• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Rumah Kaca terhadap (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efek Rumah Kaca terhadap (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK RUMAH KACA

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Yang Diberikan Oleh Ibu Siti Alifah M.Pd Selaku Dosen Matakuliah Pengetahuan Lingkunga

DISUSUN OLEH:

Nama : Lukman Nur Candra NPM : 201344500354

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama lain adalah pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan.

Fokus dari makalah ini adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya,

2. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca? 3. Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca? 4. Bagaimana solusi untukmengatasi efek rumah kaca?

5. Bagaimana cara mahasiswa mengetahui siklus dan terjadinya effect rumah kaca

(3)

1. Mengerti apa itu efek rumah kaca 2. Mengetahui penyebab efek rumah kaca 3. Akibat yang ditimbulkannya

4. Mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat meminimalisasinya 5. Agar mahasiswa/i mengetahui bahaya effect rumah kaca dan mampu

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Efek Rumah kaca

(5)

panas , namun setelah berada di dalamnya , panas yang ada di kaca itu tidak bisa menembusnya ( mobil parkir di lapangan , setelah pintu kita buka suhu di dalam akan lebih panas) panas yang tak bisa menembus kaca itu hanya terpantul- pantul sehingga dampaknya seperti yang kita rasakan kini. Perlu diketahui pula bahwa , tanpa adanya Effek Rumah Kaca ini , suhu di permukaan bumi akan dingin berkisar —180C, dibandingkan saat ini suhu

rata-rata permukaan bumi sebesar 15 0C. Energi sinar matahari yang melewati

lapisan atmosfer sebanyak (26 %) dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh awan dan sebanyak 19 % diserap oleh partikel-partikel dan gas-gas yang terdapat dalam lapisan atmosfer. Sisanya sebanyak 55 % diteruskan ke permukaan bumi, di permukaan bumi sinar radiasi matahari ini digunakan untuk berbagai proses, untuk pemanasan bumi, pencairan es dan salju, penguapan air permukaan (laut, danau, sungai, waduk, dll.) dan photosintesis. B. Proses Terjadinya Gas Rumah Kaca

(6)

proses terjadinya efek rumah kaca adalah demikian: panas matahari merambat dan masuk ke permukaan bumi. Kemudian panas matahari tersebut akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa melalui atmosfer. Sebagian panas matahari yang dipantulkan tersebut akan diserap oleh gas rumah kaca yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi, tidak bisa melalui atmosfer. Sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.

Yang termasuk gas rumah kaca di atmosfer adalah uap air (H2O), carbondioksida (CO2), Gas Methan (CH4), dan ozon (O3). Konsentrasi gas rumah kaca di bumi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut.

1. Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM (bahan bakar minyak) yang terlalu boros

2. Kerusakan hutan (kebakaran hutan, penebangan liar, dll)

3. Pemanfaatan pupuk, pembusukan sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran-kotoran ternak, dan pembakaran sabana di sector pertanian dan peternakan

(7)
(8)

Efek rumah kaca yang berlebihan yang ditingkatkan oleh konsentrasi gas rumah kaca yang semakin tinggi akan membahayakan manusia. Efek rumah kaca yang semakin parah karena polusi udara ini akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Dalam Anonimus e dinyatakan bahwa menurut perkiraan efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5 derajat Celcius. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 – 4,5 derajat Celcius sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mngakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

C. Dampak Efek Rumah Kaca 1. Mencairnya Es di Kutub

(9)

Australia akan “bebas salju” pada tahun 2070. Sementara menurut penelitian Lonnie Thomson dari Byard Polar Research Center -Universitas Ohio, diperkirakan seluruh salju di pegunungan Kilimanjaro akan mencair pada tahun 2015 akibat pemanasan global (Fred Pearce, 2001).

2. Pergeseran Musim

Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran musim, di mana musim kemarau akan berlangsung lama sehingga menimbulkan bencana kekeringan dan penggurunan. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kekeringan akan melanda Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Sementara musim hujan akan berlangsung dalam waktu singkat dengan kecenderungan intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari curah hujan normal sehingga menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Terbukti bahwa di wilayah Asia Tenggara serta beberapa wilayah lainnya yang rentan terhadap badai dan angin puting beliung telah mengalami badai yang lebih dahsyat, hujan yang lebih deras serta lebih banyak bencana banjir. Sementara di beberapa wilayah di Indo-nesia juga sudah terbukti mengalami bencana banjir dan longsor.

3. Peningkatan Permukaan Air Laut

(10)

orang yang hidup di pesisir pantai harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.

4. Dampak Lainnya

Selain dampak-dampak di atas, perubahan iklim juga akan menyebabkan terjadinya krisis persediaan makanan akibat tingginya potensi gagal panen, krisis air bersih, meluasnya penyebaran penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah dan diare, kebakaran hutan, serta hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi. Hal ini menunjukkan bahwa peru- bahan iklim merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup umat manusia serta mahluk hidup lain. Selain itu dampaknya tidak hanya terjadi di satu negara atau di satu wilayah, tapi di seluruh dunia, melintasi batas negara. Walaupun begitu, tingkat perekonomian yang jauh di bawah negara maju serta perekonomian yang berbasis sumber daya alam menyebabkan negara berkembang lebih re ntan terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim dibandingkan negara maju. Dalam prosesnya perubahan iklim terjadi sangat lamban, sehingga dampaknya tak langsung dirasakan saat ini, namun akan sangat terasa bagi generasi mendatang. Dan ketika perubahan iklim telah terjadi, maka tak satu upaya pun yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula.

D. Masuknya Isu Perubahan Iklim dalam Agen- da Politik Internasional

(11)

Change (IPCC) oleh UNEP (United Nations Environment Programme) dan WMO (World Meteorological Organization) pada tahun 1989. IPCC merupakan sebuah lembaga yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia yang bertugas untuk meneliti fenomena perubahan iklim secara ilmiah serta kemungkinan solusinya. mengeluarkan hasil penelitiannya yang pertama (First Assessment Report). Di dalam laporan tersebut dipastikan bahwa perubahan iklim merupa- kan sebuah ancaman bagi kehidupan seluruh umat manusia. IPCC menyerukan pentingnya sebuah kesepakatan global untuk menanggulangi masalah perubahan iklim, mengingat hal ini adalah sebuah masalah global dengan dampak yang dirasakan secara global pula. Majelis umum PBB akhirnya menanggapi seruan IPPC untuk mengatasi masalah perubahan iklim secara global. Pada Desember 1990, PBB secara resmi membentuk sebuah badan antar pemerintah, yaitu Intergovernmental Ne-gotiating Comittee (INC) untuk melakukan negosiasi ke arah konvensi perubahan iklim.

1. Konvensi Perubahan Iklim

(12)

negara-negara ke dalam 2 kelompok, yaitu negara-negara maju yang terdaftar di dalam Annex I (dikenal sebagai negara Annex) serta negara berkembang yang tidak terdaftar di dalam Annex I (dikenal dengan negara non-Annex I) Amerika Serikat, Australia, Austria, Belanda, Belarusia, Belgia, Bulgaria, Cheko, Denmark, Estonia, Eslandia, Finlandia, Federasi Rusia, Jerman, Hongaria, Irlandia, Italia, Inggris Jepang, Kanada, Kroasia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxemburg, Monako, Norwegia, Polandia, Portugal, Perancis, Rumania, Selandia Baru, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Ukraina, Uni Eropa dan Yunani. Negara Annex I adalah negara-negara maju yang di dalam sejarahnya telah lebih awal mengkontribusi gas rumah kaca ke atmosfer, yaitu sejak revolusi industri tahun 1850. Emisi GRK per kapita negara Annex I terhitung jauh lebih tinggi daripada emisi per kapita negara non-Annex I atau negara berkembang. Selain itu negara An- nex I mempunyai perekonomian dan kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi masalah perubahan iklim dibanding negara berkembang. Oleh karena itu, prinsip kesetaraan dan prinsip 'common but differentiated responsi- bilities' (prinsip tanggung jawab bersama namun dengan porsi yang berbeda) yang diabadikan di dalam Konvensi, meminta negara-negara Annex I untuk mengambil langkah maju dalam hal menurunkan emisi GRK di dalam negerinya. Di dalam Konvensi Perubahan Iklim dinyatakan bahwa baik negara Annex I maupun non- Annex I harus menyerahkan laporan yang dikenal dengan National Communication, yaitu laporan mengenai inventarisasi emisi GRK serta program dan kebijakan perubahan iklim nasionalnya. Namun batas waktu penyerahan Na- tional Communication bagi negara non-Annex I lebih longgar daripada negara non-Annex I.

E. Apa yang Harus Dilakukan di Masa Depan?

(13)

adalah upaya untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Upaya-upaya ini harus dilakukan secara terintegrasi oleh pemerintah, pihak industri dan masyarakat umum.

1. Pemerintah

Upaya Mitigasi dan Adaptasi Upaya pemerintah perlu dilakukan dalam berbagai sektor. Pada sektor- sektor seperti energi, transportasi dan industri, pemerintah harus menekankan pentingnya pengem- bangan strategi dan tindakan nyata dalam melakukan upaya mitigasi atau menurunkan emisi GRK. Upaya yang bisa dilakukan oleh sektor ini antara lain, mengganti bahan bakar dengan yang lebih bersih dan ramah iklim. Oleh karena itu harus dipersiapkan strategi adaptasi bagi sektor tersebut agar dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk yang akan timbul akibat perubahan iklim.

2. Swasta/Industri

Tidak dapat dipungkiri, industri merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi GRK di dalam berbagai aktivitas produksinya. Karenanya sangat wajar jika industri pun harus bertanggung jawab untuk menurunkan emisi GRK. Pemanfaatan energi yang efisien, baik dalamcproses pengolahan di industri maupun pembangkitan energi, merupakan upaya yang secara nyata dapat menurunkan emisi GRK. Upaya penurunan emisi GRK pun dapat dilakukan dengan pemanfaatan secara efisien bahan bakar dan bahan baku yang ramah lingkungan dengan emisi GRK minimum. 3. Masyarakat

(14)
(15)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Adanya efek rumah kaca dapat menyebabkan global warming atau pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena berbagi sebab salah satunya pembakaran. Pembakaran selain dapat menimbulkan global warming juga dapat menimbulkan polusi udara. Kemudian akan berdampak pada kesehatan. Global warming juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini di Indonesia sedang terjadi adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama sehari tidak menentu. Oleh karena itu, semua dampak dari global warming lamakelamaan akan menghancurkan bumi, walaupun pada awalnya global warming mengguntungkan tapi bila terus-menerus akan merugikan. Maka itu, kita harus mencegahnya dari sekarang diantaranya hemat energi, menanam pohon, naik angkutan umum dll. B. Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Meiviana Armely, Diah R Sulistiowati dan Moekti H Soejachmoen, BUMI MAKIN PANAS “Ancaman Perubahan Iklim Di Indonesia” ISSN 979-98399-0-4

http://airpollution2014.weebly.com/gas-rumah-kaca/february-24th-2014

https://cirenggoreng.wordpress.com/2011/02/21/proses-terjadinya-gas-rumah-kaca-dan-dampaknya/

http://gemcha4nn15.blogspot.co.id/2010/11/efek-rumah-kaca.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca

https://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/

Referensi

Dokumen terkait

Konsep dalam penelitian ini adalah entertainment- education dalam drama radio, sehingga terdapat dua variabel di dalamnya: pertama, unsur hiburan (entertainment) dan

Judul : Meningkatkan Komunikasi Matematika melalui Model Pembela - jaran Problem Posing Bernuansa Islami pada Materi Pokok Pecahan Kelas VII Semester Gasal

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surabaya,

Hasil senada juga menunjukkan bahwa Berdasarkan kategori jawaban partisipan sistem poltitik Indonesia cenderung dinilai ada empat alasan utama kenapa mahasiswa negatif

Adapun pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk pengujian atau pembuktian teori yang dipakai yakni teori hegemoni budaya Antonio Gramsci,

Awalnya Edmund berusaha mengingat tidak sopan bicara saat mulut penuh, tapi tak lama kemudian dia lupa tentang peraturan itu dan hanya memikirkan bagaimana cara

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV SEJAHTERA AUTO

 Kurikulum bahasa Indonesia di kelas I dalam bagian pembelajaran menulis kompetensi dasar dijelaskan bahwa menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan