• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAYAGUNAAN MEDIA DAN SARANA DALAM PEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDAYAGUNAAN MEDIA DAN SARANA DALAM PEN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAYAGUNAAN MEDIA DAN SARANA DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB

Oleh Drs. Adi Kasman, MA1

EMAIL: adi_payalumpat@yahoo.co.id

ABSTRAK

Media dan sarana merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan lagi signifikan dalam menunjang ketercapaian dan keberhasilan proses pembelajaran. Karena itu, media merupakan bagian yang sangat integral dari semua proses pengembangan pelajaran. Dalam pemahaman yang lebih luas, media pendidikan dapat dipahami secara umum merupakan keseluruhan sumber : daya, data dan dana, semuanya ini dapat mendukung dan melengkapi proses pendidikan sehingga tujuan yang ingin dicapai akan mudah direalisasikan secara efisien dan efektif. Pengembangan media merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi dalam dunia pembelajaran, karena media itu merupakan bagian dari teknologi pendidikan, media selalu mengalami perkembangan, perobahan dan mengalami kemajuan. Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo mengatakan dalam bukunya ”Pengantar Pendidikan” sejalan dengan perkembangan Iptek2 Namun demikian pengembangan media bukanlah persoalan mudah, apalagi kalau media itu diharapkan untuk mengefektifkan pembelajaran bidang studi bahasa Arab

ABSTRACT

Media of learning or learning tools are very significant and one of critical factors that contribute to meeting learning outcomes and achieving successful teaching and learning process. Hence, media are the integral part of all teaching

1. Dosen Bahasa Arab/ketua Prodi PAI pada STAI Teungku Dirundeng Meulaboh 2. ”Pengaruh perkembangan iptek dalam semua sector” termasuk sektor pendidkan ”

(2)

and learning developments process. In a broader understanding, media of learning can generally be understood as all of the resources; power, data and finance.All of these can indeed support and complete the learning process so that the objectives can be more easily, effectively, and efficiently realized. Media development is a must-be-met demand in the world of teaching and learning, and because media is also a part of educational technology, it always develops, changes, and increases along with the development of knowledge and technology, wrote Umar Tirtaraharja and S.L. La Sulo in their book “PengantarPendidikan”. Nevertheless, developing media of learning is not that easy, especially when the media are expected to turn the teaching and learning process of Arabic language become more effective.

MUSTAKHLASH

(3)

رسسمع لاسسق نكلو .مدسسقتلا وسسحن قسسلطنتو روسسطتت

للدسسم" امهباتك يف ولوس .ل.س و اجرهاراتريت

سيل سةسسيميلعتلا لئاسسسولا ريوسسطت نأ "ميلعتلا ىلإ

سلسسيعفت اسسهنم ىجرسسي امدسسنع اميسسس و ًلهسسس ًارسسمأ

.ةيبرعلا ةغللا سميلعتل ةيلمعلا

Kata Kunci : Pendayagunaan, media, sarana dan pengajaran

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang atau dikenal dengan istilah ”long life of education”. Kita merupakan produk pendidikan masa lalu yang telah diperbaharui dengan berbagai macam inovasi-inovasi melalui proses belajar. Dalam proses pembelajaran, perencanaan pengajaran harus dibuat sedemikian rupa, ”perencanaan pengajaran selain perlu mempertimbangkan faktor-faktor penghambat, yang umumnya bersifat eksternal, masih ada hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian yang serius dari para perencana , jika diinginkan perencana agar pendidikan memberi manfaat optimal”3. Pembelajaran atau pendidikan yang berkesinambungan hingga dewasa ini dengan tingkatan, intensitas dan mutu yang berbeda satu sama lain, ini semua karena berbeda kemampuan seorang guru. Secara garis besar guru yang profesional harus memiliki tiga ciri : Pertama

”Harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Kedua ”Harus

(4)

memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan efisien. Dan

Ketiga ”Harus berpegang teguh kepada kode etik profesional. Kode etik di sini lebih dikhususkan lagi tekanannya pada perlunya memiliki akhlak yang mulia”4. Apa yang akan terjadi di masa akan datang, hal ini, tentu saja , tidak dapat dihindari dan dipisahkan gejala-gejala yang sedang terjadi serta kita lakukan dewasa ini.

Oleh karena itu, konsep pendidikan yang berorientasi teknologi (technological conception of education) adalah sesuatu yang tak mungkin dihindari. Kita hidup di era globalisasi dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang serba cepat dan canggih.Atwi Suparman mengatakan dalam mendidik harus mampu mengaplikasikan teknologi Pendidikan5. Teknologi pendidikan bukan semata-mata alat untuk melahirkan suatu produk, melainkan juga merupakan suatu sistem penalaran dalam rangka konseptualisasi dan pengembangan pendidikan serta pembelajaran secara cepat, tepat, padat dan hemat.

Melihat perkembangan dan kemajuan teknologi pendidikan dalam hal ini pembelajaran, termasuk bahasa Arab, kiranya sangat diharapkan adanya suatu usaha untuk mengarahkan kepada ”belajar ketrampilan proses” (learning process skill), bukan hanya semata-mata ”belajar konsep” (learning concept). Belajar konsep, fakta dan prinsip sangat tergantung pada apa yang diajarkan, sedangkan belajar ketrampilan proses dan mengembangkan sikap belajar sangat tergantung bagaimana materi pelajaran itu diajarkan disamping banyak terjadi perobahan dan

4. H. Abuddin Nata, Prof, Dr, MA, Manajemen Pendidikan, (Kencana, Jakarta, 2007)

Hal.142

5. Teknologi pendidikan merupakan keseluruhan metodologi dan serangkaian teknik yang

(5)

perkembangan seiring kemajuan teknologi pada masa itu. Dalam konteks tersebut, sangat relevan apa yang pernah diungkapkan oleh Saidina Ali, ra, : ”Didiklah anak-anakmu karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan masamu (saat ini)” Dengan kata kata lain, pendidikan dan pembelajaran harus berorientasi dan berwawasan masa depan (upto date). Belajar ketrampilan proses dapat memantulkan dan membangun cara subyek didik membentuk konsep secara wajar dan sekaligus memberi kemungkinan untuk menemukannya sendiri, sehingga dengan demikian dapat memberikan urunan terhadap perkembangan mentalnya dalam mewujutkan diri dan membantunya ”belajar bagaimana mempelajari sesuatu” (to learn how to learn)6

Disamping itu ada juga tuntutan perkembangan terhadap tenaga pendidik ”Pada awal tahun 1960 telah mulai dipersiapkan tenaga untuk mengembangkan strategi pembelajaran alternatif dengan dikirimkannya sejumlah tenaga ke luar negeri. Tenaga-tenaga ini kemudian diberi tugas untuk mendidik dan mempersiapkan tenaga dalam negeri sendiri sebagai modal dasar untuk usaha pengembangan lebih lanjut. Tenaga –tenaga ini tidak dididik untuk menguasai

teaching subjects, melainkan untuk bekerja sama dengan subjects specialists

dalam suatu tim untuk mengembangkan sistem pembelajaran pada lapis mikro (classroom levels), maupun pada lapis meso (institutional levels), dan makro (educational system’s level)7.

Lebih lanjut Semiawan mengatakan bahwa persyaratan yang harus dipenuhi dalam mempergunakan ”ketrampilan proses” sebagai metodologi pengajaran8 khususnya bahasa Arab menggalakkan tanggung jawab anak pada

6. Conny R. Semiawan, “Strategi Pembelajaran yang efektif dan efisien”. Dalam Conny

R. Semiawan dan Soedijarto (Ed), Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI, (Jakarta: Grasindo, 1991), Hal. 169

7. Yusufhadi Miarso, Pro, Dr, M.Sc, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta,

Kencana, 2007) Hal. 157

8. Yusuf dan Syaiful Anwar (1995: 151) menginformasikan bahwa negara maju seperti

(6)

tugasnya” adalah kesamaan titk tolak dan visi di mana guru dan subyek didik berdiri sehingga akan memungkinkan suatu dialog dalam arti adanya suasana kebersamaan dalam menuju tujuan pembelajaran bidang studi tertentu dalam keterlibatan mental, emosional dan fisik sepenuhnya. ”Untuk itu diperlukan sarana dan alat bantu (media) yang memadai. Sarana dalam hal ini merupakan alat bantu dalam mengadakan introduksi dan pemanasan (warning up)9

B. Fungsi Media dan Sarana

Media – merupakan bentu jamak dari medium10, yang berarti perantara

atau pengantar11. Mempunyai fungsi pokok sebagai sarana atau alat bantu untuk menyampaikan informasi, misi dan edukasi. Media itu merupakan faktor yang dapat memberikan suatu efek terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Media itu sendiri lahir dan berkembang dengan pesat sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip ”teknologi instruksional; dan teknologi instruksional itu lahir dan berkembang karena adanya teknologi pendidikan”12. Sementara kata ”Media” itu menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin, ”yang secara harfiah berarti perantara (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receirver)13. Dengan kata lain, media, apapun bentuk, jenis dan sifatnya, pasti akan terus mengalami perubahan-perubahan, modifikasi, inovasi dan inprovisasi seiring perjalanan waktu, sehingga pada akhirnya penggunaan dan

Arab.

9. Conny R. Semiawan, Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional

Menjelang Abad XXI, Hal. 170

10. Dalam bahasa Inggris, “media” diartikan sebagai all the means of communication;

something intermediate; any materials or technique as used for expression. Lihat Victoria Neufeldt (Ed), Webster’s New World Dictionary of American Englilsh, (New York: Webter’s New World Dictionaries, 1988), Edisi III, Hal. 841 & 843.

11. Wina Sanjaya, Dr. M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendididkan, (Jakarta, Kencana, 2009) Hal. 163

12. Sujarwo S, “Media Instruksional”, dalam Sujarwo (Ed), Beberapa Aspek

Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Radar Jaya, 1988) Hal. 165

13. Udin S. Winata Putra, Drs. MA, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Penerbitan

(7)

penerapannya dalam proses belajar mengajar kiranya perlu disinergikan dengan karakteristik dan kebutuhan atau keinginan siswa serta tujuan yang ingin dicapai.

Selanjutnya, media bukan saja berupa alat atau bahan saja, akan tetapi ada hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, sebagaimana penadapat Gerlach dan Ely (1980: 244) menyatakan: ”A medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude”. Maksudnya, secara umum media itu meliputi ”orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap”14. Media pembelajaran segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan,saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran

Pengembangan media dalam proses pembelajaran, khususnya bahasa Arab merupakan suatu keharusan bagi seoarang guru dalam dunia pembelajaran, karena itu merupakan bagian dari teknologi pendidikan, media terus mengalami perkembangan seiring kemajuan zaman. Meskipun demikian, Asosiasi Teknologi dan komunikasi Pendidikan (Association of education and Communication Technology/AECT) di Amerika membabatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa: ”media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan

(8)

siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”15. Sementara Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA, mengatakan bahwa media itu adalah ”bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya”16.

Media pembelajaran Juga dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman

Namun demikian, inovasi-inovasi sumber belajar/media pembelajaran bukanlah perkara mudah untuk mengembangkannya, lebih-lebih jika media yang dimaksudkan itu untuk membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran bidang studi bahasa Arab. Menurut Ahmad Khairi dan Jabir ’Abd al-Hamid, pemilihan dan pengembangan media bukan ”ilmu pasti”, melainkan pilihan penuh alternatif yang harus memperhatikan tujuan, isi (materi pembelajaran), siswa/anak didik, situasi dan ketersediaan sarana/fasilitas”. Betapapun hebat dan canggihnya media yang dipilih dan digunakan bukan dimaksudkan sebgai ”pengganti guru” karena keberadaannya tidak akan membawa arti dan manfaat tanpa guru”17. Ini menunjukkan bahwa guru harus benar-benar dapat merancang dan memanfatkan media itu dengan baik serta tepat guna.

Lebih jauh, Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc. mengatakan ada dua belas macam kegunaan media dalam pembelajaran menurut kajian teoritik maupun empirik: (1) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, (2) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa, (3) Media dapat melampaui batas ruang kelas, (4) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya, (5) Media menghasilkan keseragaman pengamatan, (6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru, (7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar, (8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatun yang konkret maupun abstrak, (9) Media memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, (10) Media meningkatkan kemampuan

15. Mansyur.Moh. dkk. Materi Pokok Bahasa Arab I, Modul 1-12, (Dirjen Binbaga Islam,

Universitas Terbuka, 1994/1995) Hal. 193

16. Ibid.

17.Muhbib, Abd. Wahab, Drs, M.Ag. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Guru Bahasa

(9)

keterbacaan baru (new literacy), (11) Media mampu meningkatkan efek sosialisasi dan (12) Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun mahasiswa18.c

Perolehan pengetahuan dalam proses pembelajaran, khususnya bahasa Arab, akan semakin abstrak apabila disampaikan hanya melalui verbal saja. Kondisi semacam ini kemungkinan besar akan terjadi verbalisme, artinya subyek didik cuma dapat mengetahui tentang kata tersebut. Hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya kesalahan persepsi siswa. Peranan media pembelajaran sangat menentukan dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu, Yusufhadi lebih jauh mengatakan, keaneka ragaman sumber19. Guru sebaiknya mengusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih nyata, dimana informasi-informasi yang akan disampaikan kepadanya benar-benar dapat terwujut, hal ini pula yang harus dilakukan untuk dapat mendekatkan siswa dalam situasi dan kondisi yang rill dengan sebenarnya.

Melihat keterangan diatas, maka secara lebih khusus media pembelajaran itu mempunyai fungsi dan tujuan peranannya sebagai: ”Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, menambah gairah dan motivasi belajar siswa”20.

Secara tioritis pengembangan media itu harus benar-benar memperhatikan karakteristiknya dan diharapkan memiliki fungsi agar dapat menimbulkan daya tarik, minat baru dan perhatian yang lebih besar terhadap materi yang disampaikan. Apabila obyek belajar itu terlalu besar atau tidak ada di tempat siswa, dalam hal ini guru dapat memamfaatkan media slide, film, foto atau gambar, obyek yang terlalu kompleks/rumit dapat pula dimediakan, kejadian-kejadian yang jarang terjadi atau jarang ditemui dapat diawetkan, konsep yang terlalu luas dan rumit dapat disederhanakan, penggunaan berbagai media dengan kombinasi yang cocok dan memadai, menyeragamkan pemahaman dan penafsiran siswa, menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis, terakhir media

18. Yusufhadi Miarso, Ibid. Hal. 461

19. Pada awal kebudayaan, manusia memperoleh pendidikan dari alam sekitarnya. Dalam

perkembangan kemudian ada orang-orang tertentu yang diberi wewenang khusus untuk memberikan pendidikan – yang kemudian kita kenal dengan sebutan “guru”. Namun guru bukanlah satu-satunya sumber bagi perserta didik untuk memperoleh pendidikannya. Guru hanyalah salah satu sumber insani, dan disamping itu masih ada lagi sumber non-insani. Sumber-sumber insani ini harus pula dilengkapi dengan Sumber-sumber non-insani berupa lingkungan, alat, media, dan sebagainya. Peranan guru sebagai penyaji informasi tidak lagi tepat dalam perkembangan ini, karena hal itu dapat dilakukan oleh media.

(10)

dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari pengalaman yang konkrit sampai pengalaman yang paling abstrak21

Dari berbagai uraian diatas dapat dipahami bahwa pendayagunaan dan pengembangan media serta sarana pendukung dalam proses pembelajaran bahasa Arab hendaknya guru sedapat mungkin memperhatikan nilai praktis, pragmatis, ekonomis, dan edukatifnya untuk pengembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Logikanya ketiga ranah tersebut dapat diperoleh dan dialami oleh siswa berbagai macam informasi melalui penggunaan media tersebut.

C. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Pemamfaatan Media

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, media maupun sarana sangat bergantung pada guru yang memanfaatkannya, keberadaan keduanya itu akan tidak punya arti apa-apa tanpa ada guru atau yang menjabarkan dalam pendayagunaannya dengan tepat, baik dan benar. Agar sumber/ media dan sarana pendukung berfungsi dengan baik dalam belajar bahasa Arab perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai untuk mencapai tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, misalnya buku, modul untuk kompetensi kognitif; media audio untuk kompetensi ketrampilan, dan sebagainya22

2. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat memudahkan pemahaman peserta didik, misalnya lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung (matemetika) lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan proses terjadinya gerhana, dan sebagainya.

3. Sumber belajar/media pembelajaran dideskripsikan secara spesifik dan sesuai dengan materi pembelajaran.

4. Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik efektif, dan ketrampilan motorik peserta didik23.

21. Sujarwo S, Ibid, Hal. 169-170

22. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata

pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu. Kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. Kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan/berprilaku, seperti ketrampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran. Demikian pendapat Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd dalam bukunya Orientasi baru dalam Psikologi Pembelajaran Halaman 131.

23. Munir Mukhlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta, Bumi

(11)

Agar media dan sarana pendukung pembelajaran bahasa Arab lebih efaktif, guru harus mempedomani prinsip-prinsip berikut ini: ”Pertama, ketika hendak mengajar bahasa Arab, guru seharusnya merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan operasional, karena perumusan tujuan yang jelas dan terukur akan membeantu memilih media yang sesuai”. Dalam merumuskan tujuan tersebut, guru harus benar-benar faham tingkat kemampuan siswa, perumusan indikator harus sesuai dengan kemampuan merka. ”Kedua, dalam mendayagunakan media, guru hendaknya memperhatiakan kesesuaian media dan sarana tingkat kemampuan, pengalaman dan umur siswa”. Hal ini dapat memberikan pemahaman bagi guru bahwa tidak semua media itu cocok untuk semua siswa dengan berbagai macam tingkat karakteristiknya. ”Ketiga, guru hendaknya memperhatikan waktu, tenaga dan dana ketika akan menggunakan media” ketiga faktor ini guru harus benar-benar dapat memaksimalkan, artinya dalam mengajarkan bahasa asing, termasuk bahasa Arab, memuat prinsip ”murah, mudah, menarik dan manfaat” media yang digunakan sebagai sarana dalam pembelajaran diupayakan lebih ekonomis, mudah diperoleh, menarik bagi siswa, memberi manfaat dan nilai tambah. ”Keempat, dengan asas menarik dan manfaat tersebut, guru harus menjamin bahwa dengan penggunaan media, tujuan pembelajaran bahasa Arab akan tercapai lebih efektif dan efisien dibandingkan tidak menggunakannya”. Dengan adanya media dalam ruangan pada saat berlangsung pembelajaran dapat membuat siswa lebih semangat dan menikmati serta lebih termotifasi untuk belajar; dan ”Kelima, selain aspek kepraktisan suatu media, guru harus mempertimbangkan juga kualitas, artistik dan kelaikannya untuk dapat digunakan”24

Dari elaborasi tersebut lebih jelas dan dipertegas bahwa dalam pemanfaatan media maupun sarana pendukang proses pembelajaran bahasa Arab selayaknya guru berpijak pada prinsip relevansinya antara media dengan tujuan, materi, metoda, kemampuan guru, karakteristik siswa, situasi dan kondisi

24. Pendapat ini dikutib oleh Drs. Muhbib Abd. Wahab dalam kitab Al-Mu’nat

(12)

madrasah atau sekolah, tidak melupakan asas praktis, manfaat, ekonomis dan psikologis. Media dan sarana itu adalah alat, bukan tujuan, oleh kerena itu sedapat mungkin dioptimalkan.

D. Strategi Pendayagunaan dan Pengembangan Media

Fakta membuktikan bahwa dalam melakukan proses belajar mengajar bahasa asing, termasuk bahasa Arab, mayoritas kalangan remaja Islam yang sedang menimba ilmu pengetahuan di madrasah dan perguruan tinggi Islam merupakan suatu pekerjaan yang sulit dan melelahkan. Oleh kerna itu tenaga pengajar, siswa maupun mahasiswa dituntut berupaya memahami dan memahamkan pelajaran bahasa Arab yang sedang dipelajari itu.

Sebelum diuraikan beberapa macam strategi pendayaguanaan dan pemberdayaan media, alangkah lebih baik ditegaskan pertama sekali bahwa penggunaan dan peran media hendaknya terintergrasi dengan berbagai nuansa aktifitas kebahasaan, antara lain “adalah pembentukan firqah bahasa Arab, penerbitan majalah atau koran, pengadaan siaran radio, kelompok seni, kelompok baca, kelompok diskusi, kelompok ceramah, kelompok perpustakaan dan kelompok korespondensi”25. Disamping itu harus ada suatu usaha dan kiat-kiat pengembangan sistem dan desain instruksional, maksud yang jelas, dewasa ini dengan berkembangnya teori-teori tentang bagaimana siswa belajar, berkembangnya macam-macam paket atau media belajar, ditemukannya metode-metode belajar baru, telah mendorang para pendidik untuk mencari pendekatan baru dalam mengembangkan sistem dan desain26.

Melihat perkembangan dalam dasa warsa saat ini, meskipun guru telah banyak yang lulus sertifikasi, namun masih belum mampu mendayagunakan berbagai macam bentuk media pembelajaran “sehingga cukup sulit menentukan suatu media atau kombinasinya untuk menyajikan bahan ajar. Biasanya ada

25. Hasan Syahatah, Ta’lim al-Lughat al-Arbiyyah Baina al-Nazriyyat wa al-Tathdi’q,

(Kairo: al-Dar al-Mishriyyah,1996), Cet. III, Hal. 390-402

(13)

kecenderungan para guru untuk memilih jenis media yang paling mereka sukai atau mereka kenal walaupun tidak begitu relevan dengan tujuan pembelajaran”27.

Oleh karena itu pendekatan, metode pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien perlu dirancang dan dirumuskan strateginya agar pembelajaran menjadi lebih menarik, mudah, tepat dan cepat mencapai tujuan. Agar media dalam proses pembelajaran benar-benar dapat dimanfaatkan untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, maka ada beberapa indikator yang harus diperhatikan antara lain:

a.Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat hiburan, atau semata-mata untuk mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

b.Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pembelajaran memilki kekhasan dan kekompleksan. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran.

c.Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat auditif.28

Ada beberapa kriteria strategi pendayagunaan dan pengembangan media pengajaran bahasa Arab antara lain sebagai berikut29.

1.Kontekstualitas (al-siyaqiyah). Media hendaknya dipilih, didayagunakan dan dikembangkan berdasarkan konteks pelajaran bahasa Arab yang hendak diajarkan, dan dalam kontesk kebermaknaan bagi pengalaman dan pendewasaan berpikir siswa.

2. Pemograman ( al-barmajah). Guru hendaknya dapat menyusun program-program pembelajaran bhasa Arab secara periodik dan teratur agar pemilihan dan penggunaan medianya dapat dirancang dengan tepat.

3. Praktik dan pengalaman langsung (al-mumarasah wa al-tajribah). Dalam hal ini pendayagunaan media, guru hendaknya tidak membiarkan siswa menjadi penonton, melainkan mereka perlu diberikan kesempatan dan waktu untuk ikut berpartisipasi dalam pratik langsung supaya memperoleh ketrampilan

27. Udin S. Winata Putra, Drs. MA, dkk. Strategi... Hal. 5.26 28. Wina Sanjaya, Strategi... Hal. 174

29. Dielaborasi dari Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim ‘Arabiyyah li Ghairm

(14)

dan pengalaman kebahasaan sehingga menjadi lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar.

4. Variasi. (al-tanawwu’). Agar pembelajaran bahasa Arab tidak menoton dan menjemukan. Ada beberapa alasan mengapa media pendidikan dapat berkenaan dengan manfaat media pendidikan antara lain:

Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar30

Ini menunjukkan, guru yang mampu merancang media dan sarana pembelajaran meskipun dengan alat yang sederhana tidak memerlukan biaya yang mahal, banyak model/variasi pembelajaran, paham akan tingkat kemampuan siswa sudah dapat dipastikan akan lebih berhasil bila dibandingkan dengan guru yang tidak mampu merancang media atau tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga “manfaat media dalam proses pembelajaran”31 kurang dapat dirasakan. Lebih jauh, peranan dan manfaat media pembelajaran itu sangat urgen dalam memperoleh hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman

Strategi32 dan Media Pembelajaran Bahasa Arab anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

30. Harjanto, Drs. , Perencanan... Hal. 243-244

31. Manfaat media dalam pembelajaran antara lain: Penyampaian meteri pelajaran dapat

dirasakan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar, merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif. Demikian pendapat Kemp dan Dayton (dalam Depdiknas, 2003)

32. Menurut Mansyur H Strategi itu adalah Suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak

(15)

Strategi dan media untuk pembelajaran yang dirangsang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri peserta didik. Dengan kata lain, terjadi komunikasi antara siswa dengan penyalur pesan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar telah terjadi. Demikian pula strategi dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Arab harus dirancang sehingga dapat merangsang timbulnya dialog mental

communican (siswa). ”Media bukan saja bisa menjadi pembujuk kuat, namun media juga bisa membelokkan pola prilaku atau sikap-sikap yang terhadap suatu hal”33. Wilbur Schramm meringkaskan peran media sebagai pembujuk sebagai berikut:

Setiap komunikasi yang disampaikan keorang dewasa akan masuk kesituasi yang juga dialami oleh jutaan komunikasi sebelumnya, di mana kelompok rujukan sudah siap menyeleksi dan kerangka pikir sudah terbentuk untuk menentukan penting tidaknya komunikasi itu. Karena itu komunikasi baru itu tidak tidak akan menimbulkan goncangan, melainkan sekedar memunculkan sedikit riak perubahan yang prosesnya berjalan lambat dan arahnya ditentukan oleh kepribadian kita sendiri34

Sementara media pembelajaran35 itu dibagi tiga macam yaitu : 1. ”Media Visual, media ini adalah yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan”, media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu menyampaikan materi dalam proses belajar mengajaar, 2. ”Media Audio, media yang mengandung pesan dalam bentuk auditf (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar” media ini umumnya digunakan untuk melatih skill siswa yang berhubungan dengan aspek ketrampilan mendengarkan, 3. ”Media Audio-Visual, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut pandang-dengar”36. Dengan demikian sudah seyogianya guru dalam melakukan

33. Haris Munandar dan Dudy Priatna, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Fajar

Interpratama Offset, 2004), h. 255

34. Haris Munandar dan Dudy Priatna, Media...h. 255

35. Menurut Udin S. Winata Putra, Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan

penyalur pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.

(16)

proses belajar mengajar menggunakan media yang tepat, sehingga akan tercapai tujuan yang telah diprogramkan dalam rencana proses pembelajaran.

Media atau alat sangat besar pengaruhnya dalam proses pembelajaran. Sebab alat/media pengajaran itu mempunyai peranan dan fungsi yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan.

Ada beberapa pendapat tentang manfaat atau kegunaan media/alat dalam pendidikan atau dalam proses belajar mengajar.

”Yusuf Hadi Miarso dkk mengatakanbahwa alat/media itu mempunyai nilai-nilai praktis yang berupa kemampuan antara lain (1) membuat konkrit konsep yang abstrak, (2) membawa obyek yang sukar didapat kedalam lingkungan belajar siswa, (3) menampilkan obyek yang terlalu besar, (4) menampilkan obyek yang tak dapat diamati dengan mata telanjang, (5) mengamati gerakan yang terlalu cepat, (6) memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa, (7) membangkitkan motivasi belajar, dan (8) menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan37

Dari uraian diatas, jelas fungsi, peranan dan pengaruh media penting sekali. Maka sudah tentu didalam pendidikan Islam termasuk bahasa Arab perlu dilengkapi dengan gambar-gambar, guru tidak hanya menjelaskan saja didepan kelas, pembelajaran akan lebih merangsang siswa dan akan lebih cepat mereka pahami. Selain itu juga pembelajaran bahasa Arab akan lebih tertunjang dengan dibantu layar infokus dengan merekam seseorang yang mampu memperagakan, seperti percakapan pendek(ةريصق سةثداحم ). Begitu juga dengan materi pelajaran yang lain.

Disamping itu peran dan pengaruh media dalam proses komunikasi ada dua macam yaitu: ”primary processes dan secondary techniques”. Artinya ”komunikasi berlangsung melalui media yang sifatnya abstrak universal dan media yang sifatnya konkret teknis”38.Media yang tidak dapat dilihat dan diraba adalah bahasa, lebih-lebih bahasa asing termasuk bahasa Arab, karena bahasa sebagai sarana/alat penyampaian pikiran, gagasan dan perasaan pribadi seseorang kepada lawan bicara. Perlu digaris bawahi bahwa ”tidak semua media dapat

37. Ramayulis, Prof, Dr, MA, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia Jakarta, 2004) h. 190 38. Mohammad Shoelhi, M.B.A.,M.M.,Drs, Komunikasi Internasional, ( Simbiosa

(17)

dipergunakan secara efektif untuk semua sasaran dan semua pesan. Lebih-lebih di abad ke-21 ini, ”teknologi komunikasi semakin canggih dengan adanya

teleconferencing network, electronic messaging system, computer bulletin board, dan interactive cable television”39.

Ini menunjukkan bahwa seorang guru dalam menyampaikan meteri pembelajaran harus pandai memilih dan menggunkan media yang tepat dan efektif sehingga tujuan yang telah diprogramkan akan tercapai dengan baik dan sempurna.Sebaliknya lemah dan tidak mampu menggunakan media oleh seorang guru merupakan kendala dan ancaman yang cukup krusial. Berbahasa asing dengan baik tidak cukup hanya dengan menunjukkan penguasaan tata bahasa dan kaidah-kaidahnya saja ( فرصلاو وحنلا ) tanpa menggunkan media pembelajaran yang baik pula sehingga pada akhirnya tujuan yang telah direncanakan tidak akan tercapai. Karena kesan yang paling penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah murid-murid dapat memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru.

Secara psikologi komunikasi proses pembentukan kesan itu pernah diteliti oleh Robert Rosenthal dan Leonore Jacobson (1968).”Pengaruh ekspektasi guru terhadap prestasi murid” mereka pilih murid-murid SD. ”Tes kecerdasan diberikan kepada para murid” kemudian guru menduga nama-nama siswa akan membuat prestasi intelektual yang menonjol disampaikan kepada para guru” ini menunjukkan bahwa ”anak-anak yang diharapkan cerdas menunjukkan prestasi akademis yang jauh menonjol dari orang lain”. Konsep seperti ini mungkin para guru lebih ”memberikan perhatian yang lebih besar kepada mereka, lebih mendorong dan membantu; mungkin mereka mengkomunikaskan secara verbal atau nonverbal persepsi mereka kepada murid-murid tersebut”40. Persepsi41 seperti ini murid-murid dapat menangkap dan memperbaiki konsep diri mereka masing-masing. Oleh karena itu, kesan yang paling bagus dalam proses pembelajaran

39. Mohammad Shoelhi, Komunikas… h. 21

40. Jalaluddin Rahmat, M.Sc, Drs, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja

Rosdakarya-Bandung, 2008) h. 92

41. Lebih jauh Drs.Jalaluddin Rahmat, M.Sc mengatakan bahwa persepsi itu adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

(18)

bahasa, khususnya bahasa Arab tidak salah lagi adalah memanfaatkan dan mendayagunakan media sesuai dengan materi pembelajaran sehingga kesannya akan lebih bermanfaat bagi mereka.

Dalam memberikan sebuah informasi pada anak-anak, umpamanya tetang bagaimana cara berbicara yang benar sesuai dengan intonasinya, menulis dan membaca sesuai dengan kaidahnya, maka guru harus meperlihatkan melalui audi-visual, umpamanya televisi, tayangan melalui infokos dan lain-lain, ”karena sistem informasi pendidikan berkaitan dengan masalah-masalah penyediaan dan pengelolaan sarana-sarana informasi”42. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mampu menggunakan sarana informasi melalui penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

E.Penutup

Pendayagunaan media dalam proses pembelajaran, terutama bahasa asing termasuk didalamnya bahasa Arab sangat dituntut bagi seorang guru, karena dengan pemamfaatan media dapat menumbuh kembangkan semangat pembelajaran bagi anak didik, lebih-lebih istima’, muhadatsah dan kitabah. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena obyek terlalu besar; obyek terlalu kecil; obyek yang bergerak terlalu lambat; obyek yang bergerak terlalu cepat; obyek yang terlalu kompleks; obyek yang bunyinya terlalu halus; obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi.Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

42. Udin Syaefudin Sa’ud, M.Ed., Ph.D dan Abin Syamsuddin Makmum, Prof, Dr, MA,

(19)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Kencana, Jakarta, 2007)

Conny R. Semiawan, “Strategi Pembelajaran yang efektif dan efisien”. Dalam Conny R. Semiawan dan Soedijarto (Ed), Mencari Strategi

Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI, (Jakarta: Grasindo, 1991)

Dielaborasi dari Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-‘Arabiyyah li Ghairm al-Nathiq’in biha: Manahijuha wa Asalibuhu,(Rabath:Isesco, 1989)

Harjanto, Perencanan Pengajaran, (PT. Renika Cipta, Jakarta, 2008)

(20)

Hasan Syahatah, Ta’lim Lughat Arbiyyah Baina Nazriyyat wa al-Tathdi’q,(Kairo: al-Dar al-Mishriyyah,1996)

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (PT Remaja Rosdakarya-Bandung, 2008)

Mansyur.Moh. dkk. Materi Pokok Bahasa Arab I, Modul 1-12, (Dirjen Binbaga Islam, Universitas Terbuka, 1994/1995)

Muhbib, Abd. Wahab,. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Guru Bahasa Arab Tingkat Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Islam “45” Bekasi di Wisma Yayasan Pendidikan Islam (YPI), Ciawi Bogor, 20 Juli 2000

Mohammad Shoelhi, Komunikasi Internasional, ( Simbiosa Rekatama Media, 2009)

Munir Mukhlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia Jakarta, 2004)

S. L. La Sulo dan Umar Tirtaraharja : Pengantar Pendidikan

Sujarwo S, “Media Instruksional”, dalam Sujarwo (Ed), Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Radar Jaya, 1988)

Udin S. Winata Putra, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Penerbitan Universitas Terbuka, 2003)

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendididkan, (Jakarta, Kencana, 2009)

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Proses pemanfaatan E-Learning berbasis Edmodo pada mata pelajaran Menguasai Dasar Animasi Stop Motion sebagai media pembelajaran berpengaruh untuk meningkatkan hasil

Secara praksis, pada putaran awal implementasi Lesson Study di SMPN 1 Gisting telah dilaksanakan sesuai dengan kerangka kerja Lesson Study yaitu planning

Inovasi tambahan dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan memperbaiki produk untuk pelanggan baru, menggunakan variasi produk inti untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil daya psikologis siswa dan implikasinya terhadap program bimbingan dan konseling pribadi.. Metode penelitian

Beban produksi yang dianggarkan disesuaikan ke jumlah yang seharusnya dikeluarkan pada tinkinerja actual gkat produksi actual dengan cara mengalihkan setai elemen dari biaya

Penutupan daerah penangkapan ikan merupakan alternatif dari penutupan musim penangkapan. Sebagai salah satu contoh adalah larangan melakukan.. penangkapan ikan di daerah

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

Sementara pada kelompok lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu berturut-turut: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,45 persen; kelompok