• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN

STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ERLANA CITRA (I0612016) 2. FACHRUL FADILLA (I0612017) 3. HASBI ASIDIQI (I0612023) 4. SRI MURDIATI RIN P S (I0612041) 5. VEMI ASA HARDINI (I0612042)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ERSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

1

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perumahan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia.Dari tahun ke tahun, manusia lahir dan berkembang.Banyaknya kebutuhan perumahan yang muncul sekarang ini pada akhirnya berdampak kepada kepadatan permukiman di suatu daerah.Kelahiran, kematian, dan migrasi merupakan faktor yang berperan cukup besar dalam mempengaruhi pola dan struktur ruang permukiman yang akhirnya terbentuk di suatu kawasan. Faktor lain yang mempengaruhi sebaran permukiman di suatu wilayah adalah kesuburan tanah, topografi daerah, keberadaan sumber air, dan masalah keamanan, baik dari ancaman kejahatan maupun bencana alam.

Sebaran penduduk akan membentuk pola-pola permukiman yang umumnya berada bersifat mengumpul mengikuti arah jalan, sumber air (sungai, danau, atau waduk).

2. RUMUSAN MASALAH

Faktor apakah yang mempengaruhi pola permukiman penduduk dan perubahan pola dan struktur permukiman seperti apa yang terjadi di Kabupaten Sragen?

3. RUANG LINGKUP

1.1.Ruang lingkup wilayah

Ruang lingkup wilayah meliputi 20 kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Gemolong, Kecamatan Gesi, Kecamatan Gondang, Kecamatan Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Masaran, Kecamatan Miri, Kecamatan Mondokan, Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sambirejo, Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Sragen, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Tangen, dan Kecamatan Tanon.

(3)

2

1.2.Ruang lingkup waktu

Jangka waktu yang digunakan untuk menganalisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah 20 tahun, yaitu dari tahun 1993 sampai 2013.

1.3.Ruang lingkup materi

Ruang lingkup materi dalam analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah :

a. Rumusan analisis perubahan kepadatan penduduk

b. Rumusan analisis faktor pendorong/penyebab perubahan keruangan

c. Rumusan analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan

permukiman Kabupaten Sragen

4. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Analisis kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sragen.

2. Analisis faktor penyebab perubahan kepadatan penduduk di Kabupaten Sragen.

3. Analisis perubahan pola dan struktur kawasan permukiman di Kabupetan Sragen.

5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, kerangka pikiran, dan sistematika penyusunan laporan.

BAB II PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI

Berisi perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman di Kabupaten Sragen dalam perspektif teori yang didasarkan pada beberapa teori para ahli tentang struktur dan pola permukiman.

(4)

3

BAB III GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

Berisi gambaran umum kawasan permukiman di Kabupaten Sragen yang digunakan sebagai data penunjang untuk selanjutnya dianalisis perubahan pola dan struktur ruang kepadatannya dari tahun ke tahun sejak 1993 sampai 2013.

BAB IV ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

Berisi analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen yang ditampilkan ke dalam peta.Analisis yang dilakukan berupa analisis perubahan kepadatan penduduk, analisis factor pendorong atau penyebab perubahan keruangan, dan analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman.

BAB V KESIMPULAN

Berisi kesimpulan hasil analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman di Kabupaten Sragen tahun 1993-2013.

(5)

4

BAB II

PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI

1. KEPADATAN

Hal yang mempengaruhi kepadatan penduduk diantaranya seperti kelahiran, kematian dan migrasi. Selain itu jenis aktifitas di suatu kawasan juga mempengaruhi kepadatan suatu kawasan. Akses dan jangkauan yang baik menuju fasilitas umum menjadi faktor yang sangat berpengaruh didalam penentuan jenis aktivias (keeble, 11971; Alexander, 1979; Schmenner, 1982 didalam Healy, Ilbery, 1990).

2. POLA DAN STRUKTUR

Pengertian kota menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999) adalah suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bernafkah bukan pertanian. Suatu kota umumnya selalu mempunyai rumah-rumah yang mengelompok atau merupakan pemukiman terpusat. Suatu kota yang tidak terencana berkembang dipengaruhi oleh keadaan fisik sosial. Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994) penjalaran fisik kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

a. Penjalaran fisik kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar, cenderung lambat dan menunjukkan morfologi kota yang kompak disebut sebagai perkembangan konsentris (concentric development).

b. Penjalaran fisik kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan

menunjukkan penjalaran yang tidak sama pada setiap bagian

perkembangan kota disebut dengan perkembangan fisik

(6)

5

3. Penjalaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai perkembangan yang meloncat (leap frog/checher board development).

4. KLASIFIKASI KEPADATAN

Klasifikasi kepadatan penduduk dikategorikan menjadi 3 kategori berdasarkan Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014 nomor 470/328/SJ perihal pemanfaatan data kependudukanyaitu :

NO KEPADATAN KLASIFIKASI

1 <600 jiwa/km² KATEGORI 1

2 600-800 jiwa/km² KATEGORI 2

(7)

6

BAB III

GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

1. KARAKTERISTIK PENDUDUK

Jumlah penduduk di kabupaten sragen selama 20 tahun dalam interval data tiap 4 tahun dimulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut : NO KECAMATAN 1993 1997 2001 2005 2009 2013 1 Gemolong 43663 44060 43995 30.205 47398 49875 2 Gesi 21522 22054 20253 37.061 21848 22062 3 Gondang 43927 43741 42531 26.669 43653 44318 4 Jenar 26424 27285 25719 36.613 26883 27436 5 Kalijambe 45339 46222 44978 54.380 46640 47958 6 Karangmalang 50761 52979 56937 64.626 58311 60068 7 Kedawung 55214 56304 54790 45.702 59817 61123 8 Masaran 60621 62038 64486 44.866 65790 66963 9 Miri 33667 34609 31996 44.756 32703 33610 10 Mondokan 33348 34295 33400 43.597 34341 34832 11 Ngrampal 39712 40263 36906 45.537 36359 36712 12 Plupuh 49507 50823 44647 55.443 46296 46689 13 Sambirejo 36720 38171 36515 42.476 37135 37912 14 Sambung Macan 46766 47735 43524 64.936 44073 44723 15 Sidoharjo 51178 52552 50618 57.029 51169 52228 16 Sragen 63351 63554 64492 33.812 65816 67200 17 Sukodono 31317 32071 29734 32.309 31540 32762 18 Sumberlawang 45120 46236 44254 21.583 45609 46544 19 Tangen 25455 26071 25944 50.257 27151 27658 20 Tanon 58200 59656 53722 26.409 54849 55512 Jumlah 861812 880719 849441 858266 877381 896185

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk setiap 4 tahun selalu mengalami kenaikan namun tidak terlalu banyak.

(8)

7

2. FISIK DASAR

Kabupaten Sragen terletak di antara 110045’ - 111010’ bujur timur dan 7015’ - 7030’ lintang selatan. Adapun luas wilayah Kabupaten Sragen adalah941,55 km2 dengan batas-batas wilayah Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar

c. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

d. Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan, 408 kelurahan, dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah Kabupaten Sragen terbagi atas: 40.037,93 Ha (42,52%) Lahan basah dan 54.117,88 Ha (57,48%) lahan kering. Wilayah Kabupaten Sragen berada di dataran dengan ketinggian rata rata 109 M di atas permukaan laut.Sragen mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31 ºC.Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di bawah 150 hari per tahun.Topografi Kabupaten Sragen secara umum berupa lembah dengan dataran tinggi di bagian utara - tenggara dan dataran di bagian tengahnya. Ketinggian tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Sragen berkisar antara 84 meter sampai dengan 141 meter dpl. Ketinggian rata-rata Kabupaten Sragen adalah 109 meter dpl (Sragen Dalam Angka, 2009).

Sragen terletak di jalur utama Solo – Surabaya.Kabupaten ini merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Semarang-Solo dengan stasiun terbesarnya Gemolong.

Keadaan Alamdi Kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka ragam, ada daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat terletak di sebelah utara bengawan Solo dan dataran rendah yang tersebar di seluruh Kabupaten Sragen, dengan jenis tanah :gromusol, alluvial regosol, latosol dan mediteran.

(9)

8

KlimatologiKabupaten Sragen mempunyai iklim tropis dan

temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mm/tahun dan hari hujan dengan rata-rata di bawah 150 hari/tahun. Secara geografis, wilayah Kabupaten Sragen terletak di selatan garis ekuator. Oleh karena itu, Kabupaten Sragen bertemperatur sedang dengan suhu berkisar antara 240

C-290C. Wilayah yang berlokasi di dekat Gunung Lawu mempunyai suhu udara

rata-rata relatif rendah dibandingkan dengan wilayah di utara Sungai Bengawan Solo. Pada iklim tropis ini menjadikan banyak terjadi angin terutama pada musim kemarau. Kondisi geologi di Kabupaten Sragen terdiri dari batuan alluvial, miocene sedimentari, pleistocenen vulcanic, plioscene vulcanic, old sedimentary quaterrary vulcanic productdan lencolite bearing rocks.

3. ADMINISTRATIF

Secara administratif Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 20 Kecamatan dengan petanya sebagai berikut :

Gambar 3.1 Peta administratif Kabupaten Sragen Sumber : PDE Kabupaten Sragen

Menurut hierarki Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 3 tingkat hierarki dengan hierarki 1 adalah Kecamatan Sragen. Sedangkan untuk hierarki 2 adalah kecamatan Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang, Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Gemolong, Kecamatan Sumberlawang. Lalu untuk hirarki 3 adalah kecamatan Kalijambe, Plupuh, Kedawung, Sambirejo, Sambungmacan, Ngrampal, Miri, Mondokan, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar.

(10)

9

BAB IV

ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

1. ANALISIS PERUBAHAN KEPADATAN PENDUDUK

a. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1993-1997

Tidak ada perubahan, antara tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 , kepadatan penduduk di tiap kecamatan tidak mengalami perubahan klasifikasi kepadatan. Berikut merupakan tabel perbandingan dari tahun 1993 hingga 1997.

NO KECAMATAN 2001 2005 PERUBAHAN

1 Miri KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

2 Sumberlawang KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

3 Mondokan KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

4 Sukodono KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

5 Gesi KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

6 Tangen KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

7 Jenar KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

8 Kalijambe KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

9 Gemolong KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

10 Plupuh KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

11 Tanon KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

12 Sidoharjo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

(11)

10

14 Ngrampal KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

15 Karangmalang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

16 Kedawung KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

17 Sambungmacan KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

18 Gondang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

19 Sambirejo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

20 Sragen KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

b. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1997-2001

Tahun 2000-2001 terjadipenurunankepadatan di

MiridanSumberlawang (sedangkerendah) danSambirejo (padatkesedang). Berikut merupakan peta kepadatan penduduk tahun 1997 dan 2001

NO KECAMATAN 2001 2005 PERUBAHAN

1 Miri KATEGORI 2 KATEGORI 1 v

2 Sumberlawang KATEGORI 2 KATEGORI 1 v

3 Mondokan KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

4 Sukodono KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

5 Gesi KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

6 Tangen KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

7 Jenar KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

8 Kalijambe KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

9 Gemolong KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

(12)

11

11 Tanon KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

12 Sidoharjo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

13 Masaran KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

14 Ngrampal KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

15 Karangmalang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

16 Kedawung KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

17 Sambungmacan KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

18 Gondang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

19 Sambirejo KATEGORI 3 KATEGORI 2 v

20 Sragen KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang mengalami penurunan kategori adalah kecamatan miri dan kecamatan sumberlawang,kecamatan sambirejo.

c. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2001-2005

Terjadiperubahan kepadatan penduduk dalam kurun waktu 4 tahun. Jika dibandingkan dengan tahun 2001, kepadatan penduduk di tahun tersebut lebih terkonsentrasi pada wilayah Sragen bagian selatan. Kemudian terjadi peningkatan dan penurunan kepadatan penduduk di tahun 2005 di wilayah Sragen bagian utara dan selatan.Pada tahun 2005 kepadatan penduduk di Kec.Miri Meningkat, kepadatan penduduk Kec.Gemolong menurun,

kepadatan penduduk Kec. Tanon menurun,kepadatan penduduk

Kec.Mondokan meningkat, kepadatan penduduk Kec.Gesi

(13)

12

Kec.Gondang menurun, kepadatan penduduk Kec.Sambirejo meningkat. Perubahan-perubahan kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya yaitu tingkat pertumbuhan penduduk tiap tahunnya, faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman topografi yang relative landai menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat. Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber daya alam, tersedianya lapangan kerja. Faktor sosial budaya, selain itu daerah yang relative aman akan selalu jadi pemukiman yang padat. Hubungan kekerabatan dan kekeluargaan juga mempengaruhi tingkat kepadatan pennduduk.

Selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan 2005 terdapat perubahan kepadatan penduduk di 8 kecamatan dari total 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen. Kecamatan yang mengalami perubahan kepadatan penduduk tersebut adalah :

NO KECAMATAN 2001 2005 PERUBAHAN

1 Gemolong KATEGORI 3 KATEGORI 2 V

2 Gesi KATEGORI 1 KATEGORI 3 V

3 Gondang KATEGORI 1 KATEGORI 2 V

4 Jenar KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

5 Kalijambe KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

6 Karangmalang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

7 Kedawung KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

8 Masaran KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

9 Miri KATEGORI 1 KATEGORI 3 V

10 Mondokan KATEGORI 2 KATEGORI 3 V

11 Ngrampal KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

12 Plupuh KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

13 Sambirejo KATEGORI 2 KATEGORI 3 V

14 Sambung Macan KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

15 Sidoharjo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

16 Sragen KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

(14)

13

18 Sumberlawang KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

19 Tangen KATEGORI 1 KATEGORI 3 V

20 Tanon KATEGORI 3 KATEGORI 1 V

Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang mengalami penurunan kategori adalah kecamatan gemolong dan kecamatan tanon.Sedangkan untuk kecamatan yang mengalami perubahan kepadatan penduduk menjadi semakin padat adalah kecamatan gesi, gondang, miri, mondokan, sambirejo, dan tangen.

d. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2005-2009

NO KECAMATAN 2001 2005 PERUBAHAN

1 Miri KATEGORI 3 KATEGORI 2 v

2 Sumberlawang KATEGORI 1 KATEGORI 2 v

3 Mondokan KATEGORI 3 KATEGORI 2 v

4 Sukodono KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

5 Gesi KATEGORI 3 KATEGORI 1 v

6 Tangen KATEGORI 3 KATEGORI 1 v

7 Jenar KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

8 Kalijambe KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

9 Gemolong KATEGORI 2 KATEGORI 3 v

10 Plupuh KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

11 Tanon KATEGORI 1 KATEGORI 3 v

12 Sidoharjo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

(15)

14

Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan yang mengalami perubahan pada tahun 2005-2009 adalah kecamatan miri, kecamatan sumberlawang, kecamatan mondokan, kecamatan gesi, kecamatan tangen, kecamatan gemolong, kecamatan tanon, kecamatan gondang.

e. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2009-2013

Pada tahun 2009 sampai dengan 2013 perubahan kepadatan penduduk yang terjadi tidak terlalu banyak ataupun besar. Perubahan kepadatan pendudukjika dilihat dari perubahan klasifikasi menurut kategori nya adalah sebagai berikut :

NO KECAMATAN 2001 2005 PERUBAHAN

1 Gemolong KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

2 Gesi KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

3 Gondang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

4 Jenar KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

5 Kalijambe KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

6 Karangmalang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

7 Kedawung KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

8 Masaran KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

9 Miri KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

10 Mondokan KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

11 Ngrampal KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

12 Plupuh KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

13 Sambirejo KATEGORI 3 KATEGORI 2 V

14 Ngrampal KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

15 Karangmalang KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

16 Kedawung KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

17 Sambungmacan KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

18 Gondang KATEGORI 2 KATEGORI 3 v

19 Sambirejo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

(16)

15

14 Sambung Macan KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

15 Sidoharjo KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

16 Sragen KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

17 Sukodono KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

18 Sumberlawang KATEGORI 2 KATEGORI 2 -

19 Tangen KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

20 Tanon KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan yang mengalami perubahan adalah kecamatan sambirejo yang mengalami perubahan dari kepadatan penduduk tergolong kategori 3 menjadi kategori 2. Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan penduduk di kecamatan sambirejo mengalami penurunan.

2. ANALISIS FAKTOR PENDORONG/PENYEBAB PERUBAHAN

a. Tahun 1993-1997

Tidak ada perubahan kepadatan penduduk yang terjadi di semua kecamatan dalam Kabupaten Sragen selama kurun waktu 4 tahun tersebut.

b. Tahun 1997-2001

Penurunankepadatanterjadikarenakekeringansehinggapendudukmenga

lamikrisis air bersih, meskipunletaknya yang dekatdengan WKO

(WadukKedungOmbo). Selain itu perubahan kepadatan tersebut dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang bermigrasi/pindah ke daerah lain.

c. Tahun 2001-2005

Faktor pendorong ataupun penyebab dari perubahan kepadatan tiap kecamatan adalah sebagai berikut :

Kecamatan Gemolong, terjadi penurunan kepadatan penduduk yang secara tidak langsung adalah dampak sosial. Masuknya modernisasi yang mendorong warga untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Sehingga banyak terjadi perpindahan penduduk dari gemolong ke kota besar. Selain itu terjadi banyak perpindahan penduduk sekitar ke daerah kalijambe dan miri

(17)

16

akibat maraknya penjualan tanah. (warga gemolong menjual tanahnya dengan harga yang mahal, lalu membeli lahan di kecamatan lain dengan harga murah)

Kecamatan Miri, maraknya warga yang menjual tanahnya ke pengusaha asing di gemolong, mengakibatkan kecamatan MIRI sebagai kecamatan terdekat terkena imbasnya. (banyak pendatang ke MIRI) selain itu di MIRI juga merupakan daerah sasaran pendatang, karena letaknya berdekatan dengan kecamatan gemolong.

Kecamatan Mondokan, semakin berkembang dengan adanya pasar gabugan. Selain itu mondokan juga cukup jauh dari sungai, sehingga warga asli tidak merasa terancam dan melakukan perpindahan. Sebaliknya, banyak pendatang karena mondokan ini mulai berkembang dan ada pasar gabugan yang beroperasi setiap hari.

Kecamatan Tanon, walaupun tanon berada disebelah gemolong namun dia tidak terkena dampak dari perpindahan di gemolong. Karena gemolong yang berkembang pesat adalah sebelah barat sedangkan timur masih berupa berantara.Tanon pada tahun 2004 terjadi banjir besar, efek dari sungai bengawan solo. Banjir besar ini mendorong masyarakat tanon untuk akhirnya keluar daerah.masyarakat yang mayoritas awalnya sudah nyaman di desanya, akibat banjir tersebut mulai berfikir untuk keluar dari daerah tersebut dan mulai mengadu nasib dan mencari kehidupan yang lebih baik di daerah lain. Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gesi mengalami peningkatan jumlah penduduk, sehingga kepadatan penduduk di kecamatan ini juga meningkat di tahun 2005. Di Kecamatan Gesi memiliki potensi sumber mata air yaitu mata air Ngrawoh dan mata air Sentono.Selain itu, Kecamatan Gesi ini juga didominasi oleh lahan pertanian basah dan kawasan hutan produksi yang dapat dimanfaatkan fungsinya. Faktor sumber daya alam yang menyebabkan Kepadatan penduduk di Kecamatan Gesi meningkat dari yang awalnya pada tahun 2001 masuk dalam kategori 1 kemudian menjadi kategori 3.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Tangen mengalami peningkatan kepadatanpenduduk. Pada tahun 2005 di Kecamatan Tangen

(18)

17

sudah terdapat terminal penumpang kelas C yang melayani angkutan pedesaan. Selain itu kecamatan tangen ini strategis karena dilalui jalur transportasi ke arah Blora, karena pada jalur transportasi yang menghubungkan ke Kabupaten Blora ini sudah dilakukan pelebaran jalan dan peningkatan perbaikan ruas jalan. Dari hal tersebut, faktor yang mempengaruhi peningkatan kepadatan penduduk di Kecamatan Tangen ini adalah faktor ketersediannya infrstruktur yang menunjang kegiatan di Kecamatan Tangen.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Sambirejo mengalami peningkatan kepadatan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk di tahun 2005 yang menyebabkan kepadatan penduduk meningkat dikarenakan di kecamatan ini memiliki potensi pariwisata diantaranya Pemandian air panas bayanan. Selain itu, kecamatan sambirejo dilalui jalur transportasi menuju ke kabupaten karanganyar.Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum. Dari pusat kota Sragen dapat ditempuh dengan Angkudes jurusan Bayanan – Sambirejo dengan rute : Sragen – Ngarum – Blimbing – Bayanan pp.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gondang mengalami penurunan kepadatan penduduk.Dari tahun ke tahun perkembangan infrastruktur baik sarana maupun prasarana di Kecamatan Gondang semakin baik. Walaupun pengembangan infrastruktur di Kecamatan Gondang semakin baik ,hal yang mendasari penurunan kepadatan penduduk pada tahun 2005 adalah karena sedikitnya penduduk pendatang dan tingkat kelahiran yang relatif kecil pada tahun tersebut. Dan di tahun tahun selanjutnya kepadatan penduduk di kecamatan ini terus meningkat.

(19)

18

d. Tahun 2005-2009

Berikut merupakkan tabel faktor pendorong/penyebab perubahan kepadatan penduduk.

e. Tahun 2009-2013

Faktor yang mendorong atau menyebabkan penurunan kepadatan penduduk di sambirejo adalah dikarenakan pada kurun waktu tahun 2009 dan 2013 ini terjadi pembangunan pasar sambirejo yang mulai beroperasi setiap hari. Selain itu sambirejo yang sebelumnya terpencil karena ada pembangunan jalanmaka semakin rame. Rute itu ramai karena dilalui oleh orang-orang dari Karanganyar ke Sragen.Sambirejo karena telah lengkap oleh prasarana dan sarana sehingga mulai didatangi oleh pendatang.Selain

No KECAMATAN PENYEBAB

1. Miri Migrasipendudukke Kota Surabaya

2. Gemolong Kenaikanpeluangkerja yang

meningkatdandilintasijalurutamake Kota Semarang danPurwodadi

3. Sumberlawang Naikkarenadilintasijalurutamake Kota Semarang

danPurwodadi 4. Mondokan MenurunkarenamigrasikekecamatanSumberlawangd anGemolongkarenatarikanpeningkatanfasilitas yang lebihmenunjang 5. Tangen Menurundisebabkanmigrasipendudukkepusatpemeri ntahanKabupatenSragenyaituKecamatanSragen 6. Gesi Menurundisebabkanmigrasipendudukkepusatpemeri ntahanKabupatenSragenyaituKecamatanSragen 7. Tanon Meningkatdisebabkankarenadilintasijalurutamakeara h Kota Sragen 8. Gondang MeningkatkarenaberbatasanlangsungdenganProvinsi JawaTimurdanjugadipengaruhidengankecamatansekit arnya yang memilikikepadatantinggi

(20)

19

sambirejo merupakan perbatasan, yang sudah diperhatikan untuk perkembangan dan pembangunan nya.

3. ANALISIS PERUBAHAN-PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR

RUANG

a. Tahun 1993-1997

Tidak terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 1993-1997 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

1. Kategori 1 : terpusat tetap terpusat 2. Ketegori 2 : terpusat tetap terpusat 3. Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar

b. Tahun 1997-2001

Terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 1997-2001 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

(21)

20

Ketegori 2 : terpusat menjadi tersebar Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar

c. Tahun 2001-2005

Pola dari kepadatan penduduk terpadat pada tahun 2001 adalah memusat pada bagian selatan seperti gambar dibawah ini :

Dari gambar peta diatas terlihat bahwa untuk pola kepadatan penduduk kategori 3 memusat di bagian selatan.Sedangkan pola persebaran untuk kategori 2 adalah menyebar di bagian utara dan selatan.Sedangkan untuk kategori 1 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu sebelah barat dan timur.

Sedangkan untuk tahun 2005 pola kepadatan terlihat seperti gambar dibawah ini :

(22)

21

Pada tahun 2005 ini pola kepadatan penduduk kategori 3 (terpadat) menyebar di seluruh kawasan tak beraturan dengan terbanyak mengelompok ditengah.Sedangkan untuk pola kepadatan penduduk kategori 2 juga tersebar.Kategori 1 juga tersebar di bagian timur dan barat.

Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

Kategori 1 : mengelompok menjadi tersebar Ketegori 2 : tersebar tetap tersebar

Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar

d. Tahun 2005-2009

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pola keruangan dari tahun 2005 yang polanya tidak teratur dan cenderung menyebar, kemudian di tahun 2005 pola keruangannya kembali mengelompok/terpusat.

Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

Kategori 1 : tersebar menjadi terpusat Ketegori 2 : tersebar menjadi terpusat Kategori 3 : tersebar menjadi terpusat

(23)

22

e. Tahun 2009-2013

Pola kepadatan penduduk pada tahun 2009 adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Pola kepadatan untuk kategori 3 adalah memusat atau mengelompok dibagian selatan.Sedangkan untuk kategori 2 juga memusat atau mengelompok dibagian barat pojok atas/barat laut.Sedangkan untuk kategori 1 memusat dan mengelompok di bagian timur pojok atas/ timur laut.

Sedangkan pola kepadatan penduduk pada tahun 2013 adalah seperti berikut :

Kategori 3 memusat dan mengelompok di bagian tengah dan selatan.Sedangkan kategori 2 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu di bagian

(24)

23

atas dan bagian bawah.Sedangkan kategori 1 memusat dan mengelompok d bagian timur laut.

Sehingga perubahan pola yang terjadi pada kurun waktu 2 tahun selama 2009-2013 adalah sebagai berikut :

1. Kategori 1 : memusat tetap memusat

2. Kategori 2 : memusat menjadi mengelompok 2 bagian

3. Kategori 3 : memusat tetap memusat

Jika di kombinasikan antara tahun 1993,1997,2001,2005,2009,2013, maka dapat dibedakan perubahan-perubahan pola keruangan dalam kurun waktu tersebut. 1993 1997 2001 2005 2009 2013 POLA RANDOM (ACAK)

POLA

CLUSTERED

(MENGELOM

POK)

POLA

CLUSTERED

(MENGELOM

POK)

POLA CLUSTERED (MENGELOMPOK)

(25)

24

BAB V KESIMPULAN

Perubahan kepadatan penduduk disebabkan oleh beberapa faktor penyebab ataupun pendorong yang di Kabupaten Sragen ini antara lainadalah :

1. Kelahiran dan kematian 2. Migrasi, keluar dan masuk

3. Ketersediaan dan kelengkapan infrastruktur,baik itu memadai ataupun tidak

4. Kondisi hidrologis dan geografis dari masing-masing daerah, ketersediaan air, rawan bencana, serta letaknya yang secara alami telah strategis.

5. Jalur transportasi karena jalur antar kota ataupun antar provinsi yang menyebabkan terjadi pertumbuhan ekonomi dan kenaikan jumlah penduduk

6. Hierarki pemerintahanberupa kebijakan pemerintah dalam

penentuan daerah pusat pelayanan serta kawasan strategis

7. Harga tanahyang mempengaruhi penduduk dalam pemilihan lokasi

bermukim

Pola ruang dari Kabupaten Sragen sendiri selama kurun waktu 20 tahun ini untuk kategori 3 yang merupakan kategori untuk daerah terpadat mengalami perubahan yaitu sebagai berikut :

1. Pola ruang di Kabupaten Sragen dari tahun 1993 hingga 2001 pola

perkembangan kota berdasarkan kepadatan penduduknya berbentuk clustered (mengelompok) di bagian bawah (selatan)

2. Kemudian pada tahun 2001 ke tahun 2005 pola perkembangannya

secara random(acak), karena terdapat beberapa kelurahan yang mengalami kenaikan dan penurunan kepadatan penduduk.

3. Dari tahun 2005 hingga tahun 2013, kepadatan penduduknya

kembali seperti semula yaitu membentuk pola

(26)

25

Sedangkan untuk kategori 2 dan 1 juga mengalami perubahan mengikuti dari kategori 3. Namun secara umum pola kepadatan untuk kategori 2 dan 1 mengelompok dan menyebar dibagian atas (Utara) sebelah barat dan timur. Karena bagian Selatan merupakan daerah dominsi kepadatan kategori 3.

(27)

26

DAFTAR PUSTAKA

RTRW Kabupaten Sragen tahun 2012-2032

Sujarto, Djoko. 1989. Faktor sejarah perkembangan kota dalam perencanaan perkembangan kota. Bandung : ITB.

Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014 nomor 470/328/SJ perihal pemanfaatan data kependudukan.

Gambar

Gambar 3.1 Peta administratif Kabupaten Sragen  Sumber : PDE Kabupaten Sragen

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Perubahan Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Ekonomi Unggulan di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora (Kawasan Banglor) Tahun

Tabel 4.9 Matriks Penilaian Perkembangan Aktivitas Industri dan Perdagangan-jasa terhadap perubahan struktur ruang kawasan Solo Baru .... commit

Pada peta yang dihasilkan akan dilakukan analisis dengan data sekunder Lahan keritis pada tahun 2005 dan 2009 sehingga mengetahui pengaruh perubahan penggunaan

- Jumlah sektor basis di Kecamatan Porong, sebelum dan sesudah semburan lumpur lapindo tidak mengalami perubahan, namun untuk sektor potensi mengalami perubahan yaitu sebelumnya

Pada Tabel 4.39 menunjukkan emisi primer CO 2 dari penggunaan bahan bakar permukiman dan emisi CO 2 sekunder persampahan berdasarkan kepadatan total tiap Kecamatan di

Sidoarjo tahun 2009-2020. Peta intersect newly developed urban dan pre-grown urban Kabupaten Sidoarjo. Jumlah patches dari 3 tipe urban growth berdasarkan kecamatan

Variabel yang mempengaruhi perubahan guna lahan adalah aksesibilitas, sarana dan prasarana, dan kepadatan bangunan, akan tetapi dari tinjauan langsung ke lapangan ternyata

Pada Tabel 4.39 menunjukkan emisi primer CO 2 dari penggunaan bahan bakar permukiman dan emisi CO 2 sekunder persampahan berdasarkan kepadatan total tiap Kecamatan di