• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI SOLUSI AL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI SOLUSI AL"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI SOLUSI

ALTERNATIF PERAWATAN KULIT PADA REMAJA

KARYA TULIS

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir di SMA Negeri 1 Garut

Disusun Oleh:

Intan Putri Permatasari

131410124

XII IPA 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GARUT

Jalan Merdeka No. 91 Telepon (0262) 233782

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “PEMANFAATAN AMPAS KOPI

SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT

PADA REMAJA “ telah disetujui dan disahkan oleh :

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang atas karunia dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ini tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.,

kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan sampailah kepada kita selaku umatnya.

Karya tulis ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas akhir di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Garut pada tahun ajaran 2015/2016, dengan judul “PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI

SOLUSI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT PADA REMAJA”.

Karya tulis ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Achdiat Kusdani, M.Pd selaku Kepala Sekolah

SMAN 1 Garut.

2. Bapak Asep Suryana, S.Pd selaku penanggungjawab

program.

3. Bapak Iwa Priyatna, S.Pd.I selaku pembimbing dalam

penyusunan karya tulis ini yang selalu memberikan petunjuk dan saran dalam penyusunan karya tulis ini.

4. Bapak Ende Sunarya selaku wali kelas dari XII IPA 2

(4)

6. Sahabat-sahabat penulis, Alvira Rizqi Utami, Isvi Maulani, dan Saila Maudi yang tak hentinya memberi dukungan dan

kasih sayang kepada penulis.

7. Teman-teman FRENSCOR91 khususnya Hanum Nurhaliza,

Budiman Dwi Putra, Aditya Darma Priyatna, Nova, Ranty Gelar Andicke, Nisa Munawar, Novaria Lasher, Rd. Aurelia Surya, Lufi Karisma, Vingki Vientineu dan Cahya Afdila yang

selalu mendukung, memberi masukan, dan tawa canda kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki dalam penulisan karya tulis ini. Oleh karena

itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca dan semua pihak

terkait.

Garut, Oktober 2015

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

ABSTRAK...viii

BAB I...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...3

1.4 Manfaat Penelitian...3

1.5 Metode Penelitian...4

1.6 Sistematika Penulisan...4

BAB II...7

(6)

2.2 Jenis-jenis Kopi...9

2.2.1 Kopi Arabika...9

2.2.2 Kopi Robusta...10

2.2.3 Kopi Liberika...10

2.2.4 Kopi Excelsa...11

2.3 Kandungan Nutrisi Kopi...12

2.3.1 Dicaffeoylquinic Acid...12

2.3.2 Polifenol...12

2.3.3 Flavonoid...12

2.3.4 Quinic Acid...13

2.3.5 Kafein...13

2.3.6 Dimethyl Disulfide...14

2.3.7 Acetylmethylcarbinol...14

2.3.8 Putrescine...14

2.3.9 Trigonelline...14

2.3.10 Niacin...14

2.3.11 Air...15

2.3.12 Ethyphenol...15

BAB III...16

(7)

3.1.1 Alat...16

3.1.2 Bahan...16

3.2 Cara Penggunaan...16

3.2 Pembahasan...17

BAB IV...19

4.1 Kesimpulan...19

4.2 Saran...20

(8)

ABSTRAK

Banyak remaja di Indonesia yang mendambakan wajah cantik dengan menggunakan perawatan kulit yang dapat membersihkan dan mempercantik wajah secara instan, tetapi ada beberapa zat kimia berbahaya yang terkandung dalam perawatan kulit tersebut seperti merkuri, hidrokinon, dan rhodamin B. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memberi solusi untuk permasalahan tersebut di dalam karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Ampas Kopi Sebagai Solusi Alternatif Perawatan Kulit Pada Remaja”.

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan mengambil data-data yang terdapat pada buku dan artikel-artikel yang terdapat pada internet yang menyangkut permasalahan yang di bahas dalam karya tulis ini.

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam karya tulis ini adalah (1) Apa saja manfaat ampas kopi bagi remaja? (2) Bagaimana cara menggunakan ampas kopi dalam perawatan kulit?

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wajah yang cantik merupakan dambaan semua wanita, khususnya para remaja wanita di Indonesia. Berbagai cara bahkan

rela di tempuh oleh para remaja untuk mendapatkan wajah yang cantik, bersih, dan halus misalnya dengan menggunakan obat-obatan, perawatan dokter, juga operasi plastik yang pasti

memerlukan uang yang tidak sedikit.

Disamping itu, perlu kita ketahui bahwa pada zaman

sekarang, banyak remaja wanita yang ingin mendapatkan kulit cantik dengan cara instan dan murah. Pada akhirnya mereka melakukan perawatan kulit dengan obat-obatan yang didalamnya terdapat zat

kimia berbahaya seperti merkuri, hidrokinon, dan rhodamin B. Bahan-bahan kimia tersebut apabila di gunakan untuk obat

perawatan kulit akan menimbulkan alergi, iritasi, perubahan warna kulit, dan bintik-bintik hitam pada kulit.

Indonesia terkenal dengan sumber daya alamnya yang

(10)

dapat digunakan sebagai produk kecantikan wanita, salah satunya adalah kopi.

Bagian kopi yang digunakan untuk produk kecantikan adalah ampasnya. Ampas kopi yang biasanya di buang setelah meminum kopi, ternyata mempunyai kandungan-kandungan yang baik untuk

kulit seperti zat antioksidan yang cukup tinggi diantaranya flavanoid dan juga polifenol. Zat-zat tersebut terbukti ampuh dalam mencegah

serangan radikal bebas yang dapat menimbulkan berbagai masalah kulit seperti kulit kusam, kering, penuaan dini dan masih banyak lagi masalah kulit lainnya.

Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam permasalahan tersebut dalam sebuah karya

tulis yang berjudul “PEMANFAATAN AMPAS KOPI SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PERAWATAN KULIT PADA REMAJA “.

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai

berikut.

1. Apa saja manfaat ampas kopi bagi kulit remaja?

2. Bagaimana cara menggunakan ampas kopi dalam perawatan

(11)

Sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan, maka

dengan ini penulis membatasi masalah dari tema ini. Adapun pembatasan masalahnya yaitu penulis hanya memaparkan tentang

manfaat ampas kopi bagi kulit saja. Dengan begitu pembatasan masalah ini dibuat agar pembaca lebih memahami secara jelas tentang karya tulis ini.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Untuk menambah pengetahuan mengenai kopi

2. Untuk mengetahui apa saja kandungan dari kopi dan ampas kopi

3. Untuk mengetahui berbagai manfaat dari ampas kopi bagi

kecantikan wanita

4. Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan ampas kopi

dalam perawatan kulit.

1.4 Manfaat Penelitian

Penyusunan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut.

1. Untuk menambah pengetahuan peneliti khususnya mengenai manfaat ampas kopi bagi kulit.

(12)

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis

ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan mengambil data-data yang terdapat pada buku dan artikel-artikel yang terdapat pada internet yang menyangkut permasalahan yang di bahas dalam karya

tulis ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ini meliputi langkah- langkah sebagai berikut

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(13)

1.5 Metode Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Kopi

2.2 Jenis-jenis Kopi

2.2.1 Kopi Arabika

2.2.2 Kopi Robusta

2.2.3 Kopi Liberika

2.2.4 Kopi Excelsa

2.3 Kandungan Nutrisi Kopi

2.3.1 Dicaffeoylquinic Acid

2.3.2 Polifenol

2.3.3 Flavonoid

2.3.4 Quinic Acid

2.3.5 Kafein

2.3.6 Dimethyl Disulfide

2.3.7 Acetylmethylcarbinol

2.3.8 Putrescine

(14)

2.3.10 Niacin

2.3.11 Air

2.3.12 Ethyphenol

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

3.1.2 Bahan

3.2 Cara Penggunaan

3.2 Pembahasan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

(15)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Kopi

Sejarah kopi dimulai dari Etiopia (Afrika), sekitar abad ke-3. Seorang penggembala kambing menemukan efek yang ditimbulkan

dari biji kopi pada ternak kambing mereka, yang membuat kambing tetap terjaga selama beberapa jam. Dari Etiopia, kopi menyebar ke negara lain di Afrika, kemudian ke Yaman dan Mesir.

Kopi yang disangrai dan dibuat minuman pertama kali diperkenalkan di negara Arab, sehingga kemudian dijadikan sebagai

salah satu jenis kopi, yaitu Arabika.

Di Indonesia, tanaman kopi dikenal sejak tahun 1696, yang didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada awalnya

pemerintah Belanda menanam kopi di sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan Sulawesi. Ekspor kopi Indonesia pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dan sepuluh tahun kemudian ekspor kopi terus meningkat hingga 60 ton/tahun.

Indonesia menjadi negara yang mengembangkan perkebunan kopi pertama di luar Arab dan Etiopia. Selanjutnya, penanaman kopi

(16)

Jenis kopi yang pertama kali ditanam di Indonesia adalah kopi Arabika (Coffe arabica). Memasuki abad ke-20 tanaman kopi Arabika di Indonesia terserang penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) yang hampir memusnahkan seluruh perkebunan kopi. Pemerintah Belanda mendatangkan kopi Liberika, tetapi varietas ini tidak begitu

populer dan juga terserang penyakit karat daun. Didatangkan lagi jenis kopi Robusta (Coffea canephora) yang mempunyai karakteristik tahan terhadap penyakit karat daun dan produksinya tinggi. Kopi Robusta tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah.

Pada abad ke-18 dan 19, Indonesia dikenal sebagai produsen

kopi Arabika, dan pada awal abad ke-20 menjadi produsen kopi Robusta. Daerah penyebaran dan penghasil kopi utama Indonesia

(17)

2.2 Jenis-jenis Kopi

Terdapat empat jenis kopi yang terkenal di dunia, yaitu kopi

Arabika, kopi Robusta, kopi Liberika, dan kopi Ekselsa.

2.2.1 Kopi Arabika

Kopi Arabika merupakan jenis kopi yang pertama kali

dibudidayakan di Indonesia. Kopi ini tumbuh sangat baik di daerah dengan ketinggian 1.000-2.11 m di atas permukaan laut (dpl.).

Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi Arabika, cita rasa biji kopi yang dihasilkan semakin baik. Perakaran tanaman kopi Arabika lebih dalam dibanding perakaran kopi Robusta.

Perkebunan kopi Arabika terdapat di beberapa daerah, antara lain Tapanuli Utara, Dairi, Tobasa, Humbang, Mandailing, dan Karo

(Provinsi Sumatera Utara), Provinsi Aceh, Provinsi Lampung, beberapa Provinsi di Pulau Sulawesi, Jawa dan Bali.

Kopi Arabika memiliki variasi rasa yang beragam. Mulai dari

rasa manis, lembut, hingga rasanya yang kuat dan tajam. Ketika proses sangrai, aroma yang dikeluarkan oleh jenis kopi ini mirip

(18)

2.2.2 Kopi Robusta

Kopi Robusta berasal dari kata robust yang artinya kuat, sesuai dengan gambaran postur (body) atau tingkat kekentalannya yang kuat.

Tanaman kopi Robusta menghendaki tanah yang gembur dan

kaya bahan organik. Tingkat keasaman tanah yang ideal untuk tanaman ini sekitar 5,5-6,5. Kopi Robusta dianjurkan dibudidayakan

dibawah naungan pohon lain.

Jenis kopi ini memiliki variasi rasa netral sampai tajam dan sering dianggap memiliki rasa seperti gandum. Sama halnya dengan

kopi Arabica, ketika disangrai kopi Robusta juga mengeluarkan aroma wangi. Namun kopi Robusta lebih beraroma seperti

kacang-kacangan.

2.2.3 Kopi Liberika

Kopi Liberika berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat

(19)

Produktivitas jenis kopi ini ada pada kisaran 400-500 kg/ha/tahun. Liberika dapat berbunga sepanjang tahun. Dalam satu

buku bisa berbunga lebih dari satu kali. Di Indonesia, jenis kopi ini ditanam di daerah Jawa dan Lampung.

Kopi Liberika dikenal pula dengan sebutan ‘kopi nangka’

karena aromanya yang mirip dengan buah nangka.

2.2.4 Kopi Excelsa

Kopi Excelsa merupakan salah satu jenis kopi yang paling toleran terhadap ketinggian lahan. Kopi ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah mulai 0 - 750 meter dpl. Selain itu, kopi Excelsa

juga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan.

Pohon kopi Excelsa bisa menjulang hingga 20 meter. Kopi

Excelsa memiliki produktivitas rata – rata 800-1.200 kg/ha/tahun. Kelebihan lain jenis kopi Excelsa adalah bisa tumbuh di lahan gambut. Di Indonesia, Excelsa ditemukan secara terbatas di daerah

Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Kopi Excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang

(20)

2.3 Kandungan Nutrisi Kopi

Berikut merupakan kandungan kimiawi yang dapat ditemukan

di dalam kopi.

2.3.1 Dicaffeoylquinic Acid

Zat ini adalah salah satu zat antioksidan yang dapat

menangkal radikal bebas. Meskipun kadar antioksidan didalam biji kopi tidak sebanyak tumbuhan obat lain, namun kopi adalah salah

satu suplayer antioksidan paling banyak dikonsumsi didunia.

2.3.2 Polifenol

Polifenol (polyphenol) adalah kelompok bahan kimia dengan

lebih dari satu unit fenol per molekul. Polifenol diketahui memiliki sifat antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas. Selain pada kopi,

polifenol juga terdapat pada teh, coklat, anggur merah, minyak zaitun, dan kacang – kacangan.

2.3.3 Flavonoid

Flavonoid, juga dikenal sebagai bioflavonoid adalah kelas phytochemical yang hanya bisa disintesis oleh tanaman, termasuk

(21)

Flavonoid mampu bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas dan dengan demikian

meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh.

2.3.4 Quinic Acid

Rasa asam pada kopi ditentukan pada jumlah zat yang satu

ini. Kadar quinic acid pada kopi terkadang jumlahnya berbeda-beda. Zat ini digunakan pula dalam ilmu kedokteran sebagai bahan

pembuatan obat flu

2.3.5 Kafein

Kafein ditemukan didalam beberapa biji daun dan buah dari

beberapa tanaman, kopi adalah salah satu tanaman yang memiliki kandungan kafein yang paling sering dinikmati oleh manusia, kafein

diklasifikasikan sebagai drug dan diakui aman dalam dosis tertentu. Melebihi dosis yang ditentukan akan menyebabkan ketergantungan. Dalam konsumsi yang sudah menahun kafein dapat menyebabkan

(22)

2.3.6 Dimethyl Disulfide

Pada biji kopi yang masih hijau atau belum dikeringkan dan di

sangrai, kandungan senyawa ini termasuk senyawa yang banyak. Zat ini lah yang membuat kotoran manusia berbau, mirip dengan senyawa sulfur.

2.3.7 Acetylmethylcarbinol

Zat yang satu ini adalah zat yang membuat kopi terasa gurih

di lidah, zat ini banyak ditemukan pula pada mentega.

2.3.8 Putrescine

Zat yang dihasilkan oleh bakteri E.Coli ini adalah bakteri yang

membuat sesuatu menjadi busuk, zat ini adalah hasil dari pembusukan dari bakteri tersebut.

2.3.9 Trigonelline

Zat yang satu ini adalah zat yang dapat melindungi gigi. Meski kadang seorang peminum kopi mempunyai gigi yang agak hitam,

namun zat ini yang membuat gigi peminum tidak gampang berlubang.

2.3.10 Niacin

(23)

tubuh, sedangkan vitamin sangat dibutuhkan tubuh untuk proses-proses yang ada didalam tubuh. Oleh karenanya meminum kopi

hanya di anjurkan paling banyak 2-3 kali sehari.

2.3.11 Air

Air atau H2O adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kopi. Kandungan kimiawi kopi yang satu ini adalah bagian yang penting bagi tubuh, karena 70% tubuh adalah air dan meskipun

kandungan air didalam kopi terkadang tidak digunakan (dilakukan pengeringan pada biji kopi) namun kandungan air didalam kopi adalah bagian dari senyawa kimiawi kopi.

2.3.12 Ethyphenol

Zat yang satu ini mungkin asing bagi kita, namun zat ini

(24)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Mangkuk

3.1.2 Bahan

- 3 sendok makan ampas kopi

- 1 gelas kecil susu

3.2 Cara Penggunaan

1. Masukkan ampas kopi ke dalam mangkuk.

2. Masukkan susu kedalamnya.

3. Aduk sampai tercampur dan sedikit kental.

4. Pastikan berbentuk pasta dan tidak encer.

5. Oleskan pasta tersebut ke wajah dan leher.

6. Hindarilah bagian sekitar mata dan bibir.

7. Lakukan pijatan yang lembut dan ringan pada kulit.

(25)

9. Saat membersihkan masker, perlahan-lahan pijat

ringan ke kulit kita dan ini akan berfungsi sebagai

exfoliator.

10. Keringkan wajah.

11. Gunakan pelembab saat kulit masih lembab untuk

menjaga kelembaban.

3.2 Pembahasan

Seperti yang telah kita ketahui, kopi mengandung beberapa zat antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan dicaffeoylquinic acid

yang dapat mencegah radikal bebas, dimana radikal bebas dapat

menyebabkan beberapa permasalahan kulit.

Perlu kita ketahui, radikal bebas yang terbentuk selama

oksidasi berada dalam keadaan yang sangat tidak stabil sehingga memiliki kecenderungan melepaskan elektron atau menyerap elektron dari sel.

Setiap kali sebuah elektron dilepaskan atau ditangkap oleh radikal bebas, maka akan terbentuk radikal bebas yang baru. Radikal

(26)

Jika kondisi ini terus terjadi dalam waktu yang lama, sel tubuh akan menjadi rusak. Antioksidan seperti polifenol, flavonoid, dan

dicaffeoylquinic acid membantu mengubah radikal bebas yang tidak stabil ke dalam bentuk yang stabil, yang menyebabkan rantai radikal bebas terhenti. Oleh karena itu, antioksidan dapat mencegah radikal

bebas.

Mengenai penggunaan susu dalam ampas kopi, selain untuk

membuat ampas kopi bertekstur seperti pasta, susu juga mempunyai kandungan yang baik untuk kulit seperti vitamin D.

Kombinasi antara susu dengan ampas kopi dapat

menghasilkan masker yang mempunyai banyak manfaat seperti mencerahkan kulit, melembabkan kulit, mengangkat sel – sel kulit

mati, dan mencegah jerawat yang biasanya diderita oleh remaja.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Banyak remaja di Indonesia yang mendambakan kulit bersih

(27)

mempunyai kandungan berbahaya seperti merkuri, hidrokinon, dan

rhodamin B.

Namun, tanpa mereka ketahui, ada bahan yang dapat digunakan untuk perawatan kulit yang aman, mudah didapat dan murah seperti ampas kopi. Kopi yang digemari oleh banyak orang

ternyata mengandung beberapa antioksidan yang baik bagi kulit seperti polifenol, flavonoid, dan dicaffeoylquinic acid yang dapat mencegah radikal bebas.

Oleh karena itu, kopi dapat dijadikan sebagai alternatif perawatan kulit yang baik dengan cara memanfaatkan ampas kopi

hitam yang biasanya dibuang oleh banyak orang. Adapun pengolahan ampas kopi untuk dijadikan sebagai alternatif perawatan

kulit bagi remaja diantaranya dapat dijadikan masker, yang mempunyai beberapa manfaat seperti mencerahkan kulit, melembabkan kulit, mengangkat sel-sel kulit mati, dan mencegah

jerawat yang biasanya diderita oleh remaja.

Jadi, dengan adanya masker ampas kopi ini, para remaja

tidak perlu menggunakan perawatan kulit yang berbahaya, karena masker ampas kopi ini mudah diolah, tidak mengeluarkan banyak biaya, dan tentunya memiliki beberapa manfaat yang baik bagi kulit

(28)

4.2 Saran

1. Bagi para remaja, disarankan untuk memakai bahan –

bahan alami untuk perawatan kulit seperti menggunakan ampas kopi yang dijadikan sebagai masker wajah yang alami dan aman bagi kulit.

2. Bagi masyarakat, disarankan untuk mengembangkan potensi yang berada di lingkungan sekitar, seperti

memanfaatkan ampas kopi yang biasanya dibuang oleh kebanyakan orang.

DAFTAR PUSTAKA

Rukmana, H.Rahmat. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi.

Yogyakarta : Penerbit Andi.

http://ikiopo.com/kosmetik-yang-berbahaya-mengandung-apa-saja.

(29)

http://manfaat.co/manfaat-masker-kopi-untuk-wajah-dan-cara-membuatnya.html. Diakses pada 1 November 2015.

http://alamtani.com/kopi-arabika.html. Diakses pada 10 November

2015.

http://alamtani.com/kopi-robusta.html. Diakses pada 11 November

2015.

http://penikmatkopi.com/arabica-dan-robusta-apa-bedanya/. Diakses

pada 11 November 2015.

http://penikmatkopi.com/liberika-jenis-kopi-beraroma-nangka-khas-provinsi-jambi/. Diakses pada 11 November 2015.

http://alamtani.com/jenis-kopi.html. Diakses pada 11 November

2015.

http://www.hasbihtc.com/10-kandungan-kimiawi-yang-terdapat-pada-kopi. Diakses pada 16 November 2015.

http://www.amazine.co/18696/tips-antioksidan-8-manfaat-polifenol-untuk-kesehatan/. Diakses pada 23 November 2015.

http://aylacream.com/cara-membuat-masker-kopi.html. Diakses pada

27 November 2015.

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian dan observasi peneliti mencoba mengemukakan alternatif pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi, yaitu perlu dibuat suatu sistem yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan–kesulitan yang dialami siswa kelas VII SMP PGRI Arjosari dalam menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan konsep dan prinsip

Medication Therapy Management (MTM) terdiri dari 5 elemen inti diantaranya adalah Medication Therapy Review (MTR) yang berisi penggalian informasi pada pasien oleh

Bentuk unit pelayanan institusional adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas berbasis Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan jiwa komunitas

Table 3 showed that there was a significant relationship between obesity, genetic history, history of hormon- al contraceptive use, anxiety, diet, and family support with

Initiator event list Terminator event list Expiration time offset Expiration event count Context initiator policy Temporal ordering Fixed interval Interval start Interval end

[r]

Dari hasil survei statis pada hari Senin sampai dengan hari Minggu, dapat diketahui bahwa frekuensi pelayanan memiliki jumlah yang sama banyaknya, yaitu sebanyak 4 (empat)