• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DI SMA NEGERI 3 SIDOARJO YANG MENGGUNAKAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) BERDASAR BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN GURU DI SMA NEGERI 3 SIDOARJO YANG MENGGUNAKAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) BERDASAR BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DI SMA NEGERI 3 SIDOARJO

YANG MENGGUNAKAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) BERDASAR BADAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN (BSNP)

SKRIPSI

Oleh: LAILIL MUNIROH

NIM. D04211007

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PMIPA

(2)

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DI SMA NEGERI 3 SIDOARJO

YANG MENGGUNAKAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) BERDASAR BADAN STANDAR NASIONAL

PENDIDIKAN (BSNP)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

LAILIL MUNIROH NIM. D04211007

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Analisis Kemampuan Guru Di SMA Negeri 3 Sidoarjo Yang Menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS) Berdasar Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) Oleh: Lailil Muniroh

ABSTRAK

Setiap guru memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melaksanakan pembelajaran. Seorang guru dikatakan memiliki kecakapan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran apabila seorang guru mampu untuk membuat perencanaan, melaksanakan, menilai hasil pembelajaran dengan memenuhi syarat yang tercantum dalam permendikbud dan aspek yang tertuang pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sekolah yang menerapkan Sistem Kredit Semester memiliki konsep pemadatan materi pembelajaran dengan adanya prinsip “on and off” yaitu mata pelajaran hanya diajarkan pada semester tertentu tetapi tetap mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan sesuai yang tertuang pada standar isi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat 1) bagaimana kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)? 2) bagaimana kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)? 3) bagaimana kemampuan guru menilai hasil pembelajaran pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)? 4) Bagaimana keterpenuhan syarat pelaksanaan Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)? Di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, subjek dalam penelitian ini adalah dua orang guru mata pelajaran matematika peminatan kelas X (sepuluh) MIA. Pada perencanaannya data diperoleh dari mengobservasi RPP yang telah dibuat oleh subjek. Pada Pelaksanaannya mengamati subjek saat melakukan proses pembelajaran di dalam kelas. Pada Penilaiannya mengobservasi hasil penilaian pembelajaran yang dibuat oleh subjek dan hasil raport, dengan menggunakan lembar observasi yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen.

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, diperoleh: 1) kemampuan guru merencanakan pembelajaran menunjukkan kriteria rata-rata sangat baik yakni pada persentase 91%; 2) kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada sistem kredit semester menunjukkan kriteria rata-rata baik yakni pada persentase 82%; 3) kemampuan menilai hasil pembelajaran menunjukkan kriteria baik yakni pada presentase 85,5%; 4) keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester menunjukkan kriteria baik dengan persentase 80%. sehingga diperoleh hasil kemampuan guru matematika sudah baik dan pelaksanaan sistem kredit sudah baaik.

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ... i

HALAMAN JUDUL... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTARLAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Masalah ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Guru ... 7

B. Sistem Kredit Semester ... 8

C. Pembelajaran Matematika ... 10

D. Perencanaan Pembelajaran 1. Perencanaan Pembelajaran Berdasar BSNP ... 14

2. Kriteria Pengambilan Beban Belajar ... 16

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematika ... 17

4. Prinsip-prinsip Pengembangan Rencana Pembelajan.. 18

E. Pelaksanaan Pembelajaran ... 19

(9)

2. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pembelajaran ... 21

F. Penilaian Pembelajaran ... 23

1. Penilaian Pembelajaran berdasar BSNP ... 24

2. Penilaian Pembelajaran Matematika ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Waktu danTempatPenelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik dan Analisis Data ... 39

1. Reduksi Data ... 40

2. Penyajian Data ... 40

3. Penarikan Kesimpulan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran Pada Sistem Kredit Semester 1. Deskripsi data ... 43

a. Deskripsi Kemampuan SPІ dalam Merencanakan Pembelajaran ... 43

b. Deskripsi Kemampuan SPЇ dalam Merencakan Pembelajaran ... 48

2.Analisis Data ... 52

a. Analisis Kemampuan SPІ dalam Merencanakan Pembelajaran ... 52

b. Analisis Kemampuan SPЇ dalam Merencanakan Pembelajaran ... 53

B. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Pada Sistem Kredit Semeste 1. Deskripsi Data ... 54

(10)

b. Deskripsi Kemampuan SPЇ Melaksanakan

Pembelajaran Pada Sistem Kredit Semester ... 68

2. Analisis Data ... 80

a. Analisis Kemampuan SPІ Melaksanakan Pembelajaran Pada Sistem Kredit Semester ... 80

b. Analisisa Kemampuan SPЇ Melaksanakan Pembelajaran Pada Sistem Kredit Semester ... 81

C. Kemampuan Guru Menilai Hasil Pembelajaran 1. Deskripsi Data ... 82

a.Deskripsi Kemampuan SPІ Menilai Hasil Pembelajaran 82 b.Deskripsi Kemampuan SPЇ Menilai Hasil Pembelajaran 85 2.Analisis Data ... 89

a.Analisis Kemampuan SPІ Menilai Hasil Pembelajaran 89 b. Analisis Kemampuan SPЇ Menilai Hasil Pembelajaran 89 D. Keterpenuhan Syarat Pelaksanaan Sistem Kredit Semester 90 1. Deskripsi Data keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester ... 90

2. Analisis Data keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester ... 98

BAB V PEMBAHASAN A. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran ... 101

B. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran ... 101

C. Kemampuan Guru Menilai Hasil Pembelajaran ... 102

D. Keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester .. 102

BAB VI PENUTUP A. Simpulan ... 105

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konversi Jenis Beban Pembelajaran ... 9

Tabel 2.2 Beban Belajar Pada Sistem Kredit Semester ... 20

Tabel 2.3 Konversi Jenis Pembelajaran ... 20

Tabel 2.4 Komposisi Beban Belajar ... 21

Tabel 2.5 Sistem Penilaian Pembelajaran Kredit Semester ... 24

Tabel 4. 1 Kemampuan SPІ Dalam Merencanakan Pembelajaran ... 45

Tabel 4.2 Kemampuan SPЇ Dalam Merencanakan Pembelajaran ... 49

Tabel 4.3 Kemampuan SPІ Dalam Melaksanakan Pembelajaran ... 58

Tabel 4.4 Kemampuan SPЇ Dalam Melaksanakan Pembelajaran ... 72

Tabel 4.5 Kemampuan SPІ Dalam Menilai Hasil Pembelajaran ... 83

Tabel 4.6 Kemampuan SPЇ Dalam Menilai Hasil Pembelajaran ... 87

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1.Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 111

2.Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 116

3.Lembar Observasi Penilaian Hasil Pembelajaran ... 130

4.Lembar Observasi Keterpenuhan Syarat Pelaksanaan Sistem Kredit Semester ... 137

5.Pedoman Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 146

6.Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 153

7.Pedoman Penilaian Hasil Pembelajaran ... 178

8.Pedoman Penilaian Keterpenuhan Pelaksanaan Sistem Kredit Semester ... 186

9.Lembar validasi ... 196

LAMPIRAN B 1.Rencana Pembelajaran Milik SPІ ... 199

2.Rencana Pembelajaran Milik SPЇ ... 214

3.Laporan Penilaian (Raport)... 225

4.Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 232

5.Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 244

6.Hasil Observasi Penilaian Hasil Pembelajaran ... 284

LAMPIRAN C 1.Surat Izin Penelitian ... 309

2.Surat Pernyataan Penelitian ... 310

3.Surat Tugas Dosen ... 311

4.Lembar Konsultasi ... 312

5.Formulir Persetujuan Sidang ... 314

6.Berita Acara Sidang ... 315

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang bermutu menjadi indikator jaminan terhadap mutu sumber daya manusia pada suatu bangsa atau negara. Bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang bermutu tinggi akan lebih maju dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain1. Istilah pendidikan merupakan suatu istilah yang tak lepas dari kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang berkualitas dapat tercipta apabila siswa dan guru berperan aktif di dalamnya. Siswa dan guru berinteraksi dalam suatu kegiatan yang disebut dengan pembelajaran serta berlangsung dalam proses pembelajaran. Upaya mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien maka pengajar hendaknya mampu mewujudkan prilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran yang kondusif.

Guru adalah salah satu diantara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah yang sebetulnya paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, dan visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap menasehati orang2. Oleh karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengolah kegiatan

1 Galuh Budi H, Skripsi SI: “Hubungan Efikasi Diri Dalam Perspektif

Gender Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di Sma Al-Azhar Menganti Gresik” (Surabaya: Uin Sa Surabaya, 2014), 1

2 Septi Martiana,”Pengertian,Peran dan Fungsi Guru dan Guru

Professional” Satu Kata Banyak cerita, diakses dari

(14)

2

pendidikan. Dengan demikian, kompetensi serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik3.

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan itu mungkin dimanfaatkan atau mungkin juga tidak. Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan pekerjaan dan bukan yang ingin dilakukannya4. Menurut Robert R.Katz, dalam Moenir, ada tiga jenis kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mendukung seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas, sehingga dapat tercapai hasil yang maksimal, yaitu: (1) technical skill (kemampuan teknis) adalah pengetahuan dan penugasan kegiatan yang bersangkutan dengan cara proses dan prosedur yang menyangkut pekerjaan dan alat-alat kerja. (2) human skill (kemampuan bersifat manusiawi) adalah kemampuan untuk bekerja dalam kelompok suasana dimana organisasi merasa aman dan bebas untuk menyampaikan masalah. (3) conceptual skill (kemampuan konseptual) adalah kemampuan untuk melihat gambar kasar untuk mengenali adanya unsur penting dalam situasi memahami diantara unsur-unsur itu5.

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia saat ini merupakan suatu upaya inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada hakikatnya, Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan perwujudan dari amanat pasal 12 ayat (1) undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal tersebut mengamananatkan bahwa “ Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak, antara lain: mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,

3 Oemar Hamalik, “Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi”,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hal 15

4Gibson, ivancevich, donnely, “ Organisasi dan Manajemen Prilaku, struktur, proses”, (Jakarta: Erlangga. 1994)

5 Moenir A.S, “Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia”, (Jakarta:

(15)

3

minat, dan kemampuannya dan menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan”. Amanat dari pasal tersebut selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi.

Diketahui bahwa standar isi merupakan salah satu standar dari delapan standar nasional pendidikan. Standar isi mengatur bahwa beban belajar terdiri atas dua macam yaitu (1) sistem paket, (2) sistem kredit semester. Meskipun sistem kredit semester sudah disebut dalam standar isi, namun hal itu belum dimuat dan diuraikan secara rinci karena standar isi hanya mengatur sistem paket.

Berbeda dengan sistem paket, beban belajar dengan sistem kredit semester (SKS) memberi kemungkinan untuk menggunakan cara yang lebih variatif dan fleksibel sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik. Oleh karena itu, penerapan sistem kredit semester diharapkan bisa mengakomodasi kemajemukan potensi peserta didik. Melalui sistem kredit semester peserta didik dimungkinkan untuk menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dari periode belajar yang ditentukan dalam setiap satuan pendididikan.

Dalam buku “ Landasan, program dan pengembangan kurikulum SMA 1984” disebutkan bahwa penerapan sistem kredit di SMA dimaksudkan untuk meningkatkan tepat guna, daya guna dan hasil guna pendidikan, yang sekaligus dikaitkan pula sistem penilaian siswa.

Penyelenggaraan Sitem Kredit Semester (SKS) di setiap satuan pendidikan SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK harus dialakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan, kelayakan, dan ketersediaan sumeberdaya pendidikan bagi keberlangsungan peneyelenggaraan sistem kredit semester (SKS) secara optimal.

(16)

4

pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan.

Tidak semua sekolah boleh menyelenggarakan sistem kredit semester. Sistem ini hanya dibolehkan pada sekolah-sekolah yang memenuhi syarat-syarat tertentu6. Sistem kredit semester (SKS) biasanya digunakan untuk penyelenggaraaan jenjang perguruan tinggi. Ketika peneliti mendapat tugas praktik kampus kerja lapangan (PPL2) peneliti di tempat kan di SMA Negeri 3 Sidoarjo, sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang menerapkan sistem kredit semester (SKS) untuk proses pembelajarannya.

Ketika peneliti mendapat tugas PPL 2 atau praktek mengajar di sekolah dari kampus peneliti mendapat hal baru di sekolah tersebut yaitu dengan sosialisasi kepada wali murid yang memaparkan bahwa anak mereka bisa lulus SMA hanya dengan menempuh pendidikan selama 2 tahun. Tetapi ini bukan program akselerasi melainkan program Sistem Kredit Semester (SKS). Sistem ini menawarkan lulus selama 2 tahun dengan syarat Indeks Prestasi (IP) atau nilai yang dicapai memenuhi persyaratan. Karena rasa ingin tahu tentang kemampuan guru matematika melaksanakan pembelajaran pada sistem kredit semester di jenjang sekolah menengah atas (SMA) peneliti mengangkat judul “ ANALISIS KEMAMPUAN GURU DI SMA NEGERI 3 SIDOARJO YANG MENGGUNAKAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) BERDASAR BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat ditemukan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan guru merencanakan pembelajaran pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan

6 Penelitian Tindakan Kelas, “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan

Model Pembelajaran” untuk guru dan mahasiswa calon guru, diakses dari

(17)

5

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo?

2. Bagaimana kemampuan guru melaksanakan pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo?

3. Bagaimana kemampuan guru dalam menilai hasil pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo?

4. Bagaimana keterpenuhan syarat pelaksanaan Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan guru merencanakan pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui kemampuan guru melaksanakan pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui kemampuan guru menilai hasil belajar pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

4. Untuk mengetahui keterpenuhan syarat pelaksanaan Sistem Kredit Semester (SKS) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

(18)

6

berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan yang di terapkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA).

E. Batasan Masalah

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki titik fokus. Untuk itu batasan masalah sangat penting agar suatu penelitian menjadi terfokus dan maksimal. Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian hanya terfokus pada kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil pembelajaran pada Sistem Kredit Semester dalam pembelajaran matematika di kelas X (sepuluh) jurusan MIA pada materi fungsi eksponensial.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dalam penelitian ini diberikan istilah yang perlu didefinisikan, istilah – istilah tersebut adalah:

1. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem

penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan

2. Badan Standar Pendidikan Nasional (BNSP) adalah lembaga pemerintah yang menaungi pendidikan

3. Kemampuan guru matematika adalah kesanggupan seorang guru matematika merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil pembelajaran

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Guru

Kemampuan guru merupakan gabungan kata yang menggambarkan tentang kecakapan atau ketanggapan guru dalam kaitan menyelesaikan beban kerja yang guru hadapi ketika proses pembelajaran. Kemampuan merupakan kata benda dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sehingga kemampuan dapat diartikan kesanggupan atau kecakapan1. Berikut definisi kamampuan menurut kamus bahasa Indonesia yang telah diperbaharui, yakni kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan, kemampuan juga dapat diartikan sebagai penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan oleh seseorang2. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan3. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang4.

Anggiat Sinaga dan Sri Hadiati mendefinisikan kemampuan lebih pada keefektifan orang tersebut dalam melakukan segala macam pekerjaan5. Dari pendapat tersebut dikatakan bahwa seseorang yang memiliki

1 Anisah, Zulkardi dan Darmawijoyo, “Pengembangan Soal

Matematika Model Pisa Pada Konten Quantity Untuk Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama,” Kumpulan jurnal Lubuklinggau, (Lubuklinggau, 2011) 5.

2 Kamus besar Bahasa Indonesia, “Definisi Kemampuan”.

Diperbarui Tanggal 24 Februari 2015, Diakses Pada Tanggal 3 Desember 2016 (21:25), Dengan Alamat http://kbbi.web.id/mampu. 3 Id.m.wikipedia.org diakses pada tanggal 11 juli 2016 pukul 22.30

4 ibid

5 Id Tesis, diakses pada tanggal 19 Januari 2016 (11.45) dengan

(20)

8

kemampuan akan menunjukkan kemungkinan untuk melakukan banyak kegiatan/pekerjaan.

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik6. Menurut peraturan pemerintah guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Menurut undang-undang N0.14 tahun 2005 guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut kemampuan guru dapat diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pendidikan formal, untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Pada umumnya guru tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevalusi peserta didik.

B. Sistem Kredit Semester (SKS)

Sistem kredit semester adalah penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Oleh karena itu sistem kredit semester dimungkinkan untuk menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dari periode belajar yang ditentukan dalam setiap satuan pendidikan.

Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester. Beban belajar 1 sks meliputi 1 jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur dan 1 jam kegiatan mandiri. Unsur – unsur beban belajar dengan sistem kredit semester adalah: (1) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. (2)

(21)

9

Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh pendidik. (3) Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan dengan pendidik.

Cara menetapkan beban belajar sistem kredit semester adalah: Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi peserta didik maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. Beban belajar sks memadukan semua komponen beban belajar, baik untuk sistem paket maupun untuk sks. Menetapkan beban belajar 1 sks yaitu dengan formula sebagai berikut: 1 ���= 5

7 =

1,88 ���������������7.

Agar lebih jelas tabel dibawah ini menyajikan konversi kedua jenis beban pembelajaran.

Tabel 2.1

Konversi beban pembelajaran

Sistem Paket sks

1,88 jam pembelajaran 1 sks

3,76 jam pembelajaran 2 sks

5,64 jam pembelajaran 3 sks

7,52 jam pembelajaran 4 sks

Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu ditetapkan batas minimal beban belajar sks. Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik yaitu minimal

7 Badan Standar Nasional Pendidikan, Depdikbud, Panduan

(22)

10

130 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester)8.

Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk pengambilan beban belajar adalah: (1) Fleksibel dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar pada setiap semester. (2) Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh pembimbing akademik.9

Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi peserta didik yaitu: Pengambilan beban belajar (jumlah sks) pada semester 1 sesuai dengan prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya atau hasil tes seleksi masuk atau penempatan peserta didik baru. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan berdasarkan indeks prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya. Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam struktur kurikulum.10

Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip “on and off “ yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap semester.

Indeks Prestasi (IP) merupakan rata – rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang masing – masing dihitung dengan rumus: ∑ ��= � ×���

�����ℎ���11.

C. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dimyati dan mudjiono pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram

8 Ibid

(23)

11

melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekan pada sumber belajar yang disediakan.

Menurut Warsita, pembelajaran merupakan suatu bentuk usaha dalam membuat peserta didik agar mau belajar atau suatu bentuk aktivitas untuk membelajarkan peserta didik. Menurut Corey, pembelajaran merupakan proses dimana suatu lingkungan secara disengaja dikelola untuk menghasilkan respon terhadap situasi dan kondisi tertentu yang mana pembelajaran ini merupakan subtansi dari pendidikan. Menurut Trianto, pembelajaran adalah salah satu aspek dari kegiatan manusia secara kompleks yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan atau dijabarkan. Secara lebih simple, pembelajaraan merupakan produk dari interaksi yang berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman. Secara umum, pembelajaran ialah usaha yang dilakukan secara sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya dengan memberikan arahan sesuai dengan sumber – sumber belajar lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Menurut Oemar Hamalik pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yyang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang dianggap penting tentang pembelajaran yaitu: pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa, pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik dan diharapkan dan pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.12

Menurut Saiful Bahri pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa. Sedangkan Erman Suherman mengartikan pembelajaran adalah upaya penataan lingkungan

12 Seputar pengertahuan “15 pengertian pembelajaran menurut para ahli”

(24)

12

yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Jadi pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisir dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.

Matematika diambil dari salah satu kata dalam bahsa latin “mathemata” yang memiliki arti “sesuatu yang dipelajari”, sedangkan matematika dalam bahasa Belanda dikenal dengan sebutan “wiskunde” yang memiliki arti “ilmu pasti”. Jadi secara umum dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang berkenaan dengan penalaran. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kehidupan manusia. Dari awal ditemukannya, matematika terus berkembang secara dinamis seiring dengan perubahan zaman. Perkembangannya tidak pernah berhenti karena matematika akan terus dibutuhkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia.

Pengertian matematika menurut Marpaung, matematika adalah ilmu yang dalam perkembangannya penggunaannya menganut metode deduksi. Matematika diartikan oleh Johnson dan rising sebagai pola berfikir, pola mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat. Sedangkan menurut mulyono, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan–hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan untuk fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Menurut Suwarsono, matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu: obyek bersifat abstrak,menggunakan lambang– lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari–hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.

(25)

13

matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika.13

Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola piker dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melaui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.14

Pembelajaran matematika adalah untuk memahami konsep matematika serta mempelajari tentang keterkaitan antara konsep dengan aplikasinya dalam kehidupan, untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi kemampuan untuk memahami suatu masalah dan menemukan solusi pemecahan masalah tersebut, untuk menghargai kegunaan matematika dalam berbagai sisi kehidupan seperti sikap percaya diri dalam menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu, serta rasa ulet, untuk mengkomunikasikan ide dan gagasan berupa simbol, diagram, tabel dan sebagainya untuk lebih memperjelas maksud dan tujuan gagasan tersebut.15

13 Situs belajar matematika online gratis, “ pengertian matematika

menurut pendapat para ahli dan kurikulum” diakses dari

www.rumusmatematikadasar.com pada tanggal 9 februari 2016 pukul

16.00

14 Sri sudiati, “ pengertian matematika” diakses

www.SriSudiati.namablogku.com pada tanggal 20 januari 2016 pukul

20.57

15 Dunia belajar “ pengertian pemebelajaran matematika menurut para

(26)

14

Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja di rancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika. Pembelajaran matematika juga harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika16.

Pembelajaran matematika adalah proses yang dirancang dengan tujuan melaksanakan pembelajaran matematika secara aktif dan efisien.

D. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Gaffar,1987). Fungsi perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai bagaimana cara mencapainya, berapa lama waktu yang akan dibutuhkan, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya.

Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan17. Perencanaan pembelajaran merupakan acuan jelas, operasional, sistematis sebagai pedoman guru dan siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Manfaat pembelajaran antara lain adalah: (1) sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. (2) memberikan gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek. (3) karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa. (4) karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect.

16Erikson damanik, “ pengertian-pengertian dan info” diakses dari

www.blogspot.com pada tanggal 20 januari 2016 pukul 21.10

17 R Ibrahim, “ pengertian perencanaan pembelajaran” diakses dari

(27)

15

Dalam membuat perencanaan pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa prinsip, karena perencanaan pembelajaran sifatnya adalah pedoman operasional bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Maka perencanaan pembelajaran hendaknya dibuat dengan memperhatikan prinsip berikut: (1) memperhatikan karakteristik siswa (2) berorientasi pada kurikulum yang berlaku (3) untuk kegiatan pembelajaran dikembangkan secara sistematis dengan mempertimbangkan urutan dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang bersifat sederhana kepada yang lebih komplek. (4) lengkapi perencanaan pembelajaran dengan lembar kerja dan lembar tugas/petunjuk untuk observasi sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. (5) perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran. (6) berdasarkan pendekatan sistem. Selain prinsip ini ada juga prinsip lain untuk membuat perencanaan pembelajaran yaitu, spesifik, operasional, sistematis dan jangka pendek.

Menurut Ralph W Tyler (1975) komponen – komponen pembelajaran meliputi empat unsure yaitu: (1) tujuan pembelajaran, adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa kearah yang lebih positif, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap. (2) isi pembelajaran, merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari siswa. (3) kegiatan pembelajaran. (4) evaluasi.18 a. Perencanaan pembelajaran berdasarkan BSNP

1. Prinsip – prinsip penyelenggaraan pembelajaran Perencanaan pembelajaran penyelenggaraan sistem kredit semester di SMA/MA berpedoman pada prinsip – prinsip pembelajaran yaitu: (1) peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya (2) peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari

18 Psikologikucom, “ pengertian perencanaan pemebelajaran menurut

(28)

16

periode belajar yang ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar (3) peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam belajar secara mandiri (4) peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan lebih fleksibel (5) peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih program studi dan mata pelajaran sesuai dengan potensinya (6) peserta didik dapat pindah (transfer) kredit ke sekolah lain yang sejenis menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru (7) sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara teknis dan administrasi (8) penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan (9) guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat19.

2. Kriteria pengambilan beban belajar berdasar BSNP Pengambilan beban belajar dalam setiap semester oleh peserta didik memperhatikan hal – hal sebagai berikut: (1) fleksibilitas dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar pada setiap semester (2) pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh pembimbing akademik (Academic Adviser) (3) kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi peserta didik yaitu, semester 1 (satu) menambil mata pelajaran sesuai dengan standar isi dan semester berikutnya mempertimbangkan indeks prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya (4) peserta didik wajib menyelesaikan semua mata pelajaran yang tertuang dalam standar isi (5) satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip “on and off” yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan

(29)

17

mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap semester20.

b. Perencanaan pembelajaran matematika 1. Prinsip – prinsip pembelajaran matematika

Prinsip dalam matematika dapat berupa teorema atau dalil. Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan dibuktikan. Menurut National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) ada enam prinsip untuk pembelajaran matematika yaitu: (1) prinsip keseimbangan (Equity Principle), keunggulan dalam pendidikan matematika mewajibkan adanya keseimbangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi pendukung/penyokong. Jika harapan tinggi (high expectation) maka sokongan juga harus kuat (strong support). (2) prinsip kurikulum (curriculum principle), kurikulum bukan sekedar kolektifitas kegiatan, bukan sekedar ‘bangunan pemikiran’ raksasa yang diberlakukan di suatu wilayah hukum demi keseragaman kegiatan pendidikan. Lebih dari itu kurikulum harus koheren, berfokus pada bagian matematika yang penting, dan sebaran materinya diatur sebaik mungkin (well articulated) sesuai tingkatan usia siswa. Matematika yang belum penting bagi SD jangan dimuat dalam kurikulum SD. Matematika yang terlalu mudah di SMP jangan diulangi di SMA (3) prinsip pembelajaran (teaching principle), pembelajaran matematika yang efektif membutuhkan pemahaman tentang apa yang diketahui siswa dan apa yang dibutuhkan siswa untuk belajar matematika. Jika kedua hal itu telah teridentifikasi selanjutnya siswa ditantang dan didorong untuk mempelajari matematika sebaik mungkin. (4) prinsip belajar (learning principle)

NCTM menyatakan “students must learn

mathematics with understanding, actively building new knowledge from experience and prior

(30)

18

knowledge”, ini berarti dalam belajar matematika, siswa harus melakukan ‘belajar untuk memahami’ atau ‘belajar pemahaman’, bukan sekedar belajar untuk mendapatkan nilai. Siswa dituntut aktif membangun atau mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. (5) prinsip penilaian (assessment principle), “assessment should support the learning of important mathematics and furnish useful information to both teachers and students” (1989) NCTM dalam hal ini penilaian dan evaluasi memegang prinsip: harus memiliki efek menstimulasi dan mendorong siswa untuk belajar matematika secara bermakna (important mathematics) sekaligus sebagai sumber informasi baik bagi guru maupun siswa. Informasi yang dimaksud adalah tentang capaian hasil belajar, bagian materi mana yang belum diketahui siswa- siswa mana yang belum berhasil, dan seterusnya. Penilaian tidak hanya sekedar demi rutinitas atau hasil raport atau kartu hasil studi. (6) prinsip teknologi (technology principle), hidup di dunia modern ini, fasilitas apapun telah direkayasa dengan teknologi canggih. Ini sebuah keuntungan bagi dunia pendidikan matematika. Misalkan, berbagai program animasi geometri dan trigonometri seperti geogebra, pengolah data seperti SPSS atau iteman, kalkulator, excel dan sebagainya. Teknologi mempengaruhi matematika dimana siswa menggunakan produk teknologi (soft program) tertentu sebagai sumber atau sarana belajar. 21

2. Prinsip – prinsip pengembangan Rencana

Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran harus memenuhi unsur: (1) ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau dirancang oleh guru termasuk

21 Tyanfendi, “prinsip-prinsip pembelajaran matematika” diakses dari

www.tyanfendi.blogspot.co.id pada tanggal 17 Desember 2015 pukul

(31)

19

kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan. (2) relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau urutan penyajiannya. (3) sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun perencanaan untuk pelaksanaan pembelajaran, antara unsur yang satu dengan unsur yang lain harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan atau kompetensi (4) konsisten yaitu adanya hubungan antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian. (5) memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. (6) aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa terjadi. (7) fleksibel yaitu keseluruhan komponen silabus maupun rencana pelaksanaan pembelajaran harus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. (8) menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pembelajaran harus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).22

E. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan BSNP

Penetapan beban belajar sistem kredit semester (sks) pada SMA/MA harus mengacu pada ketentuan sebagaimana yang ditetapkan sebagai berikut: (1) beban

22 Dheanurulagustina.blogspot.com diakses pada tanggal 18 februari

(32)

20

belajar kegiatan tatap muka per jam pelajaran SMA/MA berlangsung selama 45 menit, (2) waktu penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran.

Menetapkan beban belajar sks memadukan semua komponen beban belajar, baik untuk sistem paket maupun sks, sebagaimana yang tercantum berikut:

Tabel 2.2

Beban Belajar Pada Sistem Kredit Semester

Kegiatan Sistem Paket Sistem SKS

Tatap muka 45 menit 45 menit

Penugasan terstuktur

60% x 45 menit 45 menit

Kegiatan mandiri 27 menit 45 menit

Jumlah 72 menit 135 menit

Berdasar tabel tersebut untuk menetapkan beban belajar 1 sks yaitu:

1���= 135

72 = 1.88 ������������

Dengan mengacu pada rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran 1 sks pada sistem kredit semester sama dengan 1.88 jam pembelajaran pada sistem paket. Contoh konversi kedua jenis beban pembelajaran:

Tabel 2.3

Konversi Jenis Pembelajaran

Sistem paket Sistem SKS

1.88 jam pembelajaran 1sks 3.76 jam pembelajaran 2sks 5.64 jam pembelajaran 3sks 7.52 jam pembelajaran 4sks

(33)

21

sks dan maksimal 126 sks selama periode belajar 6 semester pada program IPA, IPS, Bahasa dan Keagamaan23.

Komposisi beban belajar berlaku untuk SMA/MA. Pengaturan komposisi ini disesuaikan dengan kompleksitas program penjurusan di SMA/MA. Dengan adanya komposisi beban belajar diharapkan agar penyelenggaraan SKS di SMA/MA dapat dilaksanakan secara variatif dan fleksibel. Penentuan komposisi beban belajar dilakukan oleh satuan pendidikan mengacu pada beban belajar minimal dan maksimal sebagai berikut:

Tabel 2.4

Komposisi Beban Belajar

Komponen Kurikulum Komposisi Beban

Belajar

Mata pelajaran 80%

Muatan lokal 10%

Pengembangan diri 10%

Dengan adanya komposisi ini sangat dimungkinkan bagi peserta didik untuk memperkirakan pemilihan mata pelajaran yang diikuti di setiap semester24.

Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu ditetapkan batas minimal dan batas maksimal beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMA/MA yaitu minimal 114 sks dan maksimal 126 sks selama periode belajar 6 senester pada program IPA,IPS,Bahasa dan Keagamaan25.

b. Pelaksanaan pembelajaran matematika

Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya seorang pengajar

(34)

22

(35)

23

balikan dan penguatan, siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui pengamatan, melalui metode – metode pembelajaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan bersemangat. (7) prinsip perbedaan individual, perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikis. Untuk itu dalam proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.26

F. Penilaian Pembelajaran

Menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa penilaian pendidikan menengah terdisi atas: (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik (2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan (3) penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan dilengkapi dengan tugas – tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi rapor.27

26 Ilalang kampus, “ pembelajaran saintifik” diakses dari

www.arassh.wordpress.com pada tanggal 17 Desember 2015 pukul

13.58

27 Bem Salabem, “pengertian, tujuan dan prinsip penilaian hasil belajar”

(36)

24

a. Penilaian pembelajaran berdasarkan BSNP

Sistem penilaian pada sistem kredit semester yaitu penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4 (kelipatan 0,33). Sedangakan kompetensi sikap menggunakan skala sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K) yang dapat dikonversi ke dalam predikat A-D seperti tabel berikut:

Tabel 2.5

Sistem Penilaian Pembelajaran Kredit Semester

Predikat Nilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A 4 4 SB

A- 3,66 3,66

B+ 3,33 3,33 B

B 3 3

B- 2,66 2,66

C+ 2,33 2,33 C

C 2 2

C- 1,66 1,66

D+ 1,33 1,33 K

D 1 1

Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2,66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B. Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum semester berikutnya28.

(37)

25

b. Penilaian pembelajaran matematika

(38)

26

produk. Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan akhir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran. (4) ulangan kenaikan kelas, kegiatan yang dilakukan pendidik disetiap akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berupa tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa untuk hal – hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.29

Berdasarkan sasaran, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasikan atas: (1) penilaian individual, penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungb jawab,rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain. (2) penilaian kelompok, penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal yaitu: kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran dan lain- lain.30

29 Ibid halaman 27

(39)

27

(40)

28

terstruktur diluar kegiatan kelas. Misalnya tugas membuat laporan pengamatan. (c) produk, penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.31

Prinsip – prinsip penilaian hasil belajar yaitu (1) valid/sahih, penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi dan standar kompetensi kelulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukurv kompetensi. (2) objektif, penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilaian, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender dan hubungan emosional. (3) transparan/terbuka, penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. (4) adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. (5) terpadu, penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. (6) menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. (7) sistematis, penilaian hasil belajar oleh peserta didik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah – langkah baku. (8) akuntabel, penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. (9) beracuan kriteria, penilaian hasil belajar oelh

(41)

29

pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.32

(42)
(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini nantinya akan bertujuan untuk menggambarkan situasi/kejadian secara faktual, sistematis dan akurat dengan menggunakan data-data kuantitatif kemudian dideskripsikan untuk menganalisis dan menghasilkan gambaran yang mendalam tentang kemampuan guru melaksanakan pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS).

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati1. Kemudian dengan pendekatan kualtitatif bertujuan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan2.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-22 Juli 2016, di SMA Negeri 3 Sidoarjo.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Guru mata pelajaran matematika peminatan. Sampel dalam penelitian ini mengambil 2 guru matematika peminatan kelas X.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar

1 Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1996), 3.

2 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

(44)

32

penelitian berjalan sistematis. Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran Lembar observasi perencanaan pembelajaran terdiri dari 2 variabel penilaian. Variabel pertama menilai komponen-komponen RPP, aspek yang dinilai: (a) RPP mencakup data sekolah, mata pelajaran dan kelas atau semester (b) RPP memuat materi pokok pembelajaran (c) RPP mencantumkan alokasi waktu pembelajaran (d) RPP mencantumkan tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi (e) RPP mencantumkan metode pembelajaran (f) RPP mencantumkan media, alat dan sumber belajar (g) RPP mencantumkan langkah-langkah pembelajaran (h) RPP mencantumkan penilaian pembelajaran.

(45)

33

keterpaduan antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar (g) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Lembar observasi perencanaan pembelajaran ini meliputi lembar penilaian observasi pembelajaran dan pedoman pengisian lembar observasi pembelajaran. (terlampir pada instrumen penelitian lampiran1 dan lampiran 4). 2. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

(46)

34

memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

(47)

35

melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (g) guru memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Pada kegiatan konfirmasi aspek yang dinilai: (a) guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (b) guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elabirasi peserta didik melalui berbagai sumber (c) guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (d) guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (e) guru membantu menyelesaikan masalah (f) guru memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan kembali hasil eksplorasi (g) guru memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (h) guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Pada kegiatan penutup aspek yang dinilai: (a) guru bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran (b) guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (c) guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar (d) guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling atau pemberian tugas baik tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik (e) guru menyampaikan rencana pembelajaran.

(48)

36

observasi pembelajaran dan pedoman penilaian observasi pembelajaran. (terlampir pada lampiran instrumen penelitian lampiran 2 dan lampiran 5) 3. Lembar Observasi Penilaian Hasil Pembelajaran

Pada lembar observasi penilaian ada dua variabel yang dinilai. Variabel pertama, prinsip-prinsip penilaian oleh pendidik aspek yang dinilai: (a) pendidik membuat rencana penilaian secara terpadu dengan silabus dan rencana pembelajarannya yang meliputi, komponen-komponen yang akan dinilai, teknik yang akan digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi (b) pendidik mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar sebagai dasar untuk penilaian (c) pendidik mengembangkan instrument dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih (d) pendidik melaksanakan tes, pengamatan, penugasan atau bentuk lain yang diperlukan (e) pendidik mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan belajar dan kesulitan belajar peserta didik (f) pendidik mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai dengan komentar yang mendidik (g) pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran (h) pendidik melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai dengan deskripsi singkat sebagai kompetensi utuh (i) pendidik melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru pendidikan agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru pendidikan kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir akhlak dan kepribadian peserta didik.

(49)

37

terlampir pada lampiran instrument penelitian lampiran 3 dan 6)

4. Lembar Observasi Keterpenuhan Syarat

Pelaksanaan Sistem Kredit Semester

Lembar observasi keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester ada pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar penilaian pembelajaran. Variabel yang dinilai untuk pelaksanaan sistem kredit semester adalah: Variabel pertama, cara menetapkan beban belajar pada sistem kredit semester berdasarkan BSNP aspek yang dinilai: (a) kegiatan tatap muka perjam pembelajaran berlangsung selama 45 menit (b) beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik minimal 114 sks dan maksimal 126 sks selama periode belajar 6 semester.

Variabel kedua, komposisi beban belajar aspek yang dinilai yaitu beban belajar yang terdiri atas 80% mata pelajaran, 10% muatan lokal dan 10% pengembangan diri

(50)

38

menggunakan sistem kredit semester dan semua kredit yang telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah baru yang menggunakan sistem kredit (g) sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara teknis dan administratif (h) penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan (i) guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya (j) peserta didik harus menyelesaikan semua mata pelajaran yang tertuang pada standar isi (k) satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas dengan prinsip “on and off’.

Variabel keempat, penilaian, penentuan Indeks Prestasi (IP) dan kelulusan pada sistem kredit semester berdasarkan BSNP aspek yang dinilai: (a) penilaian setiap mata pelajaran menggunakan skala 1-10 (b) semua peserta didik menempuh semua mata pelajaran yang sama pada semester satu (3) Indeks Prestasi (IP) dihitung menggunakan rumus ��= ∑ �×���

�����ℎ��� (d) peserta

didik pada semester dua dan seterusnya dapat mengambil sejumlah mata pelajaran dengan jumlah sks berdasar Indeks Prestasi (IP) semester sebelumnya. (yang terlampir pada instrument penelitian lampiran 4 dan lampiran 8).

E. Teknik

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

(51)

39

pembelajaran di dalam kelas, lembar observasi penilaian pembelajaran digunakan untuk mengetahui hasil penilaian guru dan lembar observasi keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester digunakan untuk mengetahui tercapainya aturan sistem kredit semester yang diterapkan disekolah. Lembar observasi telah di validasi oleh 3 orang validator, dan dinyatakan dapat digunakan untuk proses observasi ketika penelitian berlangsung. 2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data perencanaan, penilaian dan keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester, berupa rencana pembelajaran (RPP) dan raport. Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil mengamati guru melakukan pembelajaran di dalam kelas.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, diperlukan teknik untuk menganalisis data hasil penelitian. Teknik analisis data tersebut adalah dengan cara mengolah data dari dua sumber, yakni data hasil observasi dan data dokumentasi. Kedua data tersebut nantinya akan menunjukkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester.

Sebelum dianalisis sebuah data perlu diperiksa keabsahannya dengan menggunakan teknik tertentu salah satunya yakni menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain3. Sesuatu yang lain ini bisa saja sumber data yang berbeda.

Triangulasi peneliti berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif4. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini secara garis besar mengacu pada pendapat Miles & Huberman, yaitu meliputi aktifitas reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion

3 Ibid.

(52)

40

drawing/verificaton)5. 1. Reduksi Data

Reduksi data dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang hal-hal yang tidak penting. Reduksi data dilakukan setelah membaca dan mempelajari data secara berulang-ulang.

2. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dengan memaparkan data. Pemaparan data ini meliputi data hasil observasi dan data dokumentasi yang telah direduksi. Penyajian data dilakukan dengan mengklasifikasi data dan identifikasi data dengan melihat hasil lembar observasi yang dipadukan dengan data dokumentasi. Data yang telah diklasifikasi dan identifikasi kemudian disajikan sesuai aspek-aspek penilaian yang ada pada lembar observasi.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini mengacu pada ketercapaian indikator kemampuan guru matematika pada lembar observasi. Ketercapaian indikator tersebut akan terlihat dari hasil observasi dan dokumentasi yang diperoleh oleh peneliti. Keterangan pensekoran dari lembar penilaian dilakukan dengan menghitung skor yang didapatkan oleh setiap guru, sampel dengan menggunakan perhitungan persentase Nilai KG dari Skala 0% – 100% , Sebagai Berikut :

Nilai KG =

∑skor observer banyak observer

Total Skor Max × 100%

Menghitung persentase rata-rata nilai Kemampuan Guru dengan cara sebagai berikut:

5 B. Miles, Mattew dan Huberman. Analisis Data Kualitatif. (Jakarta:

(53)

41

Rerata Nilai KG subyek

=Jumlah Persentase Nilai Guru Banyak Sampel guru

Keterangan :

KG = Kemampuan Guru

Kemudian kriteria persentase kemampuan guru mengacu pada kriteria sebagai berikut:

1. KG ≥ 85% Sangat baik

2. 70% ≤ KG < 85% Baik

3. 50% ≤ KG < 70% Cukup Baik

4. KG < 50% Tidak Baik

Guru dikatakan memiliki kemampuan merencanakan pembelajaran sangat baik jika skor lembar observasi menunjukkan kemampuan diatas atau setara 85%, guru dikatakan baik jika skor lembar observasi menunjukkan kemampuan antara 70% sampai dengan 85%, guru dikatakan cukup apabila skor lembar observasi menunjukkan kemampuan antara 50% sampai dengan 70%, dan guru dikatakan berkemampuan tidak baik apabila skor tesnya menunjukkan kemampuan dibawah 50%.

Keterangan pensekoran dari lembar penilaian keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester dilakukan dengan menghitung skor yang didapat, sampel dengan menggunakan perhitungan persentase Nilai K dari Skala 0% – 100% , Sebagai Berikut :

Nilai K =Jumlah Skor Yang Diperoleh

Total Skor Max × 100%

Kemudian kriteria persentase keterpenuhan syarat pelaksanaan sistem kredit semester mengacu pada kriteria sebagai berikut:

1. K ≥ 85% Sangat baik

2. 70% ≤ K < 85% Baik 3. 50% ≤ K < 70% Cukup Baik

4. K < 50% Tidak Baik

(54)

42

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran

Matematika Pada Sistem Kredit Semester (SKS) 1. Deskripsi Data

Pada bagian ini akan dideskripsikan data kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran matematika pada Sistem Kredit Semester (SKS). RPP yang telah dibuat oleh subjek akan menunjukkan kemampuan subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran.

a) Deskripsi Kemampuan SPІ dalam Merencanakan Pembelajaran

(56)

44

(57)

45

Tabel 4.1

Kemampuan SPІ dalam Merencanaan Pembelajaran

No .

Aspek penilaian

Hasil Observasi KET Observer

1

Observer 2 1. Komponen-komponen RPP 1. RPP mencakup

data sekolah, mata pelajaran, kelas/semester

3 3 Baik

2. RPP memuat materi pokok pembelajaran

4 4 Sangat Baik

3. RPP

mencantumkan alokasi waktu pembelajaran media, alat dan sumber belajar

(58)

Hasil Observasi KET Observer

1

Observer 2 2. Prinsip-prinsip menyusun RPP 1. RPP disusun

guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah

dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus

4 4 Sangat Baik

3. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

4 4 Sangat Baik

4. RPP dirancang untuk

mengembangka n kegemaran membaca, pemahaman bacaan dan berekspresi dalam bentuk tulisan

4 4 Sangat Baik

(59)

Hasil Observasi KET Observer umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remidi

Baik

6. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan kan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi

4 4 Sangat Baik

Gambar

Konversi beban pembelajaranTabel 2.1
Tabel 2.2  Beban Belajar Pada Sistem Kredit Semester
  Tabel 2.5
  Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi prasyarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam

Caranya, rangkaikanlah gagasan-gagasan pokok setiap paragraf hasil kerjamu di atas dengan menggunakan kata penghubung (konjungsi) yang tepat.  Mendiskusikan :

Satpol PP telah berupaya untuk menciptakan ketertiban khususnya dalam hal penertiban operasional warung internet sesuai dengan SOP, seperti yang telah

Adapun sejarahnya ialah di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan yaitu katanya orang yang sudah meninggal arwahnya akan pulang, dan jika tidak

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun Skripsi

dalam penelitiannya Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia Airlines, mendapati bahwa Variabel bukti

Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan bagaimana strategi viral marketing yang dilakukan oleh kedai kopi susu Jokopi dalam membangun brand

Pada musim 2010-11 rata-rata jumlah kehadiran penonton dalam setiap pertandingan Liga Premier adalah 35.363, yang merupakan jumlah tertinggi kedua dari liga sepak