• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Akar Pohon Kelapa Dalam Fungsi Kon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Akar Pohon Kelapa Dalam Fungsi Kon"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Tanaman air di Indonesia sangatlah beragam, baik yang ada di laut maupun di

perairan darat. Salah satu jenis tanaman air tawar adalah kangkung air.

Kangkung air merupakan salah satu jenis sayuran daun yang telah banyak dikenal

oleh manusia terutama di kawasan Asia. Kangkung memiliki beberapa nama

sebutan antara lain swamp cabbage, water convovulus, water spinach, dan

kangkung. (Emilia & Ainun 1999).

Kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) merupakan tanaman yang tumbuh di

air yang banyak ditemukan di beberapa wilayah, yaitu di Asia Tenggara, India dan

Cina bagian Tenggara (Austin 2007). Tanaman ini banyak dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Produksi tanaman kangkung di Indonesia meningkat dari

tahun 2003-2007, yaitu 208,45 ton menjadi 335,08 ton (Deptan 2008).

Di Indonesia budidaya dan usaha untuk meningkatkan produktivitas

kangkung air belum banyak dilaporkan. Untuk meningkatkan produktivitas

kangkung air, dilakukan antara lain dengan cara pemupukan. Pemupukan lewat

daun lebih bermanfaat dibandingkan dengan lewat akar. Larutan pupuk yang

disemprotkan ke daun akan masuk ke dalam jaringan melalui stomata di

permukaan daun sehingga pupuk langsung diserap.

Salah satu penggunaan pupuk ini adalah sebagai sumber nutrisi tanaman

hortikultura seperti pada tanaman kangkung. Tanaman kangkung air merupakan

salah satu sumber pangan bagi masyarakat sehingga kebutuhan sayuran ini

(2)

Untuk memenuhi kebutuhan kangkung diperlukan budidaya yang layak

sehingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan dapat diproduksi dalam

jumlah banyak. Dengan memanipulasi pupuk terhadap produksi kangkung air

(3)

II. MANIPULASI PUPUK KANGKUNG AIR

Tanaman kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) merupakan salah satu sumber

pangan bagi masyarakat sehingga kebutuhan sayuran ini semakin makin

meningkat seiring bertambahnya jumlah masyarakat. Untuk memenuhi

kebutuhan kangkung diperlukan pembudidayaan yang layak sehingga tanaman ini

dapat tumbuh dengan baik dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Dalam hal

ini memanipulasi penggunaan pupuk sangat diperlukan sebagai salah satu cara

untuk menambah unsur hara yang diperlukan kangkung sebagai sumber nutrisi.

2.1. Deskripsi Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

Klasifikasi dan identifikasi daun kangkung air menurut Cronquist (1981) tanaman kangkung air termasuk Subkingdom tumbuhan berpembuluh

(Tracheobionta), Super Divisi tumbuhan yang menghasilkan biji

(Spermatophyta), Divisi termasuk tumbuhan berbunga (Magnoliophyta), Kelas

tumbuhan berkeping dua/dikotil (Magnoliopsida), termasuk dalam Family suku

kangkung-kangkungan (Convolvulaceae), dan Spesies Ipomoea aquatica Forsk.

(4)

Tanaman Kangkung mempunyai daun licin dan berbentuk mata panah,

sepanjang 5 – 6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun

berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini berwarna

hijau pucat dan menghasilkan bunga berwarna putih, yang menghasilkan kantong,

mengandung empat biji benih (Nisma & Arman 2008). Daun kangkung dapat

dipanen setelah 6 minggu sesudah penanaman. Jika penanaman basah yang

digunakan, potongan kangkung sepanjang 12 inci ditanam dalam lumpur

dibiarkan basah dan tenggelam dalam air mengalir. Panen dapat dilakukan 30 hari

setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari tepi daun akan

tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7 – 10 hari. (Nisma & Arman 2008)

2.2 Anatomi Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.) 2.2.1 Struktur Sel Akar

Pada struktur akar kangkung masih terdapat empulur. Seperti struktur akar

tumbuhan yang lain, akar kangkung juga memiliki epidermis, endodermis,

korteks, serta pembuluh pengangkut (xylem dan floem). Tipe berkas pengangkut

radial, tipe tetra arch dengan rongga-rongga udara pada daerah korteks.

Kangkung merupakan salah satu tumbuhan yang berakar serabut.

2.2.2 Struktur Sel Batang

Batang terdiri atas peridermis, korteks dan stele. Berkas pengangkut tipe

bikolateral, dimana terdapat floem luar, xilem dan floem dalam. Batang kangkung

tersusun atas sel aerinkim atau parenkim aerob, batang kangkung berwarna hijau

sehingga mengandung kloroplas. Hal ini membuktikan bahwa batang kangkung

(5)

perombakan (tidak terdapat empulur) sehingga bagian tengahnya berlubang dan

dibatasi oleh ruas (buku), hal ini mendukung fungsinya sebagai tumbuhan air

yang memiliki kemampuan untuk mengapung.

2.2.3. Struktur Sel Daun

Bagian permukaan bawah daun banyak terdapat stomata bertipe parasitik, hal

ini disesuaikan dengan habitatnya di air. Pada daun juga banyak terdapat klorplas

yang didalamnya terdapat klorofil untuk berfotosintesis. Daun terdiri atas

epidermis atas, mesofil dan epidermis bawah. Stoma tipe panerofor, parasitic

dengan 2 sel tetangga. Pada kangkung dimana aerasi menjadi masalah terdapat

aerenkim pada akar yang nampak mencolok (besar) dan adanya rongga pada

daerah empulur batang yang diduga terkait dengan aerasi internal

2.3 Ekologi Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

Habitat alami kangkung air adalah di perairan yang tergenang. Kangkung

biasanya tumbuh liar (secara alami) di sawah, parit tepi sungai atau bahkan di

parit. Tumbuhan ini kebanyakan tumbuh di daerah tropis dan subtropis, beberapa

tumbuh di daerah sedang (Lawrence, 1951). Kangkung termasuk tumbuhan

hidrofit yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di

dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak

tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air.

Kangkung termasuk suku Convolvulaceae, yang merupakan tanaman yang

tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih.

(6)

tempat-tempat yang basah seperti tepi kali, rawa-rawa, atau terapung di atas air. Biasa

ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 m di atas permukaan laut.

Kangkung air merupakan salah satu jenis dari keluarga kangkung-kangkungan.

Selain kangkung air, juga dikenal kangkung darat. Tanaman kangkung terdiri dan

dua varietas, yakni kangkung daratyang disebut kangkung cina dan kangkung air

yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung

darat dan kangkung air terletak pada warna bunga. Kangkung air berbunga putih

kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih. Perbedaan

lainnya pada bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih

besar daripada kangkung darat. Warna batangnya juga bebeda. Kangkung air

berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan. Kangkung

darat lebih banyak bijinya daripada kangkung air itu sebabnya kangkung darat

diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.

Pada awalnya kangkung berasal dari India, kemudian banyak pedagang yang

membawanya berlayar ke berbagai negara seperti Myanmar, Cina Selatan,

Australia, Afrika, Malaysia dan Indonesia. Di Cina, kangkung disebut dengan

nama weng cai, di Eropa swamp cabbage, water conuoiibis, atau ada pula yang

menyebutnya water spinach.

Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat. Di

Kecamatan Muting kabupaten Merauke, Papua, kangkung merupakan lumbung

hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar, kangkung

(7)

2.4. Manipulasi pemupukan pada Kangkung Air

Pemupukan pada sayuran umumnya lebih tertuju pada penetapan kebutuhan

hara selama musim tanam atau total kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman.

Walaupun bervariasi, takaran pemupukan sayuran berumur > 2 bulan berkisar

antara 100-200 kg N, 50-180 kg P2O5, dan 50-150 kg K2O/ha. Berdasarkan

analisis dinamika unsur hara NPK dan umur fisiologis tanaman, aplikasi pupuk N

untuk sayuran dimulai pada saat tanam hingga maksimum 2/3 umur tanaman.

Pupuk P dan K diaplikasikan sebelum tanam atau sebagian ditambahkan sebelum

fase vegetatif maksimum (Suwandi et al, 2004).

Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk

kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan

bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam,

kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air

kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram. Pada waktu

melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari.

Kemudian diairi kembali. Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20

ton/ha pupuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu

pertama, dengan cara disiramkan (Suwandi, 2009).

Pada kangkung air pemupukan susulan jarang dilakukan. Meskipun demikian,

pada tanah-tanah yang kurang subur dapat dipupuk dengan ZA sebanyak 0,5-1,0

kuintal/hektar atau Urea 0,25-0,50 kuintal/hektar. Pemupukan dilakukan dengan

cara disebar merata di antara barisan tanaman. Dosis pupuk urea sebanyak 100

-250 kg per hektar, pupuk tersebut diberikan selama 2 minggu pertama sejak

(8)

Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk urea diaduk dengan pupuk organik

lalu diberikan pada larikan disamping barisan tanaman dan jika perlu dapat pula

ditambahkan pupuk cair sebanyak 3 liter per hektar (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan

2 minggu setelah tanam. Pupuk susulan pertama berupa pupuk cair EM-4 dengan

dosis 10 ml/1 liter air dan diberikan setelah tanaman berumur 4 hari setelah tanam

dengan cara disemprotkan pada pertanaman kangkung. Pemupukan susulan

kedua dan ketiga diberikan setelah tanaman berumur 11 - 17 hari setelah tanam.

Dengan memanipulasi jumlah pupuk yang diberikan serta pemberian kadar

atau jumlah pupuk yang berbeda-beda pada setiap tanaman akan memberikan

respon positif dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung air seperti

luas daun, umur berbunga dan lain-lain.

Hal yang perlu diperhatikan juga sebelum diberikan pupuk tersebut, sebaiknya

lahan dikeringkan dahulu kemudian dibenamkan pupuk dan diairi kembali setelah

beberapa hari. Hal tersebut dilakukan agar supaya pupuk yang diberikan tidak

tercuci oleh air.

Cara pemupukan lain yang dapat dilakukan pada lahan yang sudah disiapkan

bedengan untuk lahan kangkung air, antara lain tanah pada bedengan yang

berukuran lebar 0,8 - 1,2 m, panjang 3 - 5 m, dalam atau ketinggian 15 - 20 cm

dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat selokan, tanah pada bedengan

tersebut diratakan terlebih dahulu dan 3 (tiga hari) sebelum tanam diberikan

pupuk kandang (kotoran ayam) dengan takaran 20.000 kg per hektar atau apabila

memberikan pupuk kompos organik hasil fermentasi ( kotoran ayam yang telah

(9)

Apabila pada saat pemupukan ada butiran yang sempat menempel pada daun

kangkung air, butiran pupuk tersebut dapat dibersihkan dengan sapu lidi dengan

cara dikibas kibaskan daunnya.

Peningkatan dosis pupuk urea dapat meningkatkan N-total dalam tanah.

Peningkatan kadar N-total dalam tanah dimungkinkan melalui dua cara, yaitu

secara langsung dimana semakin tinggi dosis pupuk urea yang diberikan sebagai

sumber N maka jumlah hara N yang diberikan ke dalam tanah juga semakin

tinggi, sehingga kadar N-total dalam tanah meningkat. Secara tidak langsung,

peningkatan dosis urea akan menyebabkan peningkatan aktivitas dari

mikroorganisme dalam merombak pupuk organik yang diberikan, sehingga

dengan demikian semakin banyak N-organik yang termineralisasi dari pupuk

organik yang diberikan.

Pemberian pupuk urea dalam tanah mempengaruhi sifat kimia dan hayati

(biologi) tanah. Fungsi kimia dan hayati yang penting diantaranya adalah selaku

penukar ion dan penyangga kimia, sebagai gudang hara N, P, dan S, pelarutan

fosfat dengan jalan kompleksasi ion Fe dan Al dalam tanah dan sebagai sumber

energi mikroorganisme tanah (Notohadiprawiro, 1998).

Namun apabila pemberian pupuk ke tanaman pada umur kurang dari satu

setengah bulan, akan mengakibatkan tanaman tidak akan tumbuh dengan subur,

karena tanaman masih sangat mudah serta belum mampu melakukan sintesis

terhadap pupuk yang diberikan.

(10)

Untuk memenuhi kebutuhan kangkung diperlukan budidaya yang layak

sehingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan dapat diproduksi dalam

jumlah banyak. Dalam hal ini pemupukan sangat diperlukan sebagai salah satu

cara untuk menambah unsur hara yang diperlukan kangkung sebagai sumber

nutrisi.

Hal yang perlu diperhatikan juga sebelum diberikan pupuk tersebut, sebaiknya

lahan dikeringkan dahulu kemudian dibenamkan pupuk dan diairi kembali setelah

beberapa hari. Hal tersebut dilakukan agar supaya pupuk yang diberikan tidak

tercuci oleh air.

Manipulasi pupuk pada pertanian kangkung air dapat memberikan pengaruh

positif untuk perkembangan dan pertumbuhan kangkung air dan produksinya,

seperti luas daun dan umur berbunga.

(11)

Anonim, Aktivitas antioksida dan komponen bioaktif kangkung air (Ipomoea aquatica forsk.) http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47230di akses pada tanggal 25 Maret 2015.

Anonim, 2012. http://semutkelas.blogspot.com/2012/06/kangkung-ipomoea-aquatica-forsk-1.htmldi akses pada tanggal 25 Maret 2015

Anonim, 2012. “Kangkung Air.”

http://biologitumbuhanlahanbasah.blogspot.com/2012/10/kangkung-air-ipomoea-aquatica.html di akses pada tanggal 25 Maret 2015.

Anonim, 2013. “Laporan Pemupukan Hayati Pada Sayur.”

http://lugito-center.blogspot.com/2013/09/laporan-pemupukan-hayati-pada-sayur.html diakses pada tanggal 26 maret 2015.

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia University Press. New York.

Emilia dan Ainun. 1999. Kangkung (Ipomoea reptans). www. Google.com. h. 1-9.

Kusumo S. dan H. Soenarjono. 1992. Petunjuk bertanam sayuran. Proyek pembangunan penelitian pertanian nusa tenggara. Badan Litbang Pertanian. DEPTAN 83-85.

Lawrence, G. H. M. 1951. Taxonomy of Vascular Plant. New York: Jones Wiley and Sons.

Lawrence, G.H.M. 1955. An Introduction to Plant Taxonomy. New York: John Wiley and Sons.

(12)

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Suwandi, N.N. Husna, M. 2004. Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kangkung Darat. Jurnal Penelitian Hortikultura XVII(4):20-28.

Gambar

Gambar 1 Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)

Referensi

Dokumen terkait

Kendaraan Bermotor Wajib Uji adalah setiap Kendaraan Bermotor yang berdasarkan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku wajib diujikan untuk menentukan kelaikan

Sistem informasi manajemen diartikan sebagai sekumpulan hal atau elemen atau subsistem atau bagian yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu

Penundaan pemberian antibiotik sampai mendapatkan hasil kultur bakteri dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik dapat hasil kultur bakteri dan tes kepekaan bakteri

Dengan adanya perencanaan tersebut, penyelenggaraan bimbingan manasik dapat berjalan dengan lancar, sehingga calon jamaah haji dapat memahami dan menguasai materi

Para peksos di bidang pendidikan dan yang bekerja dengan anak-anak, memiliki perhatian utama untuk hak atas pendidikan, dan hampir semua pekerja sosial mampu

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dan pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kilat keperawatan, berbentuk

(1) Tanah gambut atau tanah organik adalah tanah yang berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak

Lebih meningkatkan peran guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan kegiatan keagamaan, karena kegiatan keagamaan yang ada disekolah SMK Tarbiyah Islamiyah