• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II VALUE PROPOSITION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II VALUE PROPOSITION"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

VALUE PROPOSITION

2.1. Sejarah Anjing

Anjing adalah salah satu hewan menyusui (mamalia) dan pemakan

daging (karnivora). Menurut Kaminski dan Pescini (2014), anjing telah

mengalami domestikasi (penjinakan hewan liar) dan termasuk kedalam

kelompok Canidea Familiaris, yang terdiri dari 35 spesies sejak 10 juta tahun

yang lalu. Berdasarkan bukti genetik berupa DNA menunjukan terdapat tiga

kelompok besar pada keluarga anjing yaitu Red Fox, South American Canids

dan Wolf. Namun dari ketiga kelompok tersebut anjing merupakan salah satu

sepupu terdekat serigala abu –abu (Kaminski dan Pescini, 2014).

Anjing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang sudah ada

sejak berabad – abad yang lalu. Anjing banyak dipelihara dan dijadikan teman

bermain, hal ini dikarenakan anjing merupakan hewan yang sangat mudah

bersahabat dengan manusia, setia, lucu, dan pintar. Selain sebagai teman

bermain, biasanya anjing digunakan untuk membantu manusia dalam

(2)

2.2. Jenis-jenis Anjing

Menurut Sanusi (2004), jenis – jenis anjing dikelompokkan

berdasarkan perbedaan ukuran. Berdasarkan ukuran, anjing dibagi menjadi dua

yaitu anjing ukuran besar dan ukuran kecil.

Gambar 2. 1 Anjing berukuran besar

(3)

Gambar 2. 2 Anjing berukuran kecil

(Sumber: Dokumen Penulis)

Menurut Hatmosrojo dan Budiana (2003), anjing bermanfaat untuk

membantu manusia. Berikut adalah manfaat anjing dalam membantu manusia:

1. Sebagai penjaga

2. Sebagai pemburu

3. Sebagai anjing tempur

4. Sebagai anjing polisi

5. Sebagai pelacak

6. Sebagai pengirim berita

7. Menolong orang buta dan SAR

(4)

2.3. Perawatan Anjing

Perawatan tidak hanya untuk manusia saja tetapi hewan peliharaan

khususnya anjing pun membutuhkan perawatan. Namun perawatan yang

dibutuhkan anjing berbeda dengan manusia. Berikut beberapa perawatan yang

dibutuhkan anjing.

1. Grooming dan Spa

Menurut Blackburn (2008), grooming dan spa anjing merupakan salah

satu hal yang penting bagi kesehatan anjing. Perawatan ini harus dilakukan

secara rutin agar kulit dan bulu anjing terjaga kebersihannya dan hal ini

dapat membuat anjing merasa nyaman. Grooming dan spa pada anjing

berfungsi untuk menghilangkan kotoran, sel kulit mati, bau badan anjing

serta mencegah bakteri yang menyebabkan infeksi kulit. Adanya treatment

dan pijatan dapat membuat anjing peliharaan menjadi lebih segar dan relaks.

2. Cek kesehatan

Pengecekan kesehatan anjing perlu dilakukan secara rutin untuk

memastikan bahwa anjing yang dipelihara sehat. Menurut Sant (2006),

pengecekan kesehatan dapat dilakukan sendiri dirumah, namun jika pada

saat pengecekan ada hal yang tidak beres terhadap anjing peliharaan maka

sebaiknya segera bawa anjing tersebut ke klinik atau rumah sakit hewan

untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat beberapa penyakit – penyakit pada

(5)

granumaltosa hepatitis. Untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak

menyerang anjing maka anjing perlu diberi vaksin rutin.

2.4. Definisi Kafe

Menurut KBBI, kafe adalah sebuah tempat minum dimana pengunjung

dapat memesan minuman dan makanan seperti kopi, teh dan kue – kue. Selain

itu, kafe juga biasanya digunakan untuk tempat berkumpul bersama

teman-teman. Kafe juga memanjakan para pengunjung dengan menyediakan beberapa

fasilitas seperti musik dan Wi-Fi (Wireless Fidelity).

2.5. Customer Insight

Untuk melihat customer insight dalam pembuatan bisnis model ini

dengan menyebarkan kuesioner. Total responden pengisian kuesioner ini

berjumlah 200 responden dengan 80 responden mengisi secara online dan 120

responden mengisi secara offline. Kuesioner offline disebarkan di Gajah Mada

pet corner dan di wilayah Jakarta Utara. Berikut merupakan hasil kuesioner

(6)

Gambar 2. 3 Hasil Kuesioner Usia Tabel 2. 1 Tabel Jawaban Kuesioner Usia Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Dibawah 25 tahun 57 28,5% 25 - 35 tahun 71 35,5% 36 - 45 tahun 34 17,0% 46 - 55 tahun 30 15,0% Diatas 55 tahun 8 4,0% Total 200 100,0%

Dari 200 responden sebanyak 28,5% responden berusia dibawah 25

tahun dan sebanyak 71,5% responden berusia 25 – 55 tahun. Berdasarkan hasil

kuesioner pada pertanyaan usia, 71,5% responden sesuai dengan target

segmentasi Pooch Village yaitu berusia 25-55 tahun. 28.5% 35.5% 17.0% 15.0% 4.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% Dibawah 25 tahun

25 - 35 tahun 36 - 45 tahun 46 - 55 tahun Diatas 55 tahun

(7)

Gambar 2. 4 Hasil Kuesioner Jenis Kelamin Tabel 2. 2 Tabel Jawaban Kuesioner Jenis Kelamin

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Perempuan 113 56,5%

Laki-laki 87 43,5%

Total 200 100,0%

Dari 200 responden, 56,5% responden berjenis kelamin perempuan

dan 43,5% responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil kuesioner

pada pertanyaan tersebut, hasil survei memenuhi target segmentasi Pooch

Village karena target customer segment Pooch Village tidak membedakan jenis

kelamin sehingga pelanggan dapat berupa perempuan dan laki-laki. 56.5% 43.5% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% Perempuan Laki-laki

Jenis Kelamin

(8)

Gambar 2. 5 Hasil Kuesioner 1 Tabel 2. 3 Tabel Jawaban Kuesioner 1

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Jakarta Barat 33 16,5% Jakarta Utara 108 54,0% Jakarta Pusat 12 6,0% Jakarta Timur 15 7,5% Jakarta Selatan 10 5,0% Lainnya 22 11,0% Total 200 100,0%

Dari 200 responden terdapat sebanyak 54% responden tinggal di

wilayah Jakarta Utara, 16,5% responden bertempat tinggal di Jakarta Barat, 5%

di Jakarta Selatan, 7,5% di Jakarta Timur, 6% di Jakarta Pusat dan 11% di luar

Jakarta seperti Bogor, Bekasi, Depok dan Tangerang. Target segmentasi Pooch

Village adalah semua masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta. Berdasarkan

hasil kuesioner dimana mayoritas responden tinggal di Jakarta Utara dan 16.5% 54.0% 6.0% 7.5% 5.0% 11.0% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% Jakarta Barat Jakarta Utara Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Selatan Lainnya

(9)

memiliki anjing (data ada pada lampiran), data tersebut mendukung Pooch

Village dalam membuka bisnis di wilayah Jakarta Utara.

Gambar 2. 6 Hasil Kuesioner 2 Tabel 2. 4 Tabel Jawaban Kuesioner 2

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Pelajar/Mahasiswa 33 16,5%

Karyawan 57 28,5%

Wirausaha 53 26,5%

Ibu Rumah Tangga 43 21,5%

Pensiunan 0 0,0%

Tidak bekerja 0 0,0%

Lainnya 14 7,0%

Total 200 100,0%

Dari total 200 responden, 16,5% responden merupakan mahasiswa,

28,5% merupakan karyawan, 26,5% merupakan wirausaha, 21,5% merupakan 16.5% 28.5% 26.5% 21.5% 0.0% 0.0% 7.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0%

(10)

ibu rumah tangga dan 7% memiliki pekerjaan di luar dari pilihan. Berdasarkan

hasil survei, dapat dilihat bahwa penghasilan di atas Rp 5.000.000 adalah

masyarakat yang bekerja sebagai karyawan dan wirausaha (data berada pada

lampiran).

Gambar 2. 7 Hasil Kuesioner 3 Tabel 2. 5 Tabel Jawaban Kuesioner 3

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Dibawah Rp 5.000.000 44 22,0% Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 55 27,5% Rp 10.000.001- Rp 20.000.000 56 28,0% Diatas Rp 20.000.000 45 22,5% Total 200 100,0%

Dari total 200 responden, sebanyak 22% responden memiliki

penghasilan dibawah Rp 5.000.000 dan sebanyak 78% responden memiliki 22.0% 27.5% 28.0% 22.5% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% Dibawah Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 Rp 10.000.001- Rp 20.000.000 Diatas Rp 20.000.000

(11)

pendapatan diatas Rp 5.000.000. Berdasarkan hasil kuesioner, 78% mewakili

target segmentasi Pooch Village yaitu masyarakat yang mempunyai

penghasilan di atas Rp 5.000.000 karena menurut Sunaryo (2013) untuk

merawat anjing diperlukan pendapatan minimal Rp 5.000.000 per bulannya.

Gambar 2. 8 Hasil Kuesioner 4 Tabel 2. 6 Tabel Jawaban Kuesioner 4 Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Ya 156 78,0%

Tidak 44 22,0%

Total 200 100,0%

Dari total 200 responden terdapat sebanyak 78% responden yang

memiliki anjing dan 22% responden tidak memiliki anjing karena tidak dapat

ijin, takut terhadap anjing, tidak mempunyai waktu dan tidak punya 78.0% 22.0% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% Ya Tidak

Apakah anda memiliki anjing sebagai hewan

peliharaan?

(12)

pengalaman merawat anjing. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 78%

responden memiliki anjing sehingga Pooch Village memiliki pangsa pasar yang

besar dalam bisnis ini. Hal ini dikarenakan Pooch Village tidak hanya memiliki

bisnis kafe tetapi juga memiliki bisnis perawatan, penitipan, penjualan makanan

dan aksesoris anjing.

Gambar 2. 9 Hasil Kuesioner 5 Tabel 2. 7 Tabel Jawaban Kuesioner 5

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Tidak pernah 19 12,2% Satu kali 35 22,4% Dua kali 23 14,7% Tiga kali 55 35,3% Empat kali 24 15,4%

Lebih dari empat kali 0 0,0%

Total 156 100,0% 12.2% 22.4% 14.7% 35.3% 15.4% 0.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% Tidak pernah

Satu kali Dua kali Tiga kali Empat kali Lebih dari empat kali

Seberapa sering anda membawa anjing anda

untuk melakukan perawatan dalam sebulan?

(13)

Dari hasil kuesioner, 12,2% responden tidak pernah membawa

anjingnya untuk melakukan perawatan, 22,4% responden membawa anjing

untuk melakukan perawatan sebulan sekali, 65,4% responden membawa

anjingnya lebih dari dua kali dalam sebulan untuk melakukan perawatan. Pooch

Village menyediakan tempat perawatan untuk kecantikan bulu, klinik dan spa

anjing. Dari survei ini, dapat dilihat bahwa 87,8% responden minimal

membawa anjingnya untuk melakukan perawatan sebulan sekali.

Gambar 2. 10 Hasil Kuesioner 6

13.5% 21.2% 32.7% 15.4% 17.3% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% Dibawah Rp 100.000 Rp 100.000 -Rp 250.000 Rp 250.001 -Rp 400.000 Rp 400.001 -Rp 550.000 Diatas Rp 550.000

Berapa kira-kira biaya perawatan anjing

tersebut (per satu ekor) dalam satu bulan?

(14)

Tabel 2. 8 Tabel Jawaban Kuesioner 6

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Dibawah Rp 100.000 21 13,5% Rp 100.000 - Rp 250.000 33 21,2% Rp 250.001 - Rp 400.000 51 32,7% Rp 400.001 - Rp 550.000 24 15,4% Diatas Rp 550.000 27 17,3% Total 156 100,0%

Dari 156 responden yang ada, terdapat 21 responden yang

mengeluarkan biaya untuk perawatan anjing dibawah Rp 100.000 dalam satu

bulan, 33 responden mengeluarkan biaya sebanyak Rp 100.000 – Rp 250.000,

51 responden mengeluarkan biaya Rp 250.001 – Rp 400.000, 24 responden

mengeluarkan biaya Rp 400.001 – Rp 550.000 dan sebanyak 27 responden

mengeluarkan biaya diatas Rp 550.000 untuk biaya perawatan anjing yang

dipelihara dalam satu bulan.

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa 65.4% dari para pemilik

anjing peliharaan dapat mengeluarkan biaya untuk perawatan anjingnya sebesar

(15)

Gambar 2. 11 Hasil Kuesioner 7 Tabel 2. 9 Tabel Jawaban Kuesioner 7 Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Ya 113 72,4%

Tidak 43 27,6%

Total 156 100,0%

Dari total 156 responden, terdapat 113 responden yang tergabung

dalam komunitas pencinta anjing dan 43 responden lainnya tidak bergabung

dalam komunitas pencinta anjing. Dari grafik yang ada, dapat dilihat bahwa

sebanyak 72,4% dari responden tergabung dalam komunitas pencinta anjing.

Hal ini menandakan banyaknya masyarakat yang menyukai anjing. 72.4% 27.6% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% Ya Tidak

Apakah anda tergabung dalam komunitas

anjing?

(16)

Gambar 2. 12 Hasil Kuesioner 8 Tabel 2. 10 Tabel Jawaban Kuesioner 8

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Komunitas pencinta anjing 113 26,7%

Social media 143 33,7%

Media cetak 134 31,6%

Lainnya 34 8,0%

Total 424 100,0%

Para pemilik anjing tentu memerlukan informasi mengenai anjing

peliharaan mereka. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui dari mana

informasi didapatkan. Dari total 156 responden yang ada, mereka mendapatkan

informasi mengenai anjing melalui komunitas pencinta anjing, social media dan

media cetak diantaranya terdapat 26.7% yang memilih komunitas pencinta

anjing, sebanyak 33.7% yang memilih social media, 31.6% memilih media 26.7% 33.7% 31.6% 8.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0%

Komunitas anjing Social media Media cetak Lainnya

Dimana anda biasanya mendapat informasi

mengenai anjing? Jawaban dapat lebih dari 1.

(17)

cetak dan 8% memilih lainnya karena responden mendapatkan informasi

mengenai anjing melalui teman atau pet shop.

Gambar 2. 13 Hasil Kuesioner 9 Tabel 2. 11 Tabel Jawaban Kuesioner 9

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Pet shop 111 45,8% Pusat perbelanjaan 88 36,4% Pasar hewan 15 6,2% Secara online 22 9,1% Lainnya 6 2,5% Total 242 100,0%

Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 45,8% dari 156 responden

yang ada membeli perlengkapan anjing di pet shop. Hal ini dikarenakan pet

shop merupakan tempat yang menyediakan perlengkapan anjing. Dari

presentase data diatas mendukung Pooch Village yang menjual berbagai 45,8% 36.4% 6.2% 9.1% 2.5% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0%

Pet shop Pusat perbelanjaan

Pasar hewan Secara online Lainnya

Dimana anda biasanya membeli perlengkapan

anjing (makanan, kandang dan aksesoris

(18)

perlengkapan anjing berupa aksesoris dan makanan anjing dikarenakan

banyaknya pemilik anjing yang ingin memenuhi kebutuhan anjing mereka.

Gambar 2. 14 Hasil Kuesioner 10 Tabel 2. 12 Tabel Jawaban Kuesioner 10

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Prokanin 61 19,2% Pedigree 78 24,6% Alpo 54 17,0% Royal Canin 24 7,6% Max 33 10,4% Lainnya 67 21,2% Total 317 100.0% 19.2% 24.6% 17.0% 7.6% 10.4% 21,2% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0%

Prokanin Pedigree Alpo Royal Canin Max Lainnya

Produk makanan apa yang anda berikan

kepada anjing peliharaan anda? Jawaban

(19)

Grafik diatas menunjukan bahwa sebanyak 24.6% dari 156 responden

memilih Pedigree sebagai produk makanan yang responden berikan kepada

anjing peliharaan mereka. Hal ini dikarenakan harga dari produk ini relatif

murah dibandingkan yang lain dan produk makan ini lebih mudah ditemukan

dimana saja seperti mall, Carefour, dan pet shop. Dari pertanyaan tersebut

Pooch Village dapat mengetahui makanan apa saja yang paling diminati oleh

para pemilik anjing sehingga memberikan informasi bagi Pooch Village dalam

pengadaan makanan yang akan dijual.

Gambar 2. 15 Hasil Kuesioner 11

56.4% 34.6% 9.0% 0.0% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Rumah Taman Pusat

perbelanjaan atau mall

Lainnya

Dimana tempat anda biasa menghabiskan

waktu bersama hewan peliharaan?

(20)

Tabel 2. 13 Tabel Jawaban Kuesioner 11

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Rumah 88 56,4%

Taman 54 34,6%

Pusat perbelanjaan atau mall 14 9,0%

Lainnya 0 0,0%

Total 156 100,0%

Dari total 156 responden, terdapat 88 responden yang menghabiskan

waktu dengan hewan peliharaan di rumah saja, sebanyak 54 responden

menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan mereka di taman dan sebanyak

14 responden menghabiskan waktunya dengan hewan peliharaan mereka

dipusat perbelanjaan atau mall. Dari grafik yang ada, dapat dilihat bahwa

kurangnya tempat untuk pemilik anjing dan hewan peliharaan untuk

menghabiskan waktu selain di rumahnya.

Gambar 2. 16 Hasil Kuesioner 12

69.2% 30.8% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% Ya Tidak

Apakah anda pernah menitipkan anjing anda

di tempat penitipan?

(21)

Tabel 2. 14 Tabel Jawaban Kuesioner 12 Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Ya 108 69,2%

Tidak 48 30,8%

Total 156 100,0%

Dari total 156 responden terdapat 69,2% responden yang menitipkan

anjingnya dan 30,8% tidak pernah menitipkan anjingnya sama sekali.

Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui ketertarikan pemilik anjing

dalam menggunakan jasa penitipan. Banyaknya responden yang pernah

menitipkan anjing menunjukkan bahwa jasa penitipan Pooch Village banyak

memiliki peminat.

Gambar 2. 17 Hasil Kuesioner 13

30.8% 21.9% 24.2% 23.1% 0.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% Kebersihan tempat Kualitas makanan anjing Perawatan anjing (rutinitas pemberian makanan) Keamanan Lainnya

Apakah yang anda perhatikan ketika

menitipkan anjing? Jawaban dapat lebih dari

(22)

Tabel 2. 15 Tabel Jawaban Kuesioner 13

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Kebersihan tempat 108 30,8%

Kualitas makanan anjing 77 21,9%

Perawatan anjing (rutinitas pemberian makanan) 85 24,2%

Keamanan 81 23,1%

Lainnya 0 0,0%

Total 351 100,0%

Dari survei yang dilakukan terdapat 156 responden terdapat sebanyak

30,8 %yang memperhatikan kebersihan tempat pada penitipan, 24,2%

memperhatikan perawatan anjing yang diberikan di tempat penitipan,

23,1%memperhatiakan keamanan, 21,9% memperhatikan kualitas makanan

yang diberikan. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa

yang menjadi perhatian para pemilik anjing dalam menitipkan anjingnya.

Pengembangan model bisnis Pooch Village akan mengacu pada hal-hal yang

menjadi perhatian pemilik anjing seperti kebersihan, kualitas makanan, rutinitas

(23)

Gambar 2. 18 Hasil Kuesioner 14 Tabel 2. 16 Tabel Jawaban Kuesioner 14

Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kendala responden

dalam memelihara anjing. Dari total 44 responden yang tidak memelihara

anjing terdapat beberapa alasan diantaranya sebanyak 9,1% dikarenakan Biaya

pemeliharaan yang relatif mahal, 54,5% dikarenakan tidak ada tempat / ijin

untuk memelihara, 2,2% dikarenakan takut terhadap binatang, 13,6%

dikarenakan tidak mempunyai pengalaman memelihara anjing, 15,9% 9.1% 54.5% 2,2% 13.6% 15.9% 4.5% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% Biaya pemeliharaan yang relatif mahal Tidak ada tempat / izin untuk memelihara Takut terhadap binatang Tidak punya pengalaman memelihara anjing Tidak memiliki waktu Lainnya

Apa yang menjadi kendala anda tidak

memelihara anjing? Jawaban dapat lebih dari

1.

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase

Biaya pemeliharaan yang relatif mahal 4 9,1%

Tidak ada tempat / izin untuk memelihara 24 54,5%

Takut terhadap binatang 1 2,2%

Tidak punya pengalaman memelihara anjing 6 13,6%

Tidak memiliki waktu 7 15,9%

Lainnya 2 4,5%

(24)

dikarenakan tidak memiliki waktu untuk memelihara anjing dan 4,5%

dikarenakan malas dan alergi. Mayoritas responden memilih tidak memiliki

tempat atau izin dalam memelihara binatang. Dari data tersebut, Pooch Village

dapat membantu para pencinta anjing yang tidak dapat memelihara anjing

untuk dapat bermain dan berinteraksi langsung dengan anjing di kafe Pooch

Village.

Gambar 2. 19 Hasil Kuesioner 15 Tabel 2. 17 Tabel Jawaban Kuesioner 15 Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Ya 143 71.5% Tidak 57 28.5% Total 200 100.0% 71.5% 28.5% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% Ya Tidak

Jika tersedia penitipan anjing yang

menyediakan CCTV online agar pemilik dapat

memantau anjingnya, pakah anda tertarik?

(25)

Dari total 200 responden terdapat 71.5% responden yang tertarik

dengan penitipan anjing yang menyediakan CCTV online agar dapat memantau

anjing yang diletakkan pada penitipan. Hal ini menunjukkan bahwa responden

ingin mengetahui keadaan anjing kesayangan mereka yang berada penitipan,

apakah diberi perawatan yang baik dan keamanan anjing peliharaannya

terjamin.

Gambar 2. 20 Hasil Kuesioner 16 Tabel 2. 18 Tabel Jawaban Kuesioner 16 Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Ya 174 87.0% Tidak 26 13.0% Total 200 100.0% 87.0% 13.0% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% Ya Tidak

Jika ada sebuah tempat yang dapat memungkinkan komunitas anjing berkumpul seperti kafe dan dapat berinteraksi langsung dengan anjing. Apakah anda

tertarik untuk mengunjunginya bersama anjing peliharaan anda?

(26)

Pertanyaan tersebut untuk mengetahui ketertarikan responden terhadap

kafe dengan adanya anjing di dalamnya sehingga pelanggan dapat bermain

dengan anjing serta dapat menjadi tempat berkumpul bagi para pencinta dan

komunitas pencinta anjing.

Dari total 200 responden, terdapat 174 responden yang tertarik dengan

tempat yang menyediakan kebutuhan anjing yang lengkap dan kafe yang dapat

dijadikan tempat berkumpul serta dapat berinteraksi langsung dengan anjing

dan sebanyak 26 responden tidak tertarik untuk mengunjunginya.

Gambar 2. 21 Hasil Kuesioner 17 Tabel 2. 19 Tabel Jawaban Kuesioner 17

Pilihan Jawaban Jumlah

Responden Persentase Ya 196 98.0% Tidak 4 2.0% Total 200 100.0% 98.0% 2.0% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% Ya Tidak

Jika kafe memberikan pelayanan yang sigap

dan ramah, apakah pelayanan tersebut

(27)

Dari total 200 responden terdapat 98% responden yang merasa nyaman

dengan pelayanan yang sigap dan ramah dan 2% responden tidak suka dengan

pelayanan yang sigap. Hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan

sebuah tempat dengan pelayanan yang ramah dan sigap dalam menjaga

kenyamanan dan kebersihan.

Gambar 2. 22 Pertanyaan Nomor 18

Sebagian besar responden menjawab dengan pengadaan pet shop, spa,

grooming dan pembuatan komunitas pencinta anjing. Selain itu terdapat

beberapa pendapat seperti pembuatan taman untuk anjing dan pengadaan kolam

renang untuk anjing.

(28)

2.6. Kesimpulan Customer Insight

Kesimpulan dari hasil kuesioner yang disebarkan yaitu dari sebanyak

200 responden menunjukan sebesar 71,5% dari responden berusia diatas 25

tahun bekerja sebagai karyawan dan wirausaha dengan pendapatan rata – rata

diatas Rp 5.000.000. Sebanyak 54% responden (108 responden) memiliki

tempat tinggal yang terletak di wilayah Jakarta Utara dan 101 diantaranya

memiliki anjing sebagai hewan peliharaan.

Selain itu, 87,8% dari responden menyediakan waktunya minimal sekali

dalam sebulan untuk perawatan anjingnya dengan biaya rata-rata Rp 250.001

sampai Rp 400.000. Tidak jarang juga pemilik menitipkan anjing peliharaannya

di tempat penitipan dengan melihat fasilitas yang diberikan seperti kebersihan,

kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjingnya. Para

responden sebesar 26,7% bergabung dengan komunitas pencinta anjing untuk

memperoleh informasi mengenai kebutuhan anjingnya ataupun 33,7%

responden mendapatkannya melalui social media.

Dari 200 responden, 45,8% dari responden menginginkan sebuah tempat

yang menyediakan segala kebutuhan anjing dan sebuah kafe yang dapat

dijadikan tempat berkumpul dengan sesama pencinta anjing dan tempat yang

dapat berinteraksi langsung dengan anjing. Hal ini dikarenakan susahnya

mencari tempat untuk berkumpulnya para pemilik anjing selain di rumah dan di

(29)

Sebanyak 87% responden tertarik dengan adanya kafe yang dapat

bermain dengan anjing sambil berkumpul dengan rekannya, perawatan anjing

yang terjaga kualitasnya, adanya penitipan anjing yang menjaga kebersihan,

kualitas makanan, rutinitas pemberian makanan dan keamanan anjing.

2.7. Analisis Pasar

Analisa pasar dilakukan untuk mengetahui seberapa luas dan seberapa

potensialnya pasar terhadap produk yang dijual. Hal – hal dilakukan dalam

analisa pasar adalah memperkirakan pangsa pasar luas pasar, saluran distribusi,

tingkat permintaan, posisi perusahaan dalam persaingan, mengindentifikasi

pelanggan, harga, kualitas, dan strategi – strategi yang akan digunakan.

2.8. Analisis Internal dan Eksternal

Analisis internal dan eksternal diperlukan untuk membantu sebuah

perusahaan dalam menentukan tindakan pencegahan atau antisipasi terhadap

perubahan yang terjadi, baik di internal perusahaan maupun eksternal atau

lingkungan. Analisis ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam membuat

keputusan atau strategi yang akan diambil untuk mempertahankan

(30)

2.8.1. Analisis TOWS

Menurut pernyataan Wihrich (1982) yang dikutip oleh

Ravanavar dan Charantimath (2012), analisis TOWS merupakan cara

efektif untuk mengembangkan sebuah strategi dengan menggabungkan

kekuatan yang berasal dari internal dengan peluang dan kekuatan serta

menggabungkan kelemahan internal dengan peluang yang berasal dari

eksternal dan ancaman. Cara menggunakan analisis TOWS yaitu

dengan mengkombinasikan :

1. Strength / Opportunities

Mempertimbangkan semua kekuatan yang di tulis satu per satu di

SWOT analisis untuk dapat menentukan bagaimana cara

memanfaatkan peluang yang berasal dari luar.

2. Strength / Threats

Pada Strength dan Threats yaitu mempertimbangkan semua

kekuatan yang ditulis satu per satu di SWOT analisis untuk dapat

menentukan bagaimana cara memanfaatkan menghindari ancaman

yang berasal dari luar.

3. Weakness / Opportunity

Mempertimbangkan kelemahan yang ditulis di SWOT analisis

untuk dapat menghilangkan kelemahan yang berasal dari internal

(31)

4. Weakness / Threats

Mempertimbangkan semua kelemahan yang ditulis di SWOT

analisis, berdasarkan setiap ancaman yang ada dapat menghindari

keduanya.

Tabel 2. 20 TOWS Matriks

Internal Strengths (S) Internal Weakness(W) External Opportunities (O) SO: “Maxi-Maxi” Strategy

Strategies thath uses

strengths to maximize oppurtunities WO: “Mini-Maxi” Strategy Strategies that minimize weakness by taking advantage of opportunities External Threats (T) ST: “Maxi-Mini” Strategy

Strategies that uses

strengths to minimize threats WT: “Mini-Mini” Strategy Strategies that minimize weakness

and avoid threats (Sumber: Ravanavar dan Charantimath, „Strategic Formulation Using

(32)

2.8.2. Analisis Five Forces

Gambar 2. 23 Porter‟s Five Forces Model

(Sumber: Turban dan Volonino, „Information Technology for

Management‟, 2012, p.18)

Model Five Forces merupakan suatu metode analisis untuk

memberi gambaran mengenai 5 (lima) kekuatan utama, baik sebagai

tekanan ataupun pacuan, yang dapat mempengaruhi kondisi

perusahaan dalam suatu industri dan membantu manajemen dalam

menentukan strategi mana yang diambil untuk kelangsungan perusahaan (Turban dan Volonino, 2012). Menurut Porter‟s Five

Forces Model, terdapat 5 (lima) kekuatan utama dalam suatu kompetisi

(33)

1. Ancaman kompetitor baru

Sebuah industri yang memperoleh profit margin yang besar

akan lebih menarik para pesaing atau pendatang baru untuk terjun

dalam industri tersebut dibandingkan dengan suatu industri yang

memperoleh profit margin yang lebih sedikit. Para pengusaha

akan saling bersaing untuk menarik atau mempertahankan

konsumen baik dengan menurunkan harga produk atau jasa

ataupun memberikan pelayanan yang lebih baik.

Tahap ini menjelaskan bagaimana kekuatan industri

memberi hambatan masuk pada para kompetitor atau bagaimana

kemudahan suatu kompetitor untuk memasuki sebuah industri.

Hambatan masuk kompetitor terbilang rendah apabila perusahaan

yang ada memiliki suatu produk yang susah untuk di duplikasi

ataupun harganya sangat mahal sehingga mengurangi kompetitor

yang ingin memasuki industri tersebut.

2. Daya tawar pemasok

Pada poin ini menjelaskan mengenai bagaimana kekuatan

suatu pemasok terhadap perusahaan. Apabila semakin banyak

pemasok dalam suatu industri maka pemasok mempunyai daya

(34)

3. Daya tawar konsumen

Daya tawar konsumen merupakan hal yang berkebalikan

dengan daya tawar pemasok. Semakin banyak konsumen dalam

suatu pasar (market) maka daya tawar konsumen tinggi.

4. Ancaman produk atau jasa pengganti

Kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan

inovasi dalam produknya merupakan salah satu cara untuk

menangani ancaman produk atau jasa pengganti. Semakin banyak

produk atau jasa pengganti, maka harga akan semakin murah dan

menurunkan profit margin.

5. Persaingan di antara pemain yang sudah ada

Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam

bersaing dengan kompetitor yang ada dalam industri. Perusahaan

biasanya bersaing dalam hal pemasangan iklan, promosi dan

investasi dalam pengembangan (research and development)

produk. Persaingan ini akan dinilai tinggi apabila ancaman

kompetitor baru rendah, ancaman produk pengganti tinggi, dan

daya tawar pemasok dan konsumen dapat dikendalikan. Oleh

karena itulah alasan kenapa persaingan antar pemain yang sudah

(35)

2.8.3. Analisis PESTEL

Analisis PESTEL (Politic, Economic, Social, Technology,

Environmental, Legal) digunakan sebagai alat untuk memberikan

gambaran luas mengenai lingkungan dimana perusahaan beroperasi.

Secara khusus, analisis ini digunakan untuk memahami risiko yang

terkait dengan peningkatan atau penurunan dari kebutuhan pasar.

Keenam elemen PESTEL ini membentuk kerangka kerja untuk

meninjau situasi dan strategi atau posisi perusahaan, proporsi

pemasaran ataupun ide.

Politic. Faktor yang menentukan seberapa jauh pemerintah dapat

mempengaruhi ekonomi atau industri tertentu. Beberapa contoh faktor

politik yaitu kebijakan pajak, kebijakan fiskal dan tarif perdagangan

yang berpengaruh pada lingkungan bisnis.

Economic. Faktor yang menentukan kinerja perekonomian dunia dan

berdampak langsung pada perusahaan. Seperti kenaikan tingkat inflasi

yang akan mempengaruhi harga produk. Berikut beberapa faktor

ekonomi yaitu tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar mata uang asing

dan pola pertumbuhan ekonomi.

Social. Faktor yang meneliti lingkungan sosial pada pasar dan faktor

penentu lainnya seperti budaya, demografis dan analisis populasi.

Technology. Faktor yang berkaitan dengan inovasi dalam teknologi

(36)

Environmental. Faktor ini merupakan pengaruh lingkungan sekitar

terhadap perusahaan, seperti iklim, cuaca, lokasi geografis dan

perubahan iklim global.

Legal. Faktor ini memiliki sisi eksternal dan internal. Terdapat

hukum-hukum yang mempengaruhi lingkungan bisnis pada negara tertentu

dan kebijakan perusahaan dalam mempertahankan bisnis mereka.

Contoh faktor legal yaitu undang-undang konsumen, standar

keselamatan dan hukum perburuhan.

2.9. Business Model Canvas

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2009), Business Model Canvas

digunakan untuk dapat memperjelas bisnis yang akan dibangun dan dapat

mengetahui gambar mengenai keseluruhan proses bisnis yang akan dibuat.

Business Model Canvas juga dapat menggambarkan tentang bagaimana

menciptakan dan memberikan nilai dari bisnis.

2.9.1. Customer Segments

Segmentasi pelanggan merupakan pembagian pasar menjadi

suatu kelompok yang bertujuan untuk dicapai atau menjadi target dari

suatu produk. Terdapat beberapa tipe dari segmentasi pelanggan:

a. Mass Market

Mass market merupakan suatu model bisnis yang berfokus pada

(37)

sehingga proses distribusi, proporsi nilai dan hubungan pelanggan

berfokus pada satu kelompok karena memiliki kebutuhan dan

masalah yang sama.

b. Niche market

Niche market merupakan bisnis model yang berfokus pada segmen

yang spesifik dan terspesialisasi sehingga proses distribusi,

proporsi nilai dan hubungan pelanggan disesuaikan dengan

kebutuhan spesifik dari sebuah niche market.

c. Segmented

Segmented merupakan bisnis model yang membedakan segmen

pelanggan berdasarkan kebutuhan dan masalah.

d. Diversified

Model bisnis yang melakukan diversifikasi dengan dua segmentasi

pelanggan yang tidak berhubungan dan mempunyai kebutuhan dan

masalah yang berbeda.

e. Multi-Sided Platforms (Multi-Sided Market)

Multi-Sided Platforms merupakan beberapa pengembang produk

yang menggabungkan dua atau lebih segmentasi yang saling

(38)

Segmentasi pelanggan pada model bisnis Pooch Village fokus

pada beberapa segmentasi pelanggan berikut.

1) Komunitas pencinta anjing

2) Pencinta dan pemilik anjing

3) Masyarakat di Jakarta

4) Usia 25 – 55 tahun

5) Middle-high SES

6) Pendapatan diatas Rp 5.000.000 per bulan

2.9.2. Value Propositions

Value proposition merupakan nilai dari produk atau jasa yang

akan ditawarkan kepada segmentasi pelanggan untuk memenuhi apa

yang dibutuhkan pelanggan dan memecahkan masalah pelanggan.

Value proposition merupakan sebuah alasan kenapa pelanggan akan

memilih produk kita.

Value propositions yang Pooch Village berikan kepada

pelanggan yaitu:

1) One stop dog’s solution (kafe, grooming dan spa, penitipan anjing

dan klinik hewan)

2) Pemantauan CCTV online

3) Menawarkan customer experience yang baru

(39)

2.9.3. Channel

Channel menggambarkan bagaimana perusahaan dapat

mengkomunikasikan value proposition dari produk kepada segmentasi

pelanggan. Channel mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1. Meningkatkan kesadaran pelanggan tentang produk dan jasa dari

perusahaan.

2. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi value proposition dari

produk.

3. Membantu dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan.

4. Memberikan value proposition kepada pelanggan.

5. Menyediakan dukungan kepada pelanggan setelah pembelian.

Beberapa channel pada Pooch Village yang digunakan untuk

mengkomunikasikan value proposition yang diberikan kepada

pelanggan yaitu:

1) Toko

2) Advertising

3) Social media (Instagram, Twitter, Facebook)

4) Website

(40)

2.9.4. Customer Relationship

Customer relationship merupakan cara bagaimana membangun

hubungan dan menjalin hubungan dengan pelanggan. Customer

relationship dapat dibuat dan dijalin melalui beberapa kategori berikut :

1. Personal Assistance

Pada personal assistance, mendasarkan dengan hubungan dengan

antar manusia. Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan

seorang customer service yang dapat membantu pelanggan setelah

proses pembelian selesai.

2. Dedicated Personal Assistance

Pendekatan ini menggunakan personal assistance yang dikhususkan langsung secara personal untuk membantu

pelanggan dan bersifat jangka panjang.

3. Self-Service

Tipe relationship ini yaitu dengan menyediakan semua yang

dibutuhkan oleh pelanggan sehingga pelanggan dapat melayani

dan membantu diri sendiri.

4. Automatic Service

Tipe relation ini mencampurkan proses layanan mandiri yang

lebih canggih dengan pelayanan otomatis. Misalnya, profil

personal online yang memberikan akses kepada pelanggan

(41)

5. Communities

Dalam menjangkau segmen pasar yang lebih luas maka

perusahaan dapat menggunakan komunitas sebagai fasilitas agar

pelanggan dapat berhubungan dengan anggota komunitas.

Pendekatan ini dapat memperluas kemungkinan pelanggan untuk

mengerti tentang produk atau jasa dari suatu perusahaan dan

saling bertukar informasi.

6. Co-Creation

Dengan pendekatan ini maka pelanggan dapat secara langsung

memberikan masukan kepada perusahaan sehingga dapat lebih

membangun, memperbaiki, dan menjaga kualitas dari produk atau

jasa.

Pooch Village membuat komunitas pencinta anjing, website,

Email, social media dan membership card yang digunakan untuk

menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.

2.9.5. Revenue Streams

Revenue streams merupakan sumber inti sebagai pendapatan

dari penjualan produk dan jasa. Jenis pendapatan dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

1. Pendapatan transaksi yang didapat dari satu kali pembayaran oleh

(42)

2. Pendapatan berulang didapat dari pembayaran dari proporsi nilai

yang diberikan atau memberikan dukungan pelayanan lebih kepada

pelanggan pasca-pembelian.

Revenue stream Pooch Villagei dibagi menjadi 2 (dua) bagian

yaitu Human dan Dog.

1) Human

a. Penjualan makanan dan minuman

b. Penyewaan tempat

c. Penjualan tiket

2) Dog

a. Penjualan makanan anjing

b. Penjualan produk perawatan dan aksesoris anjing

c. Jasa perawatan (grooming dan spa)

d. Jasa penitipan anjing

e. Klinik hewan

f. Jasa penjemputan anjing

2.9.6. Key Resources

Untuk membangun sebuah bisnis, maka diperlukan sumber

daya utama yang menggambarkan aset-aset penting yang dapat

mendukung bisnis agar dapat berjalan lancar seperti penawaran value

proposition, menjangkau pasar, menjalin hubungan dengan pelanggan

(43)

Key resource Pooch Village dibagi menjadi dua karena fokus

pada dua jenis bisnis yaitu:

1) Human

a. Bahan baku makanan dan minuman

b. Karyawan

2) Dog

a. Dokter hewan

b. Peralatan anjing (grooming dan hospitality)

2.9.7. Key Activities

Dalam sebuah bisnis membutuhkan aktivitas kunci yang

merupakan hal penting dalam menjalankan bisnis model agar bisnis

dapat berjalan dengan sukses. Aktivitas kunci diperlukan untuk

menawarkan value proposition, menjangkau pasar, dan menjalin

hubungan dengan pelanggan dan menghasilkan pendapatan.

Berikut key activities yang dilakukan oleh Pooch Village dalam

kegiatan bisnisnya:

1) Menjual makanan dan minuman untuk manusia

2) Menjual produk makanan, aksesoris dan produk perawatan anjing

3) Mengadakan event (seminar, gathering dan kompetisi)

4) Perawatan anjing (grooming, spa dan cek kesehatan)

5) Pelatihan karyawan (grooming dan hospitality)

(44)

2.9.8. Key Partnership

Key partnership merupakan bagian dalam bisnis model yang

berfungsi untuk menjalin hubungan kemitraan dengan pemasok agar

bisnis dapat berjalan dengan lancar.

Beberapa partner yang dimiliki Pooch Village untuk

menjalankan bisnis yaitu:

1) Komunitas pencinta anjing

2) PERKIN

3) Jakarta Grooming School (Sekolah khusus perawatan anjing)

4) Kennel

5) Pemasok makanan dan aksesoris anjing

2.9.9. Cost Structure

Cost structure menjelaskan biaya apa saja yang menjadi

pendukung dalam menjalankan model bisnis yang dirancang. Beberapa

faktor yang dapat menjadi sumber biaya adalah membuat dan

menawarkan value proposition, menjalin hubungan dengan pelanggan

dan menghasilkan pendapatan.

Cost structure Pooch Village dibagi menjadi 2 (dua) karena

mempunyai dua sumber biaya, yaitu:

1) Human

a. Bahan baku makanan dan minuman

(45)

c. Biaya iklan

d. Legal Fee

e. Biaya operasional

f. Biaya pelatihan karyawan

2) Dog

a. Shampoo

b. Produk anjing (aksesoris, makanan dan produk perawatan)

c. Biaya dokter hewan

d. Biaya penjemputan anjing

2.10. Strategi Pemasaran

2.10.1. Analisis Strategi Pemasaran STP (Segmenting, Targeting,

Positioning)

2.10.1.1. Segmenting

Menurut Kasali, et al (2010), segmentasi merupakan

strategi yang digunakan untuk membagi pasar dari jumlah

besar ke dalam kelompok-kelompok yang lebih homogen

(contohnya membagi pasar untuk laki-laki dewasa saja

(46)

Strategi segmentasi dibagi menjadi 5 (lima) kategori,

yaitu :

a. Geografi, membagi pasar menjadi beberapa segmen

yang berbeda, seperti berdasarkan Negara, wilayah,

kota, daerah atau rumah tangga.

b. Demografi, membagi pasar berdasarkan siapa yang

akan membeli produk kita. Pasar dibagi berdasarkan

beberapa faktor seperti usia, gender, penghasilan dan

kelas sosial ekonomi.

c. Psychographic, membagi pasar berdasarkan faktor

kenapa mereka akan membeli produk. Pasar dibagi

berdasarkan beberapa faktor yang berbeda, seperti gaya

hidup, kepribadian, dan nilai-nilai yang mereka anut.

d. Behavioral, pasar dibagi berdasarkan perilaku

konsumen seperti sikap, pemakaian dan tanggapan

konsumen terhadap produk tertentu.

e. Individual, pada segmentasi ini, perusahaan dituntut

untuk menggunakan variabel yang lebih spesifik atau

paling dekat dengan perilaku pelanggan karena

pelanggan dianggap sebagai individu-individu yang

(47)

2.10.1.2. Targeting

Menurut Kasali, et al (2010), untuk dapat mencapai

target segmen pasar yang dituju maka diperlukan cara

untuk dapat menjangkaunya. Target segmen pasar yang

berhasil harus memberikan 5 (lima) reaksi terhadap

beberapa kriteria berikut, yaitu :

a. Measurable

Ukuran, daya beli, dan karakteristik dari segmen pasar

harus dapat diukur.

b. Substantial

Segmen yang terbesar adalah segmen yang

menguntungkan dan dapat dilayani. Segmen tersebut

dapat disesuaikan dengan program pemasaran.

c. Accessible

Target segmen pasar harus dapat dicapai dan dilayani.

d. Differentiable

Segmen yang dituju akan memberikan respon yang

berbeda terhadap cara pemasaran yang dilakukan.

e. Actionable

Program yang efektif dibutuhkan untuk dapat

(48)

2.10.1.3. Positioning

Positioning adalah cara untuk membuat penawaran

dari perusahaan dan image agar dapat diingat oleh target

pasar (Kasali, et al. ,2010). Tujuannya adalah untuk

mepermudah pelanggan dalam mengingat brand untuk

mencapai keuntungan perusahaan yang optimal.

2.10.2. Marketing Mix

Marketing mix merupakan faktor-faktor yang digunakan untuk

mempengaruhi penjualan produk. Marketing mix yang biasanya

disebut dengan 7P mempunyai 7 (tujuh) faktor yaitu product, price,

place, promotion, people, process dan physical evidence (Kotler dan

Keller, 2012).

2.10.2.1. Product

Produk merupakan barang atau jasa yang dapat

ditawarkan ke pasar sehingga dapat dikonsumsi dan

digunakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.

Produk harus ditetapkan secara tepat kepada pasar yang

dituju sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan

(49)

2.10.2.2. Price

Harga merupakan sebuah faktor yang paling penting

dalam sebuah bisnis karena dapat menentukan kualitas

yang akan diperoleh oleh pelanggan. Dalam marketing mix,

price merupakan salah satu elemen dalam menentukan

pendapatan. Untuk dapat menentukan pendapatan, maka

perusahaan perlu untuk mengkalkulasikan biaya COGS,

waktu pengerjaan, channel dan kegiatan operasional.

2.10.2.3. Place

Tempat merupakan faktor yang penting juga setelah

harga karena dalam membangun sebuah usaha maka

memerlukan tempat yang strategis agar bisnis dapat

berjalan dengan lancar dan dapat memberikan keuntungan

bagi penjual dan konsumen. Bagi penjual dengan tempat

yang strategis maka akan lebih mudah untuk menjual

produk kepada konsumen. Bagi konsumen, tempat yang

strategi maka akan mempermudah konsumen untuk

menjangkau.

2.10.2.4. Promotion

Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan

(50)

pasar sehingga konsumen lebih mengenal produk dari

suatu perusahaan dan tertarik untuk membeli. Promosi

dapat menggunakan berbagai cara yaitu dengan sales

promotion, events, direct marketing, word-of-mouth marketing dan personal selling.

2.10.2.5. People

People merupakan orang yang terlibat dalam proses

bisnis, baik secara langsung berhubungan dengan

pelanggan maupun tidak langsung berhubungan.

Orang-orang yang berhubungan langsung dengan pelanggan akan

memberikan efek yang mendalam pada kepuasan

pelanggan. Reputasi brand terletak pada orang atau

karyawan. Oleh karena itu, mereka harus diberikan

pelatihan dan motivasi untuk mempunyai pengetahuan dan

sikap yang baik.

2.10.2.6. Process

Process merupakan bagaiaman cara kita memberikan

pelayanan kepada pelanggan dan sikap dari orang yang

memberikan pelayanan merupakan hal yang penting

terhadap kepuasan pelanggan. Pelayanan yang diberikan

(51)

barang hingga sampai ke tujuan dan menjemput binatang

untuk penitipan hewan.

2.10.2.7. Physical Evidence

Physical evidence merupakan bukti nyata dari service yang diberikan. Physical evidence dapat disajikan

dalam bentuk penataan gedung dan interior dari

perusahaan. Menyajikan fasilitas yang bersih, rapi dan

tersusun dengan baik akan membantu untuk meyakinkan

pelanggan.

2.11. Perencanaan dan Perkiraan Keuangan

Keuangan merupakan penyokong dalam menjalankan suatu kegiatan

maupun bisnis agar dapat bertahan dan berkembang. Perencanaan keuangan

yang baik mampu menggambarkan potensi kelangsungan hidup dari suatu

bisnis.

Perencanaan keuangan merupakan proses yang berkelanjutan dalam

mengelola keuangan perusahaan agar mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.

Perkiraan keuangan merupakan pembuatan laporan untuk membantu

manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan di masa mendatang.

Perkiraan keuangan ini bisa saja tidak tepat karena hanya bersifat meramalkan

(52)

Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai kegiatan

perusahaan dalam waktu tertentu dalam bentuk angka. Terdapat 3 (tiga) laporan

keuangan dasar dalam suatu perusahaan yaitu neraca, laporan laba rugi dan

laporan arus kas.

1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca berisi laporan yang menunjukkan aset, kewajiban dan

ekuitas pemilik suatu perusahaan dalam waktu yang telah ditentukan

(Keown, Martin dan Petty, 2011). Neraca dapat digunakan sebagai

gambaran keadaan keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu.

Neraca dapat digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan

dalam periode tertentu untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam

keadaan baik atau tidak, investor maupun pihak yang memerlukan dapat

melihat dari kondisi neraca perusahaan tersebut.

Neraca merupakan laporan keuangan yang paling mendasar dengan

formula : Assets = Liabilities + Equity. Pada sisi sebelah kiri, terdapat

assets yaitu berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki dan dikendalikan

oleh perusahaan yang merupakan investasi perusahaan untuk menghasilkan

pendapatan melalui kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan pada sisi

kanan, liabilities merupakan pendanaan dari kreditor atau merupakan

(53)

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Menurut Keown, Martin dan Petty (2011), laporan laba rugi

mengindikasikan jumlah keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan

dalam waktu tertentu, sering kali dalam jangka 1 (satu) tahun. Laporan laba

rugi mencatat gambaran semua aktivitas dalam perusahaan, baik

pendapatan maupun pengeluaran perusahaan. Net income perusahaan

biasanya terdapat di bagian bawah laporan.

Laporan laba rugi dapat mengukur performa keuangan perusahaan.

Pemilik perusahaan, kreditur, maupun pihak lainnya dapat melihat

performa perusahaan tersebut dan melihat laporan mengenai pendapatan

dan beban perusahaan selama waktu tertentu. Dari laporan laba rugi dapat

dilihat apakah perusahaan menghasilkan laba atau rugi.

3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Perusahaan membutuhkan dana tunai atau kas dalam menjalankan

usahanya. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan mengenai

transaksi-transaksi pemasukan dan pengeluaran keuangan yang

berhubungan dengan kas sehingga jika telah digambarkan dengan benar

dan detail maka dapat mengidentifikasi kapan dan berapa banyak keuangan

(54)

Gambar 2. 24 Contoh Laporan Arus Kas

(Sumber: Keown, Martin Petty, „Foundation of Finance 7th edition‟, 2011,

p.65)

Menurut Kimmel, Weygandt, dan Kieso (2011), laporan arus kas

baik dalam penerimaan maupun pengeluaran kas tergolong kedalam tiga

kategori, yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas

keuangan.

a. Alur kas dari aktivitas operasional yaitu termasuk dalam transaksi

kas yang dapat menghasilkan pendapatan dan beban. Transaksi ini juga

(55)

b. Alur kas dari aktivitas investasi termasuk dalam transaksi keuangan

yang bertujuan untuk membeli atau menjual investasi, properti,

bangunan, dan perlengkapan serta meminjam dan mengumpulkan

pinjaman.

c. Alur kas dari aktivitas keuangan yaitu memperoleh kas dengan

menerbitkan pinjaman dan memperoleh kas dari para pemegang saham,

membeli saham dan membayar dividen.

Alur kas dari aktivitas operasional merupakan kategori yang

penting karena menunjukan kas yang berasal dari kegiatan operasional

perusahaan. Sumber kas dari kegiatan operasional ini yang umumnya

dianggap sebagai pengukuran yang terbaik untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup untuk kelangsungan

perusahan tersebut.

Selain untuk mencatat kegiatan transaksi pemasukan dan

pengeluaran kas, laporan arus kas juga berguna untuk memberikan

informasi yang diperlukan investor, kreditor dan pihak lainnya (Kimmel,

Weygandt, dan Kieso, 2011).

i. Melihat kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas pada masa

depan.

ii. Melihat kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi

(56)

iii. Melihat alasan adanya perbedaan antara net income dan arus kas dari

aktivitas operasional.

iv. Melihat transaksi investasi dan keuangan dalam periode tertentu.

2.12. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat

pengembalian investasi suatu usaha pada masa mendatang. Dari analisis ini

diharapkan dapat mengetahui risiko yang dihadapi dan kelayakan suatu usaha

untuk investasi.

2.12.1.

Free Cash Flow

Menurut Warren, Reeve, Duchac (2009) Free cash flow

adalah sebuah ukuran dari aliran cash flow operasional yang

tersedia untuk keperluan perusahaan setelah mencadangkan

penambahan fixed asset yang cukup untuk mempertahankan

kapasitas produktif. Cara untuk menghitung free cash flow :

Free Cash Flow :

Cash flow from operating activities $XXX Less : Investments in fixed assets to

maintain current production $XXX

(57)

2.12.2. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan proposal investasi dengan melakukan

selisih antara nilai saat (present value) ini dari hasil proyeksi

pendapatan bersih yang diharapkan di masa mendatang dengan nilai

investasi awal saat ini (Keown, Martin dan Petty, 2011).

NPV = PV benefits – PV costs

PV benefits =

dimana :

FCFn = pendapatan bersih pada tahun ke – n

k = rate of return perusahaan

n = lamanya waktu

NPV memiliki kelemahan yaitu NPV merupakan

penghitungan yang detail sehingga membutuhkan alat bantu seperti

kalkulator finansial atau spreadsheet. NPV tidak bisa menganalisis

pemilihan alternatif usaha dengan jumlah investasi dan waktu yang

berbeda.

2.12.3. Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan perhitungan suku bunga yang setara

dengan nilai investasi awal saat ini dengan pendapatan bersih yang

diharapkan.

(58)

dimana :

FCFn = pendapatan bersih pada tahun ke – n

IRR = internal rate of return

n = lamanya waktu

2.12.4. Metode Payback Period

Payback period merupakan jumlah tahun yang dibutuhkan

untuk mendapatkan kembali pengeluaran kas awal yang merupakan

sebuah investasi (Keown, Martin dan Petty, 2011). Berikut formula

payback period.

Semakin kecil angka yang dihasilkan, maka semakin cepat

waktu yang diperlukan untuk mendapat kembali investasi awal

yang digunakan dalam bisnis ini dan akan memberikan keyakinan

pada investor jika bisnis ini cukup potensial. Kekurangan dalam

metode ini yaitu tidak memperhatikan nilai waktu uang dan tidak

dapat menganalisis arus kas setelah pengembalian investasi awal

(59)

2.12.5. Analisis Break Even Point (BEP)

BEP merupakan suatu titik atau kondisi perusahaan dimana

pendapatan dari bisnis sama dengan modal yang diperlukan untuk

membuat bisnis tersebut (EBIT = 0). Menurut Keown, Martin dan

Petty (2011), analisis BEP digunakan baik oleh perusahaan yang

kecil dan besar untuk memperoleh informasi yang dinilai

bermanfaat bagi perusahaan untuk membantu dalam membuat

keputusan bagi perusahaan. Analisis BEP memungkinkan karyawan

bagian keuangan untuk menentukan kuantitas produk yang harus

dijual agar dapat menanggulangi biaya operasional dan menghitung

EBIT yang akan dicapai pada berbagai tingkat output (output levels).

1. Elemen Model Break Even Point

Dalam implementasi model Break-Even, biaya produksi

perusahaan tergolong dalam 2 (dua) kategori, yaitu fixed costs

dan variable costs.

Fixed Costs. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh produksi unit dan

penjualan perusahaan. Beberapa contoh fixed costs yaitu

depreciation, pajak properti dan biaya sewa.

Variable Costs. Variable costs akan berubah seiring dengan

perubahan jumlah output. Cara menghitung total variable costs

yaitu dengan mengalikan (multiply) dengan jumlah yang

diproduksi dan terjual. Total variable costs dan penjualan

(60)

variable costs juga meningkat 10%. Beberapa contoh variable costs yaitu biaya bahan bakar, listrik, packaging dan komisi

penjualan.

Gambar 2. 25 Perilaku Total, Fixed dan Variable Costs dengan

Jumlah Produksi Unit

(Sumber: Keown, Martin Petty, „Foundation of Finance 7th

edition‟, 2011, p. 340)

Semivariable (Semifixed) Costs. Tidak semua orang percaya

bahwa semua biaya (cost) seperti yang dideskripsikan diatas

hanya fixed costs dan variable costs. Tidak ada hukum atau

ilmu accounting yang menyatakan bahwa elemen costs selalu

fixed dan variable. Hal ini tergantung pada kondisi spesifik

suatu perusahaan. Ada beberapa biaya yang fixed untuk

sementara kemudian meningkat seiring dengan kenaikan

tingkat produksi, kembali dalam keadaan fixed, dan meningkat

(61)

Gambar 2. 26 Perilaku Semivariable Costs dengan Jumlah

Produksi Unit

(Sumber: Keown, Martin dan Petty, „Foundation of Finance

7th edition‟, 2011, p.341)

Total Revenue dan Volume Output. Selain fixed dan variable costs, ada elemen penting dalam model BEP ini yaitu total revenue yang merupakan penjualan produk dengan cara

mengalikan harga produk dengan jumlah produk yang terjual

dan volume output yaitu operasional perusahaan yang dapat

diindikasikan dengan kuantitas atau jumlah unit atau penjualan

(62)

2. Menemukan Break Even Point (BEP)

Menemukan BEP dalam satuan unit dapat dicari dalam

berbagai cara.

1. Adaptasi dari income statement

Sales – (Total variable cost + Total fixed cost)= Profit

2. Karena pada BEP profit yang dimaksud adalah EBIT,

maka persamaan berikut mengubah profit menjadi EBIT

yang kemudian dijadikan 0 (nol).

3. Kemudian cari angka unit produk yang harus dihasilkan

dan dijual untuk memenuhi EBIT = 0

3. Break Even Point dalam Revenues

Dalam sebuah perusahaan yang mempunyai banyak

produk, lebih mudah menggunakan BEP revenues

dibandingkan dengan menghitung BEP menggunakan unit

(63)

2.12.6. Return on Investment (ROI)

ROI merupakan salah satu alat pengukuran performa dari

sebuah perusahaan karena dapat memberikan informasi mengenai

efektifitas pemanfaatan aset perusahaan untuk mendapatkan

Gambar

Gambar 2. 1 Anjing berukuran besar  (Sumber: Dokumen Penulis)
Gambar 2. 2 Anjing berukuran kecil   (Sumber: Dokumen Penulis)
Gambar 2. 3 Hasil Kuesioner Usia  Tabel 2. 1 Tabel Jawaban Kuesioner Usia
Gambar 2. 4 Hasil Kuesioner Jenis Kelamin  Tabel 2. 2 Tabel Jawaban Kuesioner Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tjang Riyanto and Partners untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang dianggap kurang sehingga perusahaan dapat menjadi sadar bahwa pasien adalah bagian terpenting dalam

Borang Unit Pengelola Program Studi Diploma, AMIK Raharja Informatika Tangerang 2012 77 ilmiah/penelitian dosen yang akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dapat dilakukan

Dengan pemberlakuan IHR 2005 sejakTahun 2007 menuntut setiap negara anggotanya untuk mampu melaksanakan deteksi dini dan respon cepat terhadap setiap kejadian yang

Artikel berita seputar konflik antara Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat tentang kenaikan harga BBM menjadi objek penelitian yang nantinya akan digunakan dalam

Pada tahun 2013, dari jumlah wajib pajak di Kecamatan Kendari sebanyak 4.395 orang, dapat terealisasi 101,2 persen dari target pembayaran pajak dengan Kelurahan Kendari Caddi

Pengeluaran tunai melalui ATM atau kaunter Bank Rakyat akan dikenakan bayaran perkhidmatan sebanyak 3% atau RM21.20 yang mana lebih tinggi manakala bagi pengeluaran tunai yang

e) Perawatan luka dengan kasa kering lebih jelek daripada kasa basa.. Judul penelitian Pengaruh Imobilsasi yang lama terhadap tingkat depresi pada pasien post operasi fraktur

Anak usia >10 tahun atau lebih dengan obesitas atau berat badan >60 kg saat diagnosis mempunyai risiko tinggi untuk relaps dan event-free survival yang rendah.. 19