• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA INTEGRITAS KEPALA SEKOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA INTEGRITAS KEPALA SEKOLA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA INTEGRITAS KEPALA SEKOLAH DAN TRANSPARANSI MANAJERIAL DENGAN KINERJA GURU

MADRASAH TSANAWIYAH Oleh :

SABIR ABSTRAK

Sabir, 2015 : Artikel ini berjudul Hubungan Antara Integritas Kepala Sekolah dan Tranparansi Manajerial dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak akan terlepas dari kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai profesinya. Dalam operasionalisasinya, kinerja guru dapat dilaksanakan dengan menerapkan berbagai kompetensi dasar yang dimiliki guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Supaya kualitas kinerja guru dapat terwujud sesuai yang diharapkan, maka diperlukan seorang kepala sekolah yang kompeten. Kompetensi diantaranya adalah kepala sekolah harus memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin dan memiliki transparansi dalam kemanajerialannya.

Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Adapun tujuannnya adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Objek penelitian ini adalah guru Madarasah Tsanawiyah di Kota Baubau dengan jumlah populasinya 89 guru. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis kuantitatif melalui teknik regresi dan korelasi. Hipotesis diuji dengan menggunakan

perhitungan dari statistik dengan bantuan Program IBM SPSS (Statistical Product and Service Solution) Statitics versi 22.

Untuk pengumpulan data mengenai integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial, serta kinerja guru melalui angket secara tertutup, skala yang digunakan dengan menggunakan skala likert atau berjenjang dengan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah.

Penelitian ini menginformasikan bahwa: pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara integritas kepala sekolah dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai korelasi r (R Squere) sebesar 0.544 merupakan indeks determinasi atau prosentase hubungan X1 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan integritas kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 54,4% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 45,6 % dipengaruhi variabel lain; Kedua, terdapat

(2)

prosentase hubungan X2 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan keterbukaan manajerial memberikan kontribusi sebesar 42,7% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi faktor lain; Ketiga, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai korelasi r (R Squere) sebesar 0.612

merupakan indeks determinasi atau prosentase hubungan X1 dan X2 dengan Y. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial memberikan kontribusi sebesar 61,2% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 38,8% dipengaruhi variabel lain. Kata Kunci : Integritas Kepala Sekolah, Transparansi Manajerial, Kinerja Guru

A. PENDAHULUAN

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis serta menjadi ujung tombak bagi tercapainya tujuan pendidikan, karena gurulah yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar.

Dengan demikian usaha dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, maka guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Potensi sumber daya guru perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat mengembangkan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Untuk itulah guru harus mempunyai kemampuan serta kompetensi kerja yang berkualitas dan profesional.

Supaya kualitas kinerja guru dapat terwujud sesuai yang diharapkan, maka diperlukan seorang kepala sekolah yang kompeten. Ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007, yaitu : (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3) kompetensi kewirausahaan; (4) kompetensi supervisi; (5) kompetensi sosial. Dalam kompetensi kepribadian ada sub-sub komptensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah, dua diantaranya adalah bahwa kepala sekolah harus memilki

(3)

tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah yang memiliki integritas yang tinggi tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kinerja bawahannya atas dasar integritas adalah kerja keras untuk menegakkan integritas itu. Begitu pula dalam menjalankan kemanajerialannya kepala sekolah selalu membiasakan budaya transparan.

Berdasarkan temuan awal dilapangan, peneliti menduga ada beberapa faktor yang menentukan kualitas kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau,

diantaranya adalah faktor integritas kepala sekolah dan faktor transparansi dalam menjalankan kemanajeriannya. Rendahnya integritas kepala sekolah dan kurang optimalnya keterbukaan manajerial kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinyanya akan berdampak pada kinerja guru Madrasah Tsanawiyah yang kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengkaji tentang sejauhmana hubungan antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau. Dengan judul penelitian, ”Hubungan Antara Integritas Kepala Sekolah dan transparansi Manajerial dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau”.

B. INTEGRITAS KEPALA MADRASAH, TRANSPARANSI MANAJERIAL DAN KINERJA GURU

1. Integritas Kepala Madrasah

Kata integritas dikenal dalam bahasa Inggris dengan istilah “Integrity” yang mengandung arti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Oxford

menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan utuh. Sedang dalam kamus bahasa Inggris, integritas atau integrity diartikan sebagai “the state of being honest, up right and sincere.“. (kejujuran, kebenaran, ketulusan). Dalam wikipedia dikatakan “a concept of consistency of actions, values, methods, measures, principles, expectations and outcomes”. (sebuah konsep tindakan yang konsisten, nilai, metode, langkah-langkah, prinsip, harapan dan tujuan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata integritas mengandung makna mutu, sifat atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.

Pengertian Integrity menurut Cedric Cullingford adalah Integrity, The quality of someone who is doing his best, modestly and without self consciousness.

(Integritas, kualitas seseorang yang melakukan yang terbaik, sederhana dan tanpa kesadaran diri). Sedang menurut Herry Tjahjono mendefinisikan integritas adalah kemampuan untuk menjaga dan memelihara martabat serta kepentingan

perusahaan melalui kepribadian dan prilaku kerja sesuai VMV (Vision-Mission-Values) .

(4)

mengandung arti melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di katakan dan apa yang di perbuat. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik). Munafik bermakna suka mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan

perbuatannya; bermuka dua. Pernyataan tentang kejujuran dan kemunafikan di jelaskan dalam firman Allah SWT QS. Ash Shaff Ayat 2-3, dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhri Muslim, Nabi SAW menjelaskan bahwa ada tiga ciri-ciri orang yang munafiq yaitu : a) apabila berkata dia bohong; b) apabila berjanji dia mengingkari; c) dan apabila dipercaya dia berkhianat .

Integritas merupakan penentu utama apakah sesorang mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat dipercaya sehingga membuat kolega ataupun bawahannya mampu dan mau bekerja sama dengannya, ataupun bawahan akan

mempertahankan kesetiaaan dan dukungan dari rekan sejawat. Kepercayaan dari bawahan akan hilang manakala pemimpin katahuan hanya mengekspoitasi dan memanipulasi mereka untuk mendapatkan tujuan pribadi pimpinannya. Integritas ini berkaitan dengan kepercayaan yang tinggi, yang melandasi kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa integritas kepala sekolah/madrasah adalah prilaku kepala sekolah/madrasah yang konsisten dengan ketaatan pada nilai-nilai moral dan etika yang diyakininya untuk membentuk perilakunya sebagai

manusia yang berharkat dan bermartabat sehingga mendapatkan kepercayaan yang tinggi yang melandasi kegiatan di sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan tujuan pendidikan disekolah tersebut.

Intergritas kepala sekolah/madrasah ini erat kaitannya dengan kompetensi atau keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah. Ada seperangkat keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin pendidikan dalam melaksanakan tugasnya. Robert L. Katz yang dikutip oleh

Sudarwan Danim menjelaskan keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu : a) keterampilan teknis (technical skill); b) keterampilan hubungan manusiawi (human relation skill); c) keterampilan konseptual (conceptual skill). Dalam

Permendiknas No.13 Tahun 2007, dijelaskan bahwa kepala sekolah dituntut harus memiliki sekurang-kurangnya lima kompetensi. Kelima kompetensi itu adalah: a) kompetensi kepribadian; b) kompetensi manajerial; c) kompetensi kewirausahaan; d) kompetensi supervisi; e) kompetensi sosial . Salah satu kompetensi yang ada kaitannya dengan integritas kepala sekolah adalah kompetensi kepribadian. Aspek-aspek dalam kompetensi kepribadian ini adalah: a) integritas diri; b) transparansi; c) pengendalian diri; d) bakat kepemimpinan.

(5)

konsisten dalam berpikir, bersikap, berucap dan berbuat dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi; b) memiliki komitmen/

loyalitas/dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi; c) tegas dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan

dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi; d) disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.

Dengan memiliki integritas yang tinggi, seorang kepala sekolah akan tampil apa adanya pada diri sendiri dan orang lain, mampu tampil dengan percaya diri dan tanpa beban, mampu menjalin hubungan sejati dengan orang lain, dapat dipercaya dan mempercayai, merasakan kenyamanan, kedamaian dalam dirinya sehingga diharapkan menjadi kepala sekolah/madrasah yang sukses. Kepala

sekolah/madrasah yang sukses menurut Budi Suhardiman akan berpengaruh pada perbaikan belajar siswa. Hal ini karena kepala yang sukses akan mampu

menggerakkan guru agar melaksanakan pembelajaran yang baik. Kepala sekolah yang sukses akan selalu melakukan pembinaan bahkan memberi contoh

pembelajaran yang baik kepada guru .

2. Transparansi Manajerial

Istilah kata “transparan” mengandung arti jernih; nyata; jelas; tidak terbatas pada orang tertentu saja; terbuka. Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa transparansi memiliki beberapa makna yaitu 1) dalam dunia optic mengandung arti keadaan yang memungkinkan cahaya untuk menembusnya. Benda-benda yang memiliki keadaan ini disebu transparan; 2) transparansi secara politik mengandung arti keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi.. dapat berupa

keterbukaan informasi, komunikasi, bahkan dalam hal budgeting. Oleh karena itu, keterbukaan atau transparansi mengacu pada tindakan yang memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas, mudah dipahami, dan tidak disangsikan lagi kebenarannya. Transparansi dibangun berdasarkan kebebasan untuk memperoleh informasi. Proses kelembagaan, dan informasi tersedia secara langsung terutama bagui pihak-pihak yang berkepentingan. Keterbukaan informasi publik telah di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau

diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan public lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

(6)

diwujudkan dengan sikap jujur, rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat dan kritik dari orang lain dalam melaksanakan kemanajerialan di sekolah/madrasah dan tidak menutupi apa yang dikerjakannya sehingga menjadi jelas mudah

dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya.

Transparansi manajerial sangat diperlukan dalam meningkatkan dukungan guru, orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Transparansi ditujukkan untuk membangun kepercayaan dan keyakinan kepada sekolah/madrasah bahwa sekolah/madrasah adalah organisasi pelayanan pendidikan yang bersih dan berwibawa, bersih dalam arti tidak KKN dan berwibawa dalam arti professional.

Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Oleh karena itu Kepala

sekolah/madrasah perlu mendayagunakan sebagai jalur komunikasi seperti melalui brosur, leaflet, pengunguman melalui koran, radio serta televise lokal. Sekolah perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan informasi. Kebijakan ini memperjelas bentuk informasi yang dapat diakses masyarakat atau bentuk informasi yang bersifat rahasia, bagaimana cara mendapatkan informasi, lama waktu mendapatkan informasi serta prosedur pengaduan apabila informasi tidak sampai kepada masyarkat.

Keterbukaan ada kaitannya dengan komunikasi antar pribadi. Untuk mewujudkan kualitas transparansi dari komunikasi antar pribadi, diantaranya ada dua aspek yaitu: 1) aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain; 2) aspek keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya.

Menurut Budi Suhardiman bahwa ciri-ciri kepala sekolah yang bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sebagai berikut : 1) kecenderungan untuk selalu menginformasikan secara transparan dan proporsional, dan

keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.; 2) terbuka atas saran dan kritik yang disampaikan oleh atasan, teman sejawat, bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan tugas poko dan fungsi.

(7)

3. Kinerja Guru

Kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” dalam bahasa Inggris . Secara etimologi performance berasal dari kata “to perform” yang berarti melakukan, menyelenggarakan atau memainkan, sedang kata performance mengandung arti (a) pertunjukan; (b) perbuatan; (c) daya guna, prestasi, hasil . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja mengandung arti (a) sesuatu yang dicapai; (b) prestasi yang diperlihatkan; (c) kemampuan bekerja . Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh E. Mulyasa bahwa kenerja sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah unjuk kerja, hasil kerja atau prestasi kerja yang dilakukan oleh guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kinerja guru dapat dilihat dari beberapa kriteria yaitu: (a) karakteristik individu; (b) proses; (c) hasil; (d) kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil . Menurut TR Mitchell yang dikutip oleh Rusman ukuran kinerja guru dapat dilihat dari quality of works, promptness, initiative, and communication. (kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif, dan komunikasi). Keempat komponen tersebut merupakan ukuran standar kinerja yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui baik buruknya atau efektif tidaknya kinerja seorang guru. Pendapat lain mengemukakan bahwa untuk mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan evaluasi dan penilaian kinerja dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif dan efisien seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta bahan yang tidak terpakai. Sedang evaluasi kerja melalui prilaku, dilakukan dengan cara membandingkan dan mengukur prilaku seseorang dengan teman sekerja atau mengamati tindakan seseorang dalam menjalankan perintah atau tugas yang diberikan, cara mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan orang lain. Evaluasi atau penilaian kinerja menjadi penting sebagai feed back sekaligus sebagai follow up bagi perbaikan kinerja selanjutnya.

(8)

terstruktur seperti menilai, mengukur dan mengetahui sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, prilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran .

Eksistensi guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh-pengaruh baik pangaruh dari faktor internal maupun pengaruh dari faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahn kinerja guru. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: (a) sikap, meliputi keyakinan, perasaan dan prilaku yang cenderang kepada orang lain atau sesuatu; (b)

keterlibatan kerja, yaitu tingkat dimana seseorang memilih berpartisipasi secara aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai sebagai pusat perhatian hidup dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri; (c) perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus; (d) partisipasi yaitu tingkat dimana sesorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan organisasi; (e) penampilan yaitu tindakan individu yang membantu memcapai tujuan

organisasi, termasuk kuantitas dan kualitas .

Menurut Gibson yang dikutif oleh Moeheriono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja,adalah : 1) faktor individu yang meliputi kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial, dan demografi seseorang; 2) faktor psikologis yang meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja; 3) faktor organisasi yang meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan (reward system).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi terhadap peningkatan produktivitas kinerja guru adalah pemberdayaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer. Melalui proses ini diharapkan para guru memilki kepercayaan diri (self-reliance) dalam meningkatkan produktivitas kerja sehingga mutu pendidikan di sekolah bisa tercapai dengan baik . Semantara pendapat Irham Fahmi

mengemukakan bahwa kualitas kinerja itu dapat ditentukan oleh kemampuan seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana tempat kerja menjadi lebih baik .

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diatas, faktor integritas kepribadian dan transparansi manajerial kepala sekolah merupakan bagian yang ikut pula mempengaruhi terhadap kinerja guru. Kinerja guru dalam konteks sekarang ini memerlukan perubahan ke arah yang inovatif. Kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya

implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas

(9)

Selain itu, kinerja guru akan berkembang dan meningkat dipengaruhi oleh kepuasan guru yaitu perasaan individu terhadap pekerjaan yang memberikan kepuasan batin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu disenangi. Berkenaan dengan kepuasan guru Koster sebagaimana dalam kutipan Abdullah Munir mengatakan bahwa kepuasaan kerja guru adalah keseluruhan perasaan guru yang berkenaan dengan aspek pekerjaan yang meliputi lima aspek, yaitu . 1) sumber daya pendidikan; 2) proses belajar mengajar; 3) prestasi madrasah; 4) penghasilan dan penghargaan; 5) kebebasan melakukan aktivitas.

Rasa puas dalam bekerja ini dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala madrasah. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain itu kepala sekolah yang mempunyai integritas tinggi dan transparan dalam menjalankan kemanajerialannya akan mempengaruhi pula pada guru. Guru akan merasa puas bila lingkungan madrasah tempat bekerja memberikan suasana yang nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk mengembangkan inovasi dan kreativitasnya serta untuk meningkatkan kinerja guru.

C. METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan rancangan deskriptif korelasional. Rancangan deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan fenomena yang diamati. Sedangkan rancangan korelasional dimaksudkan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Populasi penelitian ini adalah semua guru Madrasah Tsanawiyah yang ada di Kota Baubau yang berjumlah 145 orang. Data penelitian dihimpun melalui penyebaran angket secara tertutup kepada para guru sebagai responden, skala yang digunakan dengan menggunakan skala likert atau berjenjang dengan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Data yang terkumpul

kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif melalui teknik regresi dan korelasi. Analisis data penelitian dihitung dengan bantuan komputer program IBM SPSS Statistics 22.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(10)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi baik secara sederhana maupun ganda adalah positif dan signifikan, sedangkan besarnya sumbangan masing-masing varibel X1 dan X2 terhadap variabel Y dapat dinyatakan sebagai berikut :

a. Besarnya hubungan integritas kepala sekolah memberikan kontribusi sebesar 54,4% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 45,6 % dipengaruhi variabel lain. b. Besarnya hubungan transparansi manajerial memberikan kontribusi sebesar 42,7% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 57,3% dipengaruhi faktor lain. c. Besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial memberikan kontribusi sebesar 61,2% terhadap kinerja guru, sedangkan sisanya 38,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti contohnya gaya kepemimpinan, kesejahteraan guru.

Besarnya hubungan integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial secara simultan (bersama-sama) terhadap kinerja guru.

Dari hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa ada hubungan positif antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y, yaitu integritas kepala sekolah dan keterbukaan manajerial dengan kinerja guru. Dengan demikian,

a. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah dengan kinerja guru” diterima

b. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara transparansi manajerial dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternative (Ha) yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara keterbukaan manajerial dengan kinerja guru” Diterima

c. Hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru” ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru”

Diterima

Jadi kesimpulan analisinya adalah “terdapat hubungan yang positif antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah

Tsanawiyah di Kota Baubau”. Artinya bahwa ada hubungan antara integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau.

2. Pembahasan

(11)

Integritas bagi kepala sekolah merupakan kepribadian yang mutlak harus dimiliki dan diupayakan untuk senantiasa konsisten ditegakkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah. Konsep kontribusi integritas kepala sekolah terhadap kinerja guru telah diyakini oleh para pakar pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Irham Fahmi bahwa kualitas kinerja itu dapat ditentukan oleh kemampuan seorang manajer dalam membangun dan mengendalikan suasana tempat kerja menjadi lebih baik . Kemudian Uhar Suharsaputra telah mengutip pendapat Zane K. Quible yang mengemukakan bahwa Ability atau kemampuan akan menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan, bahkan akan berperan dalam membantu melaksanakan pekerjaan jika ada kesesuaian dengan jenis pekerjaannya, demikian juga halnya dengan persepsi, konsep diri, nilai-nilai, minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian .

Kepala sekolah yang mempunyai integritas kepribadian yang tinggi akan terus berupaya untuk konsisten menunjukan antara perkatan dan perbuatan dirinya untuk bisa menjadi contoh bagi bawahannya, dan juga terus berupaya

memberdayakan guru dalam mengelola kegiatan di sekolah/madrasah. Melalui proses ini diharapkan para guru memiliki kepercayaan diri (self-reliance) dalam meningkatkan produktivitas kerja sehingga mutu pendidikan di sekolah/madrasah bisa meningkat secara optimal.

Produktivitas kinerja guru dikatakan meningkat ditandai salah satunya adalah dengan mampunya mengelola kegiatan proses pembelajaran yang dapat

memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa mampu belajar karena siswa adalah subyek utama dalam belajar. Apabila sekolah mampu mengelola sistem yang baik maka siswa akan mencapai optimalisasi dalam pembelajarannya. oleh karena itu diperlukan integritas kepala sekolah sebagai bagian jawaban dari tuntutan jaman dalam menghadapi era globalisasi.

Integritas yang dimiliki oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah di Kota Baubau

diidentifikasi dari indikator integritas kepribadian kepala sekolah yaitu konsisten dalam bekerja, terbuka dalam menyusun program, terbuka dalam melaksanakan kegiatan di madrasah serta terbuka menerima masukan dari stakeholder pendidikan di madrasah, jujur dalam berucap dan bertindak, komitmen dalam bekerja, disiplin dan tegas dalam menegakkan aturan yang berlaku di sekolah, loyal dalam

pergaulan. Dalam pelaksanaannya integritas kepala sekolah menggambarkan penilaian baik terbukti mayoritas menjawab selalu.

(12)

pelaksanaannya guru Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik terbukti mayoritas responden menjawab selalu.

Hubungan antara integritas kepala madrasah dengan kinerja guru menggambarkan cukup kuat, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara integritas kepala sekolah dengan kinerja guru. Integritas kepala sekolah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kinerja guru. Integritas kepala sekolah yang tinggi akan memberi kontribusi terhadap kinerja guru. Guru-guru, stap, karyawan dan para siswa akan siap

mengikuti dan meningkatkan kinerjanya apabila mereka yakin sepenuhnya bahwa kepala sekolah adalah orang yang mempunyai integritas yang tinggi. Kejujuran, keterbukaan, kepecayaan, kedisiplinan, komitmen dan konsiten merupakan bagian dari integritas, hal ini jika dimiliki dan dilaksanakan oleh kepala sekolah akan membawa dampak yang positif terhadap peningkatan kinerja guru.

b) Hubungan Transparansi Manajerial dengan Kinerja Guru

Transparansi manajerial sangatlah penting dimiliki oleh pemimpin pendidikan. Transparansi manajerial memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja guru, untuk itu kepala sekolah harus bisa memahami dan membiasakan budaya trasparan, sehingga mampu mengembangkan bawahannya yang suka

menyembunyikan kesalahan dan baru mengungkapkannya setelah kerusakan yang besar terjadi.

Transparansi manajerial diidentifikasi dari indikator yaitu memberikan informasi secara transparan, terbuka atas kritik dan saran yang membangun, serta bersedia mendengarkan atas pendapat, kritik dan saran yang diungkapkan dari stakeholder pendidikan yang ada di lingkungan sekolah tersebut, berucap dan bertindak dengan jujur, tanggap terhadap permasalahan, dan belajar dari kegagalan atau

keberhasilan orang lain. Dalam pelaksanaanya kepala Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik terbukti mayoritas rensponden menjawab selalu. Kinerja guru dalam penelitian ini diidentifikasi dari indikator yaitu kehadiran dan ketepatan waktu, disiplin dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tekun,sabar dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas melaksanakan administrasi guru, dan selalu bekerja sama, baik kerjasama dengan kepala sekolah, teman sejawat ataupun dengan pihak lain yang bisa meningkatkan kinerjanya, dalam

pelaksanaannya guru Madrasah Tsanawiyah menggambarkan penilaian baik terbukti mayoritas responden menjawab selalu.

(13)

dipisahkan dari kinerja guru. Trasparansi manajerial kepala sekolah yang tinggi akan memberi kontribusi terhadap kinerja guru. Guru-guru, stap, karyawan dan para siswa akan siap mengikuti dan meningkatkan kinerjanya apabila mereka yakin sepenuhnya bahwa kepala sekolah adalah transparan dalam menjalankan kemanajerialannya..

c) Hubungan Integritas Kepala Sekolah dan Transparansi Manajerial dengan Kinerja Guru

Kualitas kinerja guru merupakan kontribusi penting yang akan menentukan

keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pengembangan kinerja guru perlu terus ditingkatkan karena akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.

Kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kualitas hasil belajar siswa. Upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan peningkatan kesejahteraan akan mendorong motivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya sehingga guru akan memberikan kemampuan profesional terbaiknya saat melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kepuasan kerja guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas profesinya. Rasa puas dalam bekerja ini dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala madrasah. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain itu kepala sekolah yang mempunyai integritas tinggi dan trasparan dalam

menjalankan kemanajerialannya akan mempengaruhi pula pada guru. Guru akan merasa puas bila lingkungan madrasah tempat bekerja memberikan suasana yang nyaman dan memberikan ruang gerak yang cukup untuk mengembangkan inovasi dan kreativitasnya serta untuk meningkatkan kinerja guru.

(14)

demikian, diakui bahwa kinerja guru tidak semata-mata dipengaruhi oleh integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial. Artinya masih banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Oleh karena itu penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, perlu secara terus menerus dilakukan, sehingga mampu memperjelas berbagai fenomena menyangkut hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru.

E. KESIMPULAN 1. Kesimpulan

Bertitik tolak pada pembahasan, landasan teori, analisis data empirik, hasil uji hipotesis, pada bagian ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hubungan integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial dengan kinerja guru adalah sebagai berikut :

a) Integritas kepala sekolah terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru. Artinya semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh kepala sekolah, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja guru. Dengan kata lain, peningkatan integritas kepala sekolah akan diikuti oleh peningkatan kinerja guru.

b) Transparansi manajerial terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru. Artinya semakin baik transparansi manajerial, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja guru. Dengan demikian, peningkatan transparansi manajerial akan diikuti oleh peningkatan kinerja guru.

c) Integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dengan kinerja guru. Hal ini berarti, semakin baik integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial, maka kinerja guru akan meningkat.

2. Saran

Berdasarkan analisis dan hasil penelitian disarankan sebagi berikut :

a) Karena kinerja guru ada hubungan yang positif dengan integritas kepala sekolah, maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu diupayakan dan ditegakkan secara terus menerus peningkatan kualitas integritas kepala sekolah, diantaranya melalui : 1) Budaya jujur, dengan membudayakan kejujuran di lingkungan sekolah/ madrasah pada setiap kegiatan di madrasah akan lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan integritas. Hal ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru, pegawai maupun siswa dengan diberi contoh oleh kepala sekolah.

(15)

3) Penandatanganan fakta integritas yang ditandatangani oleh pegawai sesuai dengan profesinya masing-masing. Hal ini akan mendukung secara moral untuk meningkatkatkan kinerja baik kepala sekolah maupun guru Madrasah Tsanawiyah. b) Kinerja guru terdapat hubungan yang positif dengan transparansi manajerial, maka untuk meningkatkan kinerja guru harus bisa meningkatkan transparansi manajerial, diantaranya meliputi :

1) Budaya transparan, Budaya ini mampu menghilangkan pribadi yang suka

menyembunyikan kesalahan dan baru mengungkapkannya setelah kerusakan yang besar terjadi.

2) Membiasakan musyawarah dalam segala aktivitas yang dilaksanakan di sekolah, dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi program kegiatan. Hal ini bisa dijadikan sarana untuk memberikan informasi, kritik, saran yang sifatnya membangun untuk meningkatkan kualitas madrasah.

c) Kinerja guru terdapat hubungan yang positif dengan integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial, maka untuk meningkatkan kinerja guru perlu dibangun komitmen sekolah dalam rangka meningkatkan integritas kepala sekolah dan

budaya tansparan dalam kemanajerialannya. Disamping itu perlu juga

memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik itu faktor internal maupun faktor ekternal.

d) Penelitian ini hanya terbatas kepada dua variabel yang ada hubungannya dengan kinerja guru, maka perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut, menyangkut

variabel-variabel yang ada hubungannya dengan kineja guru, selain variabel integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah Munir, 2010, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jakarta: Ar-Ruzz Media. 2. Budi Suhardiman, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, Jakarta: Rineka

Cipta.

3. Baharudin dan Umiarso, 2012, Kepemimpinan Pendidikan Islam antara Teori dan Praktek, Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.

4. Cedric Cullingford, The Effective Teacher, Cassell.

5. Depdiknas. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah.

6. E. Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.

(16)

8. Gary Yukl, 2010, Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT. Indek.

9. Herry Tjahjono, 2011, Culture Based Leadership, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

10. http://id.wikipedia.org/wiki/Transparansi diunduh tgl 03/05/2014 jam 20:03. 11. Imam Wahyudi, 2012, Pengembangan Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka. 12. Imam Nawawi. Riadus Shalihin, Semarang: Pustaka Uluwiyah.

13. Irham Fahmi, 2012, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta.

14. Iskandar Agung dan Yufridawati, 2013, Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan Strategis Antara Guru, Kepala Sekolah dan pengawas, Jakarta: Bestaria Buana Murni.

15. John M. Echols dan Hasan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.

16. Kumpulan Peraturan tentang Keterbukaan Informasi Publik, Jakarta: Lazuardi Buku Utama, 2013.

17. Moeheriono, 2012, Indikator Kinerja Utama (IKU), Jakarta: Rajawali Pers. 18. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

19. Prim Masrokan Matohar, 2013, Manajemen Mutu Sekolah, Jakarta: Ar-Ruzz Media.

20. Rusman, 2009, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

21. Sudarwan Danim, 2007, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara.

22. Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

23. Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, Jakarta: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan pelatihan SOP secara berkala kepada operator (1 Tahun sekali) agar keahlian personil pasang bumbu bisa lebih kompeten.. Merolling personil pasang bumbu per

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka menyusun konsep pedoman teknis dan standar di bidang rehabilitasi pasca bencana;d. Menyusun konsep pedoman teknis dan

Fungsi laju hazard yang baru berdasarkan pada distribusi Weibull digunakan untuk mengetahui akibat tindakan PM tidak sempurna pada keandalan sistem yang dapat

Perubahan suhu pada proses fermentasi biji kakao laboratorium yang menggunakan kotak fermentasi berkapasitas 10 kg lebih cepat mengalami peningkatan dibandingkan pada

pengadaan barang/jasa pemerintah. Surat menyurat dalam proses pengadaan barang/jasa dapat diibaratkan seperti sebuah lilin, siang hari tidak diperlukan, demikian juga di malam

Hal tersebut diperkuat dengan teori Hamidi et al (Zampetakis et al, 2011: 190) yang menyatakan bahwa “individu- individu yang kreatif semakin besar kemung- kinannya

Hal ini dapat meningkatan resiko para penambang emas tersbut terpajan merkuri karena merkuri yang digunakan selama proses penambangan secara amalgamasi bisa masuk

dikaji juga indikasinya apa sehingga dapat disiapkan untuk kehamilan ini).. MODUL PEMBELAJARAN ASKEB KEBIDANAN KEHAMILAN. DOKUMENTASI ASUHAN KEHAMILAN