• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB AUDITOR DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN Muh. Syahru Ramadhan

16919007

Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Menurut SA 240 Auditor dalam melaksanakan tugas mempunyai “tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kecurangan ataupun kekeliruan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang meterial dapat dideteksi dan auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang disebabkan kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi, walaupun audit telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan SA”.

Sehingga dibutuhkan Peran auditor dalam sikap independensi dan tanggung jawab sangat diperhatikan oleh masyarakat, dalam tugasnya memeriksa laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut untuk bersikap profesional yang akan memberikan pendapatnya sesuai dengan kenyataan yang ditemuinya selama audit berlangsung. Kejujuran, handal, mempertahankan etika, komitmen adalah beberapa ciri dari seorang professional Akuntan dan Auditor.Auditor merupakan profesi yang bertugas untuk melayani kepentingan masyarakat yaitu dengan melaksanakan audit atas laporan keuangan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Menurut Rahman (2011) Independen auditor berhubungan dengan obyektifitas, untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan dan untuk mengetahui kewajaran informasi yang di dalam laporan keuangan, perlu adanya suatu pemeriksaaan yang independen.Independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak dan melaporkan temuan-temuan hanya berdasarkan bukti yang ada, auditor di asumsikan memiliki independensi, baik secara mental maupun fisik untuk melaksanakan tugas audit agar dapat memberikan pendapat (opini) audit secara objektif. Hal ini dimaksudkan agar hasil pemeriksaan tersebut independen dan tidak memihak.

Tanggung jawab auditor terhadap pelaksanakan pemeriksaan di lakukan sesuai dengan norma profesi dan pelaporkannya temuannya, agar auditor memberikan opini audit yang dapat dipertanggungjawabkan. Laporan auditor adalah tahap akhir dari suatu proses audit. Opini audit pada dasarnya adalah kesimpulan atas pemeriksaan yang dilakukan atas laporan keuangan setelah melakukan prosedur audit yang semestinya.Hasil akhir dari auditan pemberian opini akuntan publik yang dalam penulisan selanjutnya di tulis opini akuntan.Pemberian opini harus di dukung oleh bukti audit kompeten yang cukup.Pemberian opinipun tergantung pada faktor independensi yang objektifitas dan tidak memihak (Jesika; Ramot dan Salmon, 2015).

(2)

membangun dan memelihara pengendalian intern, serta melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah, meningkatkan dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan keuangan sehingga dapat memberikan informasi yang andal dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan. Dan apabila manajemen bersikeras mempertahankan pengungkapan laporan keuangan yang dianggap auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse), opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dari kontrak kerja. Senada dengan yang diungkapkan PSA 02 bahwa tujuan pengauditan laporan keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan.

Menurut SPA 700 tentang perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan keuangan berbunyi: “Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan auditnya. Auditor melaksanakan auditnya berdasarkan Standar Perikatan Audit. Standar tersebut mengharuskan Auditor mematuhi etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.” Dalam SPAP seksi 300, bahwa tanggung jawab dalam kode etik adalah seperti tanggung jawab terhadap klien, tanggung jawab kepada rekan seprofesi, dan tanggung jawab praktik lain. Oleh karena itu, auditor harus menjaga kerahasiaan klien yang telah diauditnya dan tidak boleh dibeberkan kepada orang lain kecuali diminta oleh pengadilan atau OJK.

Auditor tidak hanya bertanggung jawab menjaga kerahasiaan kliennya. Sehingga dalam memenuhi tanggung jawabnya, auditor harus memperhatikan. Pertama auditor harus bersikap independen dalam menjalankan tugas karena tugas yang dilakukan oleh auditor yaitu tugas yang memegang kepercayaan masyarakat sehingga auditor dituntut untuk melalukan perkerjaannya dengan profesionan. oleh karena itu, auditor tidak boleh memihak kepada siapapun dan auditor harus harus bersifat netral. kedua mempunyai keyakinan yang memadai (reasonable assurance) yaitu auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan entitas terbebas dari salah saji material sehingga menghasilakn laporan auditor yang berisi tentang opini auditor atas laporan keuangan yang berdasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan yang memadai. ketiga auditor melakukan pendeteksian error dan fraud yaitu auditor harus menggunakan kemahiran profesional dalam menjalankan tugas dengan cermat dan seksama sehingga memungkinkan auditor memperoleh keyainan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. keempat auditor bertanggung jawab terhadap going concern. oleh karena itu, dalam kelangsungan hidup suatu entitas digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan (Suhayati dan Ari, 2015).

(3)

juga harus merencanakan untuk mencapai tujuan yang dikaitkan dengan efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

Dalam memenuhi tanggung jawab, auditor harus melalui beberapa fase sebagai berikut: (Fase I) Merencanakan dan Merancang Sebutah Pendekatan Audit

Pertimbangan untuk memilih pendekatan untuk mengaudit:

1. Bukti memadai dalam jumlah yang cukup harus dikumpulkan untuk memenuhi tanggung jawab profesional dari auditor

2. Biaya pengumpulan bahan bukti sebaiknya diminimalisir Aspek kunci pendekatan audit :

1. Mendapatkan pemahaman atas entitas klien dan lingkungannya

2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian => auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi efektivitasnya

3. Menilai risiko salah saji material dengan memahami industri dan strategi bisnis klien serta efektivitas dalam pengendalian internal

(Fase II) Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Pengujian pengendalian adalah menguji efektivitas pengendalian. Tes substantif transaksi adalah auditor mengevaluasi catatan transaksi klien dengan melakukan verifikasi jumlah nominal transaksi. Demi tercapainya efisiensi seringkali kedua jenis pengujian tersebut dilakukan pada waktu yang sama.

(Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo

Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan.

(Fase IV) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit

Setelah auditor menyelesaikan seluruh prosedur untuk masing-masing tujuan audit dan laporan keuangan serta pengungkapan yang terkait, sangat penting untuk menggabungkan informasi yang didapatkan untuk mencapai kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Ketika audit telah diselesaikan, seorang akuntan publik harus menerbitkan laporan audit untuk menyertai laporan keuangan yang diterbitkan oleh klien. Referensi

Jesika, Maria Ludya; Ramot, P. Simanjuntak; dan Salmon, Sihombing. 2015. Independen dan Tanggung Jawab Auditor dan Pengaruhnya terhadap Opini Auditor Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah. Universitas Kristen Indonesia.

Rahman, Fatahul. 2011. Peran Manajemen dan Tanggung Jawab Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan

Standar Audit 240. Tanggung Jawab Auditor terkait dengan Kecurangan dalam suatu Audit atas Laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Pihak pemerintah perlu menyusun program dan pelatihan kearah perbaikan perilaku pegawai dengan tujuan untuk mengubah sifat pegawai yang jahat (menipu, korupsi

Sumber energi utama berasal dari energi radiasi matahari, yang dipancarkan sesuai hukum radiasi benda hitam (black body) dengan temperatur 6000 0 K dan panjang

Subsidiary.. Instruksi Pengemasan 201 Persyaratan umum kemasan 4; 1 harus dipenuhi. Perangkat kecil bertenaga gas hidrokarbon, termasuk kartrid pengganti, dan korek api

Dari tabel nomer 3 diatas menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) pengaruh umur saat operasi, jenis kelamin, tingkat ASA, mobilisasi prefraktur, kadar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan, pendidikan dan jumlah anggota rumah tangga terhadap pola konsumsi keluarga miskin di kota Binjai.

Dan dengan hal ini pula, Sukarno dikenal sebagai pencipta dari Pancasila yang terdiri dari: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau perikemanusiaan; Mufakat

Dalam hal kesepakatan diversi tanpa memerlukan persetujuan korban atau anak korban dan/atau orang tua/wali, proses diversi dilaksanakan melalui musyawarah yang dipimpin

Berdasarkan tabel 8, hasil dari olah data spss diatas didapatkan bahwa nilai sig-f sebesar 0,000 < 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk menunjukkan pengaruh