• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Teori Kepribadian Behavioristik (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Teori Kepribadian Behavioristik (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

PSIKOLOGI INDIVIDU GORDON ALLPORT

1.1 Struktur dan Dinamika Kepribadian

a. Kepribadian, Watak, dan Tempramen

Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem – sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya (1937, hlmn. 48). Penjelasan kata kunci :

- Organisasi dinamik - kepribadian manusia selalu berubah dan berkembang. - Sistem psikofisis – badan dan jiwa bekerja secara terpadu.

- Menentukan – kepribadian adalah sesuatu dan berbuat sesuatu.

Watak adalah standar atau nilai moral tingkah laku atas dasar mana perbuatan – perbuatan individu dievaluasi.

Tempramen adalah komponen emosional yang turut membentuk kepribadian bersama intelegensi dan fisik.

b. Sifat (Trait)

Allport membagi sifat menjadi dua definisi, yakni :

Sifat untuk mendefinisikan sifat secara umum, merupakan struktur neuropsikis yang memiliki kapasitas untuk menjadikan banyak stimulus ekuivalen secara fungsional dan memulai serta membimbing bentuk –bentuk tingkah laku adaptif dan ekspresif yang ekuivalen (yang konsisten dari segi maknanya) (1961, hlm. 347)

Disposisi Pribadi untuk mendefinisikan sifat individual, merupakan struktur neuropsikis umum (yang khas bagi individu) dengan kapasitas menjadikan banyak stimulus secara fungsional ekuivalen, dan memulai serta membimbing bentuk – bentuk konsisten (ekuivalen) tingkah laku adaptif dan stilistik (1961, hlm. 373).

(2)

Kebiasaan (Habits), dua kebiasaan atau lebih yang saling berintegrasi akan membentuk sifat. Sifat memiliki lingkup yang lebih luas baik dari segi kecocokan situasi maupun respon yang ditimbulkan.

Sikap (Attitude), memiliki potensi untuk bersifat khas merupakan hasil dari faktor genetik dan belajar. Perbedaannya dengan sifat yakni sikap berhubungan dengan objek sedangkan sifat tidak. Runang lingkup sifat hampir selalu lebih besar daripada sikap.

Tipe, menunjukkan perbedaan yan dibuat – buat akan tetapi tidak sesuai dengan kebenaran yang ada, namun sifat menunjukkan keadaan sebenarnya. Karena tipe merupakan hasil konstruksi ideal dari pengamat dimana seseorang dapat masuk ke dalamnya apabila identitas khasnya diabaikan.

Berdasarkan tingkat kemumannya Allport membagi sifat atau disposisi menjadi tiga bagian, diantaranya :

a. Disposisi Kardinal, sesuatu yang begitu umum sehingga dapat ditemukan dengan mudah pada kegiatan individu.

b. Disposisi Sentral, penguatan karakter yang khas pada individu.

c. Disposisi Sekunder, memiliki fungsi yang terbatas, tidak berkontribusi besar dalam penentuan deskripsi kepribadian dan memiliki kecenderungan pada respon yang ditimbulkan.

c. Intensi

Allport mengemukakan bahwa apa yang akan dilakukan individu di masa depan akan menjadi kunci penting untuk mengetahui bagaimana seseorang bertingkah laku di masa sekarang.

d. Proprium

(3)

dan fungsi mengenal. Funsi tersebut berkembang mengikuti usia yang terbagi menjadi tujuh aspek perkembangan proprium, diantaranya :

 Tiga tahun pertama : 1) perasaan jasmaniah 2) rasa identitas diri 3) harga diri

 Usia 4 – 6 tahun : 4) perluasan diri 5) gambaran diri

 Usia 6 – 12 tahun : 6) kesadaran diri 7) usaha proprium

e. Otonomi Fungsional

Otonomi fungsional merupakan pendorong dan pembentukan perilaku masa kini terlepas dari masa lalu. Aktivitas tertentu dapat menjadi tujuan akhir meskipun mula – mula terjadi karena alasan lain.

1.2 Perkembangan Kepribadian

1. Bayi

Menurut Allport pada tahun pertama kehidupan bayi tidak terdapat indikasi mengenai kepribadian seperti apa yang akan membentuknya kelak. Meskipun bayi telah memiliki potensi fisik dan tempramen tertentu, untuk penyempurnaannya masih harus menunggu proses pertumbuhan dan pematangan.

2. Transformasi Kanak – Kanak

Berawal dari individu yang saat baru pertama kali lahir merupakan makhluk biologis, kemudian bertransformasi menjadi individu yang bereksistensi merupa ego yang berkembang, struktur sifat yang akan meluas, dan inti yang terdiri dari tujuan – tujuan di masa depan. Pada fase iniotonomi fungsional memegang peranan penting

3. Orang Dewasa

Beberapa kemampuan yang harus dimiliki orang dewasa sebagai pribadi yang matang adalah sebagai berikut :

 Perluasan diri

 Menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain

 Memiliki orientasi yang realistik (humor dan insight)

(4)

2

TEORI STIMULUS – RESPON DOLLARD & MILLER

2.1 Struktur Kepribadian

Dalam teori Dollard – Miller, Kebiasaan atau Habit merupakan satu –satunya elemen yang bersifat struktural. Jadi, Kebiasaan (Habit) menjadi kunci dalam teori Dollard – Miller.

Kebiasaan (Habit) merupakan asosiasi atau ikatan antara stimulus dan respon yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Mereka menekankan bahwa kebiasaan – kebiasaan penting sebagian besar berasal dari stimulus verbal dan respon verbal. Selain kebiasaan, Dollard – Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder

(secondary drive) seperti rasa takut sebagai bagian dari kepribadian yang relative stabil. Hubungan stimulus respon yang bersifat bawaan (innate) dan dorongan primer (primary drive) juga turut berkontribusi dalam struktur kepribadian meskipun tak sepenting kebiasaan dan dorongan sekunder.

2.2 Dinamika Kepribadian

Dollard – Miller sangat memusatkan perhatiannya pada motif penting seperti dorongan dan kecemasan. Kemudian mereka menganalisa dan berusaha menggambarkan proses umum yang mungkin dapat terjadi pada semua motif.

Dorongan yang dipelajari (secondary drive) seringkali muncul karena adanya dorongan primer (primary drive) seperti rasa lapar dan haus, dalam kehidupan manusia.

(5)

2.3 Perkembangan Kepribadian

a. Kapasitas Bawaan (Innate)

Bayi memiliki kapasitas tingkah laku, diantaranya :

 Refleks Khusus, berupa respon tertentu terhadap stimulus atau kelompok stimulus tertentu yang sangat spesifik.

 Hierarki Respon Bawaan, kecenderungan respon tertentu terhadap stimulus tertentu sebelum melakukan respon lainnya.

 Dorongan Primer, stimulus internal yang kuat dan bertahan lama, berkaitan dengan proses fisiologis.

b. Proses Belajar

Dollard – Miller mengungkapkan ada empat komponen utama dalam proses belajar, yakni :

 Dorongan (Drive), merupakan stimulus dari dalam diri yang menyebabkan terjadinya suatu kegiatan. Kekuatan dorongan tergantung pada kekuatan stimulus yang memunculkannya.

 Isyarat (Cue), merupakan stimulus yang memberikan petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya. Variasi kekuatan isyarat menentukan bagaimana reaksi terhadapnya.

 Respon (Response), merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Menurut Dollard – Miller sebelum respon dikaitkan dengan stimulus, respon harus terjadi terlebih dahulu. Pada situasi tertentu stimulus menimbulkan respon - respon berurutan yang disebut dengan initial hierarchy of response.

 Perkuatan (Reinforcement), sebagai drive pereda dorongan. Reduksi drive menjadi syarat mutlak reinforcement.

c. Proses Mental yang Lebih Tinggi

 Generalisasi Stimulus, respon yang dipelajari dalam kaitannya dengan suatu stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang berbentuk atau berwujud fisiknya mirip. Semakin mirip stimulus lain dengan stimulus aslinya, maka semakin besar pula potensi untuk terjadi generalisasi tingkah laku.

(6)

menggunakan ‘trial & error’. Selain itu memudahkan untuk merencanakan, menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif.

 Bahasa (ucapan, pikiran, tulisan maupun sikap tubuh)

Sebagai respon isyarat, bahasa memiliki fungsi generalisasi dan diskriminasi. Dengan memberi label yang sama terhadap dua atau lebih kejadian yang berbeda, maka terjadi generalisasi untuk meresponnya secara sama. Sebaliknya label yang berbeda terhadap kejadian yang hampir sama, memaksa seseorang untuk merespon kejadian itu secara berbeda pula (diskriminasi). Diskriminasi akan menimbulkan respon yang juga berbedabeda. Perbedaan antar stimuli dipengaruhi oleh faktor

sosiokultural.

d. Konteks Sosial

Dollard – Miller meayakini tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh faktor masyarakatnya. Dimana tempat ia berkembang akan mempengaruhi pula kemampuan bahasa dan isyarat respon yang digunakan. Bahasa merupakan produk sosial, dimana bahasa adalah sesuatu yang penting maka lingkungan sosial juga berperan penting dalam perkembangan kepribadian.

e. Tahap – Tahap Kritis Perkembangan

f.

Situasi

Belajar Konflik yang dipelajari Kemungkinan akibatnya

Pemberian makan

(feeding)

Kepuasan terhadap kebutuhan dasar vs. takut, kesendirian, ketidakberdayaan

(7)

f. Proses – Proses Tak Sadar

Dollard – Miller membagi isi – isi keidaksadaran menjadi dua, yaitu : hal yang tidak pernah disadari(stimuli, respon yang dipelajari, dorongan) dan apa yang pernah disadari tapi tidak bertahan karena adanya represi.

g. Konflik

Ada tiga bentuk konflik, yakni : konflik approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi), konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif), dan konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif). Ketiga konflik tersebut mengikuti lima asumsi dasar mengaenai konflik, sebagai berikut :

Perilaku

seksual Kenikmatan tubuh vs. takut, marah

Represi terhadap pikiran dan kebutuhan seksual, problem masturbasi, homoseksualitas, problem odipal

Marah-agresi Ketegasan diri vs. celaan, hukuman, penolakan

(8)

1. Kecenderungan mendekat (gradient of approach), kecenderungan mendekati tujuan positif semakin kuat kalau orang semakin dekat dengan tujuannya itu 2. Kecenderungannya menghindar (gradient of avoidance), kecenderungan

menghindar dari stimulus negatif semakin kuat ketika orang semakin dekat dengan stimulus negatif tersebut

3. Peningkatan gradient of avoidance lebih besar dibandingkan gradient of approach

4. Meningkatnya dorongan yang berkaitan dengan mendekat atau menghindar akan meningkatkan gradient. Jadi meningkatnya motivasi akan memperkuat gradient

mendekati atau gradient menjauhi pada semua tutuk jarak dari tujuan. 5. Manakala ada dua respon bersaing, maka yang lebih kuat yang akan terjadi.

h. Psikopatologi dan Perubahan Tingkah Laku

Manusia mempelajari respon represi yang dapat dipakai untuk menghindari dari perasaan cemas dan berdosa. Represi dalam bentuk tidak memikirkannya, membuat orang terbebas dari keharusan memakai kemampuan pemecahan masalahnya untuk mengatasi konflik dan tidak menyadari bahwa kondisi yang menimbulkan konflik telah hilang. Sepanjang konflik itu tetap tidak disadari, makan konflik itu akan terus berlangsung dan menghasilkan simptom-simptom (sensasi spesifik atau tingkah laku yang dialami seseorang sebagai tidak menyenangkan and tidak normal).

Simptom sering membuat orang bisa menghindar (sementara) dari rasa takut dan cemas. Simptom itu tidak menyelesaikan konflik, tetapi dapat meredakannya. Simptom ini dipelajari sebagai habit. Ada tiga cara yang biasa dipakai orang untuk melakukan represi (agar tidak muncul pikiran-pikiran yang menimbulkan kecemasan), yaitu memberi nama lain (mislabeling); respon pengganti (response substitution);

tidak memikirkan (not thinking).

3

TEORI PERKUATAN OPERAN SKINNER

(9)

Mengikuti tradisi behaviorisme radikal Watson, Skinner menunjukkan sedikit minat dalam apa yang terjadi di "dalam" diri seseorang. Dia berpendapat bahwa itu tidak berguna untuk berspekulasi tentang pribadi, proses kognitif tidak teramati. Sementara prediksi tingkah laku dapat dilakukan karena adanya pengetahuan tentang kepribadian yang bersifat tetap namun tidak demikian dengan kontrol tingkah laku. Kontrol tingkah laku dapat tercapai melalui modifikasi. Ia fokus pada bagaimana cetakan lingkungan eksternal perilaku terbuka.

Sebagai contoh, pada anak kembar identik yang diasuh oleh orang tua yang berbeda, akan menghasilkan tingkah laku yang berbeda. Sementara, dua anak asuh (dari dua orang tua yang berbeda) ketika diasuh oleh orang tua yang sama, juga akan menghasilkan perilaku yang berbeda. Sebab kedua anak memiliki faktor genetik masing-masing, sehingga meskipun lingkungan berpengaruh, tetapi bukan satu-satunya faktor utama pembentuk perilaku.

3.2 Dinamika Kepribadian

Skinner mengakui bahwa seseorang tidak selalu memperlihatkan tingkah laku yang sama, dengan kadar yang sama, meskipun berada dalam suatu situasi yang tetap. Dalam beberapa situasi tingkah laku memiliki kecenderungan untuk berubah – ubah. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor internal dalam seseorang. Meski begitu, orang lain yang berada di luar diri individuterkadang tidak dapat menyadari akan hal ini. Pengamat hanya mampu menilai berdasarkan perilaku yang Nampak sebagai akibat dari faktor internal.

3.3 Perkembangan Kepribadian

Pandangan Skinner disebut teori perkuatan operan karena konsep kunci dari teorinya adalah tentang prinsip perkuatan tingkah laku. Istilah operan yang berarti respon beroperasi di lingkungan dan mengubahnya. Secara khusus, proporsi perilaku yang ditunjukkan oleh individu akan bertambah jika ketika perilaku itu terjadi dan disusul oleh

(10)

Manipulasi akibat-akibat dari suatu perilaku dengan tujuan untuk menaikkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku tersebut, sehingga reinforcement

diberikan secara berulang. Dalam hal ini, lingkungan mempengaruhi perilaku yang dimunculkan oleh individu, dan frekuensi munculnya perilaku berubah-ubah sesuai dengan perkuatan yang mengikutinya. Pada tipe operant conditioning, pemerkuat (reinforcement) diberikan sesudah munculnya perilaku.

Terdapat 4 prosedur operant conditioning menurut Skinner, yaitu;

1. Positive Reinforcement; Ketika Individu memunculkan perilaku yang diharapkan, maka pemerkuat positif (menyenangkan) diberikan.

2. Negative Reinforcement; Ketika individu menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan, maka pemerkuat negatif (tidak menyenangkan) diberikan.

3. Punishment; Jika individu menunjukkan perilaku yang diharapkan (perilaku operan) maka hukuman diberikan, jika tidak memunculkan perilaku itu, maka hukuman dihentikan.

4. Ommision Training; Jika individu memunculkan perilaku operan, maka pemerkuat akan dihentikan, namun jika individu tidak memunculkan perilaku operan pemerkuat menyenangkan akan diberikan.

4

TEORI FAKTOR RAYMOND B. CATTELL

4.1 Hakikat Kepribadian : Struktur Sifat – Sifat

Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu. (1950, hlm. 2)

Sifat (Trait)

Menurut Cattell trait merupakan mental structure dimana trait didapatkan dari sebuah kesimpulan dari tingkah laku manusia yang dapat diamati, kemudian menunjukkan indikasi ketetapan dan ketepatan dalam tingkah laku. Trait

(11)

a. Common Traits and Unique Traits

Common Traits adalah karakter yang dimiliki oleh setiap orang hanya saja masing – masing individu memiliki tingkatan atau kapasitas yang berbeda – beda. Beberapa orang memiliki kapasitas yang lebih daripada yang lain begitu pula sebaliknya. Contoh : intelligence, keterbukaan, dan supel.

Unique Traits adalah karakter yang dimiliki oleh sedikit individu dan menjadikannya unik atau sebuah kekhasan, cenderung pada ketertarikan terhadap suatu objek.

b. Surface Traits and Source Traits

Surface Traits adalah kelompok variable yang dapat dilihat oleh orang lain dan merupakan kepribadian yang tersusun dari beberapa elemen secara konstan.

Source Traits adalah kesatuan karakter yang membangun surface traits dan hanya dapat diketahui dengan penggunaan teori analisis factor. Berdasarkan asalnya source traits diklasifikasikan lagi menjadi sebagai berikut :

Constitutional traits : karakter yang berasal dari kondisi biologis individu.

Environment-mold traits : karakter yang terbentuk karena faktor lingkungan dan proses pembelajaran.

c. Ability Traits and Temperament Traits

Ability Traits adalah karakter yang menentukan kemampuan seseorang untuk mecapai tujuannya. Contoh : dengan tingkat intelejensi yang dimiliki seseorang kita dapat memprediksikan sejauh mana seseorang dapat mencapai tujuannya.

Temprament Traits adalah karakter yang menggambarkan emosi seseorang secara umum. Contoh : ketenangan, kegugupan, keberanian, dsb.

d. Dynamic Traits (sifat-sifat yang dinamis)

Merupakan sifat atau karakter yang mengendalikan tingkah laku seseorang dan juga berperan dalam emosi, keinginan, maupun ketertarikan seseorang dalam suatu hal. Terdapat tiga jenis pokok dari dynamic traits, yakni :

Attitude (Sikap), merupakan tingkah laku spesifik individu sebagai respon terhadap situasi atau keadaan tertentu.

(12)

macam erg, yakni : rasa lapar, seks, sifat suka berteman, sifat melindungi pada orang tua, rasa ingin tahu, pelarian diri (takut), sifat suka berkelahi, sifat suka memiliki, asersi diri, seks yang narsisistik.

Sentiment, tingkah laku yang terstruktur yang memperoleh energi dari erg dan terbentuk melalui hasil belajar.

Dynamic Lattice

Umumnya, sikap merupakan subsider bagi sentimen, dan sentimen bagi erg, yang menjadi kekuatan pendorong dalam kepribadian, konteks keterhubungan ini dinyatakan dalam dynamic lattice.

Konflik dan Penyesuaian

Untuk mengetahui konflik dari kecenderungan tingkah laku individu, adalah dengan cara spesifikasi equasi yang melibatkan sifat-sifat dinamis individu, seperti erg dan sentimen dalam suatu kegiatan. Contoh seorang laki-laki yang berminat untuk kawin. Dengan menggunakan spesifikasi equasi, dapat digambarkan sebagai berikut :

I Marry = 0.2 E(Curiosity) + 0.6 E(sex) + 0.4 E(gregariousness) + 0.3 E(fear) + 0.3 M(parents) – 0.4 M(career) + 0.5(self)

E = egr

M = sentiment

Keadaan (States), Peranan (Roles), dan Kesiapan (Set)

Pola-pola tertentu dalam maju mundurnya kepribadian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor : perubahan suasana/keadaan hati), tahapan perubahan peranan individu, dan set mental sesaat yang disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan. Dengan demikian untuk menjelaskan prilaku (behavior) individu melalui spesifikasi equasi adalah sebagai berikut:

B = a (ability) + T (temperament) + e (egr) + es (sentiment) + st (state) + r (role) + s (set)

4.2 Perkembangan Kepribadian

a. Analisis Hereditas dan Lingkungan

(13)

Ini sebagai bukti apa yang disebut Cattell hukum pemaksaan ke arah rerata biososial (law of coercion to the biosocial mean).

b. Belajar

Cattell membedakan belajar menjadi tiga jenis, yaitu :

- Classical Conditioning, secara khusus digunakan untuk mengaitkan respon emosional dengan isyarat lingkungan.

- Instrumental Conditioning, belajar untuk mencapai kepuasan terhadap tujuannya melalui kegiatan ataupun tingkah laku.

- Integration Learning, belajar untuk memaksimalkan kepuasan jangka panjang dengan memilih perilaku tertentu untuk diekspresikan dan perilaku lainnya untuk ditahan atau disublimasi.

c. Integrasi antara Pematangan dan Belajar

Cattel memperkenalkan istilah treptik untuk melukiskan perubahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan dengan tujuan mengklasifikasikan kurva perubahan perkembangan berbagai sifat ke dalam komponen genetic dan treptik, serta sub komponennya. Untuk mencapai tujuannya, Cattell menggunakan metode MAVA secara komparatif.

5

TEORI PERSONOLOGI HENRY A. MURRAY

5.1Struktur Kepribadian

a. Definisi Kepribadian

1) Abstraksi teoritis, tidak hanya deskripsi tentang perilaku manusia. 2) Mengacu pada serangkaian kejadian sepanjang hidup manusia 3) Mencerminkan elemen perilaku yang menetap, berulang, baru maupun unik 4) Agen yang mengatur & memerintah individu 5) “No brain no personality”

a. “Proceeding” dan Serial

(14)

(berinteraksi dengan orang – orang atau objek dalam lingkungan). Dalam keadaan tertentu tingkah laku berdasarkan proceeding membutuhkan waktu yang lama dalam satu kesatuan. Satuan tingkah laku dalam periode yang lama ini disebut dengan serial. b. Program Serial dan Jadwal

Fungsi penting bagi individu dilayani program serial adalah penyusunan teratur tentang sub misi untuk masa depan dalam jangka waktu yang cukup lama hingga tercapainya tujuan individu. Jadwal adalah sarana untuk mereduksi konflik diantara objek tujuan dan kebutuhan yang saling bersaing dengan cara mengatur penyaluran kecenderungan pada waktu yang berbeda.

c. Abilitas dan Prestasi

Komponen – komponen individu ini menjalankan fungsi sentral menjembatani disposisi dengan tindakan serta hasil kea rah mana disposisi ditujukan.

d. Pembentukan Kepribadian

Dalam menggambarkan pembentukan kerpribadian secara struktural, Murray meminjam istilah id, ego, dan superego dari psikoanalisis Freud.

Id berisi impuls primitif, amoral, dan penuh nafsu dijelaskan oleh Freud, tetapi juga mengandung impuls diinginkan, seperti empati dan cinta menurut Murray.

Superego tidak hanya dibentuk oleh orang tua dan figur otoritas, tetapi juga oleh kelompok sebaya dan budaya. Ego-ideal,sebuah komponen dari superego yang berisi perilaku moral atau ideal untuk mana seseorang harus berusaha. Ego bagi Murray, penyelenggara sadar perilaku; ini adalah konsepsi yang lebih luas daripada Freud.

5.2 Dinamika Kepribadian

a. Kebutuhan, adalah suatu konstruk (fiksi disepakati atau konsep hipotesis) yang mewakili suatu daya pada bagian otak, kekuatan yang mengatur persepsi, apersepsi, pemahaman, konasi, dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan ke arah tertentu. (Murray, 1938 , hlm. 123).

Tipe – Tipe Kebutuhan :

Kebutuhan Primer dan Kebutuhan Sekunder

(15)

Kebutuhan Sekunder (Kebutuhan Psikogenik), kebutuhan ini ditandai oleh tidak adanya hubungan fokal dengan proses organis atau kepuasan fisik khusus.

Kebutuhan Terbuka dan Kebutuhan Tertutup

Secara khas kebutuhan terbuka mengungkapkan diri dalam tingkah laku motorik, sedangkan kebutuhan tertutup berada dalam dunia khayalan.

Kebutuhan yang Memusat (fokal) dan Kebutuhan yang Menyebar (difus) Kebutuhan Proaktif dan Kebutuhan Reaktif

Kebutuhan Proses, Kebutuhan Modal, Kebutuhan Akibat.

b. Tekanan (Press), menggambarkan factor penentu tingkah laku yang efektif dan penting dalam lingkungan. “Tekanan suatu objek ialah apa yang dapat dilakukan oleh objek itu terhadap subjek atau untuk subjek – daya yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi kesejahteraan seubjek dengan cara tertentu.” (1938, hlm. 121)

c. Reduksi Tegangan, karena adanya drive yang kompleks maka individu dipandang akan menjadi lebih aktif. Saat kebutuhan muncul, maka individu berada dalam keadaan tegang, setelah kebutuhannya terpenuhi maka ketegangan tersebut akan tereduksi.

d. Tema, interaksi antara kebutuhan dan tekanan dan memungkinkan melihat tingkah laku secara lebih global.

e. Integrasi Kebutuhan, kebutuhan untuk mengadakan bentuk interaksi tertentu terhadap tipe orang atau suatu objek.

f. Tema Kesatuan, kesatuan antara kebutuhan dan tekanan yang berhubungan yang merupakan hasil dari pengalaman dan memberikan makna serta kesatuan pada bagian terbesar tingkah laku individu.

g. Proses Regnan, proses fisiologis yang membersamai proses psikologis yang dominan.

5.3 Perkembangan Kepribadian

a. Kompleks – kompleks Kanak – kanak

- Kompleks Klaustral, sisa dari pengalaman selama dalam kandungan dari individu. - Kompleks Oral, sisa dari pengalaman pemberian makan awal.

(16)

- Kompleks Uretral, meliputi mengompol di tempat tidur, mengompol di celana, dan erotisme uretral.

- Kompleks Kastrasi, muncul sebagai akibat dari fantasi – fantasi yang diasosiasikan dengan masturbasi anak –anak.

b. Faktor Genetis dan Pematangan

Proses genetik pematangan bertugas memrogramkan sejenis suksesi pergantian berbagai masa sepanjang kehidupan seseorang.

c. Belajar

Belajar adalah proses menemukan apa yang menyenangkan dan apa yang menyusahkan bagi individu. Sumber hedonik dan anhedonik dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara : sumber tersebut dapat bersifat retrospektif, spketf, dan prospektif.

d. Faktor Sosio – Kultural

“Teori evolusi tentang kelompok ini membantu kita untuk memahami mengapa manusia adalah makhluk sosial, dan sebagai makhluk sosial, ia penyayang sekaligus kejam.” (1959, hlm. 46)

e. Keunikan

f. Proses – proses Tak Sadar

Tidak semua proses regnan memiliki hubungan – hubungan sadar, sehingga wajar saja jika proses regnan yang tidak memiliki hubungan sadar menentukan tingkah laku tanpa disadari individu.

g. Proses Sosialisasi

Salah satu unsur hakiki untuk mencapai tujuan sosialisasi ialah perkembangan superego yang memadai. Keberhasilan orang tua dalam menghadiahi pola –pola tingkah laku yang disetujui dan menghukum pola – pola tingkah laku yang tidak disetujui akan menentukan keberhasilan proses perkembangan ini.

6

TEORI YANG BERPUSAT PADA PRIBADI ROGERS

6.1 Struktur Kepribadian

(17)

Organisme merupakan tempat dari seluruh pengalaman. Keseluruhan pengalaman ini merupakan medan fenomenal (frame of reference dari individu yang hanya dapat diketahui oleh orang itu sendiri). Medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar yang dilambangkan dan pengalaman tak sadar yang tak dilambangkan (subsepsi).

b. Diri (Self)

Konsep diri adalah kumpulan keyakinan tentang alam sendiri, kualitas yang unik, dan perilaku khas. Diri adalah suatu bagian dari medan fenomenal yang kemudian ‘memisahkan diri’. Selain diri sebagai struktur diri, terdapat diri ideal

yang merupakan apa yang diinginkan orang lain terhadap dirinya.

c. Organisme dan Aku: Keselarasan dan Ketidakselarasan

Apabila pengalamn yang dilambangkan yang membentuk diri benar – benar merefleksikan pengalaman – pengalaman organisme, maka hal ini disebut dengan keselarasan. Ketidakselarasan antara diri dan pengalaman organisme menyebabkan individu merasa terancam dan cemas.

6.2 Dinamika Kepribadian

Terdapat satu kekuatan yang memotivasikan, yakni dorongan untuk mengaktuaslisasikan diri atau hanya ada satu tujuan hidup, yakni menjadi pribadi yang teraktualisasikan (pribadi yang utuh).

Rogers memberi perhatian khusus pada dua kebutuhan, yakni kebutuhan akan penghargaan yang positif dan kebutuhan akan harga diri. Keduanya merupakan kebutuhan yang dipelajari. Kebutuhan yang pertama terjadi pada masa bayi karena bayi begitu dicintai dan diperhatikan oleh lingkungannya dan kebutuhan kedua terbentuk karena bayi mendapatkan penghargaan positif dari orang – orang lain (1959, hlm. 223 – 224).

6.3 Perkembangan Kepribadian

Dalam hal pengembangan kepribadian, Rogers member perhatian terhadap bagaimana pengalaman masa kecil mengenali kesesuaian atau ketidaksesuaian antara konsep diri seseorang dan pengalaman seseorang. Menurut Rogers, individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk kasih sayang, cinta, dan penerimaan dari orang lain.

(18)

mereka bersyarat. Artinya, itu tergantung pada anak berperilaku baik dan menjalani hidup sesuai dengan harapan. Di sisi lain, beberapa orang tua membuat kasih sayang mereka tanpa syarat. Rogers percaya bahwa cinta tanpa syarat dari orang tua mendorong kesesuaian dan bahwa cinta bersyarat mendorong ketidaksesuaian.

Kecemasan dan Pertahanan

Menurut Rogers, pengalaman yang mengancam pandangan pribadi orang dari diri mereka adalah penyebab utama kecemasan. Semakin akurat konsep diri Anda, semakin besar kemungkinan Anda untuk memiliki pengalaman yang berbenturan dengan persepsi diri Anda. Dengan demikian, orang-orang dengan sangat kongruen konsep diri terutama kemungkinan akan terganggu oleh kecemasan berulang. Untuk menangkal kecemasan ini, individu sering berperilaku defensif dalam upaya untuk menafsirkan kembali pengalaman mereka sehingga konsep diri mereka muncul secara konsisten.

7

TEORI HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW

Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri – naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:

 Kebutuhan fisik / biologis

 Kebutuhan akan rasa aman.

 Kebutuhan Akan Rasa Dimiliki ( Sense Of Belonging ) Dan Cinta.

 Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri

 Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.

 Kebutuhan estetik

7.1

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

a. Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan tempat tinggal.

(19)

c. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Cinta, mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. Individu sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini sangat penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta ( dewasa ) yakni deficiency

atau D-Love dan Being atau B-Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love, dimana orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.

d. Kebutuhan Dasar Harga Diri, Ada dua jenis harga diri :

 Menghargai diri sendiri ( self respect ), yaitu kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan.

 Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from other ) yaitu kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.

e. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri, tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari Abaraham Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri.

8

TEORI MEDAN LEWIN

8.1 Struktur Kepribadian

Suatu ruang hidup yang terdiri dari pribadi yang dikelilingi oleh lingkungan psikologis. Pribadi berdiferensiasi menjadi daerah perceptual motor dan daerah dalam personal yang dibagi lagi menjadi sekelompok sel – sel peripheral dan sentral.

(20)

dapat berlokomosi. Daerah pribadi dikatakan berhubungan jika daerah – daerah itu salin

berkomunikasi.

Dua dimensi lain dari ruang hidup adalah dimensi realitas, irealitas, serta dimensi

masa lampau –masa depan.

8.2 Dinamika Kepribadian

Konsep dinamik pokok dari Lewin, yakni kebutuhan, energi psikis, tegangan, kekuatan atau vector, dan valensi, telah dibahas. Konstruk dinamik bersama dengan konstruk structural menentukan lokomosi khusus dari individu dan cara ia mengatur struktur lingkungannya. Lokomosi dan perubahan struktur berfungsi untuk mereduksi tegangan dengan cara memenuhi kebutuhan sehingga terpuaskan.

8.3 Perkembangan Kepribadian

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Zeepedia. (n.d.). Personality Psychology. Retrieved from :

http://www.zeepedia.com/read.php?

gordon_allport_a_trait_theory_of_personality_personality_as_a_personality_psych ology&b=94&c=26

Lisa, W. (n.d.). Teori Stimulus – Respon. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Modul.

Weiten, W. (2013). Psychology Themes and Variations. 9th ed. Canada : WadsWorth Cengage Learning

Ernilawati, N. & Rahmida, L. (2010). Paradigma Belajar. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Makalah.

Bahri, S. (2014). Teori Kepribadian Faktor Analisis. Retrieved from :

http://atibilombok.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kepribadian-teori-faktor.html/

CengageSites. (2008). The Neopsychoanalitic Approach. Retrieved from :

http://cengagesites.com/academic/assets/sites/Schultz_Ch05.pdf

(22)

Hall, C.S. & Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-teori Sifat dan Behavioristik.

Yogyakarta: Kanisius

Rian. S. 2014. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Retrieved from :

http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/

TEORI BEHAVIORISTIK & HOLISTIK

(ORGANISMIK-FENOMENOLOGIS)

(23)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA

JL. SEMOLOWARU NO. 45

Referensi

Dokumen terkait