• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Perubahan Pola dan Struktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Identifikasi Perubahan Pola dan Struktur"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN

STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ERLANA CITRA (I0612016) 2. FACHRUL FADILLA (I0612017) 3. HASBI ASIDIQI (I0612023) 4. SRI MURDIATI RIN P S (I0612041) 5. VEMI ASA HARDINI (I0612042)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ERSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Perumahan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia.Dari tahun ke

tahun, manusia lahir dan berkembang.Banyaknya kebutuhan perumahan yang

muncul sekarang ini pada akhirnya berdampak kepada kepadatan

permukiman di suatu daerah.Kelahiran, kematian, dan migrasi merupakan

faktor yang berperan cukup besar dalam mempengaruhi pola dan struktur

ruang permukiman yang akhirnya terbentuk di suatu kawasan. Faktor lain

yang mempengaruhi sebaran permukiman di suatu wilayah adalah kesuburan

tanah, topografi daerah, keberadaan sumber air, dan masalah keamanan, baik

dari ancaman kejahatan maupun bencana alam.

Sebaran penduduk akan membentuk pola-pola permukiman yang

umumnya berada bersifat mengumpul mengikuti arah jalan, sumber air

(sungai, danau, atau waduk).

2. RUMUSAN MASALAH

Faktor apakah yang mempengaruhi pola permukiman penduduk dan

perubahan pola dan struktur permukiman seperti apa yang terjadi di

Kabupaten Sragen?

3. RUANG LINGKUP

1.1.Ruang lingkup wilayah

Ruang lingkup wilayah meliputi 20 kecamatan di Kabupaten Sragen,

yaitu Kecamatan Gemolong, Kecamatan Gesi, Kecamatan Gondang,

Kecamatan Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Karangmalang,

Kecamatan Kedawung, Kecamatan Masaran, Kecamatan Miri, Kecamatan

Mondokan, Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sambirejo,

Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Sragen,

Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Tangen, dan

(3)

1.2.Ruang lingkup waktu

Jangka waktu yang digunakan untuk menganalisis perubahan pola dan

struktur ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah 20 tahun,

yaitu dari tahun 1993 sampai 2013.

1.3.Ruang lingkup materi

Ruang lingkup materi dalam analisis perubahan pola dan struktur

ruang kawasan permukiman Kabupaten Sragen adalah :

a. Rumusan analisis perubahan kepadatan penduduk

b. Rumusan analisis faktor pendorong/penyebab perubahan keruangan

c. Rumusan analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan

permukiman Kabupaten Sragen

4. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Analisis kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan di Kabupaten

Sragen.

2. Analisis faktor penyebab perubahan kepadatan penduduk di Kabupaten

Sragen.

3. Analisis perubahan pola dan struktur kawasan permukiman di Kabupetan

Sragen.

5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,

kerangka pikiran, dan sistematika penyusunan laporan.

BAB II PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI

Berisi perubahan pola dan struktur ruang kawasan permukiman di

Kabupaten Sragen dalam perspektif teori yang didasarkan pada beberapa teori

(4)

BAB III GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

Berisi gambaran umum kawasan permukiman di Kabupaten Sragen

yang digunakan sebagai data penunjang untuk selanjutnya dianalisis

perubahan pola dan struktur ruang kepadatannya dari tahun ke tahun sejak

1993 sampai 2013.

BAB IV ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG

KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

Berisi analisis perubahan pola dan struktur ruang kawasan

permukiman Kabupaten Sragen yang ditampilkan ke dalam peta.Analisis

yang dilakukan berupa analisis perubahan kepadatan penduduk, analisis

factor pendorong atau penyebab perubahan keruangan, dan analisis perubahan

pola dan struktur ruang kawasan permukiman.

BAB V KESIMPULAN

Berisi kesimpulan hasil analisis perubahan pola dan struktur ruang

kawasan permukiman di Kabupaten Sragen tahun 1993-2013.

(5)

BAB II

PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN DALAM PERSPEKTIF TEORI

1. KEPADATAN

Hal yang mempengaruhi kepadatan penduduk diantaranya seperti

kelahiran, kematian dan migrasi. Selain itu jenis aktifitas di suatu kawasan

juga mempengaruhi kepadatan suatu kawasan. Akses dan jangkauan yang

baik menuju fasilitas umum menjadi faktor yang sangat berpengaruh didalam

penentuan jenis aktivias (keeble, 11971; Alexander, 1979; Schmenner, 1982

didalam Healy, Ilbery, 1990).

2. POLA DAN STRUKTUR

Pengertian kota menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999) adalah

suatu pemukiman yang bangunan rumahnya rapat dan penduduknya

bernafkah bukan pertanian. Suatu kota umumnya selalu mempunyai

rumah-rumah yang mengelompok atau merupakan pemukiman terpusat. Suatu kota

yang tidak terencana berkembang dipengaruhi oleh keadaan fisik sosial.

Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994) penjalaran fisik

kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

a. Penjalaran fisik kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar,

cenderung lambat dan menunjukkan morfologi kota yang kompak

disebut sebagai perkembangan konsentris (concentric development).

b. Penjalaran fisik kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan

menunjukkan penjalaran yang tidak sama pada setiap bagian

perkembangan kota disebut dengan perkembangan fisik

(6)

3. Penjalaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai

perkembangan yang meloncat (leap frog/checher board development).

4. KLASIFIKASI KEPADATAN

Klasifikasi kepadatan penduduk dikategorikan menjadi 3 kategori

berdasarkan Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014

nomor 470/328/SJ perihal pemanfaatan data kependudukanyaitu :

NO KEPADATAN KLASIFIKASI

1 <600 jiwa/km² KATEGORI 1

2 600-800 jiwa/km² KATEGORI 2

(7)

BAB III

GAMBARAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

1. KARAKTERISTIK PENDUDUK

Jumlah penduduk di kabupaten sragen selama 20 tahun dalam interval

data tiap 4 tahun dimulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 adalah

sebagai berikut :

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk setiap 4 tahun

(8)

2. FISIK DASAR

Kabupaten Sragen terletak di antara 110045’ - 111010’ bujur timur

dan 7015’ - 7030’ lintang selatan. Adapun luas wilayah Kabupaten Sragen

adalah941,55 km2 dengan batas-batas wilayah Kabupaten Sragen adalah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar

c. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

d. Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur

Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi

dalam 20 kecamatan, 408 kelurahan, dan 200 desa. Secara fisiologis, wilayah

Kabupaten Sragen terbagi atas: 40.037,93 Ha (42,52%) Lahan basah dan

54.117,88 Ha (57,48%) lahan kering. Wilayah Kabupaten Sragen berada di

dataran dengan ketinggian rata rata 109 M di atas permukaan laut.Sragen

mempunyai iklim tropis dengan suhu harian yang berkisar antara 19-31

ºC.Curah hujan rata-rata di bawah 3000mm per tahun dengan hari hujan di

bawah 150 hari per tahun.Topografi Kabupaten Sragen secara umum berupa

lembah dengan dataran tinggi di bagian utara - tenggara dan dataran di bagian

tengahnya. Ketinggian tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Sragen berkisar

antara 84 meter sampai dengan 141 meter dpl. Ketinggian rata-rata

Kabupaten Sragen adalah 109 meter dpl (Sragen Dalam Angka, 2009).

Sragen terletak di jalur utama Solo – Surabaya.Kabupaten ini

merupakan gerbang utama sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang

berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen dilintasi jalur

kereta api lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Yogyakarta-Jakarta) dengan

stasiun terbesarnya Sragen, serta lintas Semarang-Solo dengan stasiun

terbesarnya Gemolong.

Keadaan Alamdi Kabupaten Sragen mempunyai relief yang beraneka

ragam, ada daerah pegunungan kapur yang membentang dari timur ke barat

terletak di sebelah utara bengawan Solo dan dataran rendah yang tersebar di

(9)

KlimatologiKabupaten Sragen mempunyai iklim tropis dan

temperatur sedang dengan curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mm/tahun

dan hari hujan dengan rata-rata di bawah 150 hari/tahun. Secara geografis,

wilayah Kabupaten Sragen terletak di selatan garis ekuator. Oleh karena itu,

Kabupaten Sragen bertemperatur sedang dengan suhu berkisar antara 240

C-290C. Wilayah yang berlokasi di dekat Gunung Lawu mempunyai suhu udara

rata-rata relatif rendah dibandingkan dengan wilayah di utara Sungai

Bengawan Solo. Pada iklim tropis ini menjadikan banyak terjadi angin

terutama pada musim kemarau. Kondisi geologi di Kabupaten Sragen terdiri

dari batuan alluvial, miocene sedimentari, pleistocenen vulcanic, plioscene vulcanic, old sedimentary quaterrary vulcanic productdan lencolite bearing rocks.

3. ADMINISTRATIF

Secara administratif Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 20

Kecamatan dengan petanya sebagai berikut :

Gambar 3.1 Peta administratif Kabupaten Sragen Sumber : PDE Kabupaten Sragen

Menurut hierarki Kabupaten Sragen ini terbagi dalam 3 tingkat

hierarki dengan hierarki 1 adalah Kecamatan Sragen. Sedangkan untuk

hierarki 2 adalah kecamatan Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang,

Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Gemolong,

Kecamatan Sumberlawang. Lalu untuk hirarki 3 adalah kecamatan

Kalijambe, Plupuh, Kedawung, Sambirejo, Sambungmacan, Ngrampal, Miri,

(10)

BAB IV

ANALISIS PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN

PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

1. ANALISIS PERUBAHAN KEPADATAN PENDUDUK

a. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1993-1997

Tidak ada perubahan, antara tahun 1993 sampai dengan tahun 1997 ,

kepadatan penduduk di tiap kecamatan tidak mengalami perubahan klasifikasi

kepadatan. Berikut merupakan tabel perbandingan dari tahun 1993 hingga

(11)

14 Ngrampal KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

b. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 1997-2001

Tahun 2000-2001 terjadipenurunankepadatan di

MiridanSumberlawang (sedangkerendah) danSambirejo (padatkesedang).

Berikut merupakan peta kepadatan penduduk tahun 1997 dan 2001

(12)

11 Tanon KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang

mengalami penurunan kategori adalah kecamatan miri dan kecamatan

sumberlawang,kecamatan sambirejo.

c. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2001-2005

Terjadiperubahan kepadatan penduduk dalam kurun waktu 4 tahun.

Jika dibandingkan dengan tahun 2001, kepadatan penduduk di tahun tersebut

lebih terkonsentrasi pada wilayah Sragen bagian selatan. Kemudian terjadi

peningkatan dan penurunan kepadatan penduduk di tahun 2005 di wilayah

Sragen bagian utara dan selatan.Pada tahun 2005 kepadatan penduduk di

Kec.Miri Meningkat, kepadatan penduduk Kec.Gemolong menurun,

kepadatan penduduk Kec. Tanon menurun,kepadatan penduduk

Kec.Mondokan meningkat, kepadatan penduduk Kec.Gesi

(13)

Kec.Gondang menurun, kepadatan penduduk Kec.Sambirejo meningkat.

Perubahan-perubahan kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh

berbagai faktor diantaranya yaitu tingkat pertumbuhan penduduk tiap

tahunnya, faktor iklim dan topografi, iklim yang nyaman topografi yang

relative landai menyebabkan penduduk terkonsentrasi dan menjadi padat.

Faktor ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah tersedianya sumber

daya alam, tersedianya lapangan kerja. Faktor sosial budaya, selain itu daerah

yang relative aman akan selalu jadi pemukiman yang padat. Hubungan

kekerabatan dan kekeluargaan juga mempengaruhi tingkat kepadatan

pennduduk.

Selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan

2005 terdapat perubahan kepadatan penduduk di 8 kecamatan dari total 20

kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen. Kecamatan yang mengalami

perubahan kepadatan penduduk tersebut adalah :

(14)

18 Sumberlawang KATEGORI 1 KATEGORI 1 -

19 Tangen KATEGORI 1 KATEGORI 3 V

20 Tanon KATEGORI 3 KATEGORI 1 V

Dari tabel tersebut dapat dilihat perubahan kepadatan penduduk yang

mengalami penurunan kategori adalah kecamatan gemolong dan kecamatan

tanon.Sedangkan untuk kecamatan yang mengalami perubahan kepadatan

penduduk menjadi semakin padat adalah kecamatan gesi, gondang, miri,

mondokan, sambirejo, dan tangen.

d. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2005-2009

(15)

Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan

yang mengalami perubahan pada tahun 2005-2009 adalah kecamatan miri,

kecamatan sumberlawang, kecamatan mondokan, kecamatan gesi, kecamatan

tangen, kecamatan gemolong, kecamatan tanon, kecamatan gondang.

e. Analisis perubahan kepadatan penduduk tahun 2009-2013

Pada tahun 2009 sampai dengan 2013 perubahan kepadatan penduduk

yang terjadi tidak terlalu banyak ataupun besar. Perubahan kepadatan

pendudukjika dilihat dari perubahan klasifikasi menurut kategori nya adalah

(16)

14 Sambung Macan KATEGORI 3 KATEGORI 3 -

Dari data tabel kepadatan menurt kategori tersebut maka kecamatan

yang mengalami perubahan adalah kecamatan sambirejo yang mengalami

perubahan dari kepadatan penduduk tergolong kategori 3 menjadi kategori 2.

Hal ini menunjukkan bahwa kepadatan penduduk di kecamatan sambirejo

mengalami penurunan.

2. ANALISIS FAKTOR PENDORONG/PENYEBAB PERUBAHAN

a. Tahun 1993-1997

Tidak ada perubahan kepadatan penduduk yang terjadi di semua

kecamatan dalam Kabupaten Sragen selama kurun waktu 4 tahun tersebut.

b. Tahun 1997-2001

Penurunankepadatanterjadikarenakekeringansehinggapendudukmenga

lamikrisis air bersih, meskipunletaknya yang dekatdengan WKO

(WadukKedungOmbo). Selain itu perubahan kepadatan tersebut dipengaruhi

oleh banyaknya penduduk yang bermigrasi/pindah ke daerah lain.

c. Tahun 2001-2005

Faktor pendorong ataupun penyebab dari perubahan kepadatan tiap

kecamatan adalah sebagai berikut :

Kecamatan Gemolong, terjadi penurunan kepadatan penduduk yang

secara tidak langsung adalah dampak sosial. Masuknya modernisasi yang

mendorong warga untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Sehingga

banyak terjadi perpindahan penduduk dari gemolong ke kota besar. Selain itu

(17)

akibat maraknya penjualan tanah. (warga gemolong menjual tanahnya dengan

harga yang mahal, lalu membeli lahan di kecamatan lain dengan harga

murah)

Kecamatan Miri, maraknya warga yang menjual tanahnya ke

pengusaha asing di gemolong, mengakibatkan kecamatan MIRI sebagai

kecamatan terdekat terkena imbasnya. (banyak pendatang ke MIRI) selain itu

di MIRI juga merupakan daerah sasaran pendatang, karena letaknya

berdekatan dengan kecamatan gemolong.

Kecamatan Mondokan, semakin berkembang dengan adanya pasar

gabugan. Selain itu mondokan juga cukup jauh dari sungai, sehingga warga

asli tidak merasa terancam dan melakukan perpindahan. Sebaliknya, banyak

pendatang karena mondokan ini mulai berkembang dan ada pasar gabugan

yang beroperasi setiap hari.

Kecamatan Tanon, walaupun tanon berada disebelah gemolong namun

dia tidak terkena dampak dari perpindahan di gemolong. Karena gemolong

yang berkembang pesat adalah sebelah barat sedangkan timur masih berupa

berantara.Tanon pada tahun 2004 terjadi banjir besar, efek dari sungai

bengawan solo. Banjir besar ini mendorong masyarakat tanon untuk akhirnya

keluar daerah.masyarakat yang mayoritas awalnya sudah nyaman di desanya,

akibat banjir tersebut mulai berfikir untuk keluar dari daerah tersebut dan

mulai mengadu nasib dan mencari kehidupan yang lebih baik di daerah lain.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gesi mengalami peningkatan

jumlah penduduk, sehingga kepadatan penduduk di kecamatan ini juga

meningkat di tahun 2005. Di Kecamatan Gesi memiliki potensi sumber mata

air yaitu mata air Ngrawoh dan mata air Sentono.Selain itu, Kecamatan Gesi

ini juga didominasi oleh lahan pertanian basah dan kawasan hutan produksi

yang dapat dimanfaatkan fungsinya. Faktor sumber daya alam yang

menyebabkan Kepadatan penduduk di Kecamatan Gesi meningkat dari yang

awalnya pada tahun 2001 masuk dalam kategori 1 kemudian menjadi kategori

3.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Tangen mengalami

(18)

sudah terdapat terminal penumpang kelas C yang melayani angkutan

pedesaan. Selain itu kecamatan tangen ini strategis karena dilalui jalur

transportasi ke arah Blora, karena pada jalur transportasi yang

menghubungkan ke Kabupaten Blora ini sudah dilakukan pelebaran jalan dan

peningkatan perbaikan ruas jalan. Dari hal tersebut, faktor yang

mempengaruhi peningkatan kepadatan penduduk di Kecamatan Tangen ini

adalah faktor ketersediannya infrstruktur yang menunjang kegiatan di

Kecamatan Tangen.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Sambirejo mengalami

peningkatan kepadatan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk di tahun

2005 yang menyebabkan kepadatan penduduk meningkat dikarenakan di

kecamatan ini memiliki potensi pariwisata diantaranya Pemandian air panas

bayanan. Selain itu, kecamatan sambirejo dilalui jalur transportasi menuju ke

kabupaten karanganyar.Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan

kendaraan pribadi maupun dengan angkutan umum. Dari pusat kota Sragen

dapat ditempuh dengan Angkudes jurusan Bayanan – Sambirejo dengan rute :

Sragen – Ngarum – Blimbing – Bayanan pp.

Dari tahun 2001 hingga 2005 Kecamatan Gondang mengalami

penurunan kepadatan penduduk.Dari tahun ke tahun perkembangan

infrastruktur baik sarana maupun prasarana di Kecamatan Gondang semakin

baik. Walaupun pengembangan infrastruktur di Kecamatan Gondang semakin

baik ,hal yang mendasari penurunan kepadatan penduduk pada tahun 2005

adalah karena sedikitnya penduduk pendatang dan tingkat kelahiran yang

relatif kecil pada tahun tersebut. Dan di tahun tahun selanjutnya kepadatan

(19)

d. Tahun 2005-2009

Berikut merupakkan tabel faktor pendorong/penyebab perubahan

kepadatan penduduk.

e. Tahun 2009-2013

Faktor yang mendorong atau menyebabkan penurunan kepadatan

penduduk di sambirejo adalah dikarenakan pada kurun waktu tahun 2009 dan

2013 ini terjadi pembangunan pasar sambirejo yang mulai beroperasi setiap

hari. Selain itu sambirejo yang sebelumnya terpencil karena ada

pembangunan jalanmaka semakin rame. Rute itu ramai karena dilalui oleh

orang-orang dari Karanganyar ke Sragen.Sambirejo karena telah lengkap oleh

prasarana dan sarana sehingga mulai didatangi oleh pendatang.Selain

No KECAMATAN PENYEBAB

1. Miri Migrasipendudukke Kota Surabaya

2. Gemolong Kenaikanpeluangkerja yang

meningkatdandilintasijalurutamake Kota Semarang

danPurwodadi

3. Sumberlawang Naikkarenadilintasijalurutamake Kota Semarang

(20)

sambirejo merupakan perbatasan, yang sudah diperhatikan untuk

perkembangan dan pembangunan nya.

3. ANALISIS PERUBAHAN-PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR

RUANG

a. Tahun 1993-1997

Tidak terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola

kepadatan dari tahun 1993-1997 untuk masing-masing kategori adalah

sebagai berikut :

1. Kategori 1 : terpusat tetap terpusat

2. Ketegori 2 : terpusat tetap terpusat

3. Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar

b. Tahun 1997-2001

Terjadi perubahan pola ruang, sehingga perubahan pola kepadatan dari

tahun 1997-2001 untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

(21)

Ketegori 2 : terpusat menjadi tersebar

Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar

c. Tahun 2001-2005

Pola dari kepadatan penduduk terpadat pada tahun 2001 adalah

memusat pada bagian selatan seperti gambar dibawah ini :

Dari gambar peta diatas terlihat bahwa untuk pola kepadatan

penduduk kategori 3 memusat di bagian selatan.Sedangkan pola persebaran

untuk kategori 2 adalah menyebar di bagian utara dan selatan.Sedangkan

untuk kategori 1 mengelompok menjadi 2 bagian yaitu sebelah barat dan

timur.

Sedangkan untuk tahun 2005 pola kepadatan terlihat seperti gambar

(22)

Pada tahun 2005 ini pola kepadatan penduduk kategori 3 (terpadat)

menyebar di seluruh kawasan tak beraturan dengan terbanyak mengelompok

ditengah.Sedangkan untuk pola kepadatan penduduk kategori 2 juga

tersebar.Kategori 1 juga tersebar di bagian timur dan barat.

Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk

masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

Kategori 1 : mengelompok menjadi tersebar

Ketegori 2 : tersebar tetap tersebar

Kategori 3 : terpusat menjadi tersebar

d. Tahun 2005-2009

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa pola keruangan dari

tahun 2005 yang polanya tidak teratur dan cenderung menyebar, kemudian di

tahun 2005 pola keruangannya kembali mengelompok/terpusat.

Sehingga perubahan pola kepadatan dari tahun 2001-2005 untuk

masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

Kategori 1 : tersebar menjadi terpusat

Ketegori 2 : tersebar menjadi terpusat

(23)

e. Tahun 2009-2013

Pola kepadatan penduduk pada tahun 2009 adalah seperti terlihat pada

gambar dibawah ini :

Pola kepadatan untuk kategori 3 adalah memusat atau mengelompok

dibagian selatan.Sedangkan untuk kategori 2 juga memusat atau

mengelompok dibagian barat pojok atas/barat laut.Sedangkan untuk kategori

1 memusat dan mengelompok di bagian timur pojok atas/ timur laut.

Sedangkan pola kepadatan penduduk pada tahun 2013 adalah seperti

berikut :

Kategori 3 memusat dan mengelompok di bagian tengah dan

(24)

atas dan bagian bawah.Sedangkan kategori 1 memusat dan mengelompok d

bagian timur laut.

Sehingga perubahan pola yang terjadi pada kurun waktu 2 tahun

selama 2009-2013 adalah sebagai berikut :

1. Kategori 1 : memusat tetap memusat

2. Kategori 2 : memusat menjadi mengelompok 2 bagian

3. Kategori 3 : memusat tetap memusat

Jika di kombinasikan antara tahun 1993,1997,2001,2005,2009,2013,

maka dapat dibedakan perubahan-perubahan pola keruangan dalam kurun

(25)

BAB V

KESIMPULAN

Perubahan kepadatan penduduk disebabkan oleh beberapa faktor penyebab

ataupun pendorong yang di Kabupaten Sragen ini antara lainadalah :

1. Kelahiran dan kematian

2. Migrasi, keluar dan masuk

3. Ketersediaan dan kelengkapan infrastruktur,baik itu memadai

ataupun tidak

4. Kondisi hidrologis dan geografis dari masing-masing daerah,

ketersediaan air, rawan bencana, serta letaknya yang secara alami

telah strategis.

5. Jalur transportasi karena jalur antar kota ataupun antar provinsi

yang menyebabkan terjadi pertumbuhan ekonomi dan kenaikan

jumlah penduduk

6. Hierarki pemerintahanberupa kebijakan pemerintah dalam

penentuan daerah pusat pelayanan serta kawasan strategis

7. Harga tanahyang mempengaruhi penduduk dalam pemilihan lokasi

bermukim

Pola ruang dari Kabupaten Sragen sendiri selama kurun waktu 20 tahun ini

untuk kategori 3 yang merupakan kategori untuk daerah terpadat mengalami

perubahan yaitu sebagai berikut :

1. Pola ruang di Kabupaten Sragen dari tahun 1993 hingga 2001 pola

perkembangan kota berdasarkan kepadatan penduduknya berbentuk

clustered (mengelompok) di bagian bawah (selatan)

2. Kemudian pada tahun 2001 ke tahun 2005 pola perkembangannya

secara random(acak), karena terdapat beberapa kelurahan yang

mengalami kenaikan dan penurunan kepadatan penduduk.

3. Dari tahun 2005 hingga tahun 2013, kepadatan penduduknya

kembali seperti semula yaitu membentuk pola

(26)

Sedangkan untuk kategori 2 dan 1 juga mengalami perubahan mengikuti

dari kategori 3. Namun secara umum pola kepadatan untuk kategori 2 dan 1

mengelompok dan menyebar dibagian atas (Utara) sebelah barat dan timur.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

RTRW Kabupaten Sragen tahun 2012-2032

Sujarto, Djoko. 1989. Faktor sejarah perkembangan kota dalam perencanaan perkembangan kota. Bandung : ITB.

Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Januari 2014 nomor 470/328/SJ

Gambar

Gambar 3.1 Peta administratif Kabupaten Sragen Sumber : PDE Kabupaten Sragen
gambar dibawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa residual memiliki ragam yang homogen, sehingga asumsi heteroskedastisitas terpenuhi. Hal ini

materi persamaan kuadrat kelas X lebih baik dari pada pembelajaran konvensional, digunakan uji beda rata-rata dua sampel, karena dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai

“METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL DAN DIFERENSIASI NUMERIK”. Nama : Rian Adi Wirawan NIM : 21060112130134 Kelas

Di dalam class diagram ini terdapat 9 class yaitu class login pemilik, login petugas, data user, stock barang, provider, elektrik, transaksi, laporan penjualan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di SMA Islamiyah Pontianak dan dari hasil pengolahan data yang diperoleh, baik dari hasil belajar sebelum diterapkan

Sebagai sebuah satuan unit terkecil dari organisasi masyarakat, keluarga menjadi tempat pertama seorang anak laki- laki Jepang mendapatkan pendidikan keluarga agar

1 23 aspek penilaian 20 48 4 0 72 Sangat Baik Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai keaktifan belajar siswa pada siklus II baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan

In Thailand, the United States Agency’s (USAID) Regional Development Mission/Asia (RDM/A) will support an integrated coastal management program (Post-Tsunami Sustainable