• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU

DI YAYASAN BUDI LUHUR SEMARANG

Fitria Irmawati 1390093

(2)

Kinerja (performance) menurut Drucker (2002:134) adalah tingkat prestasi atau hasil nyata yang dicapai dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil positif. Kinerja juga didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sasaran stratejik pada empat perspektif : keuangan, kostumer, proses serta pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2007: 363). Mangkunegara (2001:32) mengemukakan kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari definisi kinerja yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja atau prestasi yang dicapai oleh seseorang, yang dinilai berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan dari perusahaan/organisasi. Dengan demikian, kinerja guru berarti hasil kerja/prestasi seorang guru dalam mengemban tugasnya sebagai seorang pendidik agar dapat memenuhi tujuan dari sekolah tempatnya bekerja.

Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan, dalam rangka mewujudkan tujuan sebagai sebuah lembaga yang dapat menciptakan sumber daya yang handal dituntut untuk mampu melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan tertib, terarah dan berkesinambungan. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, sekolah merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan tertentu, yaitu menciptakan siswa yang berprestasi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing dalam dunia nyata. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama di setiap kegiatan yang ada di dalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006: 44). Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota organisasi. Organisasi membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia (SDM) yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan organisasi.

(3)

ini tidak mengungkapkan faktor–faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi kinerja guru di Yayasan Budi Luhur Semarang. Faktor–faktor yang dipilih sebagai variabel bebas dalam penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru karena kedua hal tersebut memiliki hubungan yang sangat besar terhadap kinerja guru. Dengan adanya motivasi kerja guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru karena dorongan internal dalam diri guru itu sendiri senantiasa berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru selaku bawahannya. Hal ini disebabkan oleh kinerja guru bisa berkembang tergantung dari bagaimana seorang kepala sekolah memperlakukan guru selaku bawahannya. Bagaimana upaya seorang kepala sekolah agar mendorong timbulnya kemauan yang kuat dan semangat serta percaya diri dari para guru, memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, memberikan kepercayaan dan kenyakinan kepada para guru bahwa yang dilakukannya itu adalah benar. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Semakin baik gaya kepemimpinan kepala sekolah menurut pandangan dari para guru dan adanya motivasi kerja dari guru maka akan semakin baik kinerja guru. Secara bersama– sama kedua faktor tersebut yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan mempengaruhi kinerja guru di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.

Kepala sekolah juga dipandang mampu menjadi motivator karena mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik dan dapat memotivasi guru dalam bekerja melalui pengaturan fisik kelas dan sekolah. Terkait dengan pengelolaan keuangan sekolah, kepala sekolah dipandang mampu menunjukkan pengelolaan secara akuntabel, transparan dan efisien bahkan untuk mengembangkan sekolah, kepala sekolah mampu menciptakan hal-hal dan kebijakan yang inovatif, bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif dan integratif.

(4)

Kepala sekolah juga dipandang mampu menyusun perencanaan sekolah dan mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif. Secara psikologis, karakter kepala sekolah tersebut dapat memberikan suasana yang nyaman untuk berlansungnya kegiatan guru dalam menjalakan tugasnya. Apabila Kepala Sekolah mampu memotivasi guru dalam bekerja menglalui pengaturan lingkungan fisik kelas dan sekolah Berkaitan dengan pengelolaan keuangan sekolah, Kepala Sekolah dipandang mampu menjalankan pengelolaan secara akuntabel, transparan dan efisien. Kondisi ini berdampak positif terhadap suasana sekolah yang lebih nyaman karena adanya kepercayaan yang kuat terhadap Kepala Sekolah sehingga guru dapat menj alankan tugasnya. Apalagi Kepala Sekolah dipandang mampu menciptakan inovasi dalam pengembangan sekolah, bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif dan integratif. Terkait dengan tugasnya sebagai supervisor, Kepala Sekolah dipandang mampu melakukan supervisi akademik dengan teknik pendekatan yang tepat, bahkan dapat menindaklanjuti hasil supervisi akademik dalam rangka peningkatan professional guru merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan pembelaj aran yang dilakukan guru, sehingga kekurangan dan kelebihan bisa terpantau untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran selanjutnya.

Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru, semakin baik presepsi guru terhadap gaya kepemimpinan Kepala Sekolah akan diikuti dengan kenaikan kinerja guru begitu sebaliknya. Besarnya kontribusigaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di Yayasan Budi Luhur Semarang mencapai 14,9%, sedangkan pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru besarnya kontribusi sebesar 33,76% jadi semakin baik motivasi kerja guru diikuti dengan kenaikan kinerj a guru, begitu juga sebaliknya.

Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Yayasan Budi Luhur Semarang dengan persentase pengaruh sebesar 53,3%. Semakin baik persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan Kepala Sekolah diikuti dengan kenaikan kinerja guru, begitu juga sebaliknya.

(5)

keamanan kerja, tempat kerja, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, dan pengakuan atas prestasi. Kurangnya motivasi kerja yang dirasakan oleh para guru menimbulkan kinerja yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi dalam uji parsial diperoleh nilai p value 0,000<0,05. Jika dibandingkan dengan kepemimpinan Kepala Sekolah, ternyata kontribusi motivasi kerja ini memiliki kontribusi lebih dominan yaitu mencapai 33,76%, sedangkan kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 14,9%.

Motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja guru di Yayasan Budi Luhur Semarang dengan persentase pengaruh sebesar 66,5%. Semakin baik motivasi kerja guru diikuti dengan kenaikan kinerja guru, begitu juga sebaliknya.

Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja guru di Yayasan Budi Luhur Semarang berpengaruh secara positif dengan persentase pengaruh sebesar 51,2%. Semakin baik persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dan semakin tinggi motivasi kerja guru diikuti dengan kenaikan kinerja guru.

Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh sebesar 53,3 % terhadap kinerja guru di Yayasan Budi Luhur Semarang hal tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Kepala Sekolah masih perlu ditingkatkan pada pengaruh yang ideal yaitu pada pengaruh minimal 90 % sebab apabila masih pada pengaruh sebesar itu akan mengakibatkan:

a. kedisiplinan guru rendah

b. Kurangnya guru memahami lingkup pekerjaan karena kewibawaan Kepala Sekolah rendah

c. Loyalitas dan kerajinan guru rendah

Referensi

Dokumen terkait

sunnah adalah seperti witir, shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat khusuf, dan shalat istisqa.  Shalat nafilah : selain

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif mengenai perkembangan kemampuan kompetensi peserta didik

Dari hasil penelitian pembangunan Aptimas dapat disimpulkan bahwa telah diimplementasikan sebuah aplikasi manajemen penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa desain jaringan LoRa berbasis aplikasi IoT berhasil diimplementasikan pada sistem monitoring

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan kurkumin- MSN khususnya terhadap jumlah sel total dan diameter pulau langerhans

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat

The Effect of Using Picture Series with Oral Questions and List of Vocabulary with Headings of the Narrative Writing Achievement of the English Department Students of Widya Mandala

[r]