• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

32

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Noborejo 02 dan SDN Noborejo 01 tepatnya di Desa Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono: 2010).

3.2.1 Variabel Bebas

(2)

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono: 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah: hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang dikenai model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri.

3.3 Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua kelas yaitu kelas V di SD yang berbeda dalam satu gugus dan akan digolongkan sebagai kelompok eksperimen dan yang lain sebagai kelompok kontrol. SD tersebut adalah siswa kelas V SD Negeri Noborejo 02 Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 25 anak sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri Noborejo 01 Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 24 anak sebagai kelas kontrol. Kemudian terdapat kelas uji coba yaitu SDN Cebongan 01, dimana dikelas tersebut peneliti melakukan uji coba instrumen. Instrumen yang valid dan reliabel nantinya digunakan sebagai instrumen pada pretest dan postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.4 Desain Eksperimen

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Pretest-Postest Control Group Design

R O1 X O2

(3)

Keterangan :

R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random. O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen

O2 : Postest untuk kelompok eksperimen O3 : Pretest untuk kelompok kontrol O4 : Postest untuk kelompok kontrol

X : Perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD Negeri Noborejo 02 Salatiga menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri.

(Sugiyono: 2010)

Tahap-tahap Eksperimen

1. Menentukan subjek penelitian yaitu SDN Noborejo 02 Salatiga dan SDN Noborejo 01 Salatiga.

2. Menentukan kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan) yaitu SDN Noborejo 02 Salatiga dan kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan) yaitu SDN Noborejo 01 Salatiga.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen.

4. Mengujicobakan soal kepada kelas uji coba yaitu SDN Cebongan 01 Salatiga.

5. Menganalisis data hasil tes dari kelas uji coba apakah instrumen yang diuji cobakan valid (kesahihan) dan reliabel (keandalan).

6. Memberikan pretes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan.

7. Menganalisis hasil pretes dari kedua kelompok tersebut.

8. Menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri pada kelompok eksperimen yaitu SDN Negeri Noborejo 02 Salatiga dan pembelajaran seperti biasa (metode ceramah) pada kelompok kontrol yaitu SDN Noborejo 01 Salatiga.

(4)

10. Menganalisis hasil postes dari kedua kelompok tersebut.

11. Menghitung dan membandingkan perbedaan antara hasil pretes dan postes pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

12. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan statistik yang sesuai.

Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal ini dilihat dari pemberian tes awal (pretes). Setelah kondisi awal sama, maka dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelompok eksperimen adalah siswa kelas V SDN Noborejo 02 dan kelompok kontrol adalah siswa kelas V SDN Noborejo 01. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan inkuiri dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan metode ceramah. Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes formatif (postes) pada kedua kelompok untuk melihat perkembangan hasil belajarnya. Untuk kelompok eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan penilaian proses, sedangkan kelompok kontrol menggunakan hasil tes formatif. Secara sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan pada gambar 3.1:

Gambar 3.1

Rancangan Penelitian Eksperimen Pengaruh Penggunaan Inkuiri

Kondisi awal

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Perlakuan metode ceramah

Perlakuan menggunakan

inkuiri

Hasil Belajar

(5)

3.5 Teknik dan instrumenPengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumentasi yang telah ada. dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan melihat buku, arsip/catatan yang berhubungan dengan orang yang akan diteliti. Dokumen digunakan untuk memperoleh data sekolah dan data identitas siswa, antara lain seperti nama siswa dengan melihat dokumen yang ada di sekolah.

2. Metode Tes

Menurut Suharmi Arikunto (2010) metode test adalah serentetan pertanyaan latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Evaluasi dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3.2

Kisi Kisi Tes Formatif Mata Pelajaran IPS

(6)

dan untuk mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk mengamati secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap fenomena dalam pembelajaran IPS. Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perilaku tindakan belajar siswa yaitu peningkatan kualitas pembelajaran dalam pembelajaran IPS. Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu: implementasi RPP dan kegiatan siswa.

a. Implementasi RPP

(7)

maka dibuat dulu kisi – kisi implementasi. Konsep dasar penyusunan implementasi dalam hal ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penggunaan inkuiri dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi implementasi RPP IPS dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Implementasi RPP IPS

Kegiatan

Pembelajaran

Aspek Rumusan

Pra

pembelajaran

a. Menyiapkan materi, menyiapkan instrumen

a. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.

b. Kesesuaian instrumen penilaian dengan tujuan pembelajaran. c. Kesiapan instrumen untuk

mengukur kemampuan awal siswa.

b. Guru menyipakan alat peraga. Kegiatan awal Memotivasi siswa Guru memberikan apersepsi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti Menjelaskan materi

pembelajaran

Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. Membagi siswa dalam

kelompok , menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran inkuiri, dan

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

(8)

membagikan lembar kerja kelompok.

inkuiri.

c. Guru membagikan lembar kerja

kepada masing-masing

kelompok. Menyampaikan rumusan

masalah

a. Guru menyampaikan rumusan masalah kepada siswa.

b. Guru mengamati siswa dalam melaksanakan langkah-langkah inkuiri.

Melakukan bimbingan a. Guru membimbing jalannya diskusi.

b. Guru memberikan peringatan kepada siswa yang melakukan kegiatan lain di luar proses pembelajaran.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok.

Siswa membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas.

Penyimpulan dari hasil kegiatan.

Guru membimbing siswa menyimpulkan dari kegiatan yang dilakukan.

Kegiatan akhir Refleksi Guru memastikan bahwa siswa dapat mempelajari materi pelajaran dengan baik.

Evaluasi Guru memberikan evaluasi

terhadap siswa.

b. Observasi Aktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS

(9)

pembelajaran, maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara lebih jelas disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Indikator Aspek yang diamati

Pra

Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing. 2. Kesiapan menerima pembelajaran

Kegiatan

Pembuka

1. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi/ motivasi. 2. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi

yang hendak dicapai.

3. Menyimak dengan seksama saat guru menyampaikan perumusan masalah

Kegiatan Inti A. Diskusi Kelompok

1. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan (inkuiri)

2. Terjadi kerjasama yang positif antar siswa

3. Siswa menuliskan hasil pengamatan dalam lemnbar pengamatan yang telah tersedia

4. Siswa mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas 5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang

dan tidak merasa tertekan

B. Pemanfaatan Sumber Belajar

1. Adanya interaksi positif antara siswa dan alat peraga

2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan alat peraga

(10)

C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

1. Peserta didik merasa terbimbing

2. Peserta didik mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Penutup

1. Peserta didik secara aktif memberi kesimpulan

2. Peserta didik menerima tugas tindak lanjut/ evaluasi dengan senang,

Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 10.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

1. Materi dan Bentuk Tes

Materi tes berupa soal-soal yang terdapat pada materi

dengan pokok bahasan “Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia”. Bentuk tes yang diberikan adalah

berupa tes obyektif . Tes obyektif adalah tes yang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara obyektif. Dalam penelitian ini tes obyektif yang digunakan berupa tes pilihan ganda.

Adapun kebaikan-kebaikan tes obyektif adalah:

(11)

b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat kemajuan teknologi.

a. Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain.

d. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi.

(Arikunto:2010)

2. Penyusunan Perangkat Tes

Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Melakukan pembatasan materi yang diujikan. b. Menentukan tipe soal.

c. Menentukan jumlah butir soal.

d. Menentukan waktu mengerjakan soal. e. Membuat kisi-kisi soal.

f. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor.

g. Menulis butir soal.

h. Mengujicobakan instrumen.

i. Menganalisis hasil uji coba dalam hal taraf kesukaran, validitas dan reliabilitas.

j. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilakukan.

3. Pelaksanaan Tes Uji Coba

(12)

memenuhi kualifikasi soal yang layak digunakan, yaitu butir soal valid (kesahihan) dan perangkat tes tersebut reliabel (keandalan) sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

4. Analisis Butir Soal a. Taraf kesukaran

Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah menghitung persen testee yang menjawab benar untuk tiap-tiap item.

Untuk menginterpolasikan nilai taraf kesukaran soal pilihan ganda dan isian singkat digunakan tolok ukur sebagai berikut :

0 < P ≤ 0,30 : sukar

0,30 < P ≤ 0,70 : sedang

0,70 < P ≤ 1,00 : mudah

Adapun rumus yang untuk menghitung taraf kesukaran soal bentuk pilihan ganda dan isian singkat adalah :

𝑃 =𝐽𝑆𝐵

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto: 2010)

(13)

1) Mudah adalah soal nomor 1, 3, 5,7, 9, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24.

2) Sedang adalah soal nomor 6, 8, 12, 14. 3) Sukar adalah soal nomor 2, 4, 10,11, 25.

b. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Sebuah intrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur/diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti (Sugiyono: 2010).

Untuk mengetahui validitas, validitas merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen tes. Untuk mencari besar koefesien validitas dalam dalam penelitian ini menggunakan SPSS.

Cara pengolahan data uji validitas dari SPSS adalah Analyze Scale Reliability Analysis

Kriteria untuk menentukan validitas dengan menggunakan pedoman dari Ali (dalam pedoman penulisan skripsi PGSD) dengan koefisien korelasi sebagai berikut : 0,00 – 0,20 : dianggap tidak ada validitas.

0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sempurna

(14)

Tabel 3.5

copy langsung dari SPSS 0.20 for windows

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari 25 soal yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to total correlation (besarnya nilai r) ≥ 0,2, dengan demikian dikatakan bahwa terdapat soal yang tidak valid yaitu soal nomor 7 dan 15 dan ada 23 item soal yang valid. Sehingga untuk penelitian selanjutnya hanya 23 item yang dapat digunakan untuk postes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(15)

c. Uji Reliablitias Instrumen

Reliabilitas adalah intrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karna intrumen tersebut sudah dianggap baik. Intrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya dapat tetap sama (konsisten). Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ).

Cara pengolahan data uji reliabilitas dari SPSS sama seperti uji validitas instrumen yaitu dengan cara : Analyze Scale Reliability Analysis

(Sugiyono: 2010)

Untuk menentukan tingkat reliabilitas dengan rtt= α yaitu menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (dalam Pedoman Penulisan Skripsi PGSD) sebagai berikut :

α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < α < 0,8 : dapat diterima

0,8 < α ≤ 0,9 : reabilitas bagus

α > 0,9 : reabilitas memuaskan

Uji reliabilitas ditentukan dari besarnya Cronbranch’s Alpha dari tabel berikut :

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal Postes Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.936 25

(16)

Pada tabel 3.6 di atas terlihat bahwa hasil uji reliabilitas besarnya Alpha 0, 936 maka, dapat dikatakan bahwa hasil uji reliabilitas soal postes pada kelas uji coba memuaskan sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh antara model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 0.20.

3.6.1 Uji Prasyarat Analisis

Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka digunakan uji normalitas.

Dengan SPSS

Masukkan data – Klik Analyze – Nonparametric Test – 1-Semple K-S – masukkan variabel ke test variabel list - ok

Hipotesis

H0 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3.6.2 Uji Hipotesis

(17)

model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar.

Penghitungan dengan menggunakan SPSS :

Analyze –compare means – independent sample t test – masukkan nilai akhir (postes) kekotak test variable dan kode di kotak grouping variabel – klik define groups dan masukkan group 1

dengan group 1 (nilai pretesdengan pretes) dan group 2 dengan group 2 (postes dengan postes) – continue – ok.

Cara interpretasi hasil yaitu sebagai berikut: Lihat dari interpretasi hasil signifikasinya

Sig antara 0,000 s/d 0,010 maka masih sangat signifikan. Sig antara 0,011 s/d 0,050 maka signifikan

Sig di atas 0,050 maka tidak signifikan Hipotesis :

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang diberi model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dan metode konvensional. H1 = Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan hasil belajar siswa antara siswa yang diberi model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dan metode konvensional.

Kriteria Pengujian berdasarkan probabilitas atau signifikan. H0 ditolak jika Sig > 0,05

Gambar

Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Pengaruh Penggunaan Inkuiri
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Implementasi RPP IPS
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS
+4

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa alam pada Adas Bintang (Zinc 02040970 dan Kaempferol) dan Patikan Kebo (Euphohelionone dan Lupeol) dikatakan sebagai senyawa poten sebagai anti TB selain

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukkan karakter, perkembangan kemampuan peserta didik untuk memiliki

Meskipun bantahan sahabat kepada kelompok-kelompok baru tersebut tidak berkaitan dengan masalah sifat-sifat Allah, namun pada dasarnya perbedaan pendapat yang

sebagian nasabah memiliki preferensi yang lebih baik terhadap bukti fisik.. yang disampaikan bank lain, karena nasabah memiliki tabungan di

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pembuatan alat percobaan laju hantaran kalor konduksi adalah cara penggunaan alat untuk menemukan konsep laju

Implementations shall support graph patterns involving terms from an RDFS/OWL class hierarchy of geometry types consistent with the one in the specified version of Simple

Pemeringkatan bagi Asosiasi/ Himpunan Tingkat Nasional bertumpu pada fungsi dan tugasnya dalam pengembangan organisasi, peran dan fungsi di sektor masing- masing, pengembangan

Mengingat persalinan seksio sesarea adalah salah satu persalinan pada keadaan darurat, maka penting untuk diketahui penelitian tentang gambaran indikasi terbanyak persalinan