• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK BIAYA LINGKUNGAN DAN KEWAJIBAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN UNTUK BIAYA LINGKUNGAN DAN KEWAJIBAN LINGKUNGAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

*Penulis adalah Asisten Ahli dalam Mata Kuliah Akuntansi Manajemen pada STAIN Batusangkar 1

Oleh: Sri Adella Fitri*

Abstract: Environmental Accounting aims at increasing numbers of relevant information issued

for those who need and use the information. Other purposes of the importance of releasing Environmental Accounting is something to do with environmental conservation activities conducted by either private enterprises or governmental institutions that cover public organization needs and local public enterprises. Furthermore, has become relevant to enterprises (either company, non-profit organization, or government) because of limited availability of natural resources and environmental contamination has become a great issue all over the world. Several efforts have been made in national and international levels to protect environment and to get rid off the effects of pollution. Therefore, there is a tendency among enterprises to inform societies about the data on their environmental policy, environmental management programs and the impacts toward financial performance

Kata kunci:Akuntansi lingkungan, pengungkapan

PENDAHULUAN

onsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai ber-kembang sejak tahun 1970-an di Norwegia. Kemudian secara perla-han diadopsi oleh Negara-negara lain. Pesatnya perkembangan konsep ini didasarkan pada banyaknya te-kanan dari lembaga-lembaga bukan pemerintah (non-government), serta meningkatnya kesadaran lingkung-an di kallingkung-anglingkung-an masyarakat luas ylingkung-ang mendesak agar perusahaan-perusa-haan menerapkan pengelolaan ling-kungan bukan hanya kegiatan indus-tri demi bisnis saja. Namun sampai dengan pertengahan tahun 1990-an konsep atau kata ini tidak banyak terdengar termasuk di Jepang. Pada

pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (the international accountting standards committee/IASC) mengembangkan konsep prinsip-prinsip akuntansi in-ternasional. Termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkung-an dlingkung-an audit hak-hak azasi mlingkung-anusia. Di samping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor professionnal seperti American Insti-tute of Certified Public Auditor

(AICPA) mengeluarkan prinsip-prin-sip universal tentang audit lingkung-an (environmenttal audits).

Pada tahun 1999 Badan Ling-kungan Hidup Jepang (The Environ-mental Agency) yang kemudian berubah menjadi Kementerian Ling-kungan Hidup (Ministry of

(2)

ment/MOE) mengeluarkan panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) pada bulan Mei tahun 2000. Panduan ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di Jepang diwajibkan menerapkan akuntansi lingkungan. Perusahaan-perusahaan besar Jepang seperti Fuji, Xerox mulai menempatkan posisi akuntansi lingkungan (environmental accounting) sederajat dengan akun-tansi keuangan.

AKUNTANSI LINGKUNGAN DI INDONESIA

Di Indonesia lembaga pertama yang berusaha mengevaluasi kinerja lingkungan adalah dalam bentuk program PROPER yang dikeluarkan oleh Badan Pengelola Dampak kungan (Bapedal)/Kementrian Ling-kungan Hidup RI. Dalam penilaian ratingnya, perusahaan dibagi men-jadi lima warna dari yang terbaik sampai yang terburuk. Kelima war-na itu adalah: emas, hijau, biru, merah dan hitam.

Persoalan lingkungan semakin menarik dikaji seiring dengan per-kembangan teknologi dan ekonomi global dunia. Era industrialisasi di satu pihak menitikberatkan pada penggunaan teknologi seefisien mungkin sehingga mengabaikan as-pek-aspek lingkungan. Kesadaran masyarakat perlahan-lahan mulai tumbuh akan arti pentingnya ling-kungan. Aktualisasi kesadaran ini mulai kelihatan dengan gencarnya reaksi masyarakat terhadap peruba-han yang terjadi dari suatu sistem. Pembuangan air limbah dari suatu

industri atau penebangan hutan yang menyimpang selalu menjadi sorotan tajam. Sebagai contoh isu tentang pencemaran limbah oleh PT. Indorayon, dan PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo dengan Lumpur yang tiada henti-hentinya mengakibatkan kerusakan lingkungan dan mene-lantarkan ribuan masyarakat sekitar, yang sampai hari ini belum juga terselesaikan.

Ikhsan (2008) menyatakan bah-wa polusi dan pengelolaan limbah yang buruk membawa dampak ne-gatif yang tinggi terhadap pereko-nomian di Indonesia. Bank Dunia mencatat akibat dari pengelolaan limbah yang buruk adalah:

1. Total kerugian ekonomi dari terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi, diestimasi secara konservatif adalah sebe-sar 2% dari PDB tiap tahun-nya.

2. Biaya yang timbul dari polusi udara terhadap perekonomian Indonesia di perkirakan sekitar 400 juta US dollar setiap ta-hunnya.

3. Biaya yang timbul akibat polu-si udara di wilayah Jakarta saja diperkirakan sebanyak 700 juta US dollar pertahunnya.

(3)

digunakan sebagai kompos atau biogas. Namun kurangnya penge-tahuan dan pelatihan menghambat pengembangan lebih jauh dari pengelolaan limbah yang produktif semacam itu.

Oleh karena itu tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi yang relevan yang dibuat bagi me-reka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Tujuan lain dari pentingnya pengungkapan akun-tansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi ling-kungan oleh perusahaan maupun organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi publik dan juga perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal.

Akuntansi memberikan bebe-rapa fungsi dalam sebuah perusaha-an yaitu akuntperusaha-ansi keuperusaha-angperusaha-an seba-gai alat laporan dan untuk mengko-munikasikan informasi keuangan kepada pengguna dan akuntansi manajemen yang menyediakan in-formasi untuk membantu manajer dalam merencanakan dan mengon-trol aktivitas perusahaan, dan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Begitu juga dalam mengidentifikasi, memonitor dan melaporkan bentu-ran lingkungan perusahaan, yang diintegrasikan kepada keputusan perusahaan atas biaya produk, har-ga produk, anghar-garan modal, desain produk, dan evaluasi kinerja.

Schoemaker (1995) mengamati informasi tentang potensi perusaha-an ke depperusaha-an dperusaha-an kewajibperusaha-an perusa-haan dapat digunakan untuk:

- menganjurkan defensive (ber-tahan) dan berhati-hati dalam

operasi dalam mengurangi sam-pah/limbah

- meningkatkan produksi limbah buangan dan belajar dari peng-alaman

- negosiasi dan menyelesaikan perselisihan dengan pihak asu-ransi

- mempengaruhi regulasi dan pengambil kebijakan publik - menentukan tingkat kecocokan

dari sumber daya financial

- menaksir kembali strategi pe-rusahaan dan pengalaman ma-nejer

- mengartikulasikan resiko me-nyeluruh dari program mana-jemen

- meningkatkan kewarganegara-an masyarakat

- menaksir resiko tersembunyi dalamtakeoverdan akuisisi

Dengan bertambahnya tugas-tugas perlindungan lingkungan dan peraturan lingkungan, laporan ke-uangan merupakan tantangan tam-bahan untuk standar akuntansi dan prosedur yang fokus kepada peru-sahaan. Apakah benturan lingkung-an, apakah kontrol terhadap bentu-ran itu dari perusahaan, dan apa konsekuensi keuangan bagi perusa-haan. Hal ini adalah tantangan un-tuk perusahaan dan profesi akun-tan.

Jika diperhatikan dengan sek-sama bahwa hubungan manajemen lingkungan dengan akuntansi ling-kungan menjadi jelas jika mengerti dengan pepatah “jika kamu tidak bisa mengukurnya, kamu tidak bisa mengaturnya”.

(4)

tahun 1991 dalam bentuk apa yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan jika pemakai membutuh-kan kebenaran dan keadilan dari kondisi lingkungan disebuah peru-sahaan.

Banyak pemimpin perusahaan mengembangankan konsep berke-lanjutan, mereka kesulitan dalam menterjemahkannya ke dalam ope-rasional perusahaan. The world busi-ness council for sustainable develop-ment menyebutnya “eco-efficiency”. Penurunan perilaku eco-efficient pa-da benturan perusahaan terhapa-dap lingkungan akan meningkatkan la-ba. Eco-efficienct dapat diukur mela-lui akuntansi lingkungan atau de-ngan menghasilkan informasi akurat atas biaya lingkungan, saving dan

performance. Persetujuan atas langkah yang diambil dalam akuntansi ke-uangan lingkungan tidak hanya ber-guna tapi juga semakin meningkat dengan adanya perundang-undang-an dengperundang-undang-an adperundang-undang-anya investor dperundang-undang-an bank, dengan adanya masyarakat, dan dengan adanya kompetisi glo-bal.

Kerangka kerja untuk akun-tansi linkungan dan pengungkapan-nya dikembangkan dalam kontek pembuktian informasi atas posisi atas keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan, dan membantu pengguna dalam mengambil kepu-tusan ekonomi dan memperlihatkan hasil dari tingkat keuangan dan per-tanggungjawaban manajemen un-tuk setiap titipan sumberdaya.

AKUNTANSI LINGKUNGAN

Akuntansi lingkungan ( Envi-ronmental Accounting) merupakan is-tilah yang berkaitan dengan dima-sukkannya biaya lingkungan ( Envi-ronmental Cost) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan ada-lah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.

Akuntansi lingkungan didefi-nisikan sebagai penceghan, pengu-rangan dan/atau penghindaran ba-gi dampak terhadap lingkungan, bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari perbaikan kembali ke-jadian-kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan ter-sebut.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau

United States Environment Protection Agency (US EPA) akuntansi ling-kungan adalah:

“Suatu fungsi penting tentang akuntansi lingkungan adalah un-tuk menggambarkan biaya-biaya lingkungan supaya diperhatikan oleh para stakeholders perusahaan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasian cara-cara un-tuk mengurangi atau menghin-dari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan sedang lingkungan”.

(5)

a. Akun perusahaan harus men-cerminkan terhadap sikap-sikap lingungan dan dampak pengeluaran lingkungan, resi-ko dan kewajiban atas posisi keuangan perusahaan.

b. Investor membutuhkan infor-masi tentang kinerja lingkung-an dlingkung-an pengeluarlingkung-an untuk membuat keputusan investa-si. c. Masalah isu manajemen

ling-kungan, manajer perlu mengi-dentifikasi dan mengalokasi-kan biaya lingkungan, sehing-ga keputusan investasi dida-sarkan pada biaya dan man-faat yang benar.

d. Perusahaan mungkin dapat memanfaatkan keunggulan kompetitif dengan pelanggan jika mereka mampu untuk me-nunjukkan bahwa barang dan jasa lingkungan lebih baik. e. Akuntansi lingkungan adalah

kunci pengembangan berke-lanjutan.

Akuntansi lingkungan punya empat komponen:

a. Perhitungan aset sumber ala-mi, yang setuju sebagian besar dengan ketersediaan sumber alam dan fokus dalam menin-jau ulang Neraca Sistem Akun-tansi Nasional (System of Natio-nal Account)

b. Aliran akuntansi energi dan sumber daya yang menyedia-kan informasi di tingkat indus-tri tentang kegunaan dari energi dan material sebagai masukan ke produksi dan per-mintaan akhir, dan generasi pengotor dan sampah padat. Perhitungan ini terhubung ke-pada penyediaan dan

peng-gunaan tabel SNA (System of National Account), yang diguna-kan untuk konstruksi input-output.

c. Perlindungan lingkungan dan Pengeluaran manajemen sum-ber daya, yang mengidentifi-kasi pengeluaran di konversio-nal yang diadakan oleh Indus-tri, pemerintah dan rumah tangga melindungi lingkungan atau mengelola sumber daya. d. Jumlah penyesuaian

lingkung-an secara makroekonomi, ylingkung-ang mencakup indikator ketahan-an seperti environmentally adjusted produk domestik ber-sih (eandp). Seksi ini mulai dengan bahasan konsep keber-lanjutan dan implikasinya un-tuk mendekati mengukur ke-berlanjutan, kemudian men-diskusi pada setiap komponen akuntansi lingkungan.

Pengakuan Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan diakui da-lam periode di mana mereka ter-lebih dahulu diidentifikasi. Dalam beberapa kasus lingkungan yang terkait dengan biaya mungkin keru-sakan yang telah terjadi pada periode sebelumnya, sebagai con-toh:

a. Kerusakan lingkungan untuk

propertysebelum akuisisi

b. Kecelakaan atau kejadian lain dalam periode sebelumnya yang sekarang perlu dibersih-kan

c. Membersihkan property yang dibuang pada periode sebe-lumnya

(6)

dibuat pada periode sebelum-nya.

Jika biaya lingkungan meme-nuhi kriteria tidak diakui sebagai asset, maka harus dikapitalisasi. Aset lingkungan adalah biaya lingkung-an ylingkung-ang dikapitalisasi karena me-menuhi kriteria untuk diakui se-bagai asset. Mereka harus diamorti-sasi ke laporan Laba Rugi yang se-karang dan masa depan.

Biaya lingkungan harus dika-pitalisasi jika mereka berhubungan secara langsung/tidak langsung, untuk manfaat ekonomi masa de-pan yang akan mengalir keperusa-haan melalui:

a. Meningkatkan kapasitas/efi-siensi keamanan asset lainnya yang dimiliki perusahaan

b. Mengurangi atau mencegah ke-mungkinan kontaminasi ling-kungan yang terjadi sebagai akibat operasi masa depan c. Melestarikan lingkungan.

Biaya lingkungan yang tidak memenuhi kriteria sebagai asset ha-rus dibebankan ke laporan L/R se-gera. Ketika biaya lingkungan yang diakui sebagai asset yang terkait dengan asset lain, perlu dimasuk-kan sebagai bagian integral dari as-set dan tidak diakui secara terpisah. Ketika biaya lingkungan dikapitali-sasi disertakan sebagai bagian in-tegral dari asset lain, gabungan asset harus diuji untuk perusakan dan perlu dituliskan kembali jumlahnya.

Pengakuan Kewajiban Lingkungan

Kewajiban lingkungan adalah kewajiban yang berkaitan dengan biaya lingkungan yang dikeluarkan

oleh sebuah perusahaan yang me-menuhi kriteria untuk pengakuan sebagai kewajiban. Sebuah kewajib-an adalah kewajibkewajib-an perusahakewajib-an yang timbul dari masa lalu. Seka-rang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang me-numbuhkan manfaat ekonomi. Se-buah kewajiban lingkungan biasa-nya akan diakui apabila terdapat kewajiban pada bagian dari usaha untuk membuat sebuah biaya ling-kungan.

PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

Akuntansi bagi lingkungan te-lah menjadi semakin relevan untuk perusahaan (baik suatu perusahaan, organisasi nirlaba, atau perusahaan pemerintah) karena masalah keter-sediaan/kelangkaan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan yang telah menjadi perdebatan di seluruh dunia. Langkah-langkah yang telah diambil di tingkat nasio-nal dan internasionasio-nal untuk melin-dungi lingkungan, mencegah dan mengurangi efek dari polusi. Aki-batnya, terdapat kecendrungan bagi perusahaan untuk mengungkapkan kepada masyarakat luas tentang data kebijakan lingkungan mereka, prog-ram-program pengelolaan kungan hidup, dan dampak ling-kungan pada kinerja keuangan.

(7)

me-merlukan. Pengungkapan ( Disclo-sure) dibagi kepada dua karakter, yaitu: pengungkapan wajib ( man-datory), dan sukarela (voluntary). Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan akan mengung-kapkan semua informasi yang di-perlukan dalam rangka berjalannya fungsi pasar modal. Pendukung pen-dapat ini menyatakan bahwa jika suatu informasi tidak diungkapkan hal ini disebabkan informasi terse-but tidak relevan bagi investor atau informasi ini tersedia di tempat lain.

Di negara Eropa, pengungka-pan informasi laporan keuangan di-tujukan kepada pihak yang lebih luas yaitu meliputi juga pengungka-pan untuk pegawai dan pemerintah. Pengaruhnya terhadap item yang diungkapakan menjadi luas. Arpan (1981) mengamati praktek yang di-lakukan oleh perusahaan di Prancis yang mengharuskan perusahaan untuk menyusun neraca sosial ( so-cial balancesheet) kepada pemerintah setiap tahun. Neraca sosial tersebut harus menyajikan informasi yang berkaitan dengan:

1. Pekerjaan 2. Biaya upah

3. Keamanan kerja dan kesehatan 4. Kondisi pekerjaan lainnya 5. Training pegawai

6. Hubungan industrial

7. Penyediaan perumahan, trans-portasi kepada pegawai

Pengungkapan dalam akun-tansi lingkungan merupakan jenis pengungkapan sukarela. Pengung-kapan akuntansi lingkungan meru-pakan pengungkapan informasi data akuntansi lingkungan dari sudut pandang fungsi internal akuntansi lingkungan itu sendiri, yaitu berupa

laporan akuntansi lingkungan. La-poran tersebut harus didasarkan pada situasi aktual pada suatu perusa-haan atau organisasi lainnya. Data aktual diungkapkan ditentukan oleh perusahaan sendiri atau orga-nisasi lainnya. Oleh karena itu, diperlukan ketika pengungkapan data ekternal akuntansi lingkungan untuk mengklarifikasi prasyarat dari pengungkapan data, supaya stake-holders memperoleh pemahaman konsisten dari data akuntansi ling-kungan. Adapun dimensi dalam pengungkapan data akuntansi ling-kungan dalam hal ini meliputi:

a. Proses dan hasil kegiatan kon-versi lingkungan

Mengenai pengumpulan hasil dari akuntansi lingkungan, perusa-haan atau organisasi lainnya akan mempersiapkan suatu ringkasan dan keutamaan hasil dari kegiatan kon-versi lingkungan, suatu penjelasan dari kumpulan hasil dari akuntansi lingkungan (termasuk evaluasi dari besar dan kecilnya figuredan alasan-alasan untuk meningkatkan atau menurunkan dalam perbandingan dengan periode sebelumnya), dan kebijakan yang diaktifkan mengenai masa depan kegiatan konversi ling-kungan.

b. Item-item yang membentuk dasar akuntansi lingkungan

2. Status

a) Periode target

(8)

untuk akuntansi lingkungan yang berbeda dari perusahaan atau orga-nisasi lainnya, nama yang berhu-bungan dengan perusahaan dan pe-riode target mereka dicatat.

b) Lingkup pengumpulan

Ketika menetapkan cakupan konsolidasi, mencatat sikap ke arah pentingnya konservasi lingkungan dengan kelompok bisnis, dan men-jelaskan kriteria-kriteria aktual.

3. Indeks dan standar perhi-tungan untuk biaya konservasi lingkungan

a) Pengumpulan biaya penyu-sutan

• Jika tidak ada biaya ter-tentu yang mencakup bia-ya penyusutan, buat suatu catatan yang mempe-ngaruhi

• Jika periode penyusutan digunakan berbeda dari penggunaan akuntansi ke-uangan, buatlah suatu ca-tatan yang berpengaruh dengan memberikan alas-an-alasan secara detail.

b) Standar untuk kelengkapan pembukuan biaya

Dalam kasus standar pembu-kuan berbeda menurut jenis biaya konservasi lingkungan, catatan rinci dari metode utama digunakan un-tuk masing-masing.

c) Standar pembukuan ketika kategori dikumpulkan ber-hubungan dengan kegiatan konservasi lingkungan an-tara lain:

 Filosofi dan uraian utama kategori untuk area kegiat-an konservasi lingkungkegiat-an  Jika total untuk kategori

berhubungan dengan ke-giatan bisnis dan jumlah untuk area dari kegiatan konservasi lingkungan berbeda, dijelaskan secara rinci

3. Rincian dari kegiatan konser-vasi lingkungan dan standar perhitungan

b) Definisi dari dampak ling-kungan dihitung ketika kon-servasi lingkungan mengun-tungkan

c) Rumusan kalkulasi dan alas-an dibalik cakupalas-an peng-ukuran dari keuntungan konservasi lingkungan

d) Periode dimana keuntungan investasi digunakan dalam menghitung keuntungan konservasi lingkungan ada-lah jelmaan, dan alasan-alasan untuk pemilihannya.

e) Rincian dan alasan-alasan untuk unit fisik dan unit konversi yang digunakan.

f) Jika keuntungan konservasi lingkungan bagi pada waktu barang-barang dan jasa gunakan atau dibuang di-ungkapkan, buatlah catatan yang memberikan rincian, cakupan perhitungan, ru-musan perhitungan, dan memberikan alasan.

(9)

berhu-bungan dengan biaya pe-meliharaan.

4. Rincian hubungan keuntungan ekonomi dengan kegiatan kon-servasi lingkungan serta stan-dar perhitungan

5. Standar pengumpulan untuk memperkuat akuntansi ling-kungan

6. Revisi terhadap pentingnya kebijakan akuntansi lingkung-an

c. Hasil yang dikumpulkan dari akuntansi lingkungan

Hasil pengumpulan akuntansi lingkungan harus untuk disajikan. Untuk mempromosikan pemaha-man tentang akuntansi lingkungan lebih lanjut, halaman topik yang berhubungan ditemukan dalam la-poran yang dinyatakan.

1. Biaya konversi lingkungan 2. Keuntungan konversi

ling-kungan

3. Keuntungan ekonomi berhu-bungan dengan kegiatan kon-versi lingkungan

4. Jadwal pernyataan lingkungan

Pengungkapan data lingkung-an dapat digunaklingkung-an:

a. Menginterpretasikan kemam-puan manajemen perusahaan mengelola lingkungan, meng-integrasikan masalah-masalah lingkungan dan masalah-ma-salah umum dalam jangka panjang

b. Membandingkan kemajuan an-tara perusahaan dan beberapa waktu kemudian

c. Untuk menilai entitas dari eksposur keresiko dan potensi dari mitra bisnis

Pengungkapan informasi yang berkaitan pada biaya lingkungan dan kewajiban adalah penting un-tuk tujuan menjelaskan dan membe-rikan penjelasan lebih tentang item termasuk dalam neraca/pernyataan pendapatan. Pengungkapan dapat dimasukkan dalam laporan keuang-an, termasuk catatan atas laporan keuangan atau dalam beberapa ka-sus dalam bagian laporan/diluar la-poran keuangan itu sendiri.

Sifat biaya dan kewajiban

• Sebuah deskripsi singkat dari setiap kerusakan lingkungan • Setiap

undang-undang/pera-turan membentuk dasar reme-diation

• Setiap diharapkan cukup un-tuk mengubah undang-un-dang, peraturan, teknologi ter-cermin dalam jumlah yang di-sediakan

Jenis masalah yang berkaitan dengan usaha dan industri

• Kegiatan formal dan program-program yang diadopsi/tidak disebutkan

• Perbaikan dalam kebijakan bi-dang utama yang dibuat sejak diluncurkan lima tahun ter-akhir

• Luasnya tingkatan perlindung-an lingkungperlindung-an yperlindung-ang telah di-tanggapi pemerintah dalam undang-undang dan sejauh mana persyaratan pemerintah telah tercapai

(10)

Pengungkapan Biaya Lingkungan

Argumen umum berpendapat bahwa sulit untuk menentukan pengungkapan biaya lingkungan ka-rena sulit membedakan biaya ling-kungan dengan biaya lainnya.

Rekomendasi ISAR :

a. Jenis-jenis item yang diidentifi-kasi sebagai biaya lingkungan harus diungkapkan

b. Jumlah biaya lingkungan un-tuk pendapatan

•Bedakan biaya operasi dan biaya non operasi

•Dianalisis dengan cara yang sesuai dengan sifat dan ukur-an usaha dukur-an/atau jenis ma-salah yang relevan untuk perusahaan

c. Jumlah biaya lingkungan dika-pitalisasi selama periode di-ungkapkan dalam catatan

d. Sebuah biaya lingkungan dica-tat sebagai:

•Denda/hukuman karena ti-dak sesuai dengan peraturan lingkungan atau kompensasi kepada pihak ketiga sebagai akibat dari cedera atau keru-gian yang disebabkan oleh lingkungan masa lalu tidak ada keuntungan atau pe-ngembangan kepada peru-sahaan

•Item tambahan harus diung-kapkan secara terpisah

Pengungkapan Kewajiban Ling-kungan

Kewajiban lingkungan harus diungkapkan secara terpisah pada neraca/catatan atas laporan

keuang-an. Dasar pengukuran harus diung-kapkan. Untuk setiap kelas material dari kewajiban:

 Sebuah penjelasan singkat sifat kewajiban

 Sebuah indikasi umum dari segi waktu dan pemukiman  Setiap ketidakpastian yang

signifikan atas jumlah kewajiban/waktu dan berbagai kemungkinan hasil, seharusnya diungkapkan

PELAPORAN AKUNTANSI LING-KUNGAN

Laporan lingkungan diguna-kan untuk menjelasdiguna-kan pengungka-pan oleh entitas dari data yang ber-hubungan dengan lingkungan, di-audit/tidak, mengenai resiko ling-kungan, dampak lingling-kungan, kebi-jakan, strategi, target, biaya, kewaji-ban, atau kinerja lingkungan kepada orang yang tertarik terhadap infor-masi sebagai bantuan untuk meng-hubungkan mereka dengan pelapo-ran entitas melalui salah satu:

a. Laporan tahunan dan account package

b. Laporan kinerja lingkungan perusahaan yang berdiri sen-diri

c. Situs pusat pernyataan ling-kungan

d. Beberapa media lainnya

The Environmental Tas Force of The European Federation of Accountant

(FEE) mendefinisikan tujuan lapo-ran lingkungan eksternal dalam ca-ra yang sama:

(11)

berguna untuk para stakeholders

terkait menilai hubungan mereka dengan pelaporan entitas”

Laporan lingkungan dapat di-gambarkan sebagai salah satu ca-bang dari corporate governance, atau sebagai salah satu aspek yang dise-but “triple bottom line” dimana data mengenai hasil kewajiban ling-kungan dan kinerja membawa dam-pak yang sama dalam “sustainability reporting”.

Secara historis, laporan peru-sahaan publik telah dikembangkan sebagai berikut:

1. Akuntansi keuangan dan pela-porannya: dari tahun 1950-an 2. Aspek keuangan corporate

go-vernance: dari awal tahun 1990-an

3. Laporan lingkungan: dari awal tahun 1990-an

4. Akuntansi sosial dan etika dan pelaporannya: dari akhir tahun 1990-an

1 + 3 + 4 = sustainability reporting

atau “the triple bottom line

Mayoritas laporan lingkungan ditemukan disektor swasta. Telah terjadi pertumbuhan yang luar biasa dalam jumlah laporan kinerja ling-kungan: 1990 : Tidak lebih dari 10 / 12 dari laporan publik sukarela di seluruh dunia. 1998: Diperkirakan 2000 lebih perusahaan internasional.

Manfaat laporan lingkungan bervariasi dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya:

1. Menyediakan poin penting un-tuk pengembangan dab internal

EMS dan manajerialbuy-in

2. Meningkatkan semangat kerja karyawan

3. Mencakup pengaturan dan pe-nerbitan standar kinerja per-baikan berkelanjutan

4. Membentuk lingkungan seba-gai kebijakan isu-isu kunci 5. Memungkinkan perusahaan

untuk meyakinkan kembali in-vestor untuk resiko an dan keterlibatan lingkung-an perusahalingkung-an

6. Memungkinkan lingkungan yang baik untuk membedakan kinerja diri

7. Meminimalkan resiko inter-vensi peraturan

8. Dapat memberikan akses un-tuk perbaikan rantai suplai 9. Memberikan kualitas

hubung-an masyarakat 10. Mendukung audit

Metodologi pendekatan yang berbeda untuk laporan lingkungan, terutama karena budaya lokal/per-bedaan peraturan:

a. ComplianceBerdasarkan Laporan

Laporan tingkat eksternal se-suai dengan peraturan dan perse-tujuan merupakan fitur dari laporan lingkungan

• TRI (Toxic Release Inventory) Berdasarkan Laporan

Banyak perusahaan AS diwa-jibkan oleh hukum untuk me-nerbitkan daftar dari emisi dari bahan beracun tertentu.

• Dampak Pelaporan Berbasis Kinerja

(12)

dan kinerja dalam mencapai sasaran.

The Eco-Balance Approach

Beberapa perusahaan mem-buat a formal “eco-balance” dari indi-kator kinerja.

The Environmental Burden Approach(ICI)

ICI telah mengembangkan se-buah pendekatan pelaporan eksternal dengan kuantifikasi dari dampak perusahaan atas 6 atau 8 pengukuran kualitas lingkungan.

Green Hause Gas Indikator

Konversi energi yang diguna-kan dari semua sumber daya ke pengukuran emisi CO2 yang dapat dinyatakan per unit. • Triple Bottom Line

Pelaporan keberlanjutan kom-binasi dari laporan lingkungan dengan kedua laporan yaitu ke-uangan dan sosial.

Pengungkapan laporan ling-kungan dapat dikelompokkan:

I. Sekilas organisasi, kebijakan dan system manajemen: inti masalah

II.Input / output inventory

III. Keuangan

IV. Hubungan stakeholders dan mitra

V. Pengembangan keberlanjutan VI. Desain laporan

CONTOH-CONTOH KASUS

Dua Pabrik Unilever Indonesia Mendapat Penghargaan Proper 2008

Pabrik Rungkut dan Cikarang telah menerima penghargaan Pro-per Award 2008 dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Kementerian Negara Ling-kungan Hidup (KLH) memberikan penghargaan kepada sejumlah pe-rusahaan yang peduli terhadap ling-kungan hidup melalui penghargaan Proper. Unilever Indonesia menjadi salah satu institusi yang mendapat Anugerah KLH tersebut. Pemberian penghargaan ini dilakukan dalam acara Malam Anugerah Lingkungan Proper 2008 di Jakarta, Kamis 31 Juli.

Dua penghargaan diraih Uni-lever Indonesia, yaitu Proper Green

untuk pabrik Cikarang, dan Blue un-tuk pabrik Rungkut. Adapun pe-ringkat-peringkat Proper, dimulai yang tertinggi adalah: Gold, Green, Blue, Red, dan Black. Pabrik Cika-rang dan Rungkut, dinilai sebagai pabrik yang mengelola lingkungan kerja dan lingkungan sekitarny de-ngan baik. Selain itu, kedua pabrik tersebut juga aktif membuat prog-ram-program yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup.

(13)

Dan 43 perusahaan berperingkat hi-tam, karena tidak berupaya menge-lola lingkungan dan berpotensi mencemari lingkungan.

ANTAM RAIH PROPER HIJAU DARI KLH

Perhatian PT.Aneka Tambang (Antam) Tbk sangat besar dalam program penghijauan di lahan-lahan usaha mereka. Upaya penghi-jauan dengan dana besar dan upaya yang sungguh-sungguh tak kenal lelah itu akhirnya membuah hasil yang cukup membanggakan.

Betapa tidak, perusahaan tam-bang terbesar milik Negara ini pada penilai Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) 2008 berhasil meraih peng-hargaan Proper Hijau untuk Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas Pongkor Jawa Barat. UBP Nikel Pomlaa di Sulawesi memperoleh Proper Biru Minus.

Bagi perusahaan pertambang-an terkemuka ini prestasi ypertambang-ang di-raih itu merupakan tantangan yang menarik karena harus dijawab dengan upaya-upaya penghijauan dan tata kelola lahan tambang seca-ra benar dan arif untuk diwariskan kepada anak cucu.

Budaya penerapan sistem ma-najemen yang benar, dinamis dan proaktif dalam proses pertambang-an tak pernah diabaikpertambang-an perseropertambang-an ini. Hal itu terbukti dengan menca-pai peringkat tertinggi dalam pro-gram penghijauan yang merupakan komitmen bersama seluruh jajaran BoC, BoD dan karyawan Antam.

Proper Hijau berarti Antam telah melakukan pengelolaan

ling-kungan hidup melebihi dari yang diisyaratkan oleh peraturan perun-dangan. Artinya, selain melakukan pengelolaan limbah cair, emisi uda-ra, limbah B3 dan bahan buangan lainnya, Antam juga telah melaksa-nakan upaya penghematan pema-kaian air, energi dan melakukan program pengembangan masyara-kat.

Hal itu merupakan instrument kebijakan alternatif untuk mening-katkan penataan dan mengurangi tingkat pencemaran melalui meka-nisme penyebaran tingkat kinerja penataan perusahaan secara nasio-nal. Peringkat Biru, memiliki arti bahwa Antam telah melaksanakan upaya yang sungguh-sungguh da-lam mengelola lingkungan sesuai peraturan perundangan.

Antam mengikuti Proper un-tuk mendorong perusahaan tidak sekedar mematuhi kinerja lingkung-an denglingkung-an stlingkung-andar tertentu, tapi me-lebihi kriteriua yang telah ditentu-kan. Artinya, Antam akan terus ber-upaya mempertahankan prestasi yang diraihnya itu di setiap wilayah operasinya di seluruh Indonesia.

Proper diberikan oleh Kemen-trian Lingkungan Hidup (KLH), merupakan bentuk apresiasi yang tertinggi dan juga merupakan peng-hargaan pemerintah kepada perusa-haan yang telah menunjukkan ino-vasi dan dedikasi tinggi terhadap pengelolaan linkungan hidup di negeri ini.

(14)

2005 dan 2008 meningkat menjadi peringkat Biru.

Penilaian dari KLH tersebut berdasarkan pada penataan peratu-ran perundangan lingkungan yang berlaku dan penerapan Sistem Ma-najemen Lingkungan (SML) ISO 14001, pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Community Deve-lopment.

Penghargaan lainnya dipero-leh UBP Emas Pongkor berupa OHSAS 18001: 2007 pada tahun 2008. UBP Pomalaa Sulawesi mendapat-kan sertifikasi ISO 9001 dan sertifikat ISO 14001.

Untuk penghargaan Proper Hijau 2008 diberikan Menteri KLH Rachmat Witoelar kepada Direktur Operasi Antam Winardi yang di dampingi Senior Manager Environ-ment and Post Mining Agus Yulianto dan DSVP Operation UBP Emas, Agus Sudartho.

Dalam sambutannya Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witoe-lar, menyebutkan, perusahaan yang mendapatkan peringkat terbaik Emas dan Hijau, tidak hanya me-nunjukkan ketaatan perusahaan da-lam mengelola lingkungan yang di-persyaratkan. Namun juga telah mengimplementasikan program

Corporate Social Responsibility (CSR) secara tepat.

Menurut Menteri, KLH akan terus memantau kinerja terhadap setiap perusahaan dalam mengelola lingkungan hidup. Bagi perusahaan yang telah berhasil memperbaiki kinerjanya sehingga mendapat pe-ringkat tertinggi dalam penilaian Proper, diharapkan Rahmat Witoe-lar, hendaknya dapat

mempertahan-kannya. “Karena pengelolaan ling-kungan hidup secara baik, benar dan arif, merupakan tanggungjawab ber-sama,” tandasnya.

Komitmen Antam terhadap lingkungan terus ditingkatkan. Hal ini tercermin dalam struktur baru perusahaan dengan hadirnya corpo-rate social responsibility (CSR) di ba-wah direktorat tersendiri yang di-syahkan Juni 2008. Struktur baru itu merupakan refleksi kepedulian pe-rusahaan di mana aspek pengelola-an lingkungpengelola-an dpengelola-an pengembpengelola-angpengelola-an masyarakat menjadi prioritas utama Antam.

Komitmen Antam dalam mengelola lingkungan ini diakui da-lam standar internasional yaitu ISO (Internastional Organisation for Stan-dardization), yakni merupakan orga-nisasi dunia yang memberikan stan-dar-standar kualitas yang diakui se-cara internasional.

Salah satu indikator untuk mencapai peringkat tertinggi itu adalah limbah cair. Yang secara ber-kala memantau pembuangan lim-bah cair ke lingkungan. Juga men-deteksi masalah sedini mungkin se-bagai upaya perbaikan agar tidak berdampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi pertam-bangan.

(15)

dengan alam. Komitmen ini tercer-min dari semua pihak, mulai dari level BoC, BoD hingga karyawan di Kantor Pusat Antam di Jakarta mau-pun di lokasi-lokasi pertambangan di seluruh pelosok tanah air.

PENUTUP

Tujuan dari akuntansi ling-kungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi yang relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlu-kan atau dapat menggunamemerlu-kannya. Tujuan lain dari pentingnya peng-ungkapan kauntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan oleh perusa-haan maupun organisasi lainnya ya-itu mencakup kepentingan organi-sasi publik dan perusahaan-perusa-haan publik yang bersifat lokal.

Akuntansi memberikan bebe-rapa fungsi dalam sebuah perusaha-an yaitu akuntperusaha-ansi keuperusaha-angperusaha-an seba-gai alat laporan dan untuk meng-komunikasikan informasi keuangan kepada pengguna dan akuntansi manajemen yang menyediakan in-formasi untuk membantu manajer untuk merencanakan dan

mengon-trol aktivitas perusahaan, dan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Begitu juga dalam mengidentifikasi, memonitor dan melaporkan bentu-ran lingkungan perusahaan, yang diintegrasikan kepada keputusan perusahaan atas biaya produk, har-ga produk, anghar-garan modal, desain produk, dan evaluasi kinerja.

Akuntansi bagi lingkungan te-lah menjadi semakin relevan untuk perusahaan (baik suatu perusahaan, organisasi nirlaba, atau perusahaan pemerintah) karena masalah keter-sediaan/kelangkaan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan yang telah menjadi perdebatan di seluruh dunia. Langkah-langkah yang telah diambil di tingkat nasio-nal dan internasionasio-nal untuk melin-dungi lingkungan, mencegah dan mengurangi efek dari polusi. Aki-batnya, terdapat kecendrungan bagi perusahaan untuk mengungkapkan kepada masyarakat luas tentang da-ta kebijakan lingkungan mereka, program-program pengelolaan kungan hidup, dan dampak ling-kungan pada kinerja keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adams Rogers, Coulson Andrea, Mueller Kaspar, Financial Reporting For Environmental Cost and Liabilities, 2002

Budianto Erry, Antam Raih Proper Hijau dari KLH, Berita utama ekonomi bisnis, 13-12-2008

Gleen Marie Lane,Policy Applications of Environmental Accounting, Environmental Economic Series, Januari 2003

Ikhsan Arfan, Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya, Graha Ilmu, 2008

Sarumpaet Susi, The Relationship Between Environmental Perfor-mance and Financial PerforPerfor-mance Of Indonesian Companies

(http://www.petra.ac.id)

(16)

Quan-tifying the Unknown,”California Management Review, Vol. 37 (3), pp. 29-61

www.Google.co.id (Dua Pabrik Unilever Indonesia Mendapat Penghargaan Proper 2008)

www.Google.co.id (Dari Indonesia ke Berbagai Negara)

Web site: Kementerian Lingkungan

Hidup Jepang. 2005.

Environmental and Economy Div. of Environmental Policy Bureau, Ministry of the Environment

http://www.env.go.jp

Referensi

Dokumen terkait

(Nasronudin, 2007) Rendahnya penggunaan kondom pada ODHA Penasun merupakan salah satu jalur penularan HIV karena pada saat hubungan seksual akan meningkatkan resiko penularan HIV

  5ika sudah tiba 0aktunya$ ikan betina akan mengeluarkan telur dan pada saat yang sama pe"antan akan membuahi dengan mengeluarkan sp6ermanya$ kemudian

Data pendekatan kuantitatif Setelah memperoleh data tes hasil belajar siswa selanjutnya dicari ketuntasan belajar siswa, kemudian dianalisis secara kuantitatif. Sedangkan

Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Pembantu Klender adalah sama dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank lain yaitu menghimpun dana dari masyarakat berupa giro,

untuk mendapatkan kobalt oksida itu sendiri sebelumnya dilakukan beberapa tahapan proses, baik untuk memisahkan pengotor – pengotornya maupun logam lain yang biasanya terdapat

Secara umum kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat mengenai “Pelatihan Training Of Trainer (ToT) Manajemen Bencana Bagi Pengurus Padjadjaran Nursing Corps (PNC), dapat

Dinilai baik, apabila mahasiswa UMSU asal Thailand dapat berbicara menggunkan struktur kata atau kalimat dengan sedikit bantuan oleh peneliti atau translater.. Dinilai

HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) merupakan organisasi pengelolaan air minum lokal yang dibangun masyarakat. Sistem ini dibentuk dari ketidaksamaan