• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

PERDAGANGAN DAN JASA SERTA KEBUDAYAAN, REKREASI

DAN RTH

DI KELURAHAN MOJO SURABAYA

OLEH :

1. ANORAGA JATAYU (3613100006)

2. MEGA SURYANINGSIH (3613100010)

3. AULIYAA SYARA DIINILLAH (3613100012)

4. ENDY HERNOWO (3613100029)

5. PISCES ERIA (3613100038)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

ABSTRAK

Mojo merupakan salah satu wilayah di Surabaya yang mempunyai fasilitas baik fisik, ekonomi, maupun infrastruktur yang memadai. Mojo memiliki lokasi yang strategis untuk perdagangan dan jasa. Hal itu dapat terlihat dari tingginya mobilitas kendaraan di wilayah ini yang silih berganti untuk parkir di daerah ini. Lokasi strategis tersebut dapat memberikan kemudahan pada akses transportasi. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi sarana dan prasarana lingkungan permukiman di Kelurahan Mojo. Metode pengumpulan datanya meliputi pengamatan langsung dan wawancara mengenai kondisi fisik hunian dan lingkungan permukiman serta data sekunder yang didapat dari data monografi Kelurahan Mojo tahun 2013. Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa Kelurahan Mojo memiliki sarana perdagangan dan jasa yang lengkap, baik dari segi sarana perdagangannya saja maupun sarana jasanya saja. Selain dari segi kelengkapan, distribusi dari sarana perdagangan dan jasa di wilayah ini juga telah tersebar dengan merata. Namun prasarana yang tersedia masih kurang mendukung sarana yang ada seperti masih ditemukannya jalan yang berlubang, kurangnya lahan parkir bagi para pengunjung sarana perdagangan dan jasa di wilayah ini, dan lain-lain. Sedangkan dari segi sarana kebudayaan, rekreasi, dan RTHnya, RTH pada daerah ini masih sangat kurang. Karena RTH yang tersedia di wilayah ini hanya didominasi oleh jalur hijau dibandingkan taman dan lapangan olahraga unit kelurahan. Untuk distribusi penyebaran jalur hijau juga sudah merata walaupun taman dan lapangan olahraga unit kelurahan yang tersedia masih kurang. Padahal, selain sebagai pengendali polusi, taman dan lapangan unit kelurahan juga dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi mengingat kurangnya pula sarana rekreasi di wilayah ini. Di wilayah ini hanya tersedia satu gedung olahraga yang besar dan serbaguna. Karena, gedung ini menyediakan fasilitas olahraga berupa voli, bulutangkis, tennis, fitness, dan kolam renang. Untuk sarana kebudayaan di wilayah ini pun juga sudah terpenuhi, hal itu dapat dilihat dari telah tersedianya gedung balai RW dan gedung serbaguna.

(3)

Daftar Isi

ABSTRAK ...ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar ... iv

Kata Pengantar ... v

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Manfaat Penulisan ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II ... 4

REVIEW PERATURAN, KEBIJAKAN DAN STANDARD ... 4

2.1 Review Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah ... 4

2.2 Review SNI 03-1733-2004 ... 5

BAB III ... 9

PEMBAHASAN ... 9

3.1 Kelengkapan Sarana dan Prasarana ... 11

3.2 Distribusi Pelayanan Sarana dan Prasarana ... 17

3.3 Kualitas Sarana dan Prasarana ... 21

3.4 Potensi dan Permasalahan Sarana dan Prasarana ... 22

3.5 Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana ... 30

BAB IV ... 31

(4)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Standar Pelayanan Sarana Perdagangan jasa dan Ruang Terbuka Hijau ... 4

Tabel 2.2 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan ... 6

Tabel 2.3 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan ... 7

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kelurahan Mojo ... 9

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Mojo berdasarkan Jenis Kelamin ... 9

Tabel 3.3 Kelengkapan Sarana Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Mojo...13

Tabel 3.4 Kelengkapan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi Kelurahan Mojo ...14

Tabel 3.5 Kelengkapan Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga ...16

Daftar Gambar Gambar 3.1 Peta Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya ...10

Gambar 3.2 Toko dan warung yang terdapat di Kelurahan Mojo ...11

Gambar 3.3 Pertokoan yang terdapat di Kelurahan Mojo ...12

Gambar 3.4 Pusat pertokoan yang terdapat di Kelurahan Mojo ...12

Gambar 3.5 Balai RW V Kelurahan Mojo ...13

Gambar 3.6 Gedung Serbaguna RW VII Kelurahan Mojo ...14

Gambar 3.7 Taman dan Lapangan Unit Kelurahan ...15

Gambar 3.8 Jalur Hijau yang terdapat di Kelurahan Mojo ...15

Gambar 3.9 Pemakaman yang terdapat di Kelurahan Mojo ...15

Gambar 3.10 Peta Radius Perdagangan dan Jasa...17

Gambar 3.11 Peta Distribusi Pelayanan Sarana Kebudayaan, Rekreasi, dan RTH ...19

Gambar 3.12 Kualitas Sarana Perdagangan dan Jasa Kelurahan Mojo ...21

Gambar 3.13 Kualitas Sarana Rekreasi Kelurahan Mojo ...21

Gambar 3.14 Peta Potensi Sarana dan Prasarana ...22

Gambar 3.15 Rumah Makan Bu Rudy ...23

Gambar 3.16 SPBU Mojo ...24

Gambar 3.17 Deretan pedagang kaki lima ...24

Gambar 3.18 Infrastruktur jalan Kelurahan Mojo yang cukup baik ...24

Gambar 3.19 Supermarket Super Indo yang terdapat di Kelurahan Mojo ...24

Gambar 3.20 Jalur hijau di sepanjang Jl. Raya Dharmahusada Indah ...25

Gambar 3.21 Pengelolaan jalur hijau yang baik ...25

Gambar 3.22 Gedung Olahraga yang merupakan sarana rekreasi di Kelurahan Mojo ...26

Gambar 3.23 Peta Persebaran Masalah Sarana dan Prasarana ...27

Gambar 3.24 Gedung Olahraga yang merupakan sarana rekreasi di Kelurahan Mojo ...28

Gambar 3.25 Kurang tersedianya lahan parkir di Kelurahan Mojo ...29

Gambar 3.26 Kualitas infrastruktur jalan yang kurang baik ...29

(5)

Kata Pengantar Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena tak lepas dari rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identifikasi Penyediaan Sarana dan Prasarana Perdagangan dan Jasa serta Kebudayaan, Rekreasi dan RTH di Kelurahan Mojo, Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tersusun dengan peran serta dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M.Sc. sebagai dosen mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota, arahan dan bimbingan beliau sangat membantu dalam penyusunan laporan ini.

2. Dr.Ir. Rima Dewi, MIP sebagai dosen mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota, arahan dan bimbingan beliau sangat membantu dalam penyusunan laporan ini. 3. Ibu Karina Pradinie, ST, M.Eng. sebagai dosen mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota, arahan dan bimbingan beliau sangat membantu dalam penyusunan laporan ini.

4. Kedua orang tua dan keluarga yang telah mendukung selama masa studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

5. Rekan-rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang selalu memberikan dorongan dan motivasi selama proses penyusunan makalah ini. Seperti pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan, agar di kemudian hari kami tidak melakukan kesalahan yang sama. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 10 Juni 2014

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah perkotaan merupakan ruang permukaan daratan dimana terdapat konsentrasi penduduk dengan segala kegiatannya yang membutuhkan ketersediaan infrastruktur, prasarana dan sarana perkotaan dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Oleh karena itu, ketersediaan infrastruktur menjadi faktor kunci terhadap perkembangan kota dan wilayah yang akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional. Semakin baik keadaan infrastruktur pada kawasan perkotaan, maka semakin baik pula pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi, lingkungan dan sosial masyarakat di perkotaan tersebut.

Infrastruktur merupakan fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000). Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik secara ekonomi dan sosial. Infrastruktur juga merupakan elemen dasar suatu kota, bangunan utama serta penunjang dari suatu kegiatan. Infrastruktur dalam suatu kota mencakup sarana dan prasarana. Fungsi prasarana dan sarana kota adalah untuk melayani dan mendorong terwujudnya lingkungan kota dan lingkungan usaha yang optimal sesuai dengan fungsinya. Upaya memperbaiki dan mengembangkan kota membutuhkan keseimbangan antara tingkat pelayanan yang ingin diwujudkan dengan tingkat kebutuhan dari masyarakat pengguna dan pemanfaat prasarana dan sarana dalam suatu wilayah/kawasan pada suatu waktu tertentu, keseimbangan diantara kedua hal tersebut akan mengoptimalkan pemakaian sumber daya yang terbatas (Diwiryo, 1996:1).

Salah satu komponen berhasilnya sebuah kota adalah terciptanya sebuah sustainable city. Beberapa aspek sustainable city yaitu terdiri dari sosial, ekologi, dan ekonomi. Ekonomi menjadi sorotan dalam proses pembangunan. Melalui perbaikan infrastruktur ekonomi seperti perdagangan dan jasa, merupakan langkah awal memajukan perekonomian. Rekreasi, juga salah satu pendukung naiknya sektor ekonomi. Melalui perbaikan infrastruktur kebudayaan, rekreasi, dan RTH, perekonomian pun juga dapat maju melalui pendapatan wisatawan yang berkunjung. Selain itu, salah satu aspek sustainable city yang juga mampu terpenuhi melalui perbaikan infrastruktur kebudayaan, rekreasi, dan RTH yaitu aspek ekologi dan sosial.

(7)

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran umum penyediaan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo meliputi kelengkapan, distribusi pelayanan, dan kualitas.

2. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan dalam penyediaan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo.

3. Mengevaluasi pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo saat ini.

4. Memberikan proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo untuk 5 tahun ke depan.

1.3 Manfaat Penulisan

Diharapkan penulisan makalah ini dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Menambah wacana dan informasi mengenai ketersediaan sarana dan prasarana di Kota Surabaya, khususnya sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo.

2. Menambah wacana dan informasi mengenai permasalahan dan potensi dalam penyediaan dan pelayanan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo.

3. Memberikan hasil evaluasi kepada pemerintah Kelurahan Mojo mengenai kondisi sarana prasana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di wilayahnya.

4. Memberikan rekomendasi hasil proyeksi kebutuhan sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH 5 tahun ke depan kepada pemerintah Kelurahan Mojo mengenai kebutuhan sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di wilayahnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun penyusunan makalah ini akan dibahas sesuai dengan sistematika penulisan yang disajikan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat penulisan, serta sistematika pelaporan dalam mengevaluasi penyediaan sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo.

2. BAB II REVIEW PERATURAN, KEBIJAKAN DAN STANDARD

Bab ini menguraikan tentang peraturan, kebijakan, atau standar yang berkaitan dengan judul makalah.

3. BAB III PEMBAHASAN

(8)

kualitas, dan permasalahan dan potensi terkait penyediaan sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH, dan evaluasi penyediaan sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayan, rekreasi, dan RTH, serta proyeksi kebutuhan sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH

4. BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisikan kesimpulan yang diambil dari pembahasan. Bab ini juga berisi rekomendasi bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur kota.

(9)

BAB II

REVIEW PERATURAN, KEBIJAKAN DAN STANDARD

2.1 Review Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Standard Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang

Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal di bidang Penataan Ruang, Perumahan Dan Permukiman dan Pekerjaan Umum diselenggarakan untuk mendukung penyediaan permukiman, pangan, aksesbilitas dan jaminan peruntukan ruang. Hal ini merupakan kewenangan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten/Kota.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Pedoman standar pelayanan sarana perdagangan jasa dan ruang terbuka hijau dipaparkan dalam Tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Pelayanan Sarana Perdagangan jasa dan Ruang Terbuka Hijau

No. Bidang

1 Sarana Niaga Kelengkapan sarana niaga

(10)

2.2 Review SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

2.2.1 Sarana Perdagangan dan Jasa

Kebutuhan ruang dan lahan untuk sarana ini akan berkaitan juga dengan daya dukung lingkungan dan jalan yang ada di sekitar bangunan sarana tersebut. Besaran kebutuhan ruang dan lahan menurut penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah:

a) Warung / toko

Luas lantai yang dibutuhkan ± 50 m2 termasuk gudang kecil. Apabila merupakan bangunan tersendiri (tidak bersatu dengan rumah tinggal), luas tanah yang dibutuhkan adalah 100 m2.

b) Pertokoan (skala pelayanan untuk 6.000 penduduk)

Luas lantai yang dibutuhkan 1.200 m2. Sedangkan luas tanah yang dibutuhkan 3.000 m2. Bangunan pertokoan ini harus dilengkapi dengan:

1) tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama kegiatan lain pada pusat lingkungan

2) sarana-sarana lain yang erat kaitannya dengan kegiatan warga; 3) pos keamanan.

c) Pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan ≈ 30.000 penduduk). Luas tanah yang dibutuhkan: 10.000 m2. Bangunan pusat pertokoan / pasar lingkungan ini harus dilengkapi dengan:

1) tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah; 2) terminal kecil atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan; 3) pos keamanan;

4) sistem pemadam kebakaran; 5) musholla/tempat ibadah.

d) Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kelurahan ≈ 120.000 penduduk) Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Bangunan pusat perbelanjaan harus dilengkapi:

1) tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah; 2) terminal atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan; 3) pos keamanan;

(11)

Tabel 2.2 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Sumber: SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota

Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah :

a) toko/warung (skala pelayanan unit RT ≈ 250 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari;

b) pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya;

(12)

d) pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000 penduduk),yang selain menjual kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan niaga lainnya seperti kantor-kantor,bank, industri kecil dan lain-lain.

2.2.2 Kebudayaan, Rekreasi dan RTH

Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no. 4 tahun 1988, yang menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan. Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan bangunan yang dipergunakan untuk mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau rekreasi, seperti gedung pertemuan, gedung serbaguna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain. Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai bangunan sarana pemerintahan dan pelayanan umum, sehingga penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut kepentingannya pada waktu-waktu yang berbeda.

Tabel 2.3 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

(13)

No. Jenis Sarana

Jumlah Penduduk Pendukun

g (jiwa)

Kebutuha n Luas

Lahan Min. (m2)

Standard (m2/jiwa)

Kriteria Radius

pencapaia n (m)

Lokasi dan Penyelesaian

6.

Kuburan/ Pemakaman Umum

120.000

(14)

BAB III PEMBAHASAN

Kelurahan Mojo merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Surabaya. Tepatnya, Kelurahan Mojo terletak di Surabaya Timur. Jalan-jalan utama yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Mojo adalah Jl. Karang Menjangan, Jl. Dr. Moestopo, dan Jl. Raya Dharmahusada Indah. Dalam penulisan makalah ini, lokasi survei berada di Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng. Kelurahan Mojo mempunyai luas keseluruhan sebesar 175,9 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

Tabel 3.1 Batas Wilayah Kelurahan Mojo

Batas Wilayah Kecamatan Kelurahan Utara Tambaksari Pacar Kembang

Timur Mulyorejo Mojo

Selatan Mulyorejo Manyar Sabrangan

Barat Gubeng Airlangga

Sumber : Peta Garis Surabaya Tahun 2009

Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya mempunyai penduduk sebanyak 53.742 jiwa, terdiri atas 27.235 jiwa penduduk berjenis kelamin pria dan 26.506 jiwa penduduk berjenis kelamin wanita.

Berikut tabel jumlah penduduk Kelurahan Mojo menurut jenis kelamin.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Mojo berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 27.235 Orang

Perempuan 26.506 Orang

Jumlah 53.741 Orang

(15)

Berikut adalah peta Kelurahan Mojo dengan batas wilayah survei kami.

Gambar 3.1 Peta Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya

(16)

3.1 Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Untuk melihat seberapa cukup kelengkapan sarana pada Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya kelompok kami menggunakan SNI-03-1733-2004 sebagai acuannya. Berdasarkan SNI-03-1733-2004 tersebut telah ditentukan kebutuhan standar per jumlah penduduk dan radius pencapaian. Selain dijelaskan kebutuhan standar, dijelaskan pula luas lantai dan lahan minimal untuk masing-masing jenis sarana. Berikut ini adalah kelengkapan dari masing-masing aspek :

3.1.1 Kelengkapan Sarana Perdagangan dan Jasa

Kelengkapan sarana perdagangan dan jasa menurut skala pelayanan berdasarkan SNI 03-1733-2004 adalah (a.) toko/warung; (b.) pertokoan; (c.) pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan; dan (d.) pusat perbelanjaan dan niaga. Maka berdasarkan klasifikasi tersebut, prasarana yang terdapat di Kelurahan Mojo adalah sebagai berikut :

a. Toko / Warung

Menurut Standar Nasional Indonesia, untuk kebutuhan toko atau warung minimal terdapat sebuah toko/ warung per 250 jiwa. Pada wilayah studi, terdapat 222 toko/warung yang tersebar di jalan Dr. Moestopo, jalan Karang Menjangan, jalan Jojoran I dan sekitarnya. Warung/toko ini dianggap tidak merata karena sebagian besar berlokasi di samping jalan utama.

b. Pertokoan

Menurut Standar Nasional Indonesia, untuk kebutuhan pertokoan minimal terdapat sebuah kompleks pertokoan untuk 600 jiwa. Pada wilayah studi, terdapat 5 pertokoan yang terdapat di jalan Dr. Moestopo dan jalan Karang Menjangan. Pertokoan ini berada di samping jalan utama. Berbagai jenis toko ada di dalam pertokoan ini, contohnya Alfamart, toko bangunan, Jasa Konsultasi dan lain-lain.

(17)

c. Pusat Pertokoan / Pasar Lingkungan

Menurut Standar Nasional Indonesia, untuk kebutuhan pusat pertokoan/pasar lingkungan minimal terdapat sebuah pusat pertokoan / pasar lingkungan per 30 ribu jiwa (skala pelayanan unit Kelurahan). Di wilayah studi, terdapat satu pusat pertokoan berupa Superindo yang terdapat di jalan Dr. Moestopo dan satu pasar lingkungan yang terdapat di jalan Karang Menjangan. Superindo terletak di samping jalan utama dan berada dekat dengan perumahan sehingga dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Pasar lingkungan di jalan Karang Menjangan beroperasi hanya pada pagi hari, sehingga tidak mengganggu lalu-lintas pada jam-jam padat.

d. Pusat Perbelanjaan dan Niaga

Minimal terdapat pusat perbelanjaan dan niaga per 120 ribu jiwa (skala pelayanan unit Kelurahan). Dikarenakan jumlah penduduk pada Kelurahan Mojo sebanyak 53.741 jiwa maka kebutuhan pusat perbelanjaan dan niaga tidak terlalu penting.

Gambar 3.3 Pertokoan yang terdapat di Kelurahan Mojo Sumber: Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

(18)

Tabel 3.3 Kelengkapan Sarana Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Mojo

No. Fasilitas Jumlah Persebaran

1. Toko/ Warung 222

Tersebar di Jl. Dr. Moestopo, Jl. Karang Menjangan, Jl. Jojoran I, dan lain-lain.

2. Pertokoan 5

Terdapat di Jl. Dr. Moestopo dan Jl. Karang Menjangan

No. Fasilitas Jumlah Persebaran

3. Pusat Pertokoan/Pasar

Lingkungan 2

Terdapat di Jl. Dr. Moestopo dan Jl. Karang Menjangan

4. Pusat perbelanjaan/ Niaga - -

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan,2014.

3.1.2 Sarana Kebudayaan, Rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kelengkapan sarana kebudayaan, rekreasi dan ruang terbuka hijau menurut skala pelayanan berdasarkan SNI 03-1733-2004 terbagi menjadi 2 aspek yang berbeda yaitu sarana kebudayaan dan rekreasi serta sarana ruang terbuka, taman dan lapangan olahraga.

1. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

Menurut lingkup pelayanannya, jenis sarana kebudayaan dan rekreasi meliputi:

a. Balai Warga / Balai Pertemuan

Menurut Standar Nasional Indonesia, kebutuhan untuk keberadaan Balai Warga minimal terdapat sebuah balai warga / balai pertemuan untuk 2500 penduduk (skala pelayanan unit RW). Balai warga ini terdapat di jalan Mojo 4 dan dimanfaatkan secara optimal oleh warga sekitarnya untuk kegiatan sehari-hari seperti rapat atau perkumpulan Dharma Wanita dan Karang Taruna.

b. Balai Serba Guna

Menurut Standar Nasional Indonesia, kebutuhan untuk keberadaan Balai Serba Gambar 3.5 Balai RW V Kelurahan Mojo

(19)

pelayanan unit Kelurahan). Namun tidak tersedia balai serba guna di Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya walaupun masyarakat sekitar membutuhkannya.

c. Gedung Pertemuan / Gedung Serbaguna

Menurut Standar Nasional Indonesia, kebutuhan untuk keberadaan Gedung Pertemuan/Gedung Serbaguna minimal terdapat sebuah gedung pertemuan / gedung serbaguna untuk 120 ribu penduduk (skala pelayanan unit Kecamatan). Namun, walaupun jumlah penduduk pada Kelurahan Mojo sebanyak 53.741 jiwa gedung pertemuan / gedung serbaguna tetap disediakan. Gedung ini digunakan oleh masyarakat sekitar secara optimal untuk kegiatan kemasyarakatan.

d. Bioskop

Menurut Standar Nasional Indonesia, kebutuhan untuk keberadaan Bioskop minimal terdapat sebuah bioskop untuk 120 ribu penduduk (skala pelayanan unit Kecamatan). Dikarenakan jumlah penduduk pada Kelurahan Mojo sebanyak 53.741 jiwa maka bioskop tidak dibutuhkan pada kelurahan ini.

Berikut tabel yang menjelaskan tentang kelengkapan sarana kebudayaan dan rekreasi di Kelurahan Mojo.

Tabel 3.4 Kelengkapan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi Kelurahan Mojo

No. Fasilitas Jumlah

1. Balai warga/ Balai pertemuan 1

2. Balai Serba Guna 0

3. Gedung pertemuan/ Gedung Serba Guna 1

4. Bioskop 0

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan

2. Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga a. Taman untuk Unit RT

Dibutuhkan taman sekurang-kurangnya 250 per 250 penduduk. b. Taman untuk Unit RW

Dibutuhkan sekurang-kurangnya 1250 per 2500 penduduk. c. Taman dan Lapangan Olahraga Unit Kelurahan

Dibutuhkan sekurang-kurangnya 9000 per 30 ribu penduduk. d. Taman dan Lapangan Olahraga Unit Kecamatan

(20)

Dibutuhkan sekurang-kurangnya 24000 per 120 ribu penduduk. Poin ini tidak diperlukan karena materi terbatas pada kelurahan saja.

e. Jalur Hijau

Dibutuhkan sekurang-kurangnya 15 per penduduk yang letaknya menyebar.

f. Pemakaman Umum

Dibutuhkan sekurang-kurangnya satu wilayah pemakaman umum per 120 ribu penduduk. Dikarenakan jumlah penduduk pada Kelurahan Mojo sebanyak 53.741 jiwa maka pemakaman umum belum terlalu dibutuhkan pada kelurahan ini.

Gambar 3.7 Taman dan Lapangan Unit Kelurahan Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

Gambar 3.8 Jalur Hijau yang terdapat di Kelurahan Mojo Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

(21)

Berikut tabel yang menjelaskan tentang kelengkapan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga.

Tabel 3.5 Kelengkapan Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga

No. Fasillitas Penyebaran

1. Taman untuk Unit RT -

2. Taman untuk Unit RW -

3. Taman dan Lapangan Olahraga Unit Kelurahan Terdapat di Jl. Mojo V dan di Jl. Dharmahusada Indah

4. Taman dan Lapangan Olahraga Unit Kecamatan - 5.

Jalur Hijau Terdapat di sepanjang Jl. Raya

Dharmahusada Indah dan Jl. Dr. Moestopo

6. Pemakaman Umum Terdapat di Jl. Jojoran I

(22)

3.2 Distribusi Pelayanan Sarana dan Prasarana

(23)

Pada umumnya pelayanan distribusi dapat diketahui dengan melihat persebaran

dari prasarana di seluruh wilayah. Untuk melihat pelayanan distribusi di Kelurahan Mojo,

Kecamatan Gubeng, Surabaya kami melakukan survey langsung ke lokasi. Berdasarkan

survey kami melihat dan mengetahui kerataan distribusi untuk masing-masing aspek,

berikut rincinannya :

3.2.1 Sarana Perdagangan dan Jasa

Pelayanan distribusi perdagangan dan jasa menurut survey yang kami lakukan

dinilai telah memadai. Terdapat toko/warung hampir setiap jarak 60-100 meter.

Barang-barang yang disediakan belum terlalu mamadai untuk penggunaan rumah tangga, namun

berguna untuk pengendaran lalu-lintas dan bagi pejalan kaki. Diantara lain disediakan

minuman, makanan kecil, rokok, dan semacamnya.

Terdapat pula pertokoan di beberapa tempat. Wilayah pertokoan berada di

samping jalan raya, tidak masuk ke wilayah perumahan. Diantaranya terdapat toko buku,

salon, laundry, dan lain-lain. Keberadaan pertokoan ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat yang tinggal di perumahan sekitar pertokoan itu berada.

Terdapat pasar di Jalan Karang Menjangan yang beroprasi pada malam hari.

Wilayah ini cukup ramai saat malam hari karena menjual jajanan pasar dan pakaian

sehingga banyak orang yang menikmatinya. Tidak terdapat pusat perbelanjaan dan niaga

di kelurahan Mojo. Berdasarkan jumlah penduduk sebanyak 53.741 jiwa, dengan

kebutuhan minimal pengadaan pusat perbelanjaan dan niaga menurut SNI 03-1733-2004

sebanyak 120 ribu jiwa, dirasakan keberadaannya tidak terlalu penting. Selain itu

(24)

3.2.2 Sarana Kebudayaan, Rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

(25)

Sarana kebudayaan, rekreasi dan ruang terbuka hijau menurut skala pelayanan

berdasarkan SNI 03-1733-2004 terbagi menjadi 2 aspek yang berbeda yaitu sarana

kebudayaan dan rekreasi serta sarana ruang terbuka, taman dan lapangan olahraga.

a. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi

Sarana kebudayaan dan rekreasi meliputi Balai Warga dan Balai Serba Guna. Di

Kelurahan Mojo, terdapat Gedung Serba Guna di Jalan Karang Menjangan. 67-68,

Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Balai Warga ini digunakan masyarakat

setempat sebagai tempat pertemuan berbagai komunitas maupun sosialisasi antar warga

pada acara-acara tertentu. Balai Warga ini dianggap telah memenuhi kebutuhan warga

setempat.

b. Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olahraga

i. Taman dan Lapangan Olahraga Unit Kelurahan

Terdapat taman dan lapangan olahraga di Jalan Dharmahusada yang telah

memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Mayoritas penggunanya adalah anak-anak

kecil maupun pemuda yang meluangkan waktunya pada sore hari untuk berlatih sepak

bola. Lapangan olahraga ini juga digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti HUT 17

Agustus, seperti pengadaan lomba dan upacara.

ii. Jalur Hijau

Berdasarkan survey, kebutuhan jalur hijau di Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng,

Surabaya dirasa telah tersedia dengan baik. Karena banyak pohon-pohon yang tumbuh di

samping maupun di tengah jalan. Pohon-pohon ini diakomodir dan dirawat dengan baik

(26)

3.3 Kualitas Sarana dan Prasarana

Kualitas prasarana dapat dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001. Cakupan kualitasnya sebesar 80% dari jumlah penduduk kota / perkotaan yang dilayani oleh sistem DK/PDK dan sisanya dapat ditangani secara saniter.

Jika dilihat dari segi fisiknya, secara umum kualitas sarana perdagangan dan jasa serta rekreasi dan RTH di Kelurahan Mojo dapat dikatakan dalam kondisi baik. Namun, di Kelurahan Mojo tidak terdapat sarana kebudayaan, sehingga masyarakat tidak dapat menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang kebudayaan. Kelurahan Mojo ini didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa. Hal ini

terlihat dari banyaknya bangunan yang berfungsi sebagai sarana perdagangan dan jasa. Kondisi bangunan untuk sarana perdagangan dan jasa sendiri terbilang baik, meskipun terdapat juga pedagang kaki lima yang memenuhi bahu jalan, terlebih pada saat malam hari.

Untuk sarana rekreasi, di Kelurahan Mojo terdapat area

taman bermain dengan kualitas cukup baik yang dilengkapi dengan beberapa permainan untuk anak-anak. Kondisi taman bermain yang cukup baik dan terawat tersebut membuat masyarakat terutama anak-anak merasa nyaman untuk bermain di area taman. Letak taman yang jauh dari keramaian jalan arteri dan dikelilingi pepohonan juga membuat kualitas udara di taman tersebut cukup baik. Selain taman bermain, di Kelurahan Mojo juga terdapat sarana olahraga seperti lapangan voli dan sepak bola dengan kualitas yang baik pula.

Sedangkan untuk kualitas sarana RTH di Kelurahan Mojo dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dikarenakan terdapat area jalur hijau di sepanjang jalan arteri yang cukup lebar. Tak hanya itu, di sepanjang sisi jalan juga terdapat vegetasi di setiap beberapa meter sekali. Vegetasi-vegetasi tersebut, baik yang berada di area pemisah jalan maupun di sepanjang sisi jalan dikelola dengan baik oleh Dinas Pertamanan Kota Surabaya, sehingga kualitas RTH di Kelurahan Mojo terbilang sangat baik.

Aspek kualitas sarana disini juga ditinjau dari segi fungsi dan manfaatnya. Masyarakat dapat merasakan manfaat dari sarana-sarana tersebut jika sarana-sarana yang ada telah berfungsi dengan baik. Secara umum, hampir seluruh sarana perdagangan dan jasa serta rekreasi dan RTH di Kelurahan Mojo berfungsi dengan baik.

Gambar 3.12 Kualitas Sarana Perdagangan dan Jasa

Kelurahan Mojo

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

Gambar 3.13 Kualitas Sarana Rekreasi Kelurahan Mojo

(27)

3.4 Potensi dan Permasalahan Sarana dan Prasarana 3.4.1 Potensi

(28)

Kelurahan Mojo yang terletak di Kecamatan Gubeng, Surabaya memiliki beberapa potensi. Pada makalah ini, kami melihat potensi yang ada dalam hal sarana perdagangan dan jasa serta sarana kebudayaan, rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdapat pada Kelurahan Mojo. Beberapa potensi tersebut dapat ditingkatkan untuk mewujudkan pengembangan sarana perdagangan dan jasa serta sarana kebudayaan, rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kelurahan Mojo agar lebih baik di masa mendatang, antara lain :

a. Sarana Perdagangan dan Jasa

1. Kelurahan Mojo memiliki letak yang strategis. Terletak diantara dua perguruan tinggi yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Airlangga membuat jalan-jalan yang terdapat di Kelurahan Mojo ramai dilalui. Sehingga tidak heran apabila sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di daerah ini ramai dikunjungi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kendaraan yang parkir di depan berbagai rumah makan yang terdapat di jalan-jalan yang ada di wilayah Kelurahan Mojo.

2. Sarana perdagangan dan jasa yang tersedia dapat dikatakan sudah cukup lengkap. Dapat kita jumpai berbagai sarana perdagangan di wilayah ini. Sarana perdagangan yang terdapat di wilayah ini meliputi bidang kuliner atau makanan seperti rumah makan, warung makan yang merupakan usaha dari warga asli Kelurahan Mojo, dan para pedagang kaki lima. Selain dibidang kuliner, di wilayah ini juga terdapat perdagangan dibidang alat tulis dan kantor serta SPBU yang merupakan sarana perdagangan bahan bakar kendaraan bermotor. Tidak hanya sarana perdagangan saja yang dapat kita jumpai di wilayah ini, sarana jasa pun juga banyak kita jumpai di wilayah ini. Sarana jasa tersebut meliputi jasa percetakan, fotocopy dan print, bengkel motor, jasa laundry, bank, koperasi, Lembaga Bimbingan Belajar (LBB), dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya sarana perdagangan dan jasa yang dapat kita jumpai di wilayah ini, dapat dikatakan bahwa sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di wilayah ini sudah cukup lengkap.

Gambar 3.15 Rumah Makan Bu Rudy, yang merupakan salah satu sarana perdagangan dan jasa yang ramai dikunjungi, Jl. Dr. Moestopo

(29)

3. Kualitas infrastruktur jalan yang cukup baik juga menjadi potensi dari wilayah Kelurahan Mojo ini. Cukup baiknya kualitas infrastruktur jalan membuat para masyarakat dapat melalui jalan-jalan di wilayah ini dengan mudah.

4. Tersedianya sebuah supermarket yang merupakan salah satu tempat perbelanjaan yang dapat dikatakan cukup lengkap, yaitu “Super Indo” di Kelurahan Mojo, menambah jumlah potensi yang ada di wilayah ini. Tepatnya di Jalan Dr. Moestopo terdapat sebuah Super Indo yang ramai pengunjung. Lengkapnya barang yang dijual merupakan alasan mengapa masyarakat lebih memilih Super Indo sebagai tempat untuk berbelanja. Selain itu, letak dari Super Indo yang strategis dan mudah dijangkau juga menambah alasan mengapa masyarakat lebih memilih berbelanja di tempat ini. Karena masyarakat tidak perlu pergi ke Giant ataupun mall-mall besar lainnya yang letaknya lebih jauh untuk berbelanja.

Gambar 3.16 SPBU Mojo yang merupakan salah satu sarana jasa

di Kelurahan ini, Jl. Dr. Moestopo

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

Gambar 3.17 Deretan pedagang kaki lima yang merupakan salah satu sarana perdagangan di Kelurahan Mojo, di Jl. Dr.

Moestopo Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan,

2014

Gambar 3.18 Infrastruktur jalan Kelurahan Mojo yang cukup baik, Jl. Raya Dharmahusada Indah

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

Gambar 3.19 Supermarket Super Indo yang terdapat di Kelurahan Mojo, Jl. Dr. Moestopo

(30)

b. Sarana Kebudayaan, Rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

1. Tersedianya jalur hijau di tengah jalan-jalan yang terdapat di wilayah Kelurahan Mojo. Dengan terdapatnya jalur hijau di tengah jalan-jalan di wilayah ini, dapat mengurangi tingkat polusi udara yang ada. Karena dapat kita ketahui bersama bahwa wilayah Kelurahan Mojo dapat dikatakan cukup padat dan ramai dilalui kendaraan-kendaraan bermotor setiap harinya. Sehingga, keberadaan jalur hijau di tengah jalan-jalan ini sangat membantu mengurangi polusi udara yang dihasilkan kendaraan-kendaraan bermotor yang melalui jalan-jalan tersebut.

2. Pengelolaan jalur hijau di tengah jalan-jalan yang terdapat di Kelurahan Mojo ini dapat dikatakan baik. Pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang terdapat di jalur hijau tersebut dirawat dengan baik. Hal itu terlihat dari bersih dan rapinya jalur hijau tersebut. Selain itu, pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang terdapat di jalur hijau tersebut juga tumbuh dengan baik. Tidak ada pohon ataupun tanaman yang kekeringan atau tidak terawat. Tidak ada pohon ataupun tanaman yang gundul. Semua pohon dan tanaman terlihat hijau dan segar. Sehingga keberadaan jalur hijau ini juga menambah suasana rindang di wilayah ini.

3. Terdapatnya sarana rekreasi berupa gedung olahraga yang cukup besar juga merupakan suatu potensi dari Kelurahan Mojo. Sebuah gedung olahraga yang terdapat di Jalan Dharmahusada ini sangat ramai dikunjungi masyarakat. Lengkapnya fasilitas

Gambar 3.20 Jalur hijau di sepanjang Jl. Raya Dharmahusada Indah

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014.

Gambar 3.21 Pengelolaan jalur hijau yang baik, di Jl. Raya

Dharmahusada Indah dan Jl. Dr. Moestopo

(31)

dikunjungi. Mulai dari fasilitas bulu tangkis, kolam renang serta tennis tersedia di gedung ini. Sehingga, masyarakat tidak perlu mengunjungi tempat yang terdapat kolam renangnya, kemudian ke tempat bulu tangkis, lalu ke tempat bermain tennis yang berada di lain tempat dan harus ditempuh dengan kendaraan. Cukup dengan mengunjungi satu destinasi tempat olahraga saja, masyarakat dapat menggunakan berbagai fasilitas olahraga yang disediakan gedung olahraga ini.

Gambar 3.22 Gedung Olahraga yang merupakan sarana rekreasi di Kelurahan Mojo

(32)

3.4.2 Permasalahan

(33)

Walaupun sarana perdagangan dan jasa serta sarana kebudayaaan, rekreasi, dan RTH di wilayah Kelurahan Mojo ini memiliki beberapa potensi, timbulnya berbagai permasalahan pun juga tidak dapat dipungkiri. Beberapa permasalahan yang muncul tersebut, antara lain :

a. Sarana Perdagangan dan Jasa

1. Sempitnya beberapa infrastruktur jalan yang ada di wilayah Kelurahan Mojo, seperti di Jalan Jojoran I. Padahal seperti yang kita ketahui, bahwa hampir di sepanjang Jalan Jojoran I banyak kita jumpai berbagai sarana perdagangan dan jasa, seperti warung makan, toko klontong, minimarket, pedagang kaki lima, jasa potong rambut, jasa percetakan, jasa laundry, dan lain-lain. Mayoritas dari sarana-sarana perdagangan dan jasa tersebut merupakan usaha dari warga setempat yang dibuka di teras-teras rumah warga tersebut. Namun, banyaknya jumlah sarana perdagangan dan jasa tersebut tidak diimbangi dengan infrastruktur jalan yang ada di Jalan Jojoran I, sehingga sering kali terjadi kemacetan akibat banyaknya kendaraan bermotor yang melalui jalan tersebut. Apalagi, adanya sarana pendidikan di Jalan Jojoran tersebut, sehingga di jam-jam tertentu timbul kemacetan.

2. Kurang tersedianya lahan parkir di depan sarana-sarana perdagangan dan jasa tersebut. Apabila kita lihat di Jalan Jojoran I, kurangnya lahan parkir tersebut diakibatkan karena sempitnya jalan yang ada di Jalan Jojoran I. Sehingga, masyarakat yang hendak mengunjungi sarana perdagangan dan jasa tersebut memakan badan jalan untuk memarkir kendaraannya.

Gambar 3.24 Gedung Olahraga yang merupakan sarana rekreasi di Kelurahan Mojo

(34)

3. Walaupun kualitas infrastruktur jalan yang ada di wilayah Kelurahan Mojo dapat dikatakan cukup baik, namun masih ada beberapa titik jalan yang kualitasnya kurang baik. Seperti yang kita lihat di Jalan Dharmahusada Dalam masih saja ada jalan-jalan yang berlubang, sehingga itu sangat membahayakan pengguna jalan. Karena apabila musim hujan datang, jalan-jalan yang berlubang tersebut dapat tergenang air dan akhirnya dapat menimbulkan banjir. Dan apabila timbul banjir, dapat dipastikan pula tingkat kecelakaan di wilayah ini akan meningkat akibat tidak terlihatnya jalan-jalan yang berlubang yang tergenang air.

4. Tidak tersedianya tempat untuk menampung pedagang kaki lima, seperti dibidang kuliner berupa Pujasera. Karena di Kelurahan Mojo banyak terdapat penjual-penjual makanan yang berjejeran di sepanjang jalan wilayah ini. Apabila disediakan sarana perdagangan seperti Pujasera, penjual-penjual makanan tersebut mendapatkan tempat berjualan yang lebih baik. Selain itu, pedagang-pedagang makanan kaki lima yang tempat berjualannya kurang layak dapat berjualan di Pujasera ini. Sehingga nantinya, masyarakat dapat mengunjungi satu destinasi tempat makan yang menyediakan berbagai macam makanan.

Gambar 3.25 Kurang tersedianya lahan parkir di Kelurahan Mojo

Sumber : Data primer berupa hasil survei lapangan, 2014

Gambar 3.26 Kualitas infrastruktur jalan yang kurang baik di beberapa titik

(35)

b. Sarana Kebudayaan, Rekreasi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

1. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa taman dengan lingkup kelurahan di wilayah ini. Walaupun kualitas dan ketersediaan jalur hijau di wilayah ini sudah baik, namun jumlah RTH di wilayah ini dapat dikatakan masih kurang. RTH yang dimaksud di sini seperti sebuah taman kota. Karena dengan padatnya aktivitas serta tingginya mobilitas di wilayah ini, RTH sangat diperlukan. Selain itu, RTH juga dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat.

2. Kurang tersedianya sarana rekreasi di wilayah Kelurahan Mojo. Di wilayah ini, sarana rekreasinya hanya terdiri atas gedung olahraga yang cukup besar dan lengkap. Karena apabila terdapat sarana rekreasi selain gedung olahraga, kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi akan terpenuhi serta masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk mencari sarana rekreasi.

3.5 Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Berdasarkan data primer dan sekunder yang kami dapat dari hasil survei kami, kami dapat memproyeksikan perkembangan sarana perdagangan dan jasa serta sarana kebudayaan, rekreasi, dan RTH pada beberapa tahun ke depan. Pada proyeksi ini kami melakukan proyeksi pada lima tahun ke depan. Dengan rumus :

P(q+t)= A+B.(selisih dengan tahun proyeksi)

(36)

BAB IV prasarana kebudayaan, rekreasi, dan RTH di Kelurahan Mojo juga cukup memadai, meskipun di wilayah ini tidak terdapat sarana kebudayaan. Namun demikian, hal tersebut tidak mengganggu kelangsungan hidup masyarakat setempat karena RTH di wilayah ini yang meliputi taman dan jalur hijau yang sangat berkualitas cukup menunjang.

 Di Kelurahan Mojo, mayoritas penggunaan lahannya adalah untuk sarana prasarana perdagangan dan jasa. Hal ini terlihat dengan banyaknya pertokoan atau warung milik masyarakat yang tersebar di sepanjang sisi jalan, baik jalan primer, sekunder, maupun jalan lingkungan.

 Potensi yang dimiliki Kelurahan Mojo dalam aspek sarana prasarana perdagangan dan jasa serta kebudayaan, rekreasi, dan RTH antara lain wilayahnya yang strategis membuat jalanan yang ada di wilayah ini ramai dilalui pengendara kendaraan bermotor dan penyediaan sarana prasarana yang cukup lengkap yang tersebar di seluruh wilayah Kelurahan Mojo pun mampu menghidupkan wilayah ini. Selain itu tersedianya sarana rekreasi berupa gedung olah raga yang cukup besar dan adanya jalur hijau dengan pengelolaan yang sangat baik serta kualitas infrastruktur jalan yang secara umum juga dalam kondisi baik dapat menambah potensi yang ada di wilayah ini.

 Di samping itu, Kelurahan Mojo juga menyimpan beberapa permasalahan, seperti tidak adanya sarana kebudayaan dan tempat untuk menampung pedagang kaki lima berupa pujasera. Selain itu, meskipun sarana rekreasi dan RTH di Kelurahan Mojo dapat dikatakan dalam kondisi baik, namun dari segi kuantitas sarana rekreasi dan RTH berupa taman masih tergolong kurang. Untuk infrastruktur jalan yang ada di Kelurahan Mojo, tepatnya jalan lingkungannya masih ada yang terbilang kurang baik karena berlubang dan tergenang air jika musim hujan. Kurang tersedianya lahan parkir di depan sarana-sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di sepanjang sisi jalan juga menimbulkan permasalahan yang cukup mengganggu bagi para pengguna jalan.

 Berdasarkan data primer dan sekunder yang kami dapatkan, perkembangan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa serta sarana kebudayaan, rekreasi, dan RTH dapat diproyeksikan dengan rumus :

(37)

Gambar

Tabel 2.2 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Tabel 2.3 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Mojo berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa inokulasi tiga jenis strain Bradyrhizobium pada varietas Mahameru dan Baluran tidak memperlihatkan pengaruh yang nyata

Meminta peserta didik untuk mengurutkan bilangan yang terdapat pada kartu bilangan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar dan dituliskan pada Lembar Kerja Peserta Didik

dakwah dalam masyarakat maka dakwah sebagai pembentuk manusia perlu mawas diri kedalam dengan memperkuat diri melalui penelitian terus menerus akan kekurangan dirinya

Seluruh data dan informasi yang tercantum dalam dokumen ini sesuai dengan LHKPN yang diisi dan dikirimkan sendiri oleh Penyelenggara Negara melalui elhkpn.kpk.go.id , serta

dapat dilihat bahwa hasil ekstraksi dengan metanol menggunakan metode refluks menghasilkan rendemen tertinggi ekstrak andaliman (6.29%) yang diperoleh dibandingkan dengan

Tingginya keterlibatan mahasiswa dalam proses Pembelajaran Berbasis Masalah disebabkan karena PBM adalah suatu model pembelajaran yang dilaksanakan secara

Dalam penelitian ini dapat di rumuskan mencakup pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen, pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Sagala (2009:75) bahwa proses diukur melalui hasil dan hasil akan kelihatan melalui proses, jadi bersifat komplementer