Oleh:
Direktur Tata Ruang dan Pertanahan
Pengelolaan dalam Implementasi
Perpres KSN Danau Toba dan Sekitarnya
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Kerangka Pembahasan
1
•
Definisi, Peran, dan Fungsi KSN
2
•
KSN Danau Toba dan Sekitarnya
3
•
Kebijakan Nasional
4
•
Koordinasi Penataan Ruang
5
•
Pendekatan Kerja Sama dalam Penataan Ruang Daerah
6
•
Integrasi RTR dengan RP
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan
dunia.
Rencana Tata Ruang KSN berperan sebagai perangkat operasional dari
RTRWN serta alat
koordinasi
pelaksanaan pembangunan di kawasan
strategis nasional.
RTR KSN berfungsi sebagai pedoman untuk:
1.
Penyusunan Rencana Pembangunan KSN.
2.
Perwujudan
keterpaduan, keterkaitan
dan
keseimbangan
perkembangan antar wilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta
keserasian
antar sektor di KSN.
3.
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di KSN.
4.
Penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KSN.
5.
Penataan ruang wilayah
provinsi
dan
kabupaten/kota
di KSN.
6.
Pengelolaan KSN
.
7.
Perwujudan keterpaduan rencana pengembangan kawasan di luar KSN
dengan KSN
DEFINISI
PERAN
FUNGSI
KSN DANAU TOBA DAN SEKITARNYA
Penataan ruang KSN Danau Toba dan Sekitarnya bertujuan untuk: pelestarian
Kawasan Danau Toba
sebagai air kehidupan
(Aek NaKo) masyarakat,
ekosistem, dan kawasan kampung masyarakat adat Batak; dan
pengembangan kawasan pariwisata berskala dunia
yang terintegrasi
dengan pengendalian kawasan budi daya sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup serta adapKf terhadap bencana alam.
PENATAAN
RUANG
RTR
RTR Kawasan Danau Toba dan berperan sebagai
alat
operasionalisasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN)
dan sebagai alat
koordinasi pelaksanaan pembangunan
di Kawasan Danau Toba untuk
meningkatkan kualitas lingkungan, sosial budaya, dan kesejahteraan
Tugas dan Wewenang dalam
Penataan Ruang
NEGARA
Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk s e b e s a r -‐ b e s a r n y a kemakmuran rakyat
Dalam melaksanakan tugasnya, negara
memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Kerjasama PR antarnegara & fasilitasi kerja sama antar provinsi
Kerjasama PR antar Kabupaten/Kota
KEBIJAKAN NASIONAL:
Penataan Ruang dalam RPJPN dan RPJMN
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
MiKgasi Bencana Alam Sesuai Dengan Kondisi Geologi Indonesia
– Mewujudkan Pembangunan Yang Berkelanjutan,
Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat
– Meningkatnya kualitas
perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang
− Mantapnya
kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah Indonesia
− Ketersediaan Infrastruktur yang Sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Dalam memantapkan pembangunan yang berkelanjutan,
PENGEMBANGAN KSN DALAM RPJMN 2010-2014
PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS BIDANG PRIORITAS REGIONAL
1. Mendorong percepatan
pembangunan kawasan strategis 2. Penataan, pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang dengan prinsip harmonisasi kepenKngan nasional dan kebutuhan daerah serta keserasian antardaerah dalam rangka mempercepat pengembangan wilayah
Kegiatan Prioritas:
1. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional dalam rangka penyelesaian peraturan
perundangan sesuai amanat UU Penataan Ruang dan sinkronisasi program pembangunan sesuai dengan RTR
2. Pembentukan dan pengembangan kawasan strategis
Sasaran:
1. a. Tersusunya Perpres RTR KSN sesuai amanat UU 26/2007 1. b. Keserasian dan keselarasan
program pembangunan, yaitu
program dalam RTRWN, RTR Pulau, RTR KSN, RTR PKN, PKSN
2. Berkembangnya dan meningkatnya pengelolaan dan pengusahaan kawasan strategis
Dengan memperhaKkan RTR Pulau Sumatera, pengembangan wilayah Sumatera antara lain diarahkan untuk:
5. kelestarian kawasan berfungsi lindung bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sumatera 6. kawasan perkotaan nasional yang
kompak dan berbasis miKgasi dan adaptasi bencana;
7. pusat pertumbuhan baru di wilayah pesisir barat dan wilayah pesisir Kmur Pulau Sumatera;
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT KSN:
1.
Mendorong percepatan pembangunan kawasan strategis
2.
Penataan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah
PENGELOLAAN KSN:
1.
Mekanisme koordinasi penataan ruang
2.
Pendekatan kerjasama dalam penataan ruang
PENGELOLAAN KSN Danau Toba dan Sekitarnya:
Melalui mekanisme
koordinasi dan pendekatan kerjasama
dalam penataan
ruang KSN Danau Toba dan Sekitarnya
yang baik dapat mewujudkan rencana
Dalam rangka mendukung
penyelenggaraan penataan ruang
yang aman, nyaman dan produkKf, maka disepakaK perlunya
lembaga yang mempunyai peran yang sangat strategis
dalam
koordinasi
kegiatan penataan ruang, baik pada aspek
p e r e n c a n a a n , p e m a n f a a t a n , m a u p u n p e n g e n d a l i a n
pemanfaatan ruang.
KOORDINASI PENATAAN RUANG
Tingkat Pusat
:
Badan Koordinasi
Penataan Ruang
Nasional (BKPRN)
Tingkat Daerah
:
Badan Koordinasi
KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG
BKPRN (Pusat)
BKPRD (Daerah)
•
Menyiapkan kebijakan
penataan ruang nasional
•
Pelaksanaan RTRWN secara
terpadu
•
Penanganan dan penyelesaian
masalah tata ruang
•
Pemaduserasian tata ruang
•
Pemfasilitasi kerjasama
penataan ruang antar provinsi
•
Sinkronisasi Rencana Umum
dan Rencana Rinci Tata Ruang
•
Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan penataan ruang
§
Sebagai wadah koordinasi penataan ruang di daerah
§
Menjamin terselenggaranya penataan ruang di daerah
§
Menserasikan dan Mensinergikan Penyelenggaraan
Penataan Ruang Nasional dengan Daerah.
BKPRD Provinsi
BKPRD Kab/Kota
§
Perencanaan pada
tingkat Provinsi
§
Operasionalisasi
Pemanfaatan Lintas
Kabupaten dan penge-‐
lolaan Kawasan
Tertentu
§
Pengendalian dalam
bentuk pengawasan
dan penertiban
pemanfaatan ruang
§
Perencanaan Tata Ruang
Kab/Kota
§
Pemanfaatan Ruang Kab/
Kota (keterpaduan
pelaksanaan pembangunan)
PENDEKATAN KERJASAMA DAERAH DALAM
PENATAAN RUANG DAERAH
•
Kerjasama antardaerah menjadi salah satu
pendekatan
utama
dalam penataan ruang
wilayah/kawasan serta pengelolaan lingkungan
hidup yang melipuK lebih dari satu wilayah
administrasi.
•
Kerjasama antardaerah dapat dilakukan dalam
upaya
menyelesaikan konflik
yang bersifat
lintas batas
dan/atau persoalan yang sulit
untuk ditanggulangi sendiri, misalnya dalam
persoalan prasarana wilayah.
•
Kerjasama antardaerah dalam penataan ruang
merupakan salah satu alat untuk meningkatkan
keseimbangan dan keserasian perkembangan
Kerjasama antardaerah yang berdekatan
Sifat:
wajib dilaksanakan
untuk mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat;
Kerjasama antardaerah yang tidak berdekatan
Sifat:
berdasarkan kebutuhan
dan dilakukan dalam rangka pengembangan
potensi dan komoditas unggulan dari masing-‐masing daerah yang
bekerjasama;
Kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan pihak ketiga, berbentuk:
a. Kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak swasta; BUMN/BUMD;
LSM/Masyarakat; dan Pihak Luar Negeri
b. Kerjasama Antar Negara (pemerintah) khususnya di wilayah perbatasan
wilayah negara.
KERJASAMA ANTARDAERAH (2)
Sumber: PP 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah dan
•
Gubernur,
•
Bupati,
•
Walikota, dan
•
Pihak ketiga
Subjek
•
Seluruh urusan
Pemerintahan Daerah yang
telah menjadi kewenangan
daerah otonom, aset
daerah,potensi daerah, dan
penyediaan pelayanan
umum, meliputi :
•
Sosial budaya;
•
Sosial ekonomi;
•
Tata ruang dan
lingkungan hidup; dan
•
Sarana dan prasarana.
Objek
KERJASAMA ANTARDAERAH (3)
Sumber: PP 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah dan Permendagri 69/2007 tentang Kerja Sama Pembangunan Perkotaan
Bentuk lembaga kerjasama antar daerah ditentukan oleh tuntutan
kebutuhan
dan
kesepakatan
antar daerah yang bekerjasama dan dituangkan dalam
perjanjian kerjasama.
Sesuai PP No. 50 Tahun 2007, kepala daerah dapat membentuk badan
kerjasama yang memiliki tugas, antara lain:
•
Membantu melakukan pengelolaan, monitoring dan evaluasi atas
pelaksanaan kerjasama;
•
Memberikan masukan dan saran kepada kepala daerah masing-‐masing
mengenai langkah-‐langkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan;
•
Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala daerah masing-‐masing.
Sumber : Perpres 13/2012 atas Perubahan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
•
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan
Kerjasama antara Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
, yang
dilaksanakan melalui:
•
Perjanjian Kerjasama; atau
•
Izin Pengusahaan.
•
Dalam pelaksanaan kerjasama dengan Badan Usaha,
yang bertindak selaku
Penanggung Jawab Proyek
Kerjasama
adalah
Menteri/Kepala Lembaga/
Kepala Daerah
terkait.
•
Jenis Infrastruktur
yang dapat dikerjasamakan:
Transportasi; Jalan; Pengairan; Air minum; Air
limbah; Telekomunikasi; Ketenagalistrikan; Minyak
bumi dan gas.
Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS)
Sumber : Perpres 13/2012 atas Perubahan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
•
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat
bekerjasama dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur dengan mempertimbangkan paling kurang:
•
kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka
menengah nasional/ daerah dan rencana strategis sektor
infrastruktur;
•
kesesuaian lokasi proyek dengan Rencana Tata Ruang;
•
keterkaitan antarsektor infrastruktur dan antarwilayah;
•
analisa biaya dan manfaat sosial.
PER
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTA
RTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RENCANA UMUM TATA RUANG DAN RENCANA RINCI TATA RUANG
sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang
Sebagai dasar penyusunan peraturan zonasi
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang; dan/ atau
b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah
perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan RENCANA RINCI TATA RUANG
WILA
Y
AH
RTR KWS METROPOLITAN
INTEGRASI RENCANA TATA RUANG DAN
RENCANA PEMBANGUNAN
Indikasi Program di dalam RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya harus diakomodir di
dalam rencana pembangunan kabupaten/kota di Kawasan Danau Toba dan
Sekitarnya
Apabila indikasi program tersebut Kdak sinergis dengan rencana pembangunan,
akan Kmbul masalah
•
Program-‐program dalam RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya
Odak
dianggarkan
di dalam rencana pembangunan (RPJMD dan RKPD) kabupaten/
kota
PRINSIP DASAR INTEGRASI
19
1.
Hubungan Dokumen Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang
RENCANA TATA RUANG KAB A.1 RENCANA TATA RUANG KAB A.2
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Berdasarkan UU No. 24/2005 dan UU 32/2004
PENATAAN RUANG
berdasarkan UU No. 26/2007 dan Permen 15, 16, dan 17/PRT/M/2009
RPJP
diperhatikan diserasikan melalui musrenbang 1. PRESIDEN &
MENTERI
Provinsi ·∙ RTR Kawasan Strategis Provinsi
·∙ RDTR Kabupaten
·∙ RTR Kawasan Strategis Kota RTRW
Kabupaten RTRW Kota
·∙ RTR Kawasan Strategis Kabupaten ·∙ RDTR Kota
·∙ RTR Kawasan Strategis Nasional ·∙ RTR Pulau
diselaraskan
RENCANA TATA RUANG PROV A RENCANA TATA RUANG PROV B
20
PRINSIP DASAR INTEGRASI (2)
2. Integrasi Proses Penyusunan – RTR KSN dan RPJPD
Mengingat RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya sudah disusun, maka
rencana pembangunan perlu mengakomodir RTR tersebut dalam proses
penyusunannya
Sumber: Permendagri 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Contoh: Proses Penyusunan RPJP Kab/Kota dengan mengakomodir analisis rencana
21
PRINSIP DASAR INTEGRASI (3)
3. Integrasi Proses Penyusunan – RTR KSN dan RPJMD
Mengingat RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya sudah disusun, maka
rencana pembangunan perlu mengakomodir RTR tersebut dalam proses
penyusunannya
Contoh: Proses Penyusunan RPJM Kab/Kota dengan mengakomodir analisis rencana tata ruang
22
PRINSIP DASAR INTEGRASI (4)
Keterkaitan Muatan RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya dengan RPJPD dan RPJMD
4. Integrasi Muatan
RTR KSN Danau Toba dan Sekitarnya
Pendahuluan
Dasar Hukum Penyusunan RTR KSN
Profil Wilayah KSN
Isu-Isu Strategis dan Peta-Peta
Tujuan Penataan Ruang
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
Arahan Pemanfaatan Ruang
(Indikasi Program Utama 5 Tahunan)
Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
RPJPD
Latar Belakang
Kondisi Umum
Hasil Perhitungan SWOT
Visi dan Misi
Arah dan Strategi Pembangunan
Tahapan & Prioritas Pembangunan
Kaidah Pelaksanaan
RPJMD
Pendahuluan
Kondisi Umum
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Analisis Isu-Isu Strategis
Visi dan Misi
Strategi & Arah Kebijakan
Kebijakan Umum & Program Pembangunan Daerah
Indikasi Rencana Program
Prioritas + Kebutuhan Pendanaan
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Pedoman Transisi dan
PRINSIP DASAR INTEGRASI (5)