegiatan Profesi BK
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 11 atau 16,67% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 15 atau 22,73% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 18 atau 27,27% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 13 atau 19,70% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 9 atau 13,64% komptensi guru BK berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 18 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 27,27%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penerapan kompetensi sosial sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116) mengemukakan bahwa kompetensi sosial digambarkan dengan berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling, seperti: a) Menaati kode etik profesi
bimbingan dan konseling b) Aktif dalam organisasi profesi
bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
Berdasarkan hal di atas dilihat dari hasil penelitian guru muda telah berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi BK. Terlihat dari hasil pengolahan yang peneliti lakukan. Meskipun demikian guru
muda hendaknya lebih berperan lagi dalam organisasi dan kegiatan profesi BK.
b. Mengimplementasikan Kolaborasi antar Profesi
Terlihat bahwa 14 atau 21,21% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 20 atau 30,30% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 10 atau 15,15% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 17 atau 25,76% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 5 atau 7,58% komptensi guru BK berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 19 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 28,79%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penerapan kompetensi sosial sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116) mengemukakan bahwa kompetensi
sosial digambarkan dengan
mengimplementasikan kolaborasi antar profesi
a) Mengomunikasikan
aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain
b) Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan
Berdasarkan ulasan yang dijelaskan oleh Hidayat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini guru muda telah mengimplementasikan kolaborasi antar profesi dengan baik dan hendaknya lebih ditingkatkan lagi.
4. Kompetensi Profesional
Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, maka kompetensi sosial mahasiswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Menguasai Kerangka Teoritis dan Praksis Bimbingan dan Konseling
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 0 atau 0,00% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 23 atau 34,85% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 25 atau 37,88% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 15 atau 22,73% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 4 atau 4,55% komptensi guru BK berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 25 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 37,88%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar penerapan kompetensi
profesional sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116) menguasai kerangka teoritis dan
praktis bimbingan dan
konseling,seperti:
a) Mengaplikasikan hakekat
pelayanan bimbingan dan konseling
b) Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling
b. Merancang Program Bimbingan dan Konseling
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 10 atau 15,15% kompetesi guru BK berada pada kategori sangat diterapkan, 23 atau 34,85% kompetensi guru BK berada pada kategori diterapkan, 21 atau 31,82% kompetensi guru BK berada pada kategori cukup diterapkan, 9 atau 13,64% kompetensi guru BK berada pada kategori kurang diterapkan, sedangkan pada kategori sangat tidak diterapkan ada 3 atau 4,55% komptensi guru BK berada pada kategori tersebut.
Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukannya sebanyak 23 dari 66 orang peserta didik dengan persentase 34,85%, hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar penerapan kompetensi
profesional sudah diterapkan oleh guru muda untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru BK yang profesional.
Hidayat dan Herdi (2013:116) merancang program bimbingan dan konseling, seperti:
a) Menganalisis kebutuhan konseli b) Menyusun rencana pelaksanaan
program bimbingan dan
konseling.
Hal ini berarti bahwa guru muda yang merancang program BK dapat menganalisis kebutuhan konseli, menyusun program BK, dan
menyusun rencana pelaksanan
program BK. Dari hasil penelitian guru muda telah mampu/dapat merancang program BK dengan baik sebagai guru muda.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Penerapan Kompetensi Guru BK oleh Guru Muda dalam Melaksanakan Pratikum Pengalaman Lapangan Sekolah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan kompetensi pedagogik berada pada kategori diterapkan, jadi dapat
disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik sudah diterapkan oleh guru muda dalam menjalankan tugasnya sebagai guru BK yang profesional. 2. Penerapan kompetensi kepribadian
berada pada kategori diterapkan, jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian sudah diterapkan oleh guru muda dalam menjalankan tugasnya sebagai guru BK.
3. Penerapan kompetensi sosial berada pada kategori diterapkan, jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial sudah diterapkan oleh guru muda dalam menjalankan tugasnya sebagai guru BK. 4. Penerapan kompetensi profesional
berada pada kategori diterapkan, jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional sudah diterapkan oleh guru muda dalam menjalankan tugasnya sebagai guru BK.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Penerapan Kompetensi Guru BK oleh Guru Muda dalam Melaksanakan Pratikum Pengalaman Lapangan Sekolah maka penulis memberikan saran kepada:
1. Pengelola Program Studi BK
Lebih meningkatkan kualitas guru muda sebagai calon guru BK melalui berbagai kegiatan pembinaan guru muda yang mengarah pada keprofesionalan dalam pelaksanaan PPLBK Sekolah serta
Sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan mutu lulusan dalam mengaplikasikan ilmu di lapangan dan dan dapat mempersiapkan lulusan yang memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang matang.
2. Mahasiswa Program Studi BK
Sebagai pedoman untuk
memperdalam kajian tentang bimbingan dan konseling, serta dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan saat menjadi guru BK di Sekolah nantinya, sehingga lebih bisa menjadi pribadi yang profesional. 3. Guru muda
Sebagai seorang calon guru BK, kita harus memiliki wawasan yang luas mengenai profesi kita, jika kita tidak memiliki wawasan yang luas maka kita dipandang tidak berkualitas, oleh karena itu diharapkan bagi guru muda agar dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas terutama mengenai kompetensi guru BK agar kita dapat menerapkan kompetensi tersebut saat membimbing peserta didik kita nantinya.
4. Peneliti Selanjutnya
Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar atau pedoman untuk meneliti lebih luas tentang berbagai aspek terkait dengan penerapan kompetensi guru BK dalam pelaksanaan PPLBK Sekolah.
KEPUSTAKAAN
Hidayat dan Herdi. 2013. Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Kunandar . 2007. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003. Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
Undang-undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2005.