Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 1 GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Characteristics Of Mother Maternity Preeclampsia In RSU Assalam Gemolong Sragen
Anita Dewi Lieskusumastuti, Gias Murti
Akademi Kebidanan Mamba’ul Ulum Surakarta
ABSTRACT
The direct causes of maternal deaths in Indonesia related to pregnancy and childbirth is one of the causes of preeclampsia and eclampsia (24%). Maternal mortality is international attention. Early diagnosis of preeclampsia and eclampsia is very important that is able to recognize and treat mild preeclampsia order not berkelanjut into eclampsia, and did not cause maternal and perinatal mortality. characteristics that affect preeklamsi one of which is age and parity.
This study aims to describe the characteristics of preeclamptic women giving birth in public hospitals Gemolong Assalam Sragen 2014. This study design using a descriptive study with retrospective approach. The population is all maternal preeclampsia from secondary data recording unit medic in RSU Assalam Gemolong Sragen as much as 103 respondents. In this study using total sampling technique. Data collection tool is the master table and data analysis using frequency distribution.
Results of the research showed the characteristics of preeclamptic women giving birth in public hospitals Gemolong Assalam Sragen 2014 based on age, the majority aged 21-25 years as many as 35 respondents (34%). Based on the majority parity is primiparas as many as 61 respondents (59.2%). From this study the characteristics of maternal preeclamptic are mostly in the age of 21-25 years with parity primiparas.
Keywords : Characteristics, Mother Maternity, Preeclampsia
ABSTRAK
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 2 dan perinatal. karakteristik yang mempengaruhi preeklamsi salah satunya yaitu umur dan paritas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan preeklamsi di RSU Assalam Gemolong Sragen Tahun 2014. Desain penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan preeklamsi dengan unit data sekunder pada rekam medic di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan jumlah 103 responden, teknik subjek penelitian yaitu semua ibu bersalin dengan preeklamsi dari data unit rekam medic di RSU Assalam Gemolong Sragen tahun 2014 sebanyak 103 orang responden. Alat pengumpulan data berupa master tabel dan Analisis data menggunakan Distribusi Frekuensi.
Hasil dari penelitian didapatkan Karakteristik responden berdasarkan umur mayoritas berumur 21 – 25 tahun, ada sebanyak 35 responden (34%) ibu bersalin dengan preeklamsi di RSU Assalam Gemologen. Berdasarkan Paritas mayoritas primipara, ada sebanyak 61 responden (59,2 %). Dari penelitian ini karakteristik ibu bersalin dengan preeklamsi yaitu sebagian besar pada umur 21 – 25 tahun dengan paritas primipara
Kata Kunci : Karakteristik, Ibu Bersalin, Preeklamsi
PENDAHULUAN
Preeklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka
kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan perawatan kehamilan yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria. Kejadian preeklamsia dapat dicegah dengan memberikan nasehat
tentang diet makan, cukup istirahat dan pengawasan antenatal.
Target Millenium Development Goals tahun 2015 yaitu AKI harus
dapat diturunkan menjadi 102/ 100.000 kelahiran hidup. Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama perdarahan sebanyak 28%. Sebab lain, yaitu preeklampsia dan eklampsia 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5 %.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 3 Organisasi Kesehaatan Dunia (WHO)
memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Setelah perdarahan dan infeksi, Diagnosa dini Preeklampsia dan Eklampsia sangat penting, yaitu
mampu mengenali dan mengobati Preeklampsia ringan agar tidak berlanjut menjadi Eklampsia. Dan tidak menyebabkan kematian maternal dan perinatal.
Menurut World Health Organization (WHO), salah satu
penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah Preeklampsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian Preeklampsia berkisar 6-7% dan eclampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan Preeklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi. Preeklampsia salah satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20
minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema.
Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian Preeklampsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila Case Fatality Rate (CFR) Preeklampsia
mencapai 1,4 sampai 1,8%. Penyebab preeklampsia belum diketahui sampai sekarang secara pasti, bukan hanya satu faktor melainkan beberapa factor dan besarnya kemungkinan preeklampsia akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Akan tetapi untuk mendeteksi preeklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal secara teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya mencegah preeklampsia menjadi lebih berat. Faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil diantaranya umur dan paritas. Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 4 siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan
ekonomi.
Faktor yang mempengaruhi preeklamsia salah satunya paritas yaitu primigravida, terutama primigravida muda. Pada primipara atau ibu yang pertama kali melahirkan faktor resiko terjadinya preeklamsia lebih tinggi dibandingkan dengan multipara dan grandemultipara. Pada primipara sering mengalami stress dalam menghadapi persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan atau terjadinya preeklamsia atau eklamsia.
Berdasarkan studi pendahuluan di
RSU Assalam Gemolong Sragen pada tahun 2013 terdapat 77 kasus preeklamsi dan pada tahun 2014 terdapat 103 kasus
preeklamsi. Kejadian preeklamsi di RSU Assalam Gemolong Sragen pada tahun 2013 ke tahun 2014 masih mengalami peningkatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan preeklamsi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan preeklamsi dengan unit data sekunder pada rekam medik di RSU Assalam
Gemolong Sragen tahun 2014 sebanyak 103 responden. Pada penelitian ini tidak
menggunakan sampel melainkan subjek penelitian yaitu semua ibu bersalin dengan preeklamsi dari unit data sekunder pada rekam medik di RSU Assalam Gemolong Sragen tahun 2014 sebanyak 103 orang responden.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Berdasarkan Umur Tabel 1. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase
16 – 20 14 13,6
21 – 25 35 34
26 – 30 25 24,3
31 – 35 15 14,6
36 – 40 9 8,7
41 – 45 5 4,9
Jumlah 103 100
Berdasarkan data tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik ibu
bersalin dengan preeklamsi berdasarkan umur mayoritas pada usia 21- 25 tahun 35 kasus (34 %).
Karakteristik Berdasarkan Paritas Tabel 2. Karakteristik Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berdasarkan Paritas
Paritas Frekuensi Persentase
Primipara 61 59,2
Multipara 42 40,8
Grande-multipara
0 0
Jumlah 103 100
Berdasarkan dari tabel 2. dapat diketahui bahwa karakteristik ibu bersalin dengan preeklamsi berdasarkan paritas mayoritas pada primipara terdapat 61 kasus (59,2 %) dan pada Multipara terdapat 42 kasus (40,8%).
Pembahasan
Karakteristik Ibu Bersalin dengan Preeklamsi Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian bahwa mayoritas responden yang mengalami preeklamsi berada pada usia reproduksi sehat ditemukan pada usia 21–25 tahun sebanyak 35 responden
(34%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian karakteristik penderita Preeklamsi dan Eklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel bandung Periode Tahun 2006-2008, bahwa kejadian preeklamsi-eklamsi tersering pada kelompok umur 20-29 tahun dimana itu merupakan usia produktif untuk merencanakan kehamilan dengan hasil frekuensi tertinggi penderita preeklamsi pada umur 25-29 tahun sebanyak 123 dari 366 kasus (33,6%), sedangkan penderita eklamsi terbanyak pada umur 20-24 tahun sebanyak 110 kasus (32,69%).
Dari master tabel hasil penelitian diketahui bahwa ibu bersalin dengan preeklamsi yang berusia 21 – 25 tahun
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 6 melahirkan untuk pertama kalinya.
Paritas yang mempengaruhi preeklamsi adalah angka kejadian preeklamsi tinggi ada primipara muda maupun tua.21 Pada primipara sering mengalami stress dalam menghadapi persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan atau terjadi preeklamsi atau eklamsi.
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema; yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia
diantaranya umur.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang
mengalami preeklamsi pada usia 16 – 20 tahun sebanyak 14 responden (13,6 %) dan pada usia 36 – 40 tahun sebanyak 9 responden (8,7 %) serta pada usia 41–45 tahun sebanyak 5 responden (4,9 %).
Pada umur <18 tahun, keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia.
Sedangkan pada umur 35 tahun rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi dan eklamsia.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi kejadian preeklamsi adalah faktor imunologis, faktor genetic atau familial, hipertensi selama kehamilan, obesitas.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dahulu bahwa ada hubungan antara umur dan paritas dengan kejadian preeklamsi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian besar responden berumur antara 20-35 tahun sebanyak 58 (84,1%)
responden; sebagian besar responden dengan paritas multipara sebanyak 46 (66,7%) responden; sebagian besar
responden tidak mengalami preeklamsia sebanyak 54 (78,3%) responden dibandingkan dengan responden yang mengalami preeklamsia.
Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Preeklamsi Berdasarkan Paritas
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 7 primipara sebanyak 61 responden
(59,2%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hubungan Gravida Ibu dengan Kejadian Pre eklampsia di RSUD dr.H.Moh Anwar Sumenep pada bulan Januari-Februari 2014 bahwa menunjukkan sebagian besar responden pada kategori gravida beresiko (G I dan
G >III) sebanyak 54,5% dan mengalami preeklamsia sebanyak 51,5% serta berdasarkan hasil analisa uji statistic Chi Square dengan hasil sig: 0,0001 (<0,05) yang menunjukkan ada hubungan Gravida dengan kejadian preeklamsia.
Pada primipara atau ibu yang pertama kali melahirkan factor resiko terjadinya preeklamsia lebih tinggi dibandingkan dengan multipara dan grandemultipara. Pada primipara sering mengalami stress dalam menghadapi persalinan sehingga dapat terjadi hipertensi dalam kehamilan atau terjadinya preeklamsia atau eklamsia. Preeklampsia lebih sering terjadi pada kehamilan pertama dibandingkan dengan kehamilan berikutnya.
Penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang
penyebab preeklamsia yaitu bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. Bertambahnya frekuensusi yang makin tuanya kehamilan.Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. Timbulnya
hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dahulu bahwa ada hubungan antara primipara dengan kejadian preeklamsi Hasil penelitian didapatkan dari 574 ibu hamil pada primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 81 orang (14,1 %) lebih besar dibandingkan dari 534 ibu hamil yang tidak primipara yang mengalami kejadian preeklampsia sebanyak 48 orang (9,0 %). Hasil analisis didapatkan nilai p-value = 0,010
(p <α) artinya ada hubungan antara
primipara dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten
Kendal.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 8 faktor lain seperti riwayat preeklamsi
sebelumnya, hipertensi selama kehamilan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Karakteristik ibu bersalin dengan
preeklamsi di RSU Assalam Gemolong Sragen tahun 2014 berdasarkan umur
adalah 21 – 25 tahun sebesar 34%. Karakteristik ibu bersalin dengan preeklamsi di RSU Assalam Gemolong Sragen tahun 2014 berdasarkan paritas adalah primipara yaitu sebesar 59,2%.
Saran
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pengelolaan kepada setiap ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan terutama apabila ditemukan tanda-tanda preeklamsi, penambahan berat badan yang berlebihan dan ibu hamil yang mempunyai factor predisporsisi terjadinya preeklamsi sangat diperlukan kewaspadaan.
Bagi ibu bersalin diharapkan dapat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan antenatal yang teratur sejak
trimester I sehingga dapat deketahui lebih dini tanda gejala preeklamsi sehingga dapat dilakukan penanganan secara tepat dan tepat.
Bagi rumah sakit diharapkan agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama mendeteksi dini preeklamsi serta dapat memberikan penanganan yang adekuat, sehingga kejadian preeklamsi dapat dicegah dan angka mortalitas / mordibitas maternal dan perinatal dapat diturunkan.
DAFTAR PUSTAKA
Amelda.2013. Faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil dipoli kebidanan rumah sakit kesdam banda aceh. Diambil darihttp://180.241.122.205/docjurn al/MAYANG_SARI_jurnal_maya ng_sari. pdf.
Anonim.2013.faktor – factor yang mempengaruhi ibu hamil terhadap kejadian preeklamsi di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Diambil dari http://eprints.Undip.ac.id/
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 9 Departemen Kesehatan RI. 2012.
Laporan PWS KIA kab kota AKI
AKB. Diambil dari
http://ilmukebidananstikeskendede smalang.blogspot.com/2012/11/lap
oran-pws-kia-kab-kota-aki-akb.html
Estina, VC, Ellya RD dan Rimonta FG. 2012. Karakteristik penderita Preeklamsi dan Eklamsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Immanuel bandung Periode Tahun 2006-2008.Diambil dari http://majour.maranatha.edu/index .php/jurnalkedokteran/article/dow nload/826/pdf
Kevin P. Hanretty. 2010. Ilustrasi Obstetri. Singa pura . Elsevier
Manuaba, Ide Ayu Chandranita, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mayangsari. 2013. Faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil dipoli kebidanan rumah sakit kesdam banda aceh. Diambil dari http://180.241.122.205/docjurnal/ MAYANG_SARI-jurnal_ mayang_sari.pdf.
Nurmalichatun.2013. Hubungan antara nulipara dan penyakit diabetes mellitus pada kehamilan dengan kejadian preeklamsi pada ibu
hamil di RSUD
Dr.H.SOEWONDO kabupaten Kendal. Diambil dari http://perpusnwu.web.id/karyailmi ah/documents/3181.pdf
Prawirohardjo. 2009. Angka Kematian Ibu di Indonesia. Diambil dari http://www.menegpp.go.id/aplikas idata/index.php?option=com_doc man&task=doc_download&gid=2 90&Itemid=111
Sumarni,S, Syaifurrahman H, Eko M. 2014. Hubungan Gravida Ibu Dengan Kejadian Preeklamsi.
Diambil dari
http://ejournal.wiraraja.ac.id/index .php/FIK/article/view/96/68