• Tidak ada hasil yang ditemukan

antara ilmu filsafat dan agama.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "antara ilmu filsafat dan agama.docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANTARA FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA (Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu)

Oleh: Kelompok 3

1. Rizki Nanda Fardani (1623022002)

2. Isni Resita (1623022014)

3. Levi Prihata (16230220)

4. Sunaryo Romli (16230220

MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan dibanding dengan makhluk lain, yaitu nafsu (sifat dasar iblis), taat (sifat dasar malaikat) dan akal (sifat

keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan-Nya, jika manusia dapat mengatur

ketiganya dan dapat memposisikan diri sebagaimana yang dititahkan oleh sang Rabb.

Namun, banyak dari golongan manusia yang tidak dapat melakukan sebagaimana yang diharapkan oleh sang pencipta (Allah SWT), malah

manusia berbuat sebaliknya dan mengingkari apa yang telah dikaruniakan. Itu karena manusia belum memahami betul hakikat dirinya diciptakan dan diturunkan dibumi dilihat dari segi agama islam. Dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut. Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu

menggunakan pemikiran mendalam, luas, radikal (sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijakansanaan dalam melihat suatu problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian filsafat, ilmu, dan agama?

2. Bagaimana hubungan antara filsafat, ilmu, dan agama?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat, Ilmu dan Agama

1) Filsafat

Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata yunani philia (=love, cinta) dan sophia (=wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari pada arti etimologis istilah ini berarti cinta pada kebjaksanaan. Filsafat dimulai dengan ragu-ragu akan sesuatu dan rasa ingin tahu akan sesuatu ( kebenaran/kepastian).

Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari suatu kosep berfikir manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran yang kemudian dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

(4)

Filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Jadi seorang filosof adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang mendorong manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana dalam menjalani hidup. filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia, Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir guna memperoleh

pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk

2) Ilmu pengetahuan/ sains

Ilmu pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh oleh akal sehat, ilmiah, empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang

berkembang pesat dari waktu ke waktu.Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan sebuah bukti yang konkret. Harus mempercayai

paradigma serta metode-metode yang jelas yang juga dikorelasikan dengan bukti yang empiris yang mampu diterapkan secara transparan.Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat nisbi atau relative. Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala sesuatu yang menyulitkan.

Ilmu pengetahuan mempunyai sifat, antara lain : a. Sistematik

b. Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan) c. Eksplisit (disepakati secara universal, bukan hanya dikalangan kecil) d. Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah)

Disamping itu suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu : a. Bukan satu, melainkan banyak (plural)

(5)

Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum yaitu :

a. Objek ilmu pengetahuan adalah empiris

b. Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika

c. Ilmu dihasilkan dari pengatamatan, pengalaman studi dan pemikiran d. Sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.

3) Agama

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar padakata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Pengertian agama yang paling umum dipahami adalah bahwa kata agama berasal dari bahasa Sanskerta berasal dari kata a dan gama. A berati ‘tidak’ dan gama berarti 'kacau'. Jadi, kata agama diartikan tidak kacau, tidak semrawut, hidup menjadi lurus dan benar.

Pengertian agama menunjuk kepada jalan atau cara yang ditempuh untuk mencari rahmat dan kasih Tuhan. Dalam agama itu ada sesuatu yang dianggap berkuasa, yaitu Tuhan, zat yang memiliki segala yang ada, yang berkuasa, yang mengatur seluruh alam beserta isinya, asal dari segala sesuatu, pengasal yang tidak berasal, penggerak yang tidak digerakkan.

(6)

sistem keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta keselamatan dunia dan akhirat.

B. Hubungan antara Filsafat, Ilmu, dan Agama.

Sejarah umat manusia sesungguhnya tidak pernah lepas dari usaha pencarian Tuhan. Umat manusia melakukan pencarian demi pencarian Tuhan yang sebenarnya. Bagi sebagian orang, agama memang menjadi jawaban. Namun demikian, sejak ratusan tahun bahkan ribuan tahun silam, dunia telah

diramaikan oleh para filsuf yang selalu terlibat dalam pembicaraan ketuhanan (teologi), bahkan dalam wacana tentang asal-usul alam semesta (ontologi) dan ilmu pengetahuan (epistemologi). Baik ilmu, filsafat, dan agama ketiganya saling melengkapi. Karena tidak semua masalah yang ada didunia ini dapat diselesaikan oleh ilmu. Karena ilmu terbatas, terbatas oleh subjeknya, oleh objeknya maupun metodologinya. Sehingga masalah tersebut diselesaikan oleh filsafat karena filsafat bersifat spekulatif dan juga alternative.

Agama memberi jawaban tentang banyak soal asasi yang sama sekali tidak terjawab oleh ilmu, yang dipertanyakan namun tidak terjawab bulat oleh filsafat. Namun ada juga masalah yang tidak dapat dijawab oleh agama melain kan dijawab oleh ilmu.

Oleh karena itu kita setuju apabila disebutkan bahwa manusia itu adalah mahluk pencari kebenaran. Di dalam mencari kebenaran itu manusia selalu bertanya. Dalam kenyataannya makin banyak manusia makin banyaklah pertanyaan yang timbul. Manusia ingin mengetahui perihal asal mula dan tujuannya, perihal kebebasannya dan kemungkinan-kemungkinannya.Dengan sikap yang demikian itu manusia sudah menghasilkan pengetahuan yang luas sekali yang secara sistematis dan metodis telah dikelompokan kedalam berbagai disiplin keilmuwan. Namun demikian karena kemajuan ilmu

(7)

aktual seperti yang muncul pada ribuan tahun yang lalu, yang tidak terjawab oleh Ilmu pengetahuan seperti antara lain: tentang asal mula dan tujuan manusia, tentang hidup dan mati, tentang hakikat manusia sebagainya. Ketidakmampuan Ilmu pengetahuan dalam menjawab sejumlah pertanyaan itu, maka Filasafat tempat menampung dan mengelolahnya. Filsafat adalah ilmu yang tanpa batas, tidak hanya menyelidiki salah satu bagian dari kenyataan saja, tetapi segala apa yang menarik perhatian manusia.

Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan kehidupan manusia. Orang-orang yang mengetahui secara

mendalam tentang sejarah agama dan filsafat niscaya memahami secara benar bahwa pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan pertentangan antara keduanya dan juga tidak seorang pun mengingkari peran sentral keduanya. Jika agama membincangkan tentang eksistensi-eksistensi di alam dan tujuan akhir perjalanan segala maujud, lantas bagaimana mungkin agama

bertentangan dengan filsafat. Bahkan agama dapat menyodorkan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian dan pengkajian filsafat.

Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan keyakinan-keyakinan dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan apabila seorang penganut agama senantiasa menuntut dirinya untuk berusaha memahami dan menghayati secara rasional seluruh ajaran, doktrin, keimanan dan kepercayaan agamanya. Dengan demikian, filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan salah satu faktor perusak keimanan, bahkan sebagai alat dan perantara yang bermanfaat untuk meluaskan pengetahuan dan makrifat tentang makna terdalam dan rahasia-rahasia doktrin suci agama, dengan ini niscaya menambah kualitas pengahayatan dan apresiasi kita terhadap kebenaran ajaran agama.

(8)

bahkan karena motivasi keimananlah mendorongnya melakukan observasi dan pembahasan filosofis yang mendalam terhadap ajaran-ajaran agama itu sendiri dengan tujuan menyingkap rahasia dan hakikatnya yang terdalam.

Dengan satu ungkapan dapat dikatakan bahwa filosof agama mestilah dari penganut dan penghayat agama itu sendiri. Lebih jauh, filosof-filosof hakiki adalah pencinta-pencinta agama yang hakiki. Sebenarnya yang mesti menjadi subyek pembahasan di sini adalah agama mana dan aliran filsafat yang bagaimana memiliki hubungan keharmonisan satu sama lain. Adalah sangat mungkin terdapat beberapa ajaran agama, karena ketidaksempurnaannya, bertolak belakang dengan kaidah-kaidah filsafat, begitu pula sebaliknya, sebagian konsep-konsep filsafat yang tidak sempurna berbenturan dengan ajaran agama yang sempurna. Karena asumsinya adalah agama yang sempurna bersumber dari hakikat keberadaan dan mengantarkan manusia kepada hakikat itu, sementara filsafat yang berangkat dari rasionalitas juga menempatkan hakikat keberadaan itu sebagai subyek pengkajiaannya, bahkan keduanya merupakan bagian dari substansi keberadaan itu sendiri. Keduanya merupakan karunia dari Tuhan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Filsafat membutuhkan agama (wahyu) karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan dengan alam gaib yang tak bisa dijangkau oleh akal filsafat. Sementara agama juga memerlukan filsafat untuk memahami ajaran agama. Berdasarkan perspektif ini, adalah tidak logis apabila ajaran agama dan filsafat saling bertolak belakang.

C. Persamaan dan Perbedaan antara Filsafat, Ilmu, dan Agama

1. Titik Persamaan

(9)

dapat dijawab oleh ilmu, karena di luar atau di atas jangkauannya. Agama dengan karakteristiknya sendiri pula memberikan jawaban atas segala persoalan mendasar yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, tentang manusia maupun tentang Tuhan.

2. Titik Perbedaan

Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan (mater scientiarium) yang melahirkan banyak ilmu pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan diteliti didalamnya. Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal, atau pokok. Karena filsafat satu-satunya yang telah mencapai kebenaran atau pengetahuan. Filsafat akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia. Filsafat memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, Di samping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan.Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu pengetahuan. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan

Agama lahir sebagai pedoman dan panduan. Agama lahir tidak didasari dengan riset, rasis atau uji coba. Melainkan lahir dari proses peciptaan zat yang berada diluar jangkauan manusia. Kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama diturunkan Dzat yang maha besar, maha mutlak, dan maha sempurna yaitu Allah.

Ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang dipelopori oleh akal sehat, ilmiah, empiris dan logis. Ilmu adalah cabang pengetahuan yang bekembang pesat dari waktu kewaktu. Segala sesuatu yang berawal dari pemikiran logis dengan aksi yang ilmiah serta dapat dipertanggung jawabkan dengan bukti yang konkret.

Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat positif (berlaku pada saat

(10)

dapat di buktikan dengan experiment dan riset). Kebenaran agama bersifat mutlak karena agama adalah wahyu dari dzat Yang Maha Benar.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Filsafat ilmu adalah upaya manusia dalam meneliti menggunakan akal pikiran dalam memahamiIlmu pengetahuan.

2. Agama adalah suatu keyakinan manusia atau suatu yang di percayai manusia.Agama maupun filsafat berhubungan dengan realitas yang sama. Keduanya terdiri dari subjek-subjek yang serupa dan sama-sama

melaporkan prinsip-prinsip tertinggi wujud (yaitu, esensi Prinsip Pertama dan esensi dari prinsip-prinsip kedua nonfisik).

3. Persamaan filsafat,ilmu dan agama adalah:

a. Semuanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya

b. Filsafat dan ilmu pengetahuan memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya

c. Semuanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan

4. Obyek material lapangan filsafat itu bersifat universal umum, yaitu segala sesuatu yang ada realita sedangkan obyek material ilmu pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.

B. Saran

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan diet sebelum dan setelah afirmasi positif pada pasien Diabetes Mellitus di

Dengan m em anfaakan perkem bangan teknologi khususnya sm artphone maka diharapkan dapat menjadi solusi dalam keterbatasan jumlah kom puter yang ada di STTA, sehingga

Adapun judul dari skripsi ini adalah Inventarisasi Jenis – Jenis Anggrek di Samosir Utara, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Kecamatan Ronggurnihuta

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Indramayu Nomor 09 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Tahun 2015; 9.. Peraturan

Berdasarkan latar belakang dan analisis studi dari permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam proposal pengabdian masyarakat ini adalah melonjaknya jumlah PDP

Peningkatan kadar ADMA ditemukan pada binatang percobaan yang mengalami diabetes melitus tipe 1 dan 2 dan pasien DM tipe 2 atau mengalami resistensi insulin.. Glukosa sendiri

Pada usia remaja yang mengalami proses masa transisi perubahan dari bentuk tubuh hingga perkembangan kognitif, remaja putri juga rentan merasa bahwa di dalam sebuah lingkungan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pertumbuhan tunas tanaman lada setelah pemangkasan yang ditunjukkan oleh