• Tidak ada hasil yang ditemukan

Quo Vadis Ilmu Hubungan Internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Quo Vadis Ilmu Hubungan Internasional"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abad-21 ini, ilmu hubungan internasional semakin berkembang luas dan besar, baik dari perkembangan aktornya maupun ruang lingkupnya yang semakin luas, ditambah lagi kemajuan teknologi menyebabkan ilmu hubungan internasional semakin berkembang pesat karena di zaman ini bukan hanya antar state actors yaitu government atau pemerintah yang bisa berkomunikasi atau menjalin hubungan internasional, namun para non-state actors pun sudah bisa melakukannya. Hal ini dibuktikan dengan semakin maju dan terbukanya lapangan pekerjaan diluar negeri dan banyak aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan seperti ekspor-impor yang semakin melimpah, dan banyaknya pertukaran pelajar maupun investasi-investasi asing yang diterima secara baik oleh negara penerima. Banyaknya Multinational Cooperation (MNC) yang bergerak pada sektor ekonomi, maupun pada bidang pertahanan maupun keamanan dimana dijalin banyaknya kerjasama multilateral dan bilateral untuk menghadapi serangan-serangan atau kejadian yang tidak dinginkan.

Dengan semakin maju dan cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, tidak dipungkiri ilmu hubungan internasional juga berkembang, ditambah dengan banyaknya konflik-konflik internasional yang terjadi saat ini, semakin menentukan arah dan nasib ilmu hubungan internasional selanjutnya dan arah tujuannya pun akan selalu berkembang seiring dengan mengikuti perkembangan zaman yang dialami oleh setiap negara.

1.2 Rumusan Masalah

(2)

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Quo Vadis Ilmu Hubungan Internasional 2.2.1 Pengertian Quo Vadis

Quo Vadis sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Classical Latin yaitu, kʷoː waːdis, dan Ecclesiastical Latin kʷoː vadiːs adalah sebuah kalimat dalam bahasa latin yang bila diterjemahkan secara harfiah berarti: "Ke mana engkau pergi?". Jika dihubungkan dengan Ilmu Hubungan Internasional, Quo Vadis memiliki arti yaitu, “mau dibawa kemana ilmu hubungan internasional?” atau bisa diperjelas menjadi “kemana arah perkembangan ilmu hubungan internasional?”.

2.2.2 Sejarah Ilmu Hubungan Internasional

Sejarah hubungan internasional dapat ditelusuri hingga ribuan tahun yang lalu; Barry Buzan dan Richard Little, misalnya, menganggap interaksi antara beberapa negara-kota kuno di Sumeria, yang berawal pada tahun 3.500 SM, sebagai sistem internasional paling dewasa pertama di dunia. Potret resmi Raja Władysław IV dengan pakaian model Perancis, Spanyol, dan Polandia yang merefleksikan kerumitan politik Persemakmuran Polandia-Lituania selama Perang Tiga Puluh Tahun.

(3)

Tahun-tahun antara 1500 hingga 1789 menjadi masa kebangkitan negara-negara berdaulat yang merdeka, institusionalisasi diplomasi dan angkatan bersenjata. Revolusi Perancis turut menambahkan ide baru bahwa yang dapat ditetapkan sebagai berdaulat bukanlah pangeran atau oligarki, tetapi warga negara yang didefinisikan sebagai bangsa. Suatu negara yang bangsanya berdaulat dapat disebut sebuah negara-bangsa (berbeda dengan monarki atau negara keagamaan). Istilah republik mulai menjadi sinonimnya. Sebuah model alternatif negara-bangsa dikembangkan sebagai tanggapan atas konsep republik Perancis oleh bangsa Jerman dan lainnya, yang bukannya memberikan kedaulatan kepada warga negara, malah mempertahankan pangeran dan kerajaan, tetapi menetapkan kenegarabangsaan dalam hal etnolinguistik, sehingga menetapkan ide yang jarang terwujud bahwa semua orang yang mempertuturkan satu bahasa dimiliki oleh satu negara saja. Klaim yang sama terhadap kedaulatan dibuat untuk kedua bentuk negara-bangsa. Perlu diketahui bahwa di Eropa saat ini, beberapa negara mengikuti kedua definisi negara-bangsa: banyak yang melanjutkan sistem kerajaan berdaulat, dan sedikit sekali negara yang homogen etnisnya.

Sistem Eropa yang mengusung kesetaraan kedaulatan negara-negara dibawa ke Amerika, Afrika, dan Asia melalui kolonialismedan "standar peradaban" mereka. Sistem internasional kontemporer akhirnya ditetapkan melalui dekolonisasi selama Perang Dingin. Tetapi, hal ini malah terlalu disederhanakan. Meski sistem negara-bangsa dianggap "modern", banyak negara belum memberlakukan sistem ini dan dianggap "pra-modern".Lebih jauh lagi, beberapa negara telah bergerak keluar dari penuntutan kedaulatan penuh, dan dapat dianggap "pascamodern".

2.2.3 Arah Perkembangan Ilmu Hubungan Internasional

(4)

dimana aktor yang terlibat, proses interaksi dan tujuan para aktor dalam interaksi internasional semakin beragam. Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah transformasi interaksi dalam hubungan internasional, dimana pada zaman PD II hanya terbatas pada government to government (pemerintah ke pemerintah) sedangkan orang lain yang bukan termasuk state actors sulit sekali untuk menjalin interaksi dan berkomunikasi dengan negara lain. Namun di abad ini, khususnya setelah PD II. Interaksi meluas menjadi people to people atau non-state actors, jadi siapapun bisa menjalin interaksi dengan negara lain dan tidak terbatas kepada 1 kepentingan pemerintah. Mulai dari hubungan kerjasama perusahaan, maupun pertukaran pelajar menunjukkan bahwa ilmu hubungan internasional sudah tidak “kaku” dan terbatas pada pemerintah.

Interaksi ini akan terus menerus meluas dan semakin tidak terbatas, seiring perkembangan zaman. Bahkan mungkin, di masa depan bukan hanya interaksi people to people tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa transformasi ini bisa berkembang juga ke interaksi planet to planet.

Ilmu hubungan internasional sendiri yang notabennya merupakan ilmu tidak pasti mengakibatkan ilmu ini selalu berkembang dari masa ke masa, sehingga menyebabkan arah dan tujuan ilmu hubungan internasional ini tidak selalu tetap tetapi mengikuti perkembangan zaman, walaupun lumrahnya ilmu hubungan internasional bertujuan untuk menjalin relasi dan komunikasi yang baik antar negara dalam berbagai bidang. kepada 1 isu yang itu high politics issues (security issues) atau isu keamanan, tetapi dalam berbagai bidang pun semakin beragam.

(5)

zaman globalisasi seperti yang terjadi di dunia pada saat ini. Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi dalam studi Hubungan Internasional. Perubahan ini memicu pergerakan dalam dunia internasional. Berbagai perdebatan dari banyak perspektif muncul untuk memperkaya dan menyempurnakan teori-teori dalam Hubungan Internasional yang dinilai sangat abstrak dan kompleks. Ilmu Hubungan Internasional harus dapat menjawab setiap permasalahan dunia baik masa lampau, masa kini hingga masa depan.

Jika ditelusuri lagi dari sejak pertama kali Ilmu Hubungan Internasional ada, perjalanan nya memang tidak mulus, ditandai dengan yang kita kenal sebagai “The Great Debate” dalam ilmu hubungan internasional. Yaitu perdebatan-perdebatan besar dalam hubungan internasionalnya, diantaranya perdebatan yang melibatkan pendekatan Idealis dan Realis, kemudian disusul dengan perdebatan kedua yang melibatkan pendekatan Tradisionalis dengan Behavioralis, kemudian perdebatan terakhir melibatkan pendekatan Positivis dengan pendekatan Post-Positivis yang mengakibatkan banyak perubahan dalam cara pandang dan perkembangan secara menyeluruh untuk menemukan pendekatan yang sangat tepat dan bisa diterima oleh setiap penstudi ilmu hubungan internasional.

Ilmu hubungan internasional memanglah harus bersifat dinamis, supaya dapat menjawab permintaan dan pertanyaan zaman, selain cakupannya yang luas, kita sebagai penstudi HI harus memiliki pandangan yang luas juga dalam menyikapi persoalan di dunia yang selalu berubah-ubah.

(6)

The Great Debate yang melibatkan perdebatan-perdebatan antar berbagai pendekatan teoritis yang berbeda ini tidak dijalankan dalam isolasi yang menyenangkan. Pendekatan-pendekatan itu dibentuk berdasarkan dan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa bersejarah. Hal inilah yang menyebabkan akan selalu ada perkembangan dan perubahan dalan pendekatan-pendekatan dalam ilmu HI, dan tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya akan lahir pendekatan teoritis baru dengan aktor-aktor yang baru pula.

Memang sampai saat ini tidak ada satupun pendekatan teoritis yang benar-benar dianggap menang dan sempurna, dan itu mencerminkan perlunya pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk menangkap aspek-aspek yang berbeda dari kenyataan kontemporer dan sejarah yang rumit. Selain itu, politik dunia tidak di dominasi oleh satu isu atau konflik tunggal, sebaliknya ia dibentuk dan dipengaruhi oleh banyak isu dan konflik yang berbeda.

Pemikiran HI telah berkembang dalam tahapan yang ditandai oleh perdebatan khusus antara kelompok-kelompok penstudi. Dan akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman. The great debate sudah memasuki fase perdebatan keempat dan sedang berjalan dalam HI, perdebatan ini melibatkan serangan pada tradisi-tradisi yang mapan oleh pendekatan-pendekatan alternatif, kadang-kadang dikenal sebagai ‘alternatif-alternatif positivis’ perdebatan itu mengangkay baik isu-isu metodologi (yaitu bagaimana mendekati studi suatu isu) maupun isu-isu pokok (yaitu isu-isu mana seharusnya dipertimbangkan sebagai yang paling penting). Pendekatan-pendekatan ini juga menolak pernyataan-pernyataan ilmiah neorealisme dan neoliberalisme.

“Isu-baru” HI adalah suatu topik yang dipandang penting. Para penstudi sering berpendapaT bahwa isu tersebut mendapatkan sedikit perhatian sejauh ini. Isu-isu baru mecakup nilai maupun teori.

(7)
(8)

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Hubungan Internasional selalu berubah sesuai dengan berkembangnya. Perubahan ini memicu pergerakan dalam dunia internasional. Cakupan Hubungan Internasional dikenal memiliki objek kajian yang sangat luas, maka dari itu Hubungan Internasional dinilai sangat abstrak dan kompleks. Hubungan Internasional sebagai displin ilmu harus dapat menjawab setiap permasalahan dunia baik masa lampau, masa kini hingga masa depan. Dalam era globalisasi telah membawa suatu dampak yang besar dalam perkembangan ilmu Hubungan Internasional dimana sebelumnya struktur politik dunia masih bersifat anarki dimana tidak ada kekuasaan tertinggi selain negara, sekarang telah berubah menjadi sistem global governance dimana pemerintah yang mengatur secara keseluruhan semua aktor yang berhubungan dengan negara tersebut. Kajian Hubungan Internasional saat ini juga tidak hanya membahas tentang politik saja seperti perjanjian perdamaian atau perang. Studi Hubungan Internasional juga fokus dalam hal kelangsungan hidup dan upaya manusia dalam mendapatkan keadilan dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran

(9)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Quo_vadis (16/05/2015)

Referensi

Dokumen terkait

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan kemudian dapat menyimpulkan bahwa tanaman

Stewart & Angelo dalam buku mereka : Berkomunikasi interpersonal mendefinisikan komunikasi : Komunikasi interpersonal adalah saling relasional membangun proses

Dari Putusan Hakim Nomor 3346/Pdt.G/2016/PA.Sby tersebut, maka dapat dilihat dari sudut pandang Hukum Islam yang mengacu pada Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Tentang

(4) Membedakan keragaman sosial-budaya berdasarkan keragaman kenampakan alam. Melalui media gambar, siswa dapat menyebutkan kenampakan alam di daerah provinsi dengan tepat.

18.ayah pulang kerja dari kantor menunjukan hari sudah…a. sore

PowerPoint Title. Subtitle

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan anakan sengon terbaik yaitu pada perlakuan penambahan arang 10% dan cuka kayu 2%, masing-masing dengan tinggi 156,33 cm dan

Proses data mining dengan metode decission tree algoritma C.45 dimulai dari pembentukan decision system sebagai data awal yang memiliki nilai atribut kondisi dan