• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IX"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IX

Widistiara, M. Asrori, Sri Lestari

Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNTAN Pontianak Email :tiaraa9394@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenaipengaruh layanana penempatan dan penyaluran dengan kemandirian belajar siswa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berbentuk studi hubungan mencari pengaruh hubungan antara layanan penempatan dan penyaluran terhadap kemandirian belajardijelaskan secara deskriptif. Berdasarkan hasil data Layanan Penempatan dan Penyaluran Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Siantan Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa layanan penempatan dan penyaluran yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan mencapai 5.502 dari skor maksimal ideal 5.985 bearti mencapai 91% berada pada kategori “Baik, sedangkan kemandirian belajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan mencapai skor aktual 5.750 dari skor maksimal ideal 5.985 mencpai 96% berada pada kategori “baik”. Pengaruh sangat signifikan yaitu 91,20% layanan penempatan dan penyaluran terhadap kemandirian belajar

Kata Kunci :Pengaruh Layanan Penempatan Penyaluran, Kemandirian Belajar, SMP

Abstac : This study aims to obtain an overview of the effect of placement sevices portfolio with independence of student learning methods used in this research is descriptive studies from relationship between placement service portfolio with independence are described in deskriptif based on the results of the data indicates that the service form teracher thatthe effect of placement sevices portfolio class IX SMP N 1 Siantan porachieve actual score in 5.502 and the ideal score in 5.985 with a percentage of 91% category of "Very Good" , and with independence of student learning studentporachieve actual score in 5.750 and the ideal score in 5.985 with a percentage of 96% category of "Very Good" the effect significan 91,20%. theeffect of placement sevices portfolio with independence of student learning

Keywords: The Effect Of Placement Sevices Portfolio with Independence, Student Learning, SMP

(2)

semua tugas-tugasnya secara mandiri tanpa tergantung pada orang lain, percaya kepada diri sendiri, mampu mengambil keputusan, menguasai keterampilan sesuai dengan kemampuannya, bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, dan menghargai waktu.

Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri.Seringkali orang menyalahartikan tentang kemandirian belajar.Kemandirian termasuk kedalam lingkup sifat seseorang.Kemandirian merupakan salah satu segi dari sifat seseorang maka dalam mempelajari konsep kemandirian harus dilihat sebagai bagian dari kepribadian individu yang bersangkutan. Menurut Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II ayat 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jelas bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional menciptakan individu yang mandiri.

Menurut Eman dan Marjohan (1992: 6) “Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberi bantuan yang dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang ahli (guru BK) dan siswa yang sedang mengalami suatu masalah”.Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen sekolah dan mengemban tugas pendidikan karakter.Pelaksanaan bimbingan dan konseling tidak bisa lepas dari fungsi dan tujuan pendidikan. Melalui layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor dapat membantu siswa mencapai individu yang memiliki kemandirian belajar. Layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan di sekolah meliputi layanan orientasi, informasi, penguasaan konten, penempatan penyaluran, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, dan layanan mediasi.Dalam memberikan layanan ada yang bersifat secara pribadi, klasikal, dan bersifat kelompok.

Menurut Eman dan Marjohan (1992: 8) “Tujuan bimbingan dan konseling adalah setelah mendapatkan pelayanan bimbingan dan koseling, siswa dapat mencapai perkembangan secara optimal dengan bakat, minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki.” Menurut Sharon Wynne (2008: 4) “guidance functions are achieved through the context of individual counseling or specific group counseling sessions. School counselors also engage in a range of guidance activities and specialized programs, and in the various ways they communicate with

student”.Kemandirian Belajar Siswa dapat dikembangkan menggunakan layanan

(3)

Bedasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam tentang Pengaruh Layanan Penempatan dan Penyaluran terhadap Kemandirian Belajar Kelas IX SMP Negeri 1 Siantan tahun 2016-2017.

METODE

Dalam penelitian ini, metode yang tepat digunakan peneliti adalah metodedeskriptif.karena untuk menganalisis menggunakan metode deskriptif ini agar memperoleh gambaran apa adanya tentang pengaruh layanan penempatan dan penyaluran terhadap kemandirian belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 SiantanMenurut Nawawi (2012:67) metode deskriptif adalah suatu metode yang menyajikan keadaan yang berkenaan dengan fakta dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung di lapangan dan menyajikannya apa adanya.

Adapun Populasi 210 dan sampelnya 57 siswa siswamaka diambil sampel sebesar 25%. Sebagaimana dikatakan oleh Arikunto (dalam Riduwan 2009:95) sebagai ancar-ancar jika populasi kurang dari 100 diambil keseluruhan, apabila populasi lebih dari 100 bisa diambil 10-15% atau 20-25%.Berdasarkan pendapatpara ahli maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian jumlah dari populasi yang akan dijadikan sumber data. Maka penelitian penarikan jumlah sampel sebesar 25% dari144 peserta didik yaitu 25%x210 = 57 peserta didik.Alat pengumpulan data berupa angket dan wawancara. Dalam pengujian validitas ini, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan konsultasi angket kepada dosen pembimbing, kemudian setelah mendapat persetujuan peneliti langsung menyebarkan instrumen tersebut kepada siswa dengan jumlah 57 responden. Setelah itu peneliti melakukan perhitungan dengan bantuan program computer statistical product and service solution (SPSS). Uji realbilitas dalam peneltian ini menggunakan rumus reablitas dengan metode apha cronbach’s alpha if item deleted, yaitu instrument, yaitu inurmen dikatakan reliable jika memiliki keandalan atau alpha 0,6 atau lebih.

Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk menghitung data hasil angket. Analisis ini merupakan kegiatan penafsiran data dengan menggunakan teknik analisis dan persentase. Teknik analisis perhitungan persentase adalah sbagai berikut.

Zuldafrial (2009:318): X% = 𝑛

𝑁X100% Keterangan:

X% = Persentase yang dicari n = Hasil observasi

(4)

HASIL DAN PENELITIAN

Sebelum dilakukan peneliian, maka yang dilakukan ada beberapa langkah persiapan penelitian, yang meliputi sebagai berikut:

1. Menyiapkan Instrumen penelitian

Pada tahap persiapan ini, peneliti menyiapkan instrument penelitian yang berupa kisi-kisi angket dan kisi-kisi inventori. Sebelum melakukan penelitian yang harus disiapkan adalah menyusun angket dan membuat kisi-kisinya lebih dahulu untuk disebarkan kepada siswa yang akan menjadi subjek penelitiandi SMP Negeri 1 Siantan.Selanjutnya, peneliti mengkonsultasikan kisi kisi angket dan kisi-kisi inventori kepada Dosen Pembimbing pertama dan kedua untuk mengetahui apakah kisi-kisi tersebut sudah baik untuk digunakan dalam penelitian, setelah itu peneliti mengkonsultasikan bagaimana tata tulis dan tata bahasa yang digunakan dalam kisi-kisi angket dan inventori apakah sudah baik dan dapat dimengerti oleh siswa disekolah yang akan di teliti

2. Mengurus Izin Penelitian

Setelah melakukan persiapan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitain. Surat riset dari fakultas dengan nomor 16508/UN/22.6/DL/2016 dan mendapat surat balasan dari sekolah SMP Negeri 1 Siantan dengan nomor 422.2/204/SMP-01/2016. pada tanggal 2 sampai tanggal 3 Desember 2016 dan menyusun instrument penelitian yang diperlukan, selanjutnya dilakukan penelitian langsung ke SMP Negeri 1 Siantan.

Tabel 1

Persentase Hasil Layanan Penempatan dan Penyaluran

(5)

b. Penempatan dan peserta didik didalam kelompok belajar dengan kondisi fisik murid

465 513 90% Baik

Berdasarkan tabel 1 di atas tampak bahwa secara keseluruhan layanan penempatan dan penyaluran pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan mencapai skor 5.502 dari skor maksimal ideal 5.985 bearti mencapai 91% berada pada kategori “Baik” artinya penempatan dan penyaluran dalam kelas, penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar dan penyaluran dalam kegiatan ekstrakuler sudah dilaksanaan dengan baik oleh guru bimbingan dan konseling.

(6)

a. Penempatan dalam kelas dieroleh skor aktual 1.420 dari skor maksimal ideal 1.539, berarti mencapai 92% beradapa pada kategori “Baik”, artinya layanan penempatan dan penyaluran yang diberikan guru bimbingan dan konseling kepada siswa kelas IX berupa penempatan dalam kelas sudah baik.

1) Kriteria penempatan kelas siswa diperoleh skor aktual 469 dari skor maksimal ideal 513, berati mencapai skor 91% berada pada kategori “baik”, ini dapat ditafsirkan bahwa:

a) Guru BK selalu menjelaskan kriteria secara jelas tentang penempatan siswa di kelas

b)Guru BK selalu mejelaskan criteria penempatan dan penyaluran disertai dengan contohnya

c) Siswa mengerti criteria apa saja yang dijelaskan oleh guru BK

2) Pengaturan posisi tempat duduk diperoleh skor aktual 476 dari skor maksimal ideal 513, berarti mencapai 92% berada pada kategori “baik”. Artinya pengaturan posisi tempat duduk siswa yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sudah baik, sehingga siswa dapat merasa nyaman.

a) Siswa menentukan sendiri posisi tempat duduk

b)Siswa memilih tempat duduk karena dekat dengan temannya c) Posisi tempat duduk siswa selalu berubah ubah

3) Hubungan sosisal peserta didik di kelas diperoleh skro aktual 475 dari skor maksmal ideal 513, berarti menca[ai 92% berada pada kategori “baik”, artinya hubungan sosisal peserta didik di kelas yang ditentukan oleh guru bimbingan dan konselung sudah baik, sehingga siswa diharapkan merasa aman didalam belajar.

a) Hubungan siswa dengan temannya baik

b)Disekitar tempat duduk siswa ada tempat yang iseng

(7)

Tabel 2

Persentase Kemandirian Belajar

Variabel dan indicator Skor aktual

(8)

d.Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan

sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan

bimbingan tanpa

pengarahan orang lain.

975 1.026 95% Baik

1. Menganggap diri sendir selalu bisa

492 513 95% Baik

2. Selalu merasa sanggup dalam segala hal

483 513 94% Baik

Berdasarkan tabel 2 di atas tampak bahwa secara keseluruhan kemandirian belajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan mencapai skor aktual 5.750 dari skor maksimal ideal 5.985 mencapai 96% berada pada kategori “baik” artinya sudah terdapat dorongan, keinginan siswa untuk belajar mandiri dalam belajar.

Agar dapat melihat kemandirian belajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan secara lebih rindi maka dapat lihat indikator sebagai berikut:

(9)

1) Merasa selalu benar diperoleh skor aktual 1.165 dengan skor maksimal ideal 1.197, berarti mencapai 97% berada pada kategori “baik” artinya siswa sudah percaya terhadap kemampuan dirinya sendiri

a) Siswa akan berusaha mengerti karena perbedaan pendapat itu bias dalam hal apapun

b) Siswa akan member tau mana yang baik dan tidak baik

2) Tidak mau mendengar pendapat orang lain diperoleh skor aktual 499 dengan skor maksimal ideal 513, berarti mencapai 97% berada pada kategori “baik” artinya siswa sudah tidak terpengaruh dengan jawaban temannya yang belum tentu benar

a) Siswa akan mengintrospeksi diri sendiri

b) Siswa akan meminta maaf ketika ada yang tidak berkesan dengan dirinya

c) Siswa akan menanyakan kepada guru jika ada yang tidak dimengerti

3) Selau ingin pendapatnya didengarkan diperoleh skor aktual 335 dengan skor maksimal ideal 342, berarti mencapai 97% berada pada kategori “baik” artinya siswa ingintetap didengarkan pendapatnya oleh orang lain atau temannya

a) Siswa akan berusaha mengerti dan mengintospeksi ketika ada teman yang tidak mau menerima pendapat

b) Siswa akan mengoreksi ulang jika ada pendapatnya yang dikelirukan

b. Memiliki keinginan yang kuat unuk mencapai suatu tujuan. diperoleh skor aktual 827 dengan skor maksimal ideal 885, berarti mencapai 96% berada pada kategori “baik” artinya siswa telah mempunya sifat yang tetap pendirian

1) Merasa mampu dalam mengerjakan sesuatu diperoleh skor aktual 333 dengan skor maksimal ideal 372, berarti mencapai 97% berada

pada kategori “baik” artinya siswa telah yakin kepada kemampuan

yang ia miliki

a) Siswa akan mnegerjakan pekerjaannya trus hingga temannya percaya saat temannya meragukan pekerjaannya

b) Siswa akan berusaha meyakinkan temannya agar tidak mersemehkan pekerjaannya.

2) Teguh dalam pendirian diperoleh skor aktual 494 dengan skor maksimal ideal 513, berarti mencapai 96% berada pada kategori “baik” artinya siswa sudah benar-benar ercaya terhadap dirinya sendiri

(10)

b) Siswa akan kembali dengan cara berfikirnya saat ada teman yang mempengaruhinya

c) Siswa akan kembali dengan cara berfikirnya agar yakin dengan pemikirannya.

Pembahasan

Hasil penelitian tentang penempatan dan penyaluran dalam kelas sesuai dengan kriteria siswa di kelas, pengaturan posisi tempat duduk, dan hubungan sosial peserta didik di kelas sudah dilaksanakan dengan baik oleh guru bimbingan dan konseling. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Prayito (2001:85) yang mengatakan bahwa “materi yang diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, diantaranya, penempatan didalam kelas: berdasarkan kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial siswa serta asas pemerataan”.

Kemudian hasil penelitian tentang penempatan dan penyaluran kedalam kelompok belajar yang meliputi kegiatan kelompok belajar, hubungan sosial peserta didik didalam kelompok belajar dengan cara menentukan anggota kelompok, sudah terlaksana dengan baik oleh guru bimbingan dan konseling. Sedangkan hasil penelitian tentang penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan ekstrakulikuler, yang meliputi pemahaman pesera didik tentang dirinya, peranan guru bimbingan dan konseling dalam penepatan dan penyaluran, penyediaan fasilitas dan penempatan penyaluran sesuai dengan kondisi murid, sudah dilaksanakan dengan baik pula hal ini sependapat dengan Sukardi (2008:61) yang menyatakan bahwa “materi layanan penempatan dan penyaluran meliputi: pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan

ekstrakulikuler”.Dari hasil paparan di atas disimpulkan bahwa layanan

penempatan dan penyaluran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Siantan sudah terlaksana dengan baik. Guru bimbingan dan konseling dapat menempatkan dan menyalurkan siswa sesuai dengan kondisi pribadinya.

Adapun hasil penelitian mengenai kemandirian belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan didapatkan kemandirian belajar berada pada kategori “baik” karena hasil penelitian tentang adanya kecenderungan untuk berpendapat, berprilaku dan bertindak sendiri, kemandirian belajar belajar dapat diartikan sebagai sifat serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang dimiliki siswa.

(11)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan penempatan dan penyaluran terhadap kemandirian belajar pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan(a) Layanan penempatan dan penyaluran siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan yang dilaksanakan guru bimbingan dan konseling tergolong kategori “Baik”. Artinya layanan penempatan dan penyaluran yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling tentang penempatan siswa dalam kelas, penempatan dan penyaluran siswa dalam kelompok belajar dan penempatan penyaluran kedalam kegiatan ekstrakulikuler sudah baik (b) Kemandirian belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan yang dilaksanakan guru bimbingan dan konseling tergolong kategori “Baik”. Artinya siswa sudah memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sudah dapat memprioritaskan hak dan kewajiban, mereka mampu membuat jadwal dan mampu mempertanggung jawabkan harapan, serta mampu berfikir dan bertindak secara kreatif. (c) Terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan penempatan dan penyaluran terhadap kemandirian belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Siantan. Artinya semakin baik layanan penematan dan penyaluran yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling, semakin baik kemandirian belajar siswa

Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Kepada guru pembimbing untuk terus mempertahankan layanan penempatan dan penyaluran yang telah dilaksanakan dengan baik (2) Hendaknya guru mata pelajaran juga membimbing siswa dengan sunguh-sungguh agar siswa dapat lebih meningkatkan kemandirian belajar sehinggga bisa belajar lebih semangat lagi dengan cara memberikan materi yang berkaitan dengan cara menumbuhkan kemandirian belajar siswa (3) Siswa hendaknya dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kemandirian belajar agar lebih baik lagi dengan cara percaya diri terhadap proses dan hasil belajar yang diperoleh

DAFTAR RUJUKAN

Adityaningsih, Dyahnita. 2012. Pengaruh Persepsi Belajar Siswa tentang Metode

(12)

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Maulana.2013. Kemandirian Belajar Guru Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. Vol 1 No 1

Nawawi, H. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Prayitno, Erman, Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Purwanto.2009. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipa

Riduwan, M. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung. Alfabeta, CV

Sari, Novi, Ferlinita, dkk. 2008. Pengaruh Konseling Kelompok terhadap Peningkatan Self Regulation Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling. Vol 2 No 1

Sharon Wynee. 2008. Guidance and Counseling. America: Amonline Boston

Sukardi, Dewa Ketut. 2010. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Persentase Kemandirian Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulannya adalah untuk membantu siswa dalam mempelajari Sistem Organ Tubuh Manusia selain dari sistem belajar-mengajar di sekolah, diperlukan media pendukung lain yang

(3) Pada saat Benazir menjadi Perdana Menteri di Pakistan pada tahun 1988, dia membuat beberapa kebijakan untuk meningkatkan inteletualitas wanita Pakistan dengan

Bila dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa hutan kota dengan luasan tertentu tidak mampu menyerap zat pencemar dari kendaraan bermotor untuk menghasilkan kualitas udara

Keterlibatan Desa Adat Penglipuran dalam lembaga pengelola menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata di Desa Penglipuran sejalan dengan model pengembangan pariwisata

Kesimpulan dari Sistem Pendukung Keputusan Triage Pada Rumah Sakit Islam Jemursari kota Surabaya ini adalah sistem yang dibuat dapat melakukan proses hitung SAW pada

Oleh karena itu, dapat diindikasikan bahwa bank-bank di Indonesia masih membentuk asimetri informasi sehingga investor yang menerapkan green economy di ketiga

sangat menguntungkan karena struktur yang didapat akan lebih ringan dari pada jembatan lain yang memerlukan bentang yang panjang. Disamping itu pula jembatan yang menggunakan