BAB II
DESKRIPSI PENELITIAN
1. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah 1.1 Letak Geografis
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu Kabupaten terdapat di
Provinsi Sumatera Utara yang terletak pada jajaran Pantai Barat Sumatera. Secara
kaian geografis wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah berada dikisaran 0-1.266 m
di atas permukaan laut pada letak koordinat 1011”00”- 2022”00” Lintang Utara
dan 98007”- 98012” Bujur Timur. Perbatasan yang mengapitnya adalah:
• Sebelah Utara : Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
• Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan
• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara
• Sebelah Barat : Samudera Hindia
Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai luas 2.194,98 Km2, sebagian
besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau‐pulau
kecil di sekitar wilayah kabupaten ini. Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah adalah
Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah berjarak 359 Km dari Kota Medan, Ibukota
Provinsi Sumatera Utara.
Kecamatan Kolang merupakan kecamatan yang terluas, dengan luasnya
sebesar 400,65 km2. Oleh karena luas wilayah yang dihiasi dengan pantai yang
Negeri Wisata Sejuta Pesona untuk menunjukkan begitu besar dan lengkapnya
objek wisata di daerah ini.
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah
berbatasan dengan lautan, sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong
daerah beriklim tropis. Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai musim kemarau
dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada Bulan Juni sampai
September dan musim penghujan biasanya terjadi pada Bulan November sampai
Bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah
1.2 Kependudukan
Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2009 berjumlah 323.563 jiwa dengan
kepadatan penduduk 147 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk periode
tahun 2000-2008 sebesar 2,79% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli
Tengah yaitu 50,30% laki-laki dan 49,70% perempuan. Penduduk Kabupaten
Tapanuli Tengah sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera, sebagian kecil
di pulau-pulau kecil dan sebagian masih dalam kategori daerah tertinggal.
Pembangunan yang saat dilaksanakan mendorong peningkatan taraf hidup
masyarakat untuk maju, sejahtera dan bermartabat sehingga dapat keluar dari
kondisi daerah tertinggal Pelestarian nilai-nilai luhur dan kebangsaan, kerukunan,
keamanan, ketertiban dan toleransi dalam semangat gotong-royong yang terjalin
dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh
secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi dengan berbagai
perubahan yang begitu cepat. Semangat gotong royong terus dibina dan
ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kesadaran, disiplin, kepedulian dan
semangat kebersamaan seluruh lapisan masyarakat dengan semangat Sahata
Saoloan (Seiya Sekata) untuk memperkokoh semangat Bhineka Tunggal Ika.
Ditinjau dari segi etnis, Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk
dalam Peta Budaya Pesisir Pantai Barat Sumatera Utara Utara namun Kabupaten
Tapanuli Tengah dihuni oleh mayoritas suku Batak dengan multi etnik yang
berpadu antara lain Minang, Melayu, Bugis, Aceh, Jawa, Madura, Sunda,
1.3 Perekonomian Daerah
Berpedoman pada Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar
berbukit – bukit dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut.
Sebagian lagi adalah dataran dan rawa serta banyak aliran sungai. Dari seluruh
wilayah Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang. Potensi hidrologi
cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan air
minum, irigasi, transportasi, dan untuk kepentingan lainnya. Wilayah Tapanuli
Tengah dipengaruhi oleh 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Tapus,
DAS Aek Sirahar, DAS Aek Sibundong, DAS Aek Kolang, dan DAS Batang
Toru. Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara ke
Pantai Barat Sumatera Utara. Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk
pembangkit tenaga listrik seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan
Sihaporas dan untuk air minum, steiger perhubungan laut, tempat sandar kapal
perikanan maupun irigasi.
Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli
Tengah adalah Perikanan, Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan. Masyarakat
yang bergerak di bidang Perikanan terdiri dari para Nelayan, Penjual Ikan dan
Pengrain Ikan Asin dan Ikan Kemas. Masyarakat petani dikelompokkan dalam
sub sektor petani yang menanam padi, tanaman pangan, hortikultura, peternakan,
perkebunan rakyat serta sektor kehutanan.
Pariwisata. Menyadari fakta dilapangan sesuai dengan catatan Badan Pusat
Statistik tercatat bahwa ada 123 objek wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah yang
menjadi khasanahnya. Pengembangan di sektor ini telah berhasil meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan
komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan / industri rumah tangga,
disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan /
lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil
perikanan tangkap dan perkebunan. Pada tahun 2009, lapangan usaha yang paling
banyak mengalami peningkatan menyerap tenaga kerja di perusahaan swasta
adalah sub sektor listrik, gas dan air.
1.4 Pemerintah Daerah
Secara administrasi Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 Kecamatan
dengan pusat pemerintahan berada di Pandan. Susunan Pemerintah Daerah yang
diatur menurut UU No. 22 Tahun 1999 bahwa di daerah dibentuk DPRD sebagai
Badan Legislatif Daerah. Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati dan dalam
melaksanakan tugas dan wewenang selaku Kepala Daerah, Bupati dibantu oleh
seorang Wakil Bupati. Untuk Periode 2011-2016 Pemilihan Umum Kepala
Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah memberikan kemenangan kepada pasangan
BOSUR (Bonaran Situmeang, SH M.Hum dan Sukran Jamilan Tanjung, SE)
2. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Periode 2011-2016
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan lembaga eksekutif
yang berkedudukan sebagai pelaksana segala urusan administrasi, mengeksekusi
program kerja serta mengeolola anggaran untuk memajukan daerah kearah
kesejahteraan, kemakmuran, kekondisifan serta kontunuitas prospek
pembangunan demi mewujudkan cita-cita masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten
merupakan naungan bagi daerah tingkat II (dua) dibawah Pemerintah Provinsi.
Kabupaten Tapanuli Tengah dalam kurun waktu 70 tahun sejak resmi
dijadikan pada tanggal 24 Agustus 1945 telah lama mempredikati sebagai daerah
yang tertinggal dengan tingginya tingkat kemiskinan dan minimnya fasilitas dan
infrastruktur. Silih bergantinya pimpinan di Kabupaten Tapanuli Tengah telah
mengupayakan agar daerah yang Kaya akan objek wisata ini beranjak dari stigma
negatif. Menarik rentan waktu sejarah 10 (sepuluh) tahun belakangan ini.
Kabupaten Tapanuli Tengah selama 2 periode dipimpin oleh Tuani
Lumbantobing. Politisi yang sarat akan kontroversi banyak menuai kritikan dan
hujatan masyarakat Tapanuli Tengah semasa rezimnya.
Gelaran Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah
pada tanggal 12 Maret 2011 menjadi pembuka era baru Kabupaten Tapanuli
Tengah. Pasangan calon Raja Bonaran Situmeang bersama Sukran Jamilan
Tanjung bersaing politik dengan Istri Tuani Lumbantobing, Dina Riana
lama menginginkan perubahan yang signifikan lebih condong untuk memilih
Pasangan Calon Bupati Raja Bonaran Situmeang dan Calon Wakil Bupati H
Sukran Jamilan Tanjung daripada memberikan kepercayaan kepada pasangan
Riana yang notabene masih memiliki keterikatan yang kuat secara pribadi sebagai
seorang istri Tuani Lumbantobing.
Dalam sengitnya Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah
periode 2011-2016, akhirnya pasangan Calon Bupati Raja Bonaran Situmeang dan
Calon Wakil Bupati Sukran Jamilan Tanjung yang dikenal dengan jargon
kampanye ‘Bosur’ itu keluar sebagai pemenang kendati melewati proses panjang
hingga ke meja Mahkamah Konstitusi perkara sengketa Pilkada.
Pasangan Raja Bonaran Situmeang dan Sukran Jamilan Tanjung dilantik
sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah periode 2011-2016
setelah dinyatakan memenangi perolehan suara pemilih mencapai 62%.
Kemenangan yang sangat telak mengungguli lawannya.
Raja Bonaran Situmeang dan Sukran Jamilan Tanjung berhasil menjadi
pemimpin di Kabupaten Tapanuli Tengah dengan hanya diusung oleh 3 (Tiga)
Partai Politik saja namun yang terkuat di Kabupaten Tapanuli Tengah setelah
Partai Demokrat. Partai yang mengusung mereka adalah Partai Golongan Karya
(Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura). Sejak saat itu, kiprah dua politisi ini dimulai dalam
menyukseskan program kerje mereka dalam memajukan Kabupaten Tapanuli
2.1 Profil Pemimpin Kabupaten Tapanuli Tengah Periode 2011-2016 Tapanuli Tengah dalam kurun waktu 5 (Lima) Tahun berada dibawah
sosok pemimpin yang baru. Dalam meningkatkan kinerja Pemerintahan
Kabupaten Tapanuli tentu membutukan sosok yang memiliki integritas dan
kapasitas yang mumpuni. Penilaian tersebut akan bisa disimpulkan jika
mencermati sosok mereka saat mulai menempuh jenjang akademis, kiprah karir
dan pengalaman.
Berikut ini adalah profil dari pemimpin Kabupaten Tapanuli Tengah
Periode 2011-2016:
a. Raja Bonaran Situmeang
• Jabatan sebagai Bupati Tapanuli Tengah Periode
2011-2016
• Lahir di Gontingmahe, Tapanuli Tengah 7 Desember 1962
berkebangsaan Indonesia
• Agama Kristen Protestan
• Profesinya adalah seorang pengacara. Mulai terkenal sebagai
pengacara Anggoro Widjojo
• Memiliki Istri bernama Norma Simatupang dan dikaruniai
seorang anak.
• Bonaran pernah bekerja sebagai loper koran. Hal itu
dilakukannya setelah lulus dari SMP Fatima dan SMA
• Pendidikan:
SD HKI Gontingmahe, Sorkam tahun 1975
SMP Fatima, Sibolga tahun 1979
SMA Katolik, Sibolga tahun 1982
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Medan
tahun 1987
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada
(UGM), Yogyakarta tahun 2008
b. H Sukran Jamilan Tanjung, SE
• Jabatan Sebagai Wakil Bupati Tapanuli Tengah Periode
2011-2016.
• Lahir di Sibolga, 4 Maret 1967.
• Agama Islam.
• Memiliki Istri bernama Hj. Evelina Maria Sandra dan di
karuniai 3 (Tiga) orang anak.
• Profesi sebagai politisi partai Golkar dan mantan anggota
DPRD Provinsi Sumatera Utara.
• Pendidikan:
SD Negeri 9 (081232), Sibolga tahun 1979.
SMP Negeri 1, Sibolga tahun 1983.
SMA Negeri 31, Jakarta tahun 1982.
Fakultas Ekonomi / Akuntansi Universitas Borobudur,
2.2 Kedudukan Dan Fungsi Kepala Daerah
Pemerintah selaku pemegang kekuasaan eksekutif dibedakan dalam dua
pengertian yuridis, yakni:
a. Selaku alat kelengkapan negara yang bertindak untuk dan atas nama
negara yang kekuasaannya melekat pada kedudukan seorang kepala
negara.
b. Selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan
pemerintahan atau selaku administrator negara (pejabat atau badan
atas usaha negara)
Pemerintahan adalah berkenaan dengan sistem, fungsi, cara, perbuatan,
kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang dilakukan atau diselenggarakan
atau dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah cabang kekuasaan dalam
negara yang melaksanakan kebijakan publik (kenegaraan dan atau pemerintahan)
melalui peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga
legislatif maupun atas inisiatif sendiri.
Administrasi (negara) adalah badan atau jabatan dalam lapangan
kekuasaan eksekutif yang mempunyai kekuasaan mandiri berdasarkan hukum
untuk melakukan tindakan-tindakan, baik di lapangan pengaturan maupun
Berkaitan hubungan antara pemerintahan dan administrasi negara, maka
didalam organisasi modern sebagaimana negara dan perangkatnya, Max Weber
mengintroduksi terminologi birokrasi dengan mengatakan sebagai berikut:
Pemerintah tidak lain adalah yang berhasil menopang klaim bahwa perintahlah
yang secara eksklusif berhak menggunakan kekuatan fisik untuk memaksakan
aturan-aturannya dalam suatu batas wilayah tertentu. Sedangkan dalam
pelaksanaan organisasi pemerintahan dibentuk birokrasi.
Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan
kemandirian, pembangunan menciptakan kemakmuran. Sedangkan Birokrasi itu
sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Birokrasi patrimonial yang berfungsi berdasarkan nilai-nilai
tradisional yang tidak memisahkan antara tugas, wewenang, dan
tanggung jawab dinas dengan urusan pribadi pejabat.
b. Birokrasi modern (rasional) dicirikan dengan adanya spesialisasi,
hukum, pemisahan tugas dinas dan urusan pribadi.
Lebih jauh berkaitan dengan birokrasi publik di Indonesia tentang
restrukturisasi dan reposisi birokrasi publik. Sekurangnya terdapat tiga aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu aspek penegakan demokrasi, aspek perubahan sistem
politik, dan aspek perkembangan teknologi informasi.11
11
a. Aspek Penegakan Demokrasi: Prinsip demokrasi yang paling urgen
adalah meletakkan kekuasaan pada rakyat dan bukan pada penguasa.
Oleh karena itu struktur kelembagaan pemerintah yang disebut
birokrasi tidak dapat lepas dari kontrol rakyat. Wujud kekuasaan dan
peran rakyat ialah bahwa pada setiap penyusunan birokrasi harus
berdasarkan undang-undang. Berdasarkan undang-undang, rakyat
terlibat dalam mendesain dan menetapkan lembaga-lembaga
pemerintahan atau birokrasi di pusat maupun di daerah.
b. Aspek Perubahan Sistem Politik: Era reformasi saat ini sungguh
menghadapi persoalan kondisi mental, sikap dan perilaku politik
warisan rezim terdahulu terutama dalam kerangka single majority
Golongan Karya. Pada masa orde baru semua posisi jabatan dalam
organisasi publik ditempati oleh kader-kader Golkar. Oleh karena itu
tidak dapat dibedakan manakah yang “birokrat tulen” dan manakah
“birokrat partisan” Struktur organisasi publik berkembang antara
pejabat birokrasi dan pejabat politik. Semua organisasi pemerintah
dikaburkan antara jabatan karier dan nonkarier, antara jabatan
birokrasi dan jabatan politik.
c. Aspek Perkembangan Teknologi Informasi: Kemajuan jaman dan
perubahan global telah menjadikan cara kerja suatu birokrasi dengan
menggunakan teknologi informasi. Cara demikian telah menciptakan
demikian, maka tatanan organisasi akan berubah menjadi lebih pendek
dan ramping. Sesuai dengan asas demokrasi, kewenangan birokrasi
menjadi tidak hanya berada pada tataran penguasa melainkan tersebar
dimana-mana (decentralized). Birokrasi tanpa batas dan tanpa kertas
telah menjadikan birokrasi tidak lagi secara tegas mengikuti garis
hirarki. Struktur organisasi bersifat ad-hoc, komite, dan matrik akan
menjadi model organisasi mendatang, yang sering disebut sebagai
organisasi struktur logis (logical structure).
Pemerintah tidak lain adalah yang berhasil menopang klaim bahwa
perintahlah yang secara eksklusif berhak menggunakan kekuatan fisik untuk
memaksakan aturan-aturannya dalam suatu batas wilayah tertentu. Sedangkan
dalam pelaksanaan organisasi pemerintahan dibentuk birokrasi. Sedangkan tugas
pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan kemandirian,
pembangunan menciptakan kemakmuran.
2.3 Tugas Dan Wewenang Pemerintah Daerah
Berdasarkan
dibantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah. Kepala Daerah
unt
dengan Bupati, dan Kepala Daerah untuk Kota disebut Walikota. Masa Jabatan
Kepala daerah selama 5 (lima) tahun terhitung sejak pelantikan dan sesudahnya
jabatan. Berikut dijelask
Tugas Kepala Daerah adalah sebagai berikut :
a. memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
b. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
c. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas
bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas
bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
e. mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan;
f. mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas kepala daerah memiliki beberapa kewenang. Namun
kewenangan serta tugas dilarang dilaksanakan jika Kepala Daerah sedang
dilaksanakan oleh Wakil Kepala Daerah. Apabila kepala daerah sedang menjalani
masa tahanan atau berhalangan sementara dan tidak ada wakil kepala daerah,
sekretaris daerah melaksanakan tugas sehari-hari kepala daerah
Berikut kewenangan Kepala Daerah :
a. mengajukan rancangan Perda;
b. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
c. menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
d. mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat
dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
e. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Wakil kepala daerah mempunyai tugas :
a. membantu kepala daerah dalam
• memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah
• mengoordinasikan kegiatan Perangkat Daerah dan
menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan
aparat pengawasan
• memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah provinsi bagi
• memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan
yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah kabupaten/kota,
kelurahan, dan/atau Desa bagi wakil bupati/wali
kota.memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah
dalam pelaksanaan Pemerintahan Daerah; melaksanakan tugas
dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah menjalani
masa tahanan atau berhalangan sementara; dan melaksanakan
tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; Wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan
kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala
daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi :
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. menaati seluruh ketentuan peraturan perundangundangan;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah;
f. melaksanakan program strategis nasional; dan
g. menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah
dan semua Perangkat Daerah.
Selainnya kewajiban diatas kepala daerah wajib menyampaikan
laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, laporan keterangan
pertanggungjawaban, dan ringkasan laporan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah akan dibahas pada tulisan selanjutnya.
Dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah, kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai hak protokoler dan
hak keuangan. Hak keuangan meliputi gaji pokok, tunjangan jabatan, dan
tunjangan lain. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang dikenai sanksi
pemberhentian sementara tidak mendapatkan hak protokoler serta hanya diberikan
hak keuangan berupa gaji pokok, tunjangan anak, dan tunjangan istri/suami.
2.4 Visi Dan Misi Pasangan Bonaran-Sukran a. Visi
“MEWUJUDKAN MASYARAKAT TAPANULI TENGAH YANG MAJU, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT”.
Visi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012-2016 memiliki
kalimat kunci, yaitu masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah maju,
sejahtera dan bermartabat. Kalimat tersebut bermakna memberikan
ruang yang luas kepada masyrakat untuk dapat merasakan dampak
pembangunan harus merasakan manfaat dari pelaksanaan
pembangunan. Diharapkan seluruh stakeholder di Kabupaten
Tengah bahu-membahu mengoptimalkan seluruh potensi dan
kapasitas yang dimiliki untuk meraih dan mewujudkan untuk masa
depan yang lebih baik, melalui pembangunan daerah yang terarah,
terencana, menyeluruh, terpadu dan terintegrasi. Selanjutnya
pemahaman terhadap visi tersebut sebagai berikut:
• Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah Maju, merupakan
masyarakat yang bergerak menuju keadaan yang lebih baik
dan produktif, berakhlak mulia dan berkualitas dengan
mempertahankan cirri dan identitas masyarakat Tapanuli
Tengah yang majemuk.
• Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah Sejahtera, bermakna
masyarakat uang memiliki derajat kehidupan yang semakin
baik, sehat, layak dan manusiawi.
• Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah Bermartbat,
bermakna masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
ke-Tuhanan dan kemanusiaan dengan motto daerah “Sahata
b. Misi
Sesuai dengan harapan untuk mewujudkan masyarakat tapanuli
Tengah yan maju, sejahtera dan bermartabat maka ditetapkan msisi
pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah 2012-2016 sebagai
upaya mewujudkan dan menopang pencapaian visi. Kabupaten
Tapanuli Tengah menetapkan 5 (lima) misi pembangunan, yaitu:
• Percepatan pembangunan melalui peningkatan pembangunan
infrastruktur,
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek
penting vital untuk memepercepat proses pembangunan.
Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah
satu roda penggerak pertumbuhan sosial ekonomi, menginat
gerak laju dan pertumbuhan sosial ekonomi tidak dapat
dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi,
telekomunikasi, sanitasi dan energy. Oleh karena itu,
peningkatan pembangunan infrastruktur menjadi
pembangunan sosial ekonomi selanjutnya.
• Membenahi birokrasi untuk meningkatkan pelayan publik,
serta menjamin terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih
(good governance) serta beribawa. Tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance), terwujud pada kualitas
meminimalisir praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
pada semua level dalam birokrasi serta meningkatkan
partisispasi rakyat dalam penyelengggraan pemerintahan
termasuk dalam pengawasan terhadap birokrasi.
• Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kesehatan,
pendidikan dan pembangunan Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas hidup masyarakat dimaksudkan sebagai
pembangunan yang mengedepankan pembangunan sumber
daya manusia berkualitas dan berdaya saing melalui
peningkatan pendidikan di semua bidang, jenis dan jenjang,
serta meningkatkan kualitas hidup melalui penyediaan akses
yang sama terhadap pendidikan, pelayanan kesehatan dan
pelayanan sosial.
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor-sektor unggulan
serta menggali dan mengembangkan potensi Sumber Daya
Alam (SDA) dan pariwisata dengan kebijakan pembangunan
yang pro rakyat. Mengembangkan kebijakan konomi yang
berwawasan kerakyatan melalui pembangunan ekonomi
kerakyatan. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan
kualitashidup, kesejahteraan ekonomi, pemerataan ekonomi
dan daya saing melalui strategi pengembangan ekonomi,
sumber daya barat dan atau laut dan daya dukung wilayah;
mengembangkan dan memperkuat perekonomian yang
berbasis pada keunggulan sumber daya daerah dan daya
dukung lingkungan; mendorong pengembangan ekonomi
mikro melalui pengembangan usaha kecil dan menengah
(UKM); mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh
melalui pengembangan perekonomian yang merata dan
berkelanjutan; dan meningkatkan perlindungan dan
kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas hidup dan
aksebilitas pelayanan, rehabilitas, bantuan sosial dan
kesejahteraan sosial masyarakat. Misi ini juga menyatakan
kepedulian pemerintah daerah terhadap upaya pemanfaatan
SDA yang berwawasan lingkungan dan kewaspadan terhadap
resiko bencana alam.
• Menegakkan hukum dan HAM serta penguatan proses
demokrasi untuk terciptanya rasa aman dan damai, serta
menata iklim kondusif bagi tumbuhnya investasi.
Melakukan pembenahan dan meningkatkan budaya hukum
dan menegggakan hukum secara adil, konsekuen, tidak
diskriminatif dan memihak pada rakyat kecil. Memantapkan
kelembagan demokrasi yang lebih kokoh dengan
perencanaan, pelaksanaan dan kontrol pembangunan tanpa
diskriminasif sehingga proses pembangunan partisapasif yang
bersifat bottom up dapat berjalan. Misis ini juga diharapkan
menumbuhkan masyarakat yang tanggap (responsive
community) yang akan mendorong semangat sukarela (spirit of voluntarism); menciptakan wadah terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan sehingga tercapai kesadaran dan
tanggung jawab bersama dalam pembangunan,
menumbuhkan rasa persatuan, menumbuhkan penghormatan
terhadap nilai pluralism dan HAM. Pada akhirnya misi ini
dapat menghasilkan pembangunan yang menyentuh
masyarakat tanpa deskriminasi gender, etnis, agama dan
memihak pada rakyat kecil dengan dilandasi penghormatan
pada hak-hak asasi manusia (HAM); meningkatkan
kesadaran dan kualitas beragama dan toleransi antar umat
beragama, menciptakan kepastian investasi serta kesadaran
akan plarisme sehingga mendkung terciptanya suasana yang
aman dan damai dalam pelaksanaan pembangunan yang
3. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Masa Transisi Kepemimpinan
Pada Senin, 6 Oktober 2014 Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah
(TapTeng) berada dibawah kepemimpinan H. Sukran Jamilan Tanjung selaku
pelaksana Bupati karena Bupati sebelumnya Raja Bonaran Situmeang, SH
M.Hum tersandung permasalahan hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
Tepat pada tanggal 9 April 2015, Jabatan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati
Tapanuli Tengah resmi dipundak pria kelahiran Sibolga, 4 Maret 1967 ini setelah
Gubernur Sumatera Utara menyerahkan SK Menteri Dalam Negeri (Mendagri)
setelah Bupati sebelumnya, Raja Bonaran Situmeang diberhentikan sementara.
Kewenangan bagi seorang Pelaksana tugas (Plt) seperti yang kini
dipundak H Sukran Jamilan Tanjjung, Ada dua produk hukum yang dijadikan
dasar untuk melihat kewenangan seorang kepala daerah dengan status Plt atau
Pj. Pertama, sesuai Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Kedua, Peraturan Pemerintah No. 49 tahun 2008 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
ayat (1) : "Penjabat kepala daerah atau pelaksana tugas kepala daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 ayat (1) dan ayat (3), serta Pasal 131
daerah/wakil kepala daerah, serta kepala daerah yang diangkat dari wakil kepala daerah yang menggantikan kepala daerah yang mengundurkan diri untuk
mencalonkan/dicalonkan sebagai calon kepala daerah/wakil kepala daerah dilarang :
a. melakukan mutasi pegawai;
b. membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat sebelumnya
dan/atau mengeluarkan perijinan yang bertentangan dengan yang
dikeluarkan pejabat sebelumnya;
c. membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang bertentangan
dengan kebijakan pejabat sebelumnya; dan
d. membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan
pejabat sebelumnya."
Ayat (2) : Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri.
Berdasarkan Peraturan tersebut jelaslah bahwa kewenangan seorang
pejabat sementara kepala daerah atau pelaksana tugas kepala daerah sangat
terbatas terutama pelarangan untuk empat (4) hal tersebut diatas, sebagaimana
yang diatur dalam pasal 132A ayat (1). Seorang pejabat kepala daerah sementara
atau pelaksana tugas dapat melaksanakan/melanggar ketentuan ini jika mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri sesuai pada Ayat (2) pasal yang
4. ISU STRATEGIS KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Setelah diangkatnya H Sukran Jamilan Tanjung,SE menjadi pemimpin
baru di Tapanuli Tengah sebagai Pelaksana tugas maka segala urusan tentang
wacana memajukan daerah Tapanuli Tengah tergantung pada kinerja
kepemimpinannya. Menjadikan mewujudkan masyarakat tapanuli tengah yang
maju, sejahtera dan bermartabat sesuai dengan Visi yang dibawakan.
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal
terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, khususnya selama 5 (lima)
tahun yang akan datang, diidentifikasikan dengan baik, maka pemerintah daerah
akan dapat memepertahankan/meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemeritah daerah yang tidak menyelaraskan diri secara sepadan atas isu
strateginya akan menghadapi potensi kegagalan dalam melaksanakan
penyelanggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya atau
gagal dalam mlaksanakan pembangunan daerah.
Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan
/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Secara
teknoratis, penentuan sesuatu atau kondisi menjadi isu strategis dapat didukung
dengan menertibkan pedoman atau kriteria oleh kepala daerah atau kepala
Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis di perlukan
analisis terhadap berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasikan untuk
dipilih menjadi isu strategis. Bagi daerah yang lebih berhasil menciptakan sisitem
informasi perencanaan pembangunan daerah, selanjutnya melakukan upaya-upaya
rutin untuk memantau peluang dan ancaman lingkungan ekesternal. Dengan
demikian, kebijakan Pemerintah Daerah tidak lagi bersifat reaktif tetapi lebih
antisipatif. Tanpa itu, akan banyak peluang-peluang penting akan hilang, dan
ancaman tidak dikenal atau terlambat diantisipasi.
Faktor lain yang perlu dalam merumuskan isu-isu strategis adalah
pengamatan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih serta RPJMN
agar rumusan isu selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala
daerah dan wakil kepala daearah terpilih secara kebijakan pemerintah dalam
jangka menengah.
Sumber lain bagi informasi atau isu strategis dari lingkungan eksternal
(misal, dari masyarakat, dunia swasta, perguruan tinggi, dunia riset, lembaga
nonprofit) skala regional, nasional dan internasional yang berkorelasi atau
mempengaruhi tujuan dansasaran pembangunan jangka menengah juga
merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan dan menjadi masukan dalam
menganalisi isu-isu strategis pembangunan jangka menengah daerah.
Penentuan data atau informasi mnjadi isu strategis sekurang-kurangnya
a. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan nasional khususnya Tapanuli Tengah;
b. Mencakup Tugas Pokok dan fungsi Pemerintah Daerah;
c. Luasnya dampak yang ditimbulkannnya terhadap daerah dan masyarakat;
d. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
e. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola;
f. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Dari penetapan pakem isu strategis diatas maka, secara garis besar, Isu
strategis yang kini dihadapi oleh Plt. H Sukran Jamilan Tanjung,SE dalam
memimpin Kabupaten Tapanuli Tengah adalah:
a. Percepatan pembangunan melalui peningkatan infrakstruktur;
b. Membenahi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik, serta
menjamin terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih (good governance
and clean governance) serta berwibawa;
c. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kesehatan, pendidikan
dan pengembangan SDM;
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor-sektor unggulan serta
menggali dan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan
Pariwisata dengan kebijakan pembangunan yang pro rakyat;
e. Menegakkan hukum dan HAM serta penguatan proses demokrasi untuk
terciptanya rasa aman dan damai, serta menata iklim kondusif bagi