• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan Pemerintah dalam mengendalikan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kebijakan Pemerintah dalam mengendalikan (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JUDUL: KEBIJAKAN PEMERINTAH

MENGENDALIKAN HARGA BERAS

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bukan rahasia lagi pada saat ini pemerintah yang memegang dan menyelenggarakan pemerintah kurang bekerja secara efektif dalam melaksanakan dan membuat kebijakan. Topic ini perlu dibahas katena banyak masyarakat yang mungkin bertanya kemana pemerintahan Indonesia? Kemanaka gerangan Indonesia berjalan? Menujucita-citanya atau kearah yang lain? Banyak fakta yang membuktikan bahwa kita (indonesia) berada di jalur yang salah dalam menggapai cita-cita bangsa. Hal ini dikarenakan karena beberapa factor yang mungkin luput dari perhatian masyarakatnyalah yang bermasalah dalam menghadapi kebijakan itu.

Sebagai mahasiswa yang baru belajar tentang HI (hubungan international). Melakukan pembelajaran dan menarik masalah bukan dari satu sisi saja melainkan dari berbagai sisi sehingga bisa melihat lebih matang dan lebih luas. Sebagai mahasiswa yang masih harus banyak belajar dan mendengarkan saya akan mencoba mengunkapkan apa tanggapan saya mengenai masalah kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga barang pokok yang di persempit lagi mengenai beras sebagai makanan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

(2)

1.2.

Tujuan

Setelah membaca dan mengamati makalah ini penulis mengharapkan

pembaca dapat:

a) Mendapatkan wawasan tentang interferensi pemerintah mengenai

masalah kebijakan beras

b) Pembaca dapat dan mengerti serta mendapatkan panndangan yang

lebih luas tentang kebijakan-kebijakan pemerintah dan cara

menyikapinya

1.3. Perumusan Masalah

Penulis akan memaparkan tentang:

a) Kajian tentang stabilitasi kebutuhan pokok khsusnya beras

Disini penulis akan mencoba memaparkan tentang kajian pokok sehingga

dapat menarik beberapa alasan dalam mengambil kebijakan tersebut.

Mengapa pemerintah harus menginterferensi pasar? Khususnya di bidang

yang vital seperti air, listrik, dan bahan kebutuhan pokok.

1.4. Sistematika Penulisan

(3)

1. Bab 1 : PENDAHULUAN

Berisi tentang uraian umum mengenai latat

belakang , tujuan , ruang lingkup masalah dan

sistematika penulisan

2. Bab 2 : PEMBAHASAN

Materi yang disajikan

3. Bab 3 : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan penulis selain itu bab

ini berisi sejumlah saran dan kritik penulis.

(4)

2.1.

Kajian Tentang Stabilitasi Kebutuhan

Pokok

Pemerintah sejak tahun 1945 hingga sekarang melancarkan

kebijakan guna menstabilkan harga beras. Usaha pemerintah ini

dinamakan intevensi (campurtangan pemerintah). Secara operasional

masalah ini adalah adalah upaya pemerintah untuk mempengaruhi

harga beras karena beras kebutuhan pokok masyarakat indonesia

maka sangat dibutuhkan campurtangan pemerintah dalam hal

ini.khususnya dengan melalui kebijakan langsung dan tidak langsung.

Sejarah perberasan di indonesia tak lepas dari peranan pemerintah

yang secara sengaja menginterferensinya dan dilakukan melalui

lembaga pangan yang bertugas di bidang pangan. Pada tahun 1967

pemerintah menugaskan kepada bulog dan secara tegas menugaskan

kepada bulog untuk pembelian hasil panen petani.

Sehingga bulog menjadi tempat cadangan makanan nasional dan

berhasi menjadi suasembada pangan pada saat itu. Kebijakan yang di

buat pemerintah saat itu adalah benar dan tepat sehingga petani tidak

merasakan rugi dan mau bertani lagi.

Untuk memberntuk sebuah kebijakan pemerinta membuat beberapa kebijakan dan katagori di contokan dengan perkonsep seperti. Adanya variasi harga dan dalam jangka waktu tertentu. Contoh:

(5)

sasaran kebijakan mentri perdagangan nomor 22/M-DAG/10/2005. Ataupun kebikakan pemerintah dalam operasi pasar beras adalah untuk melindungi konsumen maka dilakukan pengkajian bagaimana harga barang itu bisa naik..[ CITATION Sur01 \l 1033 ]

Bisa di simpulkan bahwa dalam hal ini pemeninta melihat dari 2 sisi yaitu produsen dan konsumen. Dimana kedua komponen ini harus sama-sama diperhatikan. Untuk melindungi harga pembelian pemerintah untuk kepentingan produsen di kaji dari sisi penurunan harga dan untuk konsumen pemerintah mengeluarkan kebijakan dan sasaran disini khususnya operasi pasar beras maka dilakukan pengkajian dalam kenaikan harga

Sebenarnya kebijakan pemerintah sudah cukup koperhensif untuk melindungi produsen pemerintah menetapkan mengendalian harga pembelian pemerintah bukan “tutup impor”. Sementara untuk melindungi konsumen pemerintah memberikan beberapa kebijakan. Seperti subsidi beras, operasi pasar beras. Eksekusi pemerintah mengenai pengamanan HPP. Melalui pengadaan dalam negeri maupun impor, operasi pasar dan program raskin dulakukan oleh pemerintah melalui lembaga non departemen akni badan urusan logistic (BULOG)

(6)

Walaupun telah dirancang secara seksama namun efektivitasnya masih membutuhkan penyempurnaan selain terkait dengan dinamika lingkungan strategis, tuntutan penyempurnaan itu juga terkait dengan permasalahan stakeholder. Mengenai instabilitas harga itu sendiri dan juga lemahnya infrastruktur penyokongnya sehingga seringkali kebijakan ini menimbulkan sifat reaktif dan kurang antisipatif.[ CITATION Bun01 \l 1033 ]

Dalam peraturan pemerintah no 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan dinyatakan bahwa harga pangan tertentu dan bersifat pokok di tingkat pasar dinyatakan tidak stabil jika kenaikannya mencapai lebih dari 25% dari harga normal. [ CITATION per02 \l 1033 ] Yang dimaksud dengan harga Normal adalah harga rata-rata beras berkualitas medium di tingkat konsumen berlangsung selama sekian bulan sebelum terjadinya gejolak harga beras sesuai dengan kebijakan pemerintah no. 22/M-DAG/10/2005 yang menyatakan pergolakan beras adalah kenaikan harga beras tingkat konsumen mencpai 25% dari harga normal dan berlangsung selama 1 minggu. [ CITATION Bus94 \l 1033 ]

Tujuan umum dalam kajian ini adalah menghasilkan rekomendasi yang dapat dipergunakan secara lebih rinci 1. Merumuskan criteria/ indicator instabilitas harga, 2. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk interverensi pasar 3. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi instabilitas dan menuruskan kebijakan stabilitasi terutama harga beras dan minyak goreng untuk mengurangi dampak degatif akibat instabilitasi harga.

BAB 3 PENUTUP

(7)

Adalah sangat penting menganalisis suatu masalah dengan lebih menyeluruh sehingga pendapat yang kita ajukan menjadi lebih kuat karena berdasarkan pandangan yang kuat sehingga kita tidak selalu menyalahkan pemerintah dalam mengambil kebutusan dan di butuhkannya saran- saran dalam penyelesaian masalahnya juga.

Contoh yang dibahas dalam bab sebelumnya adalah kondisi dimana pemerintah seharusnya tidak memihak antara produsen maupun konsumen sehingga pemerinta menentukan kebijakan yang dapat mendukung kedua belah pihak. Dari segi produsen pemerintah menetapkan HPP sehingga dapat mengontrol impor tetapi tidak menutupnya. Dan membela rakyat dengan kebijakan raskin, operasi pasar beras. Sehingga terjadi stabilitas posisi keduanya yaitu konsumen dan produsen.

3.2. SARAN

Didalam menetapkan kebijakan yang sudah baik haus di sempurnakan lagi sehingga tidak lagi rakyat yang dirugikan missal diatas penulis mengajukan 4 hal antaralain

(8)

2. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk interverensi pasar (hal ini adala dilematis yang saya akui sangat berat mungkin untuk pemerinta tapi jalan ini memang harus di tempuh dikarenakan jika pemerintah ikut andil di pasar di waktu yang tidak tepat maka pasar mungkin akan memakin buruk).

3. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi instabilitas (dengan diketahuinya factor ini maka pencegahan yang dini akan dapat dilakukan sehingga harga pun cepat menjadi stabil).

4. menuruskan kebijakan stabilitasi terutama harga beras dan minyak goreng untuk mengurangi dampak degatif akibat instabilitasi harga.(save zone untuk zona ini adalah wajib karena memang masalah ini adalah masalah yang sangat fital ketika bahan pokok tidak bisa di cover pemerintah maka tinggal menghitung waktu tutup usianya).

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B. (1994). Pandangan Dalam Orde Baru. Jakarta: Kopimfi.

Saragih, B. (2001). Membangun Sistem Agri Bisnis. Bogro: Pustaka Wira Usaha Muda.

(9)

Tugas Makalah

(10)

Disusun oleh:

Muhammad Agus Wahyudin NIM: 2011-22-082

Kelas : Siang

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Prof. Dr. Moestopo ( Beragama )

Tahun Ajaran 2011/2012

Mata kuliah: Ekonomi Pembangunan Nasional Dosen: Andre Ardi

(11)

P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim atau pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NIM NAMA LENGKAP TTD 2011-22-082 MUHAMMAD AGUS

WAHYUDIN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

Referensi

Dokumen terkait

Buah kecombrang berwarna ungu berada pada kuadran I dengan karakteristik yang dominan adalah total fenol, total flavonoid, dan antioksidan (DPPH dan FRAP), sedangkan

Wawancara dengan DP. Pasien Skizofrenia Panti Rehabilitasi Cacat Mental dan Sakit Jiwa Nurussalam Sayung Demak.. Perempuan berusia paruh baya ini diantarkan oleh

Pertimbangan lain pada perkara ini, MK memberikan pandangan bahwa MK tidak boleh membiarkan aturan-aturan keadilan prosedural ( procedural justice ) memasung dan

BPRS Bhakti Sumekar disajikan dalam beberapa jenis laporan terdiri dari laporan bulanan ke Bank Indonesia (BI) diantaranya (laporan neraca, laporan laba rugi,

Gereja & Kondisi Jemaat DOAKAN UNTUK PARA PELAYAN TUHAN GPO (Pengerja, MJ, Komisi, Tim kerja dan Aktifis) agar memiliki hubungan yang selalu dekat dengan Tuhan dan

(2.4) Bahwa keberatan yang diajukan oleh Pemohon juga tidak ditanggapi oleh Termohon, selanjutnya Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaiaan Sengketa Informasi ke Komisi Informasi

Modifikasi membran dengan teknik coating dan eksperimen fouling adsorptif menunjukkan bahwa modifikasi dengan menggunakan monomer fungsional hydrofilik (PEGMA dan ZI) dan

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok