• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan politik Peraturan Presiden Nomo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tinjauan politik Peraturan Presiden Nomo"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Tinjauan politik Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda

Joko Surono, SE

ABSTRAK :

That in order to strengthen national unity and enhance the economic integration of Java and Sumatra in particular, and to support the development of Strategic Areas Sunda Strait, necessary steps to manage the development of Strategic Areas Sunda Strait in a coordinated, systematic, effective, and integrated. To accelerate the development of Strategic Areas Sunda Strait and infrastructure development of cross-Straits of Sunda and capital-intensive sectors, required special arrangements regarding the exploitation and the establishment of institutions that have the authority and responsibility in the development of Strategic Areas and development infrastructure Sunda Strait which this development should be carried out by Memorandum of Understanding on Cooperation between the Government of a Province Sumatra signed between the Governor and the Chairman of the Regional Representatives Council Sumatera on 30 November 2007, and the results of evaluation studies that have been done in preparing the development of Strategic Areas Sunda Strait, including the results of the study pre-feasibility study was submitted Government of Banten and Lampung Provincial Government to the Government.

I. Pendahuluan

Istilah “Kawasan Strategis dan Infrastruktur” sebagaimana yang tertulis di dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 adalah : 1. Bisa berupa daerah yang menjadi prioritas pembangunan dengan rancangan terpadu lintas sektoral. 2. Daerah potensial yang dikelola melalui perencanaan dan prioritas pengembangan kawasan. 3. Kawasan dengan fasilitas khusus yang didalamnya terdapat Kawasan industri dan Kawasan perdagangan atau Wilayah dengan ciri-ciri khusus, 4. Bisa juga suatu pangkalan militer yang tertutup. Sedangkan menurut Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang BAB I Ketentuan Umum dalam Pasal 1 ayat 28, 29 dan 30, yang di maksud Kawasan Strategis secara spasial atau keruangan meliputi 3 jenis yaitu :

1. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

(2)

3. Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Selanjutnya menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 Tentang Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah dalam BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 pont 6, Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.

Menurut Drs. H. Dadang Solihin (Direktur Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kerja Pembangunan-Bappenas:2008) dikatakan bahwa Kawasan Strategis merupakan kawasan budidaya/kawasan tertentu, yang berskala besar dan berperan secara nasional dan daerah, dalam kegiatan industri, pariwisata dan suaka alam.

Dengan demikian pengertian Kawasan Strategis adalah kawasan budidaya/ kawasan tertentu yang mencakup kepentingan dan prioritas di bidang-bidang kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, kegiatan industri, pariwisata dan suaka alam.

Istilah Infrastruktur menurut Grigg, Neil, 1988 dalam bukunya Infrastructure Engineering and Management. John Wiley and Sons : ”Those physical facilities that are sometimes called public works”. Pengertian Infrastruktur, yaitu merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Enam kategori besar infrastruktur (Grigg):

1) Kelompok jalan (jalan, jalan raya, jembatan);

2) Kelompok pelayanan transportasi (transit, jalan rel, pelabuhan, bandar udara); 3) Kelompok air (air bersih, air kotor, semua sistem air, termasuk jalan air); 4) Kelompok manajemen limbah (sistem manajemen limbah padat);

5) Kelompok bangunan dan fasilitas olahraga luar;

6) Kelompok produksi dan distribusi energi (listrik dan gas);

(3)

ekonomi. Infrastruktur dibuat sesuai permintaan seefisien mungkin yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat luas. Misalnya jembatan, bisa meningkatkan gairah ekonomi dengan penghematan biaya transportasi. Contohnya di Madura, sudah dibangun Jembatan Surabaya - Madura sehingga banyak dibuka daerah industri baru.

Hudson, et al. (1997): Associated General Contractors of America (AGCA 82) menyatakan bahwa infrastuktur adalah ”A system of public facilities, both publicy or privately funded, which provide for delivery of essential services and a sustained standard of living”.

Jadi pengertian Infrastruktur adalah segala struktur pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi yang digunakan untuk menopang berjalannya kegiatan masyarakat sehingga dapat menekan inefisiensi dari aktivitas masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

II. Latar Belakang

2.1 Kebijakan Nasional Pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda (selanjutnya disebut KSISS)

Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

“Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.”

Pengembangan Koridor Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (selanjutnya disebut MP3EI) Koridor Sumatera

“Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung energi nasional”

Pengembangan Koridor MP3EI Koridor Jawa

“Pembangunan sebagai “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”;

Perpres 86 Tahun 2011

“Infrastruktur Selat Sunda meliputi Jembatan tol, jalan kereta api, utilitas, sistem navigasi pelayaran dan infrastruktur lainnya termasuk energi terbarukan yang terintegrasi menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera”

(4)

Prof. Presiden Keppres No. 36 Kepmen PU No. Saat ini Sedyatmo Soeharto tahun 2009 584/KPTS/M/201 Persiapan (ITB) menunjuk Pembentukan Penetapan Penandatanganan Mengusulkan BPPT untuk TimNas Susunan Perjanjian Penghubung Melaksanakan JSS (28 Desember Sekretariat, Anggota Kerjasama

antara Pulau studi 2009) Susunan Anggota

Presiden Penyampaian Kepmenko No. Perpres No. 86

Soekarno Pra FS KEP‐ Tahun 2011

Memerintah Jembatan 29/M.EKON/ Pengembangan

kan ITB untuk Selat Sunda 05/2010 Kawasan

melakukan uji oleh PT. BSM Pembentukan Strategis dan coba desain bersama Sekretariat dan Infrastruktur

penghubung Pemprov Kelompok Selat Sunda

Selat Sunda Lampung Kerja Tim Nas (2 Des 2011) Banten (25 Mei 2010)

(13 Agustus 2009)

2.3 Aneka dialog yang dilakukan Pemerintah dalam rangka persiapan pembangunan JSS.

a. Pada 12 Maret 2009 : Perencanaan dan desain jembatan suspense bentang panjang (Yooshin Engineering Corporation dan Korean Engineering Corporation). b. Pada bulan Oktober 2010 : Pembahasan Teknis Energi Terbarukan bersama ITB. c. Pada tanggal 9 Des 2010 : Workshop on Japanese Technology Toward

Materialzation of Sunda.

d. Pada tanggal 13 Desember 2010 : Pembahasan Teknis Jembatan Bentang Panjang, Jembatan Akashi – Kaikyo (Honshu –Shikoku Bridge Authority).

e. Pada tanggal 30 Maret 2011 : Pembahasan teknis hasil ‐ Aspek Gunung Anak Krakatau.

f. Pada bulan April 2010 : Pembahasan teknis aspek Kegempaan di wilayah Selat Sunda.

g. Pada tanggal 31 Mei 2011 : Pembahasan teknis ‐ Pengembangan wilayah Kawasan Strategis Selat Sunda ‐ Kesiapan Pemerintah Daerah Lampung dalam rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda.

h. Pada tanggal 13 September 2011 : International workshop on Long Span Bridge Towards Sunda Strait Bridge Development – Structural Engineering Aspect.

i. Pada bulan Desember 2011 : Pembahasan teknis Identifikasi Pengembangan kawasan dan kaki jembatan.

(5)

j. Pada tanggal 27 Maret 2012 : 2nd International Workshop On Long Span Bridge Towards Sunda Strait Bridge Development –Geotechnical Engineering Aspect.

2.4 Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (selanjutnya disebut KSN) Selat Sunda berupa Clustering potensi ekonomi di KSN Selat Sunda.

Provinsi Banten

Kawasan Ekonomi Potensial (KEP) Fungsi

1. KEP Panimbang Kawasan wisata dengan basis wisata bahari

2. KEP Bojonegara Kawasan industri dan pergudangan serta terminal peti kemas

3. KEP Cilegon Kawasan industri dan pergudangan

4. KEP Maja Kawasan permukiman skala besar, perdagangan, dan jasa

Provinsi Lampung

Kawasan Ekonomi Potensial (KEP) Fungsi 1. KEP Lampung Tengah‐Lampung

Timur

Kawasan produksi pertanian dan perkebunan, wisata alam, dan industri pengolahan hasil pertanian

2. KEP Lampung Selatan Kawasan industri, pergudangan, wisata bahari dan sentra produksi pertanian serta serta terminal terpadu

3. KEP Bandar Lampung‐Metro Kawasan pusat pemasaran dan distribusi bagi wilayah sekitarnya 4. KEP Pringsewu‐Pesawaran Kawasan pertanian, agropolitan,

industri, dan pengolahan hasil pertanian

2.5 Konsep pengembangan KSISS

Menurut A. Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Selaku Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda dalam PUBLIC WORKS DAY pada Jumat 4 Mei 2012 menyebutkan Konsep Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda adalah sebagai berikut :

LAMPUNG a. Memanfaatkan

energi lokal dan sumber daya alam

b. Kota industri yang terintegrasi c. Meningkatkan

kapasitas

(6)

Dan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda disebutkan bahwa KSISS dibangun dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. untuk memperkokoh kesatuan nasional dan meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera pada khususnya, serta untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda sebagaimana telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis nasional dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengelola pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda secara terkoordinasi, sistematis, terarah, dan terpadu.

b. karena pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda dan pembangunan Infrastruktur Selat Sunda tersebut bersifat lintas sektor dan padat modal, maka perlu

JEMBATAN SELAT SUNDA a. Menghubungkan Lampung

dan Banten sebagai satu kawasan yang terintegrasi b. Memaksimalkan local

content untuk pembangunan jembatan

c. Transfer teknologi

pembangunan jembatan & manajemen proyek skala besar

BANTEN a. Kota PINTAR dan

ramah lingkungan b. Menurunkan

beban listrik c. Industri yang

ramah lingkungan

MANFAAT a. Mengembangkan

kawasan ekonomi baru b. Mempercepat

perkembangan Pulau Sumatera

c. Mengurangi sentralisasi ekonomi di Pulau Jawa d. Menciptakan

(7)

pengaturan khusus mengenai pengusahaan dan pembentukan kelembagaan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam pengembangan KSISS.

c. berdasarkan Nota Kesepakatan tentang Kerjasama Antar Pemerintah Provinsi se-Wilayah Sumatera yang ditandatangani antara para Gubernur dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah se-Sumatera tanggal 30 November 2007, dan hasil evaluasi terhadap kajian yang telah dilakukan dalam rangka penyiapan pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda, termasuk hasil kajian prastudi kelayakan yang telah disampaikan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Lampung kepada Pemerintah.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, dijelaskan bahwa target utama yang ingin dicapai oleh Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 adalah memperkokoh kesatuan nasional dan meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera pada khususnya.

Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 ini mengatur tentang :

1. Ruang Lingkup dan Langkah Pengembangan : bahwa Kawasan Strategis Selat Sunda meliputi kawasan darat, pulau dan laut yang terletak didalam Provinsi Lampung, Provinsi Banten dan kawasan lain yang ditetapkan berdasarkan suatu rencana pengembangan.

2. Badan Pengembangan : dibentuknya Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastuktur Selat Sunda.

3. Pelaksanaan Proyek Kerjasama : ditetapkannya konsorsium Banten-Lampung sebagai pemrakarsa proyek, dimana konsprsium ini berbentuk perseroan terbatas yang dibentuk oleh dan antara Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Banten, Provinsi Lampung dan mitra

4. Dukungan dan Jaminan : pada bab ini dijelaskan bahwa dukungan yang diberikan pemerintah dapat berupa kontribusi fiskal dan non-fiskal.

5. Ketentuan Penutup.

Dicantumkan dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda BAB I, Ruang Lingkup dan Langkah Pengembangan Pasal 1 ayat (1) Pengembangan KSISS meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, hingga pengoperasian dan pemeliharaan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Ayat (2) Kawasan Strategis Selat Sunda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kawasan darat, pulau dan laut yang terletak di dalam Provinsi Lampung, Provinsi Banten, dan kawasan lain yang ditetapkan berdasarkan suatu rencana pengembangan. Ayat (3) Infrastruktur Selat Sunda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi jembatan tol, jalan kereta api, utilitas, sistem navigasi pelayaran dan infrastruktur lainnya di Selat Sunda, termasuk energi terbarukan yang terintegrasi, menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

(8)

percepatan pertumbuhan ekonomi kawasan. Ayat (2) Rencana Pengembangan KSISS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau Rencana Tata Ruang Kawasan.

Berikutnya juga dicantumkan di Pasal 3 : Pengembangan KSISS dilakukan dengan memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya dalam negeri dan pendanaan swasta.

Dalam Pasal 4 ayat (1) Pengembangan KSISS dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda. Ayat (2) Pengusahaan KSISS dilaksanakan oleh Badan Usaha Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda, yang selanjutnya disebut BUKSISS, berdasarkan Perjanjian Pengusahaan dengan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama. Ayat (3) BUKSISS sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berbentuk perseroan terbatas.

III.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Bahwa target utama yang ingin dicapai dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan KSISS adalah memperkokoh kesatuan nasional dan meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera pada khususnya dengan melakukan langkah-langkah secara terkoordinasi, sistematis, terarah, dan terpadu bersifat lintas sektor dan padat modal, maka diperlukan pengaturan khusus mengenai pengusahaan dan pembentukan kelembagaan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam pengembangan KSISS.

Berdasarkan target capaian Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan KSISS, dapat ditemukan batasan masalah, yaitu :

1. Apakah pengembangan KSISS diyakini bisa memperkokoh kesatuan nasional?

2. Bagaimana pengaruh pengembangan KSISS bisa meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera?

3. Apakah langkah-langkah koordinasi, sistematis, terarah dan terpadu untuk mencapai keberhasilan pengembangan KSISS?

4. Bagaimana pengaturan khusus yang ditempuh oleh pemerintah dalam kewenangan dan tanggung jawabnya dalam pengembangan KSISS?

5. Pandangan penulis mengenai tinjauan politik Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan KSISS.

IV. Pembahasan

(9)

4.1.1 Sekilas tentang KSISS

Sebelum Perpres diubah menjadi pengembangan KSISS, rencana pembangunan JSS sudah mulai diusulkan oleh Prof. Sedyatmo (ITB), seorang guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960. Selanjutnya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1986, memerintahkan BPPT untuk melaksanakan studi dengan nama Tri Nusa Bimasakti yang berarti penghubung antara tiga pulau yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Bali. Pada tahun 1990-an Prof. Wiratman Wangsadinata dan Dr. Ir. Jodi Firmansyah melakukan pengkajian uji coba desain kembali terhadap perencanaan penghubungan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah jembatan ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah tero wong an dibawah dasar laut untuk penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Sedangkan untuk Jembatan Selat Bali yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali belum terlaksana dikarenakan pemerintahan daerah Provinsi Bali belum bersedia.

Dan selanjutnya lebih intens lagi pada masa pemerintahan Presiden SBY, mulai tahun 2009 sudah dilakukan Pra Feasibility Study pembuatan JSS sampai keluar Keppres No. 36 tahun 2009 tentang pembentukan timnas selat sunda dan di tahun 2011 keluarlah Perpres No. 86 tahun 2011 tentang pengembangan KSISS.

5.1.2 Penjelasan tentang kesatuan nasional

Kesatuan mengandung arti : “bersatunya macam-macam karakter budaya, yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan harmoni.

Sedangkan nasional merupakan inisiatif masyarakat Indonesia yang berdaulat, untuk dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, sesuai dengan situasi dan kepentingan tiap wilayah.

Jadi kesatuan nasional dapat diartikan bersatunya bermacam-macam karakter budaya yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan harmoni yang merupakan inisiatif masyarakat Indonesia yang berdaulat yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagian ahli mengatakan bahwa suatu bangsa lahir karena: 1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional.

2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional. 3. Keinginan untuk kemandirian, keunggulan, individualistis, keaslian

(10)

Lahirnya suatu bangsa dari rasa keinginan untuk mencapai kesatuan nasional berarti bangsa tersebut terbentuk, tumbuh, dan berkembang dari cita-cita persamaan nasib, persamaan karakter, rasa memiliki tanah air yang sama dan persamaan cita-cita.

5.1.3 Hubungan antara KSISS dengan Kesatuan Nasional

Implikasi pembangunan JSS terhadap pengembangan KSISS adalah bahwa pengembangan KSISS diharapkan dapat ditinjau dari 3 aspek yaitu :

1. Akan merubah moda transportasi antar Pulau Jawa dan Sumatera.

Jalur transportasi yang selama ini menghubungkan antara kedua Pulau ini adalah dengan melintas di Pelabuhan Merak (Banten) ke Pelabuhan Bakauheuni serta penerbangan udara dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Bandara Branti/Radin Intan (Bandar Lampung). Jelas, dengan pembangunan JSS yang merupakan tidak terpisah dari pengembangan KSISS akan merubah moda transportasi diantar kedua Pulau tersebut.

2. Akan merubah pola pengembangan investasi dan keterkaitan ekonomi.

Karena pengembangan KSISS dan JSS merupakan megaproyek yang menandai “loncatan jauh” (quantum leap) dalam pembangunan Indonesia dan berpotensi mendongkrak kemajuan bangsa dalam hal pengembangan investasi dan keterkaitan ekonomi juga sebagai medium vital-strategis untuk memajukan bangsa, mensejahterakan rakyat dan memperkuat ikatan kesatuan NKRI. Secara filosofis dan serentak ekonomis, pengembangan KSISS dan JSS secara fundamental bukan saja menghubungkan melainkan juga “menyatukan” dua pulau besar dengan penduduk terpadat di Indonesia (Pulau Jawa dan Sumatera). Sekitar 80 persen penduduk Indonesia bermukim di dua pulau ini.

3. Akan merubah struktur dan pola ruang dalam pengembangan wilayah.

Pengembangan KSISS akan menghubungkan dua pulau besar (Pulau Jawa dan Sumatera) khususnya dengan akan dibangunnya. JSS diandalkan akan mempererat hubungan dan manfaat sosial, politik, ekonomi, budaya, dan fisik di antara dua pulau ini. Manfaat tersebut antara lain menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi pulau Jawa dan Sumatera, dan meningkatkan interaksi antarwilayah yang terhubung. Dalam pembangunannya, industri dalam negeri diharapkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal, terutama dalam hal pasokan material dan peralatan serta mempermudah terjadinya akulturasi (percampuran budaya) yang pada akhirnya bisa mempererat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Dari perspektif pertahanan, KSISS dan JSS tentu sangat bermanfaat terutama dalam memobilisasi pasukan dari Jawa ke Sumatera dan juga sebaliknya. Mari kita bayangkan Indonesia di masa depan, kehadiran KSISS dan JSS pun menjadi “penanda kedaulatan” kita dari segi Pertahanan dan Keamanan (hankam) dari dunia luar.

(11)

Dalam menjabarkan hubungan antara KSISS dengan Kesatuan Nasional, saya menggunakan analisa Teori Ekonomi Politik. Teori ekonomi politik adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis pada dua subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi.

Penelaahan Teori Ekonomi Politik merupakan telaahan ilmu yang bersifat interdisiplin, yakni terdiri dari atas gabungan dua disiplin ilmu dan dapat digunakan untuk menganalisis ilmu sosial lainnya dengan isu-isu yang relevan dengan isu ekonomi politik.

Teori ini mengkaji dua jenis ilmu yakni ilmu politik dan ilmu ekonomi yang digabungkan menjadi kajian ilmu ekonomi politik. Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi (Rothschild, 1989).

Kajian inti dari studi ekonomi politik adalah fenomena-fenomena ekonomi secara umum, seperti ketahanan nasional yang bergulir serta dikaji menjadi lebih spesifik : yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Dalam hal ini kajian yang dibahas adalah penjabarkan hubungan antara KSISS dengan Kesatuan Nasional. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik.

Adanya kelemahan instrumen ini menyebabkan banyak cara untuk mencoba mempertemukan titik temunya, sehingga teori ini berusaha untuk mencoba mengkaji dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dalam ekonomi politik. Dan dalam upaya memaksimalkan teori ekonomi politik, tidak bisa dilepaskan dari sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, setidaknya terdapat sistem ekonomi besar dunia yang dibagi menjadi dua kategori pokok yaitu : 1. Sistem ekonomi yang berorientasi pasar (ekonomi liberal) dan 2. Sistem ekonomi terencana atau yang lebih dikenal sebagai ekonomi terpusat (sosialis). Sehingga dalam studi ekonomi politik akan ditemui masalah atau pertanyaan yang sama peliknya mengenai bagaimana faktor-faktor politik itu mempengaruhi kondisi-kondisi sosial ekonomi suatu negara.

Political theory of aging theory. The governing bodies responsible for social welfare policies are also implicated in the health, or lack thereof, of the aging population within its jurisdiction (Politik teori penuaan teori. Badan yang mengatur bertanggung jawab atas kebijakan kesejahteraan sosial juga terlibat dalam kesehatan, atau kekurangan itu, dari populasi yang menua dalam yurisdiksinya, McMullin, 2002)

5.2 Pengaruh pengembangan KSISS bisa meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera.

(12)

Peningkatan integrasi ekonomi adalah sinergitas seluruh kegiatan antara pemerintah bersama masyarakat dalam rangka mengelola faktor-faktor produksi (Sumber Daya Alam, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen) dan distribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan rakyat sehingga akan meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang serta jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Dampak bagi pengembangan kawasan khususnya untuk Provinsi Banten dan Lampung adalah Provinsi yang akan paling berpotensi berkembang karena pengaruh langsung. Kegiatan perekonomian di kedua Provinsi tersebut akan berkembang pesat mulai dari infrastruktur, kawasan industri dan perdagangan, kawasan pariwisata dan transit, bisnis property, dan lain-lain yang akan mempengaruhi struktur perekonomian masyarakatnya. Lebih jauh lagi akan berkembang kawasan-kawasan wisata di Jawa dan Sumatera karena selama ini wisatawan enggan berwisata ke Pulau Sumatera dikarenakan berat di ongkos dan lama perjalanannya, maka dengan dibangunnya JSS akan lebih meningkatkan minat kunjungan wisata yang pada akhirnya bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan devisa buat negara.

5.2.2 Hubungan antara KSISS dengan peningkatan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera

Pengembangan KSISS bisa meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera dikarenakan 2 (dua) pulau inilah yang pembangunannya paling berkembang pesat. Sejak zaman dahulu, kedua pulau ini mempunyai hubungan yang intensif dan terlihat sekarang dari padatnya arus lalu lintas penyeberangan kapal di lintasan penyeberangan Selat Sunda (Merak – Bakauheuni) baik angkutan kendaraan, barang maupun orang. Dengan akan dikembangkannya KSISS terutama dibangunnya JSS, lalu lintas kendaraan, barang maupun orang bisa lebih lancar, bisa menekan biaya karena dapat mengefesienkan energi dan waktu. Walaupun ongkos melintas JSS akan lebih mahal daripada ongkos kapal Ferry tetapi keuntungan yang didapatkan seperti biaya distribusi bagi angkutan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan, perusahaan-perusahaan otobus, perusahaan-perusahaan angkutan/ transportir, perusahaan-perusahaan ekspedisi dan alat-alat berat, mereka bisa menghemat biaya distribusi. Barang-barang akan sampai tujuan lebih awal walaupun ongkos JSS lebih mahal akan tetapi biaya kirim menjadi lebih efisien.

(13)

tersentuh pembangunan. Kawasan industri di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang sudah penuh bisa dialihkan kedua kawasan ini bersamaan dengan pengembangan industri, property dan pusat wisata. Pengembangan kawasan Banten dan Lampung akan mengurangi tekanan urbanisasi ke Jakarta. Selain itu, JSS bakal membangkitkan “kebanggaan nasional”. Bukankah bangsa kita selama ini mengalami krisis jatidiri, kehilangan kebanggaan sebagai bangsa besar dan bermartabat di dunia. Walaupun KSISS dan JSS bukan satu-satunya cara dan bukan satu-satunya penanda kebesaran bangsa kita namun setidaknya secara psikologis-politis KSISS dan JSS bisa membangkitkan kepercayaan diri dan semangat ke-Indonesiaan kita yang kian meredup di tengah fenomena degradasi semangat nasionalisme.

Pengembangan KSISS dan JSS akan membuka lapangan pekerjaan dengan banyaknya pendatang dari daerah lain diharapkan akan meningkatkan daya saing yang sehat untuk penduduk lokal (karena akan meningkatkan daya saing lapangan kerja). Hal ini harus diantisipasi dengan partisipasi Pemerintah Daerah baik dalam hal infrastruktur fisik maupun non fisik yang memadai. Infrastruktur non fisik seperti kesiapan penduduk lokal dalam menerima ekspansi ekonomi dan penduduk pendatang dari luar, kesiapan birokrasi dan kelembagaan daerah. Daerah baru berkembang dan berpotensi berkembang itu akan menarik investor asing apalagi daerah perbatasan. Kita tahu bahwa Selat Sunda adalah selat tersibuk kedua setelah Selat Malaka, maka hal ini wajib diwaspadai. Dengan akan dibangunnya banyak industri maka dibutuhkan pengawasan terhadap pengangkutan barang, kendaraan dan orang. Pemerintah Daerah setempat wajib waspada dan menjunjung tinggi nilai-nilai Wawasan Kebangsaan.

5.2.3 Landasan teori

Perekonomian Jawa dan Sumatera proses intergrasinya menepatkan posisi kedua pulau sebagai pusat integrasi ekonomi dan politik yang diarahkan menuju cita-cita ketahanan nasional. Hal ini memberikan suatu indikasi kepada kita bahwa jalan pikiran seperti ini memberikan kesan bahwa mekanisme pengelompokan regionalisme seperti ini dianggap sebagai suatu ambisi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ambisi regionalisme di Pulau Jawa dan Sumatera yakni dengan usaha untuk menarik usaha kembali sejarah masa silam bahwa pusat pertumbuhan dan perkembangan regional berada di Jawa dan Sumatera.

Dengan akan munculnya lagi pengelompokan kekuatan ekonomi kawasan dengan dikembangkannya KSISS yang intens dibentuk tahun 2009, merupakan terobosan baru pembangunan di kawasan ini. Ini juga dilihat sebagai suatu pengelompokan didasarkan atas kerjasama ekonomi kawasan dan pada gilirannya akan merebak menjadi suatu integrasi ekonomi nasional.

(14)

itu dalam tataran regional maupun nasional, yaitu KSISS dan JSS, adalah merupakan puncak diplomasi dan kebijakan publik dari Pemerintahan SBY.

Jika persoalan ini dilihat ke dalam persfektif yang lebih luas, maka dapatlah dikatakan ini semacam percaturan bisnis-politik pada level atas yang dilakukan di atas tataran elite nasional. Jika ada yang merasa terancam dan menemui jalan buntu, memang diperlukan suatu manuver-manuver politik, sebagaimana yang ditunjukkan oleh berubahnya KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG TIM NASIONAL PERSIAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA di 28 Desember 2009 yang ditingkatkan lebih luas lagi menjadi PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA tanggal 2 Desember 2011. Ini menunjukkan bahwa Pemerintah mengultimatumkan pengembangan KSISS tetap dijalankan sebagai kepentingan kebijakan Pemerintah yang berkuasa.

Jika hal ini terjadi, dimana tidak akan melahirkan kompromi antara kelompok elite sebagaimana yang telah disinggung di atas, maka pembangunan pengembangan KSISS tidak akan mengalami hambatan di dalam pelaksanaanya.

5.2.4 Persfektif Analisis Konseptual

Berangkat dari uraian di atas, apa yang sebetulnya hendak dikatakan dalam tulisan ini adalah sebagai upaya kerangka analisis konsep yang menjelaskan perubahan ekonomi-politik dihampiri dengan membangun pendekatan ekonomi politik tadi yang menekankan bahwa pertumbuhan kelompok-kelompok kekuatan ekonomi apakah itu yang berskala regional maupun nasional dikaitkan dengan peneterasi ekonomi sebagai substansi perubahan-perubahan atas kepentingan-kepentingan politik; dikonstruksikan ke dalam teori integrasi regionalisme di atas kerangka bangunan dari sejumlah analisis konseptual.

(15)

5.3 Langkah-langkah koordinasi yang sistematis, terarah dan terpadu untuk mencapai keberhasilan pengembangan KSISS

Proyek ini sudah dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2011. Di Perpres tersebut sudah dijelaskan secara rinci tentang kelembagaan yang mengurus proyek ini, pembiayaannya, dan lain-lain. Nilai proyek yang mencapai 250 triliyun itu luar biasa, makanya ini disebut megaproyek yang langsung di bawah Presiden. Lembaga pelaksananya adalah Badan Pengembangan yang merupakan Lembaga Pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dimana di dalamnya ada Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana dimana sesuai bunyi Pasal 7 mempunyai tugas Dewan Pengarah :

a. menetapkan kebijakan, arah, dan strategi pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

b. memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada Badan Pelaksana mengenai pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda sesuai dengan kebijakan sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. memberikan persetujuan terhadap rencana pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

d. menyelenggarakan rapat koordinasi Dewan Pengarah secara berkala sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan;

e. melakukan fasilitasi pelimpahan sebagian wewenang dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah kepada Badan Pelaksana;

f. mengoordinasikan dan mengendalikan kebijakan pemberian ijin oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah mengenai pengadaan tanah, pengelolaan lahan, kelautan, kehutanan dan pertambangan dalam area Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

g. melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

h. menyampaikan laporan kepada Presiden atas pelaksanaan pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda.

Dalam Pasal 8 disebutkan Dewan Pengarah terdiri dari : a. Ketua : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

b. Wakil Ketua : Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; c. Ketua Harian : Menteri Pekerjaan Umum;

d. Wakil Ketua Harian : Menteri Perhubungan; e. Anggota :

1. Menteri Sekretaris Negara; 2. Menteri Keuangan;

3. Menteri Dalam Negeri; 4. Menteri Pertahanan;

5. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; 6. Menteri Kehutanan;

(16)

8. Menteri Perdagangan; 9. Menteri Perindustrian;

10. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

11. Menteri Riset dan Teknologi; 12. Menteri Lingkungan Hidup;

13. Menteri Badan Usaha Milik Negara; 14. Sekretaris Kabinet;

15. Panglima Tentara Nasional Indonesia;

16. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 17. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;

18. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 19. Kepala Badan Pertanahan Nasional;

20. Gubernur Provinsi Banten; 21. Gubernur Provinsi Lampung;

f. f. Sekretaris : Wakil Menteri Pekerjaan Umum; g. g. Wakil Sekretaris : Wakil Menteri Perhubungan.

Dalam Pasal 10 disebutkan Badan Pelaksana bertindak selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).

Sedangkan dalam Pasal 11, Badan Pelaksana mempunyai tugas :

a. menyusun dan menetapkan rencana pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

b. menyusun program, serta menetapkan pengaturan pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda dan pembangunan Infrastruktur Selat Sunda sesuai dengan peraturan perundangundangan;

c. melakukan penyesuaian rencana pengembangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan memperhatikan hasil studi kelayakan, apabila dianggap perlu; d. menerima dan melaksanakan pelimpahan sebagian wewenang dari Pemerintah

dan/atau Pemerintah Daerah;

e. memfasilitasi pelayanan satu atap untuk urusan perizinan; f. melakukan koordinasi dengan seluruh instansi terkait;

g. memberikan hak Pengusahaan kepada BUKSISS melalui Perjanjian Pengusahaan;

h. melakukan pengawasan terhadap BUKSISS atas pelaksanaan Perjanjian Pengusahaan;

i. merencanakan pengadaan tanah; dan

j. menyusun dan mengelola anggaran Badan Pengembangan.

Di Pasal 12 disebutkan :

(1) Susunan organisasi Badan Pelaksana, terdiri dari: a. Kepala;

b. Sekretaris;

(17)

e. Deputi Bidang Teknis.

(2) Kepala Badan Pelaksana yang selanjutnya disebut Kepala, diangkat dan diberhentikan olehPresiden atas usulan Ketua Dewan Pengarah.

(3) Sekretaris Badan Pelaksana yang selanjutnya disebut Sekretaris, dan para Deputi, diangkat dan diberhentikan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan Dewan Pengarah.

Memang sampai dengan saat ini pihak swasta yang menyanggupi pembiayaan proyek KSISS adalah pihak asing. Ada yang berasal dari Korea Selatan, Republik Rakyat China, Amerika Serikat, Jepang, dan lain-lain karena memang tidak mungkin kita memakai dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (selanjutnya disebut APBN). Bukan berarti tidak ada dana tetapi untuk urusan proyek negara yang lainnya masih banyak sekali. Dikarenakan proyek ini akan bernilai ekonomi tinggi (menguntungkan) sehingga banyak sekali investor yang mau. Kalau untuk proyek penerangan listrik di pulau-pulau atau daerah-daerah terpencil akan tidak menguntungkan secara ekonomi tapi harus disediakan, makanya APBN bisa dipakai untuk proyek seperti itu. Tetapi kalau untuk proyek yang menguntungkan seperti KSISS dan JSS sebaiknya diberikan kesempatan untuk pihak swasta. Tetapi yang harus menjadi perhatian agar kita tidak semakin tergantung terhadap modal asing (sebenarnya kalau ada pihak swasta dalam negeri yang sanggup tentunya akan sangat baik) adalah persetujuan kerjasamanya, tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak, tentang ketentuan-ketentuan tatacara pengembalian investasi dan lain-lain. Inilah pentingya kemampuan berdiplomasi, bagaimana caranya biar mereka tetap mau menanamkan investasi di proyek ini tetapi negara tidak dirugikan. Misalnya dari jangka waktu pengembalian modal, tingkat suku bunga, teknologi dan sumber daya yang dipakai, dan lain-lain itu harus rasional. Untuk urusan pertahanan di dalam Dewan Pengarah kan ada Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga, seharusnya jika nanti timbul masalah-masalah tentang pertahanan akibat dampat dari pengembangan KSISS dan JSS, maka negara bisa aman karena adanya koordinasi lintas sektor. Lembaga Dewan Pengarah ini berada sengaja di bawah Presiden agar koordinasinya bisa lebih mudah dan simple, lebih cepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan karena kita tahu di Indonesia untuk urusan birokrasi itu jalurnya panjang dan kompleks.

5.4 Pengaturan khusus seperti apakah yang akan ditempuh oleh pemerintah dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam pengembangan KSISS

(18)

diserahkan kepada pihak pemrakarsa) karena pelaksanaan tendernya saja belum dilaksanakan sehingga belum ada yang menang. Proyek ini sejak awal tidak didesain menggunakan dana APBN. Sehingga jika kemudian terdapat usulan menggunakan dana APBN, maka harus dibahas lebih kompleks. Karena untuk membuat feasibility study saja perlu dana besar sehingga pemerintah harus membahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait ketersediaan dana. Dalam hal dana dan pelaksanaan proyek, Kementerian Keuangan menilai bahwa Peraturan Presiden No. 86/2011 ini akan menguntungkan salah satu pihak. Untuk itu Kemenkeu sekarang sedang mengajukan revisi agar Perpres tersebut bisa diperbaiki.

5.5 Tinjauan politik Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda.

5.5.1 Pengertian Politik.

Politik dalam hal ini diartikan sebagai asas, haluan, kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Oleh karena itu masalah politik sering dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berada ditangan pemerintah. Kehidupan politik dapat dibagi ke dalam dua sektor :

1. Sektor masyarakat yang berfungsi memberikan masukan (input), terwujud dalam pernyataan keinginan dan tuntutan kebutuhan masyarakat.

2. Sektor pemerintahan berfungsi sebagai keluaran (out-put) yang berupa kebijaksanan dan melahirkan peraturan perundang-undangan, yang merupakan keputusan politik.

Sistem politik menentukan kehidupan politik dilaksanakan sebagai pencerminan interaksi antara masukan dan keluaran. Keseimbangan antara masukan dan keluaran selalu berubah-ubah secara dinamis sesuai dengan tingkat stabilitas nasional. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara masukan dan keluaran berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan dari Demokrasi Pancasila, dimana dalam penyelenggaraannya diatur sebagai berikut :

1. Kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus dilaksanakan secara bertanggungjawab, dan kebebasan harus melekat pada kepentingan bersama. 2. Tidak akan terjadi “dominasi mayoritas” sebab tidak selaras dengan semangat

kekeluargaan yang mengutamakan musyawarah untuk memperoleh mufakat.

(19)

pembangunan JSS didalamnya) tentunya banyak sekali sisi positif dan negatifnya. Akan tetapi banyak sekali pendekatan-pendekatan dan tinjauan-tinjauannya tersebut lebih memakai pendekatan dan tinjauan ekonomi strategis. Perpres Nomor 86 Tahun 2011 tentunya sudah berjalan dan terlaksana dari mulai proses hingga implementasinya.

5.5.2 Teori Elite Politik

Proses pembuatan Perpres Nomor 86 Tahun 2011 menurut hemat penulis lebih bersifat elitis dan prosesnya memakai Teori Elitis (Elitist Theory) yakni pokok pikiran yang termaksud dalam Perpres tersebut bermaksud untuk menjelaskan sifat serta peran Pemerintah dimana pengaruh proses politik sangat terpusat di tingkat elite dimana peran masyarakat secara langsung tidak mampu mengontrol secara luas dan bersama-sama terhadap proses pembuatannya. Teori elitis biasanya menganggap bahwa di dalam lembaga negara ada suatu sistem kekuasaan yang teratur, dimana satu kelompok secara langsung atau tidak langsung melaksanakan kewenangan atau kontrol yang besar secara bersama-sama. Suatu elite kekuasaan memperlihatkan berasal dari golongan tertentu yang menyelenggarakan pemerintahan. Kehadiran suatu elite yang dominan dalam proses pembuatan Perpres bersama elite-elite lainnya dalam proses dan pengembangan pengambilan keputusan dan kebijaksanaan umum lainnya dalam pembangunan KSISS. Dalam hal ini Presiden dan jajaran kabinetnya yang berasal dari Partai Pemenang Pemilu tahun 2009 yaitu Partai Demokrat beserta dengan partai-partai koalisinya yaitu Partai Golongan Karya, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan seperti yang tertuang dalam penguatan kesepakatan tanggal 15 Oktober 2009 yang mengikat serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesepakatan yang telah disempurnakan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2011 dimana Pimpinan Partai Koalisi yang bertanda tangan bersepakat untuk berkoalisi dan mendukung penuh suksesnya pemerintahan SBY-Boediono 2009-2014, baik dalam bidang Eksekutif maupun dalam bidang Legislatif dengan menambahkan pasal-pasal baru, sebagai penyempurnaan pasal 4, 7, 8, dan 9 dalam Kesepakatan Partai-Partai Politik yang bergabung dalam Koalisi dengan Presiden Republik Indonesia tentang Code of Conduct (Tata Etika) Pemerintahan Republik Indonesia 2009-2014 yagn ditandatangani pada hari Kamis tangal 15 Oktober 2009. Terutama perihal penyempurnaan kesepakatan ini dituangkan dalam butir 1 : Setiap anggota koalisi wajib memiliki dan menjalankan semangat kebersamaan dalam sikap dan komunikasi politik, yang sungguh-sungguh mencerminkan kehendak yang tulus untuk berkoalisi. Anggota koalisi sepakat untuk tidak mengeluarkan pernyataan dan tindakan maupun komunikasi politik yang senantiasa menyerang dan mendiskreditkan satu sama lain, sehingga semangat kebersamaan dan soliditas koalisi senantiasa dapat diimplementasikan bersama-sama.

(20)

ideal. Dalam negara ideal Plato, misalnya, sekelompok kecil para filsuf berfungsi diatas hukum sebagai penguasa elite. Bagi Lenin, “kediktatoran proletar” Marx, dalam praktek berarti, penguasaan kaum proletar oleh elite Partai Komunis. Disamping itu Robert Michels dan Vilfredo Pareto, sangat terkenal karena kepeloporan mereka dalam pengembangan teori-teori elitis yang dapat diterapkan ke dalam sistem pemerintahan demokratis. Teori-teori elitis sekarang memusatkan perhatiannya pada sifat dan peranan kelompok penguasa di negara-negara otoriter, pada elite-elite yang berperan serta dalam proses “modernisasi” di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia dan pada berbagai elite yang berfungsi di dalam masyarakat pluralis demokratis pada tingkat-tingkat lokal dan nasional.

Proses pembuatan Perpres sangat elitis dimana dalam membuat sebuah kebijakan publik diambil oleh kelompok elite dalam pemerintahan, dalam hal ini penguasa yaitu Pesiden dan jajaran kabinetnya. Pendekatan elite memiliki dampak positif dan dampak negatif, dampak positifnya adalah bahwa model ini dibuat oleh orang – orang yang terpercaya dalam pemerintahan untuk membuat sebuah kebijakan yang berguna bagi negara, sedangkan dampak negatif model ini adalah seringkali dalam pengambilan kebijakan, para elite tidak membuat sebuah kebijakan berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga model ini menjadi tidak ideal karena tidak mampu untuk mewadahi aspirasi masyarakat secara luas. Pada umumnya model ini menjadikan pemerintahan yang konservatif dan mempertahankan status quo bahkan peraturan yang dibuat sering dilanggar juga oleh elite-nya sendiri. Contoh : tindakan Menteri Keuangan, Agus DW Martowardoyo dan juga Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak yang meminta revisi untuk Perpres Nomor 86 Tahun 2011 terkait studi kelayakan (feasibility study/FS) megaproyek infrastruktur tersebut. PU dan Kementerian Keuangan akan mengajukan revisi kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang notabene revisi Perpres tersebut terkait pemisahan studi kelayakan, antara proyek jembatan dengan kawasan strategis di sekitar jembatan, dan pembiayaan studi kelayakan proyek jembatan yang menggunakan dana APBN. Belum pernah ada sejarahnya seorang Menteri selaku Pembantu Presiden meminta revisi terhadap Peraturan yang dibuat oleh atasannya yaitu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

(21)

tahu dan mengerti keinginan dan aspirasi masyarakat apakah memang betul-betul masyarakat membutuhkan pengembangan KSISS atau tidak? Walaupun sudah ada Nota Kesepakatan tentang Kerjasama Antar Pemerintah Provinsi se-Wilayah Sumatera yang ditandatangani antara para Gubernur dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah se-Sumatera tanggal 30 November 2007, dan hasil evaluasi terhadap kajian yang telah dilakukan dalam rangka penyiapan pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda, termasuk hasil kajian prastudi kelayakan yang telah disampaikan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Lampung kepada Pemerintah. Dan bila hal ini terjadi, secara politik pemerintah tidak memberikan curahan perhatian kepada masyarakat khususnya yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa dan substansi dari kebijakan langsung ke masyarakat luas sebagai pengguna jasa dari pengembangan pembangunan KSISS.

Dalam mengambil suatu kebijakan, Metode elite politik dapat kita lihat menjadi 3 (tiga) metode yaitu :

a. Metode Posisi

b. Metode Regulasi

c. Metode Pengaruh

Dilihat dari perilakunya, Elite politik terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Elit politik konservatif : elite yang berupaya untuk mempertahankan status quo, dengan jalan kolaborasi.

b. Elite politik liberal : elite yang berupaya untuk memberi pelayanan sebaik mungkin kepada setiap warga negara tanpa melihat perbedaan sosial, ekonomi, budaya dan status dalam sistem politik.

2. Teori munculnya elite penentu dengan menggunakan pendapat Mills yangmengemukakan tiga teori sebagai berikut :

a. Elite Bisnis dengan ekonomi. b. Elite Politik dengan kebijakan. c. Elite Militer dengan teori dominiasi.

3. Fungsi-fungsi elite dengan mengadaptasi pada Talcot Parsons dan Batzell yang mengemukakan fungsi elite yang berbeda.

4. Faktor-faktor yang berpengaruh pada elite penentu yang meliputi : a. Pertumbuhan penduduk.

b. Spesialisasi jabatan.

c. Pertumbuhan organisasi formal atau birokrasi d. Perkembangan keragaman moral.

5. Peranan Simbolis elite penentu yang meliputi : a. Macam-macam lambang kolektif.

(22)

c. Fungsi instrumental dan simbolik.

5.5.3 Teori Elite Ekonomi

Untuk memahami teori elite politik sebagai kajian politik dapat dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut :

1. Berbagai pengertian elite ekonomi yang dikaji dari sudut pandang kelas yakni kelas masyarakat memiliki kekayaan.

2. Pada bagian selanjutnya bahasan konsep kelas sosial tentang elite ekonorni dengan mengacu pada standar hidup tertentu, cara hidup tertentu yang dapat menempatkan kelas sosial pada prestise hidup dan pada tahap ini dapat dikategorikan elite ekonomi.

3. Selanjutnya mengkaji konsep kelas secara klasik yang dapat kontradiksi dengan konsep elite ekonomi disertai pemuncakan.

4. Pandangan yang konsensus atas pengertian konsep kelas sebagai kajian elite ekonomi yang berorientasi pada Karl Marx.

5. Pengintegrasian konsep kelas menengah di Indonesia yang di identik dengan elite ekonomi.

V. Simpulan

Kawasan Strategis adalah kawasan yang mencakup kepentingan dan prioritas bidang-bidang dalam hal kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, kegiatan industri, pariwisata dan suaka alam.

Infrastruktur adalah dapat merujuk pada teknologi informasi, saluran komunikasi formal dan informal serta alat-alat pengembangan perangkat lunak, jaringan sosial politik atau kepercayaan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Dalam konseptual gagasan bahwa struktur pengorganisasian merupakan penyediaan infrastruktur dan dukungan untuk sistem atau bagi layanan organisasi seperti dalam sebuah kota, negara, perusahaan, atau kumpulan orang dengan kepentingan umum.

(23)

luar biasa, makanya ini disebut megaproyek yang langsung di bawah Presiden. Lembaga pelaksananya adalah Badan Pengembangan yang merupakan Lembaga Pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dimana di dalamnya ada Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana.

Yang menjadi target utama yang ingin dicapai dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan KSISS adalah memperkokoh kesatuan nasional dan meningkatkan integrasi perekonomian Jawa dan Sumatera pada khususnya dengan melakukan langkah-langkah secara terkoordinasi, sistematis, terarah, dan terpadu bersifat lintas sektor dan padat modal, maka diperlukan pengaturan khusus mengenai pengusahaan dan pembentukan kelembagaan yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam pengembangan KSISS.

Yang pasti proyek ini sudah dimulai tahapannya, Pemerintah harus serius menjalankannya. JSS akan membangkitkan “kebanggaan nasional”. Selama ini bangsa kita mengalami krisis jatidiri, kehilangan kebanggaan sebagai bangsa besar dan bermartabat di dunia. Walaupun KSISS dan JSS bukan satu-satunya cara dan bukan satu-satunya penanda kebesaran bangsa kita namun setidaknya secara psikologis-politis KSISS dan JSS bisa membangkitkan kepercayaan diri dan semangat ke-Indonesiaan kita yang kian meredup di tengah fenomena degradasi semangat nasionalisme.

Jikalau proyek ini berhasil, maka diharapkan nanti akan menular nilai strategis positifnya ke pengembangan kawasan lainnya seperti Kalimantan, agar Kalimantan juga bisa lebih maju lagi, nanti kita akan mengembangkan kawasan Sulawesi terus Papua terus ke pulau-pulau lainnya. Jikalau semua pulau sudah berkembang pesat dan maju maka persatuan dan kesatuan bangsa semakin kokoh dan kuat. Ketimpangan wilayah akan bisa diminimalisir, roda ekonomi juga berkembang. Diharapkan tidak ada Provinsi/ daerah yang tertinggal lagi sehingga pemerataan pembangunan di Indonesia bisa terwujud sesuai dengan cita-cita luhur Pancasila Sila ke-5 : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(24)

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut bersifat memonopoli paksa semua masyarakat, dalam artian pemerintah memaksakan kehendaknya tanpa perlu tahu dan mengerti keinginan dan aspirasi masyarakat apakah memang betul-betul masyarakat membutuhkan pengembangan KSISS atau tidak? Walaupun sudah ada Nota Kesepakatan tentang Kerjasama Antar Pemerintah Provinsi se-Wilayah Sumatera yang ditandatangani antara para Gubernur dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah se-Sumatera tanggal 30 November 2007, dan hasil evaluasi terhadap kajian yang telah dilakukan dalam rangka penyiapan pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda, termasuk hasil kajian prastudi kelayakan yang telah disampaikan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Lampung kepada Pemerintah. Dan bila hal ini terjadi, secara politik pemerintah tidak memberikan curahan perhatian kepada masyarakat khususnya yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa dan substansi dari kebijakan langsung ke masyarakat luas sebagai pengguna jasa dari pengembangan pembangunan KSISS.

DAFTAR PUSTAKA

David C. Korten, The Post-Corporate World: Life After Capitalism, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2002

George Ritzer-Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Edisi ke-6, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2003

Grigg, Neil, Infrastructure Engineering and Management. John Wiley and Sons, 1988

Hudiyanto, Ekonomi Politik, Penerbit Bumi Aksara, 1992

http://www.djpp.depkumham.go.id 27 April 2007 diunduh tanggal 4 Oktober 2012

http://anokjang.multiply.com/recipes/item/4 diunduh tanggal 9 Oktober 2012

http://hati.unit.itb.ac.id/?p=440, diunduh tanggal 2 Oktober 2012

http://www.slideshare.net/DadangSolihin/perencanaan-spasial-kawasan-khusus 28 Mei 2012 diunduh tanggal 4 Oktober 2012

http://politik.news.viva.co.id/news/read/302264-isi-kesepakatan-sby-dan-partai-koalisi

edisi Kamis, 5 April 2012, diunduh tanggal 2 Oktober 2012

(25)

Kamus Analisa Politik, Jack C. Plano, Robert E. Riggs, Helenan S. Robin, CV. Rajawali, Jakarta, 1985

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2011, Maret 2012, diunduh tanggal 2 Oktober 2011

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Proyek Kawasan Terpadu dan JSS Tak Terpisah, Tim Pengelola Website Kemenperin, PUSDATIN 2012

Makalah_PS_JSS_Butaru_Nov08__Edit Jurnalis + Redaksi, SEGERA BANGUN JEMBATAN SELAT SUNDA! oleh: Dr. Ir. I.F. Poernomosidhi Poerwo, M.Sc, MCIT, MIHT Tenaga Ahli Fungsional Ditjen Penataan Ruang Departemen PU, diunduh pada 2 Oktober 2011.

PEMBANGUNAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA, A. Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Selaku Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda, PUBLIC WORKS DAY, 4 Mei 2012, diunduh tanggal 2 Oktober 2012

Sustaining Partnership, Media Informasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta, Konektivitas Enam Koridor Ekonomi, Edisi Khusus Konektivitas Nasional 2011, diunduh tanggal 2 Oktober 2011

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444)

(18 Oktober 2004), diunduh pada 2 Oktober 2011.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725)

(26 April 2007), diunduh pada 2 Oktober 2011.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833)

(10 Maret 2008), diunduh pada 2 Oktober 2011.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG TIM NASIONAL PERSIAPAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA (28 Desember 2009), diunduh pada 2 Oktober 2011.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

(26)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025

(20 Mei 2011), diunduh tanggal 2 Oktober 2011.

Wiratman Wangsadinata, ROOSSENO: JEMBATAN DAN MENJEMBATANI, BUKUOBOR, 2008

Referensi

Dokumen terkait

Karakter bobot biji basah per buah juga dapat digunakan secara tidak langsung untuk seleksi bobot kering per biji baik berdasar pada nilai koefisien keragaman genotipik (11,9%),

Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan format esai, disertai judul pada masing-masing bagian artikel, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa

Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sindhvananda (2005) perbandingan parecoxib dengan tramadol untuk nyeri pasca operasi apendektomi adalah parecoxib digunakan untuk nyeri ringan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan (1) dalam memberikan perlindungan hukum secara preventif peraturan yang di buat untuk melindungi saksi

Dalam ruang perawatan, kebutuhan fisik bagi orang lanjut usia dikerjakan oleh orang-orang yang telah dilatih dan dapat berbuat seperti di rumah sakit bila memang diperlukan

Pendirian PT Krakatau Medika merupakan bagian dari proses reorganisasi & restrukturisasi PT Krakatau Steel (Persero) pada tahun 1996, dimana PT Krakatau Steel (Persero)

Bobo t Prior itas Riset Rintisan Terdepan Riset Teknologi Tinggi Riset Maju Manufaktur Riset Terapan Manufaktur Riset Maju berbasis SDA Riset Terapan berbasis SDA..