• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN TESIS KOMPARASI DISTRIBUTED CACHE DAN CENTRALIZED CACHE PADA WEB PROXY PARULIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN TESIS KOMPARASI DISTRIBUTED CACHE DAN CENTRALIZED CACHE PADA WEB PROXY PARULIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN TESIS

KOMPARASI DISTRIBUTED CACHE DAN CENTRALIZED CACHE PADA WEB PROXY

PARULIAN 157038015

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016 - 2017

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkembangan teknologi informasi, informasi mudah didapatkan dengan cepat melalui teknologi jaringan komputer yang dikenal dengan Internet. Masalah yang sering terjadi pada penggunaan internet saat ini adalah kecepatan pengaksesan informasi yang diinginkan tergantung dari besarnya bandwidth yang dimiliki.

Pada penerapan teknologi internet, batasan bandwidth yang tersedia menjadi tantangan terhadap kenyamanan user dalam mengakses internet, contohnya di dalam suatu organisasi yang mengalami pertambahan jumlah user

yang cukup besar. Jika besar bandwidth yang digunakan tetap sama, maka user

akan mendapatkan slow response dari web proxy. Teknologi yang semakin hari membutuhkan bandwidth yang besar juga menjadi pertimbangan dalam menyediakan jumlah bandwidth bagi setiap user. Untuk mengatasi permasalahan

bandwidth, maka dicari solusi untuk mengoptimalkan penggunaan bandwidth

dengan menggunakan teknik caching.

Teknik Caching adalah suatu teknik yang menggunakan cache untuk menyimpan dokumen web sementara, seperti halaman HTML, dan gambar yang sebelumnya pernah diakses oleh user. Dengan menggunakan teknik caching, dapat mengurangi penggunaan bandwidth untuk me-request halaman yang sama

ke origin server, sehingga pengguna merasakan transfer data yang lebih cepat

karena data yang sebelumnya pernah diakses telah disimpan di dalam cache. Dalam caching ada 3 sistem yang dikenal yaitu, tanpa proxy server,

centralized caching web proxy server dan distributed caching web proxy server.

Sistem yang umum digunakan adalah centralized caching proxy server, pada teknik centralized caching proxy server ditemukan masalah terhadap avaliability,

reliability, dan scalability yang harus dimiliki sebuah sistem yang handal.

Masalah avaliability yang dihadapi oleh teknik ini adalah ketika single proxy web

server down dan tidak ada backup server untuk menangani request user,

(3)

dapat menangani request yang banyak dari user, dan masalah terakhir adalah

scalability yaitu ketika jumlah pengguna bertambah, centralized caching proxy

server tidak dapat dikembangkan dengan mudah.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh centralized web proxy

server maka diperlukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya

adalah dengan menggunakan distributed caching proxy server. Teknik ini akan mendistribusikan cache ke beberapa web proxy server, sehingga dapat mendukung availability dari segi tersedianya backup server, reliability dari segi penanganan (pendistibusian) request, dan scalability dari segi pengembangan sistem (penambahan web proxy) jika jumlah pengguna bertambah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka perlu untuk menganalisis komparasi distributed cache dengan centralized cahce pada web proxy dalam menangani request dari setiap user.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil evaluasi komparasi dari sistem distributed cache dan centralized cache dengan cara mensinergikan protokol pendukung yang digunakan, sehingga di dapat hasil performansi yang paling efisien dan efektif untuk diimplementasikan. Dengan adanya hasil evaluasi komparasi dari sistem distributed cache dan centralized cache ini maka akan membantu setiap administrator jaringan untuk mengimplementasikan sistem

distributed cache atau centralized cache.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan dalam pembahasan yang dilakukan antara lain:

a. Evaluasi performansi yang dilakukan adalah distributed cache pada

(4)

b. Web proxy yang digunakan adalah nginx, adapun alasan memilih

nginx adalah karena software ini open-source dan merupakan software

baru untuk web proxy.

c. Web Server Stress tool yang digunakan adalah siege. Software ini

adalah software yang dibuat untuk keperluan stress test dan

benchmark. Stress test dan benchmark diperlukan untuk mengetahui

seberapa baik performa aplikasi web server dan seberapa banyak

client atau koneksi yang bisa ditangani oleh web server.

d. Dalam pendistribusian chache akan digunakan protokol HTCP dan

(5)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan berbagai teori yang mendasari pengerjaan penelitian ini berdasarkan studi dan eksplorasi pustaka. Teori tersebut mencakup

cache, protokol, dan proxy.

2.1. Komparasi

Komparasi adalah untuk mengetahui dan menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi juga adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya. Metode komparasi adalah suatu metode yang digunakan untuk membandingkan data yang ditarik ke dalam konklusi baru. Komparasi sendiri dari bahasa inggris, yaitu compare, yang artinya membandingkan untuk menemukan persamaan dari kedua konsep atau lebih.

Mohammad Nazir (2005 : 8) mengemukakan bahwa studi komparasi adalah sejenis penelitian yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor penyebab terjadinya maupun munculnya suatu fenomena tertentu. Dalam hal ini, komparasi dilakukan terhadap performansi distributed cache dan centralized cache pada web proxy. Adapun beberapa parameter yang akan digunakan adalah bandwidth, speed, cache hit ratio.

2.2 Centralized Cache dan Distributed Cache

Centralized cache merupakan chace terpusat yang dapat menampung

semua data organisasi komputer pusat seperti komputer mainframe atau server.

Distributed Cache adalah metode untuk mengkonfigurasi cache data untuk

menjangkau beberapa server, menyimpan permintaan umum dan memungkinkan pengambilan cepat. Cache terdistribusi digunakan pada server web dan server aplikasi untuk menyediakan penyimpanan non-lokal untuk redundansi yang lebih baik. Data yang tersimpan dalam cache terdistribusi umumnya ditentukan oleh

(6)

apa yang paling sering diakses dari server web atau aplikasi tertentu. Seperti yang diminta sebelumnya, potongan data dibiarkan tidak terbaca, data yang baru-baru ini diminta lebih diutamakan, data lama akhirnya terhapus dari cache.

Gambar 2.1 Centralize dan Distributed

2.3 Cache

Cache adalah sebuah media penyimpanan sesuatu secara sementara yang

digunakan untuk menyimpan data/ instruksi yang pernah diakses. Cache membuat kita tidak perlu me-request ulang objek yang pernah kita akses ke original server.

Caching merupakan sebuah cara untuk menyimpan objek-objek internet yang

diminta (seperti halnya pada halaman web) yang dapat diakses melalui HTTP dan FTP. Caching merupakan sebuah cara sederhana dan efektif guna meningkatkan performa aplikasi web.

(7)

2.4 Protokol

Protokol adalah suatu tool yang mendukung pengoptimalan performansi

cache terdistribusi, adapun beberapa protokol yang dapat digunakan adalah HTCP

dan Cache Digest. Protokol – protokol ini akan dikombinasikan untuk mengatasi

berbagai kelemahan-kelemahan yang terdapat disetiap protokol. Adapun kegunaan protokol ini adalah membantu pendistribusian cache, mencari letak objek yang di-request oleh user di dalam penyimpanan cache, serta mampu meningkatkan cache hit ratio (rasio Objek yang di-request oleh user ada didalam

cache).

2.4.1 HTCP

Hypertext Caching Protocol (HTCP) adalah protokol yang menggantikan

ICP, dimana protokol ini telah mengatasi berbagai permasalahan yang ditemui di protokol ICP. Protokol ini juga digunakan untuk menemukan cache HTTP dan data cache. Untuk versi HTTP/1.1 atau yang terbaru HTCP lebih baik jika dibandingkan ICP, karena dapat menghasilkan Hit Rate yang lebih baik.

2.4.2 Cache Digest

Cache Digest dibuat untuk mengatasi permasalahan latency dan

congestion yang terjadi di mekanisme komunikasi cache sebelumnya seperti ICP

dan HTCP. Berbeda dengan kebanyakan protokol, Cache Digest telah mendukung peering di antara beberapa cache server, sehingga dimungkinkan untuk melakukan pencarian peer (server) mana yang mempunyai objek yang di-request

oleh user Selain itu, protokol ini juga sudah didukung oleh nginx.

2.5 Web Proxy Server

Dalam jaringan komputer, sebuah web proxy server adalah sebuah server

yang berperan sebagai penghubung antara request dari client ke server. Proxy

server bertindak sebagai gateway untuk setiap komputer client. Sebuah client akan

melakukan koneksi ke proxy server ketika ingin me-request service, file, web page, atau resource lain yang berada di server yang berbeda. Pada saat ini proxy

(8)

seringkali digunakan dalam distributed system. Proxy memiliki 3 fungsi utama, yaitu:

a. Gateway (Connection Sharing)

Proxy dapat digunakan sebagai gateway dari semua komputer yang

terdapat pada jaringan lokal yaitu dengan cara semua komputer yang berada pada jaringan lokal menggunakan alamat IP publik yang dimiliki oleh proxy server sehingga setiap computer yang ada pada jaringan lokal tidak harus memiliki alamat IP publik untuk mengakses internet.

b. Firewall (Filtering)

Proxy bekerja pada layer aplikasi sesuai dengan aturan OSI Layer,

maka filtering yang dilakukan oleh proxy lebih baik daripada firewall

biasa karena dapat mengecek URL dari permintaan akses keluar untuk halaman web. Dengan kemampuan tersebut, administrator dapat melarang atau mengijinkan akses ke domain tertentu.

c. Caching

Yaitu proxy server memiliki mekanisme penyimpanan objek-objek yang sudah pernah diminta dari sever-server di Internet, biasanya disebut caching. Caching proxy menyimpan data yang sering diminta oleh client ke suatu tempat penyimpanan di server

(9)

Beberapa keuntungan dan kerugian menggunakan proxy server. Adapun yang menjadi keuntungan penggunaan proxy server adalah sebagai berikut:

a. Dapat menghemat biaya bandwidth.

b. Mempercepat koneksi karena file-file web yang direquest (selanjutnya disebut object) disimpan di dalam cache sehingga tidak perlu keluar menuju Internet.

c. Dapat melakukan pembatasan untuk file-file tertentu.

d. Dapat melakukan pembatasan akses kepada situs-situs tertentu (misalnya situs porno).

e. Dapat melakukan pembatasan download untuk file-file tertentu (misalnya file-file mp3,wav, dsb).

f. Dapat melakukan pembatasan waktu-waktu yang diperbolehkan untuk

download.

g. Dapat melakukan pembatasan siapa saja yang boleh mengakses Internet dengan menggunakan autentikasi. Autentikasi yang biasa digunakan bisa basic, digest, ataupun ntlm.

Sedangkan yang menjadi kerugian dari penggunaan proxy server, diuraikan sebagai berikut :

a. Pintu keluar menuju gerbang Internet hanya lewat proxy, sehingga ketika terjadi over-load, akses Internet menjadi lambat.

b. User akan melihat file yang kadaluarsa jika cacheexpiretime-nya terlalu lama, sehingga meskipun di website file tersebut sudah berubah, user masih melihat file yang tersimpan di cache memory. c. Karena koneksi Internet harus melalui gerbang proxy terlebih dahulu,

maka kecepatan akses bisa jadi lebih lambat daripada kita melakukan koneksi langsung. Dalam hal ini keduanya akan mengakses file

Internet secara langsung.

2.6 Nginx

Nginx (baca: engine x) adalah sebuah server HTTP dan reverse proxy bebas berbasis open-source yang berkemampuan tinggi, juga dapat digunakan sebagai server proxy IMAP/POP3. Perangkat lunak ini diciptakan oleh Igor

(10)

Sysoev pada tahun 2002, dan dirilis untuk pertama kalinya secara umum pada tahun 2004. Saat ini Nginx digunakan oleh 7,65% (22.8juta) nama domain di seluruh dunia.

Nginx terkenal karena performanya yang tinggi, stabil, memiliki banyak fitur, mudah dikonfigur, dan menggunakan hanya sedikit sumberdaya pada server. Nginx adalah salah satu dari sebagian kecil perangkat lunak untuk server yang diciptakan untuk mengatasi Problem C10K. Tidak seperti perangkat lunak server yang umum lainnya, Nginx tidak bergantung kepada thread untuk melayani klien. Sebaliknya, Nginx menggunakan arsitektur asynkronus yang lebih stabil. Arsitektur ini membutuhkan lebih sedikit memory, dan yang lebih penting, dapat diperkirakan.

Manfaat dari penggunaan nginx proxy antara lain:

a. Browsing semakin cepat untuk situs yang sudah pernah dibuka. b. Kuota pemakaian Internet atau bandwidth akan lebih irit c. Penggunaan Internet bisa untuk banyak user (Expandable User) Cara kerja nginx pertama-tama akan memeriksa request yang datang. Jika

nginx diset dengan autentikasi tertentu, nginx akan memeriksa autentikasi user

terlebih dahulu. Autentikasi ini termasuk subnet area, user account, jenis file yang direquest, alamat situs tujuan, dan properti-properti yang telah diset pada file konfigurasi nginx. Jika lolos dan telah sesuai dengan konfigurasi, request tersebut kembali diperiksa apakah objek yang diminta telahberada di cache. Jika sudah ada maka proxy server tidak perlu melanjutkan request ke Internet tetapi langsung

me-reply request dengan objek yang diminta. Jika tidak ada di cache, nginx dapat

menghubungi sibling-nya agar bisa saling tukar cache informasi menggunakan protocol icp. Jika masih tidak ada, nginx akan merequest ke parentnya. Parent harus menyediakan informasi yang diminta, entah mengambil dari cachenya atau langsung ke Internet.

(11)

Gambar 2.3 Reverse Proxy

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebuah proxy dapat meng-handle

beberapa web server. Adapun cara kerjanya adalah client akan melakukan akses terhadap sebuah URL misalnya https://www.google.co.id maka secara otomatis client akan melakukan request terlebih dahulu ke proxy server akan tetapi seolah - olah client melakukan request langsung ke web server. Setelah menerima request dari client, maka proxy server akan meneruskan request tersebut ke web server yang dituju.

2.7 Hierarki Proxy

Dalam pengimplementasian sistem distributed cache diperlukan sebuah hierarki proxy. Dalam hierarki ini ada beberapa komponen yang berperan, yaitu:

a. Child proxy

Child proxy akan bertugas sebagai load balancer, child akan menerima

request dari client lalu meneruskannya ke parent proxy. Dalam pemilihan

tujuan request ke parent proxy, child akan memilih berdasarkan algoritma Round-Robin. Algoritma ini akan membagi request (beban) ke beberapa parent proxy.

(12)

b. Parent proxy

Parent proxy akan bertugas menerima request yang didapat dari child

proxy. Setiap parent proxy akan membentuk hubungan sibling, dimana

mereka berkomunikasi dengan menggunakan protokol HTTP dan HTCP. Dalam proses melayani request, Pertama sekali parent proxy akan mencari object di cache directory-nya, jika object tidak ditemukan,

parent akan mencari object ke parent proxy yang lain (sibling-nya). Jika

object tidak ditemukan juga, parent proxy akan me-request object ke

origin server. Object yang didapat dari origin server tadi selanjutnya

disimpan di cache directory-nya, dan dikirim ke child proxy untuk diteruskan ke client.

Adapun hierarki yang digunakan dalam pendistribusian cache-nya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Hierarki Proxy

2.8 Webserver Stress Tool

Webserver stress tool adalah sebuah aplikasi untuk melakukan test pada suatu web server. Aplikasi ini biasanya digunakan untuk menguji apakah sebuah

server masih dapat melakukan performa yang baik ketika jumlah user menambah

dengan pesat (Scalability), dan apakah ada kemungkinan web server tidak dapat menangani jumlah request yang banyak (Reliability). Aplikasi ini akan membuat

virtual user yang dibutuhkan pada saat melakukan test. Adapun aplikasi

(13)

2.8.1 Siege

Siege adalah aplikasi yang dibuat untuk keperluan stress test dan

benchmark webserver. Stress test dan benchmarking diperlukan untuk mengetahui

seberapa baik performa aplikasi web, dan seberapa banyak client atau koneksi yang bisa ditangani oleh aplikasi tersebut.

(14)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam meningkatkan kecepatan akses internet, pengaturan topologi jaringan dan penambahan proxy server dapat dilakukan. Dengan adanya proxy

server, client tidak perlu mengirim request satu per satu ke internet. Hal ini

membuat waktu kecepatan akses client lebih cepat dalam mengirimkan request

terhadap suatu website.

Pada bab ini dijelaskan mengenai kebutuhan software dan hardware, topologi pengujian distributed chace (physical dan logical), dan skenario pengujian yang digunakan.

3.1 Tahapan Penelitian

Membuat Topologi Distributed dan

Centralized

Menggunakan Topologi Logical Cache Hit dan Topologi Logical

Cache Miss

Pengujian Centralized Reliability Pengujian Distributed Reliability

Pengujian Distributed Availability Pengujian Centralized Availability

Pengujian Centralized Scalability Pengujian Distributed Scalability

Hasil Response Time

(15)

3.1.1 Kebutuhan Software

Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem Operasi Centos sebagai virtual machine yang di-install

beberapa servis seperti DNS, HTTP, HTTPS) dan web proxy server nginx.

2. Siege, digunakan untuk melakukan pengujian beban terhadap web

server, aplikasi ini di-install pada Sistem Operasi Windows.

3. Nginx Proxy Server, digunakan sebagai web proxy. Software ini

dipilih karena mendukung penggunaan memori (RAM) sebagai penyimpanan cache, serta telah Mendukung protokol HTCP, dan

Cache Digest sebagai media komunikasi antar server.

4. Protokol HTCP, dan Cache Digest yang mendukung pengimplementasian distributed caching mulai dari penyimpanan

cache hingga mengambil cache dari disk.

3.1.2 Kebutuhan Hardware

Hardware yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. 2 atau lebih PC, akan dimanfaatkan sebagai proxy server, dengan spesifikasi sebagai berikut:

Tabel 1. Spesifikasi Proxy Server

Hardware Keterangan

Processor Intel(R) core (TM) i3

Hard disk 500 GB

Memory 4 GB

LAN Card 1000 MBps

2. 1 unit router mikrotik

(16)

3.2 Topologi Centralized Cache

Topologi ini menjelaskan keterkaitan antar komponen-komponen yang dibutuhkan, serta aliran data yang terjadi di masing-masing perangkat.

3.2.1 Topologi Physical

Topologi Physical menjelaskan keterkaitan antar komponen komponen yang dibutuhkan pada saat pengujian, berikut gambar topologi Physical yang digunakan pada saat pengujian.

ISP

Modem

Router Proxy Server

Switch

Client

Gambar 3.2 Topologi Physical Centralized

Topologi diatas digunakan untuk pengujian centralized caching. Peran komponen pada topologi physical adalah sebagai berikut:

1. Client, perangkat ini digunakan untuk me-request halaman web, yang

merupakan virtual user yang dibuat oleh webserver stress tool.

2. Mikrotik, perangkat ini digunakan untuk menghubungkan semua perangkat yang digunakan.

3. Proxy server, perangkat ini digunakan sebagai web proxy yang akan

(17)

3.2.2 Topologi Logical

Topologi Logical menggambarkan bagaimana aliran data pada masing-masing komponen pada saat pengujian. Ada 2 topologi logical yang digunakan, yang pertama adalah saat object yang di-request oleh client ada pada web proxy

(cache HIT), dan yang kedua saat object yang di-request oleh client tidak ada

pada web proxy sehingga object harus di-request ke Origin Server (cache MISS).

3.2.2.1 Topologi Logical Cache HIT

Topologi logical cache HIT menggambarkan bagaimana aliran data yang terjadi saat terjadi cache HIT. Berikut gambar topologi Logical cache HIT:

Gambar 3.3 Topologi Logical Cache HIT pada CentralizedCache

Penjelasan mengenai masing-masing proses yang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Pertama request dikirim oleh client melalui browser, router kemudian menerima request tersebut, lalu akan meneruskannya ke proxy server

yang bertugas menerima dan menangani request client.

2. Lalu proxy server memproses requestclient tersebut, proxy server akan menentukan kemana request akan di-forward. Proxy akan mencari tahu apakah object yang di-request tersebut ada pada cache directory-nya atau tidak. Jika ditemukan, proxy akan mengirimkan object tersebut ke client.

(18)

3.2.2.2 Topologi Logical Cache MISS

Topologi logical cache MISS menggambarkan bagaimana aliran data yang terjadi saat terjadi cache MISS. Berikut gambar topologi logical cache

MISS:

Topologi Logical Cache MISS pada CentralizedCache

Penjelasan mengenai masing-masing proses yang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Pertama request dikirim oleh client melalui browser, router kemudian menerima request tersebut, lalu akan meneruskannya ke proxy server

yang bertugas menerima dan menangani request client.

2. Lalu proxy memproses request client tersebut, proxy akan menentukan kemana request akan di-forward. Saat object tidak ditemukan di proxy,

proxy akan melakukan request ke origin server untuk mendapatkan

object yang di-request oleh client.

3. Kemudian Origin Server akan mengirimkan object yang di-request tadi

ke proxy.

4. Proxy akan menyimpan object yang diterimanya dari origin server, dan

(19)

3.3 Topologi Distributed Cache

Topologi ini menjelaskan keterkaitan antar komponen-komponen yang dibutuhkan, serta aliran data yang terjadi di masing-masing perangkat.

3.3.1 Topologi Physical

Topologi Physical menjelaskan keterkaitan antar komponen komponen yang dibutuhkan pada saat pengujian, berikut gambar topologi Physical yang digunakan pada saat pengujian.

Gambar 3.3 Topologi Physical Distributed

Topologi diatas digunakan untuk pengujian distributed caching. Peran komponen pada topologi physical adalah sebagai berikut:

1. Client, perangkat ini digunakan untuk me-request halaman web, yang

merupakan virtual user yang dibuat oleh webserver stress tool.

2. Mikrotik, perangkat ini digunakan untuk menghubungkan semua perangkat yang digunakan.

(20)

3. Proxy server, perangkat ini digunakan sebagai web proxy yang akan mengatur segala mekanisme distributed caching.

3.3.2 Topologi Logical

Topologi Logical menggambarkan bagaimana aliran data pada masing-masing komponen pada saat pengujian. Ada 2 topologi logical yang digunakan, yang pertama adalah saat object yang di-request oleh client ada pada web proxy

(cache HIT), dan yang kedua saat object yang di-request oleh client tidak ada

pada web proxy sehingga object harus di-request ke Origin Server.

3.3.2.1 Topologi Logical Cache HIT

Topologi logical cache HIT menggambarkan bagaimana aliran data yang terjadi saat terjadi cache HIT. Berikut gambar topologi Logical cache HIT :

Gambar 3.3 Topologi Logical Cache HIT

Penjelasan mengenai masing-masing proses yang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Pertama request dikirim oleh client melalui browser, Mikrotik kemudian menerima request tersebut, lalu akan meneruskannya ke child/main

(21)

2. Lalu child proxy memproses request client tersebut, child proxy akan menentukan kemana request akan di-forward. Disinilah fungsi Load

Balancing dari child proxy, dimana dia membagi load yang diterimanya

ke beberapa proxy server (parent proxy 1 dan parent proxy 2). Adapun algoritma Load Balancing yang digunakan adalah Round-Robin, Algoritma ini akan membagi request (beban) ke beberapa parent proxy. Pada proses 2.1 child server akan meneruskan request dari client ke

parent proxy 1, sedangkan pada proses 2.2 child server akan meneruskan

request dari client ke parent proxy 2. Ketika parent proxy telah

menerima request dari child proxy, parent proxy akan mencari tahu apakah object yang di-request tersebut ada pada cache directory-nya atau tidak. Jika ditemukan, parent proxy akan mengirimkan object tersebut ke

child proxy, lalu child proxy akan mengirimkan response ke client. Jika

tidak ditemukan, parent proxy akan mencari object tersebut ke parent proxy lain

3.3.2.2 Topologi Logical Cache MISS

Topologi logical cache MISS menggambarkan bagaimana aliran data yang terjadi saat terjadi cache MISS. Berikut gambar topologi logical cache

MISS:

(22)

Penjelasan mengenai masing-masing proses yang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Pertama request dikirim oleh client melalui browser, Mikrotik kemudian menerima request tersebut, lalu akan meneruskannya ke child/main

server yang bertugas menerima dan menangani request client.

2. Lalu child proxy memproses request client tersebut, child proxy akan menentukan kemana request akan di-forward. Disinilah fungsi Load

Balancing dari child proxy, dimana dia membagi load yang diterimanya

ke beberapa proxy server (parent proxy 1 dan parent proxy 2). Adapun algoritma Load Balancing yang digunakan adalah Round-Robin, Algoritma ini akan membagi request (beban) ke beberapa parent proxy. Pada proses 2.1 child server akan meneruskan request dari client ke

parent proxy 1, sedangkan pada proses 2.2 child server akan meneruskan

request dari client ke parent proxy 2.

3. Saat object tidak ditemukan di parent proxy, parent proxy akan melakukan request ke origin server untuk mendapatkan object yang

di-request oleh client.

4. Kemudian Origin Server akan mengirimkan object yang di-request tadi

ke parent proxy.

5. Parent proxy akan menyimpan object yang diterimanya dari origin

server, dan mengirimkan response ke child proxy. Kemudian Child proxy

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Deshpande S., Ravale P., & Apte S. 2010. Cache Coherence In Centralized Shared Memory And Distributed Shared Memory Architectures.

International Journal on Computer Science and Engineering (IJCSE).

Eom. Y., Hwang D., & Lee J. 2015. EM-KDE: A Locality-Aware Job Scheduling Policy With Distributed Semantic Caches. J. Parallel Distrib. Comput.

Nedelcu. C. 2015. Nginx HTTP Server Third Edition. PACKT Publishing.

Zhang X., Wang N., Vassilios G., & Howarth M. 2015. A distributed in-network caching scheme for P2P-like content chunk delivery. Computer Networks.

http://whatis.techtarget.com/definition/distributed-cache (27 Mei 2017)

Gambar

Gambar 2.1 Centralize dan Distributed
Gambar 2.2 Proxy Server
Gambar 2.3 Reverse Proxy
Gambar 2.4 Hierarki Proxy
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini juga dibatasi hanya pada aspek hukum, aspek manajemen dan SDM, aspek teknis dan operasional, aspek pasar dan pemasaran, aspek ekonomi dan sosial, aspek politik,

4 Selalu kagum akan kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta, khususnya fenomena alam yang berkaitan dengan gerak parabola. 3 Sering kagum akan kebesaran Tuhan

Oleh karena itu keadaan reaktor aluminium corrosion and electrolysis harus dijaga baik agar pemecahan molekul dan proses pasivasi berjalan baik dan dapat menghasilkan flow

Dalam rangka menjamin keselamatan kerja, SKK Migas selaku mengeuarkan pedoman tata kerja mengenai penerapan dan pengembangan sistem manajemen K3 bagi kegiatan operasi produksi

Rata-rata skor N-gain pada masing-masing sub kelompok baik kategori tinggi, sedang ataupun bawah kelas eksperimen lebih tinggi dari rata- rata skor N-gain kelas kontrol; (3)

Permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi, yaitu hanya menggunakan metode ceramah,diskusi, danitukurang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar Matematika dapat diupayakan melalui model pembelajaran TGT pada siswa kelas 5 SDN Sidorejo

Dengan melihat hasil pengujian yang diperoleh, maka pembuatan sistem ini telah memenuhi tujuan awal dari penelitian, yaitu membuat sistem navigasi gedung SMK Pancasila