• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Implementasi dan Pengaruh Akuntan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Implementasi dan Pengaruh Akuntan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Konsep, Implementasi, dan Pengaruh Akuntansi CSR (Corporate Social

Responsibility) terhadap Kinerja Perusahaan

Danang Afuah Setiaji

Mahasiswa Semester VII Prodip IV Akuntansi 2013/2014 (Kelas 7-E/07/144060005833)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Abstrak

Makalah ini bertujuan memberikan ulasan singkat dan padat tentang konsep, penerapan, dan pengaruh Akuntansi CSR terhadap kinerja perusahaan. Makalah bersifat naratif deskriptif. Materi yang disajikan dibagi ke dalam tiga subpokok bahasan, yaitu hakikat CSR dan Akuntansi CSR, penerapan Akuntansi CSR, dan pengaruh penerapan akuntansi CSR terhadap kinerja perusahaan. Materi dikumpulkan dengan metode survei literatur dari jurnal, makalah, skripsi, tesis, dan buku. Kesimpulan makalah mengkonfirmasi pentingnya Triple Bottom Line Accounting (TBLA), adanya dimensi teoritis dan praktis dalam penerapan Akuntansi CSR, dan beragamnya hasil penelitian mengenai dampak dari penerapan akuntansi CSR terhadap kinerja perusahaan.

Kata Kunci: CSR (Corporate Social Responsibility), Akuntansi CSR, Kinerja Perusahaan

Pendahuluan

Perusahaan adalah sebuah entitas ekonomi yang konsep utamanya adalah menghasilkan laba untuk sebesar-besar kemakmuran pemegang saham (stockholders). Operasional sehari-hari perusahaan bersifat murni bisnis. Para pemegang saham atau investor adalah stakeholder utama. Sementara stakeholder lainnya berasal dari internal dan

eksternal perusahaan dengan kepentingan yang berbeda-beda, namun masih terkait operasi bisnis perusahaan, misalnya manajer dan karyawan, kreditor, anak/mitra perusahaan, supplier, distributor, pelanggan, otoritas bursa, dan pemerintah. Manajemen perusahaan berusaha menerapkan tata kelola yang baik dengan cara menghormati kepentingan semua stakeholder secara proporsional sesuai kontribusi

dan kewenangannya terhadap perusahaan.

(2)

2 jawab sosial atau CSR (Corporate Social

Responsibility) mulai muncul.

Akuntansi adalah ilmu untuk mencatat aktivitas bisnis perusahaan dan menghasilkan informasi keuangan sebagai outputnya yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh dewan perusahaan. Seiring perubahan konsep aktivitas perusahaan, maka akuntansi pun dituntut untuk mampu mencatat tidak hanya aktivitas bisnis, namun juga sejauh mana aktivitas perusahaan terkait CSR dilakukan. Oleh karena itu kemudian muncul istilah Akuntansi CSR. Menurut Suaryana (2012), akuntansi pertanggungjawaban sosial dan lingkungan berada dalam koridor akuntansi keuangan. Artinya Akuntansi CSR adalah bagian integral dari Akuntansi Keuangan perusahaan.

Makalah ini membahas mengenai Akuntansi CSR, terutama tentang konsep, penerapan, dan dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Makalah bersifat naratif deskriptif, yaitu memaparkan uraian tentang suatu topik bahasan berdasarkan literatur yang sudah ada, tanpa membuat suatu proposisi maupun hipotesis dan pengujian atasnya. Materi dikumpulkan dengan melakukan studi literatur baik dari jurnal, makalah, skripsi, tesis, maupun buku yang relevan dengan topik bahasan.

Hakikat CSR

Menurut ISO 26000 dalam Cheng dan Christiawan (2011), CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang

ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa bentuk tanggung jawab CSR adalah perilaku transparan dan etis yang mendukung kesejahteraan semua stakeholder, termasuk masyarakat dan lingkungan, yang terintegrasi dalam keseluruhan praktik operasional organisasi.

Kegiatan-kegiatan CSR sendiri menurut Harahap (2002) dapat dilakukan di berbagai aspek kehidupan, misalnya lingkungan hidup, energi, sumber daya manusia dan pendidikan, praktik bisnis yang jujur, membantu masyarakat sekitar, kegiatan seni dan kebudayaan, hingga hubungan dengan pemerintah dan pemegang saham. Namun dalam praktik keseharian, kegiatan yang lazim dilakukan perusahaan biasanya terkait aspek lingkungan hidup dan sosial masyarakat.

Manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain meningkatkan penjualan dan pangsa pasar, memperkuat brand positioning, meningkatkan citra perusahaan,

menurunkan biaya operasi, dan meningkatkan daya tarik perusahaan di mata para investor dan analisis keuangan (Cheng dan Christiawan, 2011). Manfaat-manfaat ini umumnya terkait dengan meningkatnya reputasi dan citra baik perusahaan di mata masyarakat akibat aktivitas CSR yang dilakukan.

Hakikat Akuntansi CSR

(3)

3 kepada istilah Akuntansi Pertanggungjawaban

Sosial dan Akuntansi Lingkungan dimana kesemuanya menggunakan konsep Sustainability Reporting.

Akuntansi CSR dikenal juga dengan istilah Triple Bottom Line Accounting (TBLA) Accounting. Seperti dinyatakan oleh Suartana

(2010), bahwa konsep laba bukan sesuatu yang parsial sehingga harus dikaitkan dengan pilar lainnya yaitu orang dan lingkungan. Istilah Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Sosial Responsibility Accounting (SRA)) atau Akuntansi

Sosial sering juga disebut Akuntansi Sosial Ekonomi, berfokus untuk menunjukkan gambaran komprehensif aktivitas dan interaksi organisasi dengan lingkungan eksternalnya.

Sedangkan Akuntansi Lingkungan adalah suatu istilah yang berupaya untuk mengelompokkan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan dan praktik bisnis perusahaan (Suartana, 2010). Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa Akuntansi Lingkungan adalah perwujudan dari pengakuan terhadap aspek lingkungan sebagai salah satu bagian integral dari tujuan dan operasi perusahaan.

Penerapan Akuntansi CSR

Sampai saat ini, masih banyak versi tentang bagaimana seharusnya Akuntansi CSR diterapkan perusahaan. Beberapa teknik pelaporan tersebut yang menurut para ahli dapat digunakan perusahaan misalnya seperti yang diungkapkan oleh Diller dalam Harahap (2002) yaitu sebagai berikut:

 Pengungkapan dalam surat kepada pemegang saham baik dalam laporan tahunan atau bentuk laporan lainnya.

 Pengungkapan dalam catatan atau laporan keuangan.

 Dibuat dalam perkiraan tambahan, misalnya melalui adanya perkiraan (akun) penyisihan kerusakan lokasi, biaya pemeliharaan lingkungan dan sebagainya.

Selanjutnya Gray et.al. dalam Luhgiatno (2007) mengelompokkan teori yang dipergunakan oleh para peneliti untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan sosial ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Decision usefulness studies

Pengungkapan sosial dilakukan karena informasi tersebut oleh para pemakai laporan keuangan dan ditempatkan pada posisi yang moderately important.

2. Economic theory studies

Sebagai agen dari suatu prinsipal yang mewakili seluruh interest group perusahaan, pihak manajemen melakukan pengungkapan sosial upaya untuk memenuhi tuntutan publik.

3. Social and political theory studies

Pengungkapan sosial dilakukan karena tekanan-tekanan dari lingkungannya agar perusahaan merasa eksistensi dan aktivitasnya terlegitimasi.

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan akuntansi CSR perusahaan dapat ditinjau dari dimensi teoritis dan praktis. Dimensi teori menjelaskan dasar dan motivasi penerapan Akuntansi CSR. Sedangkan dimensi praktis menunjukkan bagaimana teknis penerapan akuntansi CSR. Kedua dimensi tersebut masing-masing memiliki keberagaman.

Pengaruh Penerapan Akuntansi CSR

(4)

4 nilai perusahaan, maupun respon investor.

Pengaruh Akuntansi CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan misalnya diungkapkan oleh Kurnianto (2011), bahwa pengungkapan aktivitas CSR (CSR disclosure) tidak terbukti berpengaruh positif terhadap Return on Equity (ROE) perusahaan satu tahun ke depan (ROE t+1) dan abnormal return perusahaan. Sementara hasil penelitian Caroline Flammer (2013) menemukan bahwa adopsi dan penerapan CSR berhubungan dengan peningkatan produktivitas karyawan dan pertumbuhan penjualan.

Penelitian Rosiana, Juliarsa, dan Sari (2013) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas mampu memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, dikatakan juga bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga tidak mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan (Permana, 2013).

Selanjutnya mengenai dampak Akuntansi CSR terhadap respon investor diteliti oleh Yuliana, Purnomosidhi, dan Sukoharsono (2008) dengan hasil yang menunjukkan bahwa lingkup pengungkapan CSR memiliki pengaruh signifikan terhadap reaksi investor. Temuan senada diungkapkan Elliott et. al. (2012) yaitu bahwa kinerja CSR yang lebih baik meningkatkan meningkatkan estimasi investor atas nilai dasar perusahaan.

Dari beberapa hasil penelitian terkait dampak penerapan Akuntansi CSR di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar menyatakan bahwa penerapan Akuntansi CSR tidak berdampak baik positif maupun negatif terhadap variabel-variabel kinerja keuangan perusahaan. Namun penerapan CSR dan akuntansinya terbukti berdampak terhadap peningkatan produktivitas karyawan

dan pertumbuhan penjualan. Selain itu, pengungkapan CSR juga terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mempengaruhi reaksi investor. Analisis atas hal ini adalah bahwa potensi manfaat penerapan Akuntansi CSR secara umum berlaku untuk jangka panjang. Dalam jangka pendek, penerapan CSR hanya mempengaruhi detail kecil dari kinerja keuangan perusahaan seperti pertumbuhan penjualan dan produktivitas karyawan.

Kesimpulan dan Keterbatasan

Makalah ini memaparkan konsep, penerapan, dan dampak Akuntansi CSR terhadap perusahaan. Akuntansi atas CSR adalah bagian integral dari Akuntansi Keuangan perusahaan sesuai konsep TBLA yang meliputi laba, orang, dan lingkungan. Penerapan Akuntansi CSR memiliki dimensi teori dan praktis. Sedangkan pengaruh atas penerapan CSR juga menunjukkan perbedaan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, baik pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan, nilai perusahaan, maupun respon investor.

Makalah ini bersifat naratif deskriptif, hanya melakukan ulasan atas literatur yang sudah ada, sehingga kebenaran fakta-fakta empiris di dalamnya sangat tergantung kepada validitas model masing-masing literatur. Untuk mendapatkan variasi baru dari variabel-variabel kunci Akuntansi CSR maka harus melakukan penelitian lain dengan hipotesis, data, dan uji hipotesis.

Saran dan Implikasi

(5)

5 akademisi bahwa perusahaan seharusnya

memberikan perhatian lebih kepada penerapan Akuntansi CSR. Bukan karena penerapannya secara ekonomi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, namun lebih kepada konsep keseimbangan yang perlu perusahaan jaga antara aktivitas laba dan kompensasi dampaknya melalui aktivitas sosial dan lingkungan. Dalam jangka panjang, keseimbangan inilah yang akan menjaga keberlanjutan operasi perusahaan.

Daftar Pustaka

Cheng, Megawati, Yulius Jogi Christiawan,

“Pengaruh Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Terhadap Abnormal

Return”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Vol. 13, No.1, 2011.

Elliott, W. Brooke, Kevin E. Jackson, Mark E. Peecher, Brian J. White, “Mitigating the Unintended Effect of Corporate Social

Responsibility Performance on Investors’

Estimates of Fundamental Value”,

University of Illinois at Urbana-Champaign, Illinois, 2012.

Flammer, Caroline, “Does Corporate Social Responsibility Lead to Superior Financial

Performance? A Regression

Discontinuity Approach”, University of

Western Ontario, Ontario, 2013.

Harahap, Sofyan Syafri, “Teori Akuntansi”, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

Kurnianto, Eko Adhy, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan. (Studi Empiris

pada Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2005 - 2008)”, Universitas Diponegoro,

Semarang, 2011.

Luhgiatno, “Akuntansi Sosial Bentuk Kepedulian

Perusahaan Terhadap Lingkungan”,

Jurnal Fokus Ekonomi Vol. 2 No. 2, STIE Pelita Nusantara Semarang, 2007. Masnila, Nelly, “Corporate Social Responsibility:

Sebuah Pandangan dari Sudut

Akuntansi”, Politeknik Negeri Sriwijaya,

Palembang, 2010.

Permana, Desak Made Riza Amelia, “Kemampuan Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan dalam

Memoderasi Hubungan Antara Kinerja

Keuangan dengan Nilai Perusahaan

pada Perusahaan yang Terdaftar di

Indeks Kompas 100”, Universitas

Udayana, Denpasar, 2011.

Rosiana, Gusti Ayu Made Ervina, Gede Juliarsa, Maria M. Ratna Sari, “Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitabilitas

Sebagai Variabel Pemoderasi”, E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, Denpasar, 2013.

Suartana, I Wayan, “Akuntansi Lingkungan dan

Triple Bottom Line Accounting:

Paradigma Baru Akuntansi Bernilai

Tambah”, Jurnal Bumi Lestari, Volume 10

Nomor 1, Universitas Udayana, Denpasar, 2010.

Suaryana, Agung, “Implementasi Akuntansi Sosial dan Lingkungan di Indonesia”,

Universitas Udayana, Denpasar, 2012. Yuliana, Rita, Bambang Purnomosidhi, Eko

Ganis Sukoharsono, “Pengaruh

Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) dan Dampaknya

Terhadap Reaksi Investor”, Jumal

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Untuk mengendalikan shrinkage pada perhitungan pembuatan cavity atau dalam proses produksi, dibutuhan suatu faktor yang dikalikan dengan ukuran pada produk tersebut

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

(information quality) menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean ) dalam kategori baik dengan hasil sebesar 3,67 karena berada pada interval nilai rata-rata berada

Konveksi Negrin Vendor harus memikirkan bagaimana cara memproduksi dengan mempertahankan kualitas produknya agar pelanggan mendapatkan kepuasan yang didapat terhadap

Karya tulis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Islam. Bagi konsumen pengguna jasa

Setelah proses visitasi di halaman pimpinan selesai maka selanjutnya adalah proses visitasi di halaman dinkes, silahkan pilih menu “Visitasi” lalu klik button pada salah satu data

(1974) yang terdiri dari tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran. Namun peneliti hanya melakukan sampai pada tahap