MAKALAH
HOSPITAL GOVERNANCE
DISUSUN OLEH:
FIBRIAN YUSEFA ARDI
1206320664
NUFUS DWI TALITHA
1206321534
SULIS TYA NINGRUM
1206322120
YUNI NURAENI P
1206322410
YUNITA INDRAMURTI
1206322423
PROGRAM S1 EKSTENSI
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi saat ini sedang terjadi persaingan yang sangat ketat dalam bidang perdagangan dunia. Indonesia sebagai anggota Word Trade Organization (WTO) harus membuka pintu untuk masuknya industri negara lain. Rumah sakit merupakan salah satu industri di bidang jasa. Saat ini sudah banyak RS PMA (Penanam Modal Asing) dengan fasilitas dan infrastruktur yang modern berdiri di Indonesia. Sejalan dengan kompetisi, paradigma lama dimana pasien yang membutuhkan dokter atau RS, telah bergeser menjadi pasienlah yang akan memilih dokter atau RS yang sesuai dengan harapan dan kemampuannya. Dalam situasi kompetisi global seperti ini, implementasi good corporate governance merupakan suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan sustainable.
Pengertian Good Corporate Governance adalah kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dilaksanakan, guna mendorong kinerja perusahaan berfungsi secara efisien dan menghasilkan nilai ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang bagi para stakeholdernya (World bank). Pengertian Corporate Governance (Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor : KEP-117/M-MBU/2002), adalah:
“Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perudangan dan nilai-nilai etika”.
Prinsip-prinsip dalam good corporade governancemeliputi:
a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rumah sakit dalam penyelenggaraannya perlu melakukan pengaturan aspek instutional dan aspek bisnisnya, sehingga RS yang memberikan pelayanan jasa dapat dikelola secara usaha yang sosial. Kegunaan penerapan good corporate governance, yaitu (Sutojo & Aldrige, 2005) :
1. Perbaikan sistim pengawasan internal
2. Peningkatan efisiensi untuk meningkatkan daya saing 3. Melindungi hak dan kepentingan stakeholder
4. Meningkatkan nilai perusahaan
5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja governing board dan CEO 6. Meningkatkan mutu hubungan governing board dengan CEO.
PEMBAHASAN
HOSPITAL GOVERNANCE
Governance atau salah satu padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu Tata Kelola, merupakan istilah yang terkait dengan mekanisme mengarahkan, mengendalikan, baik suatu organisasi atau lembaga ataupun suatu fungsi, agar sesuai dengan tujuannya dan harapan para pihak yang berkepentingan. Organisasi RS disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi menjalankan tata kelola RS yang baik (Good Hospital Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance). Tata Kelola RS merupakan peraturan internal RS (Hospital By Laws) yang terdiri dari Tata Kelola Korporasi (Corporate Bylaws) dan Tata Kelola Staf Medis (Medical Staf Bylaws) yang didalamnya memuat (PERGUB JATIM No 38 Tahun 2013) :
a. Struktur organisasi; b. Prosedur kerja;
c. Pengelompokan fungsi-fungsi yang logis d. Pengelolaan sumber daya manusia.
Pengelolaan sebuah RS juga harus memegang teguh beberapa prinsip berikut agar sebuah RS dapat berjalan dengan maksimal. Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009, prinsip tersebut adalah:
a. Efektif, yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat, atau memilih tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara, dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.
b. Efisien, yaitu dengan menganggap bahwa tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari beberapa cara yang paling baik untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Akuntabel, berarti memiliki hubungan tanggung jawab yang jelas antara satu pihak dengan pihak yang lain. Jadi, dalam sebuah struktur mengatur hubungan tanggung jawab yang jelas antara berbagai bagian struktur tersebut.
Tata kelola RS yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen RS yang berdasarkan prinsip-prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran. Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, resiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.
Berdasarkan KEMENKES RI Nomor: 772/MENKES/SK/VI/2002 menyimpulkan pengertian peraturan internal RS atau hospital bylaws sebagai berikut :
Suatu produk hukum yang merupakan anggaran rumah tangga RS yang ditetapkan oleh pemilik RS atau yang mewakili.
Bukan merupakan kumpulan peraturan teknis administratif ataupun klinis sebuah RS, oleh karena itu SOP atau protap, uraian tugas, surat keputusan direktur dan lain sebagainya bukan peraturan internal RS tetapi lebih merupakan kebijakan teknis operasional.
Peraturan internal RS mengatur :
1. Organisasi pemilik atau yang mewakilinya
2. Peran, tugas dan kewenangan pemilik atau yang mewakili 3. Peran, tugas dan kewenangan direktur RS
4. Organisasi staf medis
5. Peran, tugas dan kewenangan staf medis.
Hospital Bylaws ini mengatur hubungan governing board (pemilik) dengan manajemen, antara manajemen dengan tenaga medis yang memberi asuhan medis langsung kepada pasien dan juga garis–garis besar tanggung jawab para dokter sebagai kelompok kepada governingboard. Berikut uraian tentang Hospital Bylaws :
1. Memuat profile RS, yang mencakup antara lain tentang sejarah, kepemilikan, falsafah, tujuan, visi dan misi RS yang bersangkutan.
2. Sebagai pedoman dasar dan pernyataan tentang tugas, kewenangan, hubungan fungsional dan tanggung jawab governing board.
4. Sebagai perangkat hukum internal yang sampai batas-batas tertentu mengakui kemandirian profesi medis untuk mengatur dan mendisiplinkan sendiri anggota-anggotanya.
5. Memberi landasan hukum yang pasti bagi para klinisi untuk mengambil keputusan klinis dan menjalankan tindakan klinis pada pasien sesuai dengan izin yang diberikan kepadanya (clinical previlages).
6. Sebagai perangkat hukum internal untuk mencegah konflik dan jika sudah terjadi dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik antara para professional atau kelompok–kelompok profesi yang bekerja di RS.
7. Memberi kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien bahwa hak–haknya dihormati dan ia akan mendapat layanan yang professional dan bermutu tinggi.
Berikut uraian kewenangan, fungsi, dan tanggung jawab 3 (tiga) organ penting dalam hospital bylaws, yaitu :
1. Pemilik atau yang mewakili. Memiliki kewenangan tertinggi dalam menentukan kebijakan RS dan sebagai pengawas terhadap kegiatan-kegiatan RS. Uraian kewenangan, fungsi, dan tanggung jawabnya adalah :
1) Menjadi tanggung jawab tertinggi secara moral dan hukum tentang penyelenggaraan corporate governance dan clinical governance oleh rumah RS.
2) Tidak melaksanakan kegiatan–kegiatan eksekutif di RS. 3) Menetapkan kebijakan umum dan objektif RS.
4) Menjaga mutu pelayanan yang diberikan RS.
5) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian direksi, sesuai dengan criteria dan prosedur yang ditentukan dalam Hospital bylaws/ statute.
6) Menyetujui Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja yang diusulkan oleh Direksi.
7) Menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian umum terhadap kinerja direksi dan para professional klinis.
8) Menyetujui statuta dan menyetujui amandemen atau revisi atas klinik. 2. Direksi / Chief executive Officer (CEO).
1) Bertanggung jawab menjalankan manajemen umum RS (corporate governace) 2) Menjaga dan mendukung terlaksananya clinical governance dan clinical care
yang menghasilkan asuhan bermutu kepada pasien.
3) Dirut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan good clinical governance.
3. Komite Medis dan Staf Klinik.
1) Bersama CEO melaksanakan Good clinical governance.
2) Menyusun, mengevaluasi dan jika perlu mengusulkan perubahan pada
3) Metetapkan standar pelayanan medis.
4) Menentukan kebijakan umum dalam melaksanakan pelayanan medis secara profesional.
5) Memberikan pelayanan berdasarkan standar profesi dan kode etik profesi medis.
6) Mengusulkan rencana pengembangan sumber daya manusia dan teknologi untuk profesi medis.
7) Kelompok staf medik terdiri atas professional yang memberikan asuhan klinis langsung kepada pasien, yang termasuk dalam kelompok ini adalah : para dokter / dokter gigi (umum dan spesialis).
Peraturan yang mendukung dibentuknya Hospital Governance
1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
PERATURAN URAIAN
Pasal 29 ayat (1) huruf r
setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit atau Hospital by law.
Yang dimaksud dengan peraturan internal RS
(Hospital bylaws) adalah peraturan organisasi RS (corporate bylaws) dan peraturan staf medis RS (medical staff bylaw) yang disusun dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tata kelola klinis yang baik
(good clinical governance). Dalam peraturan staf medis RS (medical staff bylaw) antara lain diatur kewenangan klinis (Clinical
Organisasi RS disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi RS dengan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).
Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik.
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran. Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti,
peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
Mengacu kepada pengertian peraturan internal RS maka fungsi peraturan internal RS adalah :
1. Sebagai acuan bagi pemilik RS dalam melakukan pengawasan RSnya.
2. Sebagai acuan bagi direktur RS dalam mengelola RS dan menyusun kebijakan yang bersifat teknis operasional.
3. Sarana untuk menjamin efektifitas, efisiensi dan mutu.
4. Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang berkaitan dengan RS. 5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di RS antara pemilik, direktur RS
dan staf medic.
6. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi RS.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di RS.
Tujuan Medical staff bylaws adalah :
Umum : Sebagai pedoman bagi RS dalam meningkatkan mutu pelayanan medis di RS.
Khusus
1) Tercapainya kerjasama yang baik antara staf medis dengan pemilik RS atau yang mewakili dan anatar staf medis dengan direktur/Pimpinan RS.
2) Tercapainya sinergisme antara manajemen dan prefesi medis untuk kepentingan pasien.
3) Tercapainya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan medis di RS. 4. Keputusan Menteri BUMN Nomor: KRP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit :
Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan daan pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit. Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau suatuan rujukan.
6. Beberapa peraturan daerah tentang tata kelola RS yang didalamnya mencakup peraturan internal (Hospital ByLaws) dari masing-masing RS
1) Peraturan Bupati Bandung Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Tata Kelola Rumah Sakit Soreang Kabupaten Bandung.
2) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soedono Provinsi Jawa Timur.
3) Peraturan Bupati Sragen Nomor 84 Tahun 2011 Tentang Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeratno Gemolong Kabupaten Sragen.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772 Tahun 2002 Tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws).
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KRP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631 Tahun 2005 Tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soedono Provinsi Jawa Timur.