• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of EFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI DESA MARGALUYU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASEMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of EFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI DESA MARGALUYU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASEMEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

34

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

EFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU

HAMIL TRIMESTER 2 DAN 3 DI DESA MARGALUYU WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KASEMEN

Nila Marwiyah* Pratiwi Anjar Sari**

*Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Faletehan

E- mail: nila_marwiyah@yahoo.com

ABSTRAK

Senam hamil merupakan suatu gerakan yang disarankan untuk ibu hamil untuk mempersiapkan fisik, dan mental ibu hamil selama kehamilan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil. Masalah kehamilan yang biasanya terjadi ialah kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas senam hamil terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 di Desa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen. Jenis Penelitian menggunakan design quasi experiment pre post without control. Sampel yang digunakan 14 ibu hamil di ambil dengan menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan Perinatal Anxiety Screening Scale (PASS). Hasil uji t dependent diperoleh nilai signifikan p = 0.000. Kesimpulannnya menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum dan setelah pemberian senam hamil. Sarannya untuk tenaga kesehatan dapat meningkatkan motivasi kepada ibu hamil tentang pentingnya senam hamil untuk kesehatan ibu hamil.

Kata Kunci : Ibu Hamil, Senam Hamil, Tingkat Kecemasan

ABSTRACT

Pregnancy exercise is a suggested movement for pregnant women to prepare physically, and mentally pregnant women during pregnancy and improve the health of pregnant women. Pregnancy disorder that usually happened is pregnant women with high level of anxiety of trimester 2 and 3. The purpose of this study to determine the effect of pregnancy exercise on the level of anxiety of pregnant women trimester 2 and 3 in the Village Margaluyu Work Area Puskesmas Kasemen Year 2017. Type of research using quasi experiment pre post without control design. The sample that used by 14 pregnant women were taken using total sampling. Instruments that used was Perinatal Anxiety Screening Scale (PASS). Result of the t test of dependent obtained significant value is p = 0.000. The conclusions show that there is an effect of anxiety levels before and after pregnancy exercise. The advice for health workers can provide motivation to pregnant women about the importance of pregnancy exercise for the health of pregnant women.

(2)

35

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

Pendahuluan

Kehamilan merupakan kondisi dimana terjadinya perubahan, baik secara fisiologis maupun psikologis, kondisi psikologis yang dialami ibu hamil terutama trimester 2 dan 3 adalah kecemasan dan ketakutan dalam menghadapi perubahan fisiknya dan persiapan kelahiran. Hal ini disebut fear-tension-pain concept, dimana rasa takut menimbulkan ketegangan atau kepanikan yang menyebabkan otot menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan rasa sakit8. Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil dan salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur, jika kondisi ini terus terjadi maka akan menimbulkan dampak pada kondisi fisik ibu dan perkembangan janin3.

Dampak kecemasan dapat memicu respon tubuh baik fisik maupun psikologis ibu hamil. Pada respon fisik kecemasan menyebabkan peningkatan sistem saraf simpatik. Sistem endokrin yang terdiri dari kelenjar-kelenjar seperti kelenjar adrenalin, tiroid, dan pituari (pusat pengendalian kelenjar), melepaskan pengeluaran hormon masing-masing ke aliran darah. Akibatnya sistem saraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang yang berfungsi memberi tenaga pada ibu serta mempersiapkan secara fisik dan psikis. Adanya hormon adrenalin dan hormon nonadrenalin menimbulkan disregulasi biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada ibu hamil12.

Ibu hamil yang mengalami rasa cemas berlebihan akan berdampak buruk sehingga dapat memicu terjadinya rangsangan kontraksi rahim. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan keguguran dan tekanan darah yang meningkat sehingga dapat menjadi salah satu faktor pencetus keracunan dan meningkatnya kejadian preeclampsia

(komplikasi pada kehamilan berupa tekanan darah tinggi yang terjadi di dalam kehamilan akhir atau pada proses persalinan). Selain

preeclampsia, ibu hamil yang kurang

mendapat dukungan dan mengalami stres mental akan rawan mengalami kelahiran

premature (kelahiran kurang dari usia kehamilan 37 minggu dan bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram)9, Kondisi psikologis ibu akan membawa dampak jangka panjang terhadap kondisi anak seperti gangguan kesehatan mental dan penurunan kognitif7.

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan antenatal dan strategi untuk mempermudah pemberian pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, salah satunya dengan pelaksanaan program kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bersama dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan dalam rangka membentuk kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Senam hamil merupakan kegiatan atau materi ekstra di kelas ibu hamil4.

Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama kehamilan atau

prenatal care yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam persalinan normal. Bila dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam gerakan senam hamil terkandung efek relaksasi yang bermanfaat menstabilkan kecemasan dan mengurangi rasa takut dengan cara relaksasi fisik dan mental, serta mendapatkan informasi yang mempersiapkan mereka untuk mengalami apa yang akan terjadi selama persalinan dan kelahiran8. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar 28-30 minggu kehamilan2.

(3)

36

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

dilakukan senam hamil secara teratur yaitu > 8 kali dalam 6 minggu berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil (nilai p=0,026). Selain itu juga senam hamil dapat menurunkan kejadian asfiksia pada bayi, penurunkan pertus lama dan juga mencegah robekan perineum lebih dari tiga18. Sehubungan dengan uraian di atas maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektifikas senam hamil terhadap tingakat kecemasan pada ibu hamil pada trimester dua dan tiga.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre post without control. Hal pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah memberikan pretest (Q1) pada subjek untuk mengetahui tingkat kecemasan sebelum perlakuan. Selanjutnya diberikan treatment (X) berupa senam hamil pada subjek sebanyak 6 kali pertemuan dalam 3 minggu. Kemudian dilakukan posttest (Q2) pada subjek untuk mengetahui tingkat kecemasan setelah perlakuan. Hasil dari Q1 dan Q2 lalu dibandingkan untuk melihat perbandingan pretest dan posttest pada subjek. Adapun jumlah sampel pada penelitian ini adalah berjumlah 14 orang ibu hamil. Pengumpulan data menggunakan instrument Perinatal Anxiety Screening Scale (PASS).

Instrumen sudah di uji validitas dan reabilitas dengan uji PASS pada penelitian Somerville, dkk. (2014) Hasil uji reabilitas dari 35 peserta menghasilkan korelasi skor 0,76. Sedangkan

validitas memiliki cronbach’s berkisar antara

0.86 sampai 0.90 dan nilai r berkisar 0.4 sampai 0.51

Ketika seseorang dipilih untuk ikut serta dalam penelitian, peneliti harus memastikan bahwa hak-hak dari responden terlindungi. Prinsip-prinsip etik yang perlu diperhatikan dalam penelitian diantaranya adalah

beneficence, respect for human dignity dan

justice10. Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Margaluyu wilayah Kerja Puskesmas Kesemen.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1: Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 sebelum diberikan senam hamil dan setelah diberikan senam hamil pada ibu hamil trimester 2 dan 3 di Desa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen.

Variabel Mean Median SD Min-Max 95%CI

Total-pretest

32,50 31,00 6,734 21-49 28,61-36,39

Total-postest

25,07 24,00 6,220 14-36 21,48-28,66

Berdasarkan tabel 1 didapatkan rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 sebelum diberikan senam hamil adalah 32,50 (95% CI 28,61-36,39), dengan standar deviasi 6,734. Nilai tingkat kecemasan terendah 21 dan tertinggi 49. Dari hasil estimasi interval dapat diyakini bahwa rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 sebelum di berikan senam hamil antara 28,61 sampai dengan 36,39 nilai ini termasuk tingkat kecemasan gejala sedang ringan.

(4)

37

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

Tabel 2: Distribusi selisih rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 sebelum diberikan senam hamil dan tingkat kecemasan ibu trimester 2 dan 3 sesudah diberikan senam hamil di Desa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen.

Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil selisih rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil dari 14 ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan senam hamil didapatkan nilai rata-rata adalah 7,429 dengan standar devisiasi 3,180. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dependen didapatkan nilai p value 0,000

berarti p α (0.05) maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemberian senam hamil terhadap tingkat kecemasan ibu trimester 2 dan 3 di Desa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen.

Kehamilan merupakan kecemasan yang terjadi pada ibu hamil. Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 sebelum diberikan senam hamil yaitu 32,50 nilai ini termasuk tingkat kecemasan gejala sedang ringan. Kecemasan pada ibu hamil dapat di diatasi dengan cara melakukan senam hamil, dimana salah satu fungsi dari senam hamil yaitu untuk relaksasi pada ibu hamil.

Pembahasan

Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil bisa di sebabkan salah satunya yaitu usia. Usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan. Individu yang memiliki selisih usia lebih muda atau lebih tua dapat mempengaruhi dalam hal yang mengalami kecemasan14. Rentang 20-35 tahun ini kondisi

fisik wanita dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental pun siap untuk merawat dan menjaga kehamilannya secara hati–hati. Sedangkan untuk usia ibu kurang dari 20 tahun dapat menimbulkan masalah karena kondisi fisik belum siap, sel–sel Rahim masih belum matang, hal ini dapat menyebabkan ancaman terjadinya abortus, prematuritas, bahkan kematian maternal11

Pada penelitian Aliyah usia ibu di bawah 20 tahun sebanyak 1 orang (4.5%), usia ibu 20-35 tahun sebanyak 18 orang (81.8%) dan usia di atas 35 tahun sebanyak 3 orang (13.6%). Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada waktu persalinan. Di kurun umur ini, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat16. Sampel dengan usia ketiga biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayi, persalinan, nyeri persalinan dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan6.

Responden dengan sampel multigravida sebanyak 19 orang (86.4%) dan sampel primigravida sebanyak 3 orang (13.6%). Berdasarkan tingkat kecemasan saat pretest dimana responden normal sebanyak 19 orang (86.4%), responden dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 orang (9.1%) dan responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 1 orang (4.5%).

(5)

38

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

usia kehamilan 7 bulan sebanyak 2 orang (14,3%), usia kehamilan 7 bulan sebanyak 2 orang (14,3), usia kehamilan 8 bulan sebanyak 2 orang (14,3%). Responden dengan sampel multigravinda sebanyak 11 orang (78,6%) dan sampel primigravida sebanyak 3 orang (21,4%).

Dampak kecemasan pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses persalinan seperti lamanya persalinan, robeknya jalan lahir yang luas, depresi post partum dan juga menimbulkan dampak pada kondisi bayi seperi asfiksia, berat badan lahir rendan dan juga dapat menyebabkan gangguan kognif12. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanuaria, Djuwantono, Sedjati, Husin dan Susanto (2016), bahwa senam hamil juga dapat menurunkan kejadian asfiksia pada bayi, penurunkan pertus lama dan juga mencegah robekan perineum lebih dari tiga.

Kecemasan pada kehamilan dapat diatasi dengan melakukan senam hamil. Senam hamil bermanfaat dalam proses persalinan, salah satunya yaitu melatih dan menguasai teknik pernafasan yang berperan sangat penting selama kehamilan dan proses persalinan. Kegunaan dari latihan dasar pernafasan yaitu melatih ketenangan, mempercepat sirkulasi darah serta mencukupi kebutuhan oksigen bagi ibu dan janinnya. Manfaat yang tak kalah penting yaitu memperkuat dan memperthankan elastisitas otot-otot dasar panggul, dan otot paha bagian dalam, dengan demikian proses kontraksi dan relaksasi yang berhubungan dengan proses persalinan dapat mengurangi rasa sakit saat proses persalinan. Salah satu latihan menguatkan dan mempertahankan elstisitas adalah latihan menguatkan otot dasar panggul yang kegunaannya adalah melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam keadaan yang santai, pada saat mengejan otot akan mengendur secara aktif sehingga kepala bayi akan keluar dengan mudah, dengan demikian otot dasar panggul yang lemas tidak akan mudah robek saat akan melahirkan5.

Senam hamil dalam penelitian ini dilakukan selama 6 kali pertemuan. Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 setelah diberikan senam hamil yaitu 25,07 nilai ini termasuk tingkat kecemasan gejala sedang ringan, dimana terjadi penurunan skoring terhadap kecemasan sebelum diberikan senam hamil. Sebelum pemberian senam hamil terdapat ibu hamil dengan tingkat kecemasan berat 1 orang, tingkat kecemasan sedang ringan sebanyak 13 orang, keseluruhan ibu hamil yaitu sebanyak 14 orang. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian senam hamil terhadap tingkat kecemasan ibu hamil.

Hal ini dikuatkan pula dengan adanya perbedaan nilai mean tingkat kecemasan sebelum dan setelah pemberian senam hamil yaitu dengan nilai mean pada pretest 32,50 dan nilai mean pada posttest 25,07. Jelas terlihat adanya penurunan nilai mean kecemasan yang sangat signifikan. Penurunan tingkat kecemasan juga jelas terlihat pada nilai minimum dan maximum dimana saat

pretest didapatkan nilai minimum sebesar 21 sedangkan pada posttest didapatkan nilai yang lebih rendah yaitu 14. Sama halnya dengan maximum dimana pada pretest didapatkan nilai 49 kemudian pada posttest didapatkan nilai yang jauh lebih rendah yaitu 36.

(6)

39

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

Penelitian ini relevan dengan penelitian oleh Aliyah dengan pengaruh pemberian senam hamil terhadap tingkat kecemasan Ibu hamil di puskesmas samata yang menghasilkan nilai signifikansi bermakna antara nilai pretest

dengan nilai posttest pemberian senam hamil. Hasil penelitiannya juga memberikan hasil analisa pada ibu hamil setelah senam hamil yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan kecemasan mereka merasa lebih nyaman.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 sebelum dan setelah diberikan senam hamil di Desa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen yaitu 7,429. Hasil uji Paired Sample T-test pada kelompok yang diberikan intervensi senam hamil diperoleh nilai P-value = 0.000, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh senam hamil terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 di Desa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen. Pemberian senam hamil pada penelitian ini di lakukan selama 6 kali pertemuan, Senam hamil di lakukan selama 2 minggu. Satu kali pertemuan dilakukan dalam waktu ± 10 – 15 menit.

Hasil uji statistic dengan uji t-dependen

menunjukkan bahwa nilai p=0.000 (p=<0,05) yang menunjukan bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap tingkat kecemasan ibu hamil trimester 2 dan 3 didesa Margaluyu Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aliyah (2016) yang menghasilkan nilai pretest tingkat kecemasan normal sebesar 19 orang, tingkat kecemasan ringan 2 orang, tingkat kecemasan berat 2 orang, sedangkan nilai posttest tingkat kecemasan normal 22 orang, tingkat kecemsan ringan 0 orang, tingkat kecemasan berat 0 orang. Hasil uji statistic diperoleh p value 0,000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan bermakna tingkat kecemasan sebelum dan setelah pemberian senam hamil. senam hamil secara teratur yaitu > 8 kali dalam 6 minggu berpengaruh terhadap

penurunan kecemasan pada ibu hamil (nilai p=0,026)19

Kesimpulan dan Saran

Kesemasan yang terjadi pada ibu hamil sebelum dan setelah di berikan senam hamil memiliki penurunan yang signifikan, dan efektifitas senam hamil terhadap kecemasan sangat signifikan (nilai p=0.000). Sehingga senam hamil di desa Margaluyu dapat di tingkatkan dan di bentuknya kelas ibu hamil.

Referensi

1. Aliyah, J. (2016). Pengaruh Pemberian

Senam Hamil Terhadap Tingkat

Kecemasan Dan Kualitas Tidur Ibu Hamil Di Puskesmas Samata Kabupaten Gowa. Makassar : Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

2. Anggraeni, P. (2010). Serba Serbi Senam Hamil. Yogyakarta : Intan Media.

3. Bobak, I.M; Lowdermilk, D. L; Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas Edisi 4. (Maria A Wijayarini, Peter I Anugerah, penerjemah). Jakarta: EGC.

4. Departemen Kesehatan RI. (2011). Profil kesehatan Indonesia 2007. Dilihat 7 Desember 2014. http://www.depkes.go.id 5. Hullian, Mellyna. 2008. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara.

6. Indrayani. (2011). Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media. 7. Isgut, M; Smith, A.K; Reimann, E.S;

(7)

40

Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. XII No. 12 Desember 2017. ISSN 2086-9266

8. Larasaty, I. P & Wibowo. A. (2012).

Pengaruh Keikutsertaan Senam Hamil Terhadap Kecemasan Primigravida Trimester Ketiga Dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol 1 No 1 :26-32. Surabaya:Universitas Airlangga.

9. Maharani, T I & Fakhrurrozi, M. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dan

kecemasan menghadapi proses

persalinan pada ibu hamil trimester ketiga. Jawa Barat : Universitas guna darma Fakultas psikologi.

10.Polit, D.F & Back, C.T. (2012). Nursing research: Generating and assessing evidence for nursing practice (8th ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

11.Reeder, S.J; Martin, L. L; Koniak-Griffin, D .(2011). Keperawatan maternitas: Kesehatan wanita, bayi dan keluarga.Volume 1 Edisi 18. (Yati Afriyati, Imami Nur Rachmawati, Sri Djuwitaningsih, penerjemah). Jakarta: EGC

12.Ricci, S.S. (2009). Essential of maternity,

and women,s health nursing.

Philadelpihia: Lippincott William & Wilkins.

13.Somerville, S., Dedman, K., Hagan, R., Oxnam, E., Wettinger, M., Byrne, S., Coo, S., Doherty, D., Page, A.C. (2014). The Perinatal Anxiety Screening Scale: development and preliminary validation.

Archives of Women’s Mental Health,

DOI: 10.1007/s00737-014-0425-8. Stuart, G.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Edisi 5. Jakarta: EGC.

14.Suryani, I; Mose, J.C; Tarawan V.M; Husin, F; Prasetyo, D.(2015). Pengaruh Senam Hamil Teratur pada Primigravida

terhadap Perubahan Psikofisiologis Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi. IJEMC, Volume 2 No. 3,

15.Tobing, P. L. (2007). Knowledge management : konsep arsitektur dan implementasi. Graha ilmu.

16.Winknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

17.Yanuaria, S.P; Djuwantono, T; Sedjati, A; Husin, F; Susanto, H; Sukandar, H. (2017). Penerapan Senam Selama Hamil dan Efektifitasnya Terhadap Lama Persalinan, Robekan Perineum dan Hasil Luaran Bayi. IJEMC, Volume 3 No. 2

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan.. 3.4.2

Kreativitas Belajar Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Team Assisted Individualization Pada Siswa SMP Asuhan Jaya T.P

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD oleh bidan di IGD Kebidanan dan Kamar Bersalin RSU Anutapura Palu

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa yang paling banyak adalah petugas dengan usia kurang dari 31 tahun yaitu sebanyak 20 orang (58.8%).. Dan yang paling sedikit petugas

Kejahatan (crime) merupakan tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. rumusan permasalahan penelitian

Mosooli (2011), dalam penelitiannya mengenai penggunaan informasi akuntansi dalam mengukur efisiensi keuangan pada bank perkreditan rakyat di kotamobagu, penelitian

rasio keuangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, analisis rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio menggunakan laporan keuangan atau dengan kata lain perhitungan

Jadi dengan demikian Agama adalah suatu kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini dan dipercaya. Agama diakui sebagai