Meningkatan Hasil Belajar dalam Pemahaman Pengelolaan Data Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together
pada Siswa Kelas VI SDN Langkap 2 Kecamatan Burneh - Bangkalan Aning Lismaharti
Hajjahhaning60@gmail.com/SDN Langkap 2 Bangkalan
Abstrak: Penelitian tindakan kelas bertujuan mengungkap persoalan kesulitan siswa dalam pengolahan data ringan. PTK dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Alternatif tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran numbered heads together dalam pemahaman pengelolaan data, Lokasi penelitian adalah di kelas VI SDN Langkap 2 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan. Peningkatan yang dapat diamati dari penerapan pembelajaran dengan pembelajaran numbered heads together adalah siswa lebih aktif, mudah dalam memahami materi ajar karena dibantu menggunakan media belajar yang kongkrit, diskusi, tanya jawab. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dibuktikan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa penerapan pembelajaran numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengelolaan data di kelas VI SDN Langkap 2 Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Numbered Heads Together, Pengelolaan Data
Abstract: Classroom action research. PTK is implemented in 2 cycles, each cycle begins with planning, action, observation and reflection. Alternative action taken is by applying the study of numbered together in terms of data management, research location is in class VI SDN Langkap 2 District Burneh Bangkalan District. The observable improvement of the application of learning with numbered learning together is the more active students, easy in understanding the teaching materials because it is assisted by using concrete learning media, discussion, question and answer. The increase of students' learning outcomes proved from the results of research indicates that learning numbered languages together to improve student learning outcomes in data management in class VI SDN Langkap 2 District Burneh Bangkalan District.
Keywords:Learning Outcomes, Head Joint Learning, Data Management
Pendahuluan
Hasil observasi yang dilakukan di
kelas VI SDN Langkap 2 Kecamatan
Burneh Kabupaten Bangkalan, jumlah
siswa yang terlibat secara aktif dalam
rendah yaitu 23.33% siswa yang aktif.
Dalam arti hanya beberapa orang siswa
yang aktif terlibat dalam proses
pembelajaran misalnya: aktivitas
ber-tanya, menanggapi pertanyaan,
berdiskusi dan aktivitas belajar lainnya.
Siswa cenderung hanya mendengarkan
ceramah dari guru. Pada hal jika belajar
hanya dengan mendengarkan saja, maka
daya serap akan suatu pelajaran
cenderung rendah.
Berdasarkan data hasil evaluasi
pada saat pembelajaran Matematika
dengan materi pengolahan data diketahui
bahwa penguasaan konsep Matematika
siswa kelas VI SDN Langkap 2
Kecama-tan Burneh Kabupaten Bangkalan juga
masih jauh dari yang diharapkan.
Rata-rata nilai Matematika adalah 54,46.
Data ini menunjukkan bahwa
pengua-saan materi oleh siswa selama
ini belum memuaskan, ketuntasan
belajar siswa belum mencapai target
penelitian ini sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan
yaitu nilai 65.
Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu dipilih model pembelajaran yang
mampu meningkatkan keterlibatan siswa
membantu siswa lebih mudah dalam
menemukan dan memahami konsep
yang sulit. Pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan dapat memfasilitasi
hal tersebut adalah strategi pembelajaran
koope-ratif. Pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang
mengacu pada strategi pembelajaran
dimana siswa bekerja-sama dalam
kelompok kecil untuk menolong satu
sama lain dalam memahami suatu
pelajaran, memeriksa, memperbaiki
jawaban teman, serta kegiatan lainnya
dengan tujuan mencapai prestasi belajar
yang tinggi. Salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menanggulangi hal tersebut adalah
starategi pembelajaran kooperatif tipe
kepala bernomor (numbered heads
together).
Penerapkan tipe pembelajaran
tersebut, akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membagikan ide dan
mempertim-bangkan jawaban yang
paling tepat. Pembelajaran kooperatif
tipe kepala bernomor akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
membagikan ide-ide dan
semangat kerjasama mereka. Selain itu
tipe pembelajaran ini dapat melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah dan
mengecek pemahaman materi terhadap
isi suatu pelajaran.
Berdasarkan latar belakang
tersebut, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut: 1) Bagaimana
pene-rapan model pembela-jaran numbered
heads together dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pemahaman
pengolahan data pada siswa kelas VI
SDN Langkap 2 Kecamatan Burneh
Kabupaten Bangkalan? 2) Apakah ada
peningkatan hasil belajar siswa melalui
numbered heads together dalam
pengolahan data pada siswa kelas VI
SDN Langkap 2 Kecamatan Burneh
Kabupaten Bangkalan?
Tujuan penelitian ini sesuai dengan
rumusan masalah di atas yaitu: 1)
Mendiskripsikan penerepan model
pembelajaran Numbered Head together
pada siswa kelas VI SDN Langkap 2
Kecamatan Burneh Kabupaten
Bangkalan. 2) Mendiskripsikan
pening-katan hasil belajar melalui model
pembelajaran NHT data pada siswa
kelas VI SDN Langkap 2 Kecamatan
Burneh Kabupaten Bangkalan.
Pembelajaran matematika perlu
memberikan pengalaman belajar yang
membantu siswa memenuhi kebutuhan
pribadi, sosial, lingkungan dan ekonomi.
Pengalaman belajar dalam pembelajaran
matematika membantu siswa untuk: (1)
menjalani kehidupan sehari-hari secara
efektif, (2) memahami dunianya dan
hal-hal yang mempengaruhinya, (3)
memanfaatkan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir
kreatif, fleksibel, dan inovatif, (4)
mengembangkan pengertian tentang
konsep-konsep matematika, (5) menilai
dan menggunakan produk teknologi, (6)
memahami bahwa karir dalam
Matematika dan teknologi cocok bagi
pria dan wanita, (7) membuat penilaian
tentang isu-isu yang berkenaan dengan
lingkungan alam dan buatan, (8)
bertanggungjawab terhadap perbaikan
kualitas lingkungan, (9) memberikan
pemecahan pada dilema moral
sehubungan dengan isu-isu Matematika
dan teknologi, dan (10) menyiapkan diri
untuk studi pada tingkatan yang lebih
Pembelajaran matematika harus
memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan siswa pada proses dan
produk dalam Matematika dan teknologi.
Pendekatan yang dipakai dalam
pembelajaran diharapkan akan
mendo-rong siswa menjadi pebelajar yang aktif
dan fleksibel. Secara khusus pendekatan
ini akan: (1) memperhatikan perbedaan
individu siswa, (2) memberikan
kesem-patan yang sama kepada semua siswa
untuk mempelajari konsep-konsep
esensial, (3) membekali siswa dengan
ketrampilan untuk memahami dunia
melalui penyelidikan, dan (4) membekali
siswa dengan ketrampilan baik untuk
memilih alat-alat yang sesuai maupun
bahan-bahan yang diperlukan.
Mengajar adalah usaha untuk
menjadikan perubahan tingkah laku pada
diri siswa. Dengan kata lain mengajar
adalah kegiatan berupa penciptaan
sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses beiajar.
Menurut tokoh pendidikan
nasional yaitu Ki Hajar Dewantoro
dalam bukunya Dasar dan Teori
Pendidikan mengatakan bahwa mengajar
adalah :
Daya upaya untuk menunjukkan
budi pekerti (kekuatan batin dan
karakter, pikiran/intelek) dan tubuh anak
didik yang selaras dengan dunianya
(Drs. Wasty Sumarto dan Hendyat
Soetopo, 1982 : 1).
Apa yang diajarkan hendaknya
tidak semata-mata ditujukan kepada nilai
ujian saja. Tetapi peserta didik belajar
agar bakatnya berkembang. Pelajaran
sekolah gunanya agar peserta didik dapat
menggunakannya dalam kehidupan
sehari-hari. Agar ia lebih sanggup
mengatasi masalah-masalah dalam
kehidupannya.
Pelajaran sekolah harus berfungsi
dalam kehidupan sehari-hari dan
mendidik siswa menyesuaikan diri
dengan lingkungan termasuk lingkungan
sosialnya. Dan ia harus belajar berfikir
bertingkah laku sesuai dengan
norma-norma lingkungannya.
Pembelajaran tipe numbered
heads together (kepala bernomor) yang
dikembangkan Kagan (Ibrahim dkk,
2000 : 28) dalam penerapannya berfokus
kepada keterlibatan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup
pelajaran tersebut. Sebagai ganti guru
mengajukan pertanyaan atau tugas
kepada seluruh anggota kelas, dan guru
menggunakan struktur empat langkah: 1)
Penomoran. Guru membagi siswa dalam
kelompok atau tim yang beranggotakan
3 hingga 5 orang dan memberi mereka
nomor sehingga setiap siswa dalam
kelompok tersebut memiliki nomor
berbeda. 2) Pengajuan pertanyaan. Guru
mengajukan pertanyaan atau
member-kan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya. 3) Berpikir bersama.
Setiap anggota kelompok mendiskusikan
jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat
mengerjakan-nya atau mengetahuimengerjakan-nya. 4) Pemberian
jawaban. Guru memanggil satu nomor
tertentu dan para siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyampaikan
jawaban untuk seluruh kelas secara
bergiliran, siswa lain dengan nomor
yang sama dapat memberikan tanggapan,
kemudian guru menyimpulkan.
Melalui banyak aktivitas
psikologis tersebut, diharapkan siswa
akan semakin kritis menghadapi dan
memecahkan persoalan sehingga dapat
meningkatkan kualitas diri dan
kelompoknya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Jacob dan Hall (1994 : 2)
bahwa, pembelajaran kooperatif tipe
kepala bernomor dapat mendorong
suksesnya keaktifan siswa dalam
kelompok karena setiap anggota
kelompok perlu mengetahui jawaban
kelompok dan karena ketika siswa
membantu teman sekelompoknya, ini
berarti mereka membantu dirinya sendiri
dan kelompoknya.
Penerapan tipe pembelajaran
tersebut, akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membagikan ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat (Lie, 2003 : 58). Pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor
me-nurut Kagan (Lie, 2003 : 58), akan
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat serta mendorong siswa untuk
meningkatkan semangat kerjasama
mereka. Selain itu tipe pembelajaran ini
dapat melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah dan mengecek
pemahaman materi terhadap isi suatu
pelajaran (Lie, 2003 : 58).
Tujuan penerapan pembelajaran
(kepala bernomor) adalah: (1)
melibatkan seluruh siswa dalam
pemecahan pertanyaan atau masalah.
Setiap siswa dalam kelompok
mempunyai kesempatan yang sama
untuk dapat berbagi ide sehingga dapat
menghindari kemungkinan terjadinya
satu siswa mendominasi pembelajaran
dalam kelompoknya, (2) meningkatkan
pribadi yang bertanggungjawab. Setiap
siswa dapat saling berbagi ide dengan
sesama anggota dalam kelompok atau
anggota kelompok yang lain, (3)
meningkatkan pembelajaran bersama.
Dalam proses pembelajaran untuk dapat
meningkatkan hasil belajar setiap siswa
harus bekerjasama. Setiap siswa dalam
kelompok harus memeriksa bahwa setiap
anggota kelompoknya dapat mengerti
dan menjawab pertanyaan, (4)
meningkatkan semangat dan kepuasan
kelompok, dan (5) memberikan
dukungan kepada semua siswa dalam
memecahkan atau memikirkan jawaban
dari pertanyaan yang menantang
(Anonim, 2005 : 1).
Pelaksanaan penelitian perbaikan
pembelajaran dilaksanakan di kelas VI
SDN Langkap 2, yang beralamat di jl.
raya rabasan Desa Langkap Kecamatan
Burneh Kabupaten Bangkalan.
Waktu pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran di sesuaikan
dengan jadwal pelajaran yang ada di
kelas VI. Adapun jadwalnya adalah
sebagai berikut : 1) Tanggal 11 Maret
2017, pelaksanaan perbaikan
pembelajaran Matematika untuk siklus I.
2) Tanggal 25 Maret 2017 pelaksanaan
perbaikan pembelajaran Matematika
untuk siklus II.
Dari 28 siswa yang terdiri dari 9
orang perempuan dan 19 laki-laki, yang
memiliki kemampuan di atas yang
lainnya 12 orang, 10 orang mempunyai
kemampuan sama, 6 orang sisanya
memiliki kemampuan dibawah rata-rata.
Untuk memecahakan masalah
pembelajaran dengan tindakan perbaikan
dapat dilakukan dengan proses
pengkajian mengikuti prosedur dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, mengamati dan
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
Berdasarkan atas perencanaan
perbaikan pembelajaran siklus I,
diperoleh hasil sebagai berikut
“Keaktifan siswa dalam bertanya dan
menjawab (merespon) pertanyaan.
Jumlah siswa dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan cukup tinggi, hal
ini berarti ada peningkatan dari sebelum
dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
Adapun data siswa yang bertanya dan
menjawab sebagai salah satu indikator
motivasi belajar siswa secara lengkap
terdapat pada data Penelitian ini.
secara keseluruhan penelitian
dari kegiatan siklus 1 masih terdapat
beberapa kelemahan yang Berdasarkan
hasil pengamatan pada waktu kegiatan
awal guru kurang membangkitkan minat
siswa. Pada kegiatan inti guru kurang
memberikan penghargaan pada siswa
yang menjawab maupun yang bertanya.
Pada proses kegiatan pembelajaran siswa
pada kelompok kerja sama kurang,
sehingga harus dilanjutkan pada siklus
II.
Siklus II
Berdasarkan atas perencanaan
perbaikan pembelajaran siklus II,
diperoleh hasil sebagai berikut :
”Keaktifan siswa dalam bertanya dan
menjawab (merespon) pertanyaan.
Jumlah siswa dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan cukup tinggi, hal
ini berarti ada peningkatan dari
perbaikan pembelajaran siklus I”.
Adapun data siswa yang bertanya dan
menjawab sebagai salah satu indikator
motivasi belajar siswa secara lengkap
terdapat data hasil penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengamatan
pada waktu kegiatan awal guru
membangkitkan minat siswa sudah baik.
Pada kegiatan inti guru selalu
memberikan penghargaan pada siswa
yang menjawab maupun yang bertanya.
Pada proses kegiatan pembelajaran siswa
pada kelompok kerja sama sangat
kompak dan siswa lebih aktif.
Berdasarkan hasil data penelitian di
atas, diketahui bahwa adanya
keberhasilan strategi pembelajaran
numbered heads together dengan
indikator meningkatnya keaktifan dan
hasil belajar siswa yang cukup
signifikan.
Jika pada awal pembelajaran siklus
I siswa masih belum akrab dengan
dikenalnya, sehingga siswa masih
ragu-ragu serta canggung dalam mengerjakan
tugas dari guru dalam menerapkan
strategi pembelajaran numbered heads
together. Namun pada siklus I sudah
nampak ada peningkatan baik keaktifan
maupun hasil belajarnya dari sebelum
pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Jika sebelum perbaikan pembelajaran
keaktifan siswa (indikator bertanya dan
menjawab pertanyaan) hanya 23,33%
siswa maka pada siklus I meningkat
menjadi 46,67%. Sedangkan nilai
rata-rata hasil evaluasi akhir sebelum
perbaikan pembelajaran adalah 54,46
maka pada siklus I sudah mencapai
rata-rata 62,68 atau meningkat 8 meskipun
belum mencapai KKM yakni 65.
Setelah tindakan ditambah sebagai
hasil refleksi pada siklus I dan siswa
sudah semakin aktif berkreasi dalam
pembelajaran serta kondisi proses belajar
mengajar semakin kondusif dengan kata
lain suasana belajar yang active,
creative, effective, and joyfull learning
(pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan/PAKEM) maka
peningkatan hasil belajar semakin
meningkat pada siklus II.
Hal tersebut nampak pada
peningkatan keaktifan siswa dari 14
siswa atau 46,67 % (siklus I) menjadi 21
siswa atau 70 % (siklus II). Hasil
evaluasi pada akhir pembelajaran
meningkat dari 62,68 (siklus I) menjadi
73,75 (siklus II). Dengan demikian hasil
evaluasi di akhir pembelajaran pada
siklus II sudah bisa melebihi target
KKM yang ditetapkan, dan perbaikan
pembelajaran telah berhasil
dilaksanakan.
Penutup
Berdasarkan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yang
menggunakan prosedur penelitian
tindakan kelas (PTK) pada pembelajaran
Matematika materi pengelolaan data
dengan menggunakan pembelajaran
numbered heads together maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) Ada peningkatan
yang signifikan terhadap keaktifan siswa
belajar siswa dengan indikator bertanya
dan menjawab yaitu dari 7 siswa atau
23,33 % (sebelum perbaikan) menjadi 14
siswa atau 46,67 % (siklus I) dan 21
siswa atau 70 % (siklus II). 2) Ada
peningkatan yang signifikan terhadap
belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran numbered heads together
meningkat dari 54,46 (sebelum
perbaikan ) menjadi 62,68 (siklus I) dan
73,75 (siklus II) dengan materi
pengelolaan data. Jadi hasil lebih tinggi
dari KKM yang ditentukan yaitu 65.
Ada beberapa hal yang penulis
sarankan setelah mengkaji dan
melakukan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas
dengan menggunakan pembelajaran
numbered heads together untuk
pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
adalah: 1) Berlatih dan membiasakan
menerapkan model-model pembelajaran
yang kreatif dan inovatif dan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan,
dengan harapan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. 2) Melakukan
penelitian yang lebih dalam mengenai
hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran
numbered heads together untuk mata
pelajaran Matematika ataupun mata
pelajaran lain. 3) Dalam melaksanakan
pembelajaran guru hendaknya
menggunakan berbagai metode dan
strategi belajar yang menarik, sehingga
meningkatkan keaktifan dan minat siswa
dan tujuan dapat tercapai. 4) Sebaiknya
guru banyak berdiskusi dengan teman
sejawat terhadap permasalahan
pembelajaran di kelas demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Daftar Pustaka
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Kurikulum 2004: Standar
Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Komang. T. Dewa. 2004. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Dirjen Pendidikan Tinggi.
Puji Santoso, dkk: 2005. Metode dan Teknik Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Winata Putra, MA, dkk.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD Siswa D-II.
Zainul Asmawi, Mulyana Agus. 2007. Tes dan Assesmen di SD. Jakarta :