• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keperawatan transkultural faktor sosial. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keperawatan transkultural faktor sosial. pdf"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas kelompok

Dosen pembimbing: A. Budiyanto Adi Putra, S.Kep., Ns.

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Faktor Sosial dan Kekerabatan, Gaya

Hidup dan Nilai Budaya”

Oleh:

KELOMPOK II

A.

Arnida

Fitriani 023

Akifa Syahrir

Haryana Hasban

Aldy Renaldi

Husnul Khatimah

Asnirawati

Istianah Nur Qur’ani

Darmariyani

Megawati

Dinianti

Muh. Aswar Anas

Etty Iswahyuni

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan

kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,

kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.

Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima

kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala

pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu

mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,

serta lebih jauh dari batas pandangan mata.

Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang “Faktor Sosial dan

Kekerabatan, Gaya Hidup dan Nilai Budaya“ yang bertujuan sebagai bahan

bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dalam makalah ini,

penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu,

mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembimbing dan

pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah penulis selanjutnya.

Makassar, Oktober 2014

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A.Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C.Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 1

A.Faktor Sosial dan Kekerabatan 1

B. Gaya Hidup dan Nilai Budaya 4

C.Analisis Penerapan Teori dan Implikasinya Pada Dunia Perawatan 15

BAB III PENUTUP 18

A.Kesimpulan 18

B. Saran 19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perawat dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi klien yang

memiliki latar belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda. Untuk

menghadapi situasi ini penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien

memiliki pendangan dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan yang

berbeda. Pandangan tersebut didasarkan pada keyakinan sosial-budaya klien.

Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan warisan budaya dan tradisi

kesehatan klien dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dari latar

belakang kebudayaan yang berbeda. Perawat harus mengkaji dan mendengarkan

dengan cermat tentang konsistensi warisan budaya klien. Pengakajian tentang

budaya klien merupakan pengkajian yang sisrematik dan komprehensif dari

nilai-nilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik individual, keluarga, komunitas.

Tujuan pengkajian budaya adalah untuk mendapatkan informasi yang signifikan

dari klien sehingga perawat dapat menerapkan kesamaan budaya. Perawat dalam

melakukan pengkajian terhadap kebudayaan klien dimulai dari menentukan

warisan kultural budaya klien, latar belakang organisasi sosial, dan keterampilan

bahasa serta menayakan penyebab penyakit atau masalah untuk mengetahui klien

mendapatkan pengobatan rakyat secara tradisional baik secara ilmiah maupun

mesogisoreligus atau kata ramah, suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit.

(5)

menyediakan informasi yang berguna dalam mengumpulkan data kebudayaan

klien.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Bagaimana faktor sosial dan kekerabatan dalam keperawatan transkultural

?

2. Bagaimana gaya hidup dan nilai budaya dalam keperawatan transkultural

?

3. Bagaimana analisis penerapan teori keperawatan transkultural dan

implikasinya pada dunia perawatan ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor sosial dan kekerabatan dalam keperawatan

transkultural .

2. Untuk mengetahui gaya hidup dan nilai budaya dalam keperawatan

transkultural.

3. Untuk mengetahui analisis penerapan teori keperawatan transkultural dan

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A.Faktor Sosial dan Kekerabatan (Kinship and Social Factors)

Sosial adalah cara bagaimana individu saling berhubungan dengan

orang-orang di sekelilingnya. Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh

orang-orang disekitar kita.

Hubungan kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara

tiap entitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan

biologis, sosial, maupun budaya. Dalam antropologi, sistem kekerabatan termasuk

keturunan dan pernikahan, sementara dalam biologi istilah ini termasuk keturunan

dan perkawinan. Hubungan kekerabatan manusia melalui pernikahan umum

disebut sebagai "hubungan dekat" daripada "keturunan" (juga disebut

"konsanguitas"), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di

antara orang-orang yang satu moyang.

Hubungan kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk

mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan

silsilah. Hubungan keluarga dapat dihadirkan secara nyata (ibu, saudara, kakek)

atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan. Sebuah hubungan dapat

memiliki syarat relatif (mis., ayah adalah seseorang yang memiliki anak), atau

mewakili secara absolut (mis, perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita

tanpa anak). Tingkatan kekerabatan tidak identik dengan pewarisan maupun

(7)

Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat adalah

nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal

lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota

keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin

oleh keluarga.

B.Gaya Hidup dan Nilai Budaya (cultural value and life ways)

1. Pengertian Gaya Hidup dan Nilai Budaya

a. Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan

lingkungannya. Gaya hidup diartikan dalam WHO 1998 yaitu lifestyle is a

way of living based on identifiable patterns of behaviour which are

determined by the interplaybetween an individual’s personal

characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental

living condition. Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang

mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang

tersebut dalam masyarakat di sekitarnya.

b. Pengertian Nilai Budaya

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia

mengenai apa yang dianggap baik dan buruk.

Kebudayaan berasal dari bahasa Latin colere yang berarti

mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari konsep

(8)

manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ditinjau dari sudut bahasa

Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu

bentuk jamak dari buddhi , yang berarti budi atau akal. Dengan demikian

kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan

adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan

kemampuan yang lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Koentjaningrat, kebudayaan adalah seluruh system gagasan

tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat

yang didapat dengan belajar dan dijadikan milik manusia sendiri.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem

agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan

karya seni. Bahasa, sebagai mana juga budaya, merupakan bagian tak

terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung

menganggapnya diwarisskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha

berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan

menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budayaa itu

dipelajari. Budaya adalah suau pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat

kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan

perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi

(9)

Budaya (Kultur) adalah norma atau aturan tindakan dari anggota

kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam

berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Jenis budaya terdiri atas dua

yaitu pertama, etno-caring yaitu budaya yang dipelajari dari orangtuanya.

Kedua, professional caring yaitu budaya yang dipelajari dari pendidikan

formal.

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma

budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada

penganut budaya terkait. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan

nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang

digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang

berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan

persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

2. Karakteristik Budaya

Dincker menyimpulkan pendapat Boyle dan Andrews yang

menggambarkan empat ciri essensial budaya yaitu : pertama, budaya dipelajari

dan dipindahkan, orang mempelajari budaya mereka sendiri sejak lahir. Kedua,

budaya berbagai bersama, anggota-anggota kelompok yang sama membagi

budaya baik secara sadar maupun tidak sadar, perilaku dalam kelompok

merupakan bagian dari identitas budayanya. Ketiga, budaya adalah adaptasi

pada lingkungan yang mencerminkan kondisi khusus pada sekelompok manusia

seperti bentuk rumah, alat-alat dan sebagainya, adaptasi budaya pada negara

(10)

proses yang selalu berubah dan dinamis, berubah seiring kondisi kebutuhan

kelompoknya, misalnya tentang partisipasi wanita dan sebagainya. Penelitian

Brunner yang ditulis Koetjanddiningrat, pada suku Bataak Toba di Indonesia

yang beradaptasi dengan suku Sunda dengan merubah adat ketatnya karena

menyesuaikan diri dengan budaya setempat.

Menurut Samovar dan Porter, ada 6 karakteristik budaya :

1) Budaya itu bukan keturunan tapi di pelajari, jika seorang anak lahir di

Amerika dan hidup di Amerika dari orang tua yang berkebangsaan Indonesia

maka tidaklah secara otomatis anak itu bisa berbicara dengan bahasa

Indonesia tanpa ada proses pembelajaran oleh orang tuanya.

2) Budaya itu di transfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita

mengetahui banyak haltentang kehidupan yang berhubungan dengan budaya

karena generasi sebelum kita mengajarkan kita banyak hal tersebut. Suatu

contoh upacara penguburan plasenta pada masyarakat Jawa, masyarakat

tersebut tidak belajar secara formal tetapi mengikuti perilaku nenek

moyangnya.

3) Budaya itu berdasarkan symbol, untuk bisa mempelajari budaya orang

memerlukan symbol. Dengan symbol inilah nantinya kita dapat saling

bertukar pikiran dan komunikasi sehingga memungkinkan terjadinya proses

transfer budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh beberapa

symbol yang mengkarakteristikan buadaya adalah kalung pada suku Dayak,

manik2 gelang dan semua itu menandakan symbol pada budaya tertentu.

4) Budaya itu hal yang bisa berubah, karena budaya merupakan system yang

(11)

Misalnya pada sekelompok msyarakat merayakan hari kelahiran dengan

tumpeng atau nasi kuning, pada zaman modern tradisi tersebut berubah

menjadi kue ulang tahun.

5) Budaya itu bersifat menyeluruh, satu elemen budaya dapat mempengaruhi

elemen-elemen budaya yang lain. Misalnya lingkungan sosial akan

mempengaruhi perilaku seseorang yang tinggal di lingkungan tersebut, dan

6) Budaya itu Etnosentris, adanya anggapan bahwa budaya kita lah yang paling

baik di antara budaya-budaya yang lain. Suku Badui akan merasa budaya

Badui yang benar, apabila melihat perilaku budaya dari suku lain dianggap

aneh, hal ini terjadi pada kelompok suku yang lainnya juga.

Meskipun tiap kelompok memiliki pola yang dapat dilihat yang

membantu membedakannya dengan kelompok lain, sebagian besar individu

juga mengungkapkan keyakinan atau sifat yang tidak sesuai dengan norma

kelompok. Seseorang bisa sangat tradisional dalam satu aspek dan sangat

modern dalam aspek lain. Ketika orang sakit, mereka kadang menjadi lebih

tradisional dalam harapan mereka dan pemikiran mereka. Juga ada fariasi

signifikan dan antara kelompok. Pengetahuan tentang kelompok juga bernilai

ketika memberikan sekumpulan harapan realistik. Tetapi, hanya dengan belajar

tentang individiu atau keluarga yang di hadapi sehingga tenaga medis dapat

memahami dalam hal apa pola kelompok bermakna.

3. Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayan antara

lain sebagai berikut :

(12)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai,

serta memelihara segala perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara

manusia mengorganisasikan masyarakat mengekspresikan rasa keindahan,

atau memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyrakat kecil yang hidup berpindah-pindah (no maden) atau

masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal 8

macam teknologi traditional yang disebut juga dengan sistem peralatan dan

unsur kebudayaan fisik, yaitu alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat

menyalakan api, makanan, pakaian,temmpat berlindung dan perumahan, dan

alat-alat transportasi.

2) Sistem mata pencaharian hidup

Perhatian para ilmuan pada sistem mata pencaharian ini hanya

berfokus pada masalah-masalah mata pencahariantradisional, diantaranya :

a) Berburu dan meramu

b) Beternak

c) Bercocok tanam diladang

d) Menangkap ikan

3) Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam

struktur sosial. Kim uichol mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu

masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan sruktur

sosialdarimasayarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit

(13)

atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,

menantu, cuc, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek,dan seterusnya.

Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok

kekerabatan dari yang jumlahnya relatiif kecil hingga besar seperti keluarga

ambilineal, plan, fatri, dan separuh masyarakat. Dimasyarakat umum, juga

dikennal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas,

keluuarga bilatteral, dan keluarga unilateral.

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan keluargayang

dibentuk oleh masyarak, baik yang berbadan hukum maupun yangg tidak

berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam

pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup

bersam-sama manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai

tujuan-tujan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

4) Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

untuk saling berkomunikasi atau berhubungan baik lewat tulisan, lisan,

ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati

atau kemauan kepada lawan bicara (orang lain). Melalui bahasa, manusia

dapat menyuusuaikan diri dengan tingkah laku, adat istiadat, tatakrama

masyarakat, dan sekaligus mudah memebaurkan dirinya kedalam segala

bentukmasyarakat.

Bahasa memiliki bebrappa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi

umum dan fingsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat

(14)

adptasi sosial. sedangkan, fungsi bahasa secara khusus adalah

untukmengadakan hubunga dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkaan seni

(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, serta mengeksploitasi ilmu

pengetahuan dan teknologi.

5) Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasaldari

ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata

ataupun telinga sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa ti ggi,

manusiamenghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana

hingga perwujudan yang kompleks.

6) Sistem kepercayaan

Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia

dalam menguasai rahsia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan,

muncul keyakinan akan adanya penguasa tertingggi dari sistem jagat raya ini

yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian dari jagat raya.

Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup

bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem

kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

Agama daan sistem kepercayaan lainnya sering kali terintegrasi

dengan kebudayaan. Agama (religion) berasal dari bahas latin religare yang

berarti menambatkan adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam

sejarah umat manusia. Agam biasanya memiliki satu prisip, seperti 10

(15)

Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan seperti dalam

sistem birokrasi diwilayah Nangroe Aceh Darussalam (Effendi & Makhfudli,

2013).

4. Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,

yaitu pertama, gagasan wujud ideal yaitu berbentuk kumpulan ide, nilai,

norma dan peraturan aktivitas, dan artefak. Kedua, aktivitas atau disebut juga

dengan sistem sosial yaitu terdiri dari aktivitas, interaksi, yang mempunyai

pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Ketiga, artefak (karya)

yaitu wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan

karya manusia dalam masyarakat (Syafrudin, 2009).

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan

yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua

komponen utama yaitu kebudayaan material dan kebudayaan non material.

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata

dan konkrit. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan

yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi yaitu mangkuk tanah liat,

perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup

barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,

gedung pencakar langit, dan mesin cuci. Kebudayaan non material adalah

ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya

berupa dongeng, cerita rakyat, lagu dan tarian tradisional (Syafrudin. 2009).

(16)

Ciri-ciri khas kebudayaan yaitu pertama, bersifat historis yaitu

manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang

diwariskan secara turun-temurun (Syafrudin, 2009). Kedua, bersifat geografis

yaitu kebudayaan manusia tidak selalu berjalan seragam, ada yang

berkembang pesat dan ada yang lamban, serta ada pula yang mandeg (stagnan)

yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan lingkungan,

kebudayaan tersebut berkembang pada komunitas tertentu lalu meluas dalam

kesukuan dan kebangsaan/ras, selanjutnya kebudayaan itu meluas dan

mencakup wilayah/regional, serta makin meluas ke seluruh penjuru belahan

bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi) dalam era informasi di

mana terjadi saling melebur dan berinteraksinya kebudayaan-kebudayaan.

Ketiga, bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu yaitu dalam perjalanan

kebudayaan, manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya.

Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih

diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu

tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.

6. Aspek Budaya dalam Keperawatan

Leininger mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai

cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya

asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap

empat konsep sentral keperawatan yaitu :

1. Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki

(17)

pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger, manusia memiliki

kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat

dimanapun dia berada.

2. Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam

mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan

merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya

yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat

yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat

mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat

dalam rentang sehat-sakit yang adaptif.

3. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang

mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.

Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien

dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan

yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam

atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan,

pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir

tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.

Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan

(18)

yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti

struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.

Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang

menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,

riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar

belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan

individu sesuai dengan budaya klien.

Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah

sebagai berikut:

a. Cara I : Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak

bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi

keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah

dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan

status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan

untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih

menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih

dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan

(19)

yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein

hewani lain.

c. Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki

merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya

hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola

rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan

sesuai dengan keyakinan yang dianut.

C.Analisis Penerapan Teori Keperawatan Transkultural dan Implikasinya

Dalam Dunia Perawatan

Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat

dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas

dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian besar dari kegiatan manusia dilakukan

secara kelompok. Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia itu senang

bergaul dan berinteraksi dengan manusia lain di dalam kehidupan

bermasyarakatnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya. Hidup di

masyarakat merupakan manifestasi bakat sosial individu, namun apabila tidak

dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, maka individu yang sesungguhnya berbakat

hidup sosial di dalam masyarakat dan lingkungannya akan mengalami kesulitan

apabila suatu kelak akan berada di tengah-tengah kehidupan sosialnya.

Sosial mengacu kepada hubungan antar individu, antar masayarakat, dan

individu dengan masayarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara

alami, artinya telah ada sejak manusia dilahirkan ke dunia ini. Karena itu aspek

(20)

menjadi matang. Disamping tugas pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek

itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak dalam upaya mengembangkan

dirinya.

Salah satu dari sekian banyak landasan yang dipakai dalam pendidikan

adalah bagaimana lingkungan sosial pendidikan mempersiapkan individu untuk

kelak dapat hidup secara serasi dan berkesinambungan dengan masyarakat sosial

dimana nanti individu itu berada. Jadi yang paling penting di sini adalah

membekali kemampuan individu agar kelak dapat dengan mudah menyesuaikan

dirinya dengan masyarakat tempat di mana individu tersebut hidup.

Aplikasi teori keperawatan transkultural dalam keperawatan diharapkan

adanya kesadaran dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat

yang professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur

secara konsep petencanaan dan untuk praktik keperawatn. Tujuan penggunaan

keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon

keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang

spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan

norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah

nilai-nilai dan norma – norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur

(21)

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar

kita. Hubungan kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk

mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan

silsilah.

Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat adalah

nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal

lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota

keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin

oleh keluarga.

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh

penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah

suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya

terkait. Jenis budaya terdiri atas dua yaitu pertama, etno-caring yaitu budaya yang

dipelajari dari orangtuanya. Kedua, professional caring yaitu budaya yang

dipelajari dari pendidikan formal.

Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya

hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan

diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana

hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas

(22)

B.Saran

Sebagai calon perawat hendaklah nantinya mengaplikasikan teori-teori

Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan, tanpa membeda-bedakan

pasien, baik itu dari segi agama, budaya, dan sebagainya sehingga pelayanan

kesehatan dapat dilakukan secara optimal. Selain itu, dengan adanya makalah ini,

para mahasiswa keperawatan dapat mengetahui konsep keperawatan transkultural

sehingga mulai sekarang mempersiapkan diri menghadapi beragam perbedaan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Carol Taylor, Carol Lillis. 1997. Fundamentals of Nursing : the art and science of nursing care. Vol I 3ed . Philadelphia: Lippincott.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan metode penelitian, inferensi atau pemaknaan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Serat Wedhatama dikelompokkan ke dalam unit-unit tematik, yang dikonstruk

Pensinyalan Out of band Dalam pensinyalan ini, sinyal suara tidak menggunakan sepenuhnya bandwidth 4kHz dan yang tidak terpakai akan digunakan untuk mengontrol

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

Kemampuan bakteri untuk mendegradasi suatu hidrokarbon dari limbah minyak bumi berbeda-beda, karena komposisi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi berbeda

Oleh karena itu, untuk membantu meningkatkan proses bisnis yang ada pada Rumah Sakit XYZ, dan untuk memberikan gambaran tentang pengimplementasian solusi untuk

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia