• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. X"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. X

Debbie Tiur J. Purba

1

, Khawarita Siregar

2

, Ukurta Tarigan

2

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155

Email: debbie_tiur@yahoo.co.id1 Email: khawarita@usu.ac.id2

Email: ukurta@usu.ac.id2

Abstrak. PT. X bergerak dalam bidang manufaktur dan telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008. Namun selama penerapannya, kinerja karyawan masih belum seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target produksi pada tahun 2012 sebesar 85%. Kurang maksimalnya implementasi SMM ISO 9001: 2008 diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya kinerja karyawan. Hasil audit pengawasan menemukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait kinerja karyawan yang terdapat di dalam klausul 6 (klausul pengelolaan sumber daya), antara lain level dari kompetensi belum ditetapkan untuk setiap jenjang, evaluasi personil setelah pelaksanaan pelatihan belum dilakukan, dan sistem dokumentasi data untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SMM ISO 9001: 2008 khusus klausul 6 yang terdiri dari dari sub klausul kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun secara parsial. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling dengan ukuran sampel 94 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan model regresi linear berganda dengan perangkat lunak SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMM ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana kemampuan SMM ISO 9001: 2008 menjelaskan variabel kinerja adalah sebesar 31,2%. Secara parsial, diketahui bahwa hanya variabel kepedulian dan lingkungan kerja yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus mengevaluasi dan membenahi SMM ISO 9001: 2008 khususnya dalam hal kepedulian dan lingkungan kerja.

Kata Kunci: ISO 9001: 2008, Kinerja Karyawan, Analisis Regresi Berganda.

Abstract. PT. X is a manufacturing company which has been applicating ISO 9001:2008-Quality Management System (QMS). However, employees performance is still not as expected. It is shown on the target production achievement in 2012 is just 85%. Lacking at implementation of the QMS ISO 9001: 2008 is suspected as one of the causes of the low performance of the employees. Surveillance audit results found there are a few things that need to be cared for, related to the performance of employee which can be found in clause 6 (clause resource management) such as level of competencies is not set yet for each stage, personnel evaluation after training is not done yet, and data documentation system for repairing machines and tools is not optimum yet. The purpose of this research is to know the influence of the QMS ISO 9001: 2008 specifically clause 6 which consist of competence, training, awareness, infrastructure, and work environment on employees performance simultaneously or partially. Data collection techniques are interviews and questionnaire. The sample withdrawal methods is disproportionate stratified random sampling, and the sample size is 94. Methods of analysis uses a descriptive analysis with multiple linear regression model using software SPSS version 12. The results showed that the QMS ISO 9001: 2008 affects the performance of the employee performance, with the ability of the QMS ISO 9001: 2008 explained variable performance was of 31,2%. Partially, it is found that only the variable of awareness and work environment influence significantly to the performance of the employee, whereas the variable competence, training, and infrastructure do not affect significantly the performance of employees. Therefore, to improve the performance of employees, the company

1

Mahasiswa, Fakultas Teknik Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara

(2)

must evaluate and develop the ISO 9001: 2008-QMS especially in terms of awareness and work environment.

Keywords: ISO 9001:2008, Employee Performance, Multiple Regression Analysis.

1. PENDAHULUAN

Suatu perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang telah memenuhi persyaratan mutu dan standar-standar tertentu untuk dapat meningkatkan daya saing dalam persaingan global. Salah satu standar yang dipersyaratkan adalah standar sistem manajemen mutu ISO 9001. ISO merupakan standar internasional untuk sistem manajemen kualitas (International Organization for Standardization). ISO 9001-Quality

Management System menetapkan

persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian sistem manajemen kualitas, yang bertujuan menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk, baik yang berupa barang ataupun jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. PT. X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi

jenis beton. Untuk menghadapi kompetisi

perdagangan, perusahaan ini telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2000 sejak tahun 2006 dan telah diupgrade menjadi versi 2008 pada tahun 2010. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 seharusnya mampu meningkatkan kinerja karyawan. Mei Feng, dkk (2008) telah melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan sertifikasi ISO 9001: 2000 terhadap kinerja operasional beberapa perusahaan manufaktur dengan menggunakan analisis regresi berganda dan menyimpulkan bahwa ISO 9001 memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja internal perusahaan.

Selama penerapan Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di PT. X, kinerja karyawan masih belum seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam kinerja rutin perusahaan, masih sering terjadi ketidaksesuaian antara target produksi dengan jumlah produksi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pencapaian Target Produksi Tahun 2012

Bulan Target Produksi (Batang) Jumlah Produksi (Batang) Pencapaian (%) Januari 3000 2512 83.73 Februari 2880 2457 85.31 Maret 3120 2653 85.03 April 3000 2587 86.23 Mei 3120 2676 85.77 Juni 3120 2649 84.90 Juli 3120 2667 85.48 Agustus 2880 2485 86.28 September 3000 2520 84.00 Oktober 3120 2678 85.83 November 3000 2558 85.27 Desember 2880 2580 89.58

Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pencapaian target produksi pada tahun 2012 hanya berkisar 83.73% hingga 89.58%. Hal ini menunjukkan belum tercapainya tingkat pencapaian antara rencana kerja dan hasil kerja. Pihak perusahaan mengungkapkan bahwa selain faktor mesin, faktor utama penyebab tidak tercapainya target produksi adalah faktor sumber daya manusia. Beberapa permasalahan pada sumber daya manusia antara lain kurangnya pemahaman pekerja terhadap job description masing-masing yang terlihat dari terjadinya tumpang tindih pekerjaan antara satu pekerja dengan pekerja lainnya; kurangnya motivasi para pekerja dimana seringnya ditemukan beberapa karyawan yang tidak bekerja saat tidak diawasi; dan sikap kerja yang kurang cekatan dimana beberapa pekerja masih sering melakukan kesalahan seperti yang terjadi di stasiun pembuatan sangkar pada saat pemasangan iron wire pada PC bar. Selain itu, kurang maksimalnya implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 di perusahaan diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya kinerja karyawan. Hasil audit pengawasan menemukan ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, khususnya pada klausul yang berkaitan dengan kinerja karyawan, yaitu klausul 6 (klausul pengelolaan sumber daya) yang terdiri dari sub kalusul kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana dan lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut antara lain level dari kompetensi belum ditetapkan untuk setiap jenjang, evaluasi personil setelah pelaksanaan pelatihan belum dilakukan, sistem dokumentasi data untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal sehingga sulit dalam melakukan analisa perbaikan mesin dan alat. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui secara nyata pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 tersebut terhadap kinerja karyawan.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di PT. X yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara. Objek pada penelitian ini adalah karyawan PT. X sebagai responden dalam pengisian kuesioner terkait pengaruh Sistem Manajemem Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan. Variabel-variabel penelitian yang dikaji mengacu kepada klausul Sistem Manajemem Mutu ISO 9001:2008 yang membahas mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja karyawan (Robbins, 2008; Gomes, 2003) yaitu klausul 6, yang terdiri dari kompetensi (X1), pelatihan (X2), kepedulian (X3), prasarana (X4) dan lingkungan kerja (X5) sebagai variabel independen dan kinerja karyawan (Y) sebagai variabel dependen. Pengumpulan data dilakukan

(3)

melalui wawancara terhadap bagian manajemen perusahaan dan penyebaran kusioner kepada sampel karyawan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode sampling. Metode penarikan sample

yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel yang dibutuhkan digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

... (1) dimana: n = Ukuran sampel N = Jumlah populasi e = Taraf signifikansi

Berdasarkan rumus tersebut dengan jumlah populasi 122 dan taraf signifikansi 5% didapat ukuran sampel 94 orang. Tahap awal yang dilakukan untuk pengumpulan data awal ini adalah dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan berupa kuesioner terbuka kepada sampel karyawan PT. X sebanyak 10% yaitu 13 orang. Kuesioner terbuka ditujukan sebagai uji coba kuesioner, selanjutnya pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner terbuka akan disusun dalam bentuk kuesioner sebenarnya (tertutup) agar didapat data yang sebenarnya. Data yang terkumpul diuji keabsahannya dengan uji validitas menggunakan

korelasi product moment dengan rumus:

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ }{ ∑ } ... (2)

dimana:

N = Jumlah responden

= Koefisien korelasi antara Y dan X

X = Skor variable independen X

Y = Skor variable independen Y

dan reliabilitas menggunakan koefisien alpha cronbach

dengan rumus:

* + ( ∑ ) ... (3)

dimana:

r11 = Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach)

k = Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen ∑σb2 = Jumlah varians butir-butir pertanyaan Σt2 = Varians total

Selanjutnya data diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Secara umum langkah-langkah analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:

1. Melakukan perhitungan koefisien regresi berganda. 2. Melakukan uji asumsi klasik, yang terdiri dari:

a. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Apabila rasio

skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal. b. Melakukan uji multikolinieritas untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak.

Pengujian multikolinearitas dilakukan

berdasarkan nilai tolerance dan nilai VIF. Adanya multikolonieritas jika nilai tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10.

c. Melakukan uji heterokedastisitas untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Untuk mengetahui

terjadinya heteroskedastisitas dapat dilihat dari signifikansi t. Jika P > 0,05 maka tidak terdapat heterokedastisitas.

3. Melakukan pengujian hipotesis, yang terdiri dari: a. Perhitungan koefisien determinasi dengan

menggunakan rumus:

... (4)

dimana:

R2 = Koefisien determinasi

SSR = Jumlah kuadrat akibat regresi = ∑ (Y’-Ym)2 TSR = Total jumlah kuadrat = ∑ (Y-Ym)2

= Y prediksi = Y rata-rata

b. Melakukan uji signifikansi simultan (uji statistik F) dengan menggunakan rumus:

... (5)

dimana:

R2 = Koefisien determinasi n = Jumlah observasi k = Jumlah variabel bebas c. Melakukan uji parsial (uji statistik t)

Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap hasil identifikasi terhadap masalah-masalah yang terjadi dan membandingkannya dengan teori yang ada.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Hasil perhitungan pada uji validitas menunjukkan bahwa angka korelasi antara masing-masing indikator untuk semua variabel signifikan pada level 0,05 dan nilai r hitung lebih besar dari r kritis. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator dalam

(4)

variabel penelitian adalah valid. Hasil perhitungan pada uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien alpha cronbach dari tiap-tiap variabel lebih besar dari 0,600, sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel adalah reliabel. Oleh karena itu, kuesioner dapat digunakan untuk analisis dan pengujian hipotesis.

3.2. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan pemahaman tentang situasi yang terjadi atau berlaku karyawan di perusahaan. Analisis statistik deskriptif menampilkan gambaran mengenai distribusi frekuensi, nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi dan varians berdasarkan persepsi responden. Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Variabel Min Max Mean Varians

Kompetensi (X1) 3 5 4.592 0.249

Pelatihan (X2) 3 5 4.351 0.284

Kepedulian (X3) 3 5 3.691 0.321

Prasarana (X4) 2 5 3.865 0.587

Lingkungan Kerja (X5) 1 5 3.883 0.520

Kinerja Karyawan (Y) 1 5 3.392 0.534

Tabel 2 menunjukkan bahwa varians untuk variabel kompetensi, pelatihan, dan kepedulian tidak tinggi. Sementara varians untuk variabel prasarana, lingkungan kerja dan kinerja hanya sedikit lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden sangat dekat dengan rata-rata pada semua variabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden memiliki kompetensi yang baik, pelatihan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan berjalan dengan baik, responden memiliki rasa kepedulian yang cukup terhadap persyaratan mutu produk, prasarana yang tersedia berada dalam kategori cukup, kondisi lingkungan kerja juga cukup dan kinerja masih berada dalam kategori cukup.

3.3. Analisis Regresi Berganda

Dalam perhitungan regresi berganda dengan lima variabel independen dan satu variabel dependen, digunakan metode eliminasi Gauss-Jordan sehingga didapatkan nilai b, yaitu:

b0 = 10,845 b1 = 0,168 b2 = -0,079 b3 = 1,029 b4 = -0,230 b5 = 0,256

Berdasarkan nilai b yang didapat maka persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut:

Y=10,845+0,168X1 – 0,079X2+1,029X3-0,230X4 +0,256X5

3.4. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan pengujian uji asumsi klasik, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Rasio skewness yang diperoleh adalah 1,333 dan rasio kurtosis -1,381, sehingga disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai

tolerance nya kurang dari 0,1. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan menggunakan uji Glejser dengan bantuan SPSS 20. Hasil pengujian heteroskedasitas menunjukkan semua variabel independen memiliki signifikansi t lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

3.5. Pengujian Hipotesis 3.5.1.Koefisien Determinasi

Dari perhitungan nilai koefisien determinasi didapat nilai R2 sebesar 0,312. Nilai ini menunjukkan bahwa model kinerja karyawan perusahaan sebesar 31,2% dipengaruhi oleh variabel bebas kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana, dan lingkungan kerja, selebihnya sebesar 68,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh. Kondisi ini menjelaskan keterbatasan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam peningkatan kinerja karyawan di PT. X. Peningkatan kinerja karyawan ini disebabkan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam klausul ISO 9001:2008.

3.5.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen Kompetensi (X1), Pelatihan (X2), Kepedulian (X3), Prasarana (X4), dan Lingkungan Kerja (X5) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan (Y). Kriteria yang digunakan untuk pengujian ini adalah dengan menggunakan harga koefisien F. Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sedangkan apabila Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dalam menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara

(5)

dikemukakan hipotesis yang dinyatakan sebagai berikut:

Ho : Kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana dan lingkungan kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

H1 : Kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan perhitungan nilai F, didapat = 7.98. Dari tabel distribusi F dengan level pengujian yang digunakan α = 5%, df1= 5 dan df2= 88 didapat Ftabel = 2,32. Oleh karena Fhitung > Ftabel (7,98 > 2,32), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi (X1), pelatihan (X2), kepedulian (X3), prasarana (X4) dan lingkungan kerja (X5) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) di PT. X.

Sesuai dengan hasil audit pengawasan ditemukan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, antara lain level dari kompetensi belum ditetapkan untuk setiap jenjang; evaluasi personil setelah pelaksanaan pelatihan belum dilakukan; sistem dokumentasi data untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal sehingga sulit dalam melakukan analisa perbaikan

mesin dan alat. Perusahaan sebaiknya

mempertimbangkan untuk memperbaiki hal tersebut, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan, maka perusahaan

seharusnya melakukan evaluasi terhadap

implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 khususnya klausul 6.

3.5.3.Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan variabel-variabel independen Kompetensi (X1), Pelatihan (X2), Kepedulian (X3), Prasarana (X4), Lingkungan Kerja (X5) secara parsial dengan variabel dependen Kinerja Karyawan (Y). Kriteria yang digunakan untuk pengujian ini adalah dengan menggunakan harga koefisien t. Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sedangkan apabila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan level pengujian yang digunakan α=5%, df = n– k-1= 94-5-1= 88 didapat ttabel = 1,987 (uji 2 arah). Dalam menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dikemukakan hipotesis yang dinyatakan sebagai berikut:

1. Ho1 : Kompetensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

H11 : Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Ho2 : Pelatihan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

H12 : Pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Ho3 : Kepedulian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

H13 : Kepedulian berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

4. Ho4 : Prasarana tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

H14 : Prasarana berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

5. Ho5 : Lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

H15 : Lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Perbandingan antara nilai thitung dengan nilai ttabel dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Parsial Berdasarkan Koefisien t

Variabel thitung ttabel Kondisi

Kompetensi (X1) 0,991 1,987 thitung< ttabel Pelatihan (X2) -0,687 1,987 thitung< ttabel Kepedulian (X3) 5,033 1,987 thitung > ttabel Prasarana (X4) -1,856 1,987 thitung< ttabel Lingkungan Kerja (X5) 2,322 1,987 thitung> ttabel Tabel 3 menunjukkan bahwa hanya variabel kepedulian dan lingkungan kerja (thitung > ttabel) yang Ho nya ditolak, sehingga disimpulkan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. X sedangkan variabel-variabel independen lainnya yaitu kompetensi, pelatihan, dan prasarana ((thitung > ttabel) Ho nya diterima, sehingga disimpulkan masing-masing variabel tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Kondisi tenaga kerja yang ada saat ini menunjukkan bahwa masih banyak karyawan yang kurang paham terhadap pentingnya kegiatan tiap-tiap personel dan kurang peduli terhadap pencapaian sasaran mutu. Seringnya ditemukan karyawan yang tidak bekerja juga menunjukkan rendahnya kepedulian karyawan. Hal yang dapat dilakukan untuk membangun rasa kepedulian karyawan diantaranya adalah dengan melakukan pelatihan. Peranan manajemen puncak sangat diperlukan dalam hal ini, yaitu dengan memotivasi, menjelaskan visi dan misi perusahaan, nilai-nilai penting lingkungan perusahaan dan mengkomunikasikan komitmen kebijakan perusahaan termasuk pola kerja yang diterapkan perusahaan. Sementara itu, dalam hal lingkungan kerja, beberapa kondisi lingkungan kerja saat ini kurang mendukung kinerja karyawan misalnya suhu di lantai pabrik yang

(6)

cenderung tinggi, tingkat kebisingan mesin-mesin yang cukup tinggi, dan area kerja yang kurang rapi di beberapa stasiun kerja. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan

perlu mengevaluasi dan memperbaiki kondisi

lingkungan kerja yang ada.

4. KESIMPULAN

Sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan demikian peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan mengevaluasi dan membenahi sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008, khususnya klausul 6 (klausul sumber daya). Secara parsial, hanya faktor kepedulian dan lingkungan kerja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. X. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja kayawan, maka perusahaan perlu membangun rasa kepedulian karyawan dengan mengadakan pelatihan untuk memotivasi karyawan, menjelaskan visi, misi perusahaan dan nilai-nilai penting lingkungan perusahaan, dan mengkomunikasikan komitmen kebijakan perusahaan; serta mengevaluasi dan memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Feng, Mei, dkk. 2008. Relationship of ISO 9001: 2000

Quality System Certification With Operational

and Business Performance. Journal of

Manufacturing Technology Management. Vol. 19 No. 1 pp. 22-37

Purba, Debbie Tiur J. 2013. Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 terhadap Kinerja Karyawan di PT.X. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Robbins, Stephen, dan Timothy A., Judge. 2008.

Perilaku Organisasi, Organizational Behaviour.

Jakarta : Gramedia.

SNI ISO 9001:2008. Sistem Manajemen

Mutu-Persyaratan. Badan Standardisasi Nasional. Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear

Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistik Terapan

Berbasis Komputer Dengan Program IBM SPSS Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika.

Gambar

Tabel 1. Pencapaian Target Produksi Tahun 2012
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 3. Hasil Uji Parsial Berdasarkan Koefisien t

Referensi

Dokumen terkait

Efek terapeutik dari TENS yaitu dari perbaikan sirkulasi dan meta-bolisme, relaksasi otot, peningkatan kelen-turan capsulligament, spasme otot berkurang, efek sedatif,

Sedikit berbeda dengan bisexual, biseksual ( bisexual ) adalah individu yang dapat menikmati hubungan emosional dan seksual dengan orang dari kedua

Hasil penelitian membuktikan bahwa inaktivasi gen p16 akibat mutasi mempunyai peran penting dalam kejadian metastasis jauh pada KNF dengan tipe histopatologi non keratinizing

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan pada dplat nomor Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan algoritma adaboost dan mathematical morphology lebih akurat

Jumlah Target dan Realisasi Penerimaan Anggaran per Kelurahan di Kecamatan Bandung Wetan Tahun

Pada perlakuan prebiotik 0% mengalami penurunan kualitas air diduga pakan mengandungan protein berlebihan kelebihan asam amino tidak tercerna mengakibatkan kandungan

Gunakan opsi ini untuk mencetak dokumen dalam format buklet menggunakan pencetakan 2-sisi; opsi ini akan menyusun dokumen sesuai dengan nomor halaman yang benar dan membuat Anda