• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurn

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA

KELAS V DI SDN PERWIRA III BEKASI UTARA

Nurul Diah Liswantari, Indah Rizki, Lenny U Afriyenti Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa sekolah dasar.Kecerdasan emosi adalah kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahaan

menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, dan peka terhadap perasaan orang lain (empati).Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimen yaitu jenis studi deskriptif.Diperoleh gambaran bahwa dari jumlah sampe 97 siswa diperoleh data: sebanyak 18 anak (19%) memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi, 70 anak (72%) memiliki tingkat kecerdasan emosionalyang sedang, dan 9 anak (9%) memiliki tingkat kecerdasan emosionalyang rendah.

Kata Kunci : kecerdasan emosional

Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan menjadikan seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan dan kepribadian yang akan mengembangkan potensi diri yang dimiliki serta turut berperan terhadap kemajuan bangsa. Hal ini sejalan dengan isi Undang-undang No. 20 Tahun 2003 (Depdiknas, 2006) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Tujuan dari adanya pendidikan yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Seperti halnya kutipan Desmita (2005) mengenai pandangan

kotemporer yang menyebutkan bahwa kesuksesan hidup seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (Intellegence Quotient-IQ) melainkan juga kecerdasan emosi (Emotional Intelligent-EI) atau Emotional Quotient-EQ Daniel Goleman (Agus Efendi, 2005) menyatakan IQ hanya menyumbang sekitar 20 persen bagi keberhasilan seseorang,

sedangkan 80 persen kesuksesan seseorang justru dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. Goleman (dalam Yufiarti & Gumgum Gumelar, 2012) kecerdasan emosional adalah pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri

(2)

Jurn

stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

Kecerdasan emosi sangat penting bagi kehidupan seseorang.Tanpa kecerdasan emosi, kemampuan untuk menangani dan mengelola perasaan-perasaan diri sendiri dan orang lain, menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis, serta kesempatan untuk hidup bahagia dan sukses menjadi sangat tipis. Dapsari (dalam Casmini, 2007) mengemukakan ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi tinggi diantaranya: optimal dan selalu positif pada saat menangani situasi-situasi dalam hidupnya, trampil dalam membina emosinya, optimal pada kecakapan kecerdasan emosi, optimal pada

nilai-nilai empati, optimal pada kesehatan secara umum. Berdasarkan wawancara pada tanggal 12 Agustus 2015 dengan wali kelas V di SDN Perwira III Bekasi Utara yaitu Ibu Diat ditemukan adanya beberapa masalah dalam perilaku siswa antara lain,tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, bertengkar dengan teman sekelas, membolos, pendiam dan kurang mampu bersosialisasi, kurang dapat menyesuaikan diri, tidak mematuhi perintah guru,

menangis karena ejekan teman, mengejek teman, terlihat ketakutan pada saat maju kedepan kelas, masih harus dipaksa orang tua untuk masuk sekolah sehingga membuat anak mudah marah didalam kelas, kurangnya percaya diri.Perilaku-perilaku tersebut menunjukkan adanya masalah salah satunya mengenai kecerdasan emosi.Namun hal ini perlu diteliti lebih jauh apakah benar siswa kelas V SDN Perwira III mengalami masalah pada kecerdasan

emosinya.Oleh karena itu peneliti berupaya mengetahui “Gambaran kecerdasan emosional pada siswa kelas V SDN Perwira III Bekasi Utara”.

Kecerdasan Emosional

Emosi dirumuskan secara bervariasi oleh para psikolog, dengan orientasi teoritis yang berbeda-beda.Goleman (dalam Yufiarti & Gumgum Gumelar, 2012) mendefinisikan emosi adalah suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk

bertindak.Keadaan emosional adalah suatu reaksi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta dibarengi dengan perasaan yang kuat. Kecerdasan emosi merupakan gabungan dari kata kecerdasan dan emosi.Menurut Goleman (dalam Yufiarti & Gumgum Gumelar, 2012) kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak

(3)

Jurn

melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk

menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. Goleman (dalam Desmiati, 2005) juga menyebutkan ada lima komponen dalam kecerdasan emosi yaitu : mengenali emosi diri – kesadaran diri,mengelola emosi, motivasi diri, mengenali emosi orang lain atau empati, dan membina hubungan.

Mengacu pada definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahaan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati, dan peka terhadap perasaan orang lain (empati).

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V di SDN Perwira III Bekasi Utara yang berjumlah 110 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan sampling purposive. Namun setelah dilakukan pemeriksaan terdapat beberapa

siswa yang mengisi tidak sampai selesai sehingga di anggap gugur dan diperoleh sampel sebesar 97 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala

kecerdasan emosi yang merujuk pada skala model Likert dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai.

Analisis instrumen dilakukan dengan menguji coba skala untuk melihat validitas butir menggunakan korelasi Pearson Correlation dan realibilitas menggunakan Alpha Cronbach

yang diolah dengan SPSS 16.00 for windows.

Hasil

Alat ukur kecerdasan emosional terdiri dari 57 item, yakni 29 item favorable dan 28 item unfavorable. Setelah dilakukan uji validitas item, terdapat 25 item yang gugur (tidak valid), sehingga tersisa 32 item yang dapat dipergunakan atau dinyatakan valid. Dari hasil sebaran data yang menggunakan tryout terpakai terhadap 97 siswa diperoleh reliabilitas 0,857, hal itu berarti reliabilitasnya tinggi.

(4)

Jurn

Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Klasifikasi Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Skor yang didapatkan diubah ke dalam bentuk persentase, yang kemudian akan menentukan gambaran kecerdasan emosional pada siswa kelas V.A dan V.B di SDN Perwira III Bekasi Utara. Berikut tabel analisis deskriptif kecerdasan emosional secara keseluruhan

terdapat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.Deskriptif StatistikKecerdasan Emosional Secara Umum

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KECERDASAN

EMOSIONAL 97 69 128 1.025 10.095

Valid N (listwise) 97

Berdasarkan tabel deskriptif statistik diatas, maka diperoleh kategori dari kecerdasan

emosionalsebagai berikut :

Tabel 4.3. Deskripsi Pengukuran Variabel Kecerdasan Emosional

Kriteria Pengelompokkan Skor Skala Kriteria Jumlah %

X ≥ (Mean + 1,0 SD) X ≥ 111,5 Tinggi 18 18,5%

(5)

Jurn

tingkat kecerdasan emosionalyang sedang, dan 9 anak (9%) memiliki tingkat kecerdasan emosionalyang rendah. Jadi, dapat digambarkan bahwa skor kecerdasan emosional siswa terbanyak adalah berada dalam kategori sedang.Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Sementara itu sebagian besar siswa merasa ada beberapa faktor dari kecerdasan emosional yang cukup baik, namun ada beberapa faktor lain yang dirasa masih kurang dimiliki oleh siswa. Gambaran mengenai kecerdasan emosional siswa dari tiap dimensi akan diuraikan pada perhitungan dan deskripsi dari tiap dimensi. Berikut ini merupakan gambaran dari tiap dimensi kecerdasan emsoional pada siswa kelas V di SDN Perwira III Bekasi yang dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Deskriptif Statistik Dimensi Kesadaran Diri

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Kesadaran Diri 97 5.0 12.0 872.0 8.990 .1307 1.2869

Valid N

(listwise) 97

Berdasarkan tabel deskriptif statistik diatas, maka dapat diperoleh kategori dari dimensi kesadaran dirisebagai berikut :

Tabel 4.5.Gambaran Kategori Dimensi Kesadaran Diri

Tabel 4.6.Deskriptif

Berdasarkan tabel deskriptif statistik diatas, maka dapat diperoleh kategori dari dimensi mengelola emosisebagai berikut :

Kriteria Nilai Kategori Jumlah Persentase

(6)

Jurn

Tabel 4.7. Gambaran Kategori Dimensi Mengelola Emosi

Tabel 4.8.Deskriptif Statistik Memanfaatkan Emosi

Berdasarkan tabel deskriptif statistik diatas, maka dapat diperoleh kategori dari dimensi memanfaatkan emosi secara produktifsebagai berikut :

Tabel 4.9. Gambaran Kategori Dimensi Memanfaatkan Emosi

Tabel 4.10 Deskriptif Statistik Dimensi Empati

Descriptive Statistics

Berdasarkan tabel deskriptif statistik diatas, maka dapat diperoleh kategori dari dimensi empati sebagai berikut :

Kriteria Nilai Kategori Jumlah Presentase

X ≥ (M + 1,0 SD) X ≥ 31,3 Tinggi 12 12,4 %

Kriteria Nilai Kategori Jumlah Presentase

(7)

Jurn

Tabel 4.11 Gambaran Kategori Dimensi Empati

Kriteria Pengelompokkan Skor Skala Kriteria Jumlah %

X ≥ (Mean + 1,0 SD) X ≥ 21,6 Tinggi 18 18,6 %

Tabel 4.12 Gambaran Kategori Dimensi Membina Hubungan

Berdasarkan tabel deskriptif statistik diatas, maka dapat diperoleh kategori dari dimensi membina hubungan sebagai berikut :

Tabel 4.13 Gambaran Kategori Dimensi Membina Hubungan

Kriteria Pengelompokkan Skor Skala Kriteria Jumlah %

X ≥ (Mean + 1,0 SD) X ≥ 39,1 Tinggi 13 13,4 %

Jadi, jika digambarkan bahwa skor terbanyak dari tiap-tiap dimensi adalah berada dalam kategori sedang.Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang memiliki tingkat tinggi dari tiap dimensi dalam kecerdasan emosional.Sementara itu, sebagian besar siswa memperoleh skor sedang pada kelima dimensi kecerdasan

emosionaltersebut.Hal itu berarti sebagian besar siswa merasa ada beberapa faktor dari kelima dimensi kecerdasan emosionalyang cukup dimiliki dan ada pada diri siswa, namun ada beberapa faktor yang dinilai masih kurang dimiliki oleh siswa.

Kemudian dari tabel-tabel tersebut, besaran skor sedang dari kelima dimensi tersebut memiliki nilai dengan selisih yang sedikit.Akan tetapi dimensi kesadaran dirimemiliki skor tertinggi diantara dimensi lainnya.Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa memiliki rasa

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

VAR00006 97 27 44 3418 35.24 .395 3.886

Valid N

(8)

Jurn

peracaya diri pribadi dalam mengenali dan merasakan emosi sendiri, memahami penyebab perasaan yang timbul serta mengenali pengaruh perasaan terhadap tindakan.Sementara itu, sebagian besar siswa memiliki rasa percaya diri yang cukup terhadap kesulitan mengenali dan merasakan emosi sendiri, memahami penyebab perasaan yang timbul serta mengenali

pengaruh perasaan terhadap tindakan.

Diskusi

Kecerdasan emosional perlu dimiliki oleh siswa sehingga mereka mampu

mengedalikan emosinya, semangat dalam belajar, tekun,mampu memotivasi dirinya untuk tidak takut gagal serrta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa.Apabila siswa memilki kecerdasan emosional yang baik, maka hal tersebut dapat menjadi penunjang bagi siswa untuk lebih optimis, percaya diri yang tinggi, mampu mengendalikan emosi serta semangat dalam mengikuti segala kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah.

Berdasarkan tabel 4.5 ditunjukkan bahwa dimensi kesadaran diridiperoleh data sebanyak 8 anak (8%) memiliki tingkat tinggi, 81 anak (81%) memiliki tingkat sedang, dan 11 anak (11%) memiliki tingkat rendah. Jadi gambaran mengenai dimensi kesadaran dirisiswa adalah berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan hanya sebagian kecil siswa yang memiliki tingkat tinggi pada dimensi kesadaran diri , sementara sebagian besar siswa memiliki cukup mampu mengambil keputusan sendiri serta cukup memiliki

kepercayaan diri. Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis data tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah memiliki faktor-faktor yang sesuai dalam dimensi kesadaran diriyang cukup baik, namun sebagian masih dinilai kurang. Hal itu ditunjukkan pada hasil mean tiap item-item dalam dimensi kesadaran diri. Dengan demikian kesadaran diri yang mereka lakukan dalam kategori sedang.

(9)

Jurn

mengendalikan perilaku agreesif yang merusak diri sendiri dan orang lain, memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga, memiliki kemampuanuntuk mengatasi ketegangan jiwa

Berdasarkan tabel 4.9diperoleh datagambaran dimensi memanfaatkan emosi secara produktif sebanyak 15 anak (16%) memiliki tingkat tinggi, 69 anak (71%) memiliki tingkat sedang, dan 13 anak (13%) memiliki tingkat rendah. Hal itu menunjukkan bahwa gambaran kecerdasan emosional siswa pada dimensi memanfaatkan emosi secara produktifberada dalam kategori sedang.Oleh karena itu, berarti hanya sebagian kecil dari siswa yang memiliki tingkat pada dimensi memanfaatkan emosi secara produktifyang tinggi.Sementara, sebagian besar siswa memiliki tingkat sedang pada dimensi ini.Hal itu berarti sebagian siswa merasa

cukup mampumengambil inisiatif, bertindak efektif serta bertahan menghadapi kegagalan. Berdasarkan tiap-tiap item pada dimensi memanfaatkan emosi secara produktif menunjukkan bahwa pandangan siswa merasa cukup memiliki rasa tanggung jawab, mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan, mampu mengendalikan diri dan tidak bersikap impulsif.

Berdasarkan tabel 4.11 ditunjukkan bahwa pada dimensi empatidiperoleh data sebanyak 18 anak (19%) memiliki tingkat tingggi, 66 anak (68%) memiliki tingkat sedang, dan 13 anak (13%) memiliki tingkat rendah. Jadi, gambaran dimensi empati pada siswa adalah berada dalam kategori sedang.Hal itu berarti, jika berdasarkan data yang diperoleh hanya sebagian kecil siswa yang memiliki tingkat pada dimensi empati yang tinggi. Sementara, sebagian besar siswa memiliki tingkat sedang, dimana itu berarti siswa cukup mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, serta menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaaraskan diri dengan teman, guru atau orang lain. Berdasarkan data dari analisis masing-masing item menunjukkan bahwa siswa mampu menerima sudut pandang orang lain, memiliki kepekaan terhadap orang lain, mampu mendengarkan orang lain.

Berdasarkan tabel 4.13 ditunjukkan bahwa pada dimensi empatidiperoleh data sebanyak 13 anak (13%) memiliki tingkat tingggi, 67 anak (69%) memiliki tingkat sedang, dan 13 anak (18%) memiliki tingkat rendah. Jadi, gambaran dimensi empati pada siswa

(10)

Jurn

al P

si

k

olo

g

i

U

b

ha

ra

10

hubungan dengan orang lain, dapat menyelesaikan konflik dengan orang lain, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul serta memiliki sikap tenggang rasa atau perhatian.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Efendi. ( 2005 ). Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta Casmini.(2007). Emotional Parenting.Yogyakarta :P_idea.

Desmita ( 2005 ). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Goleman, Daniel. (2005). Emotional Intelligence.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 4.3. Deskripsi Pengukuran Variabel Kecerdasan Emosional
Tabel 4.7. Gambaran Kategori Dimensi Mengelola Emosi
Tabel 4.11 Gambaran Kategori Dimensi Empati

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data dan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu harga, kualitas pelayanan, dan

Aplikasi perlakuan pupuk organik berbagai dosis tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel pertumbuhan seperti luas daun, jumlah daun dan tinggi tanaman

considering the past , tetapi tidak mengamati faktor psikologis yang lain yang dapat dikaitkan dengan dengan pengambilan keputusan investasi reksadana. Instrumen

Tidak dapat kita nafikan bahawa media adalah satu unsur yang penting dalam. proses

 Tuntutan : Upah tidak dibayar selama 5 bulan, Upah dibawah UMK Kota Bekasi dan Uang Service tidak dibayar selama 10 Bulan. Pertamina Patra Niaga

Berdasarkan hasil wawancara dengan 31 tim yang berada dalam pertandingan bola basket wilayah IV Jawa Barat, pelatih dan wasit dapat disimpulkan bahwa

Hasil dari penelitian ini adalah terbangunnya aplikasi sistem pakar diagnosa hama dan penyakit pada jamur tiram, Dimana sistem mampu untuk menentukan jenis