ASUHAN KEPERAWATAN KELOLAAN KELOMPOK DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA ASPIRASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK TOPAZ 2
HEZRON DWI SETIANTWO BAGA (462013005) HILLERY Y.D PELLETIMU (462013034)
AYUB PRABOWO (462013007) FERNADIYANTI
(462013037)
RETTY SATIDJA TODE (462013012) MARISCA SELVINA (462013038)
SEVNAT JAMBORMIAS (462013013) HERLIN LODEWIK KAYA (462013040)
JOLANDA F. LUHUKAY (462013014) SEPTIANA D. ANGRAHENI (462013046)
NATALIA SANTIKA WARIUNSORA (462013016) THONCI BOINSERA (46201364)
YOKTAN SAMB METKONO (462013019) MAKMUR (462013068)
ERISKA PEKU JAWANG (462013029) LEVIANO 462013073
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
1. Identitas
a. Nama Anak : By. A
b. Alamat : Yososari 03/10, Reco, Kretek, Wonosobo c. Tempat/tanggal lahir: 02-10-2016
d. Umur : 1 Bulan e. Suku : Jawa f. Jenis Kelamin : Laki-laki g. Agama : Islam
h. Tanggal wawancara: 02 november 2016 i. Pemberi informasi : Ny. R
j. Penanggungjawab : Tn. S
Diagnosa Medis : Pneumonia Aspirasi 1. Keluhan Utama (KU)
Keluarga mengatakan klien batuk 2. Penyakit Sekarang (PS)
Klien dibawa ke IGD karena tiba-tiba lemas, tidak mau menangis, sianosis seluruh tubuh,tidak mau minum, batuk pilek sejak 3 hari yang lalu dan muntah cair 3 kali sejak pagi. Setelah berada di IGD langsung diberikan tindakan pemasangan infus di lengan kanan, terpasang oksigen nasal dan OGT.
3. Riwayat Masa Lalu
Klien memiliki riwayat BBLR. Klien pernah rawat inap di ruang IPI RSK Ngesti Waluyo selama 13 hari setelah ibu klien menjalani operasi caesar pada saat proses melahirkan klien. Klien lahir prematur dengan berat badan lahir 1,9kg.
a. Kehamilan (ibu) (1)Jumlah (gravida): 2
(a)Tanggal Kelahiran: 02-10-2016 (2)Hasil (paritas)
(a)Gestasi: premature (b)Lahir: 2 Mati: 0 Aborsi: 0
(1)Durasi persalinan : 1 jam (2)Tipe melahirkan : caesar
(3)Tempat melahirkan : RSK Ngesti Waluyo c. Kelahiran
a. Berat badan/panjang badan : 1,9kg/42cm b. Kondisi kesehatan : premature c. Skor Apgar : 6-7-8
d. Anomali congenital : Tidak ada e. Lama perawatan : 13 hari
d. Penyakit, operasi, atau cidera sebelumnya
Ibu klien mengatakan pernah menjalani operasi caesar pada saat melahirkan klien. Ibu klien mengalami pendarahan pada saat melahirkan klien
e. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan atau minuman, obat maupun binatang
f. Obat-obatan
Nama Obat Dosis Alasan pemberian Aminophilin 2x1mg Mengurangi sesak nafas Ampicillin 2x100mg Sebagai antibiotik untuk
mengatasi infeksi
Gentamicin 10mg/36jam Mengobati dan mencegah infeksi akibat bakteri
Metronidazole 3x15mg
g. Imunisasi
Klien belum mendapatkan imunisasi karena berat badan klien belum mencukupi untuk mendapatkan imunisasi
h. Pertumbuhan dan perkembangan (1)Berat badan lahir : 1,9 kg
(2)Berat badan 1 bulan : 2,9 kg (3)Berat badan sekarang : 3kg i. Kebiasaan
(1) Pola Perilaku
(b)Menghisap ibu jari: Tidak (c) Pika : tidak terkaji
(d)Ritual, seperti “selimut pengaman”: tidak terkaji
(e)Gerakan tidak umum (membenturkan kepala, memanjat): tidak terkaji
(f) Tempertantrum : tidak
(2) Aktivitas kehidupan sehari-hari
(1)Jam tidur malam : 21:00 Jam bangun : 06.00 (2)Durasi tidur malam : 8 jam Durasi tidur siang: 2 jam (3)Usia toilet training : tidak terkaji
(4)Pola defekasi: BAB cair dengan memiliki ampas (5)Pola berkemih : 5 kali
(6)Kejadian enuresis: tidak terkaji
(3) Penggunaan atau penyalahgunaan obat, alkohol, kopi (kafein), atau tembakau: tidak terkaji
(4) Respon terhadap frustasi: tidak terkaji 4. Tinjauan Sistem
a.Umum
Keadaan umum klien composmentis, lemah. Klien tidak mengalami penurunan berat badan dan tidak mengalami keringat dingin pada malam hari.
Tanda-tanda vital: HR: 155x/menit S: 36,4oC
RR: 40x/menit SpO2: 97% b.Integumen
Warna kulit: klien mengalami sianosis pada seluruh tubuh, pucat. SpO2 97%
Kelembapan: Kulit klien teraba hangat Turgor kulit: baik (< 2dkt)
c. Kepala
d.Mata
(1)Masalah penglihatan: tidak ada (2)Mata silang (strabismus): tidak ada (3)Infeksi mata: tidak ada
(4)Edema kelopak mata: tidak ada (5)Air mata berlebihan: tidak ada
(6)Penggunaan kacamata atau lensa kontak: tidak ada (7)Tanggal pemeriksaan mata terakhir: tidak ada (8)Sklera ikterik: klien tidak mengalami sklera ikterik
(9)Refleks mata: reflek cahaya masih berfokus pada satu cahaya pada saat pertama kali klien melihat
e.Hidung
(1)Perdarahan hidung (epistaksis): klien tidak mengalami perdarahan hidung
(2)Hidung berair terus menerus atau sering: tidak ada
(3)Hidung tersumbat: hidung klien tersumbat karena terdapat sekret
(4)Obstruksi nasal (sulit bernapas): klien mengalami kesulitan saat bernafas
(5)Kemampuan membau: baik
(6)Simetris: hidung klien tampak simetris f. Telinga
(1)Simetris/tidak: telinga klien tampak simetris (2)Sakit telinga: tidak ada
(3)Rabas: tidak ada g.Mulut
(1)Pernapasan mulut: tidak ada
(2)Perdarahan gusi: klien tidak mengalami perdarahan gusi (3)Penyikatan gigi: tidak ada
(4)Penggunaan fluoride: tidak ada (5)Kesulitan dengan gigi: tidak ada
h.Tenggorokan
(1)Sakit tenggorok: tidak ada (2)Kesulitan menelan: tidak ada
(3)Tersedak: klien tersedak jika terlalu banyak minum ASI (4)Serak atau ketidakteraturan suara lain: tidak ada
i. Leher
(1)Nyeri: tidak ada
(2)Keterbatasan gerak: tidak ada (3)Kekakuan: tidak ada
(4)Kesulitan menahan kepala lurus (tortikolis): tidak ada (5)Pembesaran tiroid: tidak ada
(6)Pembesaran nodus atau massa lain: tidak ada j. Dada
(1)Pembesaran payudara: tidak ada (2)Rabas: tidak ada
(3)Massa: tidak ada
(4)Pembesaran nodus aksila: tidak ada k.Pernapasan
(1)Batuk kronis: klien kadang batuk pada saat minum ASI (2)Sering pilek: klien kadang pilek
(3)Wheezing: suara nafas klien terdengar wheezing
(4)Napas pendek saat istirahat atau pada saat kerja: tidak ada (5)Kesulitan bernapas: klien mengalami kesulitan bernafas karena
adanya penumpukan sekret
(6)Produksi sputum: produksi sputum klien banyak
(7)Infeksi (pneumonia, tuberculosis): klien mengalami infeksi pada paru-paru yang menyebabkan pneumonia
(8)Tanggal pemeriksaan rontgen dada terakhir: 02 november 2016
l. Kardiovaskuler
(1)Sianosis atau keletihan pada aktivitas: klien mengalami sianosis pada seluruh tubuh
(3)Anemia: tidak ada
(4)Tanggal pemeriksaan hitung darah terakhir: 02 november 2016
(5)Golongan darah: tidak terkaji (6)Transfusi terakhir: tidak ada m. Gastrointestinal
(1)Napsu makan: klien hanya minum ASI yang diberikan oleh ibu klien
(2)Toleransi makanan: tidak ada (3)Mual: tidak ada
(4)Muntah: klien muntah sebanyak 3 kali
(5)Ikterik atau kulit kuning atau sklera: klien tidak mengalami kelainan
(6)Sendawa: tidak ada (7)Flatulens: Ada
(8)Perubahan kebiasaan defekasi: BAB klien kadang padat dan cair
n.Genitourinarius
(1)Nyeri pada urinasi: tidak ada (2)Frekuensi: BAK sebanyak 5 kali (3)Keragu-raguan: tidak ada
(4)Urgensi: tidak ada (5)Hematuria: tidak ada (6)Nokturia: tidak ada (7)Poliuria: tidak ada
(8)Bau tidak enak pada urin: tidak ada (9)Kekuatan dan arah aliran: normal (10) Rabas: tidak ada
(11) Perubahan ukuran skrotum: tidak ada (12) Tanggal urinalisis terakhir: tidak ada o.Ginekologis
(1)Menarkhe: tidak terkaji
(3)Keteraturan atau masalah menstruasi: tidak terkaji (4)Rabas vaginal: tidak terkaji
(5)Pruritus: tidak terkaji
(6)Tanggal dan hasil tes Pap terakhir: tidak terkaji
(7)Bila aktif secara seksual, tipe kontrasepsi dan proteksi terhadap penyakit menular seksual: tidak terkaji.
p.Muskuloskeletal
(1)Kelemahan: klien terlihat lemah (2)Kekakuan: tidak ada
(3)Kurang koordinasi: tidak ada (4)Gerakan tak umum: tidak ada
(5)Kaku punggung atau sendi: tidak ada (6)Nyeri otot atau kram: tidak ada
(7)Cara berjalan abnormal: tidak ada (8)Deformitas: tidak ada
(9)Fraktur: tidak ada
(10) Terkilir serius: tidak ada (11) Tingkat aktivitas: tidak ada q.Neurologis
(1)Kejang: klien tidak mengalami kejang
(2)Tremor: klien kadang mengalami tremor pada saat bangun secara tiba-tiba
(3)Pusing: tidak ada
(4)Kehilangan ingatan: tidak ada (5)Afek umum: tidak ada
(6)Rasa takut: tidak ada (7)Mimpi buruk: tidak ada (8)Masalah bicara: tidak ada
(9)Kebiasaan tak umum: tidak ada r. Endokrin
a. Pola makan : Klien hanya minum ASI
b. Jenis makanan/minuman yang diberikan orang tua: ASI c. Porsi makan yang dihabiskan anak: minum ASI 30cc d. Jenis makanan/minuman kesukaan anak : ASI e. Berat badan : 3 kg
f. Panjang badan : 47cm g. Lingkar kepala : 35cm
h. Lingkar lengan tengah : 12cm
i. Lipat kulit trisep : tidak terkaji j. Lingkar perut : 33cm
k. Status gizi : Kurang baik
6. Riwayat Medis Keluarga a. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
b. Penyakit keluarga atau anomali kongenital, seperti
Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit turunan atau anomali kongenital (cacat dari lahir).
7. Riwayat Pribadi Keluarga/Sosial
Keluarga klien termasuk dalam keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah berperan sebagai kepala keluarga.
a. Status Kesehatan
Status kesehatan keluarga klien sudah cukup baik
b. Status Psikologis
Mekanisme psikologis keluarga klien adaptif
c. Status Sosioekonomi
Hubungan kelurga klien baik dan harmonis dengan ekonomi yang sedang serta cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Keluarga menggunakan BPJS dalam pembiayaan perawatan klien selama dirawat di RSK Ngesti Waluyo
8. Pemeriksaan Diagnostik Laboratorium
No Hari/tgl Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Keteran gan 1. Rabu,
02-11-2016
Leukosit 9.74 4.23-9.07 Tinggi
Eritrosit 2.97 3.2-5.6 Rendah Hemoglobin 9.6 9.0-16.6 Normal Hematrokit 26.3 31-59 Rendah
MCV 88.6 82-126 Normal
MCH 32.3 26-38 Normal
MCHC 36.5 25-37 Normal
RDW-SD 46.8 35.1-43.9 Tinggi
PDW 12.9 6.9-12.9 Normal
MPV 11.3 8.1-12.4 Normal
P-LCR 33.5 9.3-27.9 Tinggi
GDS 79 70-150 Normal
Natrium 136 132-147 Normal Kalium 4.27 3.6-6.1 Normal Klorida 104 95-116 Normal Kalsium 6.70 8.8-10.6 Rendah
Rontgen: Foto babygram Cor: CTR <55%
Bentuk dan konfgurasi normal
Pulmo: simetris radiolusen
Corakan vaskuler meningkat
Tampakan infltrat pada pulmo Trakea tampak di midline, tak menyempit
Hilus tampak melebar
Diaphargma setinggi costa VII posterior
Gostophrenic angle tajam, tak tampak efusi Flank marking normal
Distribusi udara usus meningkat di kolon Tak tampak distended towel
Tak tampak free air
9. Terapi Obat
Nama Obat Dosis Alasan pemberian Injeksi
Injeksi Ceftazidime 2x80mg Sebagai antibiotik
Infus DS ¼ NS 20 tpm Sebagai pengganti cairan dan kalori
Cefxim 2x ½
teh
Mengobati beberapa infeksi bakteri
Donperidon 3x ¼ teh
Meredakan mual dan muntah, gangguan pencernaan, dan refluks asam lambung
10. Analisa Data N
o
Data Etiologi Masalah
1 DS: keluarga klien mengatakan klien lemas, batuk pilek sejak 3 hari yang lalu, muntah cair 3 kali sejak pagi
DO: klien tampak lemas Klien tampak sianosis Klien rewel
Bunyi napas wheezing TTV: S: 36,4oC N: 155x/menit
RR: 40x/menit BB: 2,9kg Terdapat sekret di jalan napas
Sekret menumpuk pada bronkus
Batuk, sesak napas, dispnea
Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Napas
2 DS: Ibu klien mengatakan tubuh klien kebiru-biruan
DO: klien tampak sianosis seluruh tubuh
Pernafasan tidak adekuat SpO2: 97% RR: 40x/menit Bunyi napas wheezing 3 DS:
-DO:
Klien menggunakan alat bantu pernafasan nasal kanul
Klien terpasang OGT
RR: 40x/menit N: 155x/menit
Pemberian makanan melalui OGT
Resiko Terjadi Aspirasi
11. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d sekret menumpuk pada bronkus
2. Gangguan Pertukaran Gas b.d Penurunan difusi O2
3. Resiko Terjadi Aspirasi b.d pemberian makanan melalui OGT
12. Intervensi Keperawatan N 1 Ketidakefektifan
jalan napas b.d sekret
menumpuk pada bronkus
Setalah dilakukan tindakan
- Monitor KU dan TTV
-secret dijalan nafas klien berkurang
-klien tampak rileks -klien tidak rewel -TTV Normal
a. RR: 30-40x/mnt
b. HR:
120-130x/mnt c. Suhu: 36.5-37.5 -tidak ada suara nafas tambahan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman & tenang.
- Anjurkan ibu klien
memberikan air hangat/ ASI yang hangat.
-Kolaborasi
pemberian obat sesuai advice.
pertukaran gas b.d penurunan difusi O2
Setelah dilakukan tindakan selama
2x24 jam
pernapasan klien adekuat
Kriteria hasil:
- Klien tidak sianosis
- Klien tampak rileks
-Observasi tingkat
kesadaran dan status
pernapasan.
-observasi tanda-tanda sianosis.
- Pernapasan adekuat
- O2 dalam tubuh terpenuhi
-beri anak istirahat yang cukup.
-kolaborasi dan observasi
pemberian terapi O2.
atau respon tubuh terhadap demam
-periode
istirahat yang cukup dengan distres pernapasan dan hipoksemia 3 Resiko Terjadi
Aspirasi b.d Pemberian
makanan melalui OGT
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama 2x24 jam status respirasi baik
a. RR bayi: 30-40x/
-Monitor TTV dan Pernafasan.
-periksa residu lambung
memberikan ASI secara bertahap
-Memantau
kekurangan dari pemberian
makanan atau obat.
mnt
b. HR bayi: 120-130x/mnt
c. Suhu bayi: 36,5-37,5oC
dan hati-hati sesuai kondisi. -Edukasi ibu untuk
menyendawakan bayi setelah diberikan ASI.
-kolaborasi
dengan tim medis untuk pemberian terapi
nutrisi dalam tubuh.
-Untuk
mengeluarkan udara yang masuk ke dalam perut.
13. Implementasi Keperawatan N
o D X
Hari/tgl Implementasi Respon Paraf
Rabu, 2 November 2016 1 Rabu,
02-11- 2016 (14.30)
(15.30)
(18.00)
- Berkolaborasi pemberian obat sesuai advice : skin test obat Ceftazidine 80mg.
- Berkolaborasi pemberian obat sesuai advice : Injeksi obat Ceftazidine 80mg.
- Memonitor KU dan TTV
S :
-O : - Tidak ada alergi terhadap obat
Ceftazidine 80 mg.
S : -
O : - Obat sudah diberikan melalui IV bolus.
S :
-O : - Klien masih lemas - Klien masih rewel - Klien sudah dapat
Flatus
- ASI sebanyak 30 cc - Terpasang nasal
canul 1l/mnt
- TTV : S:36 RR:30x/ mnt HR:144x/mnt
Kamis, 03-11-2016 (01.00)
(02.00)
- Berkolaborasi pemberian obat sesuai advice :
a. Inj Ondancentron 0,3mg
- Memberikan terapi
S :
-O : - -Obat sudah diberikan melalui IV bolus
-(05.00)
oksigen sesuai advice : terapi oksigen diberikan 1l/menit.
- Monitor KU dan TTV
O : terpasang Nasal canul 1l/mnt.
- Berkolaborasi dalam pemberian terapi O2.
- Mengobservasi tingkat kesadaran, status pernapasan.
- Mengobservasi tanda-tanda sianosis.
- Memberikan istirahat yang cukup bagi anak.
S : -
O : terpasang oksigen dengan 1l/mnt.
S :
-O : - Kesadaran klien Composmentis -Bunyi nafas saat di
Auskultasi; Wheezing.
S :
-O : - mukosa bibir pucat - Akral teraba dingin - Tidak ada sianosis
S : -
O : - klien tidak bisa tidur
- Klien masih rewel
Kamis,
03-11-- Mengobservasi tingkat kesadaran, status
S :
2016 (01.00)
(05.00)
(05.00)
pernapasan.
- Mengobservasi tanda-tanda sianosis.
- Berkolaborasi dalam pemberian terapi O2.
Composmentis - Masih tedengar
bunyi Wheezing
S :
-O : tidak ada tanda-tanda sianosis.
S : -
O : terpasang O2 1l/mnt
3 Rabu, 02-11- 2016
(13.10)
(13.20)
(14.30)
-Memonitor TTV dan status pernafasan - Klien tidak bisa tidur - Saat diauskultasi
suara nafas klien terdengar wheezing.
(14.35)
(15.00)
-Mengedukasikan ibu untuk menyendawakan bayi setelah diberikan ASI.
-Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi :
a. sudah terpasang OGT b. sudah terpasang O2
O : -
S : Ibu klien mengatakan selalu menyendawakan klien sehabis diberikan ASI tapi masih saja gumoh.
O : klien masih gumoh
S :
-O : - terpasang -OGT - Terpasang O2 1l/mnt.
(01.00) untuk menyendawakan bayi setelah diberikan ASI.
-Mengobservasi hasil kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi :
a. sudah terpasang OGT b. sudah terpasang O2 -Memonitor TTV dan status pernafasan
S : Ibu klien mengatakan sudah mengikuti anjuran yang diberikan.
O : -
S : Ibu klien mengatakan selalu menyendawakan klien sehabis diberikan ASI tapi masih saja gumoh.
O : klien masih gumoh
S :
-O : terpasang -OGT dan O2
S :
RR:43x/mnt HR : 148x/ mnt.
-suara nafas klien terdengar wheezing. Kamis, 3 November 2016
1 Kamis,
- Memberikan terapi oksigen sesuai advice : terapi oksigen diberikan 1l/menit
- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
- Menganjurkan ibu klien untuk memberikan air hangat/ ASI hangat
- Berkolaborasi pemberian obat sesuai advice :
b. inj ondansentron 0,3mg
c. Inj ceftazidime 80mg
S: Ibu klien mengatakan klien sudah tidak lemas. O: - Klien tampak tidak lemas
- TTV: S:36,9 N: 144x/ mnt RR:30x/mnt.
S:-O: - terpasang Oksigen (nasal)
S:-O: - Klien tidak rewel dan dapat tidur
S: ibu klien mengatakan klien sudah diberi ASI. O: ASI yang di dapatkan klien 30cc.
S:-O: Injeksi diberikan melalui IV bolus.
(13.45) - Memberikan terapi oksigen sesuai advice :
S : -
(14.30)
(16.00)
(18.00)
(18.15)
terapi oksigen diberikan 1l/menit.
-Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
-Menganjurkan ibu klien untuk memberikan air hangat/ ASI hangat
- Memonitor KU dan TTV
-Berkolaborasi pemberian obat sesuai advice:
a. inj ondancentron 0,3mg
(nasal) 1l/mnt
S :
O : Klien nyaman dengan kondisi yang tenang.
S : ibu klien mengatakan jika klien belum ASI karena masih tidur.
O :
-O: - injeksi Ondasentron 0,3 mg melalui IV bolus. (21.00)
Jumat 04-11-2016
(05.00)
- Berkolaborasi pemberian obat sesuai advice :
a. inj ondansentron 0,3mg
b. Inj ceftazidime 80mg
- Memonitor KU dan TTV
S : -
O : terapi injeksi Ondancetron 0,3 mg dan Ceftazidine 80 mg.
S :
-O : - klien tampak tidak lemas
-
03-11-- Mengobservasi tanda03-11-- tanda-tanda sianosis.
- Memberikan istirahat yang cukup bagi anak.
- Mengobservasi pemberian terapi 02.
O : - Kesadaran Composmentis
-Bunyi nafas masih Wheezing.
S : ibu klien mengatakan tubuh anaknya tidak biru lagi.
S : Ibu klien mengatakan jika klien bisa istirahat, tapi sering terbangun. O : klien terlihat tidur
(14.00)
(16.00)
- Mengobservasi tanda-tanda sianosis.
- Memberikan istirahat yang cukup bagi anak.
- Mengobservasi pemberian terapi 02.
O : Tidak ada tanda-tanda sianosis.
S :
O:- klien sudah bisa tidur dengan tenang.
- Tidak rewel lagi.
S : -pemberian terapi 02.
- Memberikan istirahat yang cukup bagi anak.
- Mengobservasi tingkat kesadaran, status terbangun karena haus.
- Tidak rewel lagi
S :
-O : KU : tidak lemas - Kesadaran
- Mengobservasi tanda-tanda sianosis.
wheezing.
S :
-O : Tidak ada tanda-tanda sianosis.
3 Kamis, untuk menyendawakan bayi setelah diberikan ASI.
-Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi :
b. sudah terpasang O2
S :
O : tidak ada sisa makanan
S : ibu klien mengatakan ASI yang diberikan secara perlahan.
O :
-S : ibu klien mengakan selalu menyendawakan anaknya sehabis minum ASI.
O : klien masih gumoh
S :
-O : masih terpasang -O2 1l/mnt
(14.00) -Mengobsrevasi pemberian OGT dan O2.
-Mengobervasi pemberian OGT dan O2.
-Memonitor TTV dan status
S :
04-11-2016 (05.00)
(08.00)
pernafasan
-Mengobservasi pemberian terapi OGT dan O2.
S :
-O : -klien tidak rewel lagi
- suara nafas klien terdengar wheezing - TTV: S:38 HR: 140x/
mnt RR: 34x/mnt S : -
14. Evaluasi Keperawatan No
DX
Hari/ tanggal
Evaluasi Paraf
Rabu, 2 November 2016 1 Rabu,
02-11-2016 (18.10)
S :
-O : - Tidak ada alergi terhadap ceftazidine 80 mg.
- Obat ceftazidine 80mg sudah diberikan melalui IV.
- Klien masih lemas. - Klien masih rewel. - ASI sebanyak 30cc. - Klien sudah dapat fatus - Terpasang nasal kanul 1l/mnt
- TTV: S: 36oC RR: 30x/mnt N: 114x/mnt.
A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi 2 Rabu,
02-11-2016 (14.15)
S :
-O : - Kesadaran composmentis.
- Masih ada bunyi tambahan wheezing. - Tidak ada tanda-tanda sianonis.
- Klien tidak bisa tidur. - Akral teraba dingin. - Mukosa bibir pucat. - Terpasang O2 1l/mnt.
A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi 3 Rabu,
02-11-2016 (13.15)
S : - Ibu klien mengatakan sudah mengikuti anjuran yang diberikan.
- Ibu klien mengatakan selalu
menyendawakan klien sehabis diberikan ASI tapi masih saja gumoh.
- Klien tidak bisa tidur - ASI yang masuk 30cc - klien masih gumoh - terpasang OGT - Terpasang O2 1l/mnt
- Suara nafas klien terdengar wheezing A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Kamis, 3 November 2016 1 Kamis,
3-11-2016 (21.15)
S : - Ibu klien mengatakan klien sudah tidak lemas lagi.
- Ibu klien mengatakan O : - Klien tidak lemas.
- Injeksi Ondansentron 0,3mg + Ceftazidine 80mg diberikan melalui IV.
- TTV: S: 38 RR: 34x/mnt N: 140x/mnt. A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 2 Kamis,
3-11-2016 (21.20)
S: - Ibu klien mengatakan tubuh anaknya tidak biru lagi.
- Ibu klien mengatakan jika klien bisa istirahat, tapi sering terbangun.
O: - Kesadaran composmentis.
- Bunyi nafas masih terdengar wheezing. - Klien tidak mengalami sianosis.
- Membran mukosa klien lembab. - Turgor kulit baik (<2dtk).
- Klien sudah bisa tidur dengan tenang. - Tidak rewel lagi.
- Terpasang O2 1l/mnt
3 Kamis, 3-11-2016
(21.20)
S : ibu klien mengatakan ASI yang diberikan secara perlahan.
O : - Tidak ada sisa makanan - klien masih gumoh
- masih terpasang O2
- suara nafas klien terdengar wheezing A : Masalah teratasi