• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peradaban Islam di Andalusia Spanyol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peradaban Islam di Andalusia Spanyol"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA

Makalah

Disusun sebagai tugas mata kuliah

Sejarah Peradaban Islam dan Pemikiran Islam

Dosen Pengampu: Dr. Darori Amin, M. Ag

Oleh:

Ahmat Roes (1400018064)

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

1 A. Pendahuluan

Adam, sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah, memiliki kelebihan-kelebihan dalam beberapa hal dibandingkan dengan makhluk lain. Salah satu kelebihan tersebut terletak pada bakat untuk mengetahui asma’. Modal utama yang berupa pengetahuan dan pemahaman terhadap asma’ tersebut menjadi landasan untuk membangun kebudayaan dan peradaban, setelah Adam dan cucunya ditempatkan oleh Allah di muka Bumi.

Islam dan peradaban sangat erat hubungannya, mengingat dalam Islam manusia dituntut untuk ber-amar makruf, dan ber-nahi munkar. Melalui kedua hal tersebut, terciptalah sebuah sistem bahkan aturan baku dalam kehidupan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain tentang sistem nilai, Islam juga menyebutkan kisah-kisah para tokoh zaman terdahulu yang telah mampu membangun peradaban, semisal kisah nabi Sulaiman, yang pada masanya telah melampaui kehebatan manusia pada umumnya dalam membangun fisik sebuah kerajaan dan membangun sistem peribadahan yang mengakui keesaan Allah.

Nabi Muhammad, sebagai rasul terakhir, memiliki metode dan paradigma dalam membangun peradaban yang lebih dari sekedar fisik. Beliau tidak meninggalkan kehebatan fisik, meskipun beliau memiliki kesempatan untuk menampakkan mukjizat. Nabi hanya mewariskan al Quran dan Sunnah kepada umatnya, sebagai landasan membangun kebudayaan dan peradaban di muka Bumi. Sebagai Rasul, beliau memberikan contoh bagaimana membangun kebudayaan dan peradaban. Setidaknya, umat beliau dapat merefleksikan bagaimana Rasulullah membangun kebudayaan dan peradaban di Madinah, sungguh merupakan perjuangan yang tidak mudah.

Salah satu perjuangan Rasulullah dalam membangun peradaban Islam di dunia adalah melalui perang-perang defensive semisal perang Uhud. Ayat yang turun pasca kekalahan dalam perang Uhud tersebut adalah:

(3)

2

Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(139) Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang yang zalim. (140) Dan agar Allah membersihkan orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.(141)

Berdasarkan ayat di atas, bahwa kekalahan umat Islam bersama Nabi merupakan setting Allah untuk menguji keimanan umat Islam sekaligus meneguhkan niat suci umat islam dalam memperjuangkan agama Allah. Dengan demikian, perjuangan Nabi dalam membangun peradaban islam, tidak mudah dan selalu menemui rintangan. Namun, keistimewaan ajaran Nabi dalam memperjuangkan agama, dapat diteruskan oleh umatnya, dari masa ke masa.

Jauh setelah masa Rasulullah, umat islam yang memiliki otoritas yang berpusat di Damaskus, berusaha meneruskan perjuangan Nabi dengan melakukan ekspansi ke Andalusia, yang kemudian disebut dengan Spanyol. Tidak lain tujuannya adalah menyebarkan ajaran islam yang menebarkan kasih sayang kepada penjuru alam.

Sebagai pintu masuk menuju pembahasan, setidaknya terdapat tiga tokoh sentral yang berjasa dalam ekspansi kekuasaan khilafah islam di Andalusia. Ketiga tokoh tersebut adalah Tharif bin Malik, Musa bin Nushair, dan Thariq bin Ziyad. Melalui komando ketiga tokoh tersebut, umat Islam dapat menguasai dan melakukan manuver-manuver politik di Andalusia. Kemudian, dilanjutkan dibangunnnya peradaban Islam yang memiliki pengaruh besar pada perkembangan dunia barat saat ini.

(4)

3

semisal Ibnu Rusyd (oleh barat disebut Averroes). Bahkan menurut para sejarawan, peletak dasar renaissance (gerakan kebangkitan kembali) di Eropa adalah Ibnu Rusyd. Karena atas pemikiran-pemikiran beliau tentang melepaskan belenggu taklid, muncullah gerakan averroeisme yang menyuarakan kebebasan berpikir.

B. Rumusan Masalah

Sebelum dilakukan pembahasan terkait perjuangan umat islam dalam membangun peradaban islam di Dunia barat, berikut rumusan masalah yang akan menjadi fokus pembahasan:

1. Bagaimana keadaan masyarakat Andalusia pra kekuasaan Islam, dan bagaimana proses masuknya Islam di Andalusia?

2. Bagaimana periodisasi perkembangan islam di Andalusia?

3. Bagaimana pandangan para sejarawan terhadap kemajuan dan kemunduran Islam di Andalusia, serta pengaruh Islam Andalusia terhadap Eropa?

C. Pembahasan

Setidaknya, dalam historiografi terdapat tiga jenis penulisan, yaitu historiografi berdasarkan rentang waktu, historiografi berdasarkan tempat/ wilayah, dan historiografi yang menggunakan batasan waktu dan tempat. Paper yang sederhana ini ditulis berdasarkan tinjauan wilayah, yaitu fokus pada Andalusia. Dengan demikian, paper ini akan menguraikan sejarah peradaban islam di Andalusia, sejak masuknya islam di Andalusia hingga diusirnya kekuatan politik Islam dari Andalusia.

(5)

4

1. Keadaan Masyarakat Andalusia Sebelum Kekuasaan Islam dan Proses Masuknya Islam di Andalusia.

a. Keadaan Masyarakat Andalusia Sebelum Kekuasaan Islam

Masyarakat Andalusia pada masa sebelum datangnya kekuasaan Islam berada dalam kepemimpinan raja Roderick (pemimpin kerajaan Gothic atau Visigothic) yang dikenal sebagai penguasa yang tidak toleran terhadap kebinekaan dan keanekaragaman agama dan kepercayaan masyarakat Andalusia. Masyarakat dipaksa untuk masuk agama Kristen, bahkan membunuh mereka yang tetap mempertahankan agamanya.

Kerajaan Gothic pada masa itu menerapkan sistem kasta. Pembagian kelas tersebut menurut Imamuddin:

“These could be grouped in to two main classes: the ruling class (the king, the clegry, and the nobles) and subject class (the burgesses, the serfs, the slaves, and the jews.” (Imamuddin, 1969: 7)

Keadaan demikian memicu munculnya chaos; penderitaan, kemelaratan akibat ketidakadilan, dan ketertindasan masyarakat kelas bawah dan masyarakat yang tidak sepaham dengan kerajaan. Keadaan tersebut diperparah dengan kebijakan ekonomi kerajaan yang membiarkan tanah-tanah tidak digarap, pabrik-pabrik ditutup secara sepihak, dan sarana transportasi tidak mendapatkan perhatian. Hal itu memicu mundurnya bahkan lumpuhnya ekonomi masyarakat.

Keadaan yang menyebabkan kacaunya pemerintahan raja Roderick adalah adanya perebutan kekuasaan dalam internal kerajaan, akibat pertikaian antara Roderick dengan keturunan Witiza dan ratu Julian. ( Samsul Munir Amin, 2010: 167) Pertikaian tersebut tidak lain timbul akibat kebijakan politik raja Roderick yang otoriter dan sering membuat keputusan sepihak. Ringkasnya, pada masa sebelum datangnya kekuasaan Islam, keadaan sosial, politik, dan ekonomi di Andalusia sedang berada dalam kondisi tidak stabil.

(6)

5

sehingga tidak memiliki semangat perang yang tinggi. Lemahnya sistem militer pada masa Roderick harus melawan kekuatan umat Yahudi yang berkoalisi dengan tentara islam.

Mengingat kondisi yang demikian, para ahli sejarah berpendapat bahwa faktor klasik eksternal yang mendorong kemenangan umat Islam dalam menaklukkan Andalusia adalah kacaunya keadaan politik, sosial, dan ekonomi. Adapun faktor dalam, yang mendorong suksesnya pendudukan Islam di Andalusia adalah keadaan para penguasa dan pemimpin yang solid dan ajaran islam yang bersifat toleran dan kasih sayang. Spirit ajaran islam mengilhami kekuatan militer umat Islam untuk bersikap sabar, tabah, dan berani dalam menghadapi setiap pertempuran, termasuk melawan pasukan Roderick yang kala itu jumlahnya mencapai 100.000 orang. ( Samsul Munir Amin, 2010: 164)

b. Proses Masuknya Islam di Andalusia

Andalusia (berasal dari kata Vandal yang diarabkan menjadi nisbat atas tempat hidup bangsa Vandal sebelum dikuasai oleh bangsa Goth) terletak di Benua Eropa Barat Daya, yang batas timur dan tenggara adalah Laut Tengah, di sebelah selatan terdapat selat Gibraltar dan benua Afrika, di sebelah barat adalah samudera Atlantik, di sebelah utara terdapat Teluk Biscy, dan di timur laut terdapat pegunungan Pyrenia. (M. Abdul Karim, 2007: 227).

Kronologi ditaklukkannya Andalusia berawal dari ditaklukkannya Afrika Utara secara penuh pada masa dinasti Bani Umayyah yang saat itu dipimpin oleh Abdul Malik (685-705 M). Abdul Malik kemudian digantikan oleh Al Walid. Kemudian, Musa bin Nushair (salah satu tokoh penaklukan Andalusia, ) diperintahkan oleh khalifah Al Walid untuk menjadi gubernur di Afrika Utara.

(7)

6

Invansi pasukan Islam ke Andalusia, berdasarkan tokohnya terbagi menjadi tiga. Pertama kali, Tharif bin Malik (perintis dan penyelidik) dibantu oleh Julian dengan kurang lebih 500 tentara berkuda dengan melewati selat antara Maroko dan Eropa (yang kemudian hari disebut selat Gibraltar) menggunakan empat kapal perang. Misi ini sukses dan Tharif bin Malik pulang ke Afrika utara bersama pasukan membawa banyak ghanimah. (Badri Yatim, 2011: 89).

Kedua, Thariq bin Ziyad, membawa total pasukan kurang lebih

12.000 melawan 100.000 pasukan raja Roderick. Pertempuran militer keduanya diakhiri dengan kemenangan pasukan Thariq dan Roderick terbunuh di sebuah tempat yang disebut Bakkah. Thariq berhasil menguasai kota-kota penting di Andalusia; Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth). (Badri Yatim, 2011: 89).

Ketiga, Musa bin Nushair, dengan maksud membantu (atau iri atas keberhasilan Thariq bin Ziyad) bergerak dengan pasukan dalam jumlah besar dan berhasil menduduki Sidonia, Karmona, Sevilla, Merida, dan Orihuela. Kemudian bergabung di Toledo dengan Thariq dan pasukannya dan berhasil menguasai Saragosa, Navarre, dan seluruh kota di Andalusia. (Badri Yatim, 2011: 90)

2. Periodisasi Perkembangan Islam di Andalusia.

Sejak kekuasaan Islam menduduki Andalusia hingga diusirnya kekuasaan Islam dari Andalusia, setidaknya dapat dikelompokkan dalam enam periode.

Pertama, masa perintisan. Terjadi pada rentang waktu 711-755 M, di

(8)

7

Mengingat keadaan yang demikian, maka pada periode ini kekuasaan Islam di Spanyol belum melakukan pembangunan secara fisik. (Badri Yatim, 2011: 93-94)

Kedua, masa pembangunan peradaban. rentang waktu 755-912 M. pada masa ini, Andalusia di bawah Gubernur Bani Umayyah yang independen dari Daulah Abbasiyah. Adapun penguasa pada masa ini adalah Abdurrahman ad Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al Ausath, Muhammad bin Abdurrahman, Munzir bin Muhammad, dan Abdullah bin Muhammad. (Badri Yatim, 2011: 95) Pada masa ini didirikanlah pusat pendidikan dan masjid di kota-kota besar Andalusia. Di antaranya adalah masjid Cordova. (Samsul Munir Amin, 2010: 169). Pada masa ini, ditengarai banyak ilmuan berkunjung ke Cordova untuk menimba ilmu. (M. Abdul Karim, 2007: 239).

Ketiga, masa keemasan, dengan rentang waktu 912-1013 M, dibawah

pemerintahan Khalifah Abdurrahman III yang berjuluk an Nasir. Pada masa ini pemerintah mendirikan Universitas Cordova dan masyarakat pada masa ini dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi. (Samsul Munir Amin, 2010: 169). Hal ini mengingat kebijakan yang diterapkan oleh an Nasir yaitu membagi anggaran negara menjadi tiga; untuk administrasi negara, pembangunan, dan kesejahteraan rakyat. Pada masa ini juga dinilai sebagai masa kemajuan di segala bidang. (M. Abdul Karim, 2007: 241).

Keempat, masa dinasti kecil, dengan rentang waktu 1013-1086 M. pada masa ini, Andalusia memiliki kurang lebih tiga puluh dinasti kecil akibat lemahnya kekhalifahan yang saat itu dipimpin oleh Hisyam II yang kala itu usainya masih kecil. Abul Hazam mendirikan dinasti Banu Jauhar (1031-1070 M), sekaligus menjadi presiden republic Cordova. Muncul juga dinasti lain seperti Dinasti Banu Mahmud, Banu Dzirri, Banu Hud, Banu Dzu an Nun, Banu ‘Abbad, dan lain-lain. (M. Abdul Karim, 2007: 242-243).

(9)

8

adalah mengatasi serangan-serangan Kristen dan memperbaiki kondisi politik akibat perpecahan antar penguasa di Andalusia. Di antaranya, pada tahuh 1086 pasukan Murabithun di bawah pimpinan Yusuf bin Tasyfin mampu mengalahkan pasukan Castilia. Sedangkan pada tahun 1114 dan tahun 1154 kota penting seperti Cordova, Almeria, dan Granada dapat

direbut dari kekuasaan Kristen, oleh Abdul Mun’im penguasa Muwahhidun.

(Badri Yatim, 2011: 98-99)

Keenam, masa dinasti bani Ahmar atau Nasar, dalam rentang waktu 1248-1492 M. Pada masa ini, Islam hanya berkuasa di Granada. Dinasti tersebut berkuasa cukup lama di Andalusia, sehingga mampu mentransmisikan ilmu-ilmu ke Eropa, saat di sana masih dalam masa kegelapan. Setidaknya, masa ini dipimpin oleh 12 penguasa. Al Jagal adalah penguasa yang terakhir yang direbut oleh kemenakannya bernama Buabdil, yang kemudian ditundukkan oleh Ferdinand dan Isabela. (M. Abdul Karim, 2007: 244-245).

3. Analisis Sejarah Peradaban Islam di Andalusia.

Berdasarkan atas data-data sejarah tentang kekuasaan Islam di Andalusia pada rentang tahun 711- 1492 M, para ahli memberikan analisis tentang kemajuan, kemunduran, dan pengaruh kekuasaan Islam di Andalusia terhadap Eropa. Berikut analisisnya:

a. Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Andalusia

Peradaban Islam di Andalusia telah terbangun selama lebih dari tujuh Abad. Secara garis besar, kemajuan peradaban yang dibangun dalam masa kekuasaan Islam dapat dibagi menjadi dua; kemajuan keilmuan, dan kemajuan pembangunan fisik.

Pertama, kemajuan keilmuan. Salah satu sumbangsih yang

(10)

9

Tokoh yang terkenal membidangi dan ahli dalam bidang filsafat adalah Abu Bakr Muhamad bin Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibnu Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum Opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid. Tokoh utama kedua

adalah Abu Bakr ibn Thufail. Karya Abu Bakr ibn Thufail adalah Hay ibn Yaqzhan. Tokoh utama selanjutnya adalah Ibu Rusyd. Ibnu Rusyd adalah

filsuf terbesar Islam. Ketiga tokoh tersebut lahir di Andalusia, dan hidup memperjuangkan ilmunya di sana.

Bidang Fiqh, penduduk Andalusia adalah penganut mazhab Maliki. Mazhab ini diperkenalkan oleh Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya, yang menjadi Qadhi pada masa pemerintahan Hisyam ibn Abd Al-Rahman. Tokoh-tokoh lain dalam bidang fiqh di Spanyol antara lain Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn

Sa’id al-Baluthi, dan Ibn Hazm.

Bidang Sains, ilmu kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas terkenal dengan kimia dan astronomi. Ia adalah orang yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Kemudian, ada nama Ahmad ibn Ibas, yang ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan Al -hafidz adalah dua perempuan yang terkenal dalam bidang kedokteran. Dalam bidang sejarah dan geografi ada Ibn Jubair yang menulis tentang negeri-negeri muslim Meditirenia, Ibn Al-Khatib yang menyusun riwayat Granada, dan Ibnu Khaldun yang merumuskan filsafat sejarah. Dalam bidang ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan adanya perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M). Dengan perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-angka India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan angka Arab. (Jaih Mubarok, 2004: 73)

(11)

10

perjamuan, kemampuannya selalu dipertunjukkan. Ia terkenal dengan sebutan Zaryab.

Sigrid Hunke dan Abdul Mun’im menginformasikan bahwa ulama

Arab-lah yang memperkenalkan not lagu: do-re-mi-fa-so-la-si, not tersebut diambil dari bunyi-bunyi huruf Arab. (Jaih Mubarok, 2005: )

Not Asal Huruf

Do

د

Re

ر

Mi

م

Fa

ف

So

ص

La

ل

Si

س

Bahasa yang digunakan dalam administrasi dan pemerintah Spanyol adalah bahasa Arab. Uniknya penduduk asli tidak memprotes keadaan tersebut. Bahkan, mereka justru cenderung menomorduakan bahasa asli mereka.

Tokoh bahasa ketika itu adalah Ibn Sayyidih, Ibn Malik (pengarang Alfiyah), Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isyibili, Abu Al-Hasan Ibn

Usfur, dan abu Al-Hayyan Al-Gharnathi.

Selain itu, ada juga Ibn Abdi Rabbih dengan bukunya Al-Iqd al-Farid, Ibn Basam dengan bukunya Dzakirah fi Mahasin al-Jazirah, dan Al-Fath Ibn al-Haqan dengan karangannya Al-Qalaid.

Kedua, kemajuan pembangunan infrastruktur. Dalam bidang ini salah

satu bukti pembangunannya adalah didirikannya fasilitas astronomi yang berupa tropong bintang di Cordova, membangun pasar dan jembatan, melakukan upaya pengendalian banjir dan penyimpanan air hujan, membangun sistem irigasi hidrolik dengan menggunakan roda air (water wheel), memperkenalkan tanaman padi dan jeruk, dan mendirikan

(12)

11

Namun demikian, pembangunan yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman, dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah adalah mesjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, masjid Seville, dan Istana Al-Hara di Granada.

Di antara faktor yang mendorong kemajuan peradaban islam di Andalusia; pertama, kepemimpinan para penguasa Islam yang mendukung pengembangan keilmuan, bahkan menjadi pelopor pengembangan keilmuan seperti Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M) dan al Hakam (961-976 M). Kedua, toleransi kehidupan beragama yang diterapkan oleh pemerintah. Sehingga penganut agama lain dapat memberikan sumbangsih pada pembangunan peradaban di Andalusia. (Badri Yatim, 2011: 106)

Adapun faktor yang mendorong kemunduran kekuasaan Islam di Andalusia; pertama, langgengnya konflik antara muslim dan kristiani di Andalusia. Kedua, tidak adanya ideologi yang mempersatukan antara suku Arab dan non Arab yang hidup di Andalusia. Ketiga, hilangnya stabilitas ekonomi akibat pembangunan yang terlalu sering dan berskala besar. Keempat, lemahnya sistem peralihan kekuasaan yang menyulut konflik

internal. Dan kelima, kondisi geografis serta letak Andalusia yang berada pada sudut dan jauh dari pusat kekuasaan dan kekuatan islam. (Badri Yatim, 2011: 107-108)

b. Pengaruh Peradaban Islam Andalusia Terhadap Eropa

(13)

12

muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas yang pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M. Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin. (Samsul Munir Amin, 2010: 178)

Walaupun akhirnya Islam diusir dari Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia. Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, Rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M. (Samsul Munir Amin, 2010: 178)

Pengaruh islam dalam keilmuan Eropa, tampak dalam penggunaan istilah-istilah bahasa. Berikut kutipan pendapat Philip K. Hitti:

Everyone who reads the names of stars on an ordinary celestial sphere can readly discern that arab astronomers have left on the sky

immortal traces of their industry. Not only almost of the star names in

European langueg of Arabic origin such as Acrab (aqrab; scorpion),

Algedi (aljadi; the kid), Altair (al ta’ir; the flyer), Deneb (dhanab; tail),

Pherkad (Farqad; calf), but a number of technical terms including “Azimuth” (al sumut), Nadir (nazir), Zenith (al samt).” (Philip K. Hitti, 1996: 182)

(14)

13 D. Simpulan

Berdasarkan deskripsi di atas, terdapat point-point yang dapat menjadi conclusion. Berikut point-point tersebut:

Pertama, keadaan politik, sosial, dan ekonomi di Andalusia sebelum

kekuasaan Islam masuk, dalam keadaan kacau. Kekuasaan Islam di Andalusia berlangsung dalam masa tujuh abad lebih, yaitu dari tahun 711- 1492 M. Adapun tokoh sentral yang berperan pada proses masuknya Islam di Andalusia adalah Tharif bin Malik, Musa bin Nushair, dan Thariq bin Ziyad.

Kedua, periodisasi perkembangan islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode yaitu masa perintisan ( 711-755 M ), masa pembangunan peradaban ( 755-912 M ), masa keemasan (912-1013 M), masa dinasti kecil ( 1013-1086 M ), masa kekuasaan islam dari Afrika Utara, dengan rentang waktu 1086-1248 M, dan masa dinasti bani Ahmar atau Nasar, dalam rentang waktu 1248-1492 M.

Ketiga, para sejarawan berpendapat bahwa kekuasaan Islam di Andalusia

mengalami kemajuan dan kemunduran. Faktor yang mendorong kemajuan adalah kebijakan pemerintahan, dan toleransi yang diterapkan oleh kekuasaan islam. Sedangkan faktor yang mendorong kemunduran adalah adanya konflik, tidak adanya ideologi yang menyatukan suku-suku, keterpencilan dan lemahnya sistem peralihan kekuasaan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2011

Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Rizki Putra: Semarang, 2009.

Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Bani Qurais: Bandung, 2004

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Bentang Budaya: Yogyakarta, 1999

---, Penjelasan Sejarah, Tiara Wacana: Yogyakarta, 2008

M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Pustaka Book Publisher: Yogyakarta, 2007

Philip K. Hitti, The Arabs; A Short History, Regnery Publishing: Washington, 1996

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut mazhab Hanafi, waktu shalat Ashar adalah ketika panjang bayangan sama dengan dua kali tinggi benda (ditambah panjang bayangan saat Zhuhur).. Panjang

Sistem pengukuran kinerja (SPK) yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep penggunaan SPK yang dikembangkan oleh Simons (1990, 1995) yaitu penggunaan SPK

Dalam hukum acara Peradilan Agama sengketa waris diatur penyelesaiannya oleh UUPA pada Pasal 56 ayat (2) yakni: “Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) tidak

Simulasi dilakukan pada saat cuaca cerah di musim kemarau (16 Juni 2007) pada siang hari (pukul 13:00 WIB), pada waktu tersebut radiasi matahari dan suhu udara lingkungan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program

Proses pembelajaran dapat dkatakan sebagain proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seorang (sumber pesan) kepada seorang atau sekelompok

Evaluasi Triwulan Setiap 3 bulan sekali, dimulai pada bulan Juni 2012 dst.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan PMRyang dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) memahami masalah kontekstual