• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN KOMUNIKASI PENDEKATAN KUALITA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN KOMUNIKASI PENDEKATAN KUALITA (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Judul

METHODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF

UNIVERSITAS : MERCU BUANA (KRANGGAN) TA 2014-2015 FAKULTAS : IKMU KOMUNIKASI

JURUSAN :

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF KELAS : PKK

DOSEN : DRS HASYIM ALI IMRAN , MSi.

SAP

Fakultas Program

Studi

Tatap

Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ilmu Komunikasi

Program Studi Humas

(2)

PERTEMUAN

KE : MATERI AJAR OUT PUT OUTCOMES

1 Pengertian Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif

-asumsi filosofis -- -free Will -value – free value

-aphosteriori -konseptualisasi

-penggunaan teori sebatas konsep2 teoritik

Mahasiswa memahami Inti persoalan komunikasi Kualitatif

Mahasiswa bisa membedakan Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif dari Penelitian Komunikasi Pendekatan Kuantitatif

2 Persimpangan dalam Penelitian kualitatif bersasis teks dan berbasis field.

3

4 Permasalahan dan merumuskan masalah

penelitian kualitatif Mahasiswa memahami dan mengerti cara merumuskan masalah penelitian dalam penelitian kualitatif

Mahasiswa dapat melakukan perumusan penelitian komunmikasi kualitatif

5 Paradigma Teori yang relevan dengan

penelitian pendekatan Kualitatif Mahasiswa memahami eksistensi teori yang relevan dengan Paradigma Teori yang relevan dengan penelitian komunikasi pendekatan kualitatif

Mahasiswa dapat menerapkan penggunaaan teori-teori yang relevan dengan paradigma2 teori yang bersifat kualitatif

6 Paradigma Penelitian yang relevan dengan penelitian Pendekatan Kualitatif

7 Resume materi kuliah dan kisi-kisi soal

ujian UTS Mahasiswa ter-refresh terkait dengan materi kuliah yang sudah diberikan

Mahasiswa diharapkan mampu menjawab soal-soal ujian mid test.

8 UTS Bahan : Materi ajar K 1-7 Mahasiswa dapat Menguasai materi yang ditanyakan dalam UTS menurut materi K 1-7

9

Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks :

1) Semiotika :

Mahasiswa dapat memutuskan dengan tepat untuk mengadopsi suatu metode analisis teks yg relevan dengan subyek analisis teks dalam penelitian komunikasi kualitatif

10

Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Saussure dan Model Pierce

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Model Saussure

Mahasiswa dapat melakukan analisis tesk dengan berbasiskan model analisis teks semiotika Model Saussure

11 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Semiotika Sosial MAK Halliday

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Model Pierce

Mahasiswa dapat melakukan analisis tesk dengan berbasiskan model analisis teks semiotika Model Pierce

12 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Semiotika Sosial Van Leuuween

Mahasiswa dapat melakukan analisis tesk dengan berbasiskan model analisis teks semiotika Sosial Van Leuuween

(3)

13 Pendekatan Kualitatif Berbasis

berbasiskan model analisis teks Analisis Teks Marxis

14 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Model Analisis Teks Framing Model Gamson-Modigliani

Mahasiswa dapat memahami cara dalam menggunakan model analisis teks berbasis Model Analisis Teks Framing Model Gamson-Modigliani

Mahasiswa dapat melakukan analisis teks dengan berbasiskan model analisis teks berbasis Model Analisis Teks Framing Model Gamson-Modigliani

15 Penelitian Komunikasi Pendekatan Kualitatif Berbasis Teks : Aplikatif : Critical Discourse

Mahasiswa dapat melakukan analisis teks dengan berbasiskan model Critical Discourse

Analysis : Norman Fairclough

16 UAS Bahan : Materi ajar : 9-15 Mahasiswa dapat Menguasai materi yang ditanyakan dalam UAS menurut materi K 9-15

Designed by hasyim ali imran

15 85021 Nama : Drs. Hasyim Ali Imran, MSi. nai aplikasi Model Analisis Teks Norman Fairclough

Pembahasan

(4)

Aplikasi Model Analisis Teks Norman Fairclough Sumber Dasar Model analisis Teks Norman Fairclough

Analisis Teks Norman Fairclough dalam kepentingan ini, mengacu pada karyanya berjudul, Analysing Discourse-Textual Analysis for Sosial Research, 2005, London and New York, Routledge, p. 191-195. Dalam bagian ini ia menyebutkan secara rinci mengenai analisis teks itu. Seperti dikatakannya, bahwa In the following cheklist, I have summarized in the form of question the main issues in textual analysis discussed in previous chapter, and indicated in which chapter they were discussed.

1. Social events

What social events, and what chain of social events, is the text a part of ?

What social practice or network of social practices can the events be referred to, be seen as framed within ? Is the text part of chain or network of texts ?

2. Genre

Is the text situated within a genre chain ? Is the text characterized by a mix of genrese ?

What genres does the tex draw upon, and what are their characteristics(in term of activity, Social Relations, Communication Technologis) ?

3. Difference

Which (combination) of the following scenarios charactirize the orientation to difference in the text ?

a. an openness to, acceptanse of, recognitions of difference; an exploration of difference, as in the ‘dialogue’ in the richest sense of the term.

b. an accentuation of difference, conflict, polemik, a struggle over meaning, norm, power.

c. an attempt to resolve or overcome difference

d. a bracketing of difference, a focus on commonality, solidarity.

e. Consensus, a normalization an acceptence of differences of power which brackets or suppresses differences of meaning and over norm.

4. Intertextuality

Of relevant other texts/voices, which are in cluded, which are significantly excluded ?

Where other voices are included ? are they atributed, and if so, specificcaly or non-specifically ?

Are atributed voices directly reported (quoted), or indirectly reported ?

How are other voices textured in relation to the authorial voices, and in relation to each other ?

5. Assumptions

What existential, propositional, or value assumptions are made ? Is there a case for seeing any assumptions as ideological ?

6. Sematic/grammatical relations between sentences and clauses

What are the predominant semantic relations between sentences and clauses

(causal-reason, consequence, purpose, conditional, temporal, additive: claborative, contrastiv/concessive ?

Are there higher-level semantic relations over larger stretches of the text (e.g. problem-solution) ?

Are grammatical relations between clauses predominantly paratactic, hypotactic, or embedded ?

(5)

7. Exchanges, speech functions and grammatical mood.

What are the predominant types of exchanges (activity exchange, or knowledge xchange) and speech functions(statement, question, demand, offer) ?

What types of statement are there ( statement of fact, predictions, hypoteticals, evaluations) ?

Are there ‘methaporical’ relation between exchanges, speech functions, or types Of statement (e.g. demand which appear as statements, evaluations which appear as factual statements) ?

What is the prodiminant grammatical mood (declarative, interrogative, imperative)?

8. Discourses

What discourses are drawn upon in the text and how are they textured together ? is there a significant mixing of discourses ?

What are the features that characterize the discourses which are drawn upon (semantic relations between words, collocations, metaphors, assumptions, grammatical features – see immediately bellow) ?

9. Representation of social events

-What elements of represented social events are included or excluded, and which included elements are most salient ?

-How abstractly or concretely are social events represented ?

-How are processes represented ? What are the predominant process types (material, mental: verbal, relational, existential) ?

-Are the instances of grammatical methapor in the represantion of processes ? -How are social actors represented (activated/passivated, personal/-impersonal, named/classified, spesific/generic) ?

-How are time, space, and the relation between ‘space–times’ represented?

10. Styles

What styles are drawn upon in the text, and how are they textured together ? Is there significant mixing of styles ?

What are the features that chararactize the styles that are drawn upon ( languege’, pronunciation and other phonological features, vocabulary, metaphor, modality or evalution-see immediately, bellow for the latter two) ?

11. Modality

What do authors commit themselves to in terms of truth (epistemic modalities)? Or in terms of obligation and necessity (deontic modalities) ?

To what extent are modalities categorical (assertion, denial etc.), to what extent are they modalized (which explicit, markers of modality) ?

What level of commitment are there (high, median, low) where modalities are modalized ?

What are the markers of modalization (modal verbs, modal adverbs, etc)?

12. Evaluation

To what values (in terms of what is desirable of undesirable) do author commit themselves ?

How are values realized- as evaluative statements, statements which deontic, modalities, statemens with affective mental processes, or assumed values ?

(6)

Mengacu pada paparan Fairclough di atas, maka setelah dimodifikasi ke dalam bentuk tabel, hasilnya menjadi sbb, :

Elemen Analisis Teks Terjemahan Keterangan/Penjelasa

n

1. Social Event Teks berita itu menjadi bagian dari rangkaian peristiwa sosial apa?

2. Genre Apakah tersebut berada pada rangkaian genre berita tertentu. Atau merupakan mix genre?

3. Difference Kombinasi apa yang ada mengikuti karakteristik skenario yang diorientasikan dalam perbedaan dalam teks. Ini menyangkut keterbukaan, penerimaan, pengenalan dari perbedaan. Aksentuasi dari perbedaan, konflik, polemik, dominasi atau perjuangan atas makna, norma dan kekuasaan.

Ada tidak dalam teks yg sifatnya protagonis dan antagonis.

4. Intertextuality Kutipan2 yang dimasukkan dan yang tidak dimasukkan atau yang beratribut secara langsung atau tidak langsung. Apakah menyangkut pada pengarang atau sumber tertentu atau ada sangkutan dengan sumber lain atau sangkutan atas keduanya.

5. Assumptions Asumsi ekstensial, proporsional dan nilai yang dibuat dalam teks. Apakah ada sesuatu yang dilihat atau diasumsikan sebagai sesuatu yang bersifat klausa (kata majemuk). (kausalitas, alasan, tujuan, konsekuensi, kondisional, temporal, aditif, elaboratif, kontrastif – konsesive). Apakah ada hubungan semantic yang levelnya ditinggikan melalui penekanan yang sangat besar pada satu teks. Misalnya: Problem X Solusi . Apakah ada relasi gramatikal pada klausa-klausa yang secara predominan berbentuk para taktik (terpisah), hipotaktik (samar-samar), atau menempel (embedded). Adakah relasi khusus yang secara signifikan mengenai ekuivalen dan diffren yang dibangun di penawaran, permintaan) ? Tipe2 pernyataan apa saja yang ada di sana. Ada yang bersifat fakta, prediksi, hipotesis, evaluasi ? Adakah relasi metaforik antara pertukaran fungsi ujaran atau tipe2 pernyatan. Apakah Mood gramatika yang predominan yang terdapat dalam teks (deklaratif, interogatif, imperative) ?

8. Discourses Diskursus . Wacana apa yang digambarkan di dalam teks. Bagaimana wacana2 itu terbentuk secara bersama. Adakah percampuran yang signican dari wacana2 tersebut ? Karakeristik apa yang ada dalam fitur wacana (semantik dalam relasi kata2, kolokasi, metafora, asumsi, fitur gramatika) 9. Representation of

social events Menyangkut elemen-elemen dari representasi suatu peristiwa, apakahdimasukkan dalam teks atau tidak, atau kencenderungan untuk ditonjolkan. Bagaimana suatu peristiwa social secara abstrak atau konkrit direpresentasikan?. Bagaimana proses perepresentasiannya, tipe proses apa yang predominan, apakah material, mental, verbal, relasional dan eksistensial?. Adakah dalam proses representasi tersebut bentuk2 gramatikal yang bersifat metaphor?. Bagaimana aktor-aktor sosial direpresentasikan ? Bagaimana ruang waktu dan relasi ruang waktu direpresentasikan ? Secara rinci komponen yang perlu dijawab adalah , sbb. :

A. Elemen2 dari representasi suatu peristiwa 1. waktu dan tempat :

Di gedung KPK 2 Nov 2007. 2. Orang-orang

(7)

kepercayaan, rat, nilai, sejarah. 3. bentuk aktifitas 4. Relasi sosial, tuk institusional 5. Bahasa/tanda 6. Objects 7. Alat

B. Social event direpresentasikan secara : a. abstrak

b. konkrit

C. Bagaimana proses Representasinya ? a. material :

-aktor

-affected (korban)

b. kalimat yg dinyatakan aktor (verbal) c. mental :

-experience -fenomena d. Relational : -atribut

(pengatributan-memperlambangkan ) -Relational :

value/token f. eksistensional

D. Adakah metafor gramatika dalam representasi dari proses sosial (sosial event):

E. Representasi Sosial aktor : 1. inklusi/eksklusi

2. noun/pronoun 3. aktif/pasif 4. sonal

5. name/classified (mis. Oknum,dll 6. Spesifik/generik

F. Representasi ruang waktu dan relasi ruang waktu :

...

Contoh : (ruang dan waktu : Pak Harto setelah mengundurkan diri ke luar istana dari pintu belakang; waktu : Pembicaraan masalah Bank Century berlangsung sampai tengah malam)

10. Styles Style seperti apa yg tergambar dalam teks. Bagaimana gaya2 tersebut dibentuk bersama. Adakah campuran yang signifikan antara gaya2 tersebut? Karakteristik seperti apa yg dimiliki oleh fitur gaya2 yang digambarkan ? 11. Modality Bagaimana si penulis/pengarang berkomitmen terhadap diri mereka dalam

kerangka mengungkapkan kebenaran atau dalam terma kewajiban dan kebutuhan. Apakah mereka mengungkapkan eksistensi yg menyangkut kategori modalitas tertentu, seperti persetujuan atau penyangkalan. Apakah penanda eksplisit dari modalitas itu? Bagaimana komitmen yg dibangun pada modalitas yg dimodalisasikannya ? Apa penanda dari modalisasi itu ? 12. Evaluation Nilai-nilai apa yg diarahkan (dibawa) oleh si penulis itu ? Dengan cara apa

direalisasikannya dalam teks ?

Tabel

(8)

Elemen Analisis

Teks Temuan

1. Social Event ………..

2. Genre ... 3. Difference 1. Skenario seperti apa ?

2. Dialog seperti apa ? - Protagonis : - antagonis :

3. Aksentuasi ?: apakah bersifat : -konflik :

-polemik :

-struggle over meaning : -norma :

-dominasi/power :

--4. Memecahkan masalah dalam dialog atau membiarkan difference ?

4. Intertextuality Kutipan, text, data, ”suara lain” yang relevan : 1. included :

2. excluded :

5. Assumptions Asumsi eksistensial : Asumsi proporsional : Asumsi Ideologis :

6. Semantic/ Gramatical

relations between Sentences and clauses

Dalam teks tampak dari : A. Relasi semantik predominan : Relasi berbentuk kausalitas :

Relasi berbentuk alasan : Relasi berbentuk tujuan : Relasi berbentuk konsekuensi : Relasi berbentuk kondisional : Relasi bentuk Temporal : Relasi berbentuk aditif : Relasi berbentuk elaboratif :

Relasi berbentuk kontrastif : Relasi berbentuk konsesif :

B. Level hubungan semantikdalam teks ditinggikan melalui penekanan pada

-Problem : ... -Solusi : ...

C. Bentuk Relasi gramatikal : Para taktik : ... Hipotaktik : ... Embedded : ...

D. Relasi khusus apa yang secara signifikan dibangun di dalam teks? Apakah bersifat :

-Ekuivalen (sama) :... -Diffrence: ...

(9)

fungsi ujaran dan

gramatikal mood Tipe pertukaran : a. aktifitas –dimensi pada aktifitas non tekstual (tindakan) : b. knowledge –pertukaran pengetahuan :

B. Tipe-tipe fungsi ujaran apa saja yang ada di sana?

fungsi ujaran : a. statement : 1. fakta :

2. prediksi :

3. hipotetical : 4. evaluasi :

b. demand/permintaan : c.questions:

d.offer/penawaran :

--C. Adakah relasi metaforik antara pertukaran fungsi ujaran atau tipe-pernyataan? ...

D. Apakah Mood gramatika yang predominan yang terdapat dalam teks ?

Predominant grammatical mood : deklaratif : -

interrogative :

imperative/perintah :

8. Discourses A. Wacana Apa yang muncul dalam teks ?

...

B. Bagaimana wacana ini dibangun, adakah wacana yang signifikan ?

………..

C. Bagaimana fitur karakteristik wacananya dari sisi semantik dalam relasi kata ?

tampak pada teks melalui : 1)colocation: tampak dalam:

2) metafor : 3) asumsi :

-asumsi eksistensi: -asumsi proporcional : -asumsi nilai :

4) gramatical : -deklaratif : -- -interrogatif: -imperative : -- 9. Representation

of social events A. Peristiwa Sosial yang direpresentasikan : ... 1. waktu dan tempat : ...

2. Orang-orang (person) : kepercayaan, hasrat, nilai, sejarah : ... 3. bentuk aktifitas : ...

4. Relasi sosial, bentuk institusional : 5. Bahasa/tanda : ……… 6. Objects : ………

7. Alat : ...

B. Social event direpresentasikan secara : a. abstrak : ...

(10)

C. Bagaimana proses Representasinya, apa yang predominan?

a. proses material : -aktor : ...

-affected (terkena pengaruh/korban): ... b. Verbal (kalimat yang dinyatakan aktor): ... c. proses mental (experience): --

d. Relational :

-(1) atribut: ... -(2) value/token: ... e. eksistensional : ...

D. Adakah metafor gramatika dalam representasi dari proses sosial (sosial event):

E. Representasi Sosial aktor : 1. inklusi/eksklusi :

-Inklusi : ... -eksklusi : ... 2. Noun/pronoun :

- noun : ...

- pronoun : ... 3. Diaktifasi/dipasifasi :

-Diaktifasi : ... -Dipasifasi : ... 4. personal/impersonal:

-personal : ... -impersonal : ……… 5. name/classified :

-nama : ……… -classified :………. 6. Spesifik/generik :

- Spesifik : ... - generik : ...

10. Styles Style seperti apa yg tergambar dalam teks.:

Wartawan/media tampak memposisikan diri sebagai ……….. Bagaimana gaya-gaya tersebut dibentuk bersama :.

Adakah campuran yang signifikan antara gaya2 tersebut? :

Karakteristik seperti apa yg dimiliki oleh fitur gaya2 yang digambarkan ? :

11. Modality ...

12. Evaluation -Nilai2 apa yg diarahkan (dibawa) oleh si penulis itu ?

...

-Dengan cara apa direalisasikannya dalam teks ?

...

(11)

Hasil Analisis Teks Terhadap Berita

MI, 26/11/2007 dengan judul ‘Uang BI di Balik Dagang Pasal’

Elemen Analisis Teks Temuan

1. Social Event Laporan Koalisi Penegak Citra DPR kepada BK DPR mengenai anggota dewan penerima aliran dana Bank Indonesia (BI).

2. Genre Hard News, konstruksi wartawan mengenai Laporan Koalisi

Penegak Citra DPR kepada BK DPR mengenai anggota dewan penerima aliran dana Bank Indonesia (BI).

3. Difference 1. Skenario seperti apa ?

Skenariao diarahkan ke dalam situasi yang menunjukkan 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 memang menerima uang sogokan pihak BI terkait proses pembahasan sejumlah RUU dan anggaran BI di DPR. Ini tampak dalam

judul: “Uang BI di Balik Dagang Pasal; p. 1, “….Para anggota dewan itu diduga telah menerima uang dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pembahasan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) dan anggaran BI pada 2004. Totalnya Rp 4,5 miliar.”

2. Dialog seperti apa ?

- Protagonis : - antagonis :

dialog diarahkan ke arah antagonis, yakni pada penguatan situasi yang menunjukkan bahwa pihak DPR memang terlibat suap-menyuap dalam urusan pembahasan RUU menyangkut BI. Ini tampak dari teksasi dalam : p.2, ”... terlepas dari keengganan BK untuk mengusut , dari dokumen yang beredar, praktik jual beli pasal dalam pembahasan sejumlah RUU terkait BI memang terjadi pada 2004.”; p.5, ”Setelah berkordinasi dengan para mantan anggota Panja RUU LPS yang akan menjabat kembali, telah disepakati untuk mengajukan RUU Likuidasi Bank sebagai RUU yang berdiri sendiri,” begitu bunyi surat itu. Kesepakatan itu dibanderol Rp 500 juta.”

3. Aksentuasi ?: apakah bersifat : -konflik :

-polemik :

-struggle over meaning :

aksentuasi cenderung bersifat pertarungan merebut makna, bahwa anggota dewan itu adalah pihak yang biasa meminta imbalan kepada BI agar pembahasan RUU terkait BI sesuai yg diinginkan BI. Ini tampak dari judul: “Uang BI di Balik

Dagang Pasal”; p. 1, “Koalisi Penegak Citra DPR pada 20 Agustus 2007 melaporkan 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 kepada Badan Kehormatan (BK) DPR. Para anggota dewan itu diduga telah menerima uang dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pembahasan sejumlah

(12)

2004. Totalnya Rp 4,5 miliar.”; p.8, “Pembahasan RUU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan RUU Kepailitan juga tak lupus dari transaksi senilai Rp 2,6 miliar. Uang BI itu dikucurkan …..karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi.”; p. 10, “Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004 pun tak lupus dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta.”

-norma :

-dominasi/power :

--4. Memecahkan masalah dalam dialog atau membiarkan difference ?

Sifatnya cenderung bersifat memecahkan karena media menunjukkan bahwa perbuatan suap-menyuap itu termasuk tindak pidana korupsi. Ini tampak dalam p. 11, ”Transaksi pasal itu jelas melanggar Pasal 5 dan Pasal 11 UU 31/1999 jo UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pemberi dan penerima uang yang terkait jabatan diancam minimal satu tahun dan maksimal lima tahun.” 4. Intertextuality Kutipan-kutipan yang dimasukkan dan yang tidak dimasukkan

atau yang beratribut secara langsung atau tidak langsung. Apakah menyangkut pada pengarang atau sumber tertentu atau ada sangkutan dengan sumber lain atau sangkutan atas keduanya.

Kutipan, text, data, ”suara lain” yang relevan :

1. included :

Kutipan-kutipan yang diambil berdasarkan data Koalisi Penegak Citra DPR. Kutipan ini diteksasi dalam : p.5, ”Setelah berkordinasi dengan para mantan anggota Panja RUU LPS yang akan menjabat kembali, telah disepakati untuk mengajukan RUU Likuidasi Bank sebagai RUU yang berdiri sendiri,” begitu bunyi surat itu. Kesepakatan itu dibanderol Rp 500 juta.”; p. 7, “ ….Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta”; p. 8, ”….juga tak luput dari transaksi senilai Rp 2,6 miliar…..”; dan p. 10. “….. pun tak luput dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta.”

2. excluded :

-“….Sembilan dari 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999–2004 yang diduga menerima aliran dana BI ternyata masih aktif sebagai anggota legislatif. Untuk memastikan nama-nama itu, rencananya hari ini Badan Kehormatan (BK) DPR akan kembali memanggil Koalisi Penegak Citra DPR sebagai pihak pelapor. ………Wakil Ketua BK DPR Gayus Lumbuun “Kalau tidak salah, sekitar sembilan orang. Besok (hari ini) kita akan minta penjelasan lagi,” tegas Gayus

kemarin...” (

(13)

merajalela tanpa tersentuh hukum sama sekali. Demikian disampaikan Wakil Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Danang Widiyoko saat dihubungi SH, Senin (12/11). “DPR harus menjadi domain utama. KPK harus punya target utama ke DPR karena DPR itu merupakan ujung dari serangkaian korupsi,” katanya. Dia menilai, sejak KPK berdiri, banyak dugaan korupsi yang melibatkan anggota DPR tidak pernah tersentuh. Selama ini, KPK hanya melakukan tindakan hukum kepada birokrasi dan pimpinan proyek (pimpro). Kegiatan mereka padahal juga melibatkan anggota Dewan. Akibat dari pemeriksaan “tebang pilih” tersebut, kasus pemberian dana kepada anggota Dewan maupun percaloan terus muncul. ……..Dengan menggunakan dana yayasan itu pula, kerugian negara dapat diminimalkan. “Selama ini KPK belum berhasil mendorong DPR, padahal banyak contohnya, seperti dana DKP, dana ……..dan sekarang dana BI. Makanya, BI ini harus menjadi pintu masuk KPK supaya penyelesaian kasus ini tuntas,” (Sinar Harapan, 12 November 2007, dalam

http://antikorupsi.org/indo/content/view/11642/6/.

5. Assumptions Asumsi ekstensial, proporsional dan nilai yang dibuat dalam teks. Apakah ada sesuatu yang dilihat atau diasumsikan sebagai sesuatu yang bersifat ideologi ?

Asumsi eksistensial : Anggota dewan terlibat suap-menyuap dengan BI

Asumsi proporsional : Anggota dewan terlibat suap-menyuap dengan BI terkait urusan pembahasan RUU menyangkut BI di parlemen.

(14)

upaya memenangkan pertarungan merebut makna, bahwa anggota dewan itu adalah pihak yang biasa meminta imbalan kepada BI agar pembahasan RUU terkait BI sesuai dgn yg diinginkan BI. Ini tampak dari judul: “Uang BI di Balik Dagang Pasal”; p. 1, “Koalisi Penegak Citra DPR pada 20 Agustus 2007 melaporkan 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 kepada Badan Kehormatan (BK) DPR. Para anggota dewan itu diduga telah menerima uang dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pembahasan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) dan anggaran BI pada 2004. Totalnya Rp 4,5 miliar.”; p.8, “Pembahasan RUU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan RUU Kepailitan juga tak lupus dari transaksi senilai Rp 2,6 miliar. Uang BI itu dikucurkan …..karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi.”; p. 10, “Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004 pun tak lupus dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta.”

6. Semantic/Gramatical relations between Sentences and clau- ses

Relasi dalam teks, sbb.:

A. Relasi semantik :

Relasi berbentuk kausalitas :

p.2,”....BK DPR belum menindaklanjuti pengaduan koalisi karena nama yang diadukan tidak lengkap...”

Relasi berbentuk alasan :

p.2, ”...nama yang diadukan tidak lengkap...” Relasi berbentuk konsekuensi :

p.13, ”...Apakah uang itu benar-benar mengalir ke Senayan, tentu menjadi tugas BK DPR untuk membuktikannya.”

Relasi berbentukkondisional : Relasi berbentuk temporal: -- Relasi berbentuk elaboratif : Relasi berbentuk kontrastif :

p.2, ”...Terlepas dari keengganan BK untuk mengusut, dari dokumen yang beredar, praktik jual beli pasal dalam pembahasan sejumlah RUU terkait BI memang terjadi pada 2004.”

Relasi berbentuk Aditif:

B. Level hubungan semantikdalam teks ditinggikan melalui penekanan pada

-Problem :

Level hubungan semantik cenderung ditinggikan melalui penekanan pada problem dalam proses pengusutan aliran dana BI, yakni yang dilakukan BK DPR terhadap anggota yang diduga menerima aliran dana BI.

-Solusi :

C. Bentuk Relasi gramatikal : Para taktik :

Hipotaktik : Embedded :

(15)

masih merupakan lanjutan sebelumnya menyangkut isi laporan Koalisi Penegak Citra DPR.

D. Relasi khusus apa yang secara signifikan dibangun di dalam teks? Apakah bersifat :

-Ekuivalen (sama) : -Diffrence:

Cenderung bersifat difference yang sifatnya mengarah pada pembenaran terjadinya aliran dana lewat transaksi jual beli pasal antara BI dan anggota Komisi IX periode 1999-2004 dalam proses pembahasan sejumlah RUU dan anggaran BI. 7. Pertukaran, fungsi

ujaran dan gramatikal mood

Bentuk pertukaran dan ujaran dalam teks sbb.:

A. Bentuk-bentuk pertukaran?

Tipe pertukaran :

a. aktifitas –dimensi pada aktifitas non tekstual (tindakan) :

b. knowledge –pertukaran pengetahuan :

lebih banyak pertukaran pengetahuan karena cenderung menggambarkan data transaksi jual beli pasal.

B. Tipe-tipe fungsi ujaran apa saja yang ada di sana.?

fungsi ujaran : a. statement : 1. fakta : 2. prediksi : 3. evaluasi :

p.2, ”...Terlepas dari keengganan BK untuk mengusut, dari dokumen yang beredar, praktik jual beli pasal dalam pembahasan sejumlah RUU terkait BI memang terjadi pada 2004.”

p.11, Transaksi pasal itu jelas melanggar Pasal 5 dan Pasal 11 UU 31/1999 jo UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pemberi dan penerima uang yang terkait jabatan diancam penjara minimal satu tahun dan maksimal lima tahun.

b. offer/penawaran : ----

C. Adakah relasi metaforik antara pertukaran fungsi ujaran atau tipe-tipe pernyataan?

Judul : Uang BI di Balik Dagang Pasal;

p.2, ”...praktik jual beli pasal....”;

p,5, Kesepakatan itu dibanderol Rp.500 juta.;

p.7, ”...perlunya pertemuan informal dengan 18 orang anggota Komisi IX di Hotel Mulya...Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta.”; p.8, ”...Uang BI itu dikucurkan , ...karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi; p.13, ”...Apakah uang itu benar-benar mengalir ke Senayan, tentu menjadi tugas BK DPR untuk membuktikannya.”

p.10, Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004

pun tak luput dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta.

(16)

Predominant grammatical mood : a . deklaratif :

b. interrogative :

Mood gramatika yang predominan dalam teks cenderung interrogative yang mempertanyakan mengapa para anggota dewan yang diduga menerima aliran masih belum juga diperiksa.

c. imperative/perintah :

8. Discourses A. Wacana Apa yang muncul dalam teks ?

+ Anggota DPR Pendukung kasus Suap BI.

B. Bagaimana wacana ini dibangun, adakah wacana yang signifikan ?

+Dibangun melalui sejumlah relasi metaforik antara pertukaran fungsi ujaran atau tipe-tipe pernyataan yang sifatnya menggambarkan memang terjadi transaksi jual beli pasal dalam roses pembahasan RUU antara Komisi IX DPR periode 1999-2004 dan BI, sebagaimana tampak dalam sejumlah paragraf dan judul, yakni : Judul : Uang BI di Balik Dagang Pasal; p.2, ”...praktik jual beli pasal....”; p,5, Kesepakatan itu dibanderol Rp.500 juta.; p.7, ”...perlunya pertemuan informal dengan 18 orang anggota Komisi IX di Hotel Mulya...Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta.”; p.8, ”...Uang BI itu dikucurkan , ...karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi; p.13, ”...Apakah uang itu benar-benar mengalir ke Senayan, tentu menjadi tugas BK DPR untuk membuktikannya.”; p.10, Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004 pun tak luput dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta.

.

C. Bagaimana fitur karakteristik wacananya dari sisi relasi semantik kata ?

Fitur karakteristik wacana dari sisi relasi semantic di antara kata-kata ditemukan pada teks melalui :

1)colocation:

p.2, “Terlepas dari keengganan BK....”; p.6, Komisi IX dan BI...Komisi IX pada 15 September 2004...”

2) metafora :

Judul : Uang BI di Balik Dagang Pasal;

p.2, ”...praktik jual beli pasal....”;

p,5, Kesepakatan itu dibanderol Rp.500 juta.;

p.7, ”...perlunya pertemuan informal dengan 18 orang anggota Komisi IX di Hotel Mulya...Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta.”; p.8, ”...Uang BI itu dikucurkan , ...karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi;

p.10, Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004

pun tak luput dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta.

p.13, “…….mengalir ke Senayan,…….”

(17)

-asumsi eksistensi: BI suap anggota Dewan Komisi IX periode 1999-2004.

-asumsi proporcional : BI suap anggota Dewan Komisi IX periode 1999-2004

terkait kepentingan pembahasan RUU dan anggaran BI.

-asumsi nilai : BI suap anggota Dewan Komisi IX periode 1999-2004 terkait kepentingan pembahasan RUU dan anggaran BI adalah melanggar UU TIPIKOR dan Kode Etik DPR.

4) gramatical : fitur gramatical cenderung mengarah pada predominan mood bersifat interrogative yang mempertanyakan mengapa para anggota dewan yang diduga menerima aliran masih belum juga diperiksa

9. Representation of social events

A. Peristiwa Sosial yang direpresentasikan :

Laporan Koalisi Penegak Citra DPR kepada BK DPR mengenai anggota dewan penerima aliran dana Bank Indonesia (BI).

1. waktu dan tempat :

20 Agustus 2007 di Gedung MPR/DPR Jakarta

2. Orang-orang (person), kepercayaan, hasrat, nilai, sejarah : Koalisi Penegak Citra DPR

3. bentuk aktifitas :

--4.Relasi sosial, bentuk institusional : Koalisi Penegak Citra DPR; BK DPR; BI

5. Bahasa/tanda :

p.5, berkoordinasi; p.7, pertemuan informal.

6. Objects :

BI dan 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004

7. Alat :--

B. Social event direpresentasikan secara : a. abstrak :

b. konkrit:

Digambarkan secara konkrit mengenai pelaporan koalisi atas 16 anggota penerima aliran dana BI kepada BK pada 20 Agustus 2007.

c. proses material :

-aktor :

aktor protagonis disebut secara konkrit : Koalisi Penegak Citra DPR. Sedang aktor antagonis secara abstrak : 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 yang diduga menerima aliran dana BI sebesar Rp 4,5 miliar.

-affected (korban) : 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 yang diduga menerima aliran dana BI sebesar Rp 4,5 miliar.

d. kalimat yang dinyatakan aktor (proses verbal):

e. proses mental : -- f. Relational :

1. atribut (pengatributan-memperlambangkan )

(18)

kasus penyuapan BI terhadap 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 berkaitan dengan upaya memperlancar pembahasan sejumlah RUU dan anggaran BI.

2. relational : value/token :

Koalisi Penegak Citra DPR Penempatan Koalisi Penegak Citra DPR sebagai aktor pelapor secara relasional mengandung nilai bahwa posisi pelapor adalah sebagai institusi yang berkomitmen tinggi terhadap pemberantasan korupsi.

g. eksistensional : ==

C. Adakah metafor gramatika dalam representasi dari peristiwa sosial (sosial event):

Tampak dari teksasi dalam : Judul : Uang BI di Balik Dagang Pasal; p.2, ”...praktik jual beli pasal....”; p,5, Kesepakatan itu dibanderol Rp.500 juta.; p.7, ”...perlunya pertemuan informal dengan 18 orang anggota Komisi IX di Hotel Mulya...Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta.”;

p.8, ”...Uang BI itu dikucurkan , ...karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi; p.10, Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004 pun tak luput dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta; dan p.13, “…….mengalir ke Senayan,…….”

D. Sosial aktor :

1. inklusi : Koalisi Penegak Citra DPR

2.eksklusi : 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004; Kepala Biro Gubernur; Deputi Gubernur BI;BK DPR. 3. -noun : --.

-pronoun:

16 anggota dewan yang menerima dana; Kepala Biro Gubernur; Deputi Gubernur BI

4. aktif/pasif :

-diaktifasi : Koalisi Penegak Citra DPR

-dipasifasi : 16 anggota dewan yang menerima dana; Kepala Biro Gubernur; Deputi Gubernur BI; BK DPR.

5.Impersonal : 16 anggota dewan yang menerima dana; Kepala Biro Gubernur; Deputi Gubernur BI

6. name:

-classified : yang menerima dana . 7. Spesifik :

8. generik : --

10. Styles Wartawan/media tampak mengambil posisi ”bersatu” dengan

sumber tunggal (Koalisi Penegak Citra DPR) sebagai penekan pihak yang terlibat dalam peroses pengusutan aliran dana BI, yaitu BK DPR dan KPK.

11. Modality

--12. Evaluation Nilai2 apa yang diarahkan (dibawa) oleh si penulis itu ?

+Nilai-nilai tekanan yang diskursif terhadap BK DPR agar memeriksa anggota dewan yang diduga menerima suap BI.

Dengan cara apa direalisasikannya dalam teks ?

(19)

melalui metafor gramatika dalam judul dan sejumlah paragraf yang secara relasional mengatribusikan pandangan wartawan bahwa memang terjadi kasus penyuapan BI terhadap 16 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 berkaitan dengan upaya memperlancar pembahasan sejumlah RUU dan anggaran BI. Metafor dimaksud yaitu : Judul : Uang BI di Balik Dagang Pasal; p.2, ”...praktik jual beli pasal....”; p,5, Kesepakatan itu dibanderol Rp.500 juta.; p.7, ”...perlunya pertemuan informal dengan 18 orang anggota Komisi IX di Hotel Mulya...Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta.”; p.8, ”...Uang BI itu dikucurkan , ...karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi; p.10, Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004 pun tak luput dari transaksi dana sebesar Rp 650 juta; dan p.13, “…….mengalir ke Senayan,…….”

4. Contoh cara mendeskripsikan hasil analisis teks Model analisis Teks Norman Fairclough

Dengan mengacu pada hasil analisis teks terhadap berita MI, 26/11/2007 yang berjudul ‘Uang BI di Balik Dagang Pasal’ , maka di antaranya berupa “Wacana bahwa anggota DPR sebagai ‘pelatih’ itu, pada fase penyelidikan ini juga dapat diketahui dari konstruksi wartawan mengenai realitas ‘Laporan Koalisi Penegak Citra DPR kepada BK DPR mengenai anggota dewan penerima aliran dana Bank Indonesia (BI)’. Hasil konstruksi mereka sendiri diteksasikan dalam Hard News bertajuk ‘Uang BI di Balik Dagang Pasal’ dalam Media Indonesia edisi 26/11/2007. Melalui pewacanaan bahwa Anggota DPR Pendukung kasus Suap BI, itu, peran ‘pelatih‘ dalam kasus aliran dana BI tadi, dilakukan pihak media di antaranya melalui sejumlah bangunan relasi metaforik antara pertukaran fungsi ujaran atau tipe-tipe pernyataan yang sifatnya menggambarkan memang terjadi transaksi jual beli pasal dalam roses pembahasan RUU antara Komisi IX DPR periode 1999-2004 dan BI, sebagaimana tampak dalam sejumlah paragraf dan judul, yakni : Judul : Uang BI di Balik Dagang Pasal; p.2, ”...praktik jual beli pasal....”; p,5, Kesepakatan itu dibanderol Rp.500 juta.; p.7, ”...perlunya pertemuan informal dengan 18 orang anggota Komisi IX di Hotel Mulya...Pertemuan itu membutuhkan dana Rp 540 juta.”; p.8, ”...Uang BI itu dikucurkan , ...karena seluruh high call pada dua RUU itu telah berhasil diakomodasi; p.13, ”...Apakah uang itu benar-benar mengalir ke Senayan, tentu menjadi tugas BK DPR untuk

membuktikannya.”; p.10, Penundaan pembahasan amandemen UU BI pada 2004

(20)

tadi, secara relasional mengandung nilai bahwa posisi pelapor adalah sebagai institusi yang berkomitmen tinggi terhadap pemberantasan korupsi.

Selain itu, dalam pewacanaannya, media juga melakukan upaya-upaya lain untuk menguatkan pewacanaan bahwa anggota dewan itu sebagai ‘pelatih’ dalam kasus aliran dana BI ini. Hal ini misalnya seperti terlihat melalui Relasi berbentuk kontrastif yang terdapat dalam berita, misalnya seperti terlihat dalam p.2, ”...Terlepas dari keengganan BK untuk mengusut, dari dokumen yang beredar, praktik jual beli pasal dalam pembahasan sejumlah RUU terkait BI memang terjadi pada 2004.” Juga melalui asumsi yang dibangun media, bahwa Anggota DPR itu disuap BI terkait kepentingan pembahasan RUU dan anggaran BI, sebagaimana terlihat dari judul berita, Uang BI di balik Dagang Pasal; p.2, “….Terlepas dari keengganan BK untuk mengusut, dari dokumen yang beredar, praktik jual beli pasal dalam pembahasan sejumlah RUU terkait BI memang terjadi pada 2004.”; p.5, “Setelah berkoordinasi dengan para mantan anggota Panja RUU-LPS yang akan menjabat kembali, telah disepakati untuk mengajukan RUU Likuidasi Bank sebagai RUU yang berdiri sendiri, “begitu bunyi surat itu. Kesepakatan itu dibanderol Rp 500 juta.”1

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Althusser, Louis, Tentang Ideologi, Marisma Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies, terjemahan Olsy Vinoli Arnof, Bandung, Jalasutra, 2005, hlm. xxiv.

Curran, James, Gurevitch and Woollacott, The Study of the media : Theoretical Approaches., p. 18.

Departemen Ilmu Komunikasi,FISIP UI, (2004-2006), Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi Thesis Vol III (2) 2004; Thesis Vol III (3) 2004; Vol IV (3) 2005; Thesis Vol V (1) 2006.

Eriyanto , (2001), Analisis Wacana, Pengantar analisis Teks Media, Yogyakarta, LKiS, hlm. 288.

Fairclough, N. (1989). Language and Power. New York: Longman.

Fairclough, N. (1993). Critical discourse analysis and the marketization of public discourse: The universities. Discourse and Society, 4(2), 133-168.

Fairclough, Norman, 1995, Media Discourse, Voices Intertextuality, p.39.

Fairclough, Norman, 1995, Critical Discourse Analysis : The Critical Study of Language, London and New York, Longman, p.76.

Gurevith, Michael, Tony Bennett, James Curran and Woollacott, (1982), Culture, Society and The Media. Methuen London and New York, 263.

Halliday, M.A.K., Hasan, Ruqaiya, 1994, Bahasa, Konteks dan Teks, Aspek-Aspek bahasan dalam Pandangan Semiotika Sosial, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, hlm. 13-14.

Herman, Edward S., 1986, “Gatekeeper versus Propaganda Models: A Critical American Perspectif “, dalam Communicating Politics, Editor: Peter Golding; Graham Murdock and Philip Schlesinger, Leicester University Press. p.175.

(21)

Herman dan Chomsky, 1988, Manufacturing Consent The Political Economy of the Mass Media,p.2.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), 2006, Memahami Untuk Membasmi, Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, KPK, hal. 11.

Laeyendecker, L. 1983, Tata, Perubahan, Ketimpangan : Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi, Jakarta, Gramedia, hlm.361.

Littlejohn, Stephen W., Theories of Human Communication, Wardsworth, Belmont, California, 1996.

McQuail, Denis & Sven Windahl, Communication Models For The Study of Mass Communications, Longman, London, 1993.

Narendra, Pitra, 2008, ”Analisis Wacana Teun A. Van Dijk”, dalam Metodologi Riset Komunikasi, Yogyakarta, Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi Wilayah IV Yogyakarta dan Pusat Kajian Media dan Budaya Populer Yogyakarta, Cetakan I Juni 2008, hlm. 146.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,(2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, Jakarta, Balai Pustaka.

Rusadi, Udi, 1998,“Perspektif Studi Media Massa”, Jurnal Kampus Tercinta Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta, Yayasan Kampus Tercinta, hl. 5.

Rusadi, Udi, “Diskursus Kerusuhan Sosial Dalam Media Massa”, disertasi dalam Bidang Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, 2002.

Seliger, dalam John B. Thompson, Analisis Ideologi, Kritik Wacana Ideologi-ideologi Dunia, 2003, Diterjemahkan, Haqqul Yaqin, Yogyakarta, IRCiSoD, hlm. 132. Shoemaker, Pamela J., Reese dan Reese, Stephen D., 1996, Mediating The Message,

Theories of Influences on Mass Media Content,NY, Longman Publishers USA, p. 223.

Sobur, Alex, 2001, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik,Analisis Framing, Bandung, Rosdakarya, hlm. 56.

Takwin, Bagus: “Cuplikan-cuplikan Ideologi”, dalam Jurnal Filsafat Universitas Indonesia Volume I No. 2, Agustus 1999.

Tiamono, Rigakittyndya, 2008, “Analisis Wacana Norman Fairclough”, dalam Metodologi Riset Komunikasi, Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian Komunikasi, Yogyakarta, Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi Wilayah IV Yogyakarta dan Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, hlm. 151.

Thompson, John B.,(2003) Analisis Ideologi, Kritik Wacana Ideologi-Ideologi Dunia, , Diterjemahkan, Haqqul Yaqin, Yogyakarta, IRCiSoD, hlm. 132.

Werner J. Severn, James W. Tankard, Jr. Communication Theories: Origins, Methods and Uses in the Mass Media, 1997, 4th ed in Chinese, translated by Guo Zhenzhi, 2000,

Huaxia Publishing House, P.345.

Jurnal :

Universitas Indonesia, 2004, Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi Thesis Vol III (2). Universitas Indonesia, 2004, Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi Thesis Vol III (3). Universitas Indonesia, 2006, Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi Thesis Vol V (1).

Website :

Blanketguarantee,dalam: http://www.pacific.net.id/pakar/sj/permasalahan_blbi.html).

Bourdieu, Pierre, ‘Classes and Classifications’, dalam

http://www.marxists.org/reference/subject/ philosophy/works/ fr/bourdieu.htm,

Bourdieu S Theory Of Power And Practice, dalam

(22)

Djiwandono J. , Soedradjad, dalam : http://www.pacific.net.id/pakar/sj /permasalahan _blbi.html. taken on friday, March 14, 2008.

Fikom Univ Vetra Surabaya; http://digilib.petra.ac.id/viewer.php? page=8&submit.x= 19&submit.y=15&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe

%2Fs1%2Fikom%2F2005%2Fjiunkpe-ns-s1-2005-51401015-2116-feature-chapter2.pdf.

Hamad, Ibnu, (2007), Perkembangan Analisis Wacana Dalam Ilmu Komunikasi Sebuah Telaah Ringkas ccm .www.um .edu .my Hamad 2007.

Harris et al. (1989) dan Kittredge & Lehrberger (1982), dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/

Discourse_ análisis.Kleden, Ignas, Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, LP3ES, Jakarta, 1987

Klitgaard, Robert & Maclean, Ronald , “Penuntun Pemberantasan Korupsi”, sebagaimana dikutip Betty Rosalina dalam http://www.kammi. or.id/last/lihat.php? d=materi&do=view&id=240.

Luke, A. (1997). Theory and practice in critical science discourse. In L. Saha (Ed.), International encyclopedia of the sociology of education. Accessed March 6, 2003. http://www.gseis.ucla.edu/courses/ed253a/Luke/SAHA6.html

McGregor, Sue L.T., dalam, “Critical Discourse Analysis- A Primer”, dalam http://www.kon.org/ archives/forum/15-1/mcgregorcda.html.

Mosco, Vincent The Political Economy of Communication: Rethinking and Renewal, Sage, London, 1996

Namibia's Zero Tolerance for Corruption Campaign, dalam

http://www.anticorruption.info/corr def.htm/.

Novel Ali, “Ideologi Media Vs Gerakan Antikorupsi” , dalam http://www.freelists.org/

archives/ppi/03-2006/msg00142.html

Rahardjo, Turnomo,2005, ” Koran Lokal dan Ruang Publik”, dalam,

http://www.suaramerdeka.com/ harian/0502/11/ opi03.htm

Rosalina,Betty,”Korupsi dalam Perspektif Sosio-Kultural”, dalam, http://www.kammi. or.id/last/lihat.php?d=materi&do=view&id=240.

The 'Lectric Law Library,dalam http://www.lectlaw.com/def/c314.htm.

Transparency Internasional (TI) Indonesia , dalam http://www.ti.or.id/polling/9/.

Detikcom.,

http://www.detiknews.com/read/2006/01/05/185730/513489/10/pendirian-rumah-ibadah-minimal-harus-ada-100-pemeluknya).

Situs lainnya :

http://www. Wikipedia.com.

merriam-webster online dictionary, http://www.merriam-webster.com/dictionary /corrupts).

http://allword.com.

http://www.transparency.org/news_room/faq/corruption_faq.

http://www. Wikipedia.com.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan_Likuiditas_Bank_Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan_Likuiditas_Bank_Indonesia ,diambil,14/3/2008.

http://atheism.about.com/library/glossary/ general/bldef_ foucaultmichel.htm.

http://plato. stanford.edu/entries/feminist- power/#domi).

http://atheism.about.com/library/glossary/general/bldef_ideology.htm

http://www.merriam-ebster.com/cgibin/dictionary?book=Dictionary&va=hegemony.

http://en.wikipedia.org/wiki/Cultural_hegemony).

http://www.usingenglish.com/glossary/text.html.

(23)

http://www.thefreedictionary.com/ideology http://www.allwords.com/word-ideology.html

http://atheism.about.com/library/glossary/ general/bldef_ideology.htm

http://www.freelists.org/archives/ppi/03-2006/msg00142.html.

http://www.thefreedictionary.com/ideology; http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi;

Tesis dan lainnya :

Imran, Hasyim Ali,”Representasi Opini Media Dalam Konstruksi Realitas Isu Korupsi Soeharto, (Analisis Semiotika Sosial Terhadap Isu Penyelesaian Hukum Kasus Korupsi Soeharto Dalam Editorial SKh. Republika)”, makalah, disajikan dalam temu ilmiah peneliti di lingkungan Badan Litbang SDM Depkominfo, Cisarua Bogor, 2008.

Keterangan Drs. Halomoan Harahap, MSi, Dekan FIKOM Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta, 5 Januari 2009.

Keterangan Drs. Yafis, Kepala Perpustakaan IISIP Jakarta, 5 januari 2009.

Keterangan Drs.Aa bambang As, MSi, Dekan Fikom Usahid Jakarta, 4 Januari 2009. Media Indonesia, edisi 29, 30 dan 31 Januari 2008.

Republika edisi 30 dan 31 Januari 2008. Kompas edisi 30 Januari 2008.

Rakyat Merdeka edisi 5 Maret 2008.

Batas OK

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil wawancara dengan informan 3, bahwa LAZNAS Nurul Hayat menerapkan pengawasan secara langsung. Pengawasan dilakukan oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya

Kelebihan peneliian ini adalah dilakukan di RS kecamatan yang merupakan rujukan primer pasien hipertensi sehingga dapat diketahui secara mendasar faktor yang

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan darah rata-rata sebelum mengonsumsi sate

Prinsipnya mesin hemodialisa akan memompa darah dari tubuh pasien masuk ke dalam dializer, mesin hemodialisa akan memompa darah dari tubuh pasien masuk ke dalam dializer, maka

Metode penelitian yang digunakan adalah memodelkan fenomena fisik sistem dinding penahan tanah dengan menggunakan material perkuatan tanah yang ada di lapangan ke dalam

(8) Setiap pelayanan diluar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa tindakan medik (operatif atau non operatif), konsultasi, observasi intensif, penunjang medik dan/atau

Untuk kontek perekonomian dunia, masalah yang dihadapi oleh negara berkembang adalah adanya dominasi negara maju, baik dominasi dalam hal SDM, jaringan, modal dan