• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TANAMAN LADA (Piper nigrum L) SETELAH PEMANGKASAN. Oleh Muhammad Muhtar NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TANAMAN LADA (Piper nigrum L) SETELAH PEMANGKASAN. Oleh Muhammad Muhtar NIM"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TANAMAN

LADA (Piper nigrum L) SETELAH PEMANGKASAN

Oleh

Muhammad Muhtar

NIM. 080 500 123

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TANAMAN

LADA ( Piper nigrum L )SETELAH PEMANGKASAN

Oleh

Muhammad Muhtar

NIM. 080 500 123

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Aplikasi pupuk kandang ayam pada tanaman lada (Piper nigrum L) setelah pemangkasan

Nama : Muhammad Muhtar NIM : 080 500 123

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Mengesahkan :

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Hasanuddin, MP NIP. 1963028 198803 1 003

Lulus ujian pada tanggal,

Dosen Pembimbing

Daryono , SP NIP. 19800202 200812 1002

Dosen Penguji

F.Silvi Dwi Mentari, S,Hut. MP NIP. 19770723 200312 2 002

(4)

ABSTRAK

MUHTAR, Pertumbuhan tunas tanaman lada (Piper nigrum L.) setelah

pemangkasan. Dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dibawah bimbingan DARYONO, SP.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pertumbuhan tunas tanaman lada setelah dipangkas dengan pemberian pupuk kandang ayam pada tanaman berumur 12 bulan.

Pada penelitian ini diharapkan dengan pemberian pupuk kandang ayam dapat memberikan pertumbuhan yang baik pada tanaman lada, dan memberikan informasi tentang pemberian pupuk kandang ayam.

Penelitian dilakukan di areal kebun milik warga Desa Batuah kec. Loa janan Kab. Kutai Kertanegara dan dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung dari bulan Desemb er 2010 hingga Februari 2011, meliputi persiapan, pelaksanaan, pengambilan data dan pengolahan data.

Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan masing- masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari Kontrol P0(tanpa pupuk), P1 (pupuk kandang 2kg), P2 (pupuk kandang 3kg)

dan P3 (pupuk kandang 4kg).

Dengan pemberian pupuk kandang ayam yang diaplikasikan pada tanaman lada dengan perlakuan P3 (pupuk kandang 4kg) menunjukkan pertumbuhan

optimal dibandingkan pada perlakuan P0 (tanpa pemberian pupuk kandang ayam).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan pertumbuhan tunas tanaman lada setelah pemangkasan yang ditunjukkan oleh jumlah tunas tumbuh, pertambahan tinggi tunas dan jumlah daun.

(5)

RIWAYAT HIDUP

MUHTAR, Lahir pada tanggal 30 Maret 1985 di Desa Batuah, Kecamatan

Loa Janan, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Pa,bintang dan Nur Intan.

Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar Negeri 014 Tani Maju pada Tahun 1991 dan Lulus pada Tahun 1997, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Loa Janan dan lulus pada Tahun 2000. Melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 4 Samarinda (SMU 4) dan lulus pada Tahun 2003. Pendidikan Tinggi dimulai pada Tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Pertanian.

Pada tanggal 3 Maret 2011 sampai 4 Mei 2011 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk (LONSUM), Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul Aplikasi Pupuk Kandang Ayam Pada Tanaman Lada (Piper nigrum L) setelah pemangkasan.

Tidak lupa pula pada kesempatan ini saya ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi baik secara moril maupun materil selama mengikuti pendidikan di Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Bapak Daryono, SP selaku dosen pembimbing dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan penelitian hingga penulisan karya ilmiah.

5. Ibu F. Silvi Dwi Mentari, S,Hut. MP selaku dosen penguji.

6. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 7. Rekan-rekan mahasiswa/i yang telah membantu di dalam kegiatan penelitian

hingga penyusunan karya ilmiah.

Penyusunan Karya Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan Studi Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Penulis berharap agar Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, Juli 2011

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Tanaman Lada ... 3

B. Pemangkasan Tanaman Lada ... 7

C. Pupuk Kandang Ayam ... 9

III. METODE PENELITIAN ... 14

A. Tempat dan Waktu ... 14

B. Alat dan Bahan ... 14

C. Rancangan Penelitian ... 15

D. Prosedur Penelitian... 15

E. Pengambilan dan Pengolahan Data ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

A. Hasil ... 18

B. Pembahasan ... 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Kesimpulan... 27

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

1. Persentase kandungan N, P dan K kotoran ayam ... 13 2. Kandungan unsur hara pupuk kandang ayam ... 13 3. Hasil analisis pemberian pupuk kandang ayam terhadap

rata-rata panjang tunas pada minggu ke-6 setelah

dipangkas... ... 18 4. Hasil analisis pemberian pupuk kandang ayam terhadap

rata-rata panjang tunas pada minggu ke-9 setelah

dipangkas... ... 29 5. Hasil analisis pemberian pupuk kandang ayam terhadap

rata-rata jumlah daun pada minggu ke-6 setelah

dipangkas... ... 20 6. Hasil analisis pemberian pupuk kandang ayam terhadap

rata-rata jumlah daun pada minggu ke-9 setelah

dipangkas... ... 21

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Layout penelitian... 30

2. Sidik ragam alikasi pupuk kandang ayam terhadap jumlah tunas tumbuh pada minggu ke-3 setelah dipangkas... 31

3. Sidik ragam aplikasi pupuk kandang aya m terhadap tinggi tunas tanaman lada (cm) pada minggu ke-6 setelah dipangkas... 31

4. Sidik ragam aplikasi pupuk kandang ayam terhadap tinggi tunas tanaman lada (cm) pada minggu ke-9 setelah dipangkas... 31

5. Sidik ragam aplikasi pupuk kandang ayam terhadap tinggi jumlah daun tanaman lada (helai) pada minggu ke-6 setelah dipangkas... 32

6. Sidik ragam aplikasi pupuk kandang ayam terhadap tinggi jumlah daun tanaman lada (helai) pada minggu ke-9 setelah dipangkas... 32

7. Gambar tanaman lada... ... 33

a. Tanaman lada sebelum perlakuan pemangkasan... 33

b. Tanaman lada setelah dipangkas... 33

c. Tanaman lada pada minggu ke-6 setelah perlakuan... 34

d. Tanaman lada pada minggu ke-9 setelah perlakuan... 34

e. Pengukuran panjang tunas pada minggu ke-6 setelah perlakuan………. 35

f. Pengukuran panjang tunas pada minggu ke-9 setelah perlakuan………. 35

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lada merupakan tanaman rempah yang sudah sangat dikenal oleh masarakat dunia. Ia telah hadir didalam kehidupan kita sehari hari, bahkan disetiap rumah tangga selalu menyediakan bumbu penyedap masakan mereka sehari- hari. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa hampir seluruh umat manusia setiap hari mengomsumsi lada. Oleh karena itu, lada mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu komoditas pertanian yang dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan memberikan penghasilan bagi masyarakat dan juga memberikan tambahan devisa bagi negara yaitu ekspor lada ke berbagai negara.

Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Lada merupakan salah satu dari 12 komoditas prioritas pembangunan perkebunan yang memegang peranan penting baik secara historis, ekonomis maupun sosiologis. Saat ini produktivitas lada masih rendah, yaitu sekitar 0.7 ton/ha/tahun dari potensi 2-3 ton/ha/tahun

(Diratpahgar, 2008). Untuk mencapai tujuan tesebut maka perlu teknik

budidaya yang benar terutama pembibitan dan perawatan. Perawatan yang baik menunjang hasil yang optimal, karena dalam perawatan lada ada terdapat cara yaitu memotong batang atau memangkas batang lada sehingga dapat berproduksi lebih maksimal.

Usaha untuk meningkatkan keberhasilan pertumbuhan tunas lada setelah pemangkasan perlu diupayakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan

(11)

tunas baru. Salah satu diantaranya cara-cara untuk meningkatkan pertumbuhan tunas baru setelah pemangkasan lada melalui pemberian pupuk. Diantara pupuk kandang yang mudah didapat yaitu pupuk kandang ayam (pedaging).

Menurut Sutejdo (2008) pupuk kandang dapat di katakan selain mengandung unsur-unsur makro (Nitrogen, fosfor, kalium) juga mengand ung unsur-unsur mikro (kalsium magnesium, tembaga serta sejumlah kecil mangan, borium dll) yang kesemuanya membentuk pupuk, menyediakan unsur-unsur atau zat-zat makanan bagi keperluan tanaman.

B. Tujan Penelitian

Penelitian ini bertuj uan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tunas tanaman lada (Piper Nigrum L.) umur 12 (dua belas) bulan setelah pemangkasan menggunakan pupuk kandang ayam (broiler) dengan parameter yang diamati jumlah tunas tumbuh, jumlah daun/helai daun dan panjang tunas.

C. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Dengan perlakuan p3 (4 kg pupuk kandang ayam broiler) memperoleh hasil yang optimal dalam pertumbuhan tunas tanaman lada setelah dilakukan pemangkasan.

2. Untuk memberikan informasi kepada para petani dan pihak-pihak yang terkait tentang dosis yang tepat dalam pemberian pupuk kandang ayam (broiler) terhadap tanaman lada setelah dilakukan pemangkasan.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Lada 1. Asal Tanaman Lada

Tanaman lada berasal dari India dan sudah di kenal pada tahun 600- 100 SM, ditemukan tumbuh secara liar di sekitar Melabar sampai daerah Gahat Barat pada abat 600-1500 pedagang-pedagang Arab mengangkut biji lada dari pantai Malabar India ke Negaranya (Ca hyono dan Jayasamudra.

2008).

Tanaman lada masuk ke Indonesia sekitar tahun 1547 (abad 16) di bawa oleh koloni dan kemudian membuat kebun di daerah cirebon dan sekitar tahun 1874 Indonesia telah mengembangkan usaha tani lada dalam skala besar, dengan pusat produksi di daerah Lampung (lada hitam), Bangka dan Belitung (lada putih) dalam perkembangannya di Indonesia sebelum tahun 1950-an produksi lada Indonesia merajai dunia perdagangan lada yaitu mencapai 80% dari total produksi lada dunia.

2. Sistematika

Tanaman lada termasuk family piperraceae yang terdiri 10-12 marga. Dengan banyak jenis 1400 dengan bentuk beraneka ragam dan herba, semak, tanaman menjalar hingga pohon.

Dalam sistematika sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae

(13)

Klas : Dicotyledonae Ordo : Piperales Pamili : Piperaceae Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum L

Dengan ciri-ciri malai bunganya berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih dari satu batang, buahnya tidak bertangkai, kelopak bunga jantan tidak berdaging, kelopak bunga betina melingkar pada poros malai, daunnya liat. Akarnya dikotil, memiliki batang pokok dan mempunyai dua jenis cabang vertikal dan horisontal. Daunnya tunggal dan berbentuk bulat telur meruncing, berwarna hijau tua mengkilau bagian atasnya dan pucat bagian bawah. Buahnya tidak bertangkai alias duduk, berbiji tunggal dan berbent uk bulat warna hijau masih muda dan berubah merah apabila sudah tua (Hidayat, N. 2005).

3. Morfologi tanaman lada

A. Akar

Akar tanaman lada terdiri atas akar yang terdapat diatas permukaan tanah dan akar yang terdapat dalam tanah. Akar lada yang tumbuh diatas tanah disebut akar panjat atau akar lekat karena pungsinya untuk melekatkan batang tanaman ditajar, akar lekat ini hanya tumbuh dibuku-buku batang utama.sedangkan akar didalam tanah adalah akar yang tumbuh didalam tanah biasa disebut akar

(14)

utama, muncul dibuku-buku batang utama baik didalam tanah maupun dekat pangkal tanaman.

B. Batang

Batang tanaman lada bisa disebut dengan stolon yaitu batang pokok yang tumbuh keatas dan dari batang tumbuh cabang-cabang ortotrop dan cabang plagiotrop. Batang lada berbentuk agak pipih dan beruas-ruas dengan panjang setiap ruas 7-12 cm. disetiap buku diantara ruas keluar akar lekat untuk melekatkan diri ditajar.

C. Cabang / sulur

Tanaman lada memiliki tiga maca sulur yaitu sulur panjat, sulur gantung atau sulur cacing (stolon) dan sulur buah. Pada sulur panjat dan sulur gantung tumbuh akar lekat pada ruas-ruasnya, namun jumlah akar pada sulur panjat lebih banyak dari pada jumlah akar pada sulur gantung. Sedangkan pada sulur buah pada ruas-ruasnya tidak tumbuh akar.

D. Daun

Daun tanaman lada merupakan daun tunggal dengan tekstur kenyal, panjang 12-18 cm, dan lebar sekitar 3cm. permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilat dan bagian bawah berwarna hijau pucat tidak mengilat, daun lada agak unik Karena bentuknya berbeda-beda tergantung dari mana daun itu tumbuh. Daun yang keluar dari bagian atas bentuknya panjang, sedangkan daun yang tumbuhnya bagian bawah cenderung membulat.

(15)

E. Bunga

Bunga lada tergolong bunga lengkap yang terdiri dari tajuk, mahkota bunga, putik, dan benang sari. Setiap malai bunga terdiri dari 100- 150 bunga yang kelak akan menjadi buah. Malai bunga hanya keluar dari cabang plagiotrop, persisnya di buku- buku yang berhadapan dengan daun.

F. Buah

Buah lada berbentuk bulat dengan biji keras dan berkulit lunak dengan diameter 4 – 8,25 mm. buah yang masih muda berwarna hijau muda, buah yang tua berwarna hijau tua, dan buah yang masak berwarna merah orange, setiap sulur buah terdapat 50- 140 butir.

4. Syarat Tunbuh Tanaman Lada

Menurut Disbun (2009) Syarat tumbuh tanaman lada adalah:

a. Elevasi dengan kepanjangan berkisar dari 10 – 500 m dpl (dataran rendah).

b. Iklim yang dikehendaki untuk tanaman lada yaitu tipe A (sangat basah) = 0 = Q < 0,143, tipe B (basah) = 0,143= Q < 0,333, tipe C (agak basah) = 0,333 = Q < 0,600

c. Curah hujan di atas 2.000 mm per tahun. d. Suhu berkisar antara 25º - 26,5º C.

e. Kepanjangan air tanah relatif dalam (0,5 M di bawah tanah terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman lada).

(16)

Tanaman lada menghendaki tanah yang masih panjang kadar humusnya, tanamna lada menyukai tanah yang banyak mengandung pasir, sehingga air hujan dapat meresap kedalam tanah yang dalam (laterit) tanah yang landai, dimana air hujan mudah tersalurkan kebawah kedalam tanah Lada begitu peka terhadap genanagn air didalam tanah, maka dipilih tanah yang agak miring yang mudah didrainir dan dikeringkan dengan baik seperti:

1). Laterit merah, Latosol coklat muda sampai coklat tua.

2). Tanah lempung yang mengandung pasir 20 - 45 % (clay loam).

3). Tanah lempung merah mengandung pasir < 52 % (red loam). 4). Lempung berpasir 52 % atau lebih.

g. Topograpi untuk tanaman lada yaitu Landai, bergelombang dan berbukit dengan catatan untuk tanah datar perlu drainase untuk menghindarkan pembusukan akar oleh genangan air terutama bagi tanaman muda.

B. Pemangkasan tanaman lada

Menurut Sutarno dan Andoko (2005) kegiatan pemotongan batang

dalam budidaya lada terkesan merupakan tindakan yang sangat disayangkan, mengingat tumbuhan yang sangat subur dan rimbun tiba- tiba harus dipotong. Disamping kesan sayang itu sebenarnya ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pemotongan batang antara lain :

(17)

1. Tajuk tanaman menjadi rimbun

Secara alamiah tanaman lada hanya akan menumbuhkan 2- 3 sulur yang kelak akan menjadi batang. meskipun demikian, pemotongan batang dari tunggul tanaman yang tersisa bisa menumbuhkan sampai delapan sulur yang akan menjadi batang, sehingga tajuk tanaman akan menjadi rimbun.

2. Meningkatkan produktifitas tanaman

Rimbun tidaknya tanaman lada berpengaruh terhadap produktifitasnya dalam menghasilkan buah, karena semakin banyak cabang tanaman tentu akan semakin banyak pula buah yang dihasilkan. 3. Menguatkan perakaran

Kegiatan pemotongan batang diketahui dapat memperkuat perakaman tanaman karena dalam keadaan hampir gundul setelah dilakukan pemotongan, pertumbuhan bagian- bagian tanaman seperti daun seperti cabang terhenti, pertumbuhan akhirnya terkonsentrasi pada wilayah perkaran. Karena, pertumbuhan akar menjadi terpacu dan akar menjadi lebih panjang,besar, kuat, dan panjang kemampuannya menyerap unsur hara dari dalam tanah.

4. Menghasilkan bibit stek yang berkualitas

Batang tanaman yang dipotong bisa menjadi bibit stek yang berkualitas. Hal ini disebabkan bibit setek yang paling baik berasal dari batang tanaman 8- 12 bulan. Pemotongan batang sebaiknya dilakukan saat tanaman tepat berumur setahun, saat terbaik pemotongan adalah pada

(18)

musim hujan karena saat itulah kegiatan pertumbuhan tanaman sangat pesat, sehingga setelah pemotongan akan segera tumbuh sulur-sulur baru yang akan menjadi batang tanaman.

C. Pupuk Kandang Ayam

Menurut Sutedjo (2008) pengertian pupuk kandang adalah semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi,kerbau dan kuda maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut pupuk kandang pula.

Pupuk kandang di dalam tanah mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisis tanah. Penguraian-penguraian yang terjadi memperpanjang kadar bunga (humus). Sebagai kita ketahui humus sangat berpengaruh baik terhadap sifat fisis tanah, mempertahankan struktur tanah, menjadikan tanah mudah diolah (ringan pengolahannya) dan terisi oksigen yang cukup (sutedjo 2008).

Pupuk kandang dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain menimbulkan terjadinya unsur- unsur hara bagi tanaman, juga mengembangkan mikroorganisme (jasad renik) didalam tanah. Jasad renik sangat penting bagi kesuburan tanah.

Menurut Lingga dan Marsono (2002), ada beberapa kelebihan dari pupuk kandang ayam diantaranya sebagai berikut:

(19)

1. Memperbaiki struktur tanah. Dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian pupuk kandang ayam bersifat sebagai perekat dan dapat meningkat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.

2. Menaikan daya serap tanah terhadap air. 3. Menaikan kondisi kehidupan didalam tanah. 4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.

Pupuk kandang ayam mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak sepanjang pupuk buatan. Adapun kandungan unsur hara makro dan mikro pada pupuk kandang ayam menurut Lingga dan Marsono (2001) adalah sebagai berikut :

Kandungan unsur makro pada pupuk kandang ayam :

1. Nitrogen (N)

Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis.

2. Fospor (P)

Unsur fospor bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fospor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilsi dan pernafasan, mempercepat pembungaan dan pemasakan buah.

(20)

3. Kalium (K)

Fungsi kalium adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kaliumpun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

4. Kalsium (Ca)

Kalsium bertugas untuk merangsang pembentukan bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji.

5. Magnesium (Mg)

Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan berbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak- minyak. Magnesiumpun berperan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman.

6. Belerang

Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino. Unsur inipun membantu pertumbuhan anakan.

Adapun kandungan unsur mikro pupuk kandang ayam adalah sebagai berikut :

1. Seng (Zn)

Berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan protein, mengatur pembentukan asam indoleasetik ( asam yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh tanaman) dan berperan aktif dalam transformasi karbohidrat.

(21)

2. Besi (Fe)

Berfungsi sebagai aktifator dalam proses biokimia didalam tanaman, seperti fotosintesis dan respirasi.

3. Mangan (Mn)

Berfungsi sebagai aktifator berbagai enzim yang berperan dalam proses perombakan karbohidrat dan metabolisme nitrogen. Mangan bersampa dengan besi membantu terbentuknya sel-sel klorofil. Terkadang juga berperan dalam sintesis berbagai vitamain.

4. Tembaga (Cu)

Unsur ini adalah aktifator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan. Didalam tanaman tembaga berperan sebagai katalisator dalam proses pernapasan dan perombakan karbohidrat sebagai salah satu elemen dalam proses pembentukan vitamin A dan secara tidak langsung berperan dalam proses pembentukan klorofil.

5. Boron (B)

Unsur mikro ini sangat dibutuhkan dalam proses diferensiasi (pembentukan) sel yang sedang tumbuh. Peran boron didalan tanaman adalah membantu sintesis protein, membantu metabolisme karbohidrat, mengatur kebutuhan air didalan tanaman, membentuk serat dan biji dan merangsang proses penuaan tanaman sehingga jumlah bunga dan hasil panen meningkat.

Berikut adalah Tabel yang menyajikan kandungan unsur hara N, P, dan K dari kotoran ayam dan pupuk kandang ayam

(22)

Tabel 1. Persentase kandungan N, P dan K kotoran ayam:

Unsur hara % kandungan

Nitrogen Fospor Kalium 1,0 9,5 0,3

Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fak, Pertanian UGM dalam Sutanto (2002)

Tabel 2. Kandungan unsur hara pupuk kandang ayam

Unsur hara % kandungan

Nitrogen Fospor Kalium 1,0-2,1 8,9-10,0 0,4 Sumber: Sutanto (2002)

(23)

III. METODE PENLITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal kebun milik warga yang terletak di Dusun Tani Maju Desa Batuah Kec. Loa Janan, Kab. Kutai Kertanegara, Propinsi Kalimantan Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung mulai tanggal 1 Desember 2010 sampai dengan Tanggal 28 Februari 2011.

B. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Cangkul, e. Kamera b. Timbangan f. Kalkulator c. Karung g. Penggaris

d. Gunting stek f. Alat tulis menulis

2. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Tanaman lada varietas lokal (chunuk) dari km 23 Desa Batuah. Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartane gara, Provinsi Kalimantan Timur. b. Pupuk kandang dari ayam pedaging (broiler)

c. Air

d. Plastik label e. Tali nilon

(24)

C. Rancangan Penelitipan

Penelitian ini disusun dalam 4 perlakuan dimana setiap perlakuan terdiri dari 10 tanaman yang diamati. Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari : P0 = Tanpa perlakuan pupuk kandang (kontrol)

P1 = Dengan perlakuan 2 kg pupuk kandang/ tanaman P2 = Dengan perlakuan 3 kg pupuk kandang/ tanaman P3 = Dengan perlakuan 4 kg pupuk kandang/ tanaman

D. Prosedur Penelitian

Langkah- langkah kerja dalam penelitian ini yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan tanaman lada yang telah berumur 12 bulan dan tanaman sehat tidak terserang hama dan penyakit sebanyak 40 pohon

2. Perlakuan pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WITA, Karena cuaca sangat berpengaruh keberhasilan pemotongan batang/sulur lada. Sinar matahari yang cerah menyebabkan penguapan panjang, sehingga tunggul yang disisakan akan mudah kering dan mati. Dengan kepanjangan batang sekitar 30 cm dari pemukaan tanah. Pemangkasan dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok pertama berjumlah 10 pohon (PO), kelompok ke- 2 sebanyak 10 poho n (P1), kelompok ke-3 sebanyak 10 pohon (P2) dan kelompok ke-4 sebanyak 10 pohon (P3).

(25)

3. Perlakuan pemupukan

Setelah pemangkasan pemberian pupuk kandang ayam (broiler) pada tanaman dilakukan dengan cara dicangkul disekeliling pokok tanaman lalu pupuk ditabur dengan cara dipendam dan jarak dari pokok tanaman adalah diukur dari tajuk terluar dari tanaman (40 cm) dengan dosis p0 tampa pupuk, p1 dengan pupuk kandang 2 kg, p2 dengan pupuk kandang 3 kg dan p3 dengan 4 kg pupuk kadang

4. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali seminggu atau disesuaikan dengan kondisi cuaca setempat.

5. Penyiangan

Penyiangan gulma dilakuakan secara manual, apabila ada gulma yang tumbuh di sekitar pokok tanaman

6. Penggemburan

Penggemburan dilakukan jika tanah memadat akibat penyiraman, dan dilakukan secara hati- hati agar tidak merusak perakaran pada tanaman lada.

E. Pengambilan Data dan Pengolahan Data 1. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali yaitu sebulan sekali setelah dilakukan pemangkasan atau pemotonga n batang lada.

(26)

a. Jumlah Tunas

Perhitungan jumlah tunas dilakukan dengan menghitung seluruh tunas yang telah muncul dengan sempurna. Perhitungan dilakukan pada minggu ketiga setelah pemangkasan.

b. Panjang Tunas (cm)

Panjang tunas di ukur mulai dari titik tumbuh sampai pada ujung tunas Pengukuran dilakukan tiga minggu sekali. Dan pengukuran panjang tunas dengan diberi batas dengan menggunakan tali.

c. Jumlah Daun (helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap tiga minggu sekali.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan analisis non faktorial yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dan 10 ulangan dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5%

(27)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Jumlah Tunas Tumbuh Setelah Pemangkasan

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan tunas tanaman lada setelah pemangkasan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

SK DB JK KT F hitung F tabel 5% 1% Pupuk Galat 3 36 8,67 37,1 2,89 1,03 2,81tn 2,86 4,38 Total 39 45,77 Ket : KK = 13,67%

tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%

Tabel 1. menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas tanaman lada setelah pemangkasan menggunakan pupuk kandang ayam tidak berbeda nyata.

2. Panjang tunas

a. Panjang tunas bulan kedua pengamatan

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang (ayam) pada pengamatan bulan ke2 berbeda sangat nyata terhadap panjang tunas lada setelah pemangkasan (Lampiran 2)

(28)

Hasil pengamatan perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata panjang tunas tanaman lada pada bulan ke2 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata panjang tunas tanaman lada pada bulan ke2 pengamatan

Perlakuan Rata-rata Panjang tunas Notasi BNT 0,05 Po P1 P2 P3 13,33 16,12 19,39 22,5 d c b a

*angka rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

Berdasarkan uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakua n p3 (pupuk kandang 4kg) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan p0 (tanpa pupuk), p1 (pupuk kandang 2kg) dan p2 (pupuk kandang 3kg). Panjang tunas terbaik dicapai pada perlakuan p3 ( pupuk kandang 4kg ) yaitu 22,5 cm sedangkan yang terendah pada perlakuan p0 ( tanpa pupuk ) yaitu 13,33 cm.

b. Panjang tunas bulan ketiga pengamatan

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang (ayam) pada bulan ke3 berbeda sangat nyata terhadap panjang tunas lada setelah pemangkasan (lampiran 3)

Hasil pengamatan perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata panjang tunas tanaman lada pada bulan ke3 dapat dilihat pada tabel 3.

(29)

Tabel 3. Perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata panjang tunas tanaman lada pada bulan ke3 pengamatan

Perlakuan Rata-rata Panjang tunas Notasi BNT 0,05 Po P1 P2 P3 22,38 24,41 28,9 38,32 c c b a

*angka rata-rata yang diikuti hurup yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

Berdasarkan uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan p3 ( pupuk kandang 4kg ) berbeda nyata terhadap perlakuan p0 (tanpa pupuk kandang), p1 (pupuk kandang 2kg) dan p2 (pupuk kandang 3kg). Panjang tunas terbaik dicapai pada perlakuan p3 ( pupuk kandang 4kg ) yaitu 38,32 cm dan yang terendah pada perlakuan p0 ( tanpa pupuk) yaitu 22,38 cm.

3. Jumlah daun

a. Jumlah daun pada bulan kedua pengamatan

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang (ayam) pada bulan kedua pengamatan berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan jumlah daun tanaman lada setelah pemangkasan dapat dilihat pada (lampiran 4)

Hasil pengamatan perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman lada pada bulan ke2 dapat dilihat pada tabel 4.

(30)

Tabel 4. Perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman lada pada bulan ke2 pengamatan

Perlakuan Rata-rata Panjang tunas Notasi BNT 0,05 Po P1 P2 P3 2.8 3.8 4,8 5,9 d c b a

*angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

Berdasarkan uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan p3 (pupuk kandang 4kg) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan p0 (tanpa pupuk), p1 (pupuk kandang 2kg), p2 (pupuk kandang 3kg) . jumlah daun terbaik dicapai pada perlakuan p3 (pupuk kandang 4kg) yaitu 5,9 helai, sedangkan hasil terendah ditunjukkan oleh perlakuan p0 (tanpa pupuk) yaitu 2,8 helai.

b. Jumlah daun pada bulan ketiga pengamatan

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandag (ayam) padabulan ketiga pengamatan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman lada setelah pemangkasan, dapat dilihat pada (lampiran 5)

Hasil pengamatan perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman lada pada bulan ke3 dapat dilihat pada tabel 5.

(31)

Tabel 5. Perlakuan pupuk kandang (ayam) terhadap rata-rata jumlah daun tanaman lada pada bulan ke3 pengamatan

Perlakuan Rata-rata Panjang tunas Notasi BNT 0,05 Po P1 P2 P3 8,3 9.8 12,3 13,1 b b a a

*angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNT 5% dan 1%

Berdasarkan uji BNT 5% menunjukkan bahwa perlakuan p3 (pupuk kandang 4kg) berbeda nyata terhadap perlakuan p0 (tanpa pupuk), p1 (pupuk kandang 2kg), p2 (pupuk kandang 3kg). Jumlah daun terbaik dicapai pada perlakuan p3 (pupuk kandang 4kg) yaitu 13,1 helai dan terendah pada perlakuan p0 (tanpa pupuk) yaitu 8,3 helai.

(32)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan pemberian pupuk kandang (ayam) terhadap jumlah tunas yang tumbuh setelah dipangkas dari perlakuan p0 (tanpa pupuk), p1 (pupuk kandang 2kg), p2 (pupuk kandang 3kg) dan p3 (pupuk kandang 4kg) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. sedangkan pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun tanaman lada menunjukkan hasil sangat berbeda nyata dari perlakuan p0 (tanpa pupuk), p1 (pupuk kandang 2kg), p2 (pupuk kandang 3kg) dan p3 (pupuk kandang 4kg) setelah dipangkas.

Untuk pemberian pupuk kandang ayam menunjukan hasil pertumbuhan rata-rata yang lebih optimal dilihat dari pertambahan panjang tanaman dan jumlah daun, dari pada tanaman tanpa perlakuan. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan bobot dan ukuran suatu organisme yang tidak dapat balik. Tersedianya unsur hara yang cukup pada saat yang tepat dalam fase vegetatif dapat menunjang laju pembentukan sel-sel baru serta sistem perakaran. Sel-sel baru terbentuk karena adanya aktivitas pembelahan sel, perpanjangan sel dan deferensiasi sel (Harjadi, 2002).

Tanaman lada tanpa pemberian pupuk kandang ayam mengalami pertumbuhan yang kurang baik, hal ini disebabkan karena kurangnya unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dengan menggunakan pupuk kandang ayam , kekurangan unsur hara baik itu unsur makro dan unsur mikro yang ada didalam tanah dapat ditambahkan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.

(33)

Nitrogen (N) yang terkandung dalam pupuk kandang ayam bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang ,

cabang dan daun. Nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil) yang berguna dalam proses fotosintesis (Parnata, 2004) .

Fosfor (P) yang terkandung dalam pupuk kandang ayam berguna untuk merangsang pertumbuhan akar khususnya tanaman muda. Fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan,mempercepat pembungaan dan kemasakan buah

(Parnata, 2004).

Kalium (K) dalam pupuk kandang ayam berguna untuk memperkuat jaringan tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur

(Lingga dan Marsono, 2001).

Kalsium (Ca) yang terkandung dalam pupuk kandan ayam berfungsi untuk merangsang pembentukan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktifitas beberapa enzim pertumbuhan serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan (Lingga dan

Marsono, 2001).

Magnesium (Mg) yang terkandung dalam pupuk kandang ayam membantu pembentukan hijau daun atau klorofil sehingga tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak.

(34)

Magnesiumpun berperan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman (Novizan, 2002).

Sulfur (S) yang terkandung didalam pupuk kandang ayam. Menurut

Novizan (2002), berfungsi berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar.

Sulfur ini merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino yang dapat memacu pertumbuhan akar, tunas dan daun.

Tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup dapat memacu pertumbuhan tanaman. Apabila unsur hara yang ada dalam tanah memadai bagi pertumbuhan tanaman, maka tanaman akan lebih banyak menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut.

1. Jumlah tunas tumbuh

Perlakuan pupuk kandang ayam memberikan pengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tunas yang tumbuh setelah dilakukan pemangkasan hal ini sesuai dengan pendapat Andoko dan Sutarno (2005), bahwa bagaimana pun intensifnya pemupukan yang dilakukan, secara alamiah tanaman lada hanya akan menunbuhkan 2-3 sulur yang kelak akan menjadi batang. Meskipun demikian, pemotongan batang dari tunggul tanaman yang tersisa dapat menumbuhkan sampai delapan sulur yang kelak akan menjadi batang.

2. Panjang tunas

Perlakuan pupuk kandang (ayam) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rata-rata panjang tunas tanaman lada pada bulan ke2 dan ke3 setelah pemangkasan.Perlakuan pupuk kandang (ayam) terlihat bahwa

(35)

sejak pengamatan pertama memberikan pengaruh yang berbeda terhadap panjang tunas pada setiap perlakuan. Perlakuan pupuk p3 (pupuk kandang 4kg) memberikan hasil tertinggi diband ingkan perlakuan pupuk yang lain dan hasil terendah diperoleh pada kontrol p0 (tanpa pupuk), hal ini diduga perlakuan pupuk dapat dikatakan berhasil. Dijelaskan oleh Cahyono dan

jayasamudra (2008), pemupukan berhasil jika tanaman menunjukkkan

perubahan seperti berkembangnya cabang dan tunas-tunas baru, pertumbuhan akar, daun, bunga dan buah yang subur dan sehat.

Pertambahan panjang tunas dari bulan ke2 dan ke3 menunjukkan hasil yang positif hal ini diduga karena kandungan hara yang dimiliki oleh pupuk kandang (ayam). Dijelaskan oleh Sutanto (2002), bahwa pupuk kandang (ayam) mengandung N 1,0-2,1%, P2O5 8,9-10,0% dan K2O 0,4%. Ditambahkan oleh Andoko dan Sutarno (2005), bahwa pada fase pertumbuhan fegetatif atau pembentukan bagian- bagian tanaman, seperti batang, cabang dan daun atau saat berumur 1-24 bulan, tanaman sangat memerlukan pupuk dengan unsur N (nitrogen) dan K (kalium).

3. Jumlah daun

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah daun dari masing- masing perlakuan, hal ini terlihat dari pengamatan bulan ke2 dan ke3. Pada perlakuan pupuk (p3) memperoleh hasil tertinggi sendangkan hasil terendah terlihat pada perlakuan p0 (kontrol). Hal ini diduga bahwa pupuk kandang ayam memiliki kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dijelaskan oleh sutedjo (2008),

(36)

bahwa pupuk kandang dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain menimbulkan tersedinya unsur- unsur hara bagi tanaman, juga mengembangkan kehidupan mikroorganisme (jasad renik) di dalam tanah. Jasad renik sangat pent ing bagi kesuburan tanah, serasah dan sisa-sisa tanaman dapat diubahnya menjadi humus, senyawa-senyawa tertentu disintesanya menjadi bahan-bahan yang berguna bagi tanaman.

Ditambahkan lagi bahwa pupuk kandang yang diberikan secara teratur ke dalam tanah, kenyataannya setelah membentuk bunga-bunga tanah dapat meningkatkan daya penahanan air. Jadi tanah akan lebih mampu menahan banyak air sehingga terbentuk air tanah yang bermamfaat, karena akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap zat-zat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

(37)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dianalisis hasilnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

1. Perlakuan pupuk kandang ayam (broiler) tidak berpengaruh terhadap jumlah tunas tumbuh pada tanaman lada.

2. Perlakuan pupuk kandang ayam (broiler) berpengaruh sangat nyata terhadap panjang tunas dan jumlah daun pada tanaman lada.

3. Dari hasil analisis bahwa perlakuan pupuk kandang p3 (pupuk kandang 4kg) menunjukkan hasil terbaik dibadingkan dengan perlakuan lainnya, dilihat dari panjang tunas dan jumlah daun.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan dosis pupuk kandang yang lebih tinggi.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan pupuk kandang lainnya.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono B dan Jayasamudra DJ. 2008. Teknik budidaya dan pasca panen lada.

Aneka ilmu, Semarang.

Diratpahgar. 2008. Budidaya Lada Yang Baik Dan Sehat (bagian 2)

http://ditjenbun.deptan.go.id 08 Agustus 2010.

Disbun. 2009. Budidaya Tanaman Lada Panjat .

http://www.disbun.jabarprov.go.id 4 September 2010.

Harjadi, 2002. Pengantar Agonomi, Jakarta

Hidayat N. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Tanaman Lada, Rempah Dan Obat-Obatan. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda.

Lingga dan Marsono, 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Penebar Swadaya,

Jakarta.

Lingga dan Marsono, 2002. Petunjuk penggunaan pupuk . Penebar Swadaya,

Jakarta

Negoro ST dan Harahap B. 2001. Ensiklopedia Matematika. Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif . Agro Media Pustaka. Jakarta Sutarno dan Andoko A. 2005. Budidaya lada si raja rempah- rempah. PT.

AgroMedia Pustaka, Depok.

Sutedjo MM. 2008. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta,Jakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius, Yogyakarta.

Parnata, 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agro Media

Pustaka, Depok.

(39)
(40)

Lampiran 1. Layout Penelitian Aplikasi Pupuk Kandang (ayam) Pada Tanaman

Tada Setelah Pemangkasan 1,5m 2m 3 m 1,5m 2m Keterangan :

P0 : tanpa perlakuan (kontrol)

P1 : pupuk kandang 2kg/ pokok tanaman

P2 : pupuk kandang 3kg/ pokok tanaman

P3 : pupuk kandang 4kg/ pokok tanaman

Lampiran 2. Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Kandang Ayam (broiler) Pada

Tanaman Lada Setelah Pemangkasan Terhadap Tunas Tumbuh Minggu ke-3 Pengamatan

SK DB JK KT F hitung F tabel 5% 1% Pupuk Galat 3 36 8,67 37,1 2,89 1,03 2,81tn 2,86 4,38 Total 39 45,77 Keterangan : KK = 10,55 % tn= tidak berpengaruh nyata

(P3) 3 (P0) 1 (P3) 8 (P0) 5 (P3) 9 (P3) 6 (P3) 2 (P0) 3 (P0) 8 (P2) 10 (P1) 1 (P2) 3 3 (P2) 5 (P1) 4 (P2) 4 (P2) 9 (P3) 7 (P2) 2 (P1) 9 (P0) 10 (P2) 6 (P1) 3 (P1) 8 (P1) 2 (P1) 5 (P0) 7 (P3 )4 (P0) 6 (P3) 5 (p2) 1

(41)

Lampiran 3. Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Kandang Ayam (broiler) Pada

Tanaman Lada Setelah Pemangkasan Terhadap Panjang Tunas minggu ke-6 Pengamatan

SK DB JK KT F hitung F tabel 5% 1% Pupuk Galat 3 36 474,16 127,58 158,05 3,54 44,59** 2,86 4,38 Total 39 601,75 Keterangan : KK = 10,55 % **= berpengaruh sangat nyata

Lampiran 4. Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Kandang Ayam (broiler) Pada

Tanaman Lada Setelah Pemangkasan Terhadap Panjang Tunas minggu ke-9 Pengamatan

SK DB JK KT F hitung F tabel 5% 1% Pupuk Galat 3 36 1507,74 450,3210 502,58 12.50 40,17** 2,86 4,38 Total 39 1958,06 Keterangan : KK = 12,40 % **= berpengaruh sangat nyata

Lampiran 5. Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Kandang Ayam (broiler) Pada

Tanaman Lada Setelah Pemangkasan Terhadap Jumlah Daun minggu ke-6 Pengamatan

SK DB JK KT F hitung F tabel 5% 1% Pupuk Galat 3 36 57,07 21,70 17,69 0,60 29,35** 2,86 4,38 Total 39 74,77 Keterangan : KK = 17,95 % **= berpengaruh sangat nyata

(42)

Lampiran 6. Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Kandang Ayam (broiler) Pada

Tanaman Lada Setelah Pemangkasan Terhadap Jumlah Daun minggu ke-9 Pengamatan

SK DB JK KT F hitung F tabel 5% 1% Pupuk Galat 3 36 182,50 137,40 60,83 3,816 15,93** 2,86 4,38 Total 39 319,90 Keterangan : KK = 17,67 % **= berpengaruh sangat nyata

Data Pengamatan Pada tanaman Lada setelah pemangkasan

N o

Jumlah Tunas tumbuh

Panjang Tunas Jumlah Daun Bulan ke2 Bulan ke3 Bulan ke2 Bulan ke3 P 0 P 1 P 2 P 3 P 0 P 1 P 2 P 3 P 0 P 1 P 2 P 3 P 0 P 1 P 2 P 3 P 0 P 1 P 2 P 3 1 5 6 7 7 1 4 1 4, 5 1 7, 1 2 2 2 2 2 3 2 5 3 2 4 4 5 7 9 8 1 4 1 7 2 7 8 8 8 1 5, 5 1 1, 8 1 9 2 1 2 0 2 3, 2 2 8 4 7 3 3 5 5 9 7 1 3 1 9 3 8 5 9 9 1 4 1 5 2 2 2 5 2 1, 8 2 3 3 4 4 0 3 4 5 6 7 1 0 1 1 1 4 4 7 8 8 8 1 3, 5 1 6, 5 1 9 2 4 2 3 1 9 2 5 3 5 3 3 4 6 8 7 1 1 1 2 5 6 6 7 8 1 3, 2 1 3, 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 5 3 9 2 2 4 7 7 9 1 2 1 3 6 8 8 6 7 1 4 1 8, 5 1 8, 5 2 4 2 1 2 4 3 4 3 3 3 4 6 6 7 1 2 1 4 8 7 7 8 8 8 1 5 1 8 1 8 2 1 2 4 2 7 3 0 3 1, 2 3 4 4 5 9 1 2 1 2 1 2 8 8 6 8 9 9 1 2 2 2 2 3 4 2 5 6 6 8 1 1 1

(43)

8, 1 0, 3 2 2 8, 1 0 2 1 3 4 9 5 8 7 9 1 0, 1 1 8 1 9 2 1 2 3 2 7 3 1 4 0 2 5 5 6 9 1 0 1 2 1 4 1 0 8 8 8 8 1 5 1 7, 5 2 0 2 2 2 4 2 6, 8 2 7 4 4 3 4 4 5 1 0 1 2 1 1 1 5

(44)

Lampiran 7. Gambar tanaman lada

Gambar a. Tanaman lada sebelum perlakuan pemangkasan

(45)

Gambar c. Tanaman lada pada minggu ke6 setelah perlakuan

(46)

Gambar e. Pengukuran panjang tunas tanaman lada pada minggu ke9 setelah pemangkasan

Gambar f. Pengukuran panjang tunas tanaman lada pada minggu ke6 setelah pemangkasan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Doddy Dongoran : Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Pupuk Cair Tnf Dan Pupuk Kandang Ayam, 2009.. USU Repository

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari pemberian pupuk hijau Azolla pinnata dengan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi

Pada penelitian ini diharapkan dengan pemberian pupuk kandang ayam dapat memberikan pertumbuhan yang baik pada bibit tanaman kakao, dan memberikan informasi tentang pemberian

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL.. TANAMAN BUNCIS (Phaseolus

Sedangkan rata-rata pertambahan jumlah daun bibit tanaman lada yang terendah ditunjukkan oleh tanaman yang diberi kotoran ayam dengan komposisi media tumbuh yang berbeda 2,25

Hasil pertumbuhan vegetatif yang memberikan respon terbaik adalah perlakuan N2 dengan pemberian pupuk kandang ayam 100 gram menunjukkan tinggi tanaman = 73,09 cm, diameter batang = 1,14

Variabel Pertumbuhan Generatif Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada perlakuan pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, berat buah per plot,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, pemberian pupuk kandang kotoran ayam 25 ton/ha dan pupuk NPK 300 kg/ha berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan