PERANAN FILSAFAT MANAJEMEN DALAM FUNGSI
PENGAWASAN
Mata Kuliah : Filsafat Manajemen
Dosen : DR. H. Muh. Said Saggaf, M.Si
Disusun Oleh :
Andi Nurul Qalbi
170103008
PROGRAM PASCASARJANA
STIA PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai suatu displin ilmiah, manajemen masih muda usianya. Praktek bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahan dengan menggunakan modal raksasa juga sama. VOC Belanda adalah perusahaan multinasional dengan modal besar yang kiranya pertama kali muncul tercatat di dalam sejarah. Di Eropa pada masa yang sama, perusahaan produsen Katun di Manchester milik Friedrich Engels adalah yang terbesar. Jika anda ingat Engels adalah sahabat dekat Karl Marx. Selama bertahun-tahun Engels membantu Marx dalam urusan finansial. Mereka bahkan pernah menulis buku bersama. Engels adalah seorang pengusaha katun. Di perusahaannya tidak ada manajer, dalam arti seperti yang kita kenal sekarang ini. (Drucker, 2001, 3).
Yang ada adalah mandor, yang sebenarnya juga adalah pekerja. Sang mandor menjaga efektivitas dan displin pekerjanya. Marx menyebut kelompok pekerja saat itu sebagai “kelompok proletar”.Dapat juga dikatakan bahwa perusahaan katun milik Engels belumlah mengenal manajemen. Yang mereka kenal adalah pembagian kerja, yang sebenarnya hanya merupakan satu aspek kecil dari manajemen. Sekarang ini manajemen sebagai ilmu sudah berkembang begitu pesat. Bahkan menurut Drucker, manajemen adalah salah satu displin ilmu yang berkembang paling pesat dalam sejarah. (Drucker, 2001, 4)
tujuan yang sama, berpijak pada nilai-nilai yang sama, struktur kerja yang sama, pelatihan yang sama, dan perkembangan bersama yang diarahkan untuk menanggapi berbagai perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. (Drucker, 2001, 5)
Sampai sekarang tujuan itu masih sama. Namun yang berubah sekarang adalah ukuran dan kualitas dari tata bisnis yang dilakukan. Dulu manajemen hanya berfokus untuk mengatur sekumpulan orang yang tidak memiliki keahlian apapun, dan hanya bekerja untuk tujuan-tujuan jangka pendek saja. Sekarang dan akan terus berkembang di masa depan, manajemen digunakan untuk mengatur orang-orang yang memiliki pendidikan dan keahlian yang tinggi. Mereka mengabdi tidak hanya untuk memenuhi tujuan-tujuan jangka pendek, tetapi untuk masa depan kebudayaan manusia dan memiliki pengaruh yang sangat luas ke seluruh dunia. (Drucker, 2001).
Manajemen sudah dibagi beberapa cabang ilmu salah satunya Manajemen Pembangunan. Konsep manajemen pembangunan (management of development) merupakan sebuah perspektif dan istilah lain dari konsep administrasi pemabngunan (administration of development), karena melihat peran administrasi dalam mewujudkan pembangunan (bryant dan white, 1987 dan esman, 1991). Karena itu pada dasarnya dapat dikatakan bahwa masalah administrasi pembangunan adalah juga masalah manajemen pembangunan (mustopadjaja, 1989).
manajemen dalam sistem administrasi dan pembangunan, dan dinegara yang sedang berkembang maupun dinegara maju itu sama saja, yang berbeda adalah penekanannya.
Pada negara berkembang seperti Indonesia dibutuhkan pembangunan yang merata, efektif dan efesien untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan manajemen pembangunan yang baik. Dalam manajemen pembangunan ada proses perencanaan (Planning), penganggaran (Budgetting), implementasi (Implementation), pengawasan dan evaluasi (Monitoring and Evaluation). Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud filsafat manajemen ? 2. Apa yang dimaksud Pengawasan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Manejemen
a. Pengertian Filsafat Manajemen
Filsafat manajemen adalah bagian yang terpentinig dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalah manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen amat berguna karena dapat digunakkan untuk memperoleh bantuan dan pengikut. Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam majamen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan.
b. Penggunaan Filsafat Manajemen
Seorang manajer yang memiliki dan menggunakan sebuah filsafat manajemen memperoleh tiga macam keuntungan besar :
Pertama, hal-hal tersebut membantu mencapai bantuan efektif dari para pengikut,. Orang mengetahui apa yang diinginkan oleh seorang manajer dan tindakan-tindakan umum apa yang kirannya akan dilakukan olehnya. Mereka mengetahui mengapa pihak manajer bertindak dengan cara tertentu dan mereka menaruh kepercayaan mengenai apa yang sedang dilakukan.
Kedua, hal tersebut menyediakan petunjuk-petunjuk dan suatu landasan bagi pemikiran manajerial. Apabila kondisi-kondisi ilmiah serta sosial berubah dengan cepat, maka terasa pentingnya sesuatu kumpulan pengetahuan dasar dan keyakinan-keyakinan yang merupakan bagian daripada sebuah filsafat.
Ketiga, hal tersebut merupakan sebuah kerangka dengan apa seorang manajer dapat memperkembangkan pemikirannya. Dengan berlangsungnya waktu, macam-macam filsafat manajemen telah berkembang dan meluas dan menyebabkan timbulnya filsafat-filsafat baru atau dimodifikasi oleh pemikiran kontemporer saat itu. Ada manajer-manajer yang sangat mementingkan individu dan mereka mempercayai setiap pekerja dengan jalan menerapkan aturan-aturan dan pengawasan minuman, dan mereka bukan saja mengusahakan agar supaya pekerjaan bagi setiap orang bukan saja berarti akan tetapi pula menguntungkan dan setiap pekerja diserahkan tanggung jawab tertentu.
c. Fungsi-Fungsi Manajemen
istilah yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan fungsi organil manajemen. Dibawah ini diberikan beberapa contoh dan berbagai teori yang dikemukakan :
1. Henry Fayol dalam bukunya yang berjudul General and Industrial Management membagi manajemen menjadi beberapa fungsi berikut :
a) Planning ( perencanaan ) b) Organizing (Pengorganisasian ) c) Commanding ( pemberian komando ) d) Coordinating ( pengkoordinasiann ) e) Controlling ( pengawasan )
2. Harold Koontz dan O’donnel
Harold Koontz dan O’Donnell dalam bukunya yang berjudul Principles of management membagi manajemen menjadi beberapa fungsi tersebut :
a) Planing ( perencanaan )
b) Organizing ( Pengorganisasian ) c) Staffing ( pengisian jabatan) d) Directing ( Pengarahan ) e) Controlling (Pengawasan )
3. George R.Terry
George R. Terry dalam bukunya yang beijudul Principle of Management membagi manajemen menjadi beberapa fungsi berikut :
a) Planning (perencanaan)
d) Controlling (pengawasan)
4. Sondang P. Siagian
Sondang R Siagian dalam bukunya yang berjudul Filsafat Administrasi membagi manajemen menjadi beberapa fungsi berikut :
a) Planning (perencanaan)
b) Organizing (pengorganisasian) c) Motivating (pemberian motivasi) d) Controlling (pengawasan)
e) Evaluating (penilalan)
B. Peranan Filsafat Manajemen dalam Fungsi Pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities.
peraturan.” atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai “proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri. a. Macam-macam Pengawasan
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Ditinjau menurut waktu
a) Pengawasan preventif, yaitu pengawasan yang dilakukan pada saat pekerjaan sedang berlangsung.
2. Ditinjau objek pengawasan
a) Pengawasan administratif, yaitu pengawasan dilaksanakan di bidang yang fungsinya dikategorikan sebagai tugas administratif (bagian keuangan, bagian personalia dan sebagainya).
b) Pengawasan operatif, yaitu pengawasan yang dilaksanakan pada bidang yang berfungsi melaksanakan pekerjaan operatif (bagian proses produksi, bagian marketing dan sebagainya).
3. Ditinjau subjek pengawasan
a) Pengawasan intern, yaitu yang dilakukan oleh atasan dari petugas/bawahan yang bersangkutan.
b) Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang di luar organisasi.
b. Fungsi dan Tujuan Pengawasan
1. Fungsi pengawasan yaitu
a) Menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk melakukan akutansi atas perubahan sosial,ekonomi.
b) Membantu menentukan apakah sumber daya dan pelayanan yang simaksudfkan untuk kelompok sasaran.
c) Bermanfaat untuk menetukan apakah tindakan diri para administrator sesuai dengan baik.
2. Tujuan pengawasan yaitu :
a) Mengetahui jalanya pekerjaan apakah lancar atau tidak.
c) Mengetahui penggunaan budget yang tlah ditetapkan dalam rencana awal yg terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan rencanakan.
d) Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program.
e) Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dgn yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
c. Ciri – Ciri Pengawasan
Telah dijadikan di muka bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi organik administrasi dan manajemen. Dikatakan bahwa pengawasan termasuk fungsi organik administrasi dan manajemen karena apabila fungsi ini tidak dilaksanakan, cepat, atau lambat akan mengakibatkan matinya/ hancurnya suatu organisasi.
Oleh karena itu, agar fungsi pengawasan itu mendatangkan hasil yang diharapkan, pimpinan suatu organisasi harus mengetahui ciri-ciri suatu proses pengawasan yang lebih penting lagi, berusaha untuk memenuhi sebanyak mungkin ciri-ciri itu di dalam pelaksanaannya. Ciri-ciri itu ialah sebagai berikut :
1. Pengawasan harus bersifat fact finding dalam arti bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan harus menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan dalam organisasi terpaut dengan tugas tentunya ada faktor-faktor lain, seperti faktor biaya, tenaga kerja, sistem dan prosedur kerja, struktur dan faktor-faktor psikologis seperti rasa dihormati, dihargai, kemajuan dalam karier, dan sebagainya.
3. Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang yang berarti bahwa pengawasan hanya ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang kini sedang dilaksanakan.
4. Pengawasan hanyalah sekedar alat untuk meningkatkan efesiensi. Pengawasan tidak boleh dipandang sebagai tujuan.
5. Karena pengawasan hanya sekedar alat administrasi dan manajemen maka pelaksanaan pengawasan itu harus mempermudah tercapainya tujuan.
6. Proses pelaksanaan pengawasan harus efesien. Jangan sampai terjadi pengawasan malahan menghambat usaha peningkatan efesiensi.
7. Pengawasan tidak dimaksudkan untuk menentukan siapa yang salah jika ada ketidakberesan, akan tetapi untuk menemukan apa yang tidak betul.
8. Pengawasan harus bersifat membimbing agar para pelaksanaa meningkatkan kemampuannya untuk melakukan tugas yang ditentukan baginya.
bahwahannya untuk menyebabkan dia tidak mengulangi berbuat kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk bertindak dengan resiko berbuat kesalahan lain.
Jika seseorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan maka bawahannya demikian itu tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak berani mempunyai prakara, takut mengambil keputusan, dan akhirnya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi.
Meskipun demikian perlu bahwa di atas tidak berarti seorang pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan bertindak positif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang-ulang dibimbing terus menerud berbuat kesalahan. Hanya saja tindakan seperti ini bersifat objektif dan didasarkan pada kriteria rasional.
d. Teknik Pengawasan
Adapun teknik pengawasan menurut waktu pelaksanaan, cara pelaksanaan dan subyek pengawasan :
1) Menurut Waktu Pelaksanaan
a) Setelah kegiatan,
Pengawasan ini disebut juga evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil kerja dari setiap anggota kelompok dan untuk mengetahui kesalahan yang terjadi agar kesalahan-kesalahan itu tidak berulang dimasa yang akan datang.
b) Pada saat kegiatan
2) Menurut Cara Pelaksanaan
a) Secara Langsung
1) Melakukan pemeriksaan atau verfikasi
2) Dengan latar belakang tertentu, seperti ada dugaan penyimpangan atau karena ada kejadian penting seperti pergantian kepengurusan
b) Secara tidak langsung
1) Melakukan review, yaitu mengawasi apa saja yang telah terjadi pada satu organisasi
2) Rutin, yaitu pelaksanaan pengawasan itu sendiri sudah diagrndakan sebelumnya.
3) Menurut Subyek Pelaksanaannya.
a) Pengawasan melekat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung yang memiliki kekuatan (power) dilakukan secara terus-menerus agar tugas-tugas bawahan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
b) Pengawasan Fungsional yaitu Pengawasan yang dilaksanakan oleh pihak yang memahami substansi kerja objek yang diawasi dan ditunjuk khusus untuk melakukan audit independent terhadap objek yang diawasi.
c) Pengawasan Masyarakat yaitu pengawasan yang dilakukan masyarakat pada negara sebagai bentuk social control terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan masyakat negara yang
demokratis.
e. Langkah – Langkah Pengawasan
Seperti dikemukakan di depan bahwa langkah-langkah proses pengawasan ada empat langkah. Empat langkah tersebut apabila digambarkan sebagai berikut:
1. Menetapkan Standar
Kegiatan pengawasan adalah mengukur atau menilai pelaksanaan atau hasil pekerjaan dari pada pejabat atau pekerja, untuk dapat melakukan pengukuran harus mempunyai alat pengukur (standar), Standar ini adalah mutlak diperlukan, yaitu untuk mengukur atau menilai apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang ditentukan (standar) atau tidak. Standar tersebut harus ditetapkan lebih dahulu sebelum para pekerja melaksanakan pekerjaan (tugas-tugasnya), dan para pekerja harus tahu benar ukuran yang dipergunakan untuk menilai pekerjaannya. Karena itu harus dijelaskan sebaik-baiknya kepada para pekerja sebelum melaksanakan pekerjaannya.
Dalam garis besarnya, jenis-jenis standar itu dapat digolongkan ke dalam empat bentuk yaitu:
1) Jumlah produksi 2) Kwalitas produksi 3) Jumlah langganan
b) Standar moneter :
1) Biaya tenaga kerja
2) Biaya penjualan
3) Laba kotor
4) Pendapatan penjualan
c) Standar waktu :
1) Kecepatan produksi
2) Batas waktu selesainya suatu pekerjaan
d) Standar intangible :
1) Sikap pekerja terhadap perusahaan 2) Kesetiaan pekerja terhadap pekerjaan
Demikianlah berbagai jenis standar yang dipergunakan untuk menilai efektif tidaknya kegiatan-kegiatan para pekerja. Bentuk standar mana yang akan
dipergunakan akan tergantung kepada jenis kegiatan yang akan dinilai.
2. Pengukuran Kegiatan
Agar pengukuran kegiatan dapat dilakukan secara tepat perlu diperhatikan:
a) Berapa kali (how after) pelaksanaan seharusnya diukur (setiap jam, setiap hari, setiap bulan dan sebagainya).
c) Siapa (who) yang terlibat pengukuran (manajer, kepala bagian dan sebagainya). Adapun pelaksanaan pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan:
a) Observasi/inspeksi b) Laporan lisan dan tertulis
c) Pengujian/test, mengambil sample d) Metode otomatis
3. Membandingkan kegiatan dengan standar
Dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan-penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-penyimpangan dianalisa untuk mengetahui mengapa standar tidak dapat dicapai dan mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya
penyimpangan.
4. Melakukan tindakan koreksi
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, maka tindakan ini harus diambil/dilakukan. Tindakan koreksi mungkin berupa:
a) Mengubah standar mula-mula (mungkin standar terlalu tinggi atau rendah).
b) Mengubah pengukuran kegiatan (inspeksi terlalu sering/kurang, mungkin mengganti sistem pengukuran).
c) Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control). Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan,
2. Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan,
3. Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana. g. Peranan Pengawasan Dalam Bidang Pemerintahan
Umumnya, banyak orang masih menganggap Badan Pengawas itu tidak penting, yang hanya dianggap pelengkap struktur organisasi.
Sesungguhnya Badan Pengawasan itu sama pentingnya dengan badan legislasi dan penegakan hukum. Tanpa seperangkat sistem pengawasan yang sehat dan dapat diandalkan, maka negara maupun perusahaan akan mengalami kekacauan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dangnga, Muh. Siri. 2018. Bahan Kuliah Filsafat Manajemen. STIA Puangrimaggalatung Bone
http://alisahbaniharahap.blogspot.co.id/2010/11/filsafat-manajemen.html. Diakses pada 5 Mei 2018
http://katarizon.blogspot.co.id/2013/09/pengawasan-dan-pengendalian-organisasi.html. Diakses pada 5 Mei 2018
http://makalah-asfida.blogspot.co.id/2011/11/filsafat-umum.html. Diakses pada 5 Mei 2018
http://mokhamadsamsuri007.blogspot.co.id/2013/01/manajemen-pengawasan.html. Diakses pada 5 Mei 2018
https://informasiana.com/fungsi-manajemen-menurut-para-ahli/. Diakses pada 5 Mei 2018
https://syongtenhindom.wordpress.com/2013/04/14/filsafat-dalam-proses-manajemen/. Diakses pada 5 Mei 2018
Saggaf, Said. 2018. Bahan Kuliah Filsafat Manajemen. STIA Puangrimaggalatung Sengkang Soleh, D.2004. Jenis-Jenis Pengawasan.(Online),(http://dedensoleh. wordpress.