• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 03

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 03"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

34 3.1 Setting dan Subyek Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi subyek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut:

1. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 03 Kalimangggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung untuk mata pelajaran matematika pada awal semester II tahun ajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.

2. Subyek Penelitian

Dalam PTK ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 20 orang siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan peneliti sebagai guru.

1. Siswa

Untuk mendapakan data tentang motivasi belajar dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Peneliti sebagai Guru

(2)

topik pecahan, motivasi belajar dan hasil belajar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kajian teori, maka dapat ditetapkan variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (x)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

make a match. Model pembelajaran make a match merupakan kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif.

2. Variabel terikat (y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar. Menurut Mc Donald dalam Djamarah (2011:18) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi sesorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka akan meningkatkan hasil belajar yang tinggi pula.

3.4 Prosedur / Langkah-langkah PTK

(3)

terdapat empat tahap penting yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Gambar 3.1 Prosedur PTK

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, menurut Arikunto, dkk (2009: 3) dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa dalam tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. b. Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan

Refleksi

?

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan Refleksi

(4)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2006 : 18).

c. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2009: 19).

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2006:99).

Siklus I

a. Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan ini meliputi:

1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap.

2. Membuat lembar observasi 3. Membentuk dan menyiapkan tim.

4. Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut :

a) Hasil belajar dengan KKM ≥68 100%

b) Observasi motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 100% c) Angket motivasi belajar siswa dengan rata-rata ≥4 100% d) Observasi tindakan guru dan peserta didik dengan rata-rata ≥4

b. Pelaksanaan Tindakan

(5)

kedua adalah tahap pembagian kelompok pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban), setelah itu guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang selama 2 menit.

Tahap ketiga guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai. Setelah mendapatkan soal/jawaban pasangannya, siswa duduk secara berpasangan dan memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali jawaban dari kartu yang dipegang. Dalam proses ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.

Tahap keempat gurumemberikan kesempatan kepada tiap pasangan untuk presentasi hasil yang diperoleh dari game make a macthdi depan kelas kemudian menempelkan kartu soal dan kartu jawaban pada papan karton yang sudah tersedia. Begitu seterusnya sampai semua pasangan melakukan presentasi.

Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban dengan melakukan tanya jawab.Dalam proses ini terjadinya interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu:

a) Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

b) Guru mengamati siswa dalam menemukan pasangan jawaban/soal dan memberikan observer mengamati motivasi belajar siswa.

(6)

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai bahan refleksi.

Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui penerapan model pembelajaran make a match, motivasi belajar dan hasil belajar masih rendah atau kurang pada pembelajaran matematika topik pecahan di SD N 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, yang dapat dilihat daari kriteria pencapaian indikator keberhasilannya. Maka, sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan bentuk tindakan pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil tujuan yang telah dirumuskan berhasil.

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan model pembelajaran make a match pada topik pecahan berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

c. Observasi

Peneliti dan pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa pada pembelajaran pecahan dengan menggunakan model pembelajaran make a match.

d. Refleksi

(7)

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah angket, pengamatan atau observasi, dan tes. Setiap teknik tersebut ada kekurangannya namun dapat ditunjang oleh teknik yang lain sehingga yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisiannya hanya memberikan centang atau menyilang pada kolom yang telah tersedia dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Angket yang diberikan pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Aspek yang digunakan dalam angket motivasi belajar siswa adalah kesungguhan belajar, adanya konsistensi dalam belajar, dan adanya arah dalam belajar.

Sistem skoring dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima jawaban alternatif, yaitu sangat setuju (5), setuju (4), cukup setuju (3), kurang setuju (2), dan tidak setuju (1). Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa dan semakin rendah skor yang diperoleh siswa, maka semakin rendah motivasi belajar siswa.

2. Observasi

Iskandar (2011:68) menjelaskan bahwa “observasi merupakan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran”. Dari segi keterlibatan observer

(orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan dilakukan oleh

(8)

guna untuk memperoleh data tenang keadaan SD Negeri 03 Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung juga mengetahui ativitas siswa hubungannya dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa terhadap materi selama proses belajar mengajar. Observasi dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis tahun pelajaran 2014/2015.

3. Tes

Suharsimi Arikunto (2010: 193) berpendapat bahwa, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes dilakukan peneliti untuk mengetahui keberhasilan tindakan dan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif yang meliputi tes isian singkat dan digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dalam ranah kognitif. Tes diberikan setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan, terdiri dari: instrumen angket, observasi, dan tes.

1. Instrumen angket

Instrumen angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran make a match. Angket akan diisi siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

(9)

motivasi sebelum uji validitas dan reliabilitas dibuat 30 item, adapun kisi-kisi angket motivasi belajar siswa secara rinci sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD N 03 Kalimanggis Mata Pelajaran Matematika Topik Pecahan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No Aspek Indikator No Item Jumlah

1. Kesungguhan belajar

a. Sungguh-sungguh mengikuti pelajaran

1, 2, 3, 4, 5, 8, 13, 21

8

b. Melaksanakan kegiatan belajar sesuai jadwal.

a. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

7, 11, 12, 19, 20, 23, 25, 29

8

b. Tidak suka menunda tugas atau pekerjaan.

14, 15, 24 3

3. Adanya arah dalam belajar

a. Kesiapan mengikuti tugas atau pekerjaan.

5, 9, 10, 26 4

b. Mencapai Kompetensi Dasar. 27, 28, 30 3

Jumlah 30

2. Instrumen Observasi

Observer bertugas melakukan pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran make a match melalui pengisian lembar observasi yang diisi oleh observer

(10)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Make A Match Kegiatan

Pembelajaran Indikator Aspek yang Diamati

Pra pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

a. Menyiapkan ruang, alat, dan media sesuai dengan model pembelajaran make a match

b. Memeriksa kesiapan siswa b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran

Kegiatan Awal

a. Melakukan kegiatan apersepsi a. Guru melakukan apersepsi sesuai

dengan model pembelajaran make a match

b. Memotivasi b. guru melakukan motivasi agar peserta didik menghayati pentingnya materi yang akan disajikan

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan model

pembelajaran

d. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

d. Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran make a match

Kegiatan Inti

A. Penguasaan Materi Pelajaran 1. Menunjukkan penguasaan

materi materi 1. Guru dapat menguasai materi dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran make a match

2. Mengaitkan materi dengan

pengetahuan yang lain 2. Guru dapat mengaitkan materi yang disajikan dengan pengetahuan yang lain

3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar.

3. Menyampaikan materi sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran make a match

4. Mengaitkan materi dengan realitas/kenyataan kehidupan

4. Guru mengkaitkan materi

(11)

B. Pendekatan / strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disampaikan menggunakan model pembelajaran make a match

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

3. Melaksanakan model pembelajaran make a match

3. Guru melaksanakan model pembelajaran make a match

a. Eksplorasi

a. Guru bertanya kepada peserta didik untuk membangun pemikiran tentang materi yang akan diajarkan

b. Elaborasi

a. Guru menjelaskan materi

b. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok

c. Guru membagi kartu soal dan jawaban pada setiap siswa

d. Guru memberi kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang.

e. Guru memberi tanda game mencari pasangan dimulai.

f. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengoreksi kembali hasil kerja peserta didik bersama pasangannya.

c. Konfirmasi

a. Guru memberikan kesempatan kepada pasangan untuk presentasi di depan kelas kemudian menempelkan kartunya pada papan karton.

b. Guru menanggapi hasil presentasi peserta didik tentang kebenaran dan kecocokan pasangan soal jawaban.

(12)

a. Mengarahkan perhatian. a. Guru mengarahkan perhatian peserta didik ketika peserta didik mulai jenuh.

b. Mendampingi siswa melaksanakan tugas kelompok.

b. Guru mendampingi peserta didik ketika mengerjakan tugas kelompok.

c. Merespon pertanyaan dari siswa.

c. Guru merespon pertanyaan dari siswa.

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai isi pembelajaran.

5. Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai isi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

6. Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif.

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan.

7. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai waktu yang telah dialokasikan.

C. Pemanfaatan media pembelajaran/ sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan

dalam pengguanaan media.

1. Guru menunjukkan keterampilan dalam pengguanaan media.

2. Menghasilkan pesan yang menarik.

2. Guru menghasilkan pesan yang menarik.

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien.

3. Guru menggunakan media secara efektif dan efisien.

4. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

4. Guru melibatkan siswa dalam memanfaatkan media.

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 1. Menumbuhkan partisi pasi aktif

siswa dalam pembelajaran.

1. Guru menumbuhkan partisi pasi aktif siswa dalam pembelajaran.

2. Merespon positif partisipasi siswa.

2. Guru merespon positif partisipasi siswa.

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa.

(13)

5. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5. Guru menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif.

6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

6. Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar.

E. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Menggunakan bahasa lisan

secara jelas dan lancar.

1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

2. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

F. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan

secara jelas dan lancar.

1. Guru menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

2. Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

3. Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

Kegiatan Akhir

1. Melakukan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa.

1. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan melibatkan siswa.

2. Memberikan

penguatan/penghargaan pada siswa.

2. Guru memberikan

penguatan/penghargaan pada siswa.

3. Melaksanakan tindak lanjut. 3. Guru memberikan tindak lanjut.

3. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk membuat kriteria dalam mengukur keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran

(14)

masing-masing 25 soal. Adapun instrumen kisi-kisi soal evaluasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal 5. Menggunakan

pecahan dalam pemecahan masalah.

5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.

5.2.1 Pecahan dijelaskan berdasarkan jenisnya.

10, 14

5.2.2 Penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

2, 3

5.2.3 Cara kerja penyelesaian penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

4, 17

5.2.4 Pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

1, 8, 12, 15

5.2.5 Cara kerja penyelesaian pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

16, 18, 19, 20, 21

5.2.6 Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

5, 6, 7

5.2.7 Cara kerja penyelesaian penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang berbeda digunakan untuk menemukan hasilnya.

9,10, 11, 13

5.2.8 Cara kerja penyelesaian penjumlahan dan pengurangan pecahan terhadap masalah sehari-haridigunakan untuk menemukan hasilnya.

22, 23, 24, 25

(15)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal 5. Menggunakan

pecahan dalam pemecahan masalah.

5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

5.3.1 Perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

1, 2, 7, 8

5.3.2 Cara kerja penyelesaian perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa digunakan untuk menemukan hasilnya.

9, 10, 11, 13

5.3.3 Pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

3, 4, 5

5.3.4 Cara kerja penyelesaian pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa digunakan untuk menemukan hasilnya.

6, 12, 14

5.3.5 Perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

15, 16

5.3.6 Cara kerja penyelesaian perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya digunakan untuk menemukan hasilnya.

17, 23, 24

5.3.7 Pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya dijelaskan berdasarkan cara kerjanya.

18, 19, 20

5.3.8 Cara kerja penyelesaian pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya digunakan untuk menemukan hasilnya.

21, 22, 25

(16)

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji coba instrumen penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah valid atau belum. Jika instrumen sudah valid maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk menguji tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.

Menurut (Widoyoko:2009), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen, sedangkan reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variable bentukan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel yang umum. Cara menganalisis validitas dan reliabilitas intrumen menggunakan komputer dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dengan urutan langkah-langkah yaitu membuka SPSS 16.0 kemudian memasukkan data (entry data), selanjutnya mengolah data dengan cara Analyze- Scale- Reliability Analysis- Scale if item deleted- Continue- Ok dan yang terakhir menganalisis output atau hasilnya.

Menurut (Widoyoko:2009) suatu item, dinyatakan valid atau layak digunakan apabila Corrected Item-Toral Correlation lebih besar atau sama dengan 0,3 (≥0,3). Menurut Kaplan dalam Widoyoko (2009:155) suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7.

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa dan menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pada pembelajaran dalam evaluasi siklus I dan siklus II pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri 03 Kalimanggis. Hasil uji validitas dan reliabilitas soal dapat dilihat pada lampiran.

(17)

valid. Hasil uji validitas angket motivasi yang valid dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Angket Bentuk

instrument

Item Soal Valid Tidak Valid

Skala 1-5 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19,

Dari hasil uji validitas terdapat 10 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 3,6,8,11,12,13,17,18,19,22. Sehingga 20 instrument motivasi belajar dinyatakan valid.

Hasil uji validitas tes yang valid untuk siklus I dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Tes yang Valid untuk Siklus I Bentuk

instrument

Item Soal Valid Tidak Valid

Isian Singkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16,17,18,19,

Hasil Uji Validitas Tes yang Valid untuk Siklus II Bentuk

instrument

Item Soal Valid Tidak

Valid Isian Singkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1

2,13,14,15,16,17,18,19,

3.7 Indikator Keberhasilan

(18)

1. Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran terhadap implementasi model pembelajaran make a match yang digunakan. Rentang penilaian menggunakan skor 1-5, yaitu: skor 1 (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), skor 5 (sangat baik). Peneliti memberikan patokan dalam pelaksanaan pembelajaran rata-rata ≥4 (baik) dan per item ≥3 (cukup) dari model pembelajaran make a match

yang diterapkan dalam pembelajaran. 2. Indikator Hasil

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah: a. Motivasi Belajar Siswa

Rentang penilaian menggunakan skor 1-5, yaitu: skor 1 (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), skor 5 (sangat baik). Penelitian berhasil jika 100% dari jumlah keseluruhan siswa motivasi belajarnya meningkat dengan mencapai rata-rata ≥4 (baik) dan per item ≥3 (cukup) dari indikator yang diterapkan dalam pembelajaran.

b. Hasil Belajar

Peneliti memberikan patokan 100% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai KKM (≥68).

3.8 Analisis Data

(19)

Untuk mengukur kemampuan guru pengguaan model pembelajaran

make a match dianalisis dengan cara menghitung rata-ratanya, sebagai berikut:

1. Mengukur penguasaan guru dalam pembelajaran

a. Berdasarkan jumlah item indikator pada model pembelajaran

make a match maka digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚

b. Untuk mengukur penguasaan guru dalam siklus I digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

c. Untuk mengukur penguasaan guru dalam siklus II digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

Dengan kriteria nilai:

1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

Untuk mengukur motivasi belajar siswa dianalisis dengan cara menghitung rata-ratanya, sebagai berikut:

1. Mengukur observasi motivasi belajar

a. Berdasarkan jumlah item indikator pada observasi motivasi belajar, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-Rata = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 9

b. Untuk mengukur hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus I digunakan rumus berikut:

(20)

c. Untuk mengukur hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus II digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

Dengan kriteria nilai:

1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

2. Mengukur angket motivasi belajar

a. Berdasarkan jumlah item indikator pada angket motivasi belajar, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 20

b. Untuk mengukur hasil angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus I digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

c. Untuk mengukur hasil angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran siklus II digunakan rumus berikut:

Nilai = ∑ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛 1 𝑑𝑎𝑛 2 2

Dengan kriteria nilai:

1 : sangat kurang 4 : baik 2 : kurang 5 : sangat baik 3 : cukup

3. Mengukur motivasi belajar

Berdasarkan rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi dan angket motivasi belajar, maka diperoleh hasil digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata = ∑𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 2

(21)

3 : cukup 4 : baik 5 : sangat baik

Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan cara menghitung ketuntasan belajarnya sebagai berikut:

1. Menghitung nilai

Nilai = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100 2. Menghitung rata – rata nilai:

Untuk menghitung rata-rata nilai menggunakan rumus:

𝑥𝑖 = ∑ 𝑥𝑁

Keterangan :

Xi : rata-rata nilai

∑𝑥 : jumlah seluruh nilai N : jumlah siswa

3. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Presentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan mulsa batang jagung, mulsa jerami dan mulsa orok-orok lebih baik dibandingkan dengan mulsa kayu apu, mulsa eceng gondok, mulsa kara benguk dan

Seluruh Dosen STIE Perbanas Surabaya yang dengan ikhlas telah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama masa kuliah. Seluruh staf

Virtual private network (VPN) atau saluran komunikasi khusus yang efisien menggunakan jaringan internet.VPN digunakan bagi yang membutuhkan ruang sendiri di internet

Sebagai ajaran yang integral dan sempurna, agama Islam memberikan perhatian terhadap sistem penilaian pendidikan. Al-Qur’an mengajarkan kepada umat Islam, bahwa penilaian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap hubungan antara asimetri informasi dan earnings power dengan earnings

1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam kelompok (mengamati mata dengan lup, mengamati pembentukan bayangan pada manusia dan

Analysis of data in the Unified Database for Social Protection Programs according to the sex of the head of the household and where possible, other members of

Dari penelitian yang dilaksanakan tanggal 16-22 Maret 2012 di Dusun Jamblangan Margomulyo Seyegan Sleman Yogyakarta tentang persepsi pemberian MP-ASI dini sebelum