Laporan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013
I. Pendahuluan
A. Rasional
Perubahan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 pada dasarnya adalah perubahan pola pikir (mindset) budaya mengajar para guru dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Mengubah pola pikir para guru dari kebiasaan yang sudah mengurat mengakar ke pola pikir yang baru membutuhkan proses yang tidak sederhana. Untuk itu perlu dukungan berbagai aspek bagi pelaksanaan Kurikulum 2013. Sekaitan dengan hal tersebut, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan merancang kegiatan pendampingan bagi para guru ketika melaksanakan Kurikulum 2013.
Pendampingan yang dilaksanakan pada periode ini adalah pendampingan yang kedua dengan sasaran seluruh SMK Negeri dan Swasta di Kabupaten Cirebon, khususnya yang menjadi tanggung jawab kluster SMK Negeri 1 Kedawung.
Program pendampingan dilakukan sebagai penguatan dalam memahami konsep Kurikulum 2013 sekaligus membantu mengatasi berbagai kendala yang muncul pada saat implementasi kurikulum tersebut di sekolah. Pelatihan bagi para pendamping implementasi kurikulum 2013 merupakan strategi agar kegiatan pendampingan terhadap guru sasaran dapat terlaksana dengan baik.
Pada akhir kegiatan, Guru Sasaran dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 SMK sesuai konsep pengembangan, strategi, dan karakteristiknya meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian hasil belajar siswa, sekaligus menjadi agen perubahan untuk mensosialisasikan Kurikulum 2013 di sekolahnya.
B. Tujuan
muka dan online bagi guru mata pelajaran; (c) Membantu memberikan solusi kontekstual dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat implementasi Kurikulum 2013 SMK di sekolah masing-masing; (d) Membangun budaya mutu sekolah melalui penerapan kurikulum secara inovatif, kontekstual, taat asas, dan berkelanjutan.
C. Sasaran
Sasaran pendampingan implementasi Kurikulum 2013 SMP adalah seluruh guru mata pelajaran wajib (kecuali Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang tidak menjadi Guru Pendamping), meliputi guru: 1)Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2) Bahasa Indonesia, 3) Matematika, 4) Sejarah Indonesia, 5) Bahasa Inggris, 6) Seni Budaya, 7) Prakarya dan Kewirausahaan, dan 8) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Khusus untuk guru sasaran mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didampingi oleh kami berjumlah sembilan orang yakni satu orang di SMK Negeri 1 Gunung Jati, dua orang di SMK Nusantara Weru, satu orang di SMK Farmasi Muhammadiyah 2 Kedawung, dua orang di SMK Muhammadiyah Kedawung, satu orang di SMK Patriot, satu orang di SMK Grogol, dan satu orang di SMK Satya Mandala Weru.
D. Hasil yang Diharapkan
II. Pelaksanaan Pendampingan
A. Persiapan
1. Bimtek Petugas/Guru Pendamping
Untuk membekali calon Pendamping yang telah ditunjuk oleh sekolah klaster, maka SMK Negeri 1 Kedawung menugaskan delapan belas orang guru calon pendamping implementasi Kurikulum 2013 untuk mengikuti Bimtek Petugas/Guru Pendamping yang diselenggarakan oleh sekolah super klaster (SMK Negeri 1 Cirebon). Delapan belas orang guru yang mengikuti Bimtek terdiri atas enam belas orang guru yang siap ditugaskan sebagai pendamping di sekolah-sekolah sasaran untuk mata pelajaran wajib kelompok A dan B, sedangkan dua orang guru bertugas melakukan sosialisasi Kurikulum 2013 untuk kelompok C (peminatan) pada sekolah-sekolah yang termasuk dalam klaster SMK Negeri 1 Kedawung seusai mengikuti Bimtek.
Bimtek bertujuan membekali calon Pendamping dengan kemampuan melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan prinsip-prinsip pendampingan implementasi Kurikulum 2013. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yakni tanggal 10 s.d. 12 November 2014 di Hotel Intan Cirebon.
2. Tahap prapendampingan (In Service Learning-1; in-1) di SMK Negeri 1 Kedawung
In-1 dilaksanakan pada tanggal 14 November 2014 setelah selesai mengikuti bimtek yang dilaksanakan sekolah super kluster. Pada tahap ini guru pendamping dan guru sasaran berdiskusi untuk menyamakan persepsi/menyepakati maksud, tujuan, materi, dan strategi pendampingan. Jadwal pendampingan di sekolah sasaran didiskusikan pula pada tahap ini agar pelaksanaan pendampingan dapat dilakukan sesuai jadwal mengajar guru yang bersangkutan dan tidak mengganggu jadwal mengajar guru pendamping. Diskusi dilakukan di kelompok masing-masing, sesuai mata pelajaran.
B. Pelaksanaan
1. Tahap kunjungan obsevasi 1 (On the Job Learning-1; on-1) di SMK sasaran yakni SMK
pengembangan dokumen pembelajaran yakni RPP dan penilaian. Kendala yang ditemukan di sekolah-sekolah yang telah mendapatkan sosialisasi Kurikulum 2013 bukan pada ketidaksiapan guru melainkan pada keterbatasan sarana yang mendukung keterlaksanaan pembelaajaran berbasis teknologi informatika (IT) seperti di SMK Negeri 1 Gunung Jati, SMK Farmasi Muhammadiyah 2 Kedawung, dan SMK Muhammadiyah Kedawung. Sedangkan di sekolah-sekolah yang belum tersentuh sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 banyak kendala yang ditemukan dari dokumen persiapan pembelajaran, konsep pelaksanaan Kurikulum 2013, pelaksanaan pembelajaran, sampai kepada sarana yang kurang memadai seperti keterlambatan distribusi buku siswa dan ketiadaan buku guru sehingga pemahaman terhadap penggunaan buku siswa secara benar tidak tercapai. Di samping itu, minimnya ruang kelas yang dimiliki sekolah dan ketiadaan sarana pendukung yang lain seperti media IT menjadi kendala bagi implementasi Kurikulum 2013 dan sulit dipenuhi dalam waktu singkat. Seperti di SMK Nusantara Weru, SMK Patriot, SMK Grogol, SMK Al-Islamiyah Weru, dan SMK Satya Mandala Weru.
2. Tahap Diskusi Klinis (In Service Learning-2; In-2) di SMK Negeri 1 Kedawung
In-2 dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014. Guru pendamping dan guru sasaran berkelompok sesuai kelompok pada saat in-1 untuk memformulasikan hal-hal yang masih harus diperbaiki dan mendiskusikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dan target yang akan dicapai saat kunjungan Observasi 2 (On-2).
3. Observasi Tahap 2 (On the Job Learning-2; On-2) di SMK sasaran yakni sekolah-sekolah
yang telah didampingi pada On-1. On-2 dilaksanakan setelah In-2 sampai dengan 1 Desember 2014. Pada tahap ini aktivitas yang dilakukan sama dengan kegiatan pada On-1 dengan berfokus pada perbaikan yang dilakukan oleh guru sasaran sesuai dengan kesepakatan pada In-2. Kegiatan On-2 dilakukan dengan memberikan layanan konsultasi, modelling, dan
coaching sebagai tindak lanjut pendampingan. Mengingat keterbatasan waktu maka
koordinasi dan konsultasi dengan guru sasaran dilakukan pula melalui e-mail.
4. Tahap Akhir/Pembahasan (In Service Learning-3; In-3) di SMK Negeri 1 Kedawung
Meskipun In-3 merupakan penutup dari kegiatan pendampingan namun kemitraan antara pendamping dan guru sasaran tetap berlanjut.
C. Kendala
Kendala yang kami hadapi dalam pelaksanaan pendampingan terhadap guru sasaran sebagai berikut. 1) Pelaksanaan pendampingan dilaksanakan pada saat jam kerja efektif, kadang-kadang berbenturan dengan jadwal mengajar kami sehingga terpaksa meninggalkan jam mengajar di kelas beberapa kali; 2) Rentang waktu yang sangat pendek dari persiapan sampai dengan pelaksanaan menyebabkab pelaksanaan pendampingan serta pelaporan menjadi tergesa-gesa dan tidak maksimal; 3) Tidak meratanya sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 sejak awal kepada guru-guru di sekolah sasaran menyebabkan pelaksanaan pendampingan tidak efektif; 4) Keberadaan guru yang tidak ajeg (guru sasaran risgn pada pertengahan semester diganti oleh guru lain) terutama di sekolah-sekolah swasta yang kecil menyulitkan pendataan dan pendampingan selanjutnya; 5) Informasi yang minim dalam pengisian laporan pendampingan dan pelaporan secara online menyulitkan penyusunan laporan secara benar.
Kendala yang dihadapi oleh guru di sekolah sasaran pada umumnya berkaitan dengan minimnya informasi tentang konsep dan implementasi Kurikulum 2013. Di sisi lain, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang sangat minim, jumlah ruang kelas yang tidak memadai sehingga harus dibagi menjadi dua shift menyebabkan pengurangan jam belajar efektif bagi siswa. Rasio jumlah guru mata pelajaran yang tidak berimbang dengan jumlah siswa sehingga terjadi guru borongan yang mengajar lebih dari tiga mata pelajaran yang berbeda. Ditambah lagi kewenangan mengajar tidak sesuai dengan kompetensi akademis yang seharusnya dari guru tersebut. Dengan demikian perlu pengkajian yang lebih mendalam agar implementasi Kurikulum 2013 dapat terealisasi dengan baik.
III. Penutup A. Simpulan
di sekolah klaster sekembalinya dari diklat implementasi Kurikulum 2013 dalam waktu yang berbeda. Selalu ada perubahan ketika guru-guru mengikuti diklat di tingkat provinsi, terutama pada penyusunan RPP dan penilaian. Hal itu disebabkan peraturan yang berubah dalam waktu yang hampir bersamaan. Kebingungan dan keresahan guru juga muncul pada pembahasan komponen evaluasi yang rumit, sehingga evaluasi yang dilaksanakan oleh guru belum mencapai standar yang diharapkan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kendala-kendala yang muncul pada pelaksanaan pendampingan di sekolah-sekolah sasaran, maka perlu ditinjau kembali sistem sosialisasi dan diklat yang dilaksanakan bagi guru-guru sehingga konsep serta implementasi Kurikulum 2013 dapat tercapai secara utuh dan merata, tidak menimbulkan pemahaman yang bias.