MAKALAH PERENCANAAN REKLAMASI LAHAN TAMBANG BATUAN ANDESIT PT DESIRA GUNA UTAMA DI GUNUNG SIWALUH, KAMPUNG
BOLANG, DESA ARGAPURA, KECAMATAN CIGUDEG, JAWA BARAT
DISUSUN OLEH KELOMPOK D
Muhammad Saifudin 12514004
Satya Wira Nugroho 12514016
Tulustia Japanesa 12514027
Clarissa Christio 12514042
Prawira Nusantara 12514053
Safira Sabilla Rosyad 12514065
PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
A. PENDAHULUAN
Aktivitas penambangan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan rona lingkungan hidup. Adanya dampak perubahan rona lingkungan hidup tersebut mengakibatkan setiap perusahaan pertambangan di Indonesia wajib melakukan reklamasi. Reklamasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut harus sesuai dengan peruntukkannya dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat.
Undang – undang yang mengatur atau berkaitan dengan kegiatan reklamasi dan pascatambang adalah Undang - Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara Pasal 99 Ayat 1 sampai 3, Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pascatambang, Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2014 tentang pelaksanaan kegiatan reklamasi dan pascatambang.
Dalam merencanakan kegiatan reklamasi, selain harus memperhatikan status kepemilikan lahan juga harus memperhatikan umur tambang, apabila umur tambang lebih dari 5 tahun maka penyusunan rencana reklamasi dibuat dengan jangka waktu 5 tahun dengan rincian tahunan sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2014 Pasal 12 Ayat 1. PT Desira Guna Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan khususnya penambangan andesit, dengan demikian PT Desira Guna Utama berkewajiban melakukan kegiatan reklamasi dan pascatambang sesuai dengan undang – undang atau peraturan yang berlaku pada saat ini.
B. DESKRIPSI LOKASI
Penambangan Batuan Andesit PT Desira Guna Utama terletak di Gunung Siwaluh, Kampung Bolang, Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025, Kecamatan Cigudeg secara karakteristik merupakan daerah yang relative berkembang di Kabupaten Bogor dengan wilayahnya yang bergam meliputi Kawasan Hutan yang berfugsi linfung (LH), Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Tetap, pertanian, perkebunan, dan peternakan. Selain itu, wilayah kecamatan ini juga sumber Bahan Galian Vital dan bahan Galian di luar vital dan strategis. Berbagai bahan galian terutama galian mineral industri seperti andesit, batu kapur tanah liat maupun galena, trass banyak dieksploitasi di daerah ini.
Pada awalnya, penggunaan areal PT Desira Guna Utama sebagai lahan tambang bermula dari pemilik lahan yang berkeinginan agar lahan mereka menjadi lebih produktif sebab selama ini areal lahan mereka kurang produktif dimana hanya dapat ditanami pada musim penghujan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka rencana kegiatan penambangan Andesit di area tersebut juga telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 sebagai Area Penggunaan Lain berdasarkan perda Kabupaten Bogor.
PT Desira Guna Utama mencoba melakukan penambangan andesit guna memenuhi sebagian kebutuhan tersebut. Dengan harapan dari kegiatan pelaksanaan penambangan andesit ini akan membuka lapangan kerja baru, sehingga akan menambah pendapatan penduduk, pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar lokasi khususnya, umumnya wilayah Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Berikut ini deskripsi rinci PT Desiraguna Utama
Nama Perusahaan : PT Desira Guna Utama
SK : 541.3/034/KPTS/ESDM/2010
Tanggal SK : 27 Januari 2010
Tahapan kegiatan : Operasi Produksi
Luas penambangan : 10 ha (diperkirakan hingga akhir : 15 ha)
Komoditas : Andesit
Foto satelit :
C. PERTIMBANGAN PILIHAN DAN KAJIAN REKLAMASI
Berdasarkan hasil pemodelan yang disesuaikan dengan data rencana produksi dan dokumen rencana pasca tambang PT Desira Guna Utama diketahui bahwa rona akhir dari hasil penambangan diperkirakan luas area yang ditambang seluas 15,1 Ha luasan emplacement dan sarana penunjang tambang seluas 5 Ha dan 7,9 Ha area yang tidak terpakai.
Kegiatan dan teknik reklmasi yang digunakan terlebih dahulu melewati tahap kajian yang terkait dengan feasibility pelaksanaan ditinjau dari berbagai segi seperti ekonomis, operasional, kebermanfaatan, kemudahan, dsb. Tahap awal adalah memetakan seluruh pilihan yang ada berdasarkan potensi lokasi tambang lalu memutuskan teknik apa yang dipilih kemudian digunakan dalam reklamasi.
1. Pertimbangan Pilihan
Dalam perencanaan reklamasi lahan tambang andesit PT Desira Guna Utama, terdapat beberapa pilihan pengunaan lahan yang lebih lanjut dan dimungkinkan untuk dibangun di daerah tersebut. Pilihan-piihan tersebut memiliki pertimbangan-pertimbangan, seperti.
a. Lahan pertanian atau perkebunan
Namun, kekurangan dari alternatif ini adalah kita harus memperhatikan sifat tanah dari Desa Argapura yang produktif hanya di musim penghujan, alasan mengapa para pemilik lahan memutuskan lahan ini sebagai lahan tambang. Solusi alternative dari langkah ini adalah menanam tumbuhan yang dapat bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara biologis dapat mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga baik.
b. Tempat wisata
Lahan pertambangan andesit PT Desira Guna Utama dinilai tidak cocok dijadikan tempat wisata dalam pengunaan lanjut reklamasinya karena letaknya yang jauh dari perkotaan dan tidak berada di jalur mudik. Hal ini mengakibatkan tempat wisata yang akan dibangun nantinya sulit ditempuh sehingga minim pengunjung dan malah mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
c. Tempat tinggal
Pertimbangan pengunaan lanjut lahan tambang ini setelah reklamasi menjadi tempat tinggal dinilai kurang memiliki nilai lebih. Lahan tambang memiliki kontur tanahnya yang dapat membuat pembangunan tempat tinggal sulit untuk dilakukan ataupun membutuhkan dana yang besar dalam pembuatannya. Letak lahan tambang ini dari pusat kota menjadi salah satu kekurangan karena dapat dinilai tidak memiliki nilai investasi yang besar.
2. Pengambilan Keputusan Reklamasi
Berdasarkan pertimbangan diatas pilihan a adalah alternative yang dipilih yaitu pada lahan bekas tambang dilakukan penanaman tumbuhan yang dapat bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara biologis dapat mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga baik. Selain itu, alternative ini juga bisa diselingi dengann menanam tanaman sisipan seperti tanaman buah.
No. Nama Fasilitas Peruntukan
1 Mesjid Dihibahkan Untuk Kegiatan Keagamaan 2 Mess Karyawan Dihibahkan Untuk Kegiatan Belajar Mengajar 3 Kantor & Aula Tambang Dihibahkan untuk balai pertemuan warga. Sumber : Dokumen Rencana Pasca Operasi Penambangan PT Desira Guna Utama
2015 Disamping itu, sesuai instruksi dari dinas Pemerintah Daerah Bogor bahwa setiap perusahaan pertambangan harus membuat program reklamasi lahan bekas area penambangan, program tersebut tidak terlepas dari rencana umum tata ruang pemda Kabupaten Bogor yang diarahkan untuk lahan perkebunan atau lahan pertanian. Diharapkan lahan bekas tambang bisa diolah menjadi lahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi terutama bagi pemilik lahan dan masyarakat sekitar. Pengukuran areal yang akan direklamasi dilakukan untuk mengetahui luasan dari beberapa tempat yang nantinya akan direklamasi dengan memperhatikan asas konservasi tanah, maka secara terperinci pemanfaatan lahan bekas penambangan sebagai berikut :
No Lahan Bekas
Kantor dijadikan rumah tinggal dan pengelolaan kebun, jalan kosong untuk
Sumber : Data Rencana Reklamasi PT Desira Guna Utama
D. KEGIATAN REKLAMASI
Karakteristik area reklamasi
Keadaan jenjang tambang akhir penambangan diperkirakan tinggi maksimal sebesar 80 meter dan dengan kemiringan 50 derajat secara overall slope yang terdiri dari 12 bench dan 6 buah berm berdasarkan hasil optimalisasi pit limit PT Desira Guna Utama. Dalam kajian yang dilakukan, area yang akan direklamasi adalah blok penambangan 1-5
Gambaran umum kegiatan reklamasi
Area penambangan yang terletak jauh dari pusat kota dan akses, sehingga metode yang dipilih adalah mengembalikan vegetasi area penambangan seperti semula, atau revegetasi.
Secara umum, kegiatan reklamasi yang dilakukan yakni dengan menimbun kembali lahan pengolahan dengan tanah penutup dan kemudian ditaburi tanah pucuk serta mengembalikan unsur hara pada lahan tersebut. Selanjutnya akan dilakukan revegetasi yaitu penanaman pohon kembali supaya lahan tersebut menjadi subur dan hijau kembali.
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan tujuan. Seperti disebutkan pada bagian C, jenis tanaman yang dipilih adalah tanaman yang cepat tumbuh dan mampu bertahan di lahan bekas tambang yang awalnya sulit ditanami di musim kemarau. Dalam kajian ini, kami memilih tanaman sengon.
Reklamasi dalam kajian kami ini memiliki jangka waktu 5 tahun. Pada tahun ke-1 hingga ke-5, lahan tambang blok 1-5 PT Desira Guna Utama dengan rata-rata luas per blok 0,9 ha bisa selesai tereklamasi. Jadi, luas total lahan reklamasi dalam kajian kami seluas 4,5 ha. Dalam kurun waktu 5 tahun tersebut, sengon yang digunakan juga dapat dipanen, dengan sengon tahun pertama dipanen ditahun ke-6, sengon tahun ke-2 dipanen di tahun ke-7, dst. Secara ekonomis, kegiatan reklamasi tahun pertama higga kelima tentu memberikan arus kas negative ke perusahaan, namun di tahun keenam hingga ke-10, arus kas positif muncul. Tentu, ada kemungkinan yang terbuka lebar jika Net Present Worth dari proyek ini bisa kembali ke titik 0 pada kurun waktu tahun ke-6 hingga ke-10, artinya break event point tercapai. Bahkan, NPV bisa positif, pertandan reklamasi ini menambah arus kas positif bagi perusahaan.
Selain itu, habitat yang sudah terganggu menyebabkan satwa liar melakukan migrasi ketempat lain mencari habitat baru yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, karena habitat hutan yang kompleks dapat berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berbiak, tempat mencari makan dan berlindung bagi satwa liar tersebut. Pada tahun terakhir penambangan, fauna yang tersebut diatas akan pindah ke daerah sekitar yang tidak terganggu. Setelah dilakukan reklamasi diharapkan fauna yang berupa mamalia aves dan reptilian tersebut akan kembali menempati wilayah bekas kegiatan penambangan.
Perencanaan kegiatan reklamasi tahun ke-1 hingga tahun ke-5
reklamasi dengan panjang sesuai panjang lahan yang akan direklamasi, lebar 1 m dan kedalaman 1 m. Untuk menjaga stabilitas lereng area tersebut akan dilakukan penanaman Cover Crop dan kemudian ditanamami dengan tanaman pokok. Syarat - syarat dari tumbuhan yang dijadikan LCC (Legum Cover Crop) yaitu mudah diperbanyak (biji atau stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat dan berdaun banyak serta memiliki ketahanan terhadap panas, kering, mudah diatur (tidak membelit), tidak berduri, dan menyuburkan tanah
Pada saat bersamaan PT Desira Guna Utama juga menambang blok 8 dan kegiatan reklamasi selanjutnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana kemajuan tambang. Perencanaan kegiatan reklamasi (lihat Gambar 1).
Dimensi Permukaan Lahan yang Akan Direklamasi di Tahun Pertama
Luas lahan = 0,9 ha
Luas permukaan lahan :
1. Luas bidang I = 9 m x 94,9 m = 854,1 m2
2. X = 10 : sin 600 = 11,5 m, jadi Luas bidang II = 11,5 m x 94,9 m = 1091
m2
3. X2 = 10 : tan 600 = 5,78 m, X3 = 94,9 m – (5,78 + 9) = 80,12 m, jadi luas 4. bidang III = 80,12 m x 94,9 m = 7.603 m2
5. Luas permukaan datar = 854 m2 + 7.603 m2 = 8.457 m2 6. Luas permukaan miring = 1.091 m
7. Luas permukaan keseluruhan = 8.457 m2 + 1.091 m2 = 9.548 m2
Dimensi permukaan lahan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar
Teknik dan Peralatan yang digunakan untuk Kegiatan Reklamasi
Langkah-langkah Revegetasi yang Dilakukan
Sistem penanaman yang akan diterapkan di PT Desira Guna Utama untuk reklamasi pasca tambang menggunakan metode kubus dengan sisi-sisi yang digunakan 4x4 meter dalam penanaman pohon. Hal ini dilakukan untuk estimasi penggunaan jumlah pohon yang tidak begitu banyak atau lebih sedikit dan merapatkan jarak antar pohon sehingga lokasi reklamasi terlihat lebih rimbun. Pada bagian ini merupakan inti dari kegiatan reklamasi tersebut dilakukan karena pada bagian dapat menentukan apakah kegiatan reklamasi yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga perlu direncanakan secara matang mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada bagian revegetasi seperti penentuan LCC (Legum Cover Crop) dan kegiatan penanaman, pengapuran, pemilihan jenis pupuk dan proses pemupukan, serta kegiatan perawatan (maintenance).
1. Analisis kualitas tanah
Analisis kualitas tanah dilakukan dengan mengambil masing –masing 2 conto per tahun dikarenakan luas lahan yang akan direklamasi per tahun relatif sama. 2. Pemupukan
Pemupukan pada kegiatan penanaman dilakukan pada lahan bekas tambang dengan luas 0,9 ha di tahun pertama, 0,83 ha di tahun kedua, 0,91 ha di tahun ketiga, 0,94 ha di tahun keempat dan 0,93 ha di tahun kelima.
3. Penanaman
Kegiatan penanaman dilakukan dengan menanam pohon sengon di area bekas penambangan. Kegiatan penanaman meliputi penanaman Cover Crop, pengaturan arah larikan, pemasangan ajir, distribusi bibit, pembuatan lubang dan penanaman tanaman. Untuk jarak antar tanaman direncanakan 4 m x 4 m untuk permukaan datar dan 2,3 m x 4 m untuk permukaan miring di mana banyaknya tanaman disesuaikan dengan luas lahan yang akan direklamasi. 4. Pemeliharaan
E. ORGANISASI PELAKSANA
Berikut adalah struktur organisasi pelaksanaan reklamasi oleh PT Desira Guna Utama:
Fungsi tiap bagian secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran produksi dan kualitas produk. Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu oleh para staf dan bagian penambangan yang bertanggung jawab pada pembongkaran , pengangkutan, dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
4. Divisi K3 dan Lingkungan
1. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
2. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi tambang, mengontrol dampak terhadap lingkungan, serta melakukan reklamasi.
3. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat. 4. Sarana penerangan daerah tambang.
5. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan 5. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
1. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll) 2. Administrasi dan surat-menyurat
3. Personalia dan umum. 4. Security / satpam
5. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat 6. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
Dari organigram diatas, terlihat bahwa pelaksana reklamasi adalah sub-divisi
lingkungan, divisi K3L dan Lingkungan.
F. TIMELINE PELAKSANAAN
Berdasarkan penjelasan pada bagian D, berikut tabel timeline pelaksanaan reklamasi lahan tambang PT Desira Guna Utama dari tahun 2015-2019
NO Tanggal Keterangan
1
Maret 2015-April 2015 Observasi keadaan lahan bekas tambang, transportasi alat-alat seprti bulldozer, dan lain-lain
2 April 2015-September 2015
Penimbunan lahan dengan top soil di area I (0,9 ha)
3 September 2015- November 2015
Penananaman bibit sangon di lahan pertama
4 Desember 2015 Pembuatan laporan reklamasi I
6 Juni 2016 - Agustus 2016 Penanaman bibit sangon di lahan kedua 7 Oktober 2016 Inspeksi pengendalian erosi I
8 Agustus 2016- September 2016
Perawatan tanaman sengon di lahan I
9 November 2016 Pengalihan fungsi infraktstruktur tambang (tabel di bagian D.2)
10 November 2016 Pembuatan laporan reklamasi tahun II
11 Desember 2016 – Mei 2017
Penimbunana lahan top soil di lahan ketiga (0,9 ha)
12 Mei 2017 – Juli 2017 Penanaman bibit sengon di lahan ketiga 13 Agustus 2017 Inspeksi pengendalian erosi II
14 September 2017 Pengabdian Masyarakat I 15 Oktober 2017 Pembuatan laporan reklamasi III
16 November 2017 – April 2018
Penimbunan lahan dengan top soild di lahan IV (0,9 ha)
17 April 2018 – Juni 2018 Penanaman dengan bibit sengon di lahan IV 18 Juli 2018 – Agustus 2018 Inspeksi pengendalian erosi III
19 September 2018 Pengabdian masyarakat II 20 Oktober 2018 Pembuatan laporan reklamasi IV
21 November 2018 – April
G. PERENCANAAN BIAYA Rincian Umum Biaya
Biaya revegetasi pasca tambang meliputi biaya pengadaan benih, bahan-bahan, pembuatan persemaian, pengisian media, penyapihan, pemeliharaan di persemaian, penanaman dan pemeliharaan tahun berjalan. Biaya-biaya tersebut dihitung dalam satuan hektar dengan perincian sebagai berikut :
a) Persemaian
Pengadaan Benih Tanaman Kayu (Sengon). Untuk revegetasi direncanakan jarak antar tanaman 4 m x 4 m dimana banyaknya pohon yang di tanam sebanyak 625 pohon/Ha. Jenis pohon pionir yang di tanam adalah jenis sengon. Dimana harga bibit pohon sengon Rp.600,- X 625 = Rp. 375.000,-.
b) Pengadaan benih tanaman penutup (cover croop)
Tanaman penutup yang digunakan adalah jenis centrosema pubescens atau purpureum javanicum yang termasuk pada kelompok colopogonium. Benih yang digunakan sebanyak 15 kg dengan harga benih Rp.25.000,-. Maka total harga yang harus di bayar sebesar Rp.375.000,- per ha.
c) Pengadaan pupuk
Kebutuhan pupuk yang digunakan pada penamann pionir sebanyak 20 kg perhektar dengan harga pupuk Rp. 5.000,-.Kg, sehingga biaya kebutuhan pupuk Rp. 100.000,-/ hektar. Kebutuhan pupuk untuk penanaman cover croop dan penanaman tanaman kayu-kayuan sampai pemeliharaan tahun berjalan antara lain jenis pupuk majemuk (NPK 16 : 16 : 16).
d) Penanaman
Gambaran Rinci Biaya
Untuk melaksanakan kegiatan reklamasi lahan tambang andesit PT Desira Guna Utama ini, dibuat dua jenis rincian biaya, yaitu rincian biaya langsung dan rincian biaya tak langsung. Berikut adalah rincian biaya pada tahun pertama reklamasi dijalankan.
2. Rincian biaya tak langsung
No Tahun Jenis Biaya Persentase (%)
Biaya Langsung
(Rp)
Biaya Tidak Langsung
(Rp)
1 2015
Mobilisasi dan demobilisasi alat 3
69.055.000
1.726.375
Perencanaan 10 6.905.500
Administrasi dan keuntungan
kontraktor 14 9.667.700
Supervisi 7 4.833.850
Jumlah biaya tidak langsung tahun 2015 23.133.425
PROYEKSI PENDAPATAN Harga Jual kayu = Rp.750.000/m3 Panen Keseluruhan (umur 5 tahun)
Diameter 30 cm atau untuk mencapai 1 m3 perlu 2 pohon
2015 2016 2017 2018 2019
a. Biaya penatagunaan lahan 1. Biaya pengaturan
permukaan lahan
2. Biaya penebaran tanah pu 23.020.000 27.292.160 27.458.560 31.312.640 39.971.800 3. Biaya pengendalian
erosi dan pengelolaan air 600.000 1.344.000 0 0 1.776.000
b. Biaya revegetasi 1.200.000 1.344.000 1.488.000 1.632.000 1.776.000
1. Analisis kualitas tanah 1.800.000 2.120.000 2.116.680 2.550.000 3.090.240 2. Pemupukan 3.375.000 3.936.240 4.012.020 4.743.000 5.634.360 3. Pengadaan bibit 4.520.000 5.286.736 5.356.428 6.445.720 7.703.104 4. Penanaman 0 5.000.800 8.960.240 9.412.560 10.430.300 5. Pemeliharaan tanaman
Subtotal 1 34.515.000 46.323.936 49.391.928 56.095.920 70.381.804
a. Biaya mobilisasi dan
demobilisasi alat 1.726.375 21.815.584 22.644.942 2.576.622 32.584.901 b. Biaya perencanaan
reklamasi 6.905.500 87.262.336 90.579.768 10.306.488 13.339.604 c. Biaya supervise 4.833.850 61.083.635 63.405.838 72.145.416 91.237.723
Subtotal 2 13.465.725 170.161.555 176.630.548 85.028.526 137.162.228
Total biaya reklamasi 47.980.725 216.485.491 226.022.476 141.124.446 207.544.032
Deskripsi biaya Tahun
Biaya langsung (Rp)
PANEN Luas
Jumlah
pohon ideal % berhasil
jumlah
Keuntungan = Pendapatan – Total Pengeluaran = Rp 951328125 – Rp 839.157.170
= Rp 112.170.955
Break Event Point (BEP)
BEP Harga Produksi = Total Biaya Produksi / Jumlah kayu yang dijual(m3)
= Rp 839.157.170 / 1268,4375 m3 = Rp 661568 /m3
Titik impas harga produksi diperoleh bila harga jual sengon Rp 661568 /m3 , dengan harga jual pohon sengon Rp 750.000/m3, maka titik impas tercapai. Artinya usaha penjualan budidaya sengon menguntungkan.
BEP Volume Produksi = Total Biaya Produksi / Harga Jual kayu Sengon
= Rp 839.157.170 / Rp 750.000/m3 = 1119 m3
Titik impas volume produksi diperoleh bila volume produksi pohon sengon 1119 m3, sedangkan volume produksi selama proses pengusahaan adalah 1268,4375 m3. Dengan demikian titik impas tercapai. Artinya usaha budidaya sengon menguntungkan.
B/C ratio = KEUNTUNGAN / BIAYA TOTAL
Benefit cost ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam hal ini Benefit cost ratio mempunyai nilai 13,4% sehingga usaha ini layak dijalankan karena usaha ini dapat menguntungkan.
H. KESIMPULAN
1. Alternatif reklamasi yang dipilih yakni dilakukan penanaman tumbuhan yang dapat bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara biologis dapat mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga baik.
2. Gambaran umum kegiatan reklamasi yang dilakukan:
a. Pelaksanaan reklamasi dilakikan dalam kurun waktu 5 tahun, dengan per tahunnya rata-rata luas lahan reklamasi 0.9 ha, 5 tahun berikutnya adalah tahap panen tanaman pokok
b. Lahan bekas tambang ditebari dengan menggunakan tanah pucuk dari lahan bekas tambang itu sendiri dan tanah pucuk tersebut diangkut dari Nursery Area;
c. Kegiatan reklamasi dilakukan dengan penataan lahan, penanaman tanaman Cover Crop dan penanaman tanaman pokok;
d. Cover Crop yang digunakan adalah sentro (Centrosema pubescens); e. Pohon yang akan digunakan untuk kegiatan reklamasi ini adalah pohon
sengon
f. Reklamasi dilaksanakan di bawah sub-divisi lingkungan, divisi K3L dan lingkungan
3. Proyeksi keuntungan dari proyek ini yakni Rp 112.170.955, secara ekonomis proyek ini menguntungkan berdasarkan pengujian ekonomi yang dilakukan
I. REFERENSI
http://www.academia.edu/23158964/Perencanaan_Kegiatan_dan_Biaya_Reklamasi_Penamb
angan_Batuan_Andesit_di_Gunung_Siwaluh_Kampung_Bolang_Desa_Argapura_Keca