• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis biaya distribusi dan transporta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis biaya distribusi dan transporta"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, serta manfaat penelitian yang dapat diperoleh.

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya persaingan di dunia industri, setiap perusahaan dituntut untuk memiliki aliran supply chain yang efektif dan efisien. Supply chain merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir (Pujawan & Mahendrawati 2010). Hal ini juga didukung oleh Chopra dan Meindl 2001 yang mengungkapkan bahwa sebuah rantai pasok (supply chain) terdiri atas berbagai aspek, yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memenuhi permintaan dari pelanggan. Supply chain tidak hanya terdiri dari manufaktur dan supplier, tetapi juga termasuk didalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan pelanggan itu sendiri. Terdapat beberapa kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi supply chain management (SCM) jika mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur diantaranya pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan pengadaan, operasi/produksi, dan pengiriman/distribusi. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada bagian pengiriman/distribusi dengan cakupan kegiatan yaitu perencanaan jaringan distribusi.

(2)

logistik yang paling mahal. Biaya yang dihasilkan oleh aktivitas ini lebih dari 40% dari keseluruhan pengeluaran logistik. Oleh karena itu sistem distribusi dan transportasi harus dirancang secara optimal sehingga diperoleh pembiayaan yang seminimum mungkin.

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan pabrik semen terbesar di Indonesia yang memiliki dua anak perusahaan yaitu PT. Semen Padang (Persero) dan PT. Semen Tonasa (Persero) berdasarkan laporan tahunan 2010, perseroan ini masih mendominasi pangsa pasar semen nasional sekitar 43,3%. Secara keseluruhan, total volume penjualan perseroan tahun 2010 termasuk ekspor mencapai 17,9 juta ton, dimana turun sebesar 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Grafik konsumsi semen domestik dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini. Pada tahun 2010, Perseroan fokus ke penjualan di pasar domestik, yang memberikan marjin optimal, ditempuh dengan menjalankan sinergi distribusi di bidang pemasaran dan distribusi.

Gambar 1.1 Grafik Konsumsi Semen Domestik

Sumber: Laporan Tahunan 2010 Annual Report PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

Total kapasitas produksi semen terpasang Perseroan di tahun 2010 sebesar 19.000.000 ton atau sekitar 37% dari kapasitas produksi semen nasional, terdiri dari Semen Gresik

19.6 19.6 21.2 21.6 22.4

12.4 14.5 16.8 17.5 19.1

2006 2007 2008 2009 2010

Konsumsi Semen Domestik (dalam juta ton)

(3)

9.000.000 ton, Semen Padang 5.900.000 ton dan Semen Tonasa 4.100.000 ton, atau sebesar 36,2% dari kapasitas terpasang Nasional. Produksi semen tahun 2010 naik sebesar 0,26% dari 18.138.542 ton di tahun 2009 menjadi 18.185.339 ton. Grafik kapasitas produksi semen dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 1.2 Grafik Kapasitas Produksi Semen

Sumber: Laporan Tahunan 2010 Annual Report PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

Semen Gresik termasuk dalam karateristik pasar oligopolistik natural yaitu pasar dikuasai oleh beberapa pemain perusahaan, namun tidak ada pembatasan kepada siapapun oleh pemerintah untuk siapa saja yang ingin membangun industri semen. Hal yang paling berpengaruh dalam pemeliharaan pasar yaitu kapasitas dan distribusi. Kapasitas produksi perusahaan harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan pasar yang ada. Apabila kapasitas produksi lebih kecil daripada pertumbuhan pasar, maka banyak permintaan yang tidak dapat terpenuhi. Kapasitas terpenuhi namun tidak dilengkapi dengan fasilitas pengiriman yang memadai akan percuma. Dalam distribusi dikenal konsep 5T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Tujuan, Tepat Jumlah, Tepat Spesifikasi, dan Tepat Biaya.

Namun pada kenyataannya biaya ongkos angkut dan bongkar masih menjadi komponen terbesar dari beban usaha yaitu sebesar

16.9 17.1 18.0

19.0 19.0

2006 2007 2008 2009 2010

(4)
(5)

Pabrik Tuban

Gudang Gresik

Gudang Madura

Gudang Tanjungwangi

Packing Plant Banyuwangi

Toko

Distributor

Toko

Distributor

Distributor Toko

Gambar 1.3 Strategi Distribusi Semen Gresik di Jawa Timur dan Bali

(6)

membangun 17 packing plant baru hingga tahun 2015. Sebab dari perkiraan hingga akhir tahun 2012 saja, jumlah peningkatan produksi PT Semen Gresik sudah mencapai 25,2 juta ton/tahun dan diharapkan pada tahun 2015 bisa mencapai 30 juta/tahun. Sedangkan salah satu antisipasi pada tahun 2012 ini, PT Semen Gresik telah meresmikan packing plant di Ketapang Banyuwangi (beritajatim.com). Untuk itu perlu dilakukan adanya perbandingan efisiensi biaya logistik sebelum dan sesudah adanya packing plant. Saat ini efisiensi packing plant hanya berdasarkan pada perhitungan biaya transportasi saja. Untuk melakukan pengiriman menggunakan truk dari Tuban atau jalur darat menghabiskan biaya 180 ribu maka dengan adanya packing plant di Ketapang Banyuwangi ini biaya pengiriman menjadi Rp 120 ribu sehingga bisa menghemat hingga 40%. Pada penelitian ini nantinya akan dilakukan perhitungan efisiensi tidak hanya berdasarkan biaya transportasi saja namun juga memperhatikan keseluruhan biaya logistik. Analisis perbandingan ini nantinya digunakan sebagai masukan perusahaan untuk pembangunan packing plant selanjutnya.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana membuat alokasi jaringan distribusi yang optimal dari pabrik ke gudang penyangga/packing plant, pabrik ke district, dan gudang penyangga/packing plant ke district. Dan bagaimana membandingkan efisiensi biaya distribusi dan transportasi setelah adanya packing plant.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan model untuk melakukan optimasi alokasi jaringan distribusi semen di Jawa Timur dan Bali

(7)

3. Mengetahui alokasi jaringan distribusi semen setelah adanya packing plant Ketapang Banyuwangi

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis semen yang diamati adalah kebutuhan semen dalam bentuk zak

2. Daerah pengamatan di area Jawa Timur dan Bali 3. Pelaku distribusi yang diamati yaitu pabrik, gudang

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diperoleh alokasi jaringan distribusi semen yang optimal 2. Diperoleh efisiensi biaya distribusi dan transportasi

setelah adanya packing plant Ketapang Banyuwangi 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berisi rincian laporan tugas akhir, secara ringkas menjelaskan bagian - bagian pada penelitian yang dilakukan, berikut penjelasannya :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang diadakannya penelitian, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan awal dari penelitian ini menggunakan berbagai studi literatur yang mana membantu peneliti untuk menentukan metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

(8)

Bab ini berisi metodologi penelitian yang terdiri dari tahapan-tahapan proses penelitian atau langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjalankan penelitian agar dapat berjalan sistematis, terstruktur dan terarah.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pembahasan mengenai pengumpulan data-data yang dibutuhkan, pengembangan model matematis, penyelesaian model dengan LINGO, verifikasi model, dan pengolahan data berupa running komputasi.

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini akan dilakukan analisis mengenai kondisi eksisting distribusi semen dan hasil rancangan jaringan distribusi semen. Selain itu akan dilakukan analisis perbandingan efisiensi biaya distribusi setelah adanya packing plant ketapang banyuwangi.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Gambar 1.3 Strategi Distribusi Semen Gresik di Jawa Timur dan Bali Perseroan memiliki jaringan distribusi yang mampu

Referensi

Dokumen terkait

Tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe bahaya, sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat abses atau fistel retro aurikuler (belakang telinga), polip

Scaffolding strategy is to help the students build up their writing skill.

2019, Ketua Tim Peneliti, “Inovasi Teknologi Digital Kultur Berbasis Web sebagai Aplikasi Penyelenggaraan Festival Budaya”, Program Penelitian, Pengabdian Kepada

Karakteristik merupakan identitas yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Dimana karakteristik subjek penelitian berupa ciri-ciri pengunjung pengkonsumsi minuman

[r]

Dari grafik dapat dilihat bahwa mekanik pagi 1 memiliki jam kerja lebih banyak karena untuk meminimalkan jumlah pekerja disini memanfaatkan pekerja yang masuk dengan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepemilikan, jenis dan kondisi sarana jamban dan air bersih masyarakat di Desa Oesusu pasca pemicuan STBM.. Penelitian ini merupakan

Hasil Uji Residual menunjukkan Kepemilikan Institusinal sebagai variabel moderating tidak mampu memoderasi hubungan antara Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris, dan