• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 10 – PROSES DAN PERANGKAT MUTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 10 – PROSES DAN PERANGKAT MUTU"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LEAR UN I T 1

Pr ose s D a n Pe r a ngk a t M ut u

Unit

Pembelajaran

QU-3.2

M odu l

2 , se m e st e r t iga

(2)

Pusat Pelatihan Internasional ILO – Turin (Italia)

Edisi pertama, 2008

Makalah ini disusun sebagai salah satu komponen ESDP (Ent repreneurial Skills

Developm ent Program m e) ASPI (Asosiasi Politeknik Indonesia) yang didanai oleh Pemerintah Belanda.

Isi makalah ini boleh dikutip dengan bebas, selama sumbernya dituliskan. Permohonan untuk menterjemahkan makalah ini kedalam bahasa selain Bahasa Indonesia, harus

dikirimkan ke t he I nt ernat ional Training Cent re of I LO, Viale Maestri del Lavoro, 10 –

10127 Turin (Italia)

PROGRAM SISTEM MANAJEMEN MUTU .

SEMESTER 3. MODUL 3 : PENGEMBANGAN MUTU & PENDEKATANNYA

UN I T PEM BELAJARAN 2 Pr ose s da n pe r a ngk a t m ut u

Penulis:Barbara Marcelis (CINOP), Sara Colonna (DELTA Programme)

Penyusunan yang digunakan dalam makalah-makalah yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan Internasional ILO, yang sesuai dengan peraturan PBB, dan penyajian materi yang ada di dalamnya, bukanlah pernyataan pendapat Pusat Pelatihan tersebut atas masalah apapun yang terkait dengan status hukum negara, daerah, atau wilayah manapun yang berada dalam kewenangannya, atau masalah apapun yang terkait dengan perubahan batas negara tersebut.

Pendapat atau pandangan apapun yang ada dalam artikel resmi yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis, dan pendapat atau pandangan yang tercantum dalam artikel tersebut tidak berarti didukung atau dianjurkan oleh Pusat Pelatihan.

Perujukan pada nama perusahaan dan produk komersil serta proses tertentu tidak berarti adanya dukungan atau anjuran dari Dewan Buruh Dunia (ILO) atas perusahaan, produk atau proses tersebut. Dan tidak disebutkannya perusahaan, produk komersil atau proses tertentu tidak berarti perusahaan, produk atau proses tersebut tidak didukung oleh ILO.

DELTA (Dist ance Educat ion and Learning Technology Applicat ions/Aplikasi Teknologi

Pendidikan dan Pembelajaran Jarak Jauh)

International Training Centre (Pusat Pelatihan Internasional) of the ILO

Viale Maestri del Lavoro, 10 – 10127 Turin, Italy

(3)

UN I T PEM BELAJARAN QU- 3 .2

Proses dan Perangkat Mutu

Tujuan khusus pembelajaran

1. Pendahuluan

2. Pendekatan Proses

3. Rantai Konsumen-Pemasok

4. Perangkat mutu

5. Daftar Tugas

(4)

Tu j u a n Kh u su s Pe m be la j a r a n

 

Di akhir unit pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu:

• memahami sistem proses yang saling terkait yang dibutuhkan untuk

menerapkan kebijakan dan mencapai tujuan;

• mengukur dan menganalisis efektifitas berbagai proses dalam mencapai tujuan

dan sasarannya;

• menjelaskan hubungan antara pemasok -proses dengan konsumen;

• menentukan kebutuhan dan harapan konsumen dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan dengan menggunakan rantai konsumen-pemasok ;

• mengusahakan perbaikan sistem secara terus menerus dengan mengevaluasi

(5)

1.

Pendahul uan

D im a n a posisi k it a da n k e m a na k it a a k a n m e la n gk a h?

Dalam unit pembelajaran ini disajikan sebuah kerangka atau proses perbaikan kinerja

untuk mengenali dan menangani peluang-peluang perbaikan yang ada di Politeknik

saudara , dan kemudian melakukan hal serupa dengan peluang-peluang perbaikan yang

ada dalam SME.

Perangkat untuk QMS (Qualit y Managem ent Syst em/Sistem Manajemen Mutu ) adalah

perangkat-perangkat klarifikasi-pemikiran. Perangkat-perangkat ini bertujuan untuk

membantu dalam proses manajemen harian dengan mengamati apa yang terjadi dalam

organisasi, menetapkan standard kinerja terbaik untuk sebuah tim, memunculkan

peluang-peluang untuk perbaikan secara berkelanjutan dengan difasilitasi ketelitian

sistematis dalam praktek kerja tim tersebut; dan mencatat kemajuan ke arah

pencapaian tujuan yang bisa diukur.

Ada sejumlah alasan untuk melakukan pemikiran dan pengukuran. Mengumpulkan

informasi dasar, mengubah ide dan informasi menjadi alat ukur, menganalisis proses,

merancang perbaikan proses, menetapkan standard, dan mengatur kinerja.

Di semester 2 kita telah mengetahui asumsi utama dalam teori sistem, yaitu, sistem

yang terbentuk secara alami memiliki fitur-fitur sistemik yang tersirat yang, jika telah

dipahami, akan memungkinkan kita untuk mengatur sistem tersebut dengan lebih baik.

Dalam unit pembelajaran ini, kita akan menggabungkan semua yang telah kita peserta

didiki tentang input dan output sebuah proses dalam rantai konsumen-pemasok . Ada

sejumlah manfaat nyata yang bisa kita dapatkan dengan mengatur organisasi sebagai

serangkaian proses yang saling terkait dan difokuskan pada pencapaian tujuan yang

telah ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang kebutuhan konsumen dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Intinya adalah untuk menunjukkan bagaimana kita bisa mengontrol proses perbaikan

yang konstan (terus menerus) dengan menganalisis berbagai variabel proses. Untuk

bisa benar-benar memahami dan menyelami metodologi dan praktek Sistem Manajemen

Mutu (QMS), di unit pembelajaran ini akan ada pembahasan tentang

perangkat-perangkat mutu di bagian khusus. Dengan pembahasan ini, kita bisa mulai

menerapkan prinsip-prinsip yang telah kita peserta didiki dan membuat sistem

manajemen mutu memberikan manfaat bagi kita di lingkungan kita masing-masing,

(6)

Jadi, jika kita mengubah cara Pandang kita terhadap mutu, kita akan bisa melihat

bahwa mutu tidak sekedar berkaitan dengan mengikuti prosedur, pemeriksaan,

peraturan dan undang-undang. Mutu lebih terkait dengan pengetahuan kita tentang

kebutuhan dan harapan orang-orang yang akan kita layani, penentuan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, pengukuran (penilaian) kinerja dan

perbaikan kemampuan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan semua pihak

(7)

2.

Pendekat an Proses

Pr ose s it u a pa ?

Agar sebuah organisasi bisa berfungsi secara efektif, organisasi tersebut harus

mengetahui dan mengatur berbagai kegiatan yang saling terkait. Kegiatan

menggunakan sumber daya, yang diatur dan memungkinkan mengubah input menjadi

output bisa dianggap sebagai proses. Seringkali, output sebuah proses secara langsung

menjadi input untuk proses berikutnya.

Penerapan sistem proses dalam sebuah organisasi, digabungkan dengan identifikasi dan

interaksi proses-proses tersebut, dan pengaturannya, bisa disebut “Pe n de k a t a n

pr ose s”.

• Proses adalah kumpulan sumber daya dan kegiatan yang koheren yang

mengubah impor jadi ekspor (input jadi output).

• Proses adalah sejumlah kegiatan yang tersusun secara logis, bertujuan untuk

menentukan realisasi barang atau jasa untuk konsumen (internal).

Kegiatan atau operasi apapun yang menerima input dan mengubahnya menjadi output

adalah sebuah proses. Proses ini memiliki sejumlah karakteristik. Dengan demikian,

sebuah proses adalah serangkaian kegiatan yang berurutan dengan awal dan akhir yang

jelas. Ini juga berarti bahwa proses memiliki input dan output. Lebih jauh lagi, tiap

kegiatan dalam proses memberi nilai tambah, jika tidak, kegiatan tersebut dihilangkan

saja. Dan yang terakhir, proses berulang, artinya ada rutinitas tertentu di dalamnya.

Pr ose s

(serangkaian

kegi-atan yg memberi ni

lai tambah)

Su m be r da y a

Out put

(8)

Ur u t a n ( r a n gk a ia n ) k e gia t a n

Di sebuah rumah sakit, proses bagi seorang spesialis dimulai pada saat konsultasi,

percakapan dengan pasien. Bagi seorang suster, proses dimulai saat dia harus mencari

berbagai data medis untuk pasien tadi. Bagi tukang resep, proses dimulai saat dia

membuat janji penebusan obat dengan pasien tersebut.

Tiap orang yang memiliki peran dalam sebuah proses memandang sebuah layanan yang

sama dengan cara yang berbeda. Tiap orang memiliki rutinitas masing-masing dan

disibukkan dengan proses ini. Orang yang berbeda dalam posisi yang berbeda harus

memperlakukan sebuah proses dengan cara yang sama, meski kegiatan yang

dilakukannya berbeda. Dengan saling mengkomunikasikan proses tersebut, serta tugas

masing-masing, tiap orang harus memfokuskan diri pada keseluruhan proses dan

layanan atau jasa yang akan mereka berikan atau buat.

Rangkaian proses adalah rantai nilai dan dengan demikian harus berawal dari kebutuhan

pihak-pihak yang berkepentingan dan berujung pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

ini. Jadi, identifikasi proses sangat dibutuhkan agar organisasi bisa mencapai tujuannya

dan memuaskan konsumen.

Tujuan-tujuan ini dicapai melalui berbagai proses, yang masing-masing menghasilkan

output yang akan menjadi input untuk proses berikutnya dalam rantai tersebut sehingga

pada akhirnya akan berujung pada pencapaian tujuan yang dikehendaki. Dengan

demikian, penentuan urutan proses sangat diperlukan. Sejumlah proses akan dikerjakan

secara bersamaan, proses lainnya dikerjakan berurutan, namun semua proses tersebut

memberikan hasil yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Maka, akan ada interaksi

antara berbagai proses tersebut yang perlu ditentukan terlebih dulu.

Penerapan ISO 9001 secara efektif mengharuskan sebuah organisasi mengetahui dan

menentukan semua proses yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

konsumen; misalnya bagaimana penjualan, perakitan, pembelian, produksi dan

administrasi mengubah pesanan konsumen menjadi sebuah barang atau jasa yang

sesuai dengan persyaratan pesanan tersebut dan bisa diberikan pada konsumen.

I de nt ifik a si pr ose s

Sebelum saudara mencoba menjabarkan proses-proses dalam organisasi, saudara

harus terlebih dulu mengidentifikasi berbagai proses yang ada.

M u la i da r i pr ose s ut a m a

Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan memulai identifikasi dari proses

utama organisasi tersebut. Proses utama ini adalah proses abstrak, sebab proses ini

menjabarkan fungsi organisasi, misinya. Proses utama menunjukkan input mana yang

(9)

Setelah proses utama, berikutnya adalah proses kerja, yang diikuti oleh instruksi kerja.

Skema berikut menunjukkan bahwa tiap proses bisa dipecah menjadi beberapa

sub-proses. Secara teori, pembagian ini tidak akan pernah berakhir.

Su dut Pa nda ng Kon su m e n

Metode lain yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi proses adalah dengan

melihatnya dari sudut Pandang konsumen. Disini, saudara berfokus pada proses yang

sedang dilacak konsumen, berhubungan dengan jasa atau barang yang diberikan oleh

perusahaan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan curah gagasan.

Mendiskusikan dimana proses tersebut berawal dan dimana proses itu berakhir. Atau

saudara juga bisa meminta sejumlah konsumen menjabarkan proses tersebut. Dari

M u la i da r i pr ose s u t a m a

(10)

input yang mereka berikan, saudara akan bisa mengidentifikasi proses utamanya,

kemudian mengidentifikasi proses-proses kerjanya.

M e n ga pa pr ose s pe nt in g?

Dengan berfokus pada prosesnya, perusahaan bisa menciptakan sebuah pendekatan

bisnis terpadu. Dengan menghubungkan berbagai proses, perusahaan akan bisa melihat

gambar besar yang menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut bisa memuaskan

konsumen dan menjadi perusahaan yang lebih kompetitif, inovatif, dan mendapatkan

keuntungan.

Se be la s a la sa n u nt uk m e n j a ba r k a n pr ose s

• Mendapatkan pandangan tentang kearah mana proses tersebut berjalan

• Memperlihatkan proses hubungan antara berbagai departemen

• Pelokalan dalam proses

• Kesatuan dan kejelasan pengaturan kerja

• Transfer ilmu yang lebih mudah dan cepat; misalnya kepada pegawai baru

• Sertifikasi

• Bertindak berdasarkan hasil, output

• Menentukan sebab

• Meningkatkan fleksibilitas

• Meningkatkan mutu output

• Berkonsentrasi pada konsumen

Setelah proses ditentukan, maka kita mulai memfokuskan diri pada perbaikan mutu

barang dan jasa secara terus menerus. Sejumlah prinsip yang penting disini adalah:

Ketahui apa yang saudara kerjakan, kerjakan dengan benar dan pertahankan atau

tingkatkan mutu ini.

Manajemen mutu terpadu berarti bahwa tiap tahap dalam proses produksi harus

berfokus pada kebutuhan konsumen, bukan hanya tahap akhirnya saja. Semua tahap

yang ada harus berfungsi sempurna untuk mencapai hasil yang sempurna. Bagi

konsumen, prinsip yang paling penting adalah: beritahu apa yang saudara lakukan dan

(11)

Standard Internasional ini mendorong penggunaan pe n de k a t a n pr ose s saat

menyusun, menerapkan dan meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu , untuk

meningkatkan kepuasan konsumen dengan memenuhi persyaratan atau kebutuhan

mereka.

Kelebihan pendekatan proses adalah adanya kendali terus menerus atas hubungan

antara tiap proses dalam sebuah sistem proses, dan kendali atas gabungan dan interaksi

tiap proses tersebut.

Saat digunakan dalam sistem manajemen mutu, pendekatan ini menekankan

pentingnya

• pengetahuan tentang dan pemenuhan persyaratan dari konsumen;

• pentingnya mempertimbangkan berbagai proses dalam konteks nilai tambah yang

diberikan;

• mendapatkan hasil berupa kinerja dan efektifitas proses, dan

• perbaikan proses secara terus menerus berdasarkan pada pengukuran objektif.

Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses menunjukkan bahwa para

konsumen memainkan peran penting dalam menentukan persyaratan atau kebutuhan

mereka sebagai input. Memonitor kepuasan konsumen membutuhkan evaluasi berbagai

informasi yang terkait dengan persepsi konsumen tentang pemenuhan kebutuhan

mereka oleh organisasi tersebut. Model yang ditunjukkan di atas mencakup semua

persyaratan Standard Internasional ini, namun tidak menunjukkan proses-proses

(12)

Sist e m M a n a j e m e n M u t u Be r da sa r k a n Pr ose s: pr ose s- pr ose s in t i st a n da r d.

Standard ini didasarkan pada model konseptual yang ditunjukkan dalam gambar diatas.

Model ini disebut ‘model proses’ sebab model ini menekankan proses-proses utama yang

menjadi bagian tak terpisahkan dari standard ini. Gambar ini sedikit diubah agar bisa

diaplikasikan secara khusus dalam pendidikan dan pelatihan.

Model ini dikendalikan oleh konsumen, yang berarti segala hal yang berkaitan dengan

mutu berawal dari dan berakhir pada konsumen. Dalam gambar di atas, konsumen

ditunjukkan di sisi kiri dan kanan. Ketiga kelompok konsumen utama dalam bidang

pendidikan dan pelatihan juga ditunjukkan disana.

Input dan outputnya mungkin dan seringkali memang terkait dengan ketiga kelompok

konsumen ini, bahkan terkait juga dengan kelompok lain, seperti yang dituliskan

berikut:

• Seorang peserta didik

• Orang tua peserta didik atau pegawai

• Sebuah perusahaan atau organisasi dimana kontrak penelitian, kesepakatan

konsultasi, atau kontrak pelatihan dimasukkan.

(13)

• Seorang konsumen internal (yaitu konsumen yang berada atau bekerja dalam

organisasi pemasok pendidikan dan pelatihan itu sendiri).

• Sebuah badan pemerintah, badan pembuat undang-undang, badan akreditasi, dan

semacamnya

• Kelompok masyarakat yang relevan, seperti kelompok orang tua dan warga,

anggota masyarakat secara keseluruhan.

Aliran proses utama yang berujung pada penyerahan barang dan/jasa saudara

ditunjukkan di bagian atas gambar di atas: ‘realisasi produk’.

Model ini dimulai dengan pembahasan dan spesifikasi dari konsumen – apa yang mereka

inginkan.

CATATAN: Dalam bidang pendidikan dan pelatihan, hal ini memungkinkan, dan

seringkali memang berarti bahwa konsumen (peserta didik) memilih pelajaran atau

kurikulum tertentu dari brosur, buku panduan atau yang semacamnya.

Hal ini lalu menjadi input untuk sistem manajemen mutu saudara (ditunjukkan dalam

gambar sebagai bentuk elips). Input ini dimasukkan kedalam perencanaan barang

dan/atau jasa dan kedalam persyaratan barang atau jasa tersebut. Kotak ini

dimaksudkan untuk menggambarkan berbagai kegiatan yang saudara lakukan untuk

menghasilkan output berupa barang dan/atau jasa.

Model ini juga menitikberatkan pentingnya mendapatkan informasi tentang kepuasan

konsumen (panah di bagian kanan yang mengarah ke ‘pengukuran, analisis dan

perbaikan’). Pengukuran dan penilaian serta evaluasi menjadi umpan balik yang sangat

penting bagi kinerja saudara. Sistem pengukuran ini ditunjukkan dalam bentuk kotak di

sebelah kanan yang bertuliskan ‘pengukuran, analisis dan perbaikan’.

Bagian lain dari model ini menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dianggap

fundamental bagi kelancaran pelaksanaan proses realisasi barang dan/atau jasa yang

saudara produksi; yang berarti bahwa kegiatan-kegiatan ini tidak penting namun

sangat dibutuhkan untuk membantu memastikan penyampaian barang dan/atau jasa

tersebut.

Kotak ‘tanggung jawab manajemen’ dimasukkan disana untuk menekankan pentingnya

manajemen meneliti hasil dari umpan balik dan informasi lain yang diterima.

Tanggung jawab manajemen juga mencakup perlunya penentuan kebijakan, tujuan dan

sasaran oleh eksekutif senior perusahaan. Dari sini, muncullah kebutuhan akan

perencanaan yang tepat, yang juga perlu didasarkan pada hasil pengukuran.

(14)

penelitian-penelitian tersebut tercatat dengan baik. Catatan penelitian-penelitian ini perlu menjabarkan

standard pelaksanaan proses-proses tersebut.

Manajemen senior di perusahaan saudara perlu mengevaluasi sumber daya - sumber

daya yang ada, yang dimasukkan sebagai bidang kegiatan keempat dalam sistem

manajemen mutu. Sumber daya – sumber daya ini perlu dipersiapkan dalam jumlah

yang cukup untuk memastikan mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi. Sumber

daya mencakup tempat, perlengkapan dan peralatan, bahan dan manusia. Sumber daya

manusia perlu mendapatkan pelatihan untuk memastikan bahwa mereka memang

kompeten untuk menjalankan tugas yang diberikan pada mereka.

Kegiatan pengumpulan dan analisis data, yang ditunjukkan dalam kotak di sebelah

kanan, berjudul ‘pengukuran, analisis dan perbaikan’, mungkin menghasilkan usulan

perbaikan untuk sistem manajemen mutu , digambarkan sebagai panah yang mengarah

ke kotak dibagian atas, yang berjudul ‘peningkatan sistem manajemen mutu secara

terus menerus’.

Dengan persetujuan dari eksekutif senior perusahaan, kemungkinan-kemungkinan

perbaikan ini juga harus diteliti lagi sebelum diimplementasikan dengan tepat.

Jadi, ada dua mekanisme untuk melaksanakan perbaikan:

• Sebagai bagian dari sistem manajemen mutu (digambarkan dengan panah dalam

lingkaran di dalam). Ini mencakup penyesuaian yang tidak biasa, tindakan

pembetulan dan tindakan pencegahan.

• Proses pengkajian ulang, dan khususnya pengkajian manajemen, yang secara kritis

mengamati sistem manajemen mutu secara keseluruhan dan membuat perbaikan

pada sistem tersebut.

Dengan demikian, model proses dalam gambar di atas menghubungkan dan

menyatukan konsep pemastian mutu untuk perbaikan terus menerus dengan konsep

manajemen mutu keseluruhan.

FOKUS. Langkah pertama dalam tiap usaha perbaikan adalah menemukan (find)

proses yang harus diperbaiki/ditingkatkan. Saudara perlu menyusun sebuah tim yang

terdiri dari sumber daya - sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas

perbaikan tersebut. Tim ini bisa terdiri dari pemilik proses tersebut dan para staf yang

melaksanakan proses tersebut sehari-hari. Pastikan bahwa para anggota tim ini bisa

mendedikasikan beberapa jam dalam seminggu atau sebulan untuk mengerjakan proyek

ini. Pemimpin perusahaan bisa membantu memastikan bahwa waktu yang dimiliki oleh

(15)

Setelah tim saudara terbentuk, ikuti langkah-langkah berikut.

F

Find (Temukan) Proses Untuk Ditingkatkan

O

Organisir

K

Klarifikasi Pengetahuan yang Dimiliki tentang Proses tersebut

U

Ungkap Sebab-Sebab Jeleknya Mutu Proses

S

St art (Mulai) PDCA

F

in d ( m e n e m u k a n ) pr ose s u n t u k dit in gk a t k a n

Berbagai pendekatan bisa digunakan untuk mengenali peluang-peluang untuk

meningkatkan proses-proses utama atau memecahkan masalah-masalah yang ada

didalamnya. Pendekatan-pendekatan ini mencakup:

• Identifikasi berbagai varian hasil monitor secara terus menerus

terhadap berbagai indikator dan kegiatan

• Umpan balik dari klien atau staf tentang peluang perbaikan

• Proses-proses yang bervolume besar, beresiko tinggi, berpotensi

menimbulkan masalah, membutuhkan banyak sumber daya, atau

yang menunjukkan masalah-masalah keamanan

• Proses-proses yang menggambarkan prioritas strategis perusahaan

Pe r t a n ya a n - pe r t a n ya a n pe nt ing ya n g h a r u s dij a w a b da la m t a ha p ini m e nca k up:

Adakah deskripsi yang sederhana dan jelas tentang proses tersebut?

Apa proses itu?

Apa saja masalah utama yang terkait dengan proses tersebut?

Apa saja keterbatasan pandangan proses tersebut?

Apa saja keterbatasan sumberdaya proses tersebut?

(16)

O

r ga n isir

Banyak orang dari berbagai disiplin/bidang ilmu yang akrab dengan dan bekerja dalam

proses yang akan ditingkatkan (diperbaiki) dipilih untuk berpartisipasi dalam tim

perbaikan mutu (Qualit y I m provem ent Team / QI T). Organisasi tersebut bisa

menyediakan sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan oleh para staf untuk

berpartisipasi (misalnya, dengan memasukkan hal ini dalam tugas pekerjaan mereka

sehingga mereka tidak punya alasan untuk menolak, memberikan pelayanan berupa

fasilitator bermutu untuk membantu tim tersebut, dan menyediakan

perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk melaksanakan kerja tim tersebut).

Idealnya, tim seperti ini terdiri dari lima sampai delapan orang, dan dipimpin oleh

seorang fasilitator yang memiliki pengetahuan cukup tentang prinsip-prinsip dan

perangkat-perangkat untuk perbaikan kinerja, dan/atau oleh seorang pemimpin

kelompok yang sebenarnya adalah “pemilik proses atau sponsor”. Tim ini akan

mengikuti sebuah pendekatan terstruktur dalam tiap proyek perbaikan proses.

Tim ini akan dikenakan peraturan yang dikeluarkan oleh Perform ance I m prov em ent

Com m it t ee (PIC / Dewan Perbaikan Kinerja), Direktur Eksekutif, atau badan pemerintah.

Pe r t a n ya a n - pe r t a n ya a n pe nt ing ya n g h a r u s dij a w a b da la m t a ha p ini m e nca k up:

Adakah orang yang bekerja dalam proses ini, termasuk konsumen

internal dan eksternal?

Adakah pemilik proses usaha tersebut?

Adakah tim yang mengenal baik proses tersebut?

Adakah panduan dan dukungan teknis yang tersedia?

K

la r ifik a si Pe n ge t a hu a n ya n g D im ilik i t e n t a ng Pr ose s t e r se but

Idealnya, semua proyek perbaikan kinerja dimulai dengan penentuan titik tolak

menggunakan pengukuran hasil. Jika tidak ada data yang tersedia atau tidak ada titik

tolak kinerja yang dibuat untuk proses tersebut, tim tadi akan mengidentifikasi

elemen-elemen data utama yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja proses tersebut secara

(17)

Pe r t a n ya a n - pe r t a nya a n pe nt ing ya n g h a r u s dij a w a b da la m t a ha p ini m e nca k up:

Siapa saja konsumennya?

Apa saja kebutuhan mereka?

Perlukah keterbatasan ditentukan?

Bagaimana aliran proses tersebut sebenarnya?

Adakah kompleksitas/ketidaksibukan yang tidak perlu?

Apa saja hasil/cara terbaik agar proses tersebut bisa berhasil?

Pe r a ngk a t Pe r ba ik a n M u t u ( QI T) ya n g bisa digu na k a n

da la m t a ha p pe r ba ik a n k ine r j a pr ose s in i m e n ca k up:

-Perangkat Pengumpulan Data

-Diagram Garis

U

n gk a p Se ba b- Se ba b Je le k n ya M u t u a t a u Va r ia si Pr ose s

Analisa objektif terhadap data, yang didapat melalui penggunaan teknik-teknik kendali

proses secara statistik, akan dilakukan oleh tim. Identifikasi akar masalah adalah

tujuan analisis ini. Tim akan menggunakan sarana (perangkat) resmi seperti diagram

sebab-akibat, diagram Pareto, atau teknik kelompok nominal untuk mengidentifikasi

penyebab masalah dan menentukan prioritas untuk pengambilan keputusan.

Pe r t a n ya a n - pe r t a n ya a n pe nt ing ya n g h a r u s dij a w a b da la m t a ha p in i m e nca k up:

Apa saja penyebab utama variasi proses atau jeleknya mutu ?

Karakteristik utama yang mana saja yang bisa diukur?

Apa . . . siapa . . . dimana . . . kapan . . . bagaimana data akan

dikumpulkan?

Apakah data tersebut menggambarkan penyebab variasi yang umum atau

khusus?

Penyebab variasi yang mana yang bisa kita ubah untuk meningkatkan/memperbaiki

(18)

Pe r a ngk a t Pe r ba ik a n M u t u ( QI T) ya n g bisa digu na k a n

da la m t a ha p pe r ba ik a n k ine r j a pr ose s in i m e n ca k up:

-Diagram Batang dan Diagram Irisan

-Diagram Sebab-Akibat (diagram Ishikawa, diagram tulang ikan)

-Histogram

Pemilihan dan penyusunan prioritas usulan perbaikan proses akan didasarkan pada

keputusan tim tentang apakah usulan terpilih tersebut akan menghasilkan perbaikan

yang paling besar atau tidak. Usulan perbaikan tambahan juga bisa disampaikan (yaitu

usulan perbaikan yang kurang memiliki dampak terhadap perbaikan secara keseluruhan)

tapi akan menghasilkan pencapaian sejumlah perbaikan dalam proses/akar masalah

yang bisa diukur.

Jika teridentifikasi adanya hambatan-hambatan yang menghalangi implementasi usulan

perbaikan utama (usulan perbaikan ideal), maka tim harus mengusulkan alternatifnya,

meski dampak positif yang diberikan oleh usulan alternatif tersebut mungkin tidak

sebesar dampak yang dimiliki oleh usulan perbaikan utama. Pemilihan prioritas

perbaikan bisa didasarkan pada faktor-faktor berikut:

• Kemampuan untuk memberikan dampak positif pada misi program

• Kompleksitas dan stabilitas sistem yang membutuhkan perhatian

• Penting tidaknya dilihat dari kacamata hukum atau peraturan perundangan

• Keamanan, keselamatan, atau isu lain yang bisa memunculkan resiko bagi individu

• Kemungkinan peningkatan harapan konsumen

• Keandalan dan stabilitas sistem baru tersebut dibandingkan dengan sistem lama.

• Tingkat kepentingan perbaikan proses dalam organisasi tersebut

Ke se m pa t a n unt u k m e n gu r a ngi bia ya a t a u m e n in gk a t k a n pe n da pa t a n

Fase perancangan untuk tiap perbaikan proses akan menggunakan perangkat-perangkat

(19)

tidak terbatas pada berikut ini: diagram garis proses tersebut, diagram sebab-akibat,

diagram kemiripan (afinitas), analisis dampak mode kegagalan dan analisis kritis.

Perangkat-perangkat ini bisa digunakan sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk

merancang sebuah proses yang paling cocok untuk perubahan yang diinginkan pada

proses atau hasil.

Pe r t a n ya a n - pe r t a n ya a n da n t in da k a n - t inda k a n pe nt ing ya n g h a r us dij a w a b da n

dila k u k a n da la m t a ha p ini m e nca k up:

Pemilihan bagian proses yang akan diperbaiki.

Apa saja usulan yang ada untuk perbaikan proses?

Menyusun pernyataan misi.

Perubahan apa saja untuk proses tersebut yang paling terjangkau (baik

dari segi

harga maupun waktu dan peluang)?

P

Plan (Perencanaan) Proses Perbaikan

D

Do (Pelaksanaan) Perbaikan, Pengumpulan dan Analisis Data

C

Check (Pemeriksaan) Hasil dan Peserta didikan yang diambil

A

Act (Bertindak) dengan Menggunakan, Menyesuaikan atau

Mengabaikan Perubahan

Pe r a ngk a t Pe r ba ik a n M ut u ( QI T) ya n g bisa digu na k a n da la m

t a ha p pe r ba ik a n k ine r j a pr ose s in i m e n ca k u p:

-Diagram Afinitas (Kemiripan)

-Diagram Sebab-Akibat

-Analisis Dampak dan Mode Kegagalan

(20)

Lin gk a r a n D e m in g

Dalam LU 3.1.4 saudara telah mempelajari

kontribusi guru Sistem Manajemen Mutu (QMS)

Edward Deming, dan Lingkaran Demingnya. Siklus

Plan – Do – Check – Act (PDCA) ini adalah prinsip

kerja standard sistem manajemen ISO.

Siklus ini adalah cara untuk menggali berbagai proses,

mulai dari yang sangat sederhana sampai yang paling

kompleks. Biasanya, jika saudara harus memonitor

proses yang kompleks, saudara bisa memecah proses

tersebut menjadi bagian-bagian kecil dan menerapkan PDCA dari sub-proses

spesifik sampai ke keseluruhan proses sebagai kesatuan.

P

la n ( Pe r e n ca na a n ) Pr ose s Pe r ba ik a n

Disini, tim akan mengumpulkan hasil rangkuman akhir tentang proyek tersebut dan

menyajikannya pada pemimpin kelompok yang mensahkannya. Persetujuan (dukungan)

atas usulan perubahan akan terjadi di level ini dengan dukungan dan kepemimpinan

yang diberikan untuk perubahan proses tersebut. Persetujuan akhir atas usulan

perubahan proses berada di tangan Direktur Eksekutif atau pemimpin senior program

tersebut.

Pe r t a n ya a n - pe r t a n ya a n pe nt ing ya n g h a r u s dij a w a b da la m t a ha p ini m e nca k up:

Apa perbaikan proses yang perlu dilakukan?

Langkah apa dalam proses tersebut yang akan diubah?

Adakah resiko tertentu terkait dengan perubahan tersebut?

Berapa biaya perubahan tersebut (dalam bentuk uang, waktu, sumber

daya [manusia dan bahan])?

Siapa saja yang akan terpengaruh oleh perubahan tersebut?

Siapa pemilik proses tersebut? Apakah dia ikut serta dalam proses perencanaan

perbaikan?

Siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan perubahan proses

tersebut?

Apa yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan perubahan proses tersebut?

Dimana perubahan tersebut akan diimplementasikan (satu unit terpisah atau seluruh

perusahaan)? Apakah diperlukan uji coba sebelum implementasi di tingkat

(21)

Bagaimana implementasi tersebut akan dikendali?

Di tahap mana pengukuran dilakukan untuk memonitor efektifitas perubahan?

Bagaimana data akan dikumpulkan dan oleh siapa?

Data apa yang harus dikumpulkan untuk mengukur perbaikan?

Pe r a ngk a t Pe r ba ik a n M u t u ( QI T) ya n g bisa digu na k a n

da la m t a ha p pe r ba ik a n pr ose s in i m e n ca k u p:

-Diagram Sebab-Akibat

-Diagram Garis

D

o ( Pe la k sa n a a n ) Pe r ba ik a n , Pe n g u m pula n da n Ana lisis D a t a

Saat usulan perubahan pada proses dan sistem diimplementasikan, proyek tersebut

akan berfokus pada pergeseran dari pendekatan rancangan proses / pemecahan

masalah ke pendekatan ‘menggenggam keuntungan’ kemudian ke pengumpulan dan

analisis data.

Sebagai bagian dari usulan-usulannya, tim akan merekomendasikan elemen-elemen

data tertentu yang dibutuhkan untuk terus menerus memonitor hasil perbaikan proses.

Pe r t a n ya a n da n t inda k a n pe n t in g ya ng h a r us dij a w a b da n dila k uk a n da la m

t a ha p in i m e n ca k up:

Pengumpulan data.

Analisis data.

Adakah perubahan signifikan dalam usaha pengendalian atau pengumpulan

data?

Pe r a ngk a t Pe r ba ik a n M u t u ( QI T) ya n g bisa digu na k a n

da la m t a ha p pe r ba ik a n pr ose s in i m e n ca k u p:

-Diagram Batang dan Diagram Irisan

-Diagram Sebab-Akibat

-Perangkat Pengumpulan Data

(22)

C

h e ck ( Pe m e r ik sa a n) H a sil Ana lisis da n Pe se r t a didik a n ya ng D ida pa t

Dalam beberapa kasus, tim akan terus harus mengkaji data yang didapat dari kegiatan

memonitor terus menerus dan harus mengevaluasi kinerja proses dalam rentang waktu

yang telah ditentukan. Dalam kasus lain, tambahan kegiatan pengawasan yang

diperlukan akan digabungkan kedalam proses pengawasan program secara terus

menerus, dan hasil perbaikan ini akan dilaporkan lewat komite yang telah ada atau

lewat laporan departemen. Setelah pemimpin perusahaan menentukan bahwa

perubahan proses telah dilaksanakan dan dipertahankan, maka pengawasan tersebut

bisa dihentikan.

Pe r t a n ya a n- pe r t a n ya a n pe nt in g ya ng ha r u s dij a w a b da la m t a ha p in i

m e n ca k up:

Apakah proses tersebut meningkat sesuai harapan?

Jika dilihat dari sudut Pandangkonsumen, apakah proses tersebut

meningkat?

Apakah data yang ada mendukung perbaikan tersebut?

Bagaimana usaha tim bisa ditingkatkan?

Pe r a ngk a t Pe r ba ik a n M u t u ( QI T) ya n g bisa digu na k a n

da la m t a ha p pe r ba ik a n pr ose s in i m e n ca k u p:

Diagram Batang dan Diagram Irisan

Perangkat Pengumpulan Data

Histogram

Diagram Pelaksanaan dan Kendali

Diagram Acak

A

ct ( Be r t inda k ) de n ga n M e n ggun a k a n , M e n ye su a ik a n a t a u M e nga ba ik a n

Pe r u ba h a n

Jika diputuskan bahwa perubahan belum dipertahankan atau belum terbukti efektif

setelah dicoba, tim bisa:

• Mengevaluasi hambatan-hambatan keberhasilan perubahan proses, dan menyusun

(23)

• Mengusulkan alternatif lain untuk mengganti perubahan yang telah diusulkan

tersebut

• Meneliti lebih lanjut proses dan alasan kegagalan dalam mempertahankan perbaikan

Sekarang lakukan LATI H AN PEM BELAJARAN QU3 .2 - AS1 / 4

“SI KLUS D EM I N G” yang bisa saudara temukan di Bagian Tugas

di akhir Unit Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti

catatan panduan yang terkait dengan Jurnal Pembelajaran dan

Portofolio Bukti

Pe r t a n ya a n - pe r t a n ya a n pe nt in g ya n g h a r us dij a w a b da la m t a ha p in i

m e n ca k u p:

Haruskah saudara menggunakan, menyesuaikan atau mengabaikan

perubahan tersebut?

Perlukah saudara menggunakan pendekatan ‘menggenggam

keuntungan’?

Bagian mana dari proses perbaikan tersebut yang perlu distanda risasi?

Kebijakan dan prosedur apa yang perlu direvisi?

Siapa yang perlu diberitahu tentang perubahan ini?

Apa yang harus diukur untuk memastikan manfaatnya telah didapatkan?

Apa saja langkah berikutnya yg harus diambil untuk terus meningkatkan proses ini?

Ba ca h a n dout “RBM ” ya n g bisa dit e m u k a n di

Ba gia n ha n dout u nt u k Se m e st e r 3 da n k e r j a k a n

Tu ga s “SI RAM AN D AN PERCI KAN ” ya ng

(24)

3.

Rant ai konsumen - pemasok

Proses adalah bahan penyusun rantai nilai yang bisa dianggap sebagai proses makro

yang tersusun dari berbagai sub proses, sebuah mata rantai yang mengikat konsumen

dan pemasok .

Kon su m e n da n pe m a sok e k st e r n a l.

Para konsumen dan pemasok eksternal ini memiliki kekuatan tawar menawar dengan

perusahan atau organisasi yang sedang mengejar posisi diantara para pesaingnya.

Mereka memiliki kekuatan tawar menawar yang ditantang oleh sebuah organisasi dan

para pesaingnya untuk mendapatkan kelebihan kompetitif di pasar. Dalam pertarungan

memperebutkan pasar, persaingan tidak hanya muncul dari pemain lain. Persaingan

dalam sebuah industri sebenarnya berakar pada ekonomi yang mendasarinya, dan

kekuatan kompetitif yang ada akan bisa bertahan dengan baik melebihi para pesaing

yang telah mapan dalam industri tertentu.

Kelebihan kompetitif adalah kemampuan untuk membuat perusahaan tampak berbeda

di mata para konsumen dan kemampuan untuk memberikan harga tinggi.

Maka, keberagaman adalah pola perilaku yang mendasari keberhasilan; semakin

beragam lingkungannya, semakin besar pula jumlah variabel kemungkinan yang

signifikan yang bisa memberikan manfaat berbeda pada tiap orang. Bisakah evolusi

acak dirancang untuk bisnis? Inilah fungsi strategi.

Elemen-elemen dasar persaingan strategis adalah:

• Kemampuan untuk memahami perilaku kompetitif, konsumen, penyandang dana

dan sumberdaya yang terus-menerus berinteraksi

• Pemahaman tentang bagaimana gerakan strategis tertentu bisa menyeimbang

kan kembali keseimbangan (atau mungkin juga ketidak seimbangan) kompetitif.

• Sumber daya bagi para pengguna baru

• Kemampuan untuk memprediksi resiko dan keuntungan

• Kemauan untuk bertindak

• Komitmen dan dedikasi seluruh bagian organisasi

Dalam tabel berikut saudara akan melihat gambaran kasar kekuatan-kekuatan dasar

yang membentuk interaksi manusia dalam pengembangan strategi ekonomi. Kerangka

kerja ini berguna untuk memahami fokus pada mutu untuk meningkatkan kelebihan

(25)

Konsep k on su m e n in t e r n a l mungkin tampak wajar dan biasa-biasa saja, namun untuk

membuat para pegawai menerapkan konsep ini, ada teramat banyak hal yang terlibat

didalamnya. Proses internal atau sistem kerja harus diidentifikasi dan ditentukan.

Sistem kerja adalah cara sebuah organisasi mengorganisir dirinya sendiri untuk

melakukan pekerjaan. Perumusan sistem ini mengaitkan kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan dengan tujuan kegiatan produksi barang dan jasa serta dengan tujuan

perusahaan.

Tiap sambungan memiliki tindakan yang diharuskan dan diharapkan yang perlu

ditentukan. Di sebuah pabrik, fungsi bagian pengiriman memiliki tindakan yang

diharapkan yang berupa pengiriman barang tepat waktu pada konsumen. Fungsi bagian

produksi harus menyediakan produk untuk dikirimkan untuk memenuhi pesanan

konsumen. Bagian pembelian harus menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh

bagian produksi tepat waktu agar jadwal produksi bisa terpenuhi. Semua proses ini

menunjukkan rantai konsumen - pemasok didalam organisasi atau perusahaan.

(26)

Pendekatan sistem kerja mengatur dan memprioritaskan pekerjaan selain memperjelas

peran pegawai dimana kerjasama dan inovasi bisa terjadi.

Sub proses mendukung para pegawai yang memproduksi dan mengirimkan barang atau

jasa. Proses-proses pendukung meliputi sumber daya manusia, manajemen fasilitas

dan layanan teknologi1

.

Pengukuran kinerja digabungkan dengan penyusunan prioritas kerja. Kegiatan ini

mengidentifikasi dan mengukur kegiatan-kegiatan yang penting untuk melayani

pelanggan, baik internal maupun eksternal. Ada ungkapan lama yang selalu berlaku

“semua yang diukur berarti telah selesai dikerjakan.” Pengukuran membantu

manajemen melakukan tugasnya berdasarkan fakta yang ada. Bagian Produksi

mungkin memiliki tujuan pengerjaan seperti penyelesaian pembuatan pesanan tepat

waktu. Bagian Pembelian mungkin bisa diukur berdasarkan frekuensi atau persentase

persediaan barang yang habis terpakai. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa yang

dilakukan pegawai untuk mendukung pengiriman barang dan/atau jasa?” atau “Barang

apa saja yang mereka produksi?” membantu mengidentifikasi apa yang harus diukur.

Pengukuran membantu para pegawai lebih fokus pada prioritas dan pelayanan

konsumen internal mereka.

Strategi perbaikan mungkin mencakup pembagian informasi tentang strategi-strategi

yang berhasil digunakan ke seluruh bagian perusahaan, program pengakuan dan hadiah

untuk inovasi, informasi dari konsumen proses internal, penggunaan teknologi alternatif

dan analisis proses. Sejumlah perusahaan mungkin perlu perancangan ulang sistem

secara keseluruhan untuk mencapai layanan konsumen internal yang efektif.

Sekarang kerjakan LATI H AN PEM BELAJARAN QU3 .2 - AS2 / 4

“I N PUT- OUTPUT PROD UK” yang bisa saudara temukan di

Bagian Tugas di akhir Unit Pembelajaran ini. Ingatlah untuk selalu

mengikuti catatan panduan yang terkait dengan Jurnal

Pembelajaran dan Portofolio Bukti

Sist e m Ra n t a i N ila i

Rantai nilai sebuah perusahaan adalah bagian dari sebuah sistem yang lebih besar yang

mencakup rantai-rantai nilai yang bergerak ke atas kearah pemasok dan kebawah

1

(27)

kearah penyalur dan konsumen. Porter menyebut rangkaian nilai ini sebagai sistem

nilai, yang konsepnya ditunjukkan sebagai berikut:

Hubungan-hubungan seperti ini muncul tidak hanya dalam rantai nilai perusahaan, tapi

juga ada diantara rantai-rantai nilai yang lain. Meski perusahaan yang menunjukkan

tingkat integrasi vertikal yang tinggi memiliki kegiatan ke atas dan ke bawah yang

dikoordinasikan dengan lebih baik, perusahaan yang memiliki tingkat integrasi vertikal

yang lebih rendah juga bisa menjalin kesepakatan dan kerjasama dengan pemasok dan

rekan penyalur untuk mencapai koordinasi yang lebih baik. Jelas, keberhasilan sebuah

perusahaan dalam membuat dan mempertahankan kelebihan kompetitif tidak hanya

tergantung pada rantai nilainya, namun juga pada kemampuannya mengatur sistem

nilai dimana perusahaan tersebut menjadi salah satu bagiannya.

Rantai konsumen - pemasok harus dibuat agar bisa membangun mutu barang dan jasa

yang diberikan. Perusahaan-perusahaan tradisional hanya bisa mengidentifikasi

konsumen dan pemasok diluar organisasi mereka.

Maka, ada spesifikasi dan persyaratan tertulis untuk tiap bahan yang dibeli dan untuk

tiap barang yang dijual. I n spe k si biasanya dilaksanakan di tahap pasokan persediaan

dan pengiriman. Inspeksi (pemeriksaan) seperti ini tidak bisa meningkatkan mutu

sebab tidak ada yang tahu apa yang terjadi saat sedang tidak ada inspeksi. Saat

inspeksi gagal mengendalikan mutu, perusahaan meningkatkan kuantum inspeksinya,

dengan lebih banyak orang yang melakukan inspeksi dibanding yang melakukan

produksi. Saat cara ini juga tidak berhasil, mereka mengaku kalah dan beranggapan

bahwa mereka harus seumur hidup mengalami masalah tersebut. Strategi-strategi yang

digunakan oleh banyak perusahaan ini, dalam pelaksanaannya, sangat meningkatkan

pengeluaran. Peningkatan pengeluaran hanya untuk inspeksi tidaklah menguntungkan.

Inspeksi hanya meningkatkan biaya produksi, tanpa memberi nilai tambah. Tujuan

organisasi haruslah mengurangi inspeksi sampai seminimal mungkin dan tetap bisa

mengontrol mutu barang atau jasa yang diproduksi. Tujuan ini bisa tercapai melalui

pembentukan rantai konsumen - pemasok dalam organisasi.

Saat konsep mutu berubah, perusahaan-perusahaan menyadari bahwa mutu harus

dibangun pada barang atau jasa dengan cara membangun mutu kedalam prosesnya.

Persyaratan mendasar untuk membangun mutu kedalam proses in adalah k e nda li

t e r u s m e ne r u s atas mutu proses sehingga mutu tiap tahap proses produksi bisa

dipastikan. Hal ini bisa dicapai dengan membentuk rantai konsumen-pemasok, di tiap

(28)

perusahaan, yaitu dengan membagi proses menjadi sejumlah sub proses dan

membentuk rantai konsumen – pemasok dalam organisasi tersebut. Maka, kunci untuk

membangun mutu ke dalam proses adalah dengan mengidentifikasi konsumen dan

pemasok internal.

Rantai konsumen – pemasok terdiri dari pembagian seluruh proses produksi atau

pemberian jasa, dimulai dari pemasok (pemasok) eksternal dan berakhir di konsumen

eksternal, dalam sejumlah subproses yang ditentukan dengan pasti dalam organisasi

tersebut. Tiap sub proses memiliki pemilik, yang sebenarnya bertanggung jawab untuk

memberikan output ke konsumen internal setelah menerima input yang benar dari

pemasok internal dan memberi nilai tambah. Semua sub proses saling terkait dan

membentuk sebuah rantai. Sejumlah sub proses akan berakhir pada konsumen internal.

Sejumlah sub proses akan memiliki pemasok eksternal. Tidak ada sub proses yang bisa

berdiri sendiri. Semua sub proses akan saling terkait.

Semua input untuk sub proses harus memiliki spesifikasi. Tiap output harus memiliki

spesifikasi. Kesesuaian antara semua item yang diterima, dimiliki, atau dijual dengan

spesifikasi masing-masing harus diverifikasi. Pemilik sub proses akan menerima input

untuk sub prosesnya dari pemasok internal atau eksternal setelah terlebih dulu

memverifikasi kesesuaian input tersebut dengan spesifikasinya. Pentingnya verifikasi ini

tidak perlu dijelaskan lagi. Verifikasi bisa sesederhana pemeriksaan langsung atau

penghitungan langsung. Atau bisa juga dilakukan dengan pemeriksaan secara detail,

tergantung pada seberapa penting item tersebut.

Pemilik sub proses harus mengambil alih tanggung jawab dari pemasok sebelum mulai

menggunakan input yang diterimanya. Maka, sebelum menerima sebuah barang, dia

harus melakukan inspeksi yang diperlukan untuk memastikan bahwa dia menerima

pasokan tersebut sesuai dengan persyaratan atau spesifikasi yang telah ditentukan. Dia

tidak bisa menyalahkan pemasok setelah barang tersebut diterima. Dalam hal ini,

pemilik sub proses harus bertindak sebagai konsumen. Dengan demikian, dia perlu

mengetahui terlebih dulu apa yang dibutuhkannya untuk memenuhi tanggung jawabnya

sebagai seorang pemilik sub proses. Sama halnya saat dia mengirimkan output sub

prosesnya. Dia harus bertindak sebagai seorang pemasok yang menyerahkan item

yang telah diproses kepada konsumen.

Dengan demikian, tiap pemilik sub proses memiliki seorang pemasok dan seorang

konsumen. Semua orang yang memberikan input pada pemilik proses adalah pe m a sok

semua orang yang menerima input dari pemilik proses adalah k on su m e n bagi pemilik

proses tersebut.

Jika konsep ini dibuat dalam sebuah organisasi dan jika semua pemilik, konsumen dan

(29)

bertanggung jawab, maka penyeliaan dan manajemen tidak akan terlalu dibutuhkan

lagi.

Hal ini akan menghasilkan tim yang lebih kuat. Penyeliaan atau inspeksi hanya

dibutuhkan jika proses tersebut terhambat. Jika tidak, maka proses pasti akan berjalan

lancar:

1) Pemilik proses menerima in pu t dari konsumennya berdasarkan spe sifik a si;

2) Dia memproses input tersebut lebih jauh sesuai dengan persyaratan prosesnya dan

menghasilkan ou t put yang sesuai dengan spesifikasi;

3) Spesifkasi output ini kemudian menjadi spesifikasi input untuk proses berikutnya,

yang menerima item dari tahap sebelumnya.

Dengan cara ini, akan ada spesifikasi untuk semua output dari semua sub proses dalam

organisasi. Ini akan menghasilkan mutu di seluruh proses dan persyaratan tiap proses

akan bisa ditentukan dengan sangat tepat dan akurat.

Tiap sub proses harus ditentukan dengan jelas oleh pemiliknya sehingga para pegawai

atau pekerja bisa melaksanakan fungsinya dengan baik sebagai konsumen dan

pemasok. Sub proses, pemiliknya, konsumen dan pemasok harus dicatat dan para

pegawai harus dilatih dan dimotivasi untuk mempraktekkan rantai konsumen-pemasok .

Sekarang kerjakan LATI H AN PEM BELAJARAN QU3 .2 - AS3 / 4

“M EN GI D EN TI FI KASI RAN TAI KON SUM EN - PEM ASOK yang

bisa saudara temukan di Bagian Tugas di akhir Unit Pembelajaran

ini. Ingatlah untuk selalu mengikuti catatan panduan yang terkait

dengan Jurnal Pembelajaran dan Portofolio Bukti

Sekarang kerjakan LATI H AN PEM BELAJARAN QU3 .2 - AS4 / 4

“PERUBAH AN D ALAM SEKOLAH AN yang bisa saudara

temukan di Bagian Tugas di akhir Unit Pembelajaran ini. Ingatlah

untuk selalu mengikuti catatan panduan yang terkait dengan Jurnal

Pembelajaran dan Portofolio Bukti

(30)

4.

Perangkat -Perangkat Mut u

Para ahli mutu memberi berbagai nama untuk tujuh perangkat dasar mutu berikut,

pertama kali dicetuskan oleh Kaoru Ishikawa, profesor teknik di Universitas Tokyo dan

penemu ‘lingkaran mutu ’.2

Perjalanan mutu dimulai dengan penguasaan perangkat-perangkat ini, yang tidak bisa

dihilangkan sepanjang pendekatan proses untuk kendali dan perbaikan mutu .

Ketujuh perangkat dasar mutu (The seven basic quality tools ) tersebut adalah:

D ia gr a m se ba b- a k iba t (Ca u se - a n d- e ffe ct dia gr a m – juga disebut diagram

Ishikawa atau diagram tulang ikan): Mengidentifikasi berbagai kemungkinan

penyebab sebuah dampak atau masalah dan memisah-misahkan berbagai ide

kedalam kategori-kategori yang berguna.

Le m ba r pe r ik sa ( Che ck sh e e t ) : Sebuah formulir terstruktur yang dipersiapkan

untuk mengumpulkan dan menganalisis data; sebuah perangkat umum yang bisa

digunakan untuk berbagai tujuan dengan sedikit penyesuaian.

D ia gr a m k e n da li ( Cont r ol ch a r t s) : Diagram yang digunakan untuk meneliti

bagaimana sebuah proses berubah dalam rentang waktu tertentu.

H ist ogr a m : Bentuk diagram yang paling sering digunakan untuk menunjukkan

distribusi, atau seberapa sering tiap nilai yang berbeda muncul dalam satu

rangkaian data.

D ia gr a m Pa r e t o ( Pa r e t o cha r t s) : Menunjukkan faktor mana yang lebih signifikan

dalam bentuk grafik batang.

D ia gr a m t e r se ba r ( Sca t t e r dia gr a m ) : Diagram yang terdiri dari sepasang data

numeris, satu variabel di tiap sumbu, untuk melihat hubungan.

St r a t ifik a si ( St r a t ifica t ion ): Sebuah teknik yang memisahkan data yang didapat

dari sejumlah sumber sehingga muncul pola yang bisa diamati (beberapa daftar

mengganti ‘stratifikasi’ dengan ‘diagram garis’ atau ‘diagram pelaksanaan’).

(31)

PERAN GKAT M UTU 1

D I AGRAM SEBAB- AKI BAT

D ia gr a m Tu la ng I k a n ( Fish bon e - dia gr a m )

Ju ga D ise bu t : D ia gr a m Se ba b- Ak iba t , D ia gr a m I sh ik a w a ( Ca u se - a n d- Effe ct D ia gr a m , I sh ik a w a D ia gr a m )

Variasi: diagram sebab enumerasi, diagram proses tulang ikan, diagram

waktu-tunda tulang ikan, CEDAC (cause-and-effect diagram with the addition of cards),

diagram tulang ikan hasil yang diinginkan, dan diagram terbalik tulang ikan.

D e sk r ipsi

Diagram tulang ikan mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab sebuah

dampak atau masalah. Diagram ini bisa digunakan untuk menyusun ide-ide dalam

sesi curah gagasan. Diagram ini memisah-misahkan berbagai ide secara langsung

dan memasukkannya kedalam kategoi-kategori yang berguna.

Ka pa n Sa a t unt u k M e n ggun a k a n D ia gr a m Tu la n g I k a n

Saat mengidentifikasi kemungkinan penyebab untuk suatu masalah.

Khususnya saat pemikiran para anggota tim cenderung beragam dan berbeda-beda.

Pr ose du r Pe m bu a t a n D ia gr a m Tu la n g I k a n

Bahan yang dibutuhkan: papan tulis (whit eboard), spidol.

Sepakati masalah (dampak) yang akan dibahas. Tuliskan di bagian tengah sebelah

kanan papan tulis. Gambar sebuah kotak mengelilinginya dan gambar sebuah

panah horizontal ke arah kotak tersebut.

Lakukan curah gagasan tentang kategori-kategori utama penyebab masalah

tersebut. Jika hal ini sulit dilakukan, gunakan penjudulan yang umum:

• Metode

• Mesin (perlengkapan)

• Orang (kesalahan manusia)

• Bahan

• Pengukuran

• Lingkungan

(32)

Lakukan curah gagasan tentang semua kemungkinan penyebab masalah.

Tanyakan: “Mengapa hal ini terjadi?” Saat tiap ide disampaikan, fasilitator

menuliskannya sebagai cabang dari kategori yang sesuai. Sebab-sebab ini bisa

dituliskan beberapa kali jika terkait dengan berbagai kategori.

Tanyakan lagi “Mengapa hal ini terjadi?” untuk tiap sebab. Tuliskan sub-sebab

sebagai cabang dari sebab-sebab tadi. Terus tanyakan “Mengapa?” dan perdalam

tiap level sebab yang ada. Jumlah cabang menunjukkan hubungan sebab akibat.

Setelah semua anggota kelompok kehabisan ide, fokuskan perhatian pada tempat

di gambar yang jumlah idenya paling sedikit.

Cont oh D ia gr a m Tu la n g I k a n

Diagram tulang ikan berikut dibuat oleh sebuah tim produksi yang mencoba

mengetahui sumber kontaminasi besi yang terjadi secara berkala. Tim tersebut

menggunakan keenam penjudulan umum untuk memunculkan ide. Banyaknya

cabang yang muncul menunjukkan pemikiran menyeluruh tentang penyebab

masalahnya.

Misalnya, di bawah judul ‘Mesin,’ ide ‘materi konstruksi’ menunjukkan empat jenis

perlengkapan dan sejumlah nomor mesin yang spesifik.

Perhatikan bahwa sejumlah ide muncul di dua tempat yang berbeda. ‘Kalibrasi’

muncul dibawah ‘Metode’ sebagai faktor prosedur analisis, dan juga muncul di

bawah ‘Pengukuran’ sebagai penyebab kesalahan laboratorium. ‘Peralatan besi’

bisa dianggap sebagai masalah ‘Metode’ saat mengambil sampel atau bisa juga

dianggap sebagai masalah di bidang ‘Manusia’ jika terkait dengan personil

(33)

PERAN GKAT M UTU 2

Lembar periksa adalah sebuah formulir terstruktur dan disiapkan untuk mengumpul

kan dan menganalisis data. Ini adalah perangkat umum yang bisa digunakan untuk

berbagai keperluan.

Ka pa n Sa a t unt u k M e n ggun a k a n Le m ba r Pe r ik sa

Saat data bisa diamati dan dikumpulkan berulang-ulang oleh orang yang sama atau

di tempat yang sama.

Saat mengumpulkan data tentang frekuensi atau pola kejadian, masalah,

kesalahan, lokasi kesalahan, penyebab kesalahan, dan sebagainya.

Saat mengumpulkan data dari proses produksi.

Pr ose du r Pe n yu su na n Le m ba r Pe r ik sa

Tentukan kejadian atau masalah apa yang akan diamati. Buat definisi opera

sionalnya dan Tentukan kapan data akan dikumpulkan dan untuk berapa lama.

Susun formulirnya. Atur sedemikian rupa hingga data bisa dicatat hanya dengan

memberi tanda centang atau tanda silang atau simbol-simbol lain yang serupa

sehingga data tidak perlu disalin ulang untuk analisis.

Namai semua kotak di formulir tersebut.

Ujilah lembar periksa dalam jangka waktu yang singkat untuk memastikan bahwa

lembar tersebut bisa mengumpulkan data yang tepat dan mudah digunakan.

Tiap kali kejadian atau masalah yang ingin diteliti muncul, masukkan datanya ke

dalam lembar periksa.

Ga n ggu a n Te lpon

Alasan Hari

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Total

Salah sambung 20

Meminta informasi 10

Bos 19

Total 12 6 10 8 13 49

(34)

Cont oh Le m ba r Pe r ik sa

Gambar diatas adalah sebuah lembar periksa yang digunakan untuk mengumpulkan

data gangguan telepon. Tanda garis dimasukkan sebagai data yang dikumpulkan

selama beberapa minggu.

PERAN GKAT M UTU 3

CON TROL CH ART ( D I AGRAM KEN D ALI )

D I AGRAM KEN D ALI

Ju ga dise bu t : St a t ist ica l Pr oce ss Conr ol ( k e n da li pr ose s st a t ist ik )

V a r ia si

Berbagai jenis diagram kendali bisa digunakan, tergantung pada jenis datanya.

Dua kelompok paling utama adalah diagram kendali untuk data variabel dan data

atribut.

Data variabel diukur dengan skala berkelanjutan. Misalnya: waktu, berat, jarak,

atau suhu bisa diukur dalam bentuk pecahan atau desimal. Bisa diukur dengan

sangat tepat menjadi syarat data variabel.

Data atribut dihitung dan tidak mungkin memiliki bentuk pecahan atau desimal.

Data atribut muncul saat saudara menentukan hanya keberadaan atau ketiadaan

sesuatu: keberhasilan atau kegagalan, penerimaan atau penolakan, benar atau

tidak benar. Misalnya, sebuah laporan mungkin saja memiliki empat atau lima

kesalahan, tapi tidak mungkin memiliki empat setengah kesalahan.

D ia gr a m va r ia be l

Diagram x dan R (averages and range chart / diagram rata-rata dan rentang)

Diagram x dan s

Diagram tersendiri (juga disebut diagram X, diagram X–R, diagram IX-MR, diagram

Xm R, diagram rentang bergerak)

moving average–moving range chart (disebut juga MA–MR chart)

target charts (disebut juga difference charts, deviation charts and nominal charts)

CUSUM (disebut juga cumulative sum chart)

EWMA (disebut juga exponentially weighted moving average chart)

(35)

D ia gr a m At r ibu t

Diagram p (juga disebut proportion chart / diagram proporsi)

Diagram np

Diagram c (juga disebut count chart / diagram penghitungan)

Diagram u

D ia gr a m un t uk k e dua j e n is da t a

Diagram kerja pendek (juga disebut stabilized charts or Z charts / diagram penyeim

bang atau diagram Z)

Diagram kelompok (juga disebut multiple characteristic charts / diagram karakteris

tik jamak)

D e sk r ipsi

Diagram kendali adalah diagram yang digunakan untuk meneliti proses perubahan

dalam periode waktu tertentu. Data dimasukkan sesuai dengan urutan waktunya.

Diagram kendali selalu memiliki garis tengah untuk nilai rata-rata, garis atas untuk

batas teratas kendali dan garis bawah untuk batas terendah kendali. Garis-garis ini

ditentukan dari data historis. Dengan membandingkan data saat ini dengan

garis-garis tersebut, saudara bisa menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses

konsisten (dalam kendali) atau tidak bisa diduga (diluar kendali, dipengaruhi oleh

penyebab variasi tertentu).

Diagram kendali untuk data variabel digunakan secara berpasangan. Diagram atas

memonitor nilai rata-rata, atau memusatkan distribusi data dari proses yang diteliti.

Diagram bawah memonitor rentang, atau lebar distribusi. Jika data saudara

dimasukkan dalam sasaran praktek, nilai rata-ratanya adalah titik dimana sasaran

tersebut berkelompok, dan rentangnya adalah seberapa dekat mereka

berkelompok. Diagram kendali untuk data atribut digunakan sendiri-sendiri.

Ka pa n Sa a t unt u k M e n ggun a k a n D ia gr a m Ke nda li

Saat mengontrol proses yang sedang berlangsung dengan menemukan dan

memperbaiki masalah ketika masalah tersebut terjadi.

Saat memprediksi rentang (cakupan) hasil yang diharapkan dari sebuah proses.

Saat menentukan apakah sebuah proses stabil (berada dalam kendali statistik) atau

tidak.

Saat menganalisis pola-pola variasi proses dari penyebab khusus (kejadian tidak

biasa) atau penyebab umum (penyebab yang memang ada dalam proses tersebut).

Saat menentukan apakah proyek perbaikan mutu harus diarahkan untuk mencegah

(36)

tersebut.

Pr ose du r D a sa r Pe nyu su n a n D ia gr a m Ke n da li

Pilih diagram kendali yang tepat untuk data saudara .

Tentukan periode waktu yang tepat untuk mengumpulkan dan memasukkan data.

Kumpulkan data, masukkan ke dalam diagram dan analisis.

Cari ‘tanda -tanda di luar kendali’ pada diagram kendali tersebut. Setelah

ditemukan, tandai dan teliti penyebabnya. Catatlah bagaimana saudara meneliti,

apa yang saudara temukan, penyebabnya dan bagaimana masalah tersebut

diperbaiki.

Ta n da - t a n da dilu a r k e n da li

Sebuah titik yang berada di luar batas kendali. Dalam Gambar 1, titik enam belas

berada diatas UCL (upper cont rol lim it/batas atas kendali).

Dua dari tiga titik berurutan di satu sisi garis tengah dan lebih jauh dari 2 σ dari

garis tengah tersebut. Dalam Gambar 1, titik 4 adalah tanda ini.

Empat dari lima titik berurutan di satu sisi garis tengah dan lebih jauh dari 1 σ dari

garis tengah tersebut. Dalam Gambar 1, titik 11 adalah contoh tanda ini.

Delapan titik berurutan berada di satu sisi garis tengah. Atau 10 dari 11, 12 dari 14

atau 16 dari 20 titik. Dalam Gambar 1, titik 21 adalah titik ke delapan dalam satu

urutan di atas garis tengah.

Pola-pola yang konsisten atau terus ada yang menunjukkan bahwa ada yang tidak

beres dalam data dan proses saudara .

Ga m ba r 1 D ia gr a m Ke nda li: Ta n da - t a nda D ilu a r Ke n da li

Teruskan memasukkan data saat data tersebut muncul. Tiap titik data baru

dimasukkan, periksa apakah ada tanda diluar kendali yang baru.

Saat saudara memulai sebuah diagram kendali yang baru, proses tersebut

(37)

pertama adalah batas-atas kondisional. Setelah saudara memiliki lebih dari 20 titik

berurutan dari satu periode waktu yang menunjukkan bahwa proses tersebut

bekerja dalam kendali, hitung ulang batas kendalinya.

PERAN GKAT M UTU 4

H I STORI GRAM

H ist ogr a m

D e sk r ipsi

Distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering tiap nilai berbeda muncul dalam

serangkaian data. Histogram adalah jenis grafik yang paling sering digunakan

untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Bentuknya mirip grafik (diagram) batang,

namun memiliki beberapa perbedaan penting.

Ka pa n Sa a t unt u k M e n ggun a k a n H ist ogr a m

Saat datanya berupa angka.

Saat saudara ingin melihat bentuk distribusi data, khususnya saat menentukan

apakah output sebuah proses didistribusikan secara normal atau tidak.

Saat menganalisis apakah sebuah proses bisa memenuhi persyaratan konsumen

atau tidak.

Saat menganalisis bagaimana output dari pemasok proses.

Saat melihat apakah telah terjadi perubahan proses dari satu periode waktu ke

periode waktu lainnya.

Saat menentukan apakah output dua proses atau lebih, berbeda atau tidak.

Saat saudara ingin mengkomunikasikan distribusi data dengan cepat dan mudah.

Pe n yu su na n H ist ogr a m

Kumpulkan minimal 50 data berurutan dari sebuah proses.

Gunakan lembar kerja histogram untuk menyusun histogram. Lembar kerja ini

akan membantu saudara menentukan jumlah batang, rentang nilai yang ada dalam

tiap batang dan label untuk sudut batang. Setelah menghitung W dalam langkah

kedua di lembar kerja tersebut, gunakan perkiraan saudara untuk

menyesuaikan-nya dengan angka yang tepat. Misalmenyesuaikan-nya, saudara memutuskan untuk

menem-patkan 0,9 dari angka pas 1,0. Nilai W tidak boleh memiliki jumlah desimal (angka

di belakang koma) lebih banyak daripada angka yang akan saudara masukkan.

(38)

menghitung nilai data. Beri tandadan beri label sumbu x dengan nilai L dari lembar

kerja. Jarak antara kedua angka ini akan jadi tempat batangan-batangan

histogram. Jangan ada celah diantara dua batangan.

Untuk tiap titik data, beri tanda satu hitungan diatas batangan yang tepat dengan

tanda silang atau dengan mengarsir bagian batangan tersebut.

Ana lisis H ist ogr a m

Sebelum menarik kesimpulan dari histogram saudara, yakinkan diri saudara bahwa

proses tersebut bekerja dengan normal selama periode waktu yang diteliti. Jika ada

kejadian yang tidak wajar mempengaruhi proses tersebut selama periode waktu

penyusunan histogram, analisis saudara tentang bentuk histogram mungkin tidak

bisa digeneralisasi untuk semua periode waktu.

Analisis makna bentuk histogram saudara .

Be nt u k - Be n t u k H ist ogr a m Um um da n M a k n a n ya

N or m a l. Sebuah pola yang umum adalah kurva berbentuk lonceng yang disebut

‘distribusi normal’. Dalam distribusi normal, titik-titiknya muncul di kedua sisi nilai

rata-rata. Namun, perhatikan apakah distribusi lain terlihat sama dengan distribusi

normal atau tidak. Perhitungan statistik harus digunakan untuk membuktikan

sebuah distribusi normal.

Jangan sampai nama ‘normal’ membuat saudara bingung. Output dari banyak

proses—bahkan mungkin sebagian besar proses—tidak membentuk distribusi

normal, namun hal ini tidak berarti ada yang salah dengan proses-proses tersebut.

Misalnya, banyak proses memiliki batas asal di satu sisi dan akan membentuk

distribusi acak. Hal ini normal—dalam artian biasa—bagi proses tersebut, bahkan

meskipun nama distribusinya bukan ‘normal’!

Aca k . Distribusi acak tidak simetris karena batas asalnya menahan hasil hanya

pada satu sisi saja. Puncak distribusi ini mendekati batas tersebut dan ekornya

menjauh dari pusat tersebut. Misalnya, distribusi analisis sebuah produk yang

sangat murni akan bersifat acak, sebab produk tersebut tidak mungkin 100 persen

(39)

murni. Contoh lain batas asal ini adalah lubang yang tidak mungkin lebih kecil dari

diameter mata bor atau saat menjawab telepon yang tidak mungkin kurang dari

nol. Distribusi ini disebut distribusi acak-kanan atau acak-kiri tergantung pada arah

ekornya

D u a Pu n ca k a t a u Bim oda l. Distribusi bimodal berbentuk seperti dua punuk unta.

Hasil dari dua proses dengan distribusi berbeda digabungkan dalam satu data.

Misalnya, distribusi data produksi dari dua shift kerja mungkin bersifat bimodal, jika

tiap shift menghasilkan distribusi hasil yang berbeda. Stratifikasi seringkali bisa

mengungkapkan masalah ini.

Pla t e a u . Distribusi plat eu mungkin bisa disebut “distribusi multimodal”. Sejumlah

proses dengan distribusi normal digabungkan. Karena ada banyak puncak yang

saling berdekatan, bagian atas distribusi tersebut menyerupai plat eu (berbukitan).

Pu n ca k Be r su dut . Distribusi puncak bersudut tampak seperti distribusi normal,

hanya saja distribusi ini memiliki sebuah puncak besar di salah satu ujungnya.

D is tribu s i Aca k Ka n a n

D is tribu s i Bim o d a l ( D u a -Pu n ca k)

(40)

Biasanya hal ini disebabkan oleh penyusunan histogram yang salah, dengan data

dikumpulkan bersama-sama dalam kategori berjudul ‘lebih besar dari…’

Te r pot on g a t a u Be nt u k Ja nt u ng. Distribusi terpotong tampak seperti distribusi

normal dengan ujung yang dipotong. Pemasok mungkin menghasilkan distribusi

normal berbagai barang dan kemudian mengandalkan pemeriksaan untuk

memisahkan barang yang mana yang sesuai spesifikasi, dan mana yang tidak.

Hasil pengiriman kepada konsumen dari bagian yang sesuai spesifikasi berbentuk

seperti jantung.

M a k a n a n An j in g. Ada data yang hilang dari distribusi Makanan Anjing—hasilnya

terlalu dekat dengan nilai rata-rata. Jika konsumen menerima distribusi seperti ini,

orang lain menerima bentuk jantung, dan konsumen tersebut dibiarkan dengan

‘makanan anjing’, bagian yang tidak enak dan sisa ditinggalkan setelah majikan

selesai makan. Meski yang diterima oleh konsumen ini masih sesuai spesifikasi,

produk tersebut masuk ke dalam dua kelompok: yang satu dekat dengan batas atas

spesifikasi dan yang satu lagi dekat dengan batas bawah spesifikasi. Variasi ini

seringkali menyebabkan masalah dalam proses konsumen tersebut.

M e m bu a t H ist ogr a m

Analisis jumlah kekurangan atau kesalahan tiap hari selama seminggu. Mulailah

dengan meneliti kekurangan menggunakan lembar periksa. Lembar periksa

menciptakan histogram dari data yang saudara masukkan.

D is trib u s i S is ir

D is tribu s i Te rp o to n g a ta u Be rbe n tu k J a n tu n g

(41)

PERAN GKAT M UTU 5

Diagram Pareto adalah diagram batang. Panjang tiap batangan

menggambarkan frekuensi atau beban (waktu atau uang), dan disusun

dengan batang tertinggi di sebelah kiri dan batang terendah ditempatkan

paling kanan. Dengan cara ini, diagram tersebut secara visual menunjukkan

situasi mana yang lebih signifikan.

Ka pa n Sa a t unt u k M e n ggun a k a n D ia gr a m Pa r e t o

Saat menganalisis data tentang frekuensi masalah atau penyebab dalam

sebuah proses.

Saat ada banyak masalah atau penyebab dan saudara ingin fokus pada

masalah yang paling signifikan.

Saat menganalisis penyebab umum dengan memperhatikan

komponen-komponennya yang spesifik.

Saat mengkomunikasikan data saudara kepada orang lain.

Pr ose du r Pe n yu su na n D ia gr a m Pa r e t o

Tentukan kategori apa yang akan saudara gunakan untuk mengelompokkan

item-item yang didapat.

Tentukan pengukuran apa yang paling tepat. Pengukuran yang biasa dipakai

adalah pengukuran frekuensi, kuantitas, biaya dan waktu.

Tentukan periode waktu yang akan tercakup dalam diagram Pareto: Satu

siklus kerja? Satu hari penuh? Satu minggu?

Kumpulkan data, catat kategorinya tiap kali. (Atau susun data yang sudah

ada.)

Jumlahkan hasil pengukuran (penghitungan) untuk tiap kategori

Tentukan skala yang tepat untuk hasil pengukuran yang telah dikumpulkan.

Gambar

gambar besar yang menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut bisa memuaskan
Gambar sebuah diagram dengan variabel independen di sumbu horizontal dan

Referensi

Dokumen terkait

2) Saling percaya antara pendidik dan peserta didik dalam proses penilaian pendidik dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan, dan saling

Universitas harus memiliki gedung perkuliahan bersama dengan jumlah ruang kelas yang mampu menampung seluruh perkuliahan untuk semua program studi.. Universitas

Metode pengujian black box merupakan metode pegujian berdasarkan pada proses dan spesifikasi dari perangkat lunak yang memiliki tujuan untuk mengetahui apakah semua

Sesuai Pasal 188 ayat (2) KUHAP bahwa ketiga alat bukti itu harus ada kesesuaian dan saling berhubungan. Kesesuaian antara perbuatan ,kejadian satu sama lain menunjukan

Dari hasil penilaian probability impact matrix pada Tabel 8, maka dapat diperoleh item-item proses produksi garam yang memiliki tingkat risiko tergolong tinggi dan

Analisis dilakukan hanya pada input proses (material) pada tiap-tiap tahapan dalam proses manufaktur atau pembuatan batik. Output berupa kain batik juga bukan termasuk lingkup

Semua negara di dunia tidak dapat berdiri sendiri, perlunya kerjasama dengan negara lain menciptakan bentuk ketergantungan antar sesama negara, dengan saling memenuhi

Proses penghitungan dalam sistem ini menggunakan metode naive bayes yang meliputi beberapa tahap seperti pengklasifikasian hasil diagnosis, mencari probabilitas tiap