• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Lingkungan Binaan Terhadap Pasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Persepsi Lingkungan Binaan Terhadap Pasa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

BINAAN

Persepsi

NAMA :

Widyotomo Jati

052.12.115

DOSEN :

Ir. TUTI PURWANI M.Si

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN ARSITEKTUR

(2)
(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...ii

BAB I: PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...1

BAB II: PEMBAHASAN...2

2.1 Persepsi...2

2.1.1 Pengertian Persepsi...2

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi...3

2.1.3 Skema Persepsi...4

2.2 Fasilitas Perbelanjaan...5

2.2.1 Definisi...5

2.2.2 Bentuk Fasilitas Perbelanjaan...6

2.4 Pemecahan Masalah dan Solusi...8

Pemerintah...8

Masyarakat...9

BAB III: PENUTUP...9

Kesimpulan...9

Kritik dan Saran...10

(4)

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk sosial. Mereka membutuhkan satu sama lain tanpa terkecuali. Walau ada beberapa dari manusia yang merasa dapat hidup lebih mandiri dibanding yang lain, namun semua akan kembali kepada sifat mereka yang akan saling membutuhkan.

Semua orang atau sebuah kelompok yang ingin bekerja sama harus mempunyai tujuan dan arah yang jelas. Namun walau saling memerlukan satu sama lain, tak jarang akan berselisih pendapat dan mempunyai cara pandang yang berbeda. Hal ini lah yang dinamakan persepsi, karena cara pandang setiap individu terhadap sebuah permasalahan akan berbeda. Oleh karena itu perlu adanya sebuah penengah dalam menyelesaikan konflik persepsi tersebut.

Dalam makalah ini akan membahas kasus di tempat manusia biasa melakukan transaksi jual beli, atau bisa disebut sebagai fasilitas perbelanjaan atau lebih tepatnya di sebuah pasar tradisional. Di tempat tersebut orang-orang akan mengalami percakapan dan transaksi jual beli, tawar menawar harga, dan sebagainya. Hal seperti itulah yang nantinya akan menjadi pemicu dari sebuah perbedaan pendapat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu:

1. Apa persepsi masing-masing orang terhadap suatu aktivitas?

2. Siapa saja yang akan memiliki persepsi terhadap suatu kasus dalam aktivitas?

3. Kenapa mereka memiliki cara pandang yang berbeda dalam suatu aktivitas tersebut?

4. Kapan mereka memiliki persepsi yang berbeda? 5. Dimana suatu perbedaan persepsi akan terjadi?

(5)

1.3 Tujuan

Dilihat dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui persepsi masing-masing individu kasus dalam aktivitas apa yang terjadi.

2. Mengetahui siapa yang akan mengalami perbedaan persepsi. 3. Mengetahui alasan yang membuat perbedaan pendapat. 4. Mengetahui waktu terjadinya beda persepsi.

5. Dapat mengetahui dimana akan terjadi perbedaan pendapat pada masing-masing individu.

6. Dapat mengetahui cara mereka mengatasi perbedaan pendapat.

BAB II: PEMBAHASAN

penglihatan yang merupakan cahaya yang mengenai retina pada mata, pencium yang memakai media molekul bau (aroma), dan pendengaran yang melibatkan gelombang suara. Persepsi bukanlah penerimaan isyarat secara pasif, tetapi dibentuk oleh pembelajaran, ingatan, harapan, dan perhatian. Persepsi bergantung pada fungsi kompleks sistem saraf, tetapi tampak tidak ada karena terjadi di luar kesadaran. (sumber:

id.wikipedia.org)

Persepsi dibagi menjadi dua pendekatan:

1. Pendekatan Konvensional/konstruktivisme:

(6)

Berawal dari stimulus atau rangsangan dari luar dan diterima oleh alat pengindera yang merambat menuju sel-sel syaraf reseptor lalu diteruskan ke pusat koordinasi syaraf di otak hingga kemudian manusia dapat mengenali objek. Pendekatan konvensional yaitu pengenalan objek tergantung pada pengalaman sebelumnya (memori)

2. Pendekatan Ekologik:

Pendekatan ini dikemukakan oleh Gibson (Fisher et al, 1984:24). Menurut Gibson individu tidaklah menciptakan makna-makna dari apa yang diinderakannya karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulus itu sendiri dan tersedia untuk organism yang siap menyerapnya. Ia berpendapat bahwa persepsi terjadi secara langsung dan spontan. Jadi, bersifat holistic. Spontanitas itu terjadi karena organisme selalu menjajaki (eksplorasi) lingkungannya dan dalam penjajakan itu ia melibatkan setiap objek yang ada dilingkungannya dan setiap objek menonjolkan sifat-sifatnya yang khas untuk organisme yang bersangkutan. Misalnya sebuah pohon, tampil dengan sifat-sifat yang berdaun rindang dan berbatang besar maka sifat-sifat ini menampilkan makna buat manusia sebagai tempat berteduh. Sifat-sifat yang menampilkan makna ini disebutkan oleh Gibson affordances (afford = memberikan, menghasilkan, dan bermanfaat).

Persepsi bersifat holistik, yaitu spontan dan langsung. Manusia tidak menciptakan makna karena makna sudah terkandung dalam stimulus dan tersedia bagi organisme yang siap menyerapnya

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

 Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : 1. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi

yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

(7)

3. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

4. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

5. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

6. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

 Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian

(8)

2.1.3 Skema Persepsi

Setelah manusia menginderakan objek dilingkungannya, ia memproses hasil penginderaan itu dan timbullah makna tentang objek itu pada diri manusia bersangkutan yang dinamakan persepsi.

(Paul A. Bell dk 1978:89) membuat skema persepsi sebagai berikut :

Dalam skema diatas terlihat bahwa tahap paling awal dari hubungan manusia dengan lingkungannya adalah kontak fisik antara individu dengan objek-objek lingkungannya. Obejek tampil dengan kemanfaatannya masing-masing, sedangkan individu datang dengan sifat-sifat individualnya, pengalaman masa lalunya, bakat, minat, sikap, dan berbagai ciri kepribadiannya masing-masing pula.

Hasil interaksi individu dengan objek menghasilkan persepsi individu tentang objek itu. Jika persepsi itu berada dalam batas-batas optimal maka individu itu dikatakan dalam keadaan homeostatis, yaitu keadaan yang serba seimbang. Sebaliknya, jika objek dipersepsikan sebagai di luar batas-batas optimal maka individu itu akan mengalami stress dalam dirinya. Tekanan-tekanan energy dalam dirinya meningkat sehingga orang itu harus melakukan coping untuk menyesuaikan dirinya atau menyesuaikan lingkungan pada kondisi dirinya.

(9)

2.2 Fasilitas Perbelanjaan

2.2.1 Definisi

Fasilitias perbelanaan dapat didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli antara penjual dan pembeli. Fasilitas perbelanjaan juga dapat disebut tempat dimana terjadi proses pendistribusian barang dari produsen --> distributor --> pedagang pengecer dan yang terakhir kepada konsumen

Fasilitas perbelanjaan juga dapat didefinisikan sebagai sekelompok penjual eceran dan usahawan komersial lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. (sumber: id.wikipedia.org)

Fungsi fasilitas perbelanjaan antara lain:

 Sebagai tempat transaksi jual beli barang dan jasa serta

penyebarannya, dan sebagai tempat rekreasi.

 Sebagai titik fokus kehidupan sosial masyarakat sekitar

 Sebagai tempatt potensial untuk dikunjungi wisatawan domestik

dan mancanegara.

2.2.2 Bentuk Fasilitas Perbelanjaan

Pasar Tradisional

(10)

Pasar tradisional semacam itu disebut juga pasar induk. Di pasar inilah para pedagang membeli barang dagangan untuk dijual kembali.

Bangunan di pasar tradisional berbentuk toko dan los. Toko biasanya digunakan untuk berjualan aneka kue, pakaian, dan barang pecah belah. Adapun losnya digunakan untuk berjualan sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging.

Ruangan untuk berjualan di pasar tradisional tidak luas, penerangan secukupnya, dan tanpa pendingin udara. Kebersihan juga sering kurang terjaga. Sampah banyak berserakan sehingga menimbulkan bau. Akibatnya jika hujan, pasar tradisional terlihat becek dan kotor.

Namun, saat ini pengelolaan pasar tradisional mulai ditingkatkan. Genangan air, lingkungan kumuh, dan suasana berdesak-desakan jarang terlihat di pasar tradisional. Kini pasar tradisional semakin bersih dan nyaman untuk dikunjungi.

Kegiatan jual beli di pasar tradisional terjadi karena ada dua pihak yang mau menjual dan membeli. Kedua pihak ini melakukan tawar menawar harga. Penjual berusaha menawarkan barang dengan harga setinggi-tingginya. Sebaliknya, pembeli berupaya mendapatkan harga serendah-rendahnya. Kegiatan jual beli pun terjadi setelah ada kesepakatan harga di antara keduanya.

Pasar Modern

(11)

Konsep pasar modern terdiri dari dari 3 jenis tempat usaha yang terintegrasi, yakni ruko, kios dan lapak. Letak lapak berada di tengah-tengah bangunan dan hanya untuk disewakan. Lapak dibagi menjadi dua jenis, lapak kering dan lapak basah. Lapak kering digunakan sebagai tempat berjualan sayur, bumbu dapur dan kebutuhan lain. Lapak basah khusus menjual berbagai jenis ikan dan daging. Di sekeliling lapak terdapat kios dengan berbagai ukuran. Untuk kios dikhususkan menjual kebutuhan penunjang lainnya seperti sembako, peralatan rumah tangga, kosmetik dan obat. Lapak dan kios ini dibungkus ruko dua lantai di bagian luarnya, dengan gaya arsitektur modern yang menarik.

Suasana belanja di pasar modern BSD

Keunggulan dari pasar modern ini adalah memiliki sirkulasi pengunjung yang teratur,ventilasi dan sanitasi yang baik, kapasitas parkir yang memadai dan keamanan yang terjamin. Pasar modern ini juga menyediakan fasilitas penunjang aktivitas pasar seperti mushola, ATM center, toilet, tempat cuci dan pemotongan Pasar Swalayan

Swalayan juga termasuk sebagai pasar modern. Minimarket, supermarket, dan hypermarket termasuk jenis swalayan. Perbedaan antara minimarket, supermarket, dan hypermarket terletak pada luasnya.

Minimarket memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan supermarket. Barang-barang yang dijual pun tidak selengkap di supermarket.

Ukuran hypermarket lebih besar dari supermarket. Hypermarket dibangun di lahan yang luas dan dilengkapi dengan sarana yang lebih lengkap, seperti arena bermain anak dan bioskop.

(12)

pembeli. Harga sudah ditetapkan sesuai dengan label pada barang. Pembeli tinggal mengambil barang yang akan dibeli, kemudian membayar di kasir. Pembayaran di swalayan pun dapat dilakukan dengan uang tunai atau dengan kartu debit.

2.2 Hasil Survey

Pada pembahasan ini, akan dibahas dua bahasan yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pembahasan ini dipilih berdasarkan tinjauan teori tentang fasilitas perbelanjaan, dan pertanyaan yang diajukan kepada pengguna pasar yang dikaitkan dengan skema presepsi dari Paul A. BELL (1978). Pertanyaan yang diajukan kepada pengguna pasar, mengacu kepada 5W + 1H (what,where,whom,when, why dan how.

Pasar Tradisional (Pasar Minggu, Jakarta Selatan)

Wawancara:

1. Ibu Yurah (konsumen) – 30 tahun

Q: Barang-barang apa yang sering dibeli?

A: Barang-barang pokok seperti sayur, daging dan buah.

Q: Kenapa belanja di sini?

A: Dekat dengan rumah, dan aksesnya mudah karena banyak angkot yang lewat.

Q: Apa pekerjaan ibu? Dan biasanya berapa lama ibu dalam berbelanja di sini?

(13)

Q: Bagaimana kondisi Pasar Minggu?

A: kumuh, kotor, dan becek, namun terasa suasana pasar karena saling terjadi interaksi antar penjual dan pembeli.

Q: Kapan ibu biasa ke pasar?

A: Saat ada keperluan memasak di rumah sehingga mengharuskan membeli kebutuhan dari pasar, namun akhir-akhir ini saya lebih memilih belanja di pasar swalayan karena pelayanan yang lebih baik dan kondisi lingkungan yang jauh di atas pasar tradisional.

2. Pak Budi (pedagang sayur) – 42 tahun

A: Apa tawar menawar di pasar menjadi hal yang biasa terjadi?

Q: Iya, karena semua pembeli menginginkan harga termurah sedangkan harga yang dijual tidak bisa menghasilkan untung yang tinggi juga.

A: Kenapa bapak berjualan di sini?

Q: Pertama untuk menafkahi keluarga. Selain itu banyak pula pembeli yang berdatangan kesini karena harga dagangan yang dapat ditawar. Namun pembeli menurun karena kondisi pasar yang makin tidak terawat

A: Bagaimana kondisi pasar minggu sehari-hari?

Q: Sejak pemerintahan Ahok, PKL ditertibkan dan angkot-angkot juga tertata dengan baik. Namun situasi kumuh di pasar masih tidak terlalu berkurang

A: Siapa saja konsumen yang sering membeli di lapak bapak?

(14)

Pasar Modern (Pasar Santa, Jakarta Selatan)

Wawancara

1. Indra (konsumen) – 23 tahun

Q: Kenapa berbelanja di Pasar Santa?

A: Di Pasar Santa suasananya nyaman, walau penuh dengan pengunjung setiap harinya, itu dikarenakan kondisi pasar yang tidak kumuh.

Q: Apa anda suka tawar menawar di pasar santa?

A: Ya karena harga barang-barang di sini relatif cukup tinggi, mungkin karena biaya sewa di tempat ini juga tinggi.

Q: Kapan biasanya anda ke sini?

A: Hanya kadang-kadang saja, karena tempat ini relatif ramai ketika malam dan tidak banyak ada kebutuhan pokok yang bisa dibeli di sini, paling hanya makan-makan saja.

Q: Bagaimana situasi pasar santa?

A: Situasinya nyaman, ramai, tidak kumuh, dan terlihat mengikuti perkembangan zaman sehingga banyak remaja bahkan hingga orang tua yang datang ke pasar.

Q: Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk berbelanja?

(15)

2. Kevin (pedagang kios) – 28 tahun

Q: bagaimana situasi di pasar santa belakangan ini?

A: setiap hari ramai pengunjung, dan ketika bulan puasa datang pengunjung makin ramai untuk berbuka di sini. Tempatnya juga nyaman, pelayanannya juga bagus.

Q: Berapa harga sewa di pasar santa?

A: karena belakangan ini banyak pengunjung khususnya di kalangan muda, harga sewa menjadi naik menjadi 9 juta rupiah per tahun, itu khusus di lantai dua, untuk di lantai satu bisa lebih murah.

Q: apa yang para pedagang jajakan kepada penjual?

A: di sini banyak varian pedagang, dari makanan dan minuman hingga ke barang koleksi. Ada toko mainan juga, toko pencuci sepatu, hingga penjual piringan hitam.

Q: kenapa anda berjualan di sini?

A: karena banyak pengunjung yang datang setiap harinya, walau baru mulai ramai ketika malam hari.

Q: kapan jam buka dan tutup pasar santa?

A: tergantung kios mana yang berjualan, biasanya buka dari jam 3 sore sampai jam 10 malam. Namun pasar yang ada di lantai dasar buka dari pagi sampai maghrib.

Q: siapa saja pedagang yang berjualan di pasar santa?

(16)

BAB III: PENUTUP

Kesimpulan

Jika dikaitkan dengan Skema Persepsi Paul A. Bell (1978) banyak pedagang dan pembeli yang lebih memilih di tempat yang lebih nyaman dan bersih, yaitu di pasar modern, karena berhasil beradaptasi dengan lingkungan, dan di pasar tradisional harus mengalami stress karena lingkungan yang kotor. Ada yang dapat beradaptasi namun ada pula yang mengalami stress berlanjut sehingga tidak kembali ke pasar tradisional dan lebih memilih belanja di pasar swalayan. Pasar modern memiliki pengunjung yang lebih banyak ketimbang pasar tradisional, varian pengunjungnya pun juga beragam.

Referensi

Dokumen terkait

Tuturan yang ada di lingkungan pasar khususnya di pasar Juwana Baru yang dituturkan oleh calo, pedagang dan pembeli serta sopir semuanya tidak mengandung unsur kesantunan

Abstrak; Pasar adalah tempat pembeli dan pedagang bertemu melalukan transaksi jual serta beli barang maupun jasa. Pasar Semparu termasuk pasar mingguan, pasar ini salah satu pasar

Persepsi pengunjung terhadap keberadaan pedagang kaki lima di objek wisata Jam Gadang Bukittinggi ditinjau dari indikator bersih sudah menunjukkan kategori sangat baik

Faktor fisik yang memppengaruhi lingkungan kerja, antara lain: (1) Kebersihan, lingkungan yang bersih dapat menimbulkan perasaan yang nyaman dan senang, sehingga dapat

Dengan pemindahan lahan parkir ini diharapkan pengunjung lebih merasa nyaman memarkirkan kendaraannyadi sebuah gedung parkir yang telah disediakan dibandingkan di

Lantai pada tempat kerja yang bersih dapat membuat saya merasa nyaman sehingga dapat menghasilkan pekerjaan secara maksimal.. Kebersihan di tempat kerja saya membuat saya

 pasar swalayan  pasar malam  modern  tradisional 74 Kata yang sesuai dengan kata dalam kurung di atas adalah:?.  pasar swalayan  bersih dan teratur  nyaman

Seperti yang dikatakan oleh pedagang buah di pasar Renteng Praya, mengatakan bahwa: Kalau dilihat dari segi lingkungan insaallah sudah cukup nyaman, bersih, dan rapi cara pentataan