• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM UTILITAS BOILER DAN STEAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM UTILITAS BOILER DAN STEAM"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM UTILITAS

BOILER DAN STEAM

Oleh:

Whindy Pradita S. 1214012

Rina Eka M. 1214016

Regina Berliana 1214050

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah sistem utilitas tentang boiler dan steam ini. Makalah ini dibuat untuk memahami pengertian boiler, komponen, jenis-jenis, prinsip kerja, air umpan boiler, syarat-syarat air umpan boiler serta pengendaliannya. Makalah ini disusun dari berbagai sumber. Makalah ini berisi tentang uraian–uraian yang berhubungan dengan komponen, jenis-jenis, prinsip kerja, air umpan boiler, syarat-syarat air umpan boiler serta pengendaliannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Sesuai pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, kami pun menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, karena kami maih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...1

Daftar isi...2

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ...3

1.2. Rumusan masalah...3

1.3. Batasan masalah...3

1.4. Tujuan penulisan...3

1.5. Manfaat penulisan...3

BAB II Pembahasan 2.1. Definisi boiler...4

2.2. Fungsi boiler...5

2.3. Prinsip kerja boiler...5

2.4. Komponen boiler...6

2.5. Jenis-jenis boiler...6

2.6. Steam boiler...12

2.7. Pengolahan air umpan boiler...13

2.8. Syarat-syarat Air umpan boiler...17

2.9. Kerusakan air umpan boiler dan pencegahannya...18

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Uap air yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air menjadi uapdengan cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan diperlukan energi panas yang diperoleh dari sumber panas, misalnya dari pembakaran bahan bakar (padat, cair, gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai sisa proses kimia serta tenaga nuklir.Sudah beribu-ribu tahun tahun manusia melakukan proses pendidihan(boiling) air menjadi uap air, tetapi baru dua abad ini mereka baru menemui bagaimana untuk mempergunakan uap untuk kepentingan mereka yaitu dengan diciptakannya boiler. Boiler menghasilkan uap dan uap yang dihasilkan ini dapatdigunakan untuk membangkitkan listrik, menggerakkan turbin dan sebagianya.

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan keair sampai terbentuk air panas atau Steam. Air panas atau steam pada tekanantertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

1.2. Batasan Masalah

Agar pembahasan materi yang diuraikan dalam makalah ini tetap terarah dan tidak simpang siur, maka penulis membatasi masalahnya yaitu hanya menguraikan tentang definisi, fungsi, macam-macam, serta prinsip kerja boiler, steam boiler, dan pengendalian air umpan boiler.

1.4. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini diantaranya: 1. Menjelaskan tentang definisi boiler dan jenis-jenisnya

2. Menjelaskan tentang 3. Menjelaskan

4. Menjelaskan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Boiler

Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air dengan jalan pemanasan. Steam yang dihasilkan pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Dengan adanya perubahan air menjadi steam. maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan:

1. Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air. 2. Air adalah bahan untuk membuat steam sesudah dipanaskan.

3. Panas adalah energi yang digunakan untuk merubah air menjadi steam.

Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut diharapkan akan dihasilkan steam yang cukup, serta segala permasalahan misalnya masalah air yang akan merusak tempat karena korosi atau mengurangi effisiensi penyerapan panas akibat timbulnya kerak dapat diatasi dengan baik. Bahan bakar boiler bermacam-macam dari yang populer seperti batu bara, bahan bakar minyak, gas, nuklir dan lain-lain. Boiler merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi industri.

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.

Bagian-bagian boiler seperti gambar di atas adalah sebagai berikut :

(6)

2. Man Hole dan lubang inspeksi untuk mengetahui kondisi boiler secara cepat seperti kondisi air.

3. “Wet-back” desain boiler dengan ruangan pembalik air dingin

4. Sight holes untuk mengamati pembakaran boiler dari sisi belakang tabung. 5. Safety flap untuk menghindari kerusakan akibat pembakaran tidak sempurna. 6. Tempat pembersihan cepat

7. Eksploitasi bahan bakar fase 2 dan 3 yang akan mempengaruhi efisiensi pembakaran.

8. Lubang kaca untuk mengamati pembakaran dari sisi depan tabung. 9. Sirkulasi natural air boiler.

10. Steady capacity dan tekanan untuk ruang air dan uap.

11. High grade insulation untuk meminimalkan panas yang terbuang (heat loss). 12. Steam drier, permukaan evaporasi.

2.2. Fungsi Boiler

Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu :

1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjad energi panas. 2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi potensial uap.

Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :

1. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi secara efektif.

2. Sistem perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler pipa air memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api atau gas panas dengan air boiler.

3. Sistem pemanas uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas air pengisi boiler berfungsi sebagai alat untuk menaikan efisiensi boiler.

Agar sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka perlu adanya sistem pengamanan yang disebut apendasi.

2.3. Prinsip Kerja Boiler

Prinsip kerja boiler secara umum adalah pengubahan dan pemindahan energi yangdikandung bahan bakar menjadi energi yang dikandung uap air. Proses pelepasan energi bahan bakar dilakukan dengan cara mereaksikan bahan bakar dengan oksigen yang diambil dari udara. Pencampuran antara unsur-unsur yang dapat terbakar pada bahan bakar dengan oksigen akan menyebabkan terlepasnya energi yang dikandung bahan bakar. Energi tersebut akan menaikkan tingkat energi gas asap sehingga temperatur gas tersebut naik. Kenaikan temperatur gas yang tinggi menyebabkan terjadinya perpindahan energy panas baik radiasi maupun konveksi dari gas asap ke dindng air. Air tersebut diperlukan untuk menaikkan temperatur air menjadi uap.

(7)

Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.

2.4. Komponen – Komponen umum Boiler

Berikut ini merupakan komponen-komponen secara umum boiler antara lain: 1. Furnace

Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.

2. Steam Drum

Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).

3. Superheater

Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.

4. Air Heater

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.

5. Economizer

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.

6. Safety valve

Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.

7. Blowdown valve

Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di dalam pipa steam.

2.5. Jenis-Jenis Boiler

2.5.1. Berdasarkan Tipe Pipa Boiler dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Fire Tube Boiler

(8)

tersebut digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air yang dipanaskan menghasilkan uap panas yang dapat digunakan untuk memanaskan air dikamar mandi ataupun laundry. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/ cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan

bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

2. Water Tube Boiler

Water tube boiler adalah jenis boiler dimana air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.

Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas yang dihasilkan dari pembakaran. Pada boiler water tube, air panas tidak berubah menjadi uap,sehingga bisa langsung digunakan untuk keperluan seperti air panas di kamar mandi,laundry. Ketika air dalam pipa-pipa yang didih mendapat pemanasan, air dalam pipa menjadi mendidih sehingga air mengandung uap dan berat jenis air berkurang, air dan uap mengalir ke atas. Air yang berat jenisnya lebih besar akan turun dan menggantikan posisi air yang menuju ke atas. Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh, kemudian uap jenuh disalurkan ke superheater untuk diubah menjadi uap panas lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater inilah yang akan dimanfaatkan sebagai penggerak mesin uap.

(9)

- Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.

- Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air. - Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

2.5.2. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan boiler dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Solid Fuel

Tipe boiler yang bahan bakarnya padat memiliki karakteristik: harga bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product,sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.

2. Oil Fuel

Tipe boiler yang bahan bakarnya cair memiliki karakteristik: harga bahan baku pembakaran paling mahaldibandingkan dengan semuatipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik. Pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.

3. Gaseous Fuel

Tipe boiler yang bahan bakarnya gas memiliki karakteristik: harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar. Pemanasan yang terjadi antara pembakaran antara LNG (Liquid Natural Gas) dengan oksigen dan sumber panas. Harga bahan baku pembakarannya lebih murah diantara semua boiler yang lain.

4. Electric

(10)

effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakarnya. Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas.

2.5.3. Berdasarkan kegunaannya boiler dibagi menjadi 5, yaitu:

1. Power Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampumemutar turbin dan menghasilkan listrik dari generator. Kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk menghasilkan listrik dari generator.

2. Industrial Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube boiler. Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan panas. Steam memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar.

3. Commercial Boiler

(11)

4. Residential Boiler

Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan boiler tipe firetube boiler. Boiler ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah, biasanya digunakan pada perumahan.

5. Heat Recovery Boiler

(12)

2.5.4. Berdasarkan Tekanan kerjanya, boiler dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Low Pressure Boiler

Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air dengan tekanan dibawah 160 psi dan temperatur dibawah 250 F.

2. High Pressure Boiler

(13)

2.6. Steam Boiler

Steam boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses.

2.6.1. Sistem Steam Boiler

Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.

Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan. Ada dua sumber air umpan: 1. Kondensat atau steam yang mengembun ke proses. 2. Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler ke plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

(14)

Pada gambar diatas, terdapat beberapa komponen seperti :

1) Steam boiler. Merupakan alat yang digunakan untuk memberi panas pada fluida (air) 2) Deaerator. Merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan uap dengan fluidanya. 3) Expansion tank. Merupakan tanki yang berfungsi untuk menampung uap jenuh yang

berasal dari kerja deaerator.

4) Circulating pump. Pompa yang digunakan untuk mensirkulasi fluida yang berasal dari proses menuju steam boiler.

5) Economizer. Alat ini digunakan supaya steam boiler lebih efesien dimana fluida yang akan masuk ke steam boiler akan dipanaskan terlebih dahulu.

2.7. Pengolahan Air Umpan Boiler

Memproduksi steam yang berkualitas tergantung pada pengolahan air yang benar untuk mengendalikan kemurnian steam, endapan dan korosi. Sebuah boiler merupakan bagian dari sistim boiler, yang menerima semua bahan pencemar dari sistim didepannya. Kinerja boiler, efisiensi, dan umur layanan merupakan hasil langsung dari pemilihan dan pengendalian air umpan yang digunakan dalam boiler.

Jika air umpan masuk ke boiler, kenaikan suhu dan tekanan menyebabkan komponen air memiliki sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan dalam keadaan terlarut. Walau demikian, dibawah kondisi panas dan tekanan hampir seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikuat, kadang-kadang dalam bentuk Kristal dan pada waktu yang lain sebagai bentuk amorph. Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan kerak dan endapan. Air boiler harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler. Berbagai macam pengolahan air umpan boiler:

1. Pengendalian endapan

Endapan dalam boiler dapat diakibatkan dari kesadahan air umpan dan hasil korosi dari sistim kondensat dan air umpan. Kesadahan air umpan dapat terjadi karena kurangnya sistim pelunakan. Endapan dan korosi menyebabkan kehilangan efisiensi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pipa boiler dan ketidakmampuan memproduksi steam. Endapan bertindak sebagai isolator dan memperlambat perpindahan panas. Sejumlah besar endapan diseluruh boiler dapat mengurangi perpindahan panas yang secara signifikan dapat menurunkan efisiensi boiler. Berbagai jenis endapan akan mempengaruhi efisiensi boiler secara berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk menganalisis karakteristik endapan. Efek pengisolasian terhadap endapan menyebabkan naiknya suhu logam boiler dan mungkin dapat menyebabkan kegagalan pipa karena pemanasan berlebih.

2. Kotoran yang mengakibatkan pengendapan

(15)

lumpur lunak, yang kemudian mengendap. Hal ini disebut dengan kesadahan sementara yaitu kesadahan yang dapat dibuang dengan pendidihan. Kalsium dan magnesium sulfat, klorida dan nitrat, dll., jika dilarutkan dalam air secara kimiawi akan menjadi netral dan dikenal dengan kesadahan non-alkali. Bahan tersebut disebut bahan kimia sadah permanen dan membentuk kerak yang keras pada permukaan boiler yang sulit dihilangkan. Bahan kimia sadah non-alkali terlepas dari larutannya karena penurunan daya larut dengan meningkatnya suhu, dengan pemekatan karena penguapan yang berlangsung dalam boiler, atau dengan perubahan bahan kimia menjadi senyawa yang kurang larut.

3. Silika

Keberadaan silika dalam air boiler dapat meningkatkan pembentukan kerak silika yang keras. Silika dapat juga berinteraksi dengan garam kalsium dan magnesium, membentuk silikat bkalsium dan magnesium dengan daya konduktivitas panas yang rendah. Silika dapat meningkatkan endapan pada sirip turbin, setelah terbawa dalam bentuk tetesan air dalam steam, atau dalam bentuk yang mudah menguap dalam steam pada tekanan tinggi. Dua jenis utama pengolahan air boiler adalah pengolahan air internal dan eksternal.

4. Pengolahan air internal

Pengolahan internal adalah penambahan bahan kimia ke boiler untuk mencegah pembentukan kerak. Senyawa pembentuk kerak diubah menjadi lumpur yang mengalir bebas, yang dapat dibuang dengan blowdown. Metode ini terbatas pada boiler dimana air umpan mengandung garam sadah yang rendah, dengan tekanan rendah, kandungan TDS tinggi dalam boiler dapat ditoleransi, dan jika jumlah airnya kecil. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka laju blowdown yang tinggi diperlukan untuk membuang lumpur. Hal tersebut menjadi tidak ekonomis sehubungan dengan kehilangan air dan panas. Jenis sumber air yang berbeda memerlukan bahan kimia yang berbeda pula. Senyawa seperti sodium karbonat, sodium aluminat, sodium fosfat, sodium sulfit dan komponen sayuran atau senyawa inorganik seluruhnya dapat digunakan untuk maksud ini. Untuk setiap kondisi air diperlukan bahan kimia tertentu. Harus dikonsultasikan dengan seorang spesialis dalam menentukan bahan kimia yang paling cocok untuk digunakan pada setiap kasus. Pengolahan air hanya dengan

(16)

Proses perlakuan eksternal yang ada adalah: - Pertukaran ion

- De-aerasi (mekanis dan kimia) - Osmosis balik

- Penghilangan mineral/ demineralisasi

Sebelum digunakan cara diatas, perlu untuk membuang padatan dan warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan berikutnya. Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tangki pengendapan atau pengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sumur. Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garam non-sadah. Penghilangan hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi. Proses pengolahan air eksternal dijelaskan dibawah ini.

- Proses pertukaran ion (Plant Pelunakan)

Pada proses pertukaran ion, kesadahan dihilangkan dengan melewatka air pada

bed zeolit alam atau resin sintetik dan tanpa pembentukan endapan. Jenis paling sederhana adalah ‘pertukaran basa’ dimana ion kalsium dan magnesium ditukar dengan ion sodium. Setelah jenuh, dilakukan regenerasi dengan sodium klorida. Garam sodium mudah larut, tidak membentuk kerak dalam boiler. Dikarenakan penukar basa hanya menggantikan kalsium dan magnesium dengan sodium, maka tidak mengurangi kandungan TDS, dan besarnya blowdown. Penukar basa ini juga tidak menurunkan alkalinitasnya. Demineralisasi merupakan penghilangan lengkap seluruh garam. Hal ini dicapai dengan menggunakan resin “kation”, yang menukar kation dalam air baku dengan ion hydrogen menghasilkan asam hidroklorida, asam sulfat dan asam karbonat. Asam karbonat dihilangkan dalam menara degassing dimana udara dihembuskan melalui air asam. Berikutnya, air melewati resin “anion”, yang menukar anion dengan asam mineral (misalnya asam sulfat) dan membentuk air. Regenerasi kation dan anion perlu dilakuakan pada jangka waktu tertentu dengan menggunakan asam mineral dan soda kaustik. Penghilangan lengkap silika dapat dicapai dengan pemilihan resin anion yang benar. Proses pertukaran ion, jika diperlukan, dapat digunakan untuk demineralisasi yang hampir total, seperti untuk boiler pembangkit tenaga listrik.

- De-aerasi

Dalam de-aerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim boiler, karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air

(H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3). Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan

(17)

menurunkan umur peralatan dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan meyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai perpindahan panas. De-aerasi dapat dilakukan dengan aerasi mekanis, de-aerasi kimiawi, atau dua-duanya.

- De-aerasi mekanis

De-aerasi mekanis untuk penghilangan gas terlarut digunakan sebelum penambahan bahan kimia untuk oksigen. De-aerasi mekanis didasarkan pada hukum fisika Charles dan Henry. Secara ringkas, hukum tersebut menyatakan bahwa penghilangan oksigen dan karbon dioksida dapat disempurnakan dengan pemanasan air umpan boiler, yang akan menurunkan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di sekitar atmosfir air umpan.

De-aerasi mekanis dapat menjadi yang paling ekonomis, beroperasi pada titk didih air pada tekanan dalam de-aerator. Deaerasi mekanis dapat berjenis vakum atau bertekanan. De-aerator jenis vakum beroperasi dibawah tekanan atmosfir, pada suhu sekitar 82 oC, dan dapat menurunkan kandungan oksigen dalam air hingga kurang dari

0,02 mg/liter. Pompa vakum atau steam ejectors diperlukan untuk mencapai kondisi vakum. De-aerator jenis bertekanan beroperasi dengan membiarkan steam menuju air umpan melalui klep pengendali tekanan untuk mencapai tekanan operasi yang dikehendaki, dan dengan suhu minimum 105oC. Steam menaikan suhu air menyebabkan

pelepasan gas O2 dan CO2 yang dikeluarkan dari sistim. Jenis ini dapat mengurangi

kadar oksigen hingga 0,005 mg/liter.

Bila terdapat kelebihan steam tekanan rendah, tekanan operasi dapat dipilih untuk menggunakan steam ini sehingga akan meningkatkan ekonomi bahan bakar. Dalam sistim boiler, steam lebih disukai untuk de-aerasi sebab:

 Steam pada dasarnya bebas dari O2 dan CO2

 Steam tersedia dengan mudah

 Steam menambah panas yang diperlukan untuk melengkapi reaksi - De-aerasi kimiawi

Sementara deaerators mekanis yang paling efisien menurunkan oksigen hingga ke tingkat yang sangat rendah (0,005 mg/liter), namun jumlah oksigen yang sangat kecil sekalipun dapat menyebabkan bahaya korosi terhadap sistim. Sebagai akibatnya, praktek pengoperasian yang baik memerlukan penghilangan oksigen yang sangat sedikit tersebut dengan bahan kimia pereaksi oksigen seperti sodium sulfit atau hidrasin. Sodium sulfit akan bereaksi dengan oksigen membentuk sodium sulfat yang akan meningkatkan TDS dalam air boiler dan meningkatkan blowdown dan kualitas air

(18)

- Osmosis balik

Osmosis balik menggunakan kenyataan bahwa jika larutan dengan konsentrasi yang berbedabeda dipisahkan dengan sebuah membran semi-permeable, air dari larutan yang berkonsentrasi lebih kecil akan melewati membran untuk megencerkan cairan yang berkonsentrasi tinggi. Jika cairan yang berkonsentrasi tinggi tersebut diberi tekanan, prosesnya akan dibalik dan air dari larutan yang berkonsentrasi tinggi mengalir ke larutan yang lebih lemah. Hal ini dikenal dengan osmosis balik. Membran semi-permeable lebih mudah melewatka air daripada bahan mineral yang terlarut. Air pada larutan yang kurang pekat mengalir melalui membran kearah larutan yang lebih pekat menghasilkan perbedaan head yang nyata diantara dua larutan. Perbedaan head ini merupakan ukuran perbedaan konsentrasi dua larutan dan menunjukan perbedaan tekanan osmosis.

Jika tekanan diberikan ke larutan yang pekat, yang kemudian lebih besar dari padaperbedaan tekanan osmosis, arah lintasan air melalui membran dibalik dan terjadi prosesyang disebut sebagai osmosis balik. Dimana, kemampuan membran melewatkan air secara selektif tidak berubah, hanya arah aliran air yang dirubah Air umpan dan konsentrat (aliran reject) pada sisi kiri menggambarkan sistim RO yang beroperasi secara sinambung. Kualitas air yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi larutan pada sisi tekanan tinggi dan perbedaan tekanan yang melintasi membran. Proses ini cocok untuk air yang memiliki TDS yang sangat tinggi, seperti air laut.

2.8. Syarat-syarat Air Umpan Boiler

(19)

Air yang dipakai untuk pembuatan steamharus memenuhi beberapa persyaratan,yaitu: 1. Tidak boleh berbuih

2.Tidak boleh membentuk scale (kerak)

3.Tidak boleh menyebabkan terjadinya korosi pada pipa-pipa.

Zat-zat yang terkandung didalam air boiler yang dapat menyebabkan kerusakan boiler adalah:

1. Kadar Soluble matter yang tinggi 2.Suspended solid

3.Garam-garam Ca dan Mg

4.Silika, sulfate, asam bebas (free acid) dan oxide 5.Organik matter

2.9. Kerusakan pada Air Boiler dan Pencegahannya

1. Buih atau Busa

Busa disebabkan oleh surface active agent (misalnya sabun); juga ada hubungannya dengan salt content.Yang menyebabkan busa adalah:

1.Solid matter 2.Suspendid matter

3.Suatu kebasaan yang tinggi sekali

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi karena adanya busa: - Kesulitan membaca tinggi permukaan air didalam boiler

(20)

Cara-cara mengetahui (menentukan) busa Pencegahan terjadinya buih:

Foaming terjadi karena tingginya caustic soda, garam-garam sodium lainnya. Selain itu foaming juga bisa disebabkan adanya minyak-minyak atau kontaminasi organik. Pencegahan dapat dilakukan dengan:

- Pemberian asam organic dan Castrol oil - Barium salt

- Polyamide, poly alkylene glycol - Kontrol adanya lumpur dan kerak. - Control alkalinitas dari air tersebut. 2. Carry Over

Carry over terjadi karena adanya zat padat yang ada didalam air boiler ikut dengan air atau steam keluar boiler dan akan mengendap pada pipa-pipa uap, keran-keran, superheater, mesin atau turbin. Padatan ini akan merusak sudut-sudut turbin dan pelumasan dari mesin-mesin. Selain itu akibat adanya pemanasan maka zat padat yang ada didalam air akan timbul dan melekat pada metal kemudian dengan pemanasan lanjut akan pecah atau lepas sehingga bisa merusak benda-benda yang dilekati zat padat tadi. Carry over dari air boiler merupakan persoalan mekanis atau sebagian persoaalan kimia. Kalau penyebabnya masalah mekanis meliputi: deficiency pada boiler design,ketinggian air, penyalaan yang tidak benar, over loading dan perubahan yang menyolok. Kalau penyebabnya masalah kimia, disebabkan adanya kandungan zat-zat kimia yang melebihi critical consentrationnya.

Pencegahannya:

1. Boiler design haruslah yang baik

2. Kalau penyebabnya adalah masalah kimia, maka perlu diperhatikan keadaan dan jumlah zat padat yang ada dalam air boiler.

2.10. Aplikasi Boiler pada Industri

Aplikasi Boiler pada Imdustri Pembangkit Listrik

Setelah kita mengetahui jenis dan tipe boiler serta fungsi boiler dan komponennya dari uraian di atas, maka akan menjadi lebih jelas lagi bagaimana cara kerja boiler dalam suatu sistem pembangkit listrik. Dalam makalah ini sistem yang kita ambil sebagai aplikasi contoh adalah sistem pada PLTU Paiton khususnya pada PT. YTL Jawa Timur

Proses Dasar Produksi Listrik

(21)

batubara dengan cara di injeksikan ke ruang bakar boiler (furnace). Di sini tepung batubara yang keluar dari corner (sudut–sudut boiler) dibakar bersama- sama dengan udara panas dan api yang di injeksikan ke ruang bakar secara bersamaan. Udara panas yang masuk ke furnace dihasilkan dari fan yang disebut Forced Draft Fan , sedangkan api di hasilkan dari pemantik api atau ignitor.

Panas yang di hasilkan dari proses pembakaran ini melalui proses perpindahan panas secara konveksi akan mengubah air yang mengalir dalam pipa–pipa yang ada di dalam boiler menjadi uap jenuh (saturated steam) . Uap panas ini kemudian di panaskan lebih lanjut oleh super heater sampai menjadi uap panas kering (dry super heated steam) sehingga efisiensi boiler makin tinggi. Uap panas kering kemudian disalurkan ke turbin bertekanan tinggi dengan bantuan pipa–pipa tebal bertekanan tinggi dimana steam itu dikeluarkan lewat nozzle–nozzle mengenai baling –baling turbin. Saat mengenai baling–baling, energi kalor yang dimiliki steam akan berubah menjadi energi kinetik dan menggerakkan baling–baling turbin dan shaft turbin yang disambungkan dengan generator ikut berputar.

Shaft yang disambungkan dengan generator berupa silinder elektromagnetik besar sehingga ketika turbin berputar generator ikut berputar ,yaitu bagian rotor.Rotor generator tergabung dengan stator. Stator adalah bagian generator yang tidak ikut berputar, berupa gulungan yang menggunakan batang tembaga sebagai pendingin internal.Listrik dihasilkan dalam batang–batang tembaga stator dengan elektostatik di dalam rotor melalui putaran magnet. Listrik yang dihasilkan bertegangan 21 kV dan dengan trafo step up dinaikkan menjadi 500 kV, sesuai tegangan yang penting yaitu boiler master dan turbine master. Uap yang digunakan untuk pembangkit listrik ini dihasilkan dari proses perubahan wujud dari air ke uap yang dilakukan oleh boiler yang merupakan bagian dari boiler master .Sehingga boiler merupakan suatu komponen dalam power plant yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap melalui serangkaian proses yang kompleks dimana didalamnya terjadi perpindahan panas dan konversi energi dari kimia ke panas

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 yang pada saat diundangkannya Peraturan Daerah ini telah memiliki

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari kondisi awal (pra tindakan) pembelajaran hingga kondisi pada siklus II, serta perbandingan hasil antarsiklus dapat

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Biasanya hal ini terjadi

Capaian kinerja pemanfaatan hasil-hasil litbang untuk peningkatan kompetensi SDM BPKP sebagai auditor presiden sebesar 104,15% tersebut memiliki kategori

Semoga bantuan penyelenggaraan pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas pembinaan kepramukaan di Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Provinsi Banten terutama di Kwartir Cabang

Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta'ala mengutus nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan juru selamat bagi siapa saja yang beriman

Salah satu bentuk keterbukaan atau transparansi pengelolaan keuangan daerah adalah Hak publik untuk mengakses informasi (public access to information). Pemerintah

Kualitas kinerja dapat diukur melalui persepsi pelaku organisasi terhadap kualitas output atau pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap