• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

PENGELOLAAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil, maka perlu memberikan kesempatan kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk mengikuti Tugas Belajar dan Izin Belajar;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Tugas Belajar dan Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1284 sebagai Undang-Undang) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

(2)

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemrintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Iindonesia Nomor 4019);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

10.Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian Tugas Belajar

dan Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 38).

(3)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGELOLAAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Tengah;

2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah;

4. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut Sekda adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD/UKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;

6. Inspektorat adalah SKPD yang bertanggung jawab di Bidang Pembinaan dan Pengawasan;

7. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang selanjutnya disebut BKD adalah SKPD yang bertanggung jawab di Bidang Kepegawaian;

8. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah;

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Provinsi Kalimantan Tengah. 10.Tugas belajar adalah penugasan Pegawai untuk mengikuti

pendidikan tinggi di dalam maupun luar negeri, pada Perguruan Tinggi yang ditunjuk dan/atau ditetapkan, dengan biaya pendidikan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Pusat, Pemerintah Negara Asing, dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing;

11.Perencanaan program adalah Proses penetapan kebutuhan program pendidikan yang dilakukan melalui tahapan analisa kebutuhan program tugas belajar dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan pemerintah dan ketersediaan anggaran setiap tahun anggaran;

12.Rencana kebutuhan tugas belajar dan izin belajar adalah pendataan internal seluruh Pegawai pada internal SKPD/UKPD yang akan mengusulkan atau diusulkan untuk mengikuti tugas belajar atau izin belajar sesuai dengan kebutuhan SKPD/UKPD;

13.Rekrutmen adalah Proses pencarian calon Pegawai tugas belajar yang dimulai dari pemberitahuan formasi program tugas belajar kepada SKPD/UKPD sampai dengan dikirimnya usulan dari SKPD/UKPD;

(4)

14.Seleksi administrasi adalah Proses penyarian calon Pegawai tugas belajar dengan meneliti kelengkapan dan keabsahan administrasi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan;

15.Seleksi pra akademis adalah proses seleksi calon mahasiswa yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Administrasi Pelaksana Tugas Belajar yang dibentuk melalui Surat Keputusan Gubernur ;

16.Seleksi Akademis adalah Proses penyaringan calon mahasiswa yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi;

17.Pembekalan adalah Proses persiapan bagi Pegawai yang telah ditetapkan sebagai Pegawai tugas belajar dengan tujuan memberikan informasi dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan program tugas belajar;

18.Pengelolaan tugas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menunjang penyelenggaraan program tugas belajar yang meliputi kegiatan administrasi keuangan dan administrasi pengolahan data dan informasi Pegawai tugas belajar;

19.Monitoring dan evaluasi adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghimpun data dan informasi tentang kondisi Pegawai tugas belajar yang mencakup aspek akademis dan non akademis yang akan digunakan sebagai masukan penilaian Pegawai tugas belajar;

20.Evaluasi pasca tugas belajar adalah Penilaian hasil akademik alumni tugas belajar sebagai bahan masukan pendayagunaan;

21.Pendayagunaan adalah upaya penugasan alumni tugas belajar sesuai dengan disiplin ilmu, prestasi dan kompetensi yang telah diperolehnya dari program pendidikan yang telah diperolehnya dari program pendidikan yang telah diselesaikan.

22.Biaya pendidikan adalah Anggaran yang dialokasikan untuk membiayai Pegawai tugas belajar yang dibebankan pada APBD, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah Pusat, Pemerintah Negara Asing dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing yang mempunyai jalur pendanaan untuk beasiswa;

23.Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disebut TGR adalah suatu proses tuntutan terhadap Pegawai dalam kedudukannya bukan sebagai bendaharawan atau pihak ketiga yang melakukan kelalaian, keselahan dan kecurangan dengan tujuan menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum dan/atau melalaikan kewajiban sebagaiman mestinya sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung daerah mengalami kerugian;

24.Majelis pertimbangan adalah Tim Kerja Tetap yang khusus menangani kasus-kasus kerugian daerah, berkedudukan di bawah dan Bertanggung jawab langsung kepada Gubernur. 25.Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang

selanjutnya disingkat BAN-PT adalah Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan.

(5)

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2

(1) Tugas belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta pembentukan sikap profesional dalam rangka peningkatan kualitas kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.

(2) Sasaran tugas belajar adalah untuk mewujudkan Pegawai yang memiliki kompetensi diantaranya sikap professional, berpengetahuan dan berketerampilan sehingga mampu melaksanakan amanat tugas belajar dengan baik.

BAB III

PROGRAM DAN JANGKA WAKTU PENDIDIKAN Bagian Kesatu

Perencanaan Kebutuhan Pasal 3

(1) Rencana kebutuhan Pegawai tugas belajar ditetapkan berdasarkan hasil analisis kajian kebutuhan pengembangan kompetensi Pegawai sesuai situasi dan kondisi saat ini serta tantangan tugas di masa yang akan datang.

(2) Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah berdasarkan:

a. pemetaan kebutuhan program pendidikan;

b. jumlah formasi kebutuhan Pegawai tugas belajar untuk setiap program pendidikan yang mendukung prioritas pembangunan daerah;

c. kualifikasi dan persyaratan peserta program Pegawai tugas belajar;

d. kurikulum program pendidikan; dan e. kebutuhan anggaran;

(3) Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun oleh BKD yang berisi rencana kebutuhan tugas belajar dan izin belajar Pegawai berdasarkan usulan SKPD terkait pada setiap tahun anggaran, kecuali pelaksanaan tugas belajar yang dibiayai pihak lain.

(4) Rencana kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersumber pada kebutuhan organisasi SKPD/UKPD masing-masing yang hanya dapat diusulkan 1 (satu) kali setiap awal tahun anggaran, kecuali khusus untuk rencana kebutuhan tugas belajar yang bersumber dari dana Non-APBD dapat dipertimbangkan untuk direvisi setiap awal Bulan Juni selambat-lambatnya minggu pertama Bulan Juni.

(5) Penetapan rencana kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(6)

Bagian Kedua Program Pendidikan

Pasal 4

Program pendidikan tugas belajar meliputi : a. Diploma I,II,III dan IV;

b. Sarjana Strata Satu (S1) c. Spesialis bidang profesi d. Magister (S2); dan e. Doktor (S3)

Bagian Ketiga

Jangka waktu Pendidikan Pasal 5

Jangka waktu penyelesaian program pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah sebagai berikut :

a. program Pendidikan Diploma I, diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 1 (satu) tahun;

b. Program Pendidikan Diploma II, diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun;

c. Program Pendidikan Diploma III, dari DIII/DIV ke S1, diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat) tahun;

d. Program Pendidikan Diploma IV dan Strata 1, diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;

e. Program Pendidikan Strata 2 Reguler, diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, dan Strata 2 Paket diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat) tahun;

f. Program Pendidikan Spesialis 1, diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dan Spesialis 2 diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun; g. Program Strata 3 Reguler, diselesaikan paling lama dalam

jangka waktu 6 (enam) tahun, dan Strata 2 Paket diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 6

(1) Pegawai tugas belajar yang belum dapat menyelesaikan program pendidikan sampai dengan jangka waktu penyelesaian tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat diberikan perpanjangan jangka waktu pendidikan.

(2) Perpanjangan jangka waktu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. mendapatkan surat dari perguruan tinggi yang menerangkan bahwa yang bersangkutan belum dapat menyelesaikan pendidikannya;

b. permohonan perpanjangan jangka waktu tugas belajar diajukan kepada BKD paling lama 6 (enam) bulan sebelum masa tugas belajar berakhir; dan

c. perpanjangan tugas belajar ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun untuk seluruh program pendidikan.

(7)

(3) Perpanjangan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(4) Seluruh biaya yang dikeluarkan sebagai akibat perpanjangan jangka waktu tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam pada ayat 1 (satu) menjadi tanggung jawab Pegawai tugas belajar yang bersangkutan.

(5) Pegawai tugas belajar yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan setelah perpanjangan waktu sebagaimana ayat (1) huruf c, atas nama yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi dengan konsekuensi hukum tetap berjalan sesuai dengan ketentuan dan hukum yang berlaku.

(6) Konsekuensi hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) adalah tindaklanjut dari Surat Perjanjian Tugas Belajar yang telah disepakati sebelum pemberangkatan PNS tugas belajar.

(7) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan tidak dapat mengusulkan atau diusulkan untuk tugas belajar dari dana APBD untuk kedua kalinya.

BAB IV

REKRUITMEN DAN SELEKSI Bagian Kesatu

Rekrutmen Pasal 7

(1) Rekrutmen calon peserta tugas belajar diselenggarakan oleh BKD berdasarkan usulan tertulis dari seluruh SKPD/UKPD. (2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum tanggal pendaftaran ke perguruan tinggi.

Bagian Kedua Seleksi Pasal 8

(1) BKD melakukan seleksi administrasi terhadap calon peserta tugas belajar yang diusulkan oleh SKPD.

(2) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas pembangunan daerah dan ketersediaan pembiayaan dana yang bersumber pada APBD.

(3) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah seleksi administrasi berdasarkan pada Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

(4) Calon peserta tugas belajar yang telah lulus seleksi administrasi akan diusulkan untuk mengikuti seleksi akademis pada Perguruan Tinggi masing-masing sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

(5) Usul mengikuti seleksi akademis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui surat Kepala BKD atas nama Gubernur.

(8)

(6) Calon peserta tugas belajar yang diusulkan mengikuti seleksi akademis wajib melapor ke BKD atas hasil seleksi, baik lulus maupun tidak lulus dengan disertai tanda bukti dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

Pasal 9

Calon peserta tugas belajar yang dinyatakan lulus seleksi oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Negara Asing dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing yang mempunyai jalur pendanaan untuk beasiswa, dinyatakan tetap berlaku sepanjang memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8 Peraturan Gubernur ini.

BAB V PENETAPAN

Pasal 10

(1) BKD melaporkan sekaligus mengajukan penetapan calon peserta tugas belajar yang telah lulus seleksi administrasi dan seleksi akademis pada Gubernur melalui Sekda.

(2) Penetapan Pegawai tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur

Pasal 11

BKD menyampaikan Keputusan Gubernur tentang penetapan Pegawai tugas belajar kepada Pegawai, Kepala SKPD/UKPD, dan Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

BAB VI

PERGURUAN TINGGI DAN DISIPLIN ILMU Bagian Kesatu

Perguruan Tinggi Pasal 12

(1) Perguruan tinggi yang menjadi tempat Pegawai tugas belajar harus yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

(2) Penunjukan Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(3) Penunjukan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan program studi yang telah terakreditasi B oleh BAN-PT dan pertimbangan obyektif lainnya dari BKD.

(4) Pertimbangan Obyektif sebagaimana dimaksud ayat (3) adalah berupa pertimbangan ketersediaan jumlah alumni dengan latar belakang pendidikan tertentu yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah, ketersediaan program studi tertentu yang belum ada tersedia di universitas/ institusi disekitar Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dan pertimbangan relevan lainnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan daerah.

(9)

(5) BKD menyampaikan keputusan penetapan penunjukan Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada para SKPD/UKPD.

Bagian Kedua Disiplin Ilmu

Pasal 13

(1) Disiplin ilmu yang dapat diikuti Pegawai tugas belajar ditetapkan sesuai kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. (2) Penentuan disiplin ilmu sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

(3) Penetapan disiplin ilmu dilakukan bersamaan dengan penetapan penunjukan Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.

BAB VII

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Bagian Kesatu

Monitoring Pasal 14

(1) Monitoring penyelenggaran tugas belajar terdiri dari : a. monitoring pelaksanaan kebijakan tugas belajar ;

b. monitoring Pegawai yang mengikuti pendikan pada Perguruan Tinggi yang menjadi tempat tugas belajar. (2) Monitoring pelaksanaan kebijakan tugas belajar

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh BKD dengan aspek pengalaman terhadap seluruh tahapan perencanaan, rekrutmen, seleksi, penetapan perguruan tinggi, disiplin ilmu, dan pendayagunaan alumni. (3) Monitoring Pegawai yang sedang mengikuti tugas belajar

pada Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah pemantauan terhadap hal-hal yang telah disampaikan pada saat pembekalan, aktivitas kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab, pemberian hak, pembiayaan serta kegiatan akademis dan non akademis yang berhubungan dengan Pegawai tugas belajar dilakukan oleh BKD.

Bagian Kedua Evaluasi Pasal 15

(1) Evaluasi penyelenggaran tugas belajar terdiri dari : a. evaluasi kebijakan ;

b. evaluasi Pegawai.

(2) Evaluasi adalah evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terhadap efisiensi, efektivitas dan obyektivitas pelaksanaan setiap tahapan dan aspek kebijakan tugas belajar .

(10)

(3) Evaluasi kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh BKD dan dapat melibatkan Bappeda,Inspektorat,Biro Organisasi, dan Biro Hukum. (4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

adalah evaluasi terhadap aktivitas dan hasil kegiatan belajar mengajar di setiap Perguruan Tinggi.

(5) Evaluasi Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh BKD.

(6) BKD menyampaikan hasil evaluasi kebijakan kepada Gubernur melalui Sekda.

Bagian Ketiga Pelaporan

Pasal 16

(1) BKD menyampaikan laporan hasil seleksi, pemilihan Perguruan Tinggi, pemilihan disiplin ilmu, evaluasi kebijakan dan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan tugas belajar dalam lingkup tugas dan fungsinya kepada Gubernur melalui Sekda.

(2) Perguruan Tinggi dimana Pegawai tugas belajar mengikuti pendidikan tinggi menyampaikan hasil studi/prestasi dan/atau segala aspek kegiatan belajar mengajar Pegawai kepada Gubernur melalui kepala BKD.

(3) Pegawai tugas belajar wajib melaporkan hasil studi dan/atau segala bentuk prestasi dan kendala yang dialami dalam menjalankan tugas belajar di Perguruan Tinggi secara berkala paling sedikit setiap 1 (satu) semester yang disampaikan kepada BKD dan SKPD/UKPD yang bersangkutan.

BAB VIII PEMBIAYAAN

Pasal 17

(1) Pembiayaan tugas belajar meliputi :

a. kegiatan perencanaan, rekrutmen, seleksi, penetapan, monitoring dan evaluasi kebijakan serta pendayagunaan; b. kegiatan pembekalan, monitoring dan evaluasi Pegawai

serta konseling;

c. hak kepegawaian Pegawai tugas belajar; dan d. biaya pendidikan tugas belajar

(2) Pembiayaan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada APBD Tahun Anggaran berjalan kecuali perpanjangan tugas belajar dengan alokasi anggaran sebagai berikut:

a. pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf d masuk DPA BKD;

b. pembiayaan hak kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c seperti gaji, dan tunjangan lain-lain masuk DPA SKPD/UKPD asal Pegawai.

c. Pembiayaan berupa komponen biaya tugas belajar sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1) huruf d tercantum pada Lampiran Peraturan Gubernur ini.

(11)

Pasal 18

Alokasi pembiayaan dan tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 harus disusun secara cermat melalui koordinasi antara BKD dengan SKPD terkait sehingga tidak terjadi penganggaran yang tumpah tindih.

Pasal 19

(1) Alokasi biaya pendidikan Pegawai tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dapat bersumber dari APBD, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing yang mempunyai jalur pendanaan untuk beasiswa.

(2) Pembiayan Pegawai tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan biaya yang ditanggung oleh, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing, baik secara penuh dan/atau dengan biaya cost sharing.

(3) Pembiayaan cost sharing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan untuk pembiayaan yang bersumber dari APBD.

BAB IX BATAS USIA

Pasal 20

Batas usia pegawai tugas belajar yang secara khusus diperuntukkan bagi program pendidikan dengan sumber pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing yang mempunyai jalur pendanaan untuk beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 adalah sebagai berikut :

a. Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah Kejuruan/sederajat yang melanjutkan pendidikan alih jenjang pada Diploma Empat (D.IV)/Sarjana (S.1) atau sederajat, usia setinggi-tingginya 31 (tiga puluh satu) tahun; b. Sarjana Muda/Akademi/Diploma Tiga (D.III)/sederajat yang

melanjutkan pendidikan alih jenjang pada Diploma Empat (D.IV)/Sarjana (S.1) atau sederajat, usia setinggi-tingginya 36 (tiga puluh enam) tahun;

c. Sarjana (S.1)/Diploma Empat (D.IV)/sederajat yang melanjutkan pendidikan alih jenjang pada Strata Dua (S.2) atau sederajat, usia setinggi-tingginya 41 (empat puluh satu) tahun;

d. Pascasarjana (S.2)/sederajat yang melanjutkan pendidikan alih jenjang pada Strata Tiga (S.3) atau sederajat, usia setinggi-tingginya 45 (empat puluh lima) tahun.

(12)

BAB X IZIN BELAJAR Bagian Kesatu

Umum Pasal 21

(1) Penyelenggaraan Penunjukan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta untuk Pegawai izin belajar didasarkan program studi yang serendah-rendahnya untuk program studi baru telah terakreditasi C oleh BAN-PT selanjutnya dalam 1 (satu) periode akreditasi harus ditingkatkan menjadi B dibuktikan dengan adanya Surat Keterangan Jaminan diatas materai oleh Program Studi Baru untuk menjamin ketika Pegawai Izin Belajar dinyatakan lulus akreditasi Program Sudi Minimal B oleh BAN-PT.

(2) Apabila program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sedang dalam proses perpanjangan atau penerbitan yang selambat-lambatnya memiliki tempo 6 (enam) bulan dalam prosesnya untuk sementara dapat diberikan kesempatan untuk diterbitkan Surat Izin Belajar dengan melampirkan akreditasi fakultas dengan predikat paling rendah B dan Surat Keterangan Telah Mengajukan Perpanjangan Akreditasi oleh Program Studi.

(3) Surat Izin Belajar hanya bagi PNS yang melanjutkan pendidikan tanpa memiliki Surat Izin Belajar terlebih dahulu dan/atau baru mengurus Surat Izin Belajar ketika yang bersangkutan berada pada masa pertengahan pembelajaran atau perkuliahan, tetapi mengenai persyaratan kepangkatan dan masa kerja tetap mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah tentang Tata Cara Pemberian Tugas Dan Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah

(4) Surat Izin Belajar semester akhir harus mendahului daripada tanggal ijazah sekurang-kurangnya memiliki jeda 1 (satu) tahun akademik.

(5) Pendidikan yang akan diikuti harus relevan dengan tugas pokok dan fungsi PNS yang bersangkutan sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) serta memiliki keluaran berupa nilai guna bagi SKPD dimana PNS tersebut bekerja. (6) Bagi PNS yang baru satu kali mendapatkan Surat Izin

Belajar, maka untuk mengikuti proses Yudisium paling cepat 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal Surat Izin Belajar dikeluarkan.

Bagian Kedua

Pemberian Surat Izin Belajar Pasal 22

Surat Izin Belajar hanya diberikan bagi PNS yang telah memenuhi persyaratan pangkat serta masa kerja sebagaimana yang diatur pada Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar dan tidak dapat diberikan bagi Pegawai dengan status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

(13)

Pasal 23

Penerbitan Surat Izin Belajar bagi Pegawai yang melaksanakan Izin Belajar tidak dapat diberikan berlaku mundur/ surut terhadap waktu diterbitkannya Surat Izin Belajar.

Pasal 24

(1) PNS yang memiliki pangkat serta masa kerja yang belum memenuhi syarat kepangkatan sebagaimana yang diatur pada Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar akan diberikan Surat Penolakan dari Kepala BKD, untuk selanjutnya dapat mengajukan kembali untuk diberikan Surat Izin Belajar apabila syarat kepangkatan dan masa kerja sudah terpenuhi dengan melampirkan syarat tambahan berupa Asli Surat Keterangan Pemberhentian Kuliah Sementara/Surat Terminal dari Lembaga Pendidikan dan/atau Surat Penolakan dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

(2) PNS yang telah memiliki pangkat serta masa kerja sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar, dan sudah terlanjur mengikuti pendidikan dapat diberikan Surat Izin Belajar dengan melampirkan tambahan persyaratan berupa Asli Surat Keterangan Mengikuti Pendidikan dari semester awal sampai semester dimana yang bersangkutan mengajukan Surat Izin Belajar yang ditandatangani Kepala SKPD yang didasarkan pada Kartu Hasil Studi (KHS) yang bersangkutan dengan ketentuan pada saat pertama kali surat keterangan dikeluarkan syarat kepangkatan harus tetap mengacu pada Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar.

Pasal 25

(1) Pelaksanaan Izin Belajar diluar Provinsi Kalimantan Tengah yaitu pada provinsi di dalam Pulau Kalimantan yang dapat ditempuh dengan jarak tempuh maksimal 3,5 Jam dapat diberikan dengan syarat Program Studi yang dituji tidak/ belum tersedia di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dan tidak mengganggui jam kerja dibuktikan dengan jadwal kuliah.

(2) Pemberian Izin Belajar yang dimaksud pada ayat 1 dengan memperhatikan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian/ Lembaga yang bertanggung jawab di Bidang Manajemen Kepegawaian Nasional.

Bagian Ketiga

Mengakhiri Izin Belajar dan Pengakuan Gelar Pasal 26

(1) PNS yang telah menyelesaikan pendidikan dapat mengusulkan Surat Mengakhiri Izin Belajar dan Pengakuan Gelar dari Gubernur Kalimantan Tengah sesuai dengan persyaratan yang telah diatur oleh Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar.

(14)

(2) Bagi PNS yang telah mendapatkan Ijazah sebelum Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 ditetapkan dapat diberikan pengakuan gelar dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Syarat kepangkatan dan masa kerja harus sesuai Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010;

b. Ijazah yang didapat harus sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) serta berguna bagi SKPD dimana PNS tersebut bekerja, dalam hal ini dinyatakan dalam bentuk Surat Pernyataan dari Kepala SKPD mengenai relevansi dimaksud;

c. Asli Surat Keterangan pertama kali aktif kuliah dari lembaga pendidikan bahwa yang bersangkutan secara resmi diterima sebagai mahasiswa;

d. Asli Surat Keterangan dari Lembaga Pendidikan bahwa bukan kelas jauh dan yang bersangkutan menempuh seluruh proses perkuliahan pada Lembaga Pendidikan dimaksud;

e. Copy Legalisir Akreditasi Lembaga Pendidikan/Universitas minimal terakreditasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional;

f. Asli Keterangan mengikuti pendidikan dari semester awal sampai semester akhir yang ditandatangani oleh Kepala SKPD yang menjabat pada saat semester awal sampai semester akhir melalui surat keterangan dengan ketentuan pada saat pertama kali surat keterangan dikeluarkan kepangkatan sesuai dengan Peraturan Daah Nomor 10 Tahun 2010;

g. Asli Keterangan diatas materai dari Kepala SKPD yang menjabat saat ini yang menyatakan Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada huruf f diatas pernah dikeluarkan secara kedinasan;

h. Asli Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi;

i. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) satu tahun terakhir; dan j. Asli surat pernyataan dari Kepala SKPD bahwa PNS yang

mengajukan pengakuan gelar tidak akan mengganggu formasi Pegawai SKPD dan tidak mengalami kekurangan tenaga dan dianggap cukup untuk melaksanakan tugas pokok formasi PNS yang bersangutan.

(15)

BAB XI PENUTUP

Pasal 26

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 30 Juli 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, ttd

AGUSTIN TERAS NARANG

Diundangkan di Palangka Raya pada tanggal 30 Juli 2015

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, ttd

SIUN JARIAS

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2015 NOMOR 31

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,

ttd

AGUS RESKINOF NIP. 19601103 199303 1 003

(16)

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KOMPONEN BIAYA SELAMA (X) SEMESTER ATAU (Y) TAHUN UNTUK MAHASISWA TUGAS BELAJAR UTUSAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MULAI TA. (______/______)

PROGRAM SARJANA/PASCASARJANA/DOKTOR

NO. KOMPONEN SATUAN BIAYA

SATUAN VOL BIAYA

JUMLAH (Dalam Ribuan Rupiah)

A BIAYA PENDIDIKAN

(At Cost menyesuaikan

dengan besarnya biaya pendidikan masing-masing universitas) B BIAYA YANG DITERIMA LANGSUNG OLEH PNS TUGAS BELAJAR UTUSAN PEMERINTAH

PROVINSI KALTENG sebesar : Rp. 32.300.000,- Pembayaran terdiri dari :

- Tunjangan awal dibayar satu kali pada tahun pertama sebesar Rp. 1.100.000,-

- Biaya pemondokan, tunjangan biaya hidup, biaya kesehatan, biaya operasional, buku/ referensi sebesar Rp. 1.300.000,-

1. Tunjangan Awal 32.300.000

a. Transport Pemberangkatan Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

b. Tunjangan Awal Program Org / kl 100.000 1 100.000

2. Biaya Pemondokan Org / bln 200.000 24 4.800.000

3. Tunjangan Biaya Hidup Org / bln 700.000 24 16.800.000

4. Biaya Kesehatan Org / bln 50.000 24 1.200.000

5. Biaya Operasional

 Transport Lokal Org / bln 100.000 24 2.400.000

 ATK Org / bln 50.000 24 1.200.000

6. Buku Referensi

 Buku Utama dan Penunjang Org / bln 100.000 24 2.400.000

 Fotocopy Artikel / Jurnal Ilmiah Org / bln 75.000 24 1.800.000

 Langganan Internet / E-Mail Org / bln 25.000 24 600.000 C BIAYA YANG DITERIMA LANGSUNG OLEH PNS TUGAS BELAJAR UTUSAN PEMERINTAH

PROVINSI KALTENG SAAT MELAKSANAKAN PENELITIAN sebesar : Rp. 10.000.000,- Pembayaran pada tahun ke -2 (dua) sebesar Rp. 10.000.000,-

Tunjangan Riset 10.000.000

# Transport Pemulangan Org / kl 2.000.000 1 2.000.000

# Tunjangan Akhir Program Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Proposal Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Penelitian Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Penyusunan Karya Ilmiah Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Seminar Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Ujian Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Penggandaan Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

 Wisuda Org / kl 1.000.000 1 1.000.000

JUMLAH 42.000.000 + Poin A

(volume pada huruf B angka 2 (dua) s/d 6 (enam) disesuaikan dengan lamanya masa studi normal)

Palangka Raya, Bulan Tahun

An. GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SEKRETARIS DAERAH,

NAMA LENGKAP PANGKAT

NIP. ______________________

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, ttd

Referensi

Dokumen terkait

-" Arteri radialis umumnya dikanulasi karena lokasinya yang superfiial dan aliran kolateral yang substansial !pada sebagian besar pasien arteri ulnar  adalah lebih

Hasil penelitian yang dilakukan di kelas XI SMA Bosowa International School Makassar pada ketiga aspek sikap bahasa tersebut menunjukkan bahwa untuk aspek afektif

HARMONISASI HUKUM SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PENAMBANGAN BAHAN BAKU SEMEN DAN PEMBANGUNAN SERTA PENGOPERASIAN PABRIK

1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota merangkum laporan program pengadaan sarana oleh panitia/pejabat pengadaan dan pembangunan prasarana yang dilakukan oleh

Walaupun perusahaan sudah banyak menerapkan strategi diskon ini namun perlu diteliti sejauh mana tujuan yang bisa dijangkau jika dilihat dari pesan price discount di

b. Pembatalan peserta yang dilakukan setelah tanggal 25 Februari 2018 maka kontribusi peserta akan dikembalikan sebesar 25% dari HTM. c. Pembatalan peserta yang dilakukan

Jika dilihat dari permasalahan di atas maka dapat kita ketahui bahwasanya permaslahan dalam dunia pendidikan di Indonesia ini adalah sudah memudarnya budaya dan moral

Dari hasil analisis yang telah dilakukan penulis, maka penulis dapat mengetahui kinerja efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional dengan menggunakan Multi-