Positif Negatif Hukuman Mati
Positif
Pencegahan
Penggunaan hukuman mati dianggap mampu mencegah perbuatan kejahatan lain, dikarenakan pelaku akan segan mengetahui akibat apa yang akan ia terima apabila melakukan kejahatan tersebut. Namun faktanya di beberapa negara bagian atau negara yang tidak menggunakan hukuman mati, tingkat kejahatannya lebih rendah dibanding yang menggunakan ketentuan hukuman mati. Meski melalui dalam sebuah penelitian, satu hukuman mati mampu mencegah tujuh kejahatan serupa, namun sekali lagi penelitian ini belum tentu kebenarannya. Contoh saja bagaimana rasio tingkat pembunuhan di negara bagian yang menggunakan hukuman mati dan tidak di AS.
( F B I ,
Uniform Crime Reports, Law Enforcement Officers Killed and Assaulted, 1998)
Menciptakan rasa aman di masyarakat
Dengan penjatuhan hukuman mati, pelaku otomatis tidak akan dapat lagi meresahkan masyarakat. Masyarakat akan merasa aman dengan jaminan bahwa pelaku yang sama tidak akan melakukan kejahatan yang sama dan kejahatan lain.
Keadilan
Sesuatu terkadang dianggap adil apabila pembalasan dilakukan sesuai atau sama dengan perbuatan yang dilakukan. Hukuman bagi pelaku pembunuhan misalnya, akan dianggap adil apabila pelaku dihukum serupa dengan apa yang dialami korbannya yaitu kematian, atau dikenal juga istilah ‘an eye for an eye’. Pengadaan hukuman mati juga menunjukkan bahwa keadilan itu ada, sehingga tak ada perbuatan buruk yang tidak mendapat ganjaran. Serta menunjukkan peran penegak hukum yang mampu memberikan kepuasan bagi apa yang diharapkan korban atau keluarga korban.
Year 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Murder Rate
8.81 7.88 6.78 5.37 5.00 4.61 4.59 4.25 4.25 4.27 4.10 4.02 4.03 4.22
Percent
Negatif
Merespon kekerasan dengan kekerasan akan menghasilkan kekerasan yang lebih luas
Terkadang kekerasan tidak menyelesaikan masalah bagi korban maupun keluarga korban. Kerugian mental seperti kesedihan tak akan dengan mudah diselesaikan dengan jalan kekerasan pula. Kekerasan tidak dengan mudahnya hilang karena pelaku suatu kasus telah dijatuhi hukuman mati. Dalam beberapa kasus misalnya, hal ini justru memunculkan pembalasan yang lebih besar atau tren kekerasan akibat ekspose terhadap peradilan itu sendiri.
Kesalahan eksekusi bagi yang tidak bersalah
Tidak ada yang sempurna di dunia, termasuk sistem hukum dan penyelidikan yang ada. Apa yang terjadi apabila seseorang tidak bersalah namun kesalahan atau sistim error yang membuatnya dijatuhi hukuman mati ? Dan ketika kemudian terbukti ia tidak bersalah, sementara hukuman mati telah dijatuhkan, apa yang akan terjadi ? Bisakan hukum mengembalikan nyawa seseorang dengan alasan sebatas kesalahan hukum atau sistim ? Tentu saja tidak. Meski beberapa pendukung hukuman mati menganggap hal ini sebagai kejadian yang sangat langka dan merupakan resiko yang masih dapat diterima dari adanya sistim hukuman mati. Sejak 1973, 138 orang dibebaskan dari penjatuhan hukuman mati dan 1000 lainnya dieksekusi atas tuduhan yang salah. (Death Penalty Facts, Amnesty International)
Pembelaan yang lemah dari segi hukum
Pengalaman menunjukkan bahwa terdakwa hukuman mati kebanyakan adalah yang tidak mampu menyewa pengacaranya sendiri, sehingga tergantung kepada pengacara yang diberikan negara atau negara bagian, di mana biasanya pengacara-pengacara tersebut lebih sedikit dalam pengalaman dan kemampuan yang baik dalam mengumpulkan barang bukti. (Death Penalty Information Center)
Deskriminasi
(Death Penalty Information Center)
Pendapat pribadi
‘Why do we kill people who’re killing people to show that killing people is
wrong ?’
Apabila diresapi maka pertanyaan ini sangatlah menuntut pemahaman kita akan hukuman mati. Seperti halnya apabila anda melakukan hal yang sama untuk membalas perbuatan buruk kepada anda, maka anda tak ada bedanya dengan orang tersebut. Lalu bagaimana orang tahu apabila menghilangkan nyawa itu salah, apabila hukum yang seharusnya memberikan pemahaman kepada masyarakat justru juga melakukan penghilangan nyawa ?
‘ … jika seluruh manusia bekerjasama mengerahkan segala kemampuan untuk
membuat satu nyawa niscaya mereka tidak mampu melakukannya. Nyawa adalah karya Tuhan, manusia dengan alasan apapun tidak berhak mengambilnya dari orang lain.’
Kalimat tersebut saya ambil dari sebuah buku mengenai Arab Springs. Meski berbeda konteks pembahasan, kalimat tersebut saya rasa mampu mewakili ketidaksetujuan akan penghilangan nyawa dengan alasan apapun. Begitu berharganya penciptaan nyawa, hingga nyawa pendosa sekalipun tetap memiliki nilai.