• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Induk Pengembangan E Government

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rencana Induk Pengembangan E Government"

Copied!
298
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1.1 Dasar Pelaksanaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan

E-Government Provinsi Riau _______________________________________ 1.1-7

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan

E-Government Provinsi Riau _______________________________________ 1.2-9

1.3 Aspek Pemanfaatan Teknologi Informasi __________________________ 1.3-17

1.4 Inisiatif E-Government Sampai Saat Ini ___________________________ 1.4-19

1.5 Strategi Pengembangan E-Government ____________________________ 1.5-21 1.5.1 Strategi 1 - Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta

terjangkau oleh masyarakat luas ________________________________________ 1.5-22 1.5.2 Strategi 2 - Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah

otonom secara menyeluruh_____________________________________________ 1.5-24 1.5.3 Strategi 3 - Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal _________________ 1.5-26 1.5.4 Strategi 4 – Meningkatkan Peran Serta Dunia Usaha dan Mengembangkan Industri

Telekomunikasi dan Teknologi Informasi _________________________________ 1.5-28 1.5.5 Strategi 5 - Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), baik pada

pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat _________________________________________________________ 1.5-30 1.5.6 Strategi 6 - Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik

dan terukur _________________________________________________________ 1.5-33

1.6 Pedoman dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau _________________________________________________ 1.6-37 1.6.1 Keseragaman dan Standarisasi __________________________________________ 1.6-37 1.6.2 Terpadu dan Menyeluruh ______________________________________________ 1.6-38 1.6.3 Luwes dan Bersinergi _________________________________________________ 1.6-39 1.6.4 Aman dan Handal ____________________________________________________ 1.6-39 1.6.5 Efektif dan Efisien ___________________________________________________ 1.6-40 1.6.6 Proporsional dan Mudah Digunakan _____________________________________ 1.6-40 1.6.7 Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia _______________________ 1.6-41

2 Survey dan Analisis ______________________________________ 2-42

2.1 Metoda Survey ________________________________________________ 2.1-42

(3)

2.3.3 Pendekatan Moduler__________________________________________________ 2.3-49 2.3.4 Pendekatan Berkembang ______________________________________________ 2.3-49

2.4 Metode Penerapan Sistem yang Diusulkan _________________________ 2.4-50

2.5 Metodologi Pengembangan yang akan Digunakan ___________________ 2.5-51

2.6 Studi Kelayakan Sistem _________________________________________ 2.6-54 2.6.1 Aspek Penilaian Analisa Kelayakan Perangkat _____________________________ 2.6-55 2.6.2 Analisa Kelayakan Perangkat Lunak _____________________________________ 2.6-57 2.6.3 Analisa Kelayakan Perangkat Keras _____________________________________ 2.6-78 2.6.4 Sistem Jaringan Komunikasi Data _______________________________________ 2.6-92 2.6.5 Desain Jaringan ____________________________________________________ 2.6-107 2.6.6 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Skalabilitas _____________________________ 2.6-110

2.7 Analisis Pembangunan Internet Service Provider __________________ 2.7-113

3 Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau ____ 3-120

3.1 Langkah Pelaksanaan Pengembangan/Implementasi _______________ 3.1-120

E-Government Provinsi Riau _________________________________________ 3.1-120

3.2 Kerangka Arsitektur E-Government _____________________________ 3.2-129 3.2.1 Lapisan Struktur Kerangka Arsitektur E-Government _______________________ 3.2-131 3.2.2 Pilar Pendukung Lapisan Arsitektur E-Government ________________________ 3.2-132

3.3 Kerangka Pelaksanaan Kebijakan Dan Strategi Pengembangan

E-Government _________________________________________________ 3.3-132 3.3.1 Standar Kelayakan Pelayanan Elektronik ________________________________ 3.3-134 3.3.2 Kebijakan Interoperabilitas Situs Pemerintah _____________________________ 3.3-134 3.3.3 Kebijakan Pemanfaatan, Kerahasiaan dan Keamanan Informasi _______________ 3.3-135 3.3.4 Panduan Sistem Manajemen Informasi dan Dokumen Elektronik ______________ 3.3-137 3.3.5 Panduan Pengembangan Aplikasi, Mutu dan Jangkauan Pelayanan Masyarakat __ 3.3-138 3.3.6 Panduan Pengembangan dan Interoperabilitas Situs Unit Kerja Pemerintah Provinsi Riau

3.3-139

(4)

Riau ________________________________________________________ 3.5-171

3.6 Rencana Induk Pengembangan Perangkat Keras (Hardware) ________ 3.6-171 3.6.1 Kebutuhan Perangkat Pendukung ______________________________________ 3.6-171 3.6.2 Sistem Jaringan Komunikasi Data Elektronik _____________________________ 3.6-174

3.7 Rencana Induk Pengembangan Perangkat Lunak (Software) ________ 3.7-177 3.7.1 Pengembangan Sistem Informasi Pemerintahan dan Pembangunan ____________ 3.7-180 3.7.2 Dukungan Terhadap Program IGOS (Indonesia Go Open Source) _____________ 3.7-182 3.7.3 Pengembangan Sistem e-Learning ______________________________________ 3.7-238 3.7.4 Pengembangan Pusat Informasi Digital Riau ______________________________ 3.7-270

(5)

1 Pendahuluan

Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis, transparan serta meletakkan supremasi hukum.

Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral.

Namun setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Dengan demikian Pemerintah Provinsi

Riau harus mengupayakan kelancaran komunikasi antar

badan/dinas/lembaga yang ada serta mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan ketegangan yang meluas serta berpotensi menimbulkan permasalahan baru.

(6)

universal di bidang ekonomi dan perdagangan, politik, kemanusiaan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup saling berkaitan secara kompleks.

Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan.

Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa masyarakat Riau ke dalam jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi.

(7)

1.1 Dasar Pelaksanaan Penyusunan Rencana Induk

Pengembangan E-Government Provinsi Riau

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang Telekomunikasi.

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999.

(8)

Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999.

8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2003, tentang Strategi dan Kebijakan Nasional Pengembangan E-Government. 11. Kerangka kerja Teknologi Informasi Nasional (National IT

(9)

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Induk

Pengembangan E-Government Provinsi Riau

1. Penataan sistem pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum.

Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral.

2. Memperlancar komunikasi antar lembaga

(10)

Pemerintah juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif.

3. Persiapan menghadapi transformasi dari era masyarakat industri menuju era masyarakat informasi

Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat ini adalah dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan.

(11)

Oleh karena itu penataan yang tengah kita laksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong masyarakat Riau menuju masyarakat informasi.

4. Terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif

Pemerintah Provinsi Riau harus mampu memenuhi dua syarat utama tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu :

(1) Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah, dapat diandalkan dan terpercaya serta mudah dijangkau secara interaktif.

(12)

5. Membangun dimensi baru pada sistem birokrasi pemerintahan

Selama ini Pemerintah Provinsi Riau menerapkan sistem dan proses kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku. Sistem dan proses kerja semacam itu tidak mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan dinamis, dan perlu ditanggapi secara cepat.

Oleh karena itu di masa mendatang Pemerintah Provinsi Riau harus mengembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur (flexible) untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks antar instansinya dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha.

Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan langkah-langkah berikut:

(1) Memperpendek lini pengambilan keputusan dan memperluas rentang kendali

(13)

Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam di masa mendatang harus dikembangkan sistem manajemen modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali.

(2) Melonggarkan sekat dengan dunia usaha

Pemerintah Provinsi Riau juga harus melonggarkan dinding pemisah yang membatasi interaksi dengan sektor swasta dimana unit kerjanya harus lebih terbuka untuk membentuk kemitraan dengan dunia usaha (public-private partnership).

(3) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi

Pemerintah Provinsi Riau harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi serta pelayanan publik.

(14)

mendayagunakan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk menghilangkan sekat-sekat organisasi birokrasi serta membentuk jaringan sistem manajemen.

Selain itu dapat membangun proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah provinsi.

Dengan demikian seluruh lembaga, masyarakat, dunia usaha dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal.

Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan yang kuat di masing-masing unit kerja agar proses transformasi menuju E-Government dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

6. Meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien

Pengembangan E-Government merupakan upaya untuk

(15)

(menggunakan) media elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.

Melalui pengembangan E-Government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :

(1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis;

(2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

7. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik

(16)

tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.

8. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha

Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.

9. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi antar lembaga

Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi antar lembaga serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan di Provinsi Riau.

10. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efektif

(17)

1.3 Aspek Pemanfaatan Teknologi Informasi

Aspek pemanfaatan teknologi informasi sangat penting dalam menentukan strategi pengembangan E-Government Provinsi Riau. Pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari sejumlah aspek sebagai berikut :

1. E-Leadership

Aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif para pengambil keputusan (stakeholder) di Pemerintah Provinsi Riau dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

2. Infrastruktur Jaringan Informasi

Aspek ini berkaitan dengan kondisi infrastruktur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup, dan biaya jasa akses.

3. Pengelolaan Informasi

(18)

4. Lingkungan Bisnis

Aspek ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem perdagangan, dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran informasi antara pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha, antar badan usaha, antara badan usaha dengan masyarakat, dan antar masyarakat.

5. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia

Aspek ini berkaitan dengan penyatuan teknologi informasi ke dalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan.

(19)

1.4 Inisiatif E-Government Sampai Saat Ini

Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi, mayoritas situs pemerintah dan pemerintah daerah otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan), dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan tingkat empat (pemanfaatan) belum tercapai.

Observasi secara lebih mendalam menunjukkan bahwa inisiatif tersebut di atas belum menunjukan arah pembentukan E-Government yang baik.

Beberapa kelemahan yang menonjol dari pengembangan E-Government

adalah sebagai berikut:

1. Belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif

(20)

sangat membatasi penyebaran pemanfaatan sistem komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah.

2. Belum mapannya strategi dan anggaran yang tidak memadai

Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan E-Government pada masing-masing instansi.

Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri sehingga dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar aplikasi perangkat lunak secara handal, aman, dan terpercaya dalam upaya mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu, kurang mendapatkan perhatian.

(21)

1.5 Strategi Pengembangan E-Government

Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis E-Government perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat, yaitu :

1. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya serta terjangkau oleh masyarakat luas.

2. Menata sistem manajemen dan proses kerja Pemerintah Provinsi Riau secara terpadu dan menyeluruh.

3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.

4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi.

5. Mengembangkan jumlah dan mutu sumber daya manusia baik di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat.

(22)

1.5.1 Strategi 1 - Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas

Masyarakat mengharapkan layanan publik yang terintegrasi tidak tersekat-sekat oleh batasan organisasi dan kewenangan birokrasi. Dunia usaha memerlukan informasi dan dukungan interaktif dari pemerintah untuk dapat menjawab perubahan pasar dan tantangan persaingan global secara cepat.

Kelancaran arus informasi untuk menunjang hubungan antar unit kerja Pemerintah Provinsi Riau serta untuk mendorong partisipasi masyarakat merupakan faktor penting dalam pembentukan kebijakan negara yang baik.

Oleh karena itu, pelayanan publik harus transparan, terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas melalui jaringan komunikasi dan informasi.

Strategi ini mencakup sejumlah sasaran sebagai berikut :

1. Perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi dan informasi ke seluruh wilayah Provinsi Riau pada tingkat harga yang dapat terjangkau oleh masyarakat dengan sejauh mungkin melibatkan partisipasi dunia usaha.

(23)

pemerintah terkait sehingga masyarakat pengguna tidak merasakan sekat-sekat organisasi dan kewenangan di lingkungan pemerintah.

Sasaran ini akan diperkuat dengan kebijakan tentang kewajiban seluruh unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menyediakan informasi dan pelayanan publik secara on-line.

3. Pembentukan jaringan organisasi pendukung (back-office) yang menjembatani portal-portal informasi dan pelayanan publik tersebut di atas dengan situs dan sistem pengolahan dan pengelolaan informasi yang terkait pada sistem manajemen dan proses kerja di instansi yang berkepentingan.

Sasaran ini mencakup pengembangan kebijakan pemanfaatan dan pertukaran informasi antar badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

(24)

1.5.2 Strategi 2 - Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara menyeluruh

Pencapaian Strategi-1 harus ditunjang dengan penataan sistem manajemen dan proses kerja di semua unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Penataan sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintahan harus dirancang agar dapat menerapkan kemajuan teknologi informasi secara cepat.

Penataan itu harus meliputi sejumlah sasaran yang masing-masing atau secara menyeluruh membentuk dukungan bagi pembentukan pemerintahan yang baik, antara lain meliputi:

1. Memusatkan program pada kebutuhan masyarakat

Kewibawaan pemerintah sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menyelenggarakan pelayanan publik yang dapat memuaskan masyarakat serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dan dialog publik dalam pembentukan kebijakan pembangunan di Provinsi Riau.

(25)

berkesinambungan, agar pemerintah dapat menghadapi perubahan pola kehidupan masyarakat yang semakin dinamis dan pola hubungan internasional yang semakin kompleks.

Organisasi pemerintah harus berevolusi menuju organisasi jaringan, dimana setiap unsur instansi pemerintah berfungsi sebagai simpul dalam jaringan desentralisasi kewenangan dengan lini pengambilan keputusan yang sependek mungkin dan tolok ukur penilaian kinerja yang jelas.

2. Penguatan e-leadership, penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

Hal ini harus ditunjang oleh penguatan kerangka kebijakan yang terpusat dan konsisten untuk mendorong pemanfaatan teknologi informasi, agar simpul-simpul jaringan organisasi di atas dapat berinteraksi secara erat, transparan, dan membentuk rentang kendali yang efektif.

3. Rasionalisasi peraturan dan prosedur operasi

(26)

operasi yang berorientasi pada organisasi jaringan, rasional, terbuka, serta mendorong pembentukan kemitraan dengan sektor swasta.

1.5.3 Strategi 3 - Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal

Pelaksanaan setiap strategi memerlukan kemampuan dalam melaksanakan transaksi, pengolahan, dan pengelolaan berbagai bentuk dokumen dan informasi elektronik dalam volume yang besar, sesuai dengan tingkatan

kebutuhannya.

Kemajuan teknologi informasi dan perkembangan jaringan telekomunikasi dan informasi memberikan peluang yang luas bagi instansi pemerintah untuk memenuhi keperluan tersebut.

Agar pemanfaatan teknologi informasi di setiap badan/dinas/lembaga dapat membentuk jaringan kerja yang optimal, maka melalui strategi ini sejumlah sasaran yang perlu diupayakan pencapaiannya adalah sebagai berikut :

1. Standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar portal unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

(27)

system) serta standarisasi meta-data yang memungkinkan pemakai menelusuri informasi tanpa harus memahami struktur informasi pemerintah.

3. Perumusan kebijakan tentang pengamanan informasi serta pembakuan sistem otentikasi dan public key infrastructure untuk menjamin keamanan informasi dalam penyelenggaraan transaksi dengan pihak-pihak lain, terutama yang berkaitan dengan kerahasiaan informasi dan transaksi finansial.

4. Pengembangan aplikasi dasar yang dapat dimanfaatkan oleh setiap situs unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menjamin kehandalan, kerahasiaan, keamanan dan interoperabilitas transaksi informasi dan pelayanan publik.

(28)

1.5.4 Strategi 4 – Meningkatkan Peran Serta Dunia Usaha dan Mengembangkan Industri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi

Pengembangan pelayanan publik tidak dapat sepenuhnya ditangani oleh pemerintah saja. Partisipasi dunia usaha dapat mempercepat pencapaian tujuan strategis E-Government.

Beberapa kemungkinan partisipasi dunia usaha sebagai berikut perlu dioptimalkan :

1. Dalam mengembangkan sistem komputerisasi, sistem manajemen, proses kerja, serta pengembangan situs dan pembakuan standar, Pemerintah Provinsi Riau harus mendayagunakan keahlian dan spesialisasi yang telah berkembang di sektor swasta.

2. Walaupun pelayanan dasar bagi masyarakat luas harus dipenuhi oleh Pemerintah Provinsi Riau, namun partisipasi dunia usaha untuk meningkatkan nilai informasi dan jasa kepemerintahan bagi keperluan-keperluan tertentu harus dimungkinkan.

(29)

menyediakan akses serta meningkatkan kualitas dan lingkup layanan warung internet perlu didorong untuk memperluas jangkauan pelayanan publik.

4. Semua instansi terkait harus memberikan dukungan dan insentif serta meninjau kembali dan memperbaiki berbagai peraturan dan ketentuan Pemerintah Provinsi Riau yang menghambat partisipasi dunia usaha dalam memperluas jaringan dan akses komunikasi dan informasi.

5. Disamping itu perkembangan E-Government akan membentuk pasar yang cukup besar bagi perkembangan industri teknologi informasi dan telekomunikasi.

Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus memanfaatkan perkembangan E-Government untuk menumbuhkan industri dalam lokal di bidang ini.

(30)

bentuk kesenjangan dan tingkat risiko yang berlebihan yang dapat menghambat investasi dunia usaha di bidang ini dalam mengembangkan kemampuan teknologi.

1.5.5 Strategi 5 - Mengembangkan kapasitas sumber daya

manusia (SDM), baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy

masyarakat

Sumber daya manusia (SDM) baik sebagai pengembang, pengelola maupun pengguna E-Government merupakan faktor yang turut menentukan bahkan menjadi kunci keberhasilan pelaksanakan dan pengembangan E-Government.

Oleh sebab itu perlu upaya peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam pendayagunaannya dengan perencanaan yang matang dan menyeluruh sesuai dengan kebutuhan dimana pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

(31)

Upaya pengembangan SDM yang perlu dilakukan untuk mendukung E-Government adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi yang lazim disebut sebagai E-literacy, baik di kalangan Pemerintah Provinsi Riau maupun di kalangan masyarakat dalam rangka mengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya masyarakat informasi (information society).

2. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis, baik yang dimiliki oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah/masyarakat.

3. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan pelaksanaan E-Government.

(32)

a. aparat pelaksana yang menangani kegiatan bidang informasi dan komunikasi

b. aparat yang bertugas dalam memberikan pelayanan publik

c. pimpinan unit/lembaga

d. calon pendidik dan pelatih

e. tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya.

4. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk pemerataan atau mengurangi kesenjangan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi antar daerah.

(33)

6. Peningkatan motivasi melalui pemberian penghargaan/apresiasi kepada seluruh SDM bidang informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau serta masyarakat yang secara aktif mengembangkan inovasi menjadi karya yang bermanfaat bagi pengembangan dan pelaksanaan E-Government.

1.5.6 Strategi 6 - Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur

Setiap perubahan berpotensi menimbulkan ketidakpastian, oleh karena itu pengembangan E-Government perlu direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan sasaran yang terukur sehingga dapat dipahami dan diikuti oleh semua pihak.

1.5.6.1

Tingkat Tahapan Pengembangan

E-Government

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah melalui jaringan informasi, pengembangan E-Government

(34)

1.5.6.1.1 Tingkat 1 - Persiapan

Tahapan persiapan meliputi:

1. Pembuatan situs web/portal di setiap badan/dinas/lembaga

2. Penyiapan SDM (sumber daya manusia)

3. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose Community Center, Warnet, SME-Center, dll.

4. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik.

1.5.6.1.2 Tingkat 2 - Pematangan

Tahapan Pematangan meliputi:

1. Pembuatan situs informasi publik yang interaktif (melibatkan peran serta masyarakat secara aktif)

(35)

1.5.6.1.3 Tingkat 3 - Pemantapan

Tahap Pemantapan meliputi:

1. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik seperti Pengajuan Pembuatan kartu tanda penduduk, pajak, dsb.

2. Pembangunan aplikasi yang secara utuh terintegrasi dalam basis data utama antara badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

1.5.6.1.4 Tingkat 4 - Pemanfaatan

Tahap Pemanfaatan meliputi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (government to government), G2B (government to business) dan G2C (government to commerce) yang terintegrasi.

Situs portal Pemerintah Provinsi Riau harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke tingkat – 4.

(36)

Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat.

Dalam usaha untuk menghindari hal tersebut maka perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagai berikut :

1. Standar kualitas dan kelayakan situs portal badan/dinas/lembaga bagi setiap tingkatan perkembangan di atas.

2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki oleh setiap badan/dinas/lembaga.

Pengaturan ini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi, kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah

(information security), serta perlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy).

(37)

Dengan demikian strategi ini harus dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Strategi-2.

1.6 Pedoman dalam penyusunan Rencana Induk

Pengembangan E-Government Provinsi Riau

Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau tim kerja melaksanakannya dengan berpedoman pada hal-hal berikut:

1. Keseragaman dan Standarisasi

2. Terpadu dan Menyeluruh

3. Luwes dan Bersinergi

4. Aman dan Handal

5. Efektif dan Efisien

6. Proporsional dan Mudah Digunakan

7. Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia

1.6.1 Keseragaman dan Standarisasi

(38)

Hal ini menjadi sangat penting karena tanpa ada keseragaman dan standarisasi maka akan menimbulkan beberapa masalah seperti sebagai berikut:

a. Pemborosan dana akibat kesalahan penerapan teknologi yang digunakan serta pengulangan pembangunan sebuah modul sistem informasi.

b. Kesulitan dalam menciptakan sistem yang dapat saling berbagi-pakai informasi karena perbedaan-perbedaan platform yang digunakan secara mencolok.

1.6.2 Terpadu dan Menyeluruh

Seluruh sistem yang dikembangkan di dalam kerangka E-Government

Provinsi Riau haruslah memenuhi seluruh aspek yang dipersyaratkan dalam strategi pengembangan dan pemanfaatan yang sudah dibahas sebelumnya.

(39)

1.6.3 Luwes dan Bersinergi

Seluruh sistem yang diterapkan dalam E-Government Provinsi Riau haruslah mampu beradaptasi secara cepat dengan setiap perubahan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal struktur dan tata kerja organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

Kemampuan beradaptasi tersebut haruslah secara efektif dan efisien Bersinergi dengan kondisi-kondisi terkini sehingga tetap memiliki keunggulan sebagai faktor pembantu suksesnya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna serta tepat sasaran.

1.6.4 Aman dan Handal

Aspek keamanan dan kehandalan dari sistem E-Government yang dikembangkan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan secara sungguh-sungguh.

(40)

1.6.5 Efektif dan Efisien

Seluruh perencanaan strategis yang dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau harus mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi yang semaksimal mungkin.

Aspek efektifitas mengarah pada penyusunan program dan strategi yang direncanakan yang tepat sasaran dan memiliki kegunaan yang tinggi serta diperlukan oleh banyak pengguna di setiap lini.

Sedangkan aspek efisiensi mengarah pada perhitungan akan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan pemanfaatan dari setiap pembangunan/pengembangan yang direncanakan.

1.6.6 Proporsional dan Mudah Digunakan

Setiap aspek strategis yang direncanakan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau haruslah menerapkan prinsip proporsional dan kemudahan penggunaan/pemanfaatannya.

(41)

Dari prioritas tersebut maka dapat disusun sistem yang mampu digunakan dan diakses dengan mudah oleh para pengguna E-Government Provinsi Riau secara terpadu dan menyeluruh.

1.6.7 Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia

Sebuah sistem informasi terutama E-Government tidak akan memberikan hasil yang optimal dalam mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas layanan publik tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai secara jumlah maupun mutunya.

(42)

2 Survey dan Analisis

Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau diawali dengan survey dan analisis secara menyeluruh.

Kegiatan survey sangatlah penting karena dimaksudkan untuk mengumpulkan seluruh data dan masukan dari setiap unit kerja/badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tentang kebutuhan sistem informasi yang diperlukan.

2.1 Metoda Survey

Kegiatan survey dilaksanakan dengan metoda sebagai berikut:

1. Wawancara Langsung

Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau melakukan wawancara dan berdiskusi langsung dengan para pimpinan serta staf pelaksana dari setiap unit kerja.

(43)

2. Pengambilan Contoh Dokumen Manual (Hard File)

Seluruh format laporan/dokumentasi manual/kertas/keras yang ada di setiap unit kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dikumpulkan serta diinventarisir.

Inventarisasi tersebut dijadikan acuan dalam menyusun format dokumentasi secara elektronik yang akan dikembangkan dalam sistem informasi berbasis teknologi komputer yang akan dikembangkan.

3. Rapat Kerja

Hasil kegiatan survey dan wawancara kemudian diolah menjadi dokumentasi analisis atas kebutuhan sistem dari setiap unit kerja yang kemudian hasilnya diajukan sebagai rancangan (draft) Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau.

(44)

Pengajuan rancangan tersebut dilakukan dalam rapat kerja teknis antar unit kerja yang difasilitasi oleh Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau.

2.2 Kondisi Terkini dan Permasalahan-Permasalahan

2.2.1 Aplikasi E-Government yang Sudah Dibangun

Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau telah bekerjasama dengan unit/satuan kerja lainnya membangun beberapa aplikasi perangkat lunak sistem informasi sebagai berikut:

1. Decision Support System (DSS) Peta Kemiskinan Provinsi Riau

Program aplikasi perangkat lunak komputer ini dibangun untuk memberikan informasi secara umum hingga terperinci kepada para pemegang kebijakan di Provinsi Riau.

(45)

2. Sistem Informasi Administrasi Kepegawaian (SI@P)

Aplikasi program perangkat lunak komputer SI@P dibangun untuk mengelola seluruh data kepegawaian secara terpadu dan menyeluruh. Informasi-informasi yang dikelola meliputi antara lain:

a. Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

b. Data Pribadi Pegawai

c. Data Kedinasan

d. Data Penggajian Pegawai

e. Data Pendidikan dan Latihan

f. dsb.

3. Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA)

(46)

4. Sistem Informasi Produk Hukum dan Perundang-undangan (SIKUMDANG)

Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola dokumentasi secara elektronis berkas-berkas produk hukum dan perundang-undangan secara terstruktur.

5. Sistem Informasi Monitoring Proyek

Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengawasi dan mengevaluasi perkembangan hasil kegiatan serta posisi anggaran biayanya dari setiap unit kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

6. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Aplikasi perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola seluruh informasi mengenai kondisi pendidikan di Provinsi Riau hingga ke setiap lembaga pendidikan/sekolah.

Informasi-informasi yang dikelola meliputi antara lain:

a. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan

(47)

c. Kondisi hasil pendidikan

d. Dsb.

2.2.2 Kondisi Terkini

Kondisi terkini dari E-Government di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau adalah sebagai berikut:

1. Telah dibangunnya beberapa sistem informasi di beberapa unit kerja/instansi dengan mengaplikasikan berbagai teknologi dan platform sistem operasi.

2. Telah dibangunnya sistem informasi eksternal berupa situs web dengan URL (Uniform Resource Locator) http://www.riau.go.id. Situs ini sudah dikembangkan hingga setiap unit/satuan kerja memiliki

subdomain masing-masing yang dapat dikelola secara mandiri.

(48)

2.2.3 Permasalahan-permasalahan

Dari kondisi-kondisi di atas terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Belum terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan yang Terpadu dan Menyeluruh secara lintas sektoral.

2. Platform sistem operasi belum berbasiskan perangkat lunak yang bersifat Open Source dalam rangka mendukung program IGOS (Indonesia Go Open Source) yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sehingga masih sering muncul keluhan kurangnya performa sistem informasi.

3. Situs Web Pemerintah Provinsi Riau masih kurang efektif dan efisien dalam menjalankan fungsinya.

2.3 Pendekatan Pengembangan yang akan Digunakan

Pendekatan yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem ini adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pendekatan Sistem

(49)

dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran secara keseluruhan dari organisasi.

2.3.2 Pendekatan Atas-Turun

Pendekatan atas-turun dimulai dari level atas organisasi (strategic planning level) yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah melakukan analisis kebutuhan informasi.

Jika kebutuhan informasi dapat ditentukan maka proses turun ke penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini sesuai dengan pendekatan sistem.

2.3.3 Pendekatan Moduler

Pendekatan moduler adalah memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian (modul) yang lebih sederhana yang berimplikasi pada setiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang lebih cepat, mudah dipahami dan mudah dipelihara.

2.3.4 Pendekatan Berkembang

(50)

Maka jika dipandang tidak diperlukan digunakannya teknologi canggih dapat diterapkan alternatif teknologi yang lebih murah sehingga diharapkan hal ini dapat menekan biaya investasi.

2.4 Metode Penerapan Sistem yang Diusulkan

Penerapan dari sistem informasi yang telah dikembangkan akan diimplementasikan secara paralel.

Metode perubahan dari sistem manual ke sistem berbasiskan teknologi komputer secara paralel ini dilaksanakan dengan mengoperasikan sistem manual yang lama dengan sistem komputerisasi yang baru secara bersama-sama.

Sistem manual yang lama masih tetap beroperasi bersama-sama dengan sistem yang baru sampai saat tertentu sistem yang lama sudah dapat ditinggalkan sepenuhnya.

(51)

Selain itu hal pemanfaatan metode ini dapat digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi dan efektifitas antara sistem yang lama dengan sistem yang baru dikembangkan.

2.5 Metodologi Pengembangan yang akan Digunakan

Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Riau dikembangkan dengan menggunakan metodologi pengembangan sistem yang sudah terbukti keunggulannya yaitu analisis dan desain terstruktur

(structured analysis and design).

Metodologi ini menggunakan alat-alat terstruktur sebagai berikut:

1. Diagram Arus Data/Data Flow Diagram (DAD/DFD)

Diagram Arus Data/Data Flow Diagram adalah skema/diagram yang disusun untuk menggambarkan arus, transaksi dan komunikasi data antar entitas di setiap unit/satuan kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau yang akan menggunakan perangkat E-Government yang dikembangkan.

(52)

2. Kamus Data/Data Dictionary

Dari penyusunan Data Flow Diagram/Diagram Arus Data ini akan menghasilkan sekumpulan data yang menjadi obyek dari pengelolaan sistem informasi yang dikembangkan.

Kumpulan data tersebut akan dikembangkan tentunya memerlukan penjelasan tentang definisi dan kegunaannya. Maka untuk menjelaskan definisi dan kegunaannya diperlukan Kamus Data/Data Dictionary.

3. Bagan Terstruktur/Structured Chart

Hasil dari Data Flow Diagram/Diagram Arus Data dan penjelasan dari Kamus Data (Data Dictionary) yang disusun sebelumnya kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam skema/diagram/bagan yang menjelaskan struktur data tersebut.

(53)

4. Pseudo Code

Hasil dari diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary) dan bagan terstruktur (structured chart) tersebut kemudian diterapkan dalam sebuah kode semu (pseudo code) yang mewakili sistem pengkodean program bahasa komputer.

Penyusunan kode semu (pseudo code) ini menjadi penting untuk memberikan gambaran pada saat aplikasi perangkat lunak dari sistem informasi berbasis teknologi komputer ini nanti dibuat kode programnya dengan bahasa pemograman (language programming) yang sesungguhnya.

5. Diagram IPO (Input-Process-Output)

Diagram IPO (Input-Process-Output) memberikan gambaran mengenai data-data yang dikelola dan diolah oleh sebuah sistem informasi berbasis teknologi komputer.

(54)

Kemudian bagaimana sistem informasi mengelola dan mengolah basis data tersebut diskemakan dalam modul/bagian pemrosesan

(processing) data.

Hasil pemrosesan data tersebut akan menghasilkan keluaran (output)

yang berupa laporan-laporan dalam format dokumen elektronik. Penyusunan query dari laporan-laporan dalam format dokumen elektronik tersebut tentunya harus dianalisis dan dirancang secara baik sesuai kebutuhan dari setiap pengguna sistem informasi.

2.6 Studi Kelayakan Sistem

Studi kelayakan merupakan sebuah hal yang penting dalam pemanfaatan teknologi informasi yang tepat guna dan berdaya guna dengan penanaman dana yang seminimal mungkin.

Dengan adanya studi kelayakan ini maka dapat dibuat kajian-kajian yang seobyektif mungkin terhadap pilihan-pilihan penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras yang banyak beredar.

(55)

2.6.1 Aspek Penilaian Analisa Kelayakan Perangkat

1) Biaya (Cost)

Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan proyek pembangunan sistem informasi. Setiap dana yang ditanamkan kepada sistem informasi tersebut harus dihitung secara cermat, teliti, tepat dan terencana.

Biaya ini melingkupi biaya yang harus dikeluarkan pada saat perencanaan (analysis and designing), pelaksanaan (implementation)

dan perawatan/pemeliharaan (maintenance).

Dana tersebut harus dianggarkan agar mencapai kriteria sistem yang tepat guna dan berdaya guna dengan ongkos sesedikit mungkin.

2) Performa (Performance)

Performa ditunjukkan oleh kemampuan pemrosesan, waktu respon dan kecepatan transaksi dari perangkat yang digunakan.

3) Kehandalan (Reliability)

(56)

kekokohan perangkat dalam menjalankan operasinya serta kemampuan antisipasi terhadap kegagalan-kegagalan yang terjadi.

4) Kemampuan (Scalability)

Kemampuan perangkat ditunjukkan sampai sejauh mana mampu secara melayani para pengguna sistem dalam ukuran-ukuran jumlah dan kualitas tertentu.

5) Keluwesan Rekayasa (Adaptable Engineering)

Sebuah sistem harus mudah dikembangkan dan dibangun oleh para pengguna dengan tanpa meninggalkan aspek performa, kehandalan serta kemampuannya.

Hal ini berdampak pada cepatnya pembangunan sistem dan kemudahan pengembangan yang berhubungan dengan semakin minimnya waktu serta biaya yang harus dikeluarkan.

6) Pengelolaan Perangkat (System Management)

(57)

serta tingkat kehandalan dan keamanan sistem, kemudahan instalasi dan peningkatan (up-grading).

Sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan studi kelayakan terhadap produk-produk perangkat tertentu dapat dilakukan dengan mengunjungi situs-situs web terkemuka di internet yang secara khusus membahasnya.

2.6.2 Analisa Kelayakan Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan perangkat pokok dalam kinerja sistem informasi. Dengan dukungan perangkat lunak yang handal, kokoh dan mudah dioperasikan maka dapat dicapai sebuah sistem informasi berbasis teknologi informatika dan multimedia yang berkualitas.

Secara umum perangkat lunak komputer dibagi atas tiga kelompok, yaitu:

2.6.2.1

Klasifikasi/Pengelompokkan Perangkat Lunak Komputer

2.6.2.1.1 Sistem Operasi (Operating System)

(58)

Dapat dikatakan secara singkat bahwa kapanpun kita bekerja dengan komputer maka secara langsung maupun tidak langsung menggunakan sistem operasi sekalipun yang kita gunakan adalah program-program aplikasi tertentu seperti Adobe Photoshop, Microsoft Office, dsb.

Maka secara definitif dapat disimpulkan bahwa sistem operasi adalah sekumpulan prosedur program yang mengelola/mengatur sistem kerja perangkat keras komputer dan perangkat lunak yang terinstal di dalamnya dalam interaksinya dengan pengguna komputer tersebut.

Dewasa ini sistem operasi populer yang banyak dipergunakan adalah UNIX dengan berbagai variannya seperti SUN-Solaris, SCO-UNIX, HP-UIX, AIX

dan BSD (Berkeley Software Development) serta tiruannya (clone) seperti Linux yang muncul dalam berbagai distribusi seperti Slackware 96, RedHat Software Inc, Mandrake, SuSe, Debian, WGS Linux Pro, Trans-Ameritech, Linux Universe, Caldera Network Desktop, dan Craftwork Solution.

(59)

Dari seluruh sistem operasi tersebut yang paling terkenal dan tertua adalah UNIX karena sifatnya yang lintas platform perangkat lunak dan perangkat keras.

UNIX pertama kali dikembangkan oleh Sun Microsystem, Inc yang menciptakannya sebagai sistem operasi jaringan komputer. Proses penciptaan UNIX tersebut tidak lepas dari perkembangan teknologi internet yang akan dibahas pada bagian yang lain.

Apple Inc merebut pasar sebagai sistem operasi dengan mesin komputer Macintosh yang terkenal dengan program grafisnya yang terkenal sangat akrab dengan pengguna (user friendly).

Microsoft kemudian masuk dengan mengembangkan sistem operasi DOS

(Disk Operating System) yang didasarkan pada sistem operasi PC-DOS yang dibuat oleh IBM untuk Personal Computer.

Dalam perkembangannya Microsoft mempelopori sistem operasi yang berbasiskan GUI (Graphical User Interface) yang terkenal dengan konsep penjendelaannya sehingga dinamakan sebagai MS-Windows.

(60)

banyak aplikasi-aplikasi program terutama untuk operasional perkantoran yang terdapat dalam paket program MS-Office.

Microsoft semakin meningkatkan pengaruhnya dalam perkembangan teknologi informasi baik perangkat lunak dan perangkat keras. Beberapa pengembang perangkat lunak dan perangkat keras berusaha merebut pasar dengan menciptakan produk-produk yang dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut.

Dominasi tersebut menimbulkan banyak kecaman dari para anggota komunitas teknologi informasi di seluruh dunia. Hal ini disebabkan praktek monopoli bisnis Microsoft yang semakin meluas dan mencengkeram sehingga mengarah pada situasi bahwa tanpa dukungannya semua perkembangan perangkat teknologi informasi akan menjadi sia-sia.

Kondisi tersebut menimbulkan gerakan anti monopoli dan dominasi terhadap praktek bisnis Microsoft yang dipelopori oleh komunitas teknologi informasi di lingkungan perguruan tinggi dan praktisi.

(61)

(GNU General Public Licenses) yang muncul dalam varian BSD (Berkeley Software Development).

Pembangunan sistem operasi tersebut berawal dari pindahnya Ken Thompson, salah seorang pembangun sistem operasi UNIX ke University of California at Berkeley (UCB) pada tahun 1984 dan mulai membuat modifikasinya bersama CSRG (Computer System Research Group). Hasil modifikasi sistem operasi tersebut dinamakan 2BSD, 3BSD, FreeBSD, dsb.

Sehingga sampai saat ini pada dasarnya terdapat dua cabang sistem operasi UNIX yang utama yaitu keluarga System V dari AT&T dan keluarga BSD. Dari keluarga BSD kemudian bermunculan varian-variannya seperti FreeBSD, OpenBSD, BSDI dan UNIX BSD.

FreeBSD dan OpenBSD menjadi sangat terkenal karena gratis dan memiliki seluruh keunggulan sistem operasi UNIX namun sangat efisien dalam kebutuhan sumber daya perangkat keras.

(62)

Selain itu UNIX dirancang dan diimplementasikan pada komputer-komputer besar seperti mainframe dan supercomputer. Kondisi tersebut tentunya mengakibatkan UNIX hanya digunakan di organisasi-organisasi besar yang membutuhkan kinerja sistem yang kompleks.

Keberadaan sistem operasi FreeBSD dan OpenBSD telah merubah kondisi tersebut sehingga UNIX dapat berjalan dengan dukungan sumber daya perangkat keras yang efisien.

Pada tahun 1991, seorang mahasiswa pasca sarjana komputer asal Finlandia bernama Linus Torvald yang memiliki kesenangan membuat program komputer merancang dan membuat sistem operasi Linux yang dikembangkan dari sistem operasi Minix.

Minix adalah efisiensi dari sistem operasi UNIX sehingga dapat berjalan di atas platform Personal Computer dengan tuntutan kebutuhan perangkat keras yang minim.

(63)

Pada awalnya memang banyak kendala dalam perkembangan sistem operasi Linux karena sifatnya berupa ijin publik terbuka sehingga tidak memiliki jaminan vendor dan dukungan teknis. Selain itu masih sedikitnya perangkat keras yang dapat beroperasi secara optimal di atas sistem operasi tersebut.

Namun hal tersebut telah berubah dewasa ini. Perkembangan Linux dan BSD yang didukung secara luas oleh komunitas teknologi informasi di seluruh dunia menyebabkan perkembangannya memperoleh banyak dukungan dari berbagai perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras terkemuka di dunia seperti IBM, Oracle, Sun Microsystem, dsb.

Bahkan di beberapa negara penggunaan sistem operasi Linux dan BSD telah dijadikan sistem operasi pokok dengan tujuan untuk memotong biaya investasi perangkat lunak yang relatif besar hingga mencapai angka US$ 1,500,000 per tahun di seluruh instansi pemerintah.

Beberapa distribusi Linux seperti Linux Mandrake, SuSe, RedHat dan Open Caldera proses instalasinya pun kini sudah semudah instalasi sistem operasi Windows dengan tampilan grafis yang bagus.

(64)

Berikut ini hasil analisis perbandingan beberapa sistem operasi terkemuka:

Server FreeBSD Linux

Multi Platform 7 5 10 10

(65)

2.6.2.1.2 Program Aplikasi (Application Program)

Program aplikasi adalah program-program komputer yang dibangun untuk memenuhi fungsi-fungsi tertentu seperti pengolahan kata (word processor),

kertas kerja tabular (spread sheet), penjadualan (scheduling), pemrosesan peta (map drafter), pemrosesan multimedia, dsb.

Program-program aplikasi tersebut dibangun menggunakan bahasa pemograman tertentu sesuai platform sistem operasinya. Sehingga dapat disimpulkan secara sederhana bahwa program aplikasi adalah sekumpulan program yang berjalan di atas sebuah platform sistem operasi yang berfungsi sesuai kebutuhan pengguna.

Seiring dengan perkembangan gerakan freeware yang dipelopori oleh Linux dan FreeBSD maka bermunculanlah ratusan ribu program aplikasi yang dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut.

(66)

Bahkan banyak perusahaan-perusahaan besar terkemuka ikut berpartisipasi membuat aplikasi-aplikasi yang dapat berjalan di atas sistem operasi Linux dan FreeBSD.

Sun Microsystem membangun program aplikasi StarOffice yang dapat berjalan di semua platform sistem operasi (Linux, FreeBSD, Windows, UNIX, MacOS) dengan ijin publik umum.

Aplikasi ini sangat terkenal di kalangan perkantoran karena sifatnya yang gratis dan kehandalannya tidak diragukan lagi. Bahkan beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Cina.

Hal lain yang menyebabkan StarOffice banyak digunakan karena mampu membaca dan memproses dokumen-dokumen yang dibuat dalam aplikasi Microsoft Office.

Kondisi tersebut tentunya sangat menguntungkan karena kita tidak perlu memproses ulang seluruh dokumen-dokumen yang telah kita buat menggunakan aplikasi MS-Office sebelumnya.

(67)

Sebenarnya hal tersebut bukanlah hal yang mengkhawatirkan jika melihat perkembangan gerakan freeware dewasa ini yang semakin revolusioner. StarOffice sebagai freeware yang kode programnya dipublikasikan untuk umum akan semakin berkembang dan kemungkinan akan lebih berkualitas dan bertenaga dibandingkan Microsoft Office ataupun aplikasi-aplikasi brand ware yang dikeluarkan vendor lainnya.

Di negara Republik Rakyat Cina pemerintah telah memberikan peraturan yang sangat ketat bahwa seluruh perangkat lunak yang digunakan di lingkungan pemerintah hingga ke tingkat paling bawah harus menggunakan ijin publik umum. Hal ini ditujukan untuk mendukung gerakan anti pembajakan dan penghematan devisa.

2.6.2.1.3 Bahasa Pemograman (Programming Language)

(68)

Bahasa pemograman secara garis besar terdiri atas:

1) Bahasa Tingkat Rendah (Low Level Language)

Bahasa tingkat rendah (low level language) adalah bahasa pemograman yang secara langsung menggunakan kode-kode mesin yang hanya dimengerti oleh perangkat keras komputer.

Karena alasan tersebut, maka bahasa tingkat rendah disebut juga bahasa rakitan (assembling language). Biasanya bahasa ini digunakan untuk pembangunan sistem kontrol perangkat atau membangun sebuah sistem operasi yang secara langsung berfungsi mengelola kinerja perangkat keras komputer. Salah satu contoh bahasa mesin adalah Turbo Assembler, NASM, dsb.

2) Bahasa Tingkat Menengah (Middle Level Language)

(69)

Bahasa tingkat menengah menjembatani perkembangan bahasa tingkat tinggi. Seperti halnya bahasa tingkat rendah, bahasa ini biasanya digunakan untuk membangun program sistem kontrol perangkat keras maupun sistem operasi.

Alasan utama penggunaan bahasa ini dalam pembangunan sistem operasi disebabkan keluwesannya yang mampu diterapkan dalam beberapa platform komputer.

Salah satu contoh bahasa tingkat menengah yang populer adalah Turbo C.

Sistem operasi UNIX sendiri pada awalnya dibangun menggunakan bahasa rakitan (assembling language) yang kemudian dikembangkan menggunakan bahasa C dengan alasan seperti dikemukakan tadi.

3) Bahasa Tingkat Tinggi (High Level Language)

(70)

Bahasa tingkat tinggi terdiri dari bahasa prosedural seperti Pascal dan bahasa berorientasi obyek seperti C++ dan Java.

4) Bahasa Generasi Keempat

Bahasa generasi keempat (Fourth Generation Language/4th GL)

adalah bahasa tingkat tinggi berorientasi obyek yang dalam metode penyusunan suatu program aplikasi komputer menggunakan sistem visual.

Sistem visual ini merupakan gaya pemograman yang disesuaikan dengan platform Windows dimana setiap properti obyeknya dibangun secara otomatis sesuai model sistem operasi tersebut.

Contoh bahasa ini adalah Power Builder, Visual C++, Visual Basic, Visual FoxPro, Visual J++, Delphi, dsb.

5) Bahasa Skrip (Scripting Language)

(71)

Web menjadi layanan internet yang sangat berkembang dibandingkan layanan lainnya seperti Gopher, FTP, Telnet, UseNet, dsb. Hal ini disebabkan sifat web yang multimedia.

Sifat layanan Web yang multimedia maksudnya adalah kemampuan mengakomodir data teks, gambar/grafik, video dan audio. Dengan kelebihannya tersebut maka menyebabkan salah satu jenis layanan internet ini berkembang dengan pesat.

Halaman web yang pada awalnya bersifat statis menjadi dinamis dengan pengembangan script HTML (Hyper Text Mark up Language)

yang menjadi standar penulisannya menjadi Dynamic HTML.

Dengan dikembangkannya Common Gateway Interface (CGI) sebagai sarana antar muka pemograman web, layanan ini menjadi semakin berkembang dan interaktif.

(72)

Hampir semua bahasa pemograman dapat digunakan untuk membangun sebuah CGI yang disesuaikan dengan platform sistem operasi dan perangkat kerasnya.

Saat ini bahasa script yang paling terkenal adalah PERL (Practical Extraction and Report Language) yang dibuat mirip dengan sistem pengkodean HTML biasa.

Namun sayangnya teknologi CGI ini dinilai kurang handal dan banyak menghabiskan sumber daya memori komputer. Padahal unjuk kerja (performa) sebuah sistem komputer banyak dipengaruhi oleh sampai sebesar mana sumber daya memori yang digunakan.

Semakin tinggi beban sumber daya memori (terutama RAM/Random Access Memory) maka semakin turun unjuk kerja sebuah sistem komputer.

(73)

Sehingga jika semakin banyak pengguna yang mengakses situs tersebut maka semakin besar sumber daya memori yang digunakan. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya unjuk kerja sistem karena jika sumber daya memori telah habis dialokasikan maka para pengguna lain yang akan melakukan transaksi akan diantrikan. Antrian tersebut akan menyebabkan terjadinya kerusakan sistem jika semakin besar jumlahnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut beberapa organisasi besar terutama yang bergerak di dunia bisnis melakukan investasi perangkat keras yang memiliki sumber daya yang besar.

Namun hal tersebut menjadi tidak efektif dengan tuntutan efisiensi sumber daya teknologi informasi untuk lebih memasyarakat di segala bidang.

(74)

API adalah sebuah konsep pemanfaatan berbagi pakai file pustaka dalam memproses program-program aplikasi yang dibangun pada sebuah web.

Konsep ini lebih menguntungkan karena tidak memerlukan sumber daya memori yang besar. Hal ini disebabkan seluruh transaksi diproses dalam web server dengan memanfaatkan modul-modul API yang terintegrasi di dalamnya.

Namun API sendiri memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

a) Unjuk kerja sistem aplikasi sangat bergantung kepada modul-modul pustaka API. Jika terdapat kerusakan pada salah satu modul akan berakibat tidak berfungsinya aplikasi tersebut.

b) Kerusakan pada API yang disebabkan serangan/gangguan merusak dari pihak luar akan berakibat kerusakan secara menyeluruh pada seluruh sistem web server.

(75)

Dengan cara tersebut maka masalah-masalah yang timbul dari kelemahan-kelemahan tersebut di atas dapat segera diantisipasi secara cepat dan akurat.

Perkembangan API mendorong beberapa vendor dan komunitas teknologi informasi mengembangkan bahasa script mereka masing-masing yang dapat dibandingkan pada tabel berikut:

(76)

KRITERIA

Sumber: Hasil Penelitian Research & Development Department PT. Awakami

Tabel 2.2

Perbandingan Beberapa Bahasa Skrip Terkemuka

2.6.2.1.4 Server Basis Data

Basis data memegang peranan penting dalam sebuah Sistem Informasi karena berfungsi menyimpan seluruh data-data yang diperlukan yang kemudian diolah oleh sebuah atau lebih program aplikasi yang dibangun.

(77)

Berikut dibandingkan beberapa perangkat lunak server basis data yang sering digunakan:

PENILAIAN SERVER DATA BASE

MS-SQL ORACLE MySQL

Koneksi antar basis data (ODBC,Native,OLEDB) 3 (ODBC,Native,OLEDB) 3

3

Pengelolaan Ruang (shrink otomatis) 3 (shrink otomatis) 3 (shrink otomatis) 3

(78)

PENILAIAN SERVER DATA BASE

Sumber: Hasil Penelitian Research & Development Department PT. Awakami

Tabel 2.3

Perbandingan Aplikasi Basis Data Server Populer

2.6.3 Analisa Kelayakan Perangkat Keras

(79)

Perkembangan teknologi perangkat keras telekomunikasi dan komputer semakin berkembang serta terintegrasi hingga memunculkan konsep multimedia.

Konsep ini muncul saat komputer tidak lagi hanya memiliki satu fungsi dan manfaat saja sebagaimana terjadi pada awal perkembangannya. Dewasa ini komputer telah berkembang menjadi perangkat yang mampu berfungsi untuk berbagai hal seperti hiburan, pengontrolan, kalkulasi, dsb.

Selain itu dengan mengintegrasikan teknologi komputer dan telekomunikasi semakin meningkatkan kemampuan perkembangan dan mobilisasi arus informasi secara murah, mudah, akurat, efektif serta efisien.

2.6.3.1

Perkembangan Sistem Jaringan Komunikasi Data

Pada awal dikembangkannya komputer masih bersifat berdiri sendiri (stand-alone) yang berarti belum saling terhubung antar beberapa komputer untuk saling berbagi data dan sumber daya.

(80)

ARPA merupakan proyek riset besar yang diantaranya meneliti dan mengembangkan suatu konsep dan teknologi sistem jaringan yang akan menghubungkan komputer-komputer secara terpadu untuk tujuan yang sangat berguna sehingga badan riset dan akademik dapat memanfaatkannya.

Proyek sistem jaringan tersebut diutamakan untuk mengembangkan sumber daya komputer yang tersebar di berbagai tempat dapat saling berkomunikasi dari berbagai tempat sehingga dapat meningkatkan ketersediaan komputer yang luar biasa di kalangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Proyek ARPA kemudian oleh National Science Foundation (NSF) yang terdorong untuk mengembangkan standarisasi sistem operasi dan protocol/format data. Hal tersebut disebabkan setiap platform komputer dirancang dan dibuat nyaris sebagai produk yang mandiri.

ARPA kemudian mengembangkan proyek ARPAnet yang

mengimplementasikan prinsip-prinsip rancangan dan protokol standar untuk sistem jaringan komputer.

(81)

Setelah sepuluh tahun beroperasi, proyek ARPA berubah menjadi DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1970 yang lima belas tahun berikutnya semakin meluas dan berkembang.

Kemudian selain ARPAnet bermunculan komunitas-komunitas jaringan komputer terutama JANet (Joint Academic Network) yang kemudian digantikan SuperJANet yang menghubungkan universitas-universitas di Inggris dan NSFnet yang didirikan oleh American National Science Foundation yang seluruhnya mengikuti prinsip-prinsip rancangan serta protocol dari ARPAnet.

Pada tahun 1983 ARPAnet menjadi sangat besar dan semua sistem jaringan komputer mengikuti protokol yang sama. Kondisi tersebut ternyata mengkhawatirkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat karena kecemasan akan pembobolan terhadap sistem jaringan komunikasi data militer yang akan memberikan dampak sangat rawan terhadap keamanan negara.

Gambar

Tabel 2.2
Tabel 2.3 Perbandingan Aplikasi Basis Data Server Populer
Tabel 2.5
Tabel 2.6 Kategori Jenis Kabel UTP
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Guru dan siswa berdiskusi di sertai dengan tanya jawab tentang penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat. - Guru dan siswa membuat kesimpulan

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terutama penelitian tentang sistem sapaan bahasa Besemah, yakni penelitian sebelumnya terfokus mengkaji dan membahas tentang sistem

Jadi, causal study merupakan penelitian di mana peneilitinya ingin memaparkan penyebab dari satu atau lebih masalah.Masalah yang diteliti adalah apakah variabel dependen, yaitu

Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit

Reaksi Obat Alergik dibagi dalam 4 tipe reaksi hipersensitivitas oleh Coombs dan Gell yaitu Tipe I (Reaksi hipersensitivitas cepat/reaksi anafilaktik), tipe II

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan

Dalam Jurnal Penelitian Karet kali ini terdapat lima artikel yang membahas hasil penelitian di bidang eksploitasi dengan stimulan gas, kinerja klon IRR seri 200

Ketika manusia itu dibenarkan maka ia memperoleh damai dengan Allah itu berarti ia tidak lagi hidup dalam dosa-dosanya, maka ia akan terbebas dan diselamatkan